[Ringkasan]
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengalami beberapa kali perubahan untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan hak asasi manusia. Perubahan mencakup pembagian kekuasaan yang lebih jelas antara lembaga negara, pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat, dan penegakan hukum yang lebih kuat. Tujuan perubahan adalah menyempurnakan sistem ketatanegaraan sesuai dengan aspirasi raky
Proses Terbentuknya Suprastruktur Pemerintahan RI:
Perkembangan NKRI dalam Periode-periode
1. UUD 1945 (1) 18 Agustus -27 Des 1945
2. Konstitusi RIS 1949 : 27 Des 1949- 17 Agust 1950
3. UUD Seemnetara 1950: 17 Agust 1950 – 5 Juli 1959
4. UUD 1945 (II) : 5 Juli 1959 – 2002
5. UUD Negara Republik Indonesia 1945 (III) : 2002 - sekarang
(Negara dan Konstitusi, Prof. Dr. AT Sugito, SH. MM : 20)
Proses Terbentuknya Suprastruktur Pemerintahan RI:
Perkembangan NKRI dalam Periode-periode
1. UUD 1945 (1) 18 Agustus -27 Des 1945
2. Konstitusi RIS 1949 : 27 Des 1949- 17 Agust 1950
3. UUD Seemnetara 1950: 17 Agust 1950 – 5 Juli 1959
4. UUD 1945 (II) : 5 Juli 1959 – 2002
5. UUD Negara Republik Indonesia 1945 (III) : 2002 - sekarang
(Negara dan Konstitusi, Prof. Dr. AT Sugito, SH. MM : 20)
Kemerdekaan Sebagai Modal Pembangunan [PPKN Kelas 8] SMPN 2 BREBESGita Nur Lintang
Ini adalah salah satu materi presentasi ketika di jenjang SMP
saya mengirim kembali untuk teman-teman yang membutuhkan, jangan lupa untuk mencantumkan sumbernya. semoga bermanfaat
BHINEKA TUNGGAL IKA [PPKN Kelas 7] SMPN 2 BREBESGita Nur Lintang
Ini adalah salah satu materi presentasi ketika di jenjang SMP
saya mengirim kembali untuk teman-teman yang membutuhkan, jangan lupa untuk mencantumkan sumbernya. semoga bermanfaat
Pengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBESGita Nur Lintang
Ini adalah salah satu materi presentasi kami ketika di jenjang SMP
saya mengirim kembali untuk teman-teman yang membutuhkan, jangan lupa untuk mencantumkan sumbernya. semoga bermanfaat
Ini adalah salah satu materi presentasi kami ketika di jenjang SMP
saya mengirim kembali untuk teman-teman yang membutuhkan, jangan lupa untuk mencantumkan sumbernya. semoga bermanfaat
Kelebihan dan Kekurangan Daerah Beriklim Muson Tropis [IPS Kelas 8] SMPN 2 B...Gita Nur Lintang
Kelebihan dan Kekurangan Daerah Beriklim Muson Tropis adalah salah satu materi presentasi kami ketika di jenjang SMP
saya mengirim kembali untuk teman-teman yang membaca, semoga bermanfaat
Pengolahan Ikan dan Daging [Prakarya 9 B] SMP Negeri 2 BrebesGita Nur Lintang
Pengolahan Ikan dan Daging [Prakarya 9 B] SMP Negeri 2 Brebes.
by : Gita Nur Lintang, Indah Tri Puspita, Rohimatuz Zahroh, Andelira Tisnawati.
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan menggunakan insang. Ikan dapat ditemukan di berbagai ekosistem, ada perairan tawar, payau dan laut. Beberapa spesies ikan sudah dapat dibudidayakan sehingga masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan ikan.
