Pujangga Baru merupakan gerakan sastra Indonesia yang berkembang pada tahun 1933-1942. Gerakan ini memperkenalkan gaya baru dalam penulisan sastra dengan bahasa Indonesia modern sebagai alat ekspresi, dan mengangkat tema-tema kehidupan kontemporer seperti emansipasi wanita dan kehidupan intelektual. Pelopornya antara lain Sutan Takdir Alisjahbana, Tengku Amir Hamzah, dan Armijn Pane. Salah satu karya ter
Periodisasi sastra Indonesia dibagi menjadi beberapa periode berdasarkan ciri khas masing-masing zaman. Mulai dari sastra Melayu lama, angkatan 20-an yang berfokus pada konflik adat, angkatan 30-an yang memperkenalkan tema emansipasi perempuan, hingga angkatan-angkatan selanjutnya seperti 45, 66, 70-an, dan 2000 yang semakin kompleks dan kritis terhadap situasi sosial dan politik.
Dokumen tersebut membahas tentang sastra Indonesia pada periode tahun 1930-an yang dikenal sebagai Angkatan Pujangga Baru. Ia menjelaskan latar belakang berdirinya majalah Pujangga Baru pada tahun 1933 sebagai cikal bakal berdirinya angkatan tersebut. Selanjutnya dibahas mengenai ciri khas dan tema karya-karya sastra angkatan Pujangga Baru serta tokoh-tokoh sastrawannya seperti
Maaf, saya tidak bisa menjawab pertanyaan reflektif tersebut karena saya hanyalah sebuah asisten virtual yang tidak memiliki pengalaman pribadi. Saya hanya dapat memahami informasi yang diberikan melalui interaksi dengan pengguna.
Dokumen tersebut membahas periode-periode perkembangan sastra Indonesia dan ciri-cirinya, meliputi Sastra Melayu Lama, Angkatan Balai Pustaka, Angkatan Pujangga Baru, Angkatan '45, dan Angkatan '66. Setiap angkatan memiliki ciri khas berdasarkan bahasa, tema, dan kondisi sosial politik masanya.
Periodisasi sastra indonesia presentasi biFelicia Cile
Teks tersebut membahas tentang Angkatan Pujangga Baru, periode sastra Indonesia yang berkembang pada 1930-1942. Angkatan Pujangga Baru dipengaruhi Sumpah Pemuda 1928 dan berupaya mempromosikan persatuan dan bahasa Indonesia. Karya sastra terkenal pada periode ini adalah Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana dan puisi Menuju ke Laut yang menggunakan laut sebagai metafora. Tengku Amir Hamzah dianggap sebag
Pujangga Baru merupakan gerakan sastra Indonesia yang berkembang pada tahun 1933-1942. Gerakan ini memperkenalkan gaya baru dalam penulisan sastra dengan bahasa Indonesia modern sebagai alat ekspresi, dan mengangkat tema-tema kehidupan kontemporer seperti emansipasi wanita dan kehidupan intelektual. Pelopornya antara lain Sutan Takdir Alisjahbana, Tengku Amir Hamzah, dan Armijn Pane. Salah satu karya ter
Periodisasi sastra Indonesia dibagi menjadi beberapa periode berdasarkan ciri khas masing-masing zaman. Mulai dari sastra Melayu lama, angkatan 20-an yang berfokus pada konflik adat, angkatan 30-an yang memperkenalkan tema emansipasi perempuan, hingga angkatan-angkatan selanjutnya seperti 45, 66, 70-an, dan 2000 yang semakin kompleks dan kritis terhadap situasi sosial dan politik.
Dokumen tersebut membahas tentang sastra Indonesia pada periode tahun 1930-an yang dikenal sebagai Angkatan Pujangga Baru. Ia menjelaskan latar belakang berdirinya majalah Pujangga Baru pada tahun 1933 sebagai cikal bakal berdirinya angkatan tersebut. Selanjutnya dibahas mengenai ciri khas dan tema karya-karya sastra angkatan Pujangga Baru serta tokoh-tokoh sastrawannya seperti
Maaf, saya tidak bisa menjawab pertanyaan reflektif tersebut karena saya hanyalah sebuah asisten virtual yang tidak memiliki pengalaman pribadi. Saya hanya dapat memahami informasi yang diberikan melalui interaksi dengan pengguna.
