1. Hasan Al Banna dan Sayyid Quthb adalah tokoh Muslim penting dari Mesir abad ke-20.
2. Mereka berjuang untuk kebangkitan Islam melalui pendidikan dan organisasi seperti Ikhwanul Muslimin.
3. Hasan Al Banna wafat setelah dibunuh oleh rezim Mesir, sementara Sayyid Quthb dieksekusi karena pandangannya yang radikal.
Tafsir Quran Karim Karya Mahmud Yunus pdfRulHas SulTra
Mahmud Yunus adalah buah hati dari pasangan Yunus B. Incek dan Hafsah binti Imam Sami’un. Beliau dilahirkan pada hari sabtu tanggal 30 Ramadhan 1316 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 10 Februari 1899 Masehi di desa Sunggayang, Batusangkar, Sumatera Barat. Mahmud Yunus tumbuh dan berkembang dari keluarga sederhana yang taat beragama. Ayahnya seorang petani biasa dari suku Mandahiling dan ibunya yang biasa dipanggil dengan Posa berasal dari suku Chaniago
Tafsir Quran Karim Karya Mahmud Yunus pdfRulHas SulTra
Mahmud Yunus adalah buah hati dari pasangan Yunus B. Incek dan Hafsah binti Imam Sami’un. Beliau dilahirkan pada hari sabtu tanggal 30 Ramadhan 1316 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 10 Februari 1899 Masehi di desa Sunggayang, Batusangkar, Sumatera Barat. Mahmud Yunus tumbuh dan berkembang dari keluarga sederhana yang taat beragama. Ayahnya seorang petani biasa dari suku Mandahiling dan ibunya yang biasa dipanggil dengan Posa berasal dari suku Chaniago
1. Belajar dari Tokoh Muslim
“Hasan Al Banna dan Sayyid Quthb”
Rahmad Julianto
2. Hasan Al Banna
• Dilahirkan di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah,
Iskandariah, Mesir Oktober 1906 M
• Lahir dari keluarga yang religius dan menghabiskan
masa kecilnya mempelajari Alquran, Hadits, Fiqh
dan bahasa.
◾ Beliau berasal dari sebuah keluarga Ulama
yang dihormati dan terkenal karena begitu
kuat menaati ajaran dan nilai-nilai Islam.
◾ Hassan Al Banna merupakan anak sulung
dari lima bersaudara.
• Ayahnya, Syeikh Ahmad ibn Abd al Rahman
al-Banna adalah seorang ulama, imam, guru
dan pengarang beberapa buah kitab hadis
dan fiqih perundangan Islam, tamatan dari
Universiti Al Azhar Mesir.
3. Hasan Al Banna
◾ Beliau dikenal sebagai seorang yang
bersopan santun, pemurah, rendah
hati dan tingkah laku yang menarik.
◾ Ayah Hasan Al-Banna bekerja sebagai
tukang jam di desa al Mahmudiyah,
untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Selebihnya ia gunakan
untuk mengkaji, mendalami dan
mengajar ilmu-ilmu agama seperti tafsir
al Quran dan hadis kepada penduduk di
daerahnya
◾ Dia dididik di Damanhur dan kemudian di Dar
al-Ulum di Kairo di mana ia mulai
menyebarkan misi dakwah dengan berdakwah
di masjid-masjid dan tempat pertemuan.
4. ◾ Hasan Al- Banna menunjukkan tanda- tanda kecemerlangan otaknya.
Pada usia 12 tahun, atas anugerah Allah, Hasan kecil telah menghafal separuh isi Al-Qur'an.
Sang ayah terus menerus memotivasi Hasan agar melengkapi hafalannya.
◾ Semenjak itu Hasan kecil mendisiplinkan kegiatannya menjadi empat.
1. Siang hari dipergunakannya untuk belajar di sekolah.
2. Kemudian belajar membuat dan memperbaiki jam dengan orang
tuanya hingga sore.
3. Waktu sore hingga menjelang tidur digunakannya untuk mengulang pelajaran sekolah.
4. Sementara membaca dan mengulang-ulang hafalan Al-Qur'an ia lakukan selesai shalat
Shubuh.
Pada usia 14 tahun Hasan al Banna telah menghafal seluruh Al-Quran.
Hasan Al Banna lulus dari sekolahnya dengan predikat terbaik di sekolahnya dan nomor l
ima terbaik di seluruh Mesir.
