BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
Batu kapur terbentuk dari endapan mineral calcite yang berasal dari sisa organisme laut. Batu kapur dapat ditemukan di permukaan bumi atau terkubur dalam tanah, dan dieksploitasi untuk diolah menjadi bahan bangunan, semen, pupuk, atau bahan kimia lainnya. Proses penambangan dan pengolahan batu kapur meliputi penambangan, penghancuran, pembakaran, dan pendinginan untuk menghasilkan produk-produk sepert
Marmer digunakan untuk berbagai keperluan seperti bahan konstruksi, arsitektur, pupuk, pewarna, batu nisan, dan terapi penyembuhan penyakit. Marmer dapat dipotong menjadi berbagai bentuk untuk keperluan dekoratif atau struktural bangunan.
Batuan gamping terdiri atas mineral kalsit dan aragonit yang merupakan bentuk kristal kalsium karbonat. Gamping bisa terbentuk secara organik dari sisa kerang dan kerangka hewan laut atau secara mekanik dan kimia. Gamping digunakan dalam berbagai bidang seperti pertanian, konstruksi, industri, dan lingkungan untuk menetralkan tanah, bahan bangunan, proses industri, dan pengolahan air.
Batu kapur adalah batuan sedimen yang terdiri atas mineral kalsit dan aragonit, bentuk kristal dari kalsium karbonat. Banyak batu kapur terdiri dari fragmen kerangka organisme laut. Batu kapur memiliki berbagai penggunaan seperti bahan bangunan, agregat jalan, pigmen, dan bahan kimia.
Batuan dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu batuan beku yang terbentuk dari pendinginan magma, batuan sedimen yang terbentuk dari endapan, dan batuan metamorf yang terbentuk dari perubahan batuan lain akibat panas dan tekanan. Masing-masing jenis batuan memiliki ciri khas dan kegunaan tertentu.
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
Batu kapur terbentuk dari endapan mineral calcite yang berasal dari sisa organisme laut. Batu kapur dapat ditemukan di permukaan bumi atau terkubur dalam tanah, dan dieksploitasi untuk diolah menjadi bahan bangunan, semen, pupuk, atau bahan kimia lainnya. Proses penambangan dan pengolahan batu kapur meliputi penambangan, penghancuran, pembakaran, dan pendinginan untuk menghasilkan produk-produk sepert
Marmer digunakan untuk berbagai keperluan seperti bahan konstruksi, arsitektur, pupuk, pewarna, batu nisan, dan terapi penyembuhan penyakit. Marmer dapat dipotong menjadi berbagai bentuk untuk keperluan dekoratif atau struktural bangunan.
Batuan gamping terdiri atas mineral kalsit dan aragonit yang merupakan bentuk kristal kalsium karbonat. Gamping bisa terbentuk secara organik dari sisa kerang dan kerangka hewan laut atau secara mekanik dan kimia. Gamping digunakan dalam berbagai bidang seperti pertanian, konstruksi, industri, dan lingkungan untuk menetralkan tanah, bahan bangunan, proses industri, dan pengolahan air.
Batu kapur adalah batuan sedimen yang terdiri atas mineral kalsit dan aragonit, bentuk kristal dari kalsium karbonat. Banyak batu kapur terdiri dari fragmen kerangka organisme laut. Batu kapur memiliki berbagai penggunaan seperti bahan bangunan, agregat jalan, pigmen, dan bahan kimia.
Batuan dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu batuan beku yang terbentuk dari pendinginan magma, batuan sedimen yang terbentuk dari endapan, dan batuan metamorf yang terbentuk dari perubahan batuan lain akibat panas dan tekanan. Masing-masing jenis batuan memiliki ciri khas dan kegunaan tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan berbagai jenis batuan yang terbentuk di Bumi, termasuk batuan beku, sedimen, metamorf, dan piroklastik gunung api. Jenis-jenis batuan dijelaskan berdasarkan proses pembentukannya, mineral utama, tekstur, dan contohnya.
Batuan beku memiliki berbagai warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral yang beragam. Terdapat tiga jenis batuan beku utama yaitu batuan beku asam, intermediet, dan basa; serta variasi ultra basa. Masing-masing jenis batuan memiliki ciri khas yang berbeda sesuai dengan proses pembentukannya di dalam atau di permukaan bumi.