Daging sebagai bahan olahan ialah, bagian lunak di tubuh hewan yang terbungkus kulit dan melekat pada tulang yang menjadi bahan olahan pangan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. • Amandemen UUD 1945
• Penghapusan doktrin
Dwi Fungsi ABRI
• Penegakan hukum, HAM,
dan pemberantasan KKN
• Otonomi Daerah
• Kebebasan Pers
• Mewujudkan kehidupan
demokrasi
Tuntutan Reformasi
Jumlah:
• 16 bab
• 37 pasal
• 49 ayat
• 4 pasal A.P
• 2 ayat A.T
• Penjelasan
Sebelum Perubahan
• Kekuasaan tertinggi di
tangan MPR
• Kekuasaan yang sangat
besar pada Presiden
• Pasal-pasal multitafsir
• Pengaturan lembaga
negara oleh Presiden
melalui pengajuan UU
• Praktek ketatanegaraan
tidak sesuai dengan jiwa
Pembukaan UUD 1945
Dasar Pemikiran
Perubahan
Menyempurnakan aturan
dasar:
• Tatanan negara
• Kedaulatan Rakyat
• HAM
• Pembagian kekuasaan
• Kesejahteraan Sosial
• Eksistensi negara
demokrasi dan negara
hukum
• Sesuai dengan aspirasi
dan kebutuhan bangsa
Tujuan Perubahan
• Pasal 3 UUD 1945
• Pasal 37 UUD 1945
• TAP MPR No.IX/MPR/1999
• TAP MPR No.IX/MPR/2000
• TAP MPR No.XI/MPR/2001
Dasar Yuridis
• Tidak mengubah
Pembukaan UUD 1945
• Tetap mempertahankan
NKRI
• Mempertegas sistem
presidensiil
• Penjelasan UUD 1945
yang memuat hal-hal
normatif akan dimasukan
ke dalam pasal-pasal
(Batang Tubuh)
• Perubahan dilakukan
dengan cara “adendum”
Kesepakatan Dasar
• Sidang Umum MPR 1999
Tgl.14-21 Okt 1999
• Sidang Tahunan MPR 2000
Tgl.7-18 Agt 2000
• Sidang Tahunan MPR 2001
Tgl.1-9 Nov 2001
• Sidang Tahunan MPR 2002
Tgl.1-11 Agt 2002
Sidang MPR
Jumlah:
• 21 bab
• 73 pasal
• 170 ayat
• 3 pasal A.P.
• 2 Pasal A.T.
• Tanpa Penjelasan
Hasil Perubahan
1 HAL-HAL POKOK DALAM RANGKAIAN
PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
3 Penyaji
I
4 Penyaji
I
2. UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945
PEMBUKAAN
(Preambule)
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-
kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan
pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksana
kan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2 I
I
3. BAB BENTUK DAN KEDAULATAN
(Pasal 1)
3
Negara Kesatuan
Negara Hukum ***)
Berbentuk Republik
Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut UUD ***)
I
I
4. badan-badan lain
yang fungsinya
berkaitan dengan
kekuasaan
kehakiman
KY
UUD 1945
PUSAT
DAERAH
TUN
Militer
Agama
Umum
Lingkungan
Peradilan
PEMDA PROVINSI
DPRDKPD
PEMDA KAB/KOTA
DPRDKPD
kpu bank
sentral
DPR DPDMPR
PERWAKILAN BPK
PROVINSI
LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
BPK MA MK
4
TNI/POLRI
dewan
pertimbangan
Kementerian
Negara
Presiden/
Wakil
Presiden
I
I
5. Pasal 24 (1)***
memegang kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan
keadilan
MAMK
Pasal 4 (1)
memegang
kekuasaan
pemerintahan
PRESIDEN
Lembaga-lembaga yang memegang kekuasaan menurut UUD
Pasal 20 (1)*
memegang
kekuasaan
membentuk UU
DPR
I
I
5
6. MPR
Pasal 2 (1)****
ANGGOTA
DPR
dipilih melalui pemilu
ANGGOTA
DPD
dipilih melalui pemilu
1. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang
Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37**** ];
2. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal
3 ayat (2)***/**** ];
3. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil
Presiden dalam masa jabatannya menurut
Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat
(3)***/****];
4. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi
kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)***];
5. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang
diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai
politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil
Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan
kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai
berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil
Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau
tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat
(3)****].