Pada usia 16 tahun, ia telah menjadi mahasiswa di perguruan tinggi Darul Ulum.
IMAM SYAHID HASAN AL-BANNA
“SANG GURU DUNIA”
5. ◾Sejak dini Hasan Al-Banna sudah ditempa oleh keluarganya yang taat beragama untuk
meraih dan memperdalam ilmu di berbagai tempat dan majelis ilmu. Pertama kali beliau
menggali ilmu di Madrasah Ar Rasyad, kemudian melanjutkan di Madrasah ‘Idadiyah di kota
Mahmudiyah tempat beliau dilahirkan.
◾Pada usianya yang masih muda, Hasan Al-Banna sudah memiliki perhatian yang besar
terhadap persoalan pendidikan dan dakwah. Beliaupun mampu beraktivitas dalam
menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Bersama teman-temannya di sekolah, dibentuklah
perkumpulan “Akhlaq Adabiyah” dan “Al- Man’il Muharramat”.
◾Melalui perkumpulan inilah beliau menyuarakan kebenaran dan melawan kebatilan.
Kelihatannya memang sejak muda Hasan Al-Banna menginginkan sangat
dakwah Islamiyah tegak dan kokoh di persada negeri Mesir.
IMAM SYAHID HASAN AL-BANNA
“SANG GURU DUNIA”
6. ◾Pada tahun 1920 Hasan Al-Banna melanjutkan pendidikannya di Darul Mu’allimin
Damanhur, hingga menyelesaikan hafalan Al-Quran diusianya yang belum genap 14
tahun. Beliaupun aktif dalam pergerakan melawan penjajah.
◾Pada tahun 1923 beliau melanjutkan pendidikannya di Darul Ulum Kairo. Disinilah
Hasan Al-Banna banyak mendapatkan wawasan yang luas dan mendalam.
Pendidikannya di Darul Ulum diselesaikan pada tahun 1927 M, dengan hasil yang
sangat memuaskan. Luar biasa, beliau menduduki rangking pertama di Darul Ulum
dan rangking kelima di seluruh Mesir dalam usianya yang baru menginjak 21 tahun.
IMAM SYAHID HASAN AL-BANNA
“SANG GURU DUNIA”
7. Hasan Al-Banna Sebagai Seorang Guru
◾Setelah menyelesaikan pendidikannya di Darul Ulum Kairo,
Hasan Al-Banna bekerja sebagai guru Ibtidaiyah (setingkat SD) di Ismailiyah. Meskipun
mendapatkan penawaran untuk melanjutkan pendidikan, namun beliau lebih menyenangi
menjadi guru di Ismailiyah hingga 19 tahun beliau berkhidmat mengajar di sana
◾Kemudian suatu hal yang sangat mengagumkan berkaitan dengan kedisiplinan dalam
mengajar adalah, “ Bila ada ikhwan (saudara) yang menelpon dirinya ketika sedang
mengajar di kelas, kemudian petugas memberitahukan padanya. Maka beliau berpesan
kepada petugas tersebut : “Katakan kepadanya, saya sedang mengajar dan tidak dapat
meninggalkan kelas sebelum selesai jam pelajaran”
IMAM SYAHID HASAN AL-BANNA
“SANG GURU DUNIA”
8. ◾Hasan Al-Banna sangat prihatin dan bersedih menyaksikan kondisi umat Islam,
baik di dalam negeri atau pun di dunia Arab pada umumnya.
◾Waktu itu negara Islam dalam cengkraman penjajahan negara barat, kekayaan
Negara habis dikuras dan dikirim ke negara penjajah, rakyat hidup dalam
tekanan dahsyat, tidak ada kebebasan, semua diatur penjajah. Orang yang vokal
terhadap penjajah bisa hilang seketika. Para pengkhianat dipelihara sedemikian
rupa, sebagai kaki tangan penjajah dalam menguasai rakyatnya. Makanya,
banyak rakyat yang mati di tangan orang Mesir sendiri karena hanya memenuhi
ambisi pribadi dan keuntungan singkat.
