Dokumen tersebut merupakan bahan ajar yang dikembangkan oleh kelompok mahasiswa Program Studi Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan tahun 2019. Bahan ajar tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, manfaat, jenis, analisis kebutuhan, dan prosedur pengembangan bahan ajar.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan guru untuk membantu proses pembelajaran, baik bahan tertulis maupun tidak tertulis. Guru perlu mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum dan karakteristik siswa untuk memudahkan pembelajaran dan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Bahan ajar dapat berupa modul, buku, video, atau bahan interaktif yang dirancang untuk memfasilitasi pembelaj
Dokumen tersebut membahasikan penggunaan media dalam proses pengajaran dan pembelajaran di dalam bilik darjah. Ia menjelaskan definisi media pengajaran dan kepentingannya dalam membantu proses interaksi antara guru dan murid serta melibatkan pelbagai deria murid untuk memperluas pengalaman pembelajaran mereka. Teori 'Cone of Experience' karya Dale juga dibincangkan yang menekankan kepelbagaian kaedah pengajaran untuk menarik min
Cara penyusunan bahan ajar cetak cecep kustandiCecep Kustandi
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan bahan ajar, mulai dari pengertian, jenis, sifat, proses penyusunan, format penulisan, dan cara penyusunan berbagai jenis bahan ajar seperti buku, modul, LKS, brosur, wallchart, foto/gambar, model/maket.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan guru untuk membantu proses pembelajaran, baik bahan tertulis maupun tidak tertulis. Guru perlu mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum dan karakteristik siswa untuk memudahkan pembelajaran dan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Bahan ajar dapat berupa modul, buku, video, atau bahan interaktif yang dirancang untuk memfasilitasi pembelaj
Dokumen tersebut membahasikan penggunaan media dalam proses pengajaran dan pembelajaran di dalam bilik darjah. Ia menjelaskan definisi media pengajaran dan kepentingannya dalam membantu proses interaksi antara guru dan murid serta melibatkan pelbagai deria murid untuk memperluas pengalaman pembelajaran mereka. Teori 'Cone of Experience' karya Dale juga dibincangkan yang menekankan kepelbagaian kaedah pengajaran untuk menarik min
Cara penyusunan bahan ajar cetak cecep kustandiCecep Kustandi
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan bahan ajar, mulai dari pengertian, jenis, sifat, proses penyusunan, format penulisan, dan cara penyusunan berbagai jenis bahan ajar seperti buku, modul, LKS, brosur, wallchart, foto/gambar, model/maket.
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan, termasuk perangkat TIK yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran, alasan menggunakan TIK, karakteristik media pembelajaran berbasis TIK, dan contoh pembuatan bahan ajar berbasis PowerPoint.
Modul, buku teks, dan LKS adalah bahan ajar yang berbeda. Modul adalah unit belajar mandiri yang mencapai tujuan khusus, buku teks berisi materi pelajaran berdasarkan kurikulum, dan LKS berisi tugas untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Ketiganya bertujuan untuk memudahkan proses belajar mengajar.
Media pengajaran tidak cetak dapat dibahagikan kepada media kaku dan bergerak. Media kaku termasuk transparan, slaid, dan mikrofilm manakala media bergerak seperti video, cakera digital, dan filem. Bahan grafik pula merangkumi lukisan, poster, kartun, dan carta.
[/ringkasan]
8. konsep, pengembangan, dan penggunaan media pembelajaran bhs indoFaris Rusli
Dokumen tersebut membahas konsep pengembangan dan penggunaan media pembelajaran bahasa Indonesia. Media pembelajaran dijelaskan sebagai alat bantu proses pembelajaran yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. Dokumen ini juga membahas berbagai jenis media pembelajaran dan prinsip-prinsip pengembangan serta penggunaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep media pembelajaran bahasa Indonesia yang digunakan di MI Miftahus Sibyan Mijen. Media yang digunakan antara lain LCD, buku, LKS, dan ceramah guru. Efektivitas penggunaan media bervariasi di setiap kelas, dengan kelas V yang dinilai paling efektif.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian bahan ajar dan bentuk-bentuknya. Bahan ajar didefinisikan sebagai seperangkat materi pelajaran yang disusun secara sistematis untuk membantu proses pembelajaran. Ada beberapa bentuk bahan ajar seperti cetak (buku, modul, lembar kerja), audio visual (film, VCD), audio (rekaman suara), dan interaktif (multimedia, internet). Dokumen ini juga menjelaskan proses penyusunan bahan a
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan bahan ajar, yang meliputi pengertian, bentuk, cakupan, dan proses penyusunannya. Bahan ajar dirancang untuk membantu guru dalam mengajar dan memungkinkan siswa belajar secara mandiri, dan dapat berupa materi tertulis atau tidak tertulis seperti audio visual. Penyusunan bahan ajar meliputi analisis kurikulum, penentuan tujuan pembelajaran, dan penilaian.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan bahan ajar, yang mencakup pengertian, bentuk, cakupan, dan proses penyusunannya. Bahan ajar dirancang untuk membantu guru dalam mengajar dan memungkinkan siswa belajar secara mandiri, dan dapat berupa materi tertulis atau tidak tertulis.