Wewenang
BAB MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
I
I
6
7. Presiden/
Wakil Presiden
BAB KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Presiden/Wakil Presiden
Antara lain:
1. “…memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD “[Pasal 4 (1)];
2. “…berhak mengajukan RUU kepada DPR” [Pasal 5 (1)*];
3. “…menetapkan peraturan pemerintah” [Pasal 5 (2)*];
4. “…memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa”[Pasal 9 (1)*];
5. “…memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU” (Pasal 10);
6. “…dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain” [Pasal 11 (1)****];
7. “…membuat perjanjian internasional lainnya… dengan persetujuan DPR” [Pasal 11 (2)***];
8. “…menyatakan keadaan bahaya” (Pasal 12);
9. “…mengangkat duta dan konsul” [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*];
10. “…menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR” [Pasal 13 (3)*];
11. “…memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA” [Pasal 14 (1)*];
12. “…memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR” [Pasal 14 (2)*];
13. “…memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU” (Pasal 15)*;
14. “…membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden” (Pasal 16)****;
15. Tentang pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*];
16. Tentang pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*];
17. Tentang hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)];
18. Tentang pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***];
19. Tentang peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***];
20. Tentang penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***];
21. Tentang pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***];
22. Tentang pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***].
Wewenang, Kewajiban, dan Hak
Calon Presiden dan calon
Wakil Presiden harus seorang
warga negara Indonesia sejak
kelahirannya dan tidak pernah
menerima kewarganegaraan
lain karena kehendaknya
sendiri, tidak pernah
mengkhianati negara, serta
mampu secara rohani dan
jasmani untuk melaksanakan
tugas dan kewajiban sebagai
Presiden dan Wakil Presiden.
[Pasal 6 (1)***]
Presiden dan Wakil Presiden
dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat
[Pasal 6A (1)***]
Presiden dan Wakil Presiden
memegang jabatan selama
lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam
jabatan yang sama, hanya
untuk satu kali masa jabatan.
(Pasal 7 *)
I
I
7
8. MPRKPU
2
diusulkan sebelum
pemilu
[Pasal 6A (2) ***]
4
memperoleh
jumlah suara
>50% dalam
pemilu dengan
sedikitnya 20% di
setiap Prov. yang
tersebar di lebih
dari 1/2 jml Prov.
[Pasal 6A (3)***]
4a
dalam hal tidak ada
pasangan calon terpilih,
dua pasangan calon yang
mendapat suara terbanyak
1 dan 2 dlm pemilu dipilih
oleh rakyat secara langsung
dan yg memperoleh suara
terbanyak dilantik
[Pasal 6A (4)****]
5
melantik
[Pasal 3 (2)
***/****]
sebelum
memangku
jabatan,
bersumpah di
hadapan
[Pasal 9 (1)*]
Calon
Presiden
dan
Wapres
Presiden/
Wapres
Parpol/ Gab. Parpol
Peserta Pemilu
3
Pemilu
1
Presiden dan Wakil
Presiden dipilih
dalam satu
pasangan secara
langsung oleh
rakyat
[Pasal 6A (1)***]
BAB KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara langsung
oleh rakyat
RAKYAT
Presiden dan
Wakil Presiden
memegang
jabatan selama
lima tahun, dan
sesudahnya
dapat dipilih
kembali dalam
jabatan yang
sama, hanya
untuk satu kali
masa jabatan.
(Pasal 7 *)
I
I
8
9. BAB KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
DPRMK MPR
Presiden
dan/atau Wakil
Presiden terus
menjabat
Presiden
dan/atau Wakil
Presiden
diberhentikan
Pasal 7A1
Pasal 7B (1)2
Pasal 7B (2)3
Pasal 7B (3)4
Pasal 7B (4)5 Pasal 7B (5)6
Pasal 7B (6)
Pasal 7B (7)
7
8
Usul tidak
diterima
Usul
diterima
1. DPR mengusulkan pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden (Pasal 7A ***);
2. usul tsb dpt diajukan dgn terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada MK untuk memeriksa, mengadili dan memutus
pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum dan/atau tidak lagi memenuhi
syarat [Pasal 7B (1)***];
3. pendapat DPR tersebut dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan [Pasal 7B (2)***];
4. pengajuan hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang
paripurna yang dihadiri 2/3 dari jumlah anggota DPR [Pasal 7B (3)***];
5. wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90 hari setelah permintaan diterima [Pasal 7B (4)***];
6. bila terbukti melakukan pelanggaran hukum dan/atau terbukti tidak lagi memenuhi syarat, DPR menyelenggarakan sidang
paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR [Pasal 7B (5)***];
7. wajib menyelenggarakan sidang untuk memutus usul DPR paling lambat 30 hari sejak usul diterima [Pasal 7B (6)***];
8. keputusan diambil dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah yang hadir, setelah Presiden dan/atau wakil presiden diberi kesempatan menyampaikan
penjelasan [Pasal 7B (7)***].