9. ◾Hal inilah yang membuat hidup Hasan Al-Banna tidak tenang,
tidurnya tidak nyenyak dan makannya tidak enak. Beliau
berpikir keras untuk mencari solusi tepat dalam
menyelamatkan umat dari kehancuran. Kemudian dengan
semangat membara dan strategi dakwah yang hebat , beliau
tampil sebagai “ Guru Umat “ bekerja keras dan
berkerja ikhlas untuk mendidik dan membimbing umat ke
jalan yang benar. Hasan Al-Banna berdakwah dari masjid ke
masjid, masuk dari satu kedai ke kedai lain, berdiskusi
dengan dosen dan mahasiswa, menyadarkan anak muda,
merekat ulama serta menyatukan tokoh bangsa untuk
bersama berjuang menegakkan kalimatillah.
10. ◾Hasan Al-Banna mendirikan Organisasi Ikhwanul Muslimin
◾Kecerdasan Hasan Al-Banna, kelembutan bahasanya dan kesholehan pribadinya,
menyebabkan dakwahnya dan usaha pendidikannya mendapat simpati. Seruan dakwahnya,
disambut meriah dan ajakannya menghasilkan buah nan indah. Banyak di antara
masyarakat terutama dari kalangan anak muda yang bergabung dengan gerakan dakwah
dan gelombang pendidikan yang dikoordinirnya. Al hasil, Hasan Al-Banna mendirikan
sebuah organisasi yang bernama Ikhwanul Muslimin pada bulan maret 1928 sebagai
wadah perjuanagan.
◾Organisasi ini bergerak dibidang dakwah, pendidikan, dan sosial. Karena organisasi ini
dikelola secara professional dengan manajemen modern maka organisasi ini berkembang
dengan pesat. Berbagai kegiatan dakwah dan sosial kemasyarakatan membius umat
bergabung dengan gerakan ini.
11. ◾Pemikiran Hasan Al-Banna tentang Pendidikan
Yang sangat menarik dari konsep pendidikan Hasan Al-Banna
adalah pengembangan potensi yang ada pada diri manusia. Semua aspek kehidupan manusia
menjadi sasaran atau target pendidikan Islam yang bersifat universal dan terpadu.
Dalam hal ini seorang ulama dunia, Yusuf Al Qardhawi, mengatakan, ”Pendidikan Islam yang
dikelola oleh Hasan Al-Banna tidak hanya mementingkan satu segi tertentu, dan tidak pula
mengharuskan adanya spesialisasi yang sempit, melainkan mencakup semua aspek secara
terpadu dan seimbang.
Pendidikan Islam tidak hanya mementingkan ruhani dan moral seperti yang terdapat pada
paham kaum sufi, dan tidak pula hanya menekankan pendidikan
rasio seperti yang didambakan kaum filosof, dan tidak juga hanya mementingkan latihan
keterampilan dan disiplin sebagaimana pendidikan dalam kemeliteran, tetapi pendidikan
Islam itu mementingkan semua dimensi secara seimbang.”
12. ◾Dengan program pendidikan dan dakwah yang dilakukan oleh Hasan Al-Banna
melalui organisasi Ikhwanul Muslimin, maka banyak lahir kader-kader Islam yang
militan.
◾Mereka memahami Islam secara baik dan benar serta berjuang untuk kejayaan
Islam. Mereka berusaha bangkit dari keterpurukan yang melanda selama ini
menuju kejayaan dengan izzah Islam yang bercahaya.
13. Akhir hayat Hasan Al-Banna
◾Gerakan dakwah dan pendidikan yang dilakukan oleh Hasan Al-
Banna membuat penguasa menjadi dzalim pada waktu itu.
Penguasa menganggap Hasan Al-Banna dengan organisasinya
sebuah ancaman dan akan menghancurkan tahta kekuasaannya.
Oleh karenanya mereka membuat makar jahat, untuk
menghabisi nyawa Hasan Al-Banna dengan harapan agar dakwah Ikhwanul Muslimin
akan tenggelam.
◾Tepat hari Sabtu malam Minggu tanggal 12 Desember 1949,
Hasan Al-Banna ditembak oleh orang bejat suruhan pengkhianat rakyat. Hasan Al-
Banna pulang ke Rahmatullah dengan tenang, dengan wajah ceriah dan senyum yang
mempesona sebagai
seorang syuhada. Terselimutilah di hari itu langit Mesir dengan
kesedihan, mendung duka membahana dan rintik tanggis membahasahi
buminya.
14. ◾ Yang lebih menyedihkan lagi, rezimpun t idak mengizinkan umat Islam untuk merawat
jenazahnya dan bertakziyah ke rumah shohibul musibah. Untuk menunjukkan keangkuhan
dan kedengkiannya terhadap Hasan Al- Banna, mereka susun penjagaan militer secara ketat
yang siap untuk bertempur dan tank- tank yang seakan-akan menghadapi sebuah
pertempuran yang dahsyat.