Dokumen tersebut membahas periode-periode perkembangan sastra Indonesia dan ciri-cirinya, meliputi Sastra Melayu Lama, Angkatan Balai Pustaka, Angkatan Pujangga Baru, Angkatan '45, dan Angkatan '66. Setiap angkatan memiliki ciri khas berdasarkan bahasa, tema, dan kondisi sosial politik masanya.
Periodisasi sastra indonesia presentasi biFelicia Cile
Teks tersebut membahas tentang Angkatan Pujangga Baru, periode sastra Indonesia yang berkembang pada 1930-1942. Angkatan Pujangga Baru dipengaruhi Sumpah Pemuda 1928 dan berupaya mempromosikan persatuan dan bahasa Indonesia. Karya sastra terkenal pada periode ini adalah Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana dan puisi Menuju ke Laut yang menggunakan laut sebagai metafora. Tengku Amir Hamzah dianggap sebag
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia 2 (Kesastraan) yang diampu oleh Dosen Indayani, S.S., M.Pd. Tugas kelompok 5 adalah mengenai hakikat pembentukan dan pergolakan sejarah sastra Indonesia dengan periodisasi sejarah sastra Indonesia.
Periodisasi sastra angkatan balai pustaka ( 20 )nuniek20
Balai Pustaka disebut angkatan 20an atau populernya dengan sebutan angkatan Siti Nurbaya. Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah. Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli
Periodisasi sastra menurut nugroho notosusantoidhaparwati
Sastra Indonesia dibagi menjadi 2 periode utama yaitu Sastra Melayu Lama dan Sastra Indonesia Modern. Sastra Modern terbagi lagi menjadi Masa Kebangkitan (1920-1945) dan Masa Perkembangan (1945-sekarang). Masa Kebangkitan terdiri atas Periode '20, '33, dan '42 yang memiliki ciri khas berbeda dalam karya sastra yang dihasilkan. Masa Perkembangan terbagi menjadi Periode '45 dan '50.
Dokumen tersebut membahas tentang sastra Indonesia pada berbagai angkatan, mulai dari Pujangga Lama, Angkatan 20-an, 30-an, 45, 50-an hingga 66-an. Setiap angkatan memiliki ciri khas berdasarkan kondisi sosial politik masa itu."
Dokumen tersebut membahas periode 1960-an di Indonesia yang ditandai munculnya Angkatan 66. Angkatan 66 lahir setelah penumpasan G30S/PKI dan berjuang untuk mewujudkan Pancasila. Mereka mengangkat tema kegelisahan sosial dan politik lewat puisi protes. Dokumen juga membandingkan ciri karya Angkatan 45 dan 66 serta memaparkan tokoh-tokoh penulis dan karyanya pada masa itu.
Makalah ini membahas periodisasi sastra Indonesia menurut beberapa tokoh, meliputi sastra periode 1970-an, 1980-an, dan 2000-an. Sastra periode 1970-an ditandai kemutakhiran dan kreativitas bahasa, sedangkan periode 1980-an ditandai tema romantisme dan munculnya sastra populer. Pada periode 2000-an, sastra ditandai kebebasan berekspresi setelah reformasi dengan pengaruh teknologi.
Periodisasi sastra indonesia presentasi biFelicia Cile
Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana mengisahkan hubungan cinta segitiga antara Yusuf, Maria dan Tuti. Maria dan Yusuf jatuh cinta pada pandangan pertama, namun Maria meninggal karena sakit sebelum pernikahannya. Sebelum meninggal, Maria meminta Tuti menerima Yusuf. Tuti dan Yusuf akhirnya menikah.