Tanah liat (clay) merupakan hasil pelapukan batuan feldspatik yang terdiri dari partikel-partikel halus. Indonesia memiliki cadangan tanah liat yang tersebar luas di berbagai provinsi dengan total estimasi mencapai ratusan juta ton. Tanah liat digunakan sebagai bahan baku industri keramik dan semen."
Batu andesit adalah batuan beku yang berasal dari magma gunung api yang membeku cepat di permukaan atau di bawah tanah. Batuan ini memiliki tekstur halus atau kasar serta struktur berlembar atau bertiang. Batu andesit dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pondasi bangunan, jalan, dan perkeretaapian karena sifat keras dan kuatnya.
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari transformasi batuan sebelumnya akibat proses metamorfosis. Metamorfosis dibedakan menjadi metamorfosis regional dan lokal, dan struktur batuan metamorf meliputi foliasi dan non-foliasi. Batuan metamorf memiliki manfaat sebagai bahan bangunan.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur dan tekstur endapan mineral. Terdapat beberapa bentuk endapan bijih seperti tubuh bijih diskordan, konkordan, dan sebaran. Juga dibahas tekstur bijih seperti pengisian, penggantian, dan eksolusi yang dapat memberikan petunjuk tentang proses pembentukan bijih.
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan berbagai jenis batuan yang terbentuk di Bumi, termasuk batuan beku, sedimen, metamorf, dan piroklastik gunung api. Jenis-jenis batuan dijelaskan berdasarkan proses pembentukannya, mineral utama, tekstur, dan contohnya.
Batuan beku memiliki berbagai warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral yang beragam. Terdapat tiga jenis batuan beku utama yaitu batuan beku asam, intermediet, dan basa; serta variasi ultra basa. Masing-masing jenis batuan memiliki ciri khas yang berbeda sesuai dengan proses pembentukannya di dalam atau di permukaan bumi.
Tanah liat (clay) merupakan hasil pelapukan batuan feldspatik yang terdiri dari partikel-partikel halus. Indonesia memiliki cadangan tanah liat yang tersebar luas di berbagai provinsi dengan total estimasi mencapai ratusan juta ton. Tanah liat digunakan sebagai bahan baku industri keramik dan semen."
Batu andesit adalah batuan beku yang berasal dari magma gunung api yang membeku cepat di permukaan atau di bawah tanah. Batuan ini memiliki tekstur halus atau kasar serta struktur berlembar atau bertiang. Batu andesit dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pondasi bangunan, jalan, dan perkeretaapian karena sifat keras dan kuatnya.
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari transformasi batuan sebelumnya akibat proses metamorfosis. Metamorfosis dibedakan menjadi metamorfosis regional dan lokal, dan struktur batuan metamorf meliputi foliasi dan non-foliasi. Batuan metamorf memiliki manfaat sebagai bahan bangunan.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur dan tekstur endapan mineral. Terdapat beberapa bentuk endapan bijih seperti tubuh bijih diskordan, konkordan, dan sebaran. Juga dibahas tekstur bijih seperti pengisian, penggantian, dan eksolusi yang dapat memberikan petunjuk tentang proses pembentukan bijih.
Aplikasi kekar #5 geologi struktur arie noor rakhman마대 우라
Dokumen tersebut membahas aplikasi kekar (struktur geologi berupa retakan atau patahan) dalam berbagai bidang geologi. Kekar memiliki peran penting dalam geologi teknik, geohidrologi, geologi minyak, geologi pertambangan, dan geothermal karena dapat mempengaruhi stabilitas bangunan, aliran bawah tanah, migrasi minyak bumi, penambangan mineral, dan sirkulasi panas bumi. Metode statistik sepert
Teks tersebut membahas tentang tanah dan batuan, termasuk proses pembentukan dan komposisi berbagai jenis batuan serta ukuran partikel tanah. Dijelaskan pula tentang tiga jenis batuan utama (igneous, sedimentary, metamorphic) dan proses pelapukan yang menghasilkan berbagai jenis tanah.
Bentang alam karst terbentuk dari proses pelarutan batuan karbonat oleh air hujan. Morfologi karst terdiri dari bentuk-bentuk konstruktif seperti dolina, uvala, polje, dan bentuk-bentuk sisa pelarutan seperti kerucut karst, menara karst. Proses karstifikasi melibatkan reaksi asam karbonat yang membentuk gua-gua dan sistem drainase bawah tanah. Morfologi karst memiliki berbagai manfaat se
1. Dokumen tersebut membahas tentang struktur lapisan bumi dan jenis-jenis batuan yang membentuk kerak bumi, termasuk batuan beku, sedimen, dan metamorf.