◾ Tidak seorangpun diizinkan membawa jenazahnya menuju makam kecuali orang tuanya
beserta kedua saudari perempuannya.
◾ Hasan Al- Banna telah pergi untuk selama-selamanya, meninggalkan umat dalam duka
nestapa karena ulah penjajah dan rezim yang berkuasa. Namun, karena ketulusan hati
Hasan Al- Banna , semangat juangnya dan kecintaannya pada agama dan Negara,
menjadikan magnet hebat bagi pengikutnya dalam melanjutkan perjuangannya.
Hasan Al-Banna pergi sebagai “ Guru Dunia “ yang telah mengajarkan
pada semua manusia agar istiqamah berjuang di jalan Allah. Sekalipun
jasadnya sudah tiada namun konsep perjuangannya masih hidup sepanjang masa.
15.
16. Sayyid Quthb
Sayyid Quthub memiliki nama lengkap
Sayyid Qutb Ibrahim Husain Syadzili.
Ia adalah seorang ilmuwan, sastrawan,
novelis, pemikir Islam, aktivis Islam, dan
ahli tafsir dari Mesir.
Beliau lahir pada tanggal 9 Oktober 1906
di daerah Asyut, Mesir. Ayahnya
bernama Al – Hajj Quthub Ibrahim,
merupakan anggota Al – Hizb al –
Wathoni (Partai Nasional).
17. Sayyid Quthb
Pada umur belum genap 10 tahun, Quthub sudah
hafal Al – Qur’an. Pendidikan formalnya dimulai
pada tahun 1918, Quthub berhasil menamatkan
pendidikan dasarnya. Pada tahun 1921, beliau
berangkat ke Kairo untuk melanjutkan pendidikan
di Madrasah Tsanawiyah.
Pada tahun 1925 M Quthub masuk ke Institut
Diklat Keguruan, dan lulus tiga tahun kemudian,
tepatnya pada tahun 1928.
Di tahun 1930, beliau melanjutkan pendidikannya
di perguruan tinggi Tajhiziyah Daar
Ulum (sekarang Universitas Kairo) dan lulus pada
tahun 1933 dengan gelar sarjana ( Lc ) dan
sarjana muda dalam bidang pendidikan
18. Sayyid Quthb
Selanjutnya, Quthub ditunjuk menjadi dosen di
Daar Ulum, dan juga bekerja di Kementrian
Pendidikan sebagai pengawas pendidikan.
Setelah itu beliau dikirim ke Amerika Serikat
untuk mempelajari metode pendidikan barat.
Selama berada di Amerika Serikat, Quthb
menuntut ilmu di tiga perguruan tinggi
yaitu Wilson’s Theacher’s College (Universitas
Wasingthon) yang berada di
Columbia, Universitas Nothern Colorado,
dan Universitas Stanford dengan memperoleh
gelar M.A. dalam bidang pendidikan.
Tidak hanya di Amerika, beliau juga berkelana
mengelilingi negara yang ada di Eropa seperti
Italia, Inggris, dan Swiss.
19. Sayyid Quthb
Setelah pulang ke Mesir antara
tahun 1951-1965, Quthub mulai
terjun ke kancah percaturan politik
praktis yang ditandai dengan
bergabungnya ke dalam gerakan
yang disebut “Ikhwan al-Muslimin”
yang dipimpin oleh Hasan al-Banna’,
dan Quthub sendiri adalah salah
seorang ujung tombak yang paling
diperhitungkan di antara para pemikir
gerakan tersebut
20. Sayyid Quthb
Sayyid Qutub dijatuhi hukuman mati pada
29 Agustus 1966 sebab kritikannya yang
keras kepada Presiden Mesir Kolonel Gamal
Abdul Nasser mengenai perjanjian yang
disepakati antara pemerintah Mesir dengan
Negara Inggris.
Sebelum Quthb menghadapi eksekusi
dengan gagah berani, ia sempat menulis
mengenai pertanyaan dan pembelaannya.
Kini hasil tulisannya itu menjadi sebuah
buku yang berjudul “mengapa saya dihukum
mati?”, sebuah pertanyaan yang tidak
pernah terjawab oleh pemerintahan Mesir
kala itu