Dokumen tersebut merangkum skema periodisasi karya sastra Indonesia, mulai dari karya sastra lama hingga karya sastra baru. Terdiri dari beberapa periode seperti pujangga lama, sastra Melayu lama, Angkatan Balai Pustaka, Angkatan 1930-1942, dan seterusnya hingga Angkatan 2000-an. Setiap periode memiliki ciri khas dan contoh karya serta pengarangnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Angkatan 70 muncul pada tahun 1977 dan dicetuskan oleh Dami N. Toda. Ciri khas karya sastra angkatan ini adalah puisi yang eksperimental dan prosa yang menggunakan tema sosial dan politik. Aliran Rawamangun muncul pada 1973 dan memperkenalkan gaya baru dalam karya sastra.
Sastra Indonesia mengalami beberapa periode perkembangan yang disebut angkatan. Angkatan Pujangga Lama merupakan karya sastra yang dihasilkan sebelum abad ke-20 yang didominasi syair, pantun, dan hikayat. Angkatan Sastra Melayu Lama berkembang antara 1870-1942 di Sumatra dalam bentuk syair, hikayat, dan terjemahan novel Barat. Angkatan Balai Pustaka muncul pada 1920-an dengan fokus pada prosa dan puisi. Ang
Dokumen tersebut membahas tentang permulaan sastra Indonesia modern dan periodisasi sejarah sastra Indonesia modern. Ada beberapa pendapat tentang kapan permulaan sastra Indonesia modern dimulai, yaitu tahun 1945, 1928, 1908, dan 1920-an. Dokumen ini juga membandingkan beberapa pendapat tentang periodisasi sejarah sastra Indonesia modern.
Periode 1920-1990 merupakan masa perkembangan kesusastraan Indonesia modern yang diawali dengan sajak pertama berbahasa Indonesia "Tanah Air" karya M. Yamin pada 1920 hingga munculnya penyair baru di akhir 1980-an. Periode ini meliputi zaman Pujangga Baru, Angkatan 45, dan penyair tahun 1970-1980an yang dicirikan gaya dan tema karyanya. H.B. Jassin dan Sutan Takdir Alisjahbana dikenal sebagai p
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980AjengIlla
Dokumen tersebut membahas tentang para pengarang dan karya-karya sastra yang diproduksi pada masa Orde Baru di Indonesia. Beberapa poin utama yang disebutkan adalah kontribusi organisasi kebudayaan Lekra dalam penerbitan karya-karya sastra dan penyebaran ideologi, serta daftar panjang pengarang dan karya-karya mereka dari berbagai genre sastra seperti puisi, drama, cerpen, dan esai.
Angkatan Pujangga Baru 1930-an adalah kelompok sastrawan yang menerbitkan majalah Pujangga Baru pada tahun 1933 sebagai wadah untuk menuangkan karya sastra dan ide-ide mereka. Kelompok ini dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Armijn Pane, dan Amir Hamzah. Mereka memperkenalkan gaya baru dalam kesusastraan Indonesia dengan pengaruh Barat namun tetap mempertahankan jati diri kebudayaan Indonesia. Ang
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia 2 (Kesastraan) yang diampu oleh Dosen Indayani, S.S., M.Pd. Tugas kelompok 5 adalah mengenai hakikat pembentukan dan pergolakan sejarah sastra Indonesia dengan periodisasi sejarah sastra Indonesia.
Periodisasi sastra angkatan balai pustaka ( 20 )nuniek20
Balai Pustaka disebut angkatan 20an atau populernya dengan sebutan angkatan Siti Nurbaya. Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah. Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli
Periodisasi sastra menurut nugroho notosusantoidhaparwati
Sastra Indonesia dibagi menjadi 2 periode utama yaitu Sastra Melayu Lama dan Sastra Indonesia Modern. Sastra Modern terbagi lagi menjadi Masa Kebangkitan (1920-1945) dan Masa Perkembangan (1945-sekarang). Masa Kebangkitan terdiri atas Periode '20, '33, dan '42 yang memiliki ciri khas berbeda dalam karya sastra yang dihasilkan. Masa Perkembangan terbagi menjadi Periode '45 dan '50.