I
I
9
10. DPR
1
Mengangkat
Duta dan
Konsul
[Pasal 13 (1)]
3
menerima
penempatan
duta negara
lain
[Pasal 13 (3)*]
5
grasi dan
rehabilitasi
[Pasal 14 (1)*]
7
amnesti dan
abolisi
[Pasal 14 (2)*]
MA
6
pertimbangan
8
pertimbangan
Presiden
2
Pertimbangan
Duta
[Pasal 13 (2) *]
4
pertimbangan
9
Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain
tanda kehormatan yang diatur dengan undang-
undang (Pasal 15 *)
BAB KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Mengangkat duta dan konsul, penempatan duta negara lain, pemberian grasi
dan rehabilitasi, pemberian amnesti dan abolisi, serta memberi gelar dan
tanda jasa
I
I
1
0
11. Presiden
1
memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD
[Pasal 4 (1)]
2
dalam melakukan
kewajiban dibantu oleh
satu orang Wapres
[Pasal 4 (2)]
4
dibantu
menteri negara [Pasal 17 (1)]
yang diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden
[Pasal 17 (2)*]
membidangi urusan tertentu
dalam pemerintahan
[Pasal 17 (3)*]
3
membentuk
dewan pertimbangan #)
(Pasal 16) ****
#) DPA dihapus
BAB KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA DAN BAB KEMENTERIAN NEGARA
I
I
1
1
12. mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan [Pasal 18 (2)**]
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali
urusan pemerintahan yang oleh UU ditentukan
sebagai urusan Pemerintah Pusat
[Pasal 18 (5) **]
berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan
[Pasal 18 (6)**]
NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan
kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota
itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur
dengan undang-undang [Pasal 18 (1)**]
PEMERINTAHAN DAERAH
KEPALA PEMERINTAH
DAERAH
DPRD
BAB PEMERINTAHAN DAERAH
Anggota DPRD
dipilih melalui
pemilu
[Pasal 18 (3) **]
Gubernur,
Bupati, Walikota
dipilih secara
demokratis
[Pasal 18 (4)**]
I
I
1
2
1
2
13. BAB PEMERINTAHAN DAERAH
Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan
daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur
dengan UU [Pasal 18B (1)**]
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup
dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip NKRI,
yang diatur dalam UU [Pasal 18B (2)**]
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya
alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras
berdasarkan UU [Pasal 18A (2)**]
Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan
kabupaten dan kota, diatur dengan UU dengan memperhatikan
kekhususan dan keragaman daerah [Pasal 18A (1)**]
I
I
1
2
1
3
14. DPR
Anggota DPR
dipilih melalui
pemilihan umum
[Pasal 19 (1)**]
Anggota DPR
dapat
diberhentikan dari
jabatannya, yang
syarat-syarat dan
tata caranya diatur
dalam undang-
undang
(Pasal 22B**)
BAB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Fungsi, Wewenang, dan Hak
1. “…memegang kekuasaan membentuk UU” [Pasal
20 (1)*] ;
2. “…memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan
fungsi pengawasan” [Pasal 20A (1)**] ;
3. “…mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak
menyatakan pendapat” [Pasal 20A (2)**] ;
4. tentang pengajuan usul pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden [Pasal 7B (1)***] ;
5. tentang persetujuan dalam menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian [Pasal 11 (1)
dan (2)****] ;
6. tentang pemberian pertimbangan kepada
Presiden dalam pengangkatan duta [Pasal 13
(2)*] ;
7. tentang pemberian pertimbangan kepada Presiden
dalam menerima penempatan duta negara lain
[Pasal 13 (3)*] ;
8. tentang pemberian pertimbangan kepada Presiden
dalam pemberian amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)*]
;
9. tentang persetujuan atas perpu [Pasal 22 (2)] ;
10. tentang pembahasan dan persetujuan atas RAPBN
yang diajukan oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan (3)***]
;
11. tentang pemilihan anggota BPK dengan
memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F
(1)***] ;
12. tentang persetujuan calon hakim agung yang
diusulkan oleh KY [Pasal 24A (3)***] ;
13. tentang persetujuan pengangkatan dan
pemberhentian anggota KY [Pasal 24B (3)***] ;
14. tentang pengajuan tiga orang calon anggota hakim
konstitusi [Pasal 24C (3)***] ;