2. Batuan beku terbentuk dari pendinginan magma, baik di dalam kerak, di gang/korok, atau di permukaan. Batuan sedimen terbentuk dari endapan butiran oleh air, angin, gletser, dan organisme.
3. Batuan metamorf terjadi akibat pengar
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPANNaila N. K
Batuan merupakan penyusun utama litosfer yang terbentuk dari proses magma, sedimentasi, dan metamorfosa. Perubahan litosfer melalui aktivitas vulkanik dan tektonik membentuk berbagai fitur permukaan bumi seperti gunung berapi, pegunungan, danau.
Petroleum system terdiri dari beberapa elemen dan proses yang saling terkait dalam pembentukan hidrokarbon, meliputi source rock, reservoir rock, seal rock, migrasi hidrokarbon, dan trap. Source rock mengandung material organik yang melalui proses pematangan akan menghasilkan hidrokarbon, yang kemudian bermigrasi ke reservoir rock untuk terakumulasi di trap.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
Bentuk cekungan
1. Berbagai Bentuk Lapisan Batubara
Bentuk cekungan, proses sedimentasi, proses geologi selama dan sesudah proses
coalification akan menentukan bentuk lapisan batubara. Mengetahui bentuk
lapisan batubara sangat menentukan dalam menghitung cadangan dan
merencanakan cara penambangannya. Dikenal beberapa bentuk lapisan batubara
yaitu :
1. Bentuk Horse Back
Bentuk ini dicirikan oleh lapisan batubara dan lapisan batuan
sedimen yang menutupinya melengkung ke arah atas, akibat adanya gaya
kompresi. Tingkat perlengkungan sangat ditentukan oleh besaran gaya
kompresi. Makin kuat gaya kompresi yang berpengaruh, makin besar
tingkat perlengkungannya. Ke arah lateral lapisan batubara mungkin akan
sama tebalnya atau menjadi tipis. Kenampakan ini dapat terlihat langsung
pada singkapan lapisan batubara yang tampak/dijumpai di lapangan
(dalam skala kecil), atau dapat diketahui dari hasil rekontruksi beberapa
lubang pemboran eksplorasi pada saat dilakukan coring secara sistematis.
Akibat dari perlengkungan ini lapisan batubara terlihat terpecah-pecah
akibatnya batubara menjadi kurang kompak.
Pengaruh air hujan, yang selanjutnya menjadi air tanah, akan
mengakibatkan sebagian dari butiran batuan sedimen yang terletak di
atasnya, bersama air tanah akan masuk di antara rekahan lapisan batubara.
Kejadian ini akan megakibatkan apabila batubara tersebut ditambang,
batubara mengalami pengotoran (kontaminasi) dalam bentuk butiran-
butiran batuan sedimen sebagai kontaminan anorganik, sehingga batubara
menjadi tidak bersih. Keberadaan pengotor ini tidak diinginkan, apabila
batubara tersebut akan dipergunakan sebagai bahan bakar.
2. Gambar 8.1: Perlapisan Batubara Berbentuk Horse Back
2. Bentuk Pinch
Bentuk ini dicirikan oleh perlapisan yang menipis di bagian tengah.
Pada umumnya bagian bawah (dasar) dari lapisan batubara merupakan
batuan yang plastis misalnya batulempung sedang di atas lapisan batubara
secara setempat ditutupi oleh batupasir yang secara lateral merupakan
pengisian suatu alur. Sangat dimungkinkan, bentuk pinch ini bukan
merupakan penampakan tunggal, melainkan merupakan penampakan yang
berulang-ulang. Ukuran bentuk pinch bervariasi dari beberapa meter
sampai puluhan meter. Dalam proses penambangan batubara, batupasir
yang mengisi pada alur-alur tersebut tidak terhindarkan ikut tergali,
sehingga keberadaan fragmen-fragmen batupasir tersebut juga dianggap
sebagai pengotor anorganik..