Dokumen tersebut membahas tentang sastra Indonesia pada berbagai angkatan, mulai dari Pujangga Lama, Angkatan 20-an, 30-an, 45, 50-an hingga 66-an. Setiap angkatan memiliki ciri khas berdasarkan kondisi sosial politik masa itu."
Dokumen tersebut membahas periode 1960-an di Indonesia yang ditandai munculnya Angkatan 66. Angkatan 66 lahir setelah penumpasan G30S/PKI dan berjuang untuk mewujudkan Pancasila. Mereka mengangkat tema kegelisahan sosial dan politik lewat puisi protes. Dokumen juga membandingkan ciri karya Angkatan 45 dan 66 serta memaparkan tokoh-tokoh penulis dan karyanya pada masa itu.
Makalah ini membahas periodisasi sastra Indonesia menurut beberapa tokoh, meliputi sastra periode 1970-an, 1980-an, dan 2000-an. Sastra periode 1970-an ditandai kemutakhiran dan kreativitas bahasa, sedangkan periode 1980-an ditandai tema romantisme dan munculnya sastra populer. Pada periode 2000-an, sastra ditandai kebebasan berekspresi setelah reformasi dengan pengaruh teknologi.
Periodisasi sastra indonesia presentasi biFelicia Cile
Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana mengisahkan hubungan cinta segitiga antara Yusuf, Maria dan Tuti. Maria dan Yusuf jatuh cinta pada pandangan pertama, namun Maria meninggal karena sakit sebelum pernikahannya. Sebelum meninggal, Maria meminta Tuti menerima Yusuf. Tuti dan Yusuf akhirnya menikah.
Dokumen tersebut merangkum skema periodisasi karya sastra Indonesia, mulai dari karya sastra lama hingga karya sastra baru. Terdiri dari beberapa periode seperti pujangga lama, sastra Melayu lama, Angkatan Balai Pustaka, Angkatan 1930-1942, dan seterusnya hingga Angkatan 2000-an. Setiap periode memiliki ciri khas dan contoh karya serta pengarangnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Angkatan 70 muncul pada tahun 1977 dan dicetuskan oleh Dami N. Toda. Ciri khas karya sastra angkatan ini adalah puisi yang eksperimental dan prosa yang menggunakan tema sosial dan politik. Aliran Rawamangun muncul pada 1973 dan memperkenalkan gaya baru dalam karya sastra.
Sastra Indonesia mengalami beberapa periode perkembangan yang disebut angkatan. Angkatan Pujangga Lama merupakan karya sastra yang dihasilkan sebelum abad ke-20 yang didominasi syair, pantun, dan hikayat. Angkatan Sastra Melayu Lama berkembang antara 1870-1942 di Sumatra dalam bentuk syair, hikayat, dan terjemahan novel Barat. Angkatan Balai Pustaka muncul pada 1920-an dengan fokus pada prosa dan puisi. Ang
Dokumen tersebut membahas tentang permulaan sastra Indonesia modern dan periodisasi sejarah sastra Indonesia modern. Ada beberapa pendapat tentang kapan permulaan sastra Indonesia modern dimulai, yaitu tahun 1945, 1928, 1908, dan 1920-an. Dokumen ini juga membandingkan beberapa pendapat tentang periodisasi sejarah sastra Indonesia modern.
Periode 1920-1990 merupakan masa perkembangan kesusastraan Indonesia modern yang diawali dengan sajak pertama berbahasa Indonesia "Tanah Air" karya M. Yamin pada 1920 hingga munculnya penyair baru di akhir 1980-an. Periode ini meliputi zaman Pujangga Baru, Angkatan 45, dan penyair tahun 1970-1980an yang dicirikan gaya dan tema karyanya. H.B. Jassin dan Sutan Takdir Alisjahbana dikenal sebagai p
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980AjengIlla
Dokumen tersebut membahas tentang para pengarang dan karya-karya sastra yang diproduksi pada masa Orde Baru di Indonesia. Beberapa poin utama yang disebutkan adalah kontribusi organisasi kebudayaan Lekra dalam penerbitan karya-karya sastra dan penyebaran ideologi, serta daftar panjang pengarang dan karya-karya mereka dari berbagai genre sastra seperti puisi, drama, cerpen, dan esai.