I
II
1
4
15. YA
DPR
UU
Presiden
3
dibahas bersama
[Pasal 20 (2)*]
RUU
4b
mengesahkan
[Pasal 20 (4)*]
4c
dalam hal RUU
tidak disahkan,
dalam waktu 30
hari, RUU tersebut
sah menjadi UU
dan wajib
diundangkan
[Pasal 20 (5)**]
1a
memegang kekuasaan
membentuk UU
[Pasal 20 (1)*]
anggota berhak
mengajukan usul RUU
(Pasal 21*)
4a
tidak boleh
diajukan lagi
dalam persi-
dangan masa itu
[Pasal 20 (3)*]
4
persetujuan
bersama
BAB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pembentukan UU
1b
berhak mengajukan
RUU
[Pasal 5 (1)*]
2
RUU
tertentu
ikut
membahas
memberi
pertimbangan
DPD
TIDAK
I
II
1
5
16. DPRPresiden
3b
harus dicabut
[Pasal 22 (3)]
1
dalam hal ihwal kegentingan yang
memaksa, berhak menetapkan
peraturan pemerintah sebagai
pengganti undang-undang
[Pasal 22 (1)]
2
peraturan pemerintah
pengganti UU itu harus
mendapat persetujuan
[Pasal 22 (2)]
3a
menjadi
UU
3
persetujuan
BAB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Peraturan Pemerintah pengganti UU
TIDAK
YA
I
II
1
6
17. Anggota DPD dapat
diberhentikan dari
jabatannya, yang syarat-
syarat dan tata caranya
diatur dalam undang-
undang
[Pasal 22D (4)***]
DPD
Anggota DPD dipilih dari
setiap provinsi melalui
Pemilu.
Anggota DPD dari setiap
provinsi jumlahnya sama
dan jumlah seluruh
anggota DPD itu tidak lebih
1/3 jumlah anggota DPR.
[Pasal 22C (1)*** dan
(2)***]
BAB DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Wewenang
1. dapat mengajukan RUU tertentu [Pasal 22D (1)***];
2. ikut membahas RUU tertentu [Pasal 22D (2)***];
3. memberikan pertimbangan atas RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, agama dan
RAPBN [Pasal 22D (2)***];
4. memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK [Pasal 23F (1)***];
5. melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan,
dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR [Pasal 22D (3)***].
II
II
1
7
18. DPR
UU
tertentu
3
membahas
bersama
4
persetujuan
bersama
4b
mengesahkan
[Pasal 20 (4)*]
4c
dalam hal RUU tidak
disahkan, dalam
waktu 30 hari, RUU
tersebut sah
menjadi UU dan
wajib diundangkan
[Pasal 20 (5)**]
4a
tidak boleh diajukan lagi
dalam persidangan masa itu
[Pasal 20 (3)*]
1
dapat
mengajukan
[Pasal 22D (1)***]
RUU
tertentu
Presiden
2
membahas RUU
tertentu
[Pasal 22D (2)***]
DPD
BAB DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Pembentukan UU tertentu
YA
TIDAK
II
II
1
8
19. Anggota
DPRD
Anggota
DPR
Presiden/
Wapres
Anggota
DPD
3
dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat
[Pasal 6A (1)***]
diusulkan oleh parpol atau
gabungan parpol peserta
pemilu [Pasal 6A (2)***]
5
Peserta dari
Perseorangan
[Pasal 22E (4)***]
4
Peserta dari
Partai Politik
[Pasal 22E (3)***]
2
‘luber jurdil’ setiap 5 tahun
[Pasal 22E (1)***]
untuk memilih
[Pasal 22E (2)***]
1
diselenggarakan
oleh
komisi pemilihan
umum
yang bersifat
nasional, tetap, dan
mandiri
[Pasal 22E (5)***]
BAB PEMILIHAN UMUM
PEMILU
II
II
19
21. susunan kedudukan kewenangan tanggungjawab independensi
BAB HAL KEUANGAN
bank sentral
diatur dengan undang-undang
bank sentral
Pasal 23D ****
II
II
21
22. BPK
BAB BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Keanggotaan Tugas dan Wewenang
Untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara diadakan
satu Badan Pemeriksa Keuangan yang
bebas dan mandiri [Pasal 23E (1)***]
BPK berkedudukan di ibu kota negara, dan
memiliki perwakilan di setiap provinsi
[Pasal 23G (1)***]
Anggota dipilih oleh
DPR dengan
memperhatikan
pertimbangan DPD
dan diresmikan oleh
Presiden
[Pasal 23F (1)***]
menyerahkan hasil
pemeriksaan
keuangan negara
kepada DPR, DPD,
dan DPRD sesuai
dengan
kewenangannya
[Pasal 23E (2)***]
II
II
22
23. BPK 2
hasil pemeriksaan
diserahkan
[Pasal 23E (2)***]
3
hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti
oleh lembaga perwakilan dan/atau badan
sesuai dengan undang-undang
[Pasal 23E (3)***]
DPD DPRD
1
memeriksa pengelolaan dan
tanggungjawab
keuangan negara
[Pasal 23E (1)***]
BAB BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Pemeriksaan Keuangan Negara
DPR
II
II
23
25. BAB KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Agung
Hakim agung harus
memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak
