Batuan metamorf terbentuk dari batuan yang sudah ada sebelumnya melalui proses metamorfisme akibat perubahan tekanan dan suhu dalam kerak bumi. Proses ini dapat mengubah mineral, tekstur, atau struktur batuan tanpa mengubah komposisi kimianya.
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Geologi : Batuan metamorf
1. BATUAN METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan yang
terbentuk oleh proses metamorfisme pada batuan yang
telah ada sebelumnya.
Proses metamorfisme sendiri adalah proses
perubahan mineral, tekstur atau struktur batuan dalam
keadaan padat akibat perubahan tekanan dan suhu yang
tinggi dalam kerak bumi tanpa perubahan pada
komposisi kimia.
Metamorfisme sentuh atau termal :
metamorfisme yang terjadi akibat intrusi magma
atau ekstrusi lava. Perubahan yang terjadi akibat
temparatur yang tinggi.
Metamorfisme regional : motamorfisme yang
terjadi pada daerah yang luas akibat pembentukan
pegunungan atau orogenesa.Batuan yang
termetamorfisme diakibatkan terutama oleh
keanaikan tekanan dan temperatur yang sedang.
Metamorfisme dinamik : metamorfisme yang
terjadi pada daerah yang mengalami dislokasi
intensif, biasanya berdaerah sempit, misal akibat
patahan.
Mineral pada batuan metamorf dapat
dikelompokkan dalam dua macam yaitu :
Mineral yang tahan terhadap proses
metamorfisme.
Mineral baru yang terbentuk selama atau akibat
proses metamorfisme.
Sebagai contoh, kwarsa adalah mineral yang
sangat stabil, sehingga mampu bertahan terhadap proses
metamorfisme (kondisi baru) dan oleh sebab itu kwarsa
hadir dalam batuan metamorf.
Dilain hal mineral lempung akan berubah
menjadi mineral lain selama proses metamorfisme sesuai
dengan kondisinya yang baru.
Tekstur dalam batuan metamorf menyangkut
mangenai rekristalisasi dari mineral yang sangat
dipengaruhi oleh temperatur yang terjadi saat
metamorfisme.
Tekstur dalam batuan metamorf dibedakan atas
dua macam :
Kristaloblastik, yaitu mineral-mireral batuan
asal sudah mengalami kristalisasi kembali
seluruhnya pada waktu terjadi metamorfisme.
Relict texture atau tekstur sisa, yaitu tekstur
batuan metamorf yang masih menunjukkan tekstur
batuan asalnya. Penamaanya biasanya, diawali
dengan blasto, misalnya blastoporfiritik.
Tekstur dalam batuan metamorf akan
dicerminkan oleh ukuran dan bentuk butir penyusun.
Struktur batuan metamorf merupakan hubungan
antar butir-butir penyusun dalam batuan metamorf.
Struktur dalam batuan metamorf dibedakan menjadi dua
macam, yaitu struktur foliasi dan nonfoliasi.
Struktur foliasi, yaitu struktur batuan metamorf
yang disebabkan oleh adanya penjajaran
mineral-mineral penyusun batuan. Dibedakan lagi
menjadi :
Slaty cleavage, yaitu kenampakan
(kesejajaran) pada batuan metamorf yang
berbutir halus ditunjukkan oleh kehadiran
bidang-bidang belah yang sangat rapat.
Keteraturan bidang-bidang belah tersebut
merupakan percerminan susunan
mineral-mineral yang sangat halus. Nama
batuannya disebut slate (batu sabak).
Phyllitic, yaitu struktur yang hampir
sama dengan slaty cleavage, tapi tingkatannya
lebih tinggi, ditunjukkan oleh kahadiran kilap
sutra yang disebabkan oleh kehadiran mika yang
sangat halus. Nama batunnya disebut phillit
(filit).
Schistosic, yaitu struktur foliasi yang
disebabkan oleh penjajaran mineral-mineral
pipih. Kenampakan belahannya lebih jelas dari
filit sehingga lebih mudah dibelah. Nama
batuannya disebut sekis.
Gneissic, yaitu struktur foliasi yang
diperlihatkan, oleh penjajaran mineral-mineral
granular atau berbutir kasar, umumnya berupa
kwarsa dan feldspar. Struktur ini seringkali
memperlihatkan belahan-belahan tidak rata
(perlapisan mineral membentuk jalur yang
putus-putus). Nama batuannya disebut gneis
(genis).
Struktur Nonfoliasi, yaitu struktur batuan
metamorf yang dicirikan dengan tidak adanya
penjajaran mineral-mineral yang ada dalam
batuan metamorf tersebut. Dibedakan lagi
menjadi :
Hornfelsik (hornfels), yaitu struktur
batuan motamorf dimana butir-butirnya
equidimensional dan tidak menunjukkan
pengarahan atau orientasi. Nama batuannya
disebut hornfels.
Kataklastik, yaitu struktur yang terdiri
dari pecahan -pecahan atau fragmen-fragmen
batuan atau mineral. Kelompok batuan/ mineral
tersebut tidak menunjukkan arah. Misalnya
breksi patahan yang biasanya dijumpai pada
zona-zona patahan atau sesar.
Milonitik, struktur hampir sama
dengan kataklastik, tetapi butirannya lebih halus
dan dapat dibelah-belah seperti schistose.
Struktur milonitik ini disebabkan oleh sesar
yang sangat kuat, sehingga fragmennya lebih
halus dan biasanya menunjukkan foliasi.
Penamaan batuan metamorf didasarkan atas
susunan mineral atau strukturnya (untuk yang foliasi) dan
diberi keterangan-komposisi mineralnya. Misalnya sekis
2. mika garnetan. Untuk batuan yang berstruktur nonfoliasi
didasarkan atas komposisinya, untuk komposisi tertentu
mempunyai nama tertentu.