Angkatan Pujangga Baru 1930-an adalah kelompok sastrawan yang menerbitkan majalah Pujangga Baru pada tahun 1933 sebagai wadah untuk menuangkan karya sastra dan ide-ide mereka. Kelompok ini dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Armijn Pane, dan Amir Hamzah. Mereka memperkenalkan gaya baru dalam kesusastraan Indonesia dengan pengaruh Barat namun tetap mempertahankan jati diri kebudayaan Indonesia. Ang
Balai Pustaka merupakan angkatan sastra Indonesia pada 1920-1942 yang dikenal dengan angkatan Siti Nurbaya. Angkatan ini memproduksi karya sastra berbahasa Melayu umum melalui penerbit Balai Pustaka dengan tema utama menentang adat istiadat seperti kawin paksa. Sastrawan terkenalnya antara lain Marah Roesli, Merari Siregar, dan Mohammad Yamin.
Mari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramahDebby Zalina
Dokumen tersebut membahas berbagai aspek sastra Indonesia mulai dari periode, jenis, bentuk, unsur intrinsik novel, serta tokoh-tokoh sastrawan dari berbagai angkatan."
Teks tersebut membahas upaya meluruskan sejarah sastra Indonesia yang sebelumnya dianggap dimulai dari Angkatan Balai Pustaka pada awal abad ke-20. Namun, ada bukti bahwa sastra Indonesia sudah ada jauh sebelumnya, seperti karya-karya sastra dari zaman kerajaan Hindu-Buddha dan kerajaan-kerajaan Nusantara lainnya. Teks ini juga mengkritik pemisahan sejarah pre-Indonesia dan Indonesia
Kumpulan puisi Variasi Parisj Van Java karya penyair Sony Farid Maulana mengandung kritik sosial yang dalam melalui pilihan kata yang halus. Puisi-puisinya menggambarkan perubahan nilai moral masyarakat Sunda akibat modernisasi serta kemerosotan harkat dan martabat wanita Sunda.
1. Dokumen tersebut membahas berbagai aliran karya sastra seperti realisme, romantisme, simbolisme, ekspresionisme, mistisisme, surealisme, dan eksistensialisme beserta contoh karya sastrawan Indonesia yang tergolong dalam masing-masing aliran.
Sastra di masa pendudukan Jepang berkembang selama kurang lebih 3,5 tahun. Dokumen ini membahas situasi, karakteristik, dan pengarang-pengarang serta karya-karya sastra yang dihasilkan pada masa itu, seperti Usmar Ismail, Rosihan Anwar, Chairil Anwar, dan pengarang lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang kabaretisasi cerpen, pengertian cerpen dan kabaret, serta perkembangan cerpen di Indonesia. Cerpen didefinisikan sebagai prosa fiksi pendek sedangkan kabaret adalah bentuk hiburan yang menggabungkan berbagai seni seperti musik dan drama. Cerpen Indonesia mengalami masa keemasan pada tahun 1950-an didukung publikasi di media massa.
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarangAjengIlla
Dokumen tersebut merangkum sejarah dan perkembangan sastra Indonesia pada masa Angkatan 2000, dimulai dari latar belakang lahirnya Angkatan 2000 pada tahun 2000, peristiwa penting yang terjadi, ciri khas karya sastra pada masa itu, jenis sastra yang berkembang seperti sastra cyber, serta ideologi feminisme yang disampaikan dalam karya sastra saat itu.
W.S Rendra adalah penyair dan seniman ternama Indonesia yang lahir tahun 1935 dan meninggal 2009. Ia dikenal sebagai pendiri Bengkel Teater di Yogyakarta tahun 1967 dan banyak menulis puisu, drama, dan karya sastra lainnya yang kerap mengandung unsur kritik sosial. Ia dijuluki "Burung Merak" karena karakter dan bakat berseninya.