tercela, adil,
profesional, dan
berpengalaman di
bidang hukum
[Pasal 24A (2)***]
Calon hakim agung
diusulkan oleh Komisi
Yudisial kepada DPR
untuk mendapat per-
setujuan dan ditetap-
kan sebagai hakim
agung oleh Presiden
[Pasal 24A (3)***]
TUN
Militer
Agama
Umum
MA
Pasal 24A ***
Kewajiban dan Wewenang
1.berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang [Pasal 24A (1)***];
2.mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***];
3.memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi
[Pasal 14 (1)*].
II
III
25
26. mempunyai sembilan
orang anggota hakim
konstitusi yang ditetapkan
oleh Presiden, yang
diajukan masing-masing
tiga orang oleh MA, tiga
orang oleh DPR dan tiga
orang oleh Presiden
[Pasal 24C (3)***]
BAB KEKUASAAN KEHAKIMAN
Mahkamah Konstitusi
MK
Pasal 24C ***
Kewajiban dan Wewenang
1.berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar,
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus
perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)***];
2.wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-
Undang Dasar [Pasal 24C (2)***].
II
III
Hakim konstitusi harus
memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak
tercela, adil, negarawan
yang menguasai konstitusi
dan ketatanegaraan, serta
tidak merangkap sebagai
pejabat negara
[Pasal 24C (5)***]
26
27. BAB KEKUASAAN KEHAKIMAN
Komisi Yudisial
KY
Pasal 24B ***
Anggota Komisi Yudisial
harus mempunyai
pengetahuan dan
pengalaman di bidang
hukum serta memiliki
integritas dan
kepribadian yang tidak
tercela
[Pasal 24B (2)***]
Anggota Komisi Yudisial
diangkat dan
diberhentikan oleh
Presiden dengan
persetujuan DPR
[Pasal 24B (3)***]
Wewenang
1.mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)***];
2.mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim [Pasal 24B (1)***].
II
III
27
28. BAB WILAYAH NEGARA
WILAYAH NEGARA
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 25A) **
II
III
28
29. WARGA
NEGARA DAN
PENDUDUK
warga negara ialah
orang-orang bangsa
Indonesia asli dan
orang-orang bangsa
lain yang disahkan
dengan undang-
undang sebagai
warga negara [Pasal
26 (1)]
BAB WARGA NEGARA DAN PENDUDUK
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)]
Penduduk ialah
warga negara
Indonesia dan orang
asing yang
bertempat tinggal di
Indonesia
[Pasal 26 (2)**]
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)]
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang (Pasal 28)
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara [Pasal 27 (3)**]
II
III
29
30. HAK
ASASI
MANUSIA
membentuk keluarga, keturunan
dan perlindungan anak dari
kekerasan dan diskriminasi
(Pasal 28B) **
mengembangkan dan memajukan
diri, serta mendapat pendidikan
dan manfaat dari IPTEK
(Pasal 28C) **
kebebasan beragama, meyakini
kepercayaan, memilih
kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal, kebebasan
berserikat, berkumpul dan
berpendapat (Pasal 28E) **
berkomunikasi dan
memperoleh informasi
(Pasal 28F) **
pengakuan yang sama di hadapan
hukum, hak untuk bekerja dan
kesempatan yg sama dalam
pemerintahan
(Pasal 28D) **
hidup sejahtera lahir dan batin,
memperoleh pelayanan
kesehatan, mendapat perlakuan
khusus (Pasal 28H) **
tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut dan bebas dari
perlakuan diskriminatif
(Pasal 28I) **
berkewajiban menghargai
hak orang dan pihak lain
serta tunduk kepada
pembatasan UU
(Pasal 28J) **
mempertahankan
hidup dan
kehidupan
(Pasal 28A) **
BAB HAK ASASI MANUSIA
perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta
benda serta bebas dari
penyiksaan
(Pasal 28G) **
III
III
30
31. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
[Pasal 29 (1)]
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu [Pasal 29 (2)]
BAB AGAMA
A G A M A
III
III
31
32. Usaha hankamneg
dilaksanakan melalui
sishankamrata oleh
TNI dan POLRI sbg
kekuatan utama, dan
rakyat sbg kekuatan
pendukung
[Pasal 30 (2)**]
Tiap-tiap warga
negara berhak dan
wajib ikut serta
dalam usaha
pertahanan dan
keamanan negara
[Pasal 30 (1)**]
sebagai alat negara
yang menjaga
keamanan dan
ketertiban
masyarakat bertugas
melindungi,
mengayomi, melayani
masyarakat, serta