Gambar 8.2: Perlapisan Batubara Berbentuk Pinch
3. 3. Bentuk Clay Vein
Bentuk ini terjadi apabila di antara dua bagian lapisan batubara
terdapat urat lempung ataupun pasir. Bentuk ini terjadi apabila pada satu
seri lapisan batubara mengalami patahan, kemudian pada bidang patahan
yang merupakan rekahan terbuka terisi oleh material lempung ataupun
pasir. Apabila batubaranya ditambang, bentukan Clay Vein ini dipastikan
ikut tertambang dan merupakan pengotor anorganik (mineral matter) yang
tidak diharapkan. Pengotor ini harus dihilangkan apabila batubara tersebut
akan dikonsumsi sebagai bahan bakar.
Gambar 8.3: Perlapisan Batubara Berbentuk clay Vein
4. Bentuk Burried Hill
Bentuk ini terjadi apabila di daerah di mana batubara semula
terbentuk suatu kulminasi sehingga lapisan batubara seperti “terintrusi”.
Sangat dimungkinkan lapisan batubara pada bagian yang “terintrusi”
menjadi menipis atau hampir hilang sama sekali. Bentukan intrusi
mempunyai ukuran dari beberapa meter sampai puluhan meter. Data hasil
pemboran inti pada saat eksplorasi akan banyak membantu dalam
menentukan dimensi bentukan tersebut. Apabila bentukan intrusi tersebut
merupakan batuan beku, pada saat proses penambangan dapat dihindarkan,
tetapi apabila bentukan tersebut merupakan tubuh batupasir, dalam proses
4. penambangan sangat dimungkinkan ikut tergali. Oleh sebab itu ketelitian
dalam perencanaan penambangan sangat diperlukan, agar fragmen-
fragmen intrusi tersebut dalam batubara yang dihasilkan dari kegiatan
penambangan dapat dikurangi sehingga keberadaan pengotor anorganik
tersebut jumlahnya dapat diperkecil.
Gambar 8.4: Perlapisan Batubara Berbentuk Burried Hill
5. Bentuk Fault (Patahan)
Bentuk ini terjadi apabila di daerah di mana deposit batubara
mengalami beberapa seri patahan. Apabila hal ini terjadi, akan
mempersulit dalam melakukan perhitungan cadangan batubara. Hal ini
disebabkan telah terjadi pergeseran perlapisan batubara ke arah vertikal.
Dalam melaksanakan eksplorasi batubara di daerah yang memperlihatkan
banyak gejala patahan, diperlukan tingkat ketelitian yang tinggi, tidak
dibenarkan hanya berpedoman pada hasil pemetaan geologi permukaan
saja. Oleh sebab itu, di samping kegiatan pemboran inti, akan lebih baik
bila ditunjang oleh data hasil penelitian geofisika.
5. Gambar8.5: Perlapisan Batubara Berbentuk Fault
Dengan demikian rekonstruksi perjalanan lapisan batubara dapat diikuti
dengan bantuan hasil interpretasi dari data geofisika. Apabila patahan-
patahan secara seri didapatkan, keadaan batubara pada daerah patahan
akan ikut hancur. Akibatnya keberadaan kontaminan anorganik pada
batubara tidak terhindarkan. Makin banyak patahan yang terjadi pada satu
seri sedimentasi endapan batubara, makin banyak kontaminan anorganik
yang terikut pada batubara pada saat ditambang.
6. Bentuk Fold (Perlipatan)
Bentuk ini terjadi apabila di daerah endapan batubara, mengalami
proses tektonik hingga terbentuk perlipatan. Perlipatan tersebut
dimungkinkan masih dalam bentuk sederhana, misalnya bentuk antiklin
atau bentuk sinklin, atau sudah merupakan kombinasi dari kedua bentuk
tersebut. Lapisan batubara bentuk fold, memberi petunjuk awal pada kita
bahwa batubara yang terdapat di daerah tersebut telah mengalami proses
coalification relatif lebih sempurna, akibatnya batubara yang diperoleh
kualitasnya relatif lebih baik. Sering sekali terjadi, lapisan batubara bentuk
fold berasosiasi dengan lapisan batubara berbentuk fault. Dalam
melakukan eksplorasi batubara di daerah yang banyak perlipatan dan
patahan, kegiatan pemboran inti perlu mendapat prioritas utama agar ahli
6. geologi mampu membuat rekonstruksi struktur dalam usaha menghitung
jumlah cadangan batubara.