Chairil Anwar adalah penyair terkemuka Indonesia yang hidup pada 1922-1949. Ia lahir di Medan dan pindah ke Jakarta pada 1940an dimana ia mulai menulis puisinya. Karya-karya Chairil menyinggung tema seperti pemberontakan, kematian, dan eksistensialisme. Chairil meninggal muda pada usia 26 tahun akibat penyakit yang diduga tuberkulosis. Ia meninggalkan warisan berupa kurang lebih 70 buah puisi yang
3. Latar Belakang Lahirnya Karya Sastra Tahun 1933
Pada tahun1933, Armijn Pane, Amir Hamzah, dan Sultan Takdir
Alisjahbana mendirikan sebuah majalah yang diberi nama Poejangga Baroe.
Majalah Poedjangga Baroe menjadi wadah khususnya bagi seniman atau
pujangga yang ingin mewujudkan keahlian dalam berseni. Majalah ini
diharapkan berperan sebagai sarana untuk mengoordinasi para penulis yang
hasil karyanya tidak bisa diterbitkan Balai Poestaka (Purwoko, 2004: 154).
Selain memublikasikan karya sastra, majalah ini juga merintis sebuah
rubrik untuk memuat esai kebudayaan yang diilhami oleh Alisjahbana dan
Armijn Pane. Kelahiran majalah Poedjangga Baroe menjadi titik tolak
kebangkitan kesusastraan Indonesia. S.T. Alisjahbana, dalam artikel
Menudju Masjarakat dan Kebudajaan Baru, menjelaskan bahwa sastra
Indonesia sebelum abad 20 dan sesudahnya memiliki perbedaan yang
didasari pada semangat keindonesiaan dan keinginan yang besar akan
perubahan
4. Angkatan Pujangga Baru disebut Angkatan Tiga
Puluh. Angkatan ini berlangsung mulai 1933 – 1942
(Masa penjajahan Jepang). Karya-karya sastra
yang lahir dalam angkatan ini mulai memancarkan
jiwa yang dinamis, individualistis, dan tidak terikat
dengan tradisi, serta seni harus berorientasi pada
kepentingan masyarakat. Di samping
itu, kebudayaan yang dianut masyarakat adalah
kebudayaan dinamis. Kebudayaan tersebut
merupakan gabungan antara kebudayaan barat dan
kebudayaan timur sehingga sifat kebudayaan
Indonesia menjadi universal.
Pujangga Baru
Sutan
Takdir
Alisyahbana
5. Ciri-ciri
angkatan 33
(1). Tema utama adalah persatuan.
(2). Beraliran Romantis Idialis.
(3). Dipengaruhi angkatan 80 dari
negeri Belanda.
(4). Genre sastra yang paling banya
adalah roman, novel, esai, dan
sebagainya.
(5). Karya sastra yang paling
menonjol adalah Layar Terkembang.
(6). Bentuk puisi dan prosa lebih
terikat oleh kaidah-kaidah.
(7). Isi bercorak idealisme
(8). Mementingkan penggunaan
bahasa yang indah-indah.
6. Kalangan Pujangga Baru
tidak banyak
mengghasilkan cerpen.
Beberapa pengarang
tersebut antara lain :
1. Armyn Pane dengan
cerpen Barang Tiada
Berharga dan Lupa
2. Sutan Takdir
Alisyahbana dengan
cerpen Panji Pustaka
Novel / Cerpen
Sesuai dengan persatuan dan
timbulnya kesadaran
nasional, maka essay pada
masa angkatan ini mengupas
soal bahasa, kesusastraan,
kebudayaan, pengaruh barat,
soal-soal masyarakat pada
umumnya. Semua ini menuju
pada keindonesiaan.