menegakkan hukum
[Pasal 30 (4)**]
Pertahanan dan
Keamanan Negara
TNI (AD, AL, AU) POLRI
Tugas
BAB PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA
Susunan dan kedudukan TNI, POLRI,
hubungan kewenangan TNI dan POLRI di
dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha
hankamneg, serta hal-hal yang terkait
dengan hankam diatur dengan UU
[Pasal 30 (5)**]
sebagai alat negara
bertugas
mempertahankan,
melindungi, dan
memelihara keutuhan
dan kedaulatan
negara
[Pasal 30 (3)**]
III
IV
32
33. PENDIDIKAN
DAN
KEBUDAYAAN
negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
APBN dan APBD untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional [Pasal 31 (4)****]
negara menghormati dan memelihara
bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya Nasional [Pasal 32 (2)****]
Pemerintah memajukan ilmu penge-
tahuan dan teknologi dengan men-
junjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat
manusia [Pasal 31 (5)****]
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang [Pasal 31 (3)****]
negara memajukan kebudayaan
Nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya
[Pasal 32 (1)****]
Setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan
[Pasal 31 (1)****]
Setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib
membiayainya
[Pasal 31 (2)****]
BAB PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
III
IV
33
34. 34BAB PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan
[Pasal 33 (1)]
Cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara
[Pasal 33 (2)]
Bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran
rakyat [Pasal 33 (3)]
diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan
dan kesatuan ekonomi nasional
[Pasal 33 (4)****]
III
IV
PEREKONOMIAN
NASIONAL
DAN
KESEJAHTERAAN
SOSIAL
Fakir miskin dan anak-
anak yang terlantar
dipelihara oleh negara
[Pasal 34 (1)****]
Negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
mem-berdayakan masyarakat yang
lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan
[Pasal 34 (2)****]
Negara bertanggung jawab
atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum
yang layak [Pasal 34
(3)****]
35. BAB BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN
ATRIBUT KENEGARAAN
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35)
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36)
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A) **
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B) **
III
IV
35
36. MPR
berwenang mengubah
dan menetapkan
[Pasal 3 (1)***]
Pasal-pasal
Perubahan
UUD
Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat
diagendakan dalam sidang MPR apabila
diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari
jumlah anggota MPR [Pasal 37 (1)****]
Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan
secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas
bagian yang diusulkan untuk diubah beserta
alasannya [Pasal 37 (2)****]
Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota MPR [Pasal 37 (3)****]
Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD
dilakukan dengan persetujuan sekurang-
kurangnya 50% + 1 anggota dari seluruh
anggota MPR [Pasal 37 (4)****]
Khusus mengenai bentuk NKRI tidak dapat
dilakukan perubahan [Pasal 37 (5)****]
BAB PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR
III
IV
36
37. Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih
tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut
Undang-Undang Dasar ini ****)
Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi
sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang
Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang-
Undang Dasar ini ****)
Pasal III
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17
Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya
dilakukan oleh Mahkamah Agung ****)
ATURAN PERALIHAN
ATURAN PERALIHAN
III
IV
37
38. Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan
peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan pada Sidang
Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003 ****)
Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal ****)
ATURAN TAMBAHAN
ATURAN TAMBAHAN
III
IV
38