Pengarang essay antara lain
Sanusi Pane dengan essay
Persatuan indonesia
Armyn Pane dengan essay
Mengapa Pengarang Modern
Suka Mematikan
Sutan Syahrir dengan essay
Kesusastraan dengan Rakyat
Dr. M. Amir dengan essay
Sampai di Mana Kemajuan
Kita
Essay Dan Kritik
7. Isi puisi angkatan 33 ini lebih memancarkan
peranan kebangsaan, cinta kepada tanah
air, antikolonialis, dan kesadaran nasional. Akan
tetapi, bagaimanapun usahanya untuk bebas, ternyata
dalam puisi angkatan ini masih terikat jumlah baris
tiap bait dan nama puisinya berdasarkan jumlah baris
tiap baitnya, seperti distichon (2 seuntai), terzina (3
seuntai), kwatryn (4 seuntai), quint (5 seuntai), sektet
(6 seuntai), septima (7 seuntai), oktav (8 seuntai).
Bahkan, ada juga yang gemar dalam bentuk soneta.
Hal tersebut tampak dalam kumpulan sanjak:
Puspa Mega karya Sanusi Pane
Madah Kelana karya Sanusi Pane
Tebaran Mega karya STA
Buah Rindu karya Amir Hamzah
Nyanyi Sunyi karya Amir Hamzah
Percikan Pemenungan karya Rustam effendi
Rindu Dendam karya J.E. Tatengkeng
PUISI
8. Roman
Pada angkatan 33 ini banyak
menggunakan bahasa individual, pengarang
membiarkan pembaca mengambil simpulan
sendiri, pelaku-pelaku hidup/
bergerak, pembaca seolah-olah diseret ke
dalam suasana pikiran pelaku-
pelakunya, mengutamakan jalan pikiran dan
kehidupan pelaku-pelakunya. Dengan kata
lain, hampir semua buku roman angkatan ini
mengutamakan psikologi.
Isi roman angkatan ini tentang segala
persoalan yang menjadi cita-cita sesuai
dengan semangat kebangunan bangsa
Indonesia pada waktu itu, seperti
politik, ekonomi, sosial, filsafat, agama, kebud
ayaan.Di sisi lain, corak lukisannya bersifat
romantis idealistis.
9. Angkatan 33 menghasilkan drama
berdasarkan kejadian yang menunjukkan
kebesaran dalam sejarah Indonesia. Hal ini
merupakan perwujudan tentang anjuran
mempelajari sejarah kebudayaan dan bahasa
sendiri untuk menanam rasa kebangsaan. Drama
angkatan 33 ini mengandung semangat romantik
dan idealisme, lari dari realita kehidupan masa
penjjahan tapi bercita-cita hendak melahirkan
yang baru.
Contoh:
Sandhyakala ning Majapahit karya Sanusi Pane
(1933)
Ken Arok dan Ken Dedes karya Moh. Yamin
(1934)
Nyai Lenggang Kencana karya Arymne Pane
(1936)
Lukisan Masa karya Arymne Pane (1937)
Manusia Baru karya Sanusi Pane (1940)
Airlangga karya Moh. Yamin (1943)
Drama
10. Sultan Takdir lahir di
Mandailing Natal,
Sumatera 11 Februari
1908 dan wafat di
Jakarta,17 Juli 1994
pada umur 86 tahun
Karya-karyanya sebagai penulis :
Tak Putus Dirundung Malang (novel,
1929)
Dian Tak Kunjung Padam (novel,
1932)
Tebaran Mega (kumpulan sajak,
1935)
Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia
91936)
Layar Terkembang (novel, 1936)
Anak Perawan di Sarang Penyamun
(novel, 1950)
Puisi Lama (Bunga Rampai, 1941)
Puisi Baru (Bunga Rampai, 1946)
Pelangi (Bunga Rampai, 1946)
dll
11. Sebagai Penerjemah :
Nelayan di Laut Utara (karya Pierre Loti, 1944)
Nikudan Korban Manusia (karya Tadayoshi
Sakurai;terjemahan bersama Soebadio Sastomo, 1944)
Sebagai Editor
Kreativitas (kumpulan essay, 1984)
Dasar-dasar Kritis Semesta dan Tanggung Jawab Kita
(kumpulan essay, 1984)
12. Daftar buku dan novel
Khatibul Umar (dalam bahasa arab)
Pembela Islam (History of Abu Bakar as-sidiq)
(1929)
Kepentingan Melakukan Tabligh (1929)
Dibawah Lindungan Ka’bah
Tenggelamnya kapal Van der Wijck
Revolusi Agama (1946)
Mandi Cahya di Tanah Suci (1950)
Mengembara di lembah Nil (1950)
Muhammadiyah di Minangkabau (1975)
Hak Asasi Manusia Dipandang dari Segi Islam
(1968)
Kedudukan Perempuan Dalam Islam (1973)
H. Abdul Malik Karim Amrullah
(17 februari-24 juli 1981)
13. Puisi
Gamelan Djiwa (1960)
Djiwa Berdjiwa (1939)
Cerpen
Kisah antara Manusia (1952)
Novel
Belenggu
Kumpulan Cerpen
Dijinak-Dijinak Merpati
Kisah Antara Manusia
Drama
Ratna (1943)
Antara Bumi dan Langit (1951)
Armijn Pane, Lahir di
Muara Sipongi, Mandailing
Natal,Sumatera Utara. 18
Agustus 1908 – Wafat di
Jakarta 16 Februari 1970
pada umur 61 tahun
14. Karya :
Pancaran Cinta (1926)
Puspa Mega (1927)
Airlangga (drama berbahasa Belanda, 1928)
Eenzame caroedalueht (drama berbahsa Belanda, 1929)
Kertajaya (drama, 1932)
Manusia Baru (drama,1940)
Kakawin Arjuna Wiwaha (Karya Mpu Kanwa, terjemah bahasa Jawa Kuno
1940)
Sanusi Pane Lahir di muara Sipogi, Sumatera Utara
14 November 1905 – meninggal di Jakarta 2 Januari
1968 pada umur 62 Tahun
15. Teukeu Amir Hamzah
Pangeran Indera Putera lahir
di Tanjung Pura, Langkat,
Sumatera Timur, 28 Februari
19911 – meninggal di Kuala
Begumit 20 Mater 1946 pada
umur 35 tahun .
Karya :
Buah Rindu (sajak 1941)
Nyanyi Sunyi (1937)
Setanggi Timur (1939)
Bagawat Gita ( 1993)
Amir Hamzah Roestam Effendi
Lahir di Padang, Sumatera
Barat 13 Mei 1903 –
meninggal di Jakarta 24 Mei
1979 pada umur 76 tahun.
Karya :
Revolusi Nasional (1947)
Demokrrasi dan
Demokrasi (1949)
Bebesari (Naskah drama
tiga babak 1926)
dll
16. Sariamin Ismail lahir di
Palu, Pasaman,
Sumatera Barat 31 Juli
1909 – Meninggal di
Pekanbaru, Riau 15
Desember 1995
Karya :
Kalau Tak Untung ( 1933)
Pengaruh keadaan (1937)
Rangkaian Sastra (1952)
Seserpih Pinang Sepucuk Sirih
(1979)
Panca Juara (1981)
Nahkoda Lancang (1928)
Cerita Kak Murai, Kembali ke
Pangkuan Ayah (1986)
Anak Agung Pandji
Tisna lahir di Buleleng
11 Februari 1908 –
meninggal 2 Juni 1978
pada umur 70tahun
Karya :
I Made Widiadi ( Kembali Kepada
Tuhan ,1955)
I Swasta Setahun di Bedahulu
(1938)
sukerni Gadis Bali (1936)
Ni Rawit Ceti Penjual Orang 9 1935)
17. Layar Terkembang
Karya Sutan Takdir Alisjahbana
Kapalku merapat sisi
Danau hilang warna
dingin menunggu rindu basi
esok pagi yang dini,
angin menggoda
menggemuruh. Tualangku panjang
kupasrahkan pada ombak liar
yang menyeret nasibku kembali
hingga kedalaman yang entah!
Dan aku terus hanyut
tanpa ada yang menjamin
kepergian itu
untuk kembali
Kau di hulu, nyalakan lentera
sepanjang puncak ubun-ubun
agar terbaca lukisan rindu di keningmu
biar kulupakan saja
sebaiknya kukuburkan saja
riwayatku
yang membosankan