Bahan ajar adalah informasi dan materi yang digunakan guru untuk membantu proses pembelajaran, yang dapat berupa tertulis atau tidak tertulis. Bahan ajar disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendukung siswa belajar, meliputi rencana pelajaran, indikator, materi, dan penilaian. Lembar kerja siswa adalah contoh bahan ajar tertulis yang berisi tugas untuk siswa.
Dokumen tersebut memberikan petunjuk teknis tentang pengembangan bahan ajar untuk guru. Dokumen tersebut menjelaskan tentang kondisi ideal dan riil dalam pengembangan bahan ajar, tujuan dibuatnya petunjuk teknis ini, prosedur kerja pengembangan bahan ajar, dan struktur penyusunan beberapa jenis bahan ajar.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan bahan ajar. Secara garis besar dibahas mengenai pentingnya pengembangan bahan ajar yang sistematis untuk memfasilitasi proses belajar siswa di era digital. Dibahas pula jenis-jenis bahan ajar yang dapat dikembangkan seperti modul, handout, dan lembar kerja siswa baik yang tercetak maupun non-tercetak beserta karakteristik dan aspek pengembangannya.
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan, termasuk perangkat TIK yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran, alasan menggunakan TIK, karakteristik media pembelajaran berbasis TIK, dan contoh pembuatan bahan ajar berbasis PowerPoint.
Modul, buku teks, dan LKS adalah bahan ajar yang berbeda. Modul adalah unit belajar mandiri yang mencapai tujuan khusus, buku teks berisi materi pelajaran berdasarkan kurikulum, dan LKS berisi tugas untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Ketiganya bertujuan untuk memudahkan proses belajar mengajar.
Media pengajaran tidak cetak dapat dibahagikan kepada media kaku dan bergerak. Media kaku termasuk transparan, slaid, dan mikrofilm manakala media bergerak seperti video, cakera digital, dan filem. Bahan grafik pula merangkumi lukisan, poster, kartun, dan carta.
[/ringkasan]
8. konsep, pengembangan, dan penggunaan media pembelajaran bhs indoFaris Rusli
Dokumen tersebut membahas konsep pengembangan dan penggunaan media pembelajaran bahasa Indonesia. Media pembelajaran dijelaskan sebagai alat bantu proses pembelajaran yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. Dokumen ini juga membahas berbagai jenis media pembelajaran dan prinsip-prinsip pengembangan serta penggunaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep media pembelajaran bahasa Indonesia yang digunakan di MI Miftahus Sibyan Mijen. Media yang digunakan antara lain LCD, buku, LKS, dan ceramah guru. Efektivitas penggunaan media bervariasi di setiap kelas, dengan kelas V yang dinilai paling efektif.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian bahan ajar dan bentuk-bentuknya. Bahan ajar didefinisikan sebagai seperangkat materi pelajaran yang disusun secara sistematis untuk membantu proses pembelajaran. Ada beberapa bentuk bahan ajar seperti cetak (buku, modul, lembar kerja), audio visual (film, VCD), audio (rekaman suara), dan interaktif (multimedia, internet). Dokumen ini juga menjelaskan proses penyusunan bahan a
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan bahan ajar, yang meliputi pengertian, bentuk, cakupan, dan proses penyusunannya. Bahan ajar dirancang untuk membantu guru dalam mengajar dan memungkinkan siswa belajar secara mandiri, dan dapat berupa materi tertulis atau tidak tertulis seperti audio visual. Penyusunan bahan ajar meliputi analisis kurikulum, penentuan tujuan pembelajaran, dan penilaian.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan bahan ajar, yang mencakup pengertian, bentuk, cakupan, dan proses penyusunannya. Bahan ajar dirancang untuk membantu guru dalam mengajar dan memungkinkan siswa belajar secara mandiri, dan dapat berupa materi tertulis atau tidak tertulis.
Bahan ajar adalah informasi dan materi yang digunakan guru untuk membantu proses pembelajaran, yang dapat berupa tertulis atau tidak tertulis. Bahan ajar disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendukung siswa belajar, meliputi rencana pelajaran, indikator, materi, dan penilaian. Lembar kerja siswa adalah contoh bahan ajar tertulis yang berisi tugas untuk siswa.
Dokumen tersebut memberikan petunjuk teknis tentang pengembangan bahan ajar untuk guru. Dokumen tersebut menjelaskan tentang kondisi ideal dan riil dalam pengembangan bahan ajar, tujuan dibuatnya petunjuk teknis ini, prosedur kerja pengembangan bahan ajar, dan struktur penyusunan beberapa jenis bahan ajar.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan bahan ajar. Secara garis besar dibahas mengenai pentingnya pengembangan bahan ajar yang sistematis untuk memfasilitasi proses belajar siswa di era digital. Dibahas pula jenis-jenis bahan ajar yang dapat dikembangkan seperti modul, handout, dan lembar kerja siswa baik yang tercetak maupun non-tercetak beserta karakteristik dan aspek pengembangannya.
Dokumen tersebut membahas tentang media dan alat peraga dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar. Terdapat penjelasan mengenai pengertian media, tujuan penggunaan media, prinsip pemilihan dan penggunaan media, serta contoh-contoh media dan alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA seperti objek nyata, model, bahan cetakan, proyeksi, audio, video, komputer, dan radio/televisi. Dokumen ini juga
Teknik Penggunaan Media dalam Pembelajaran (Media by utilization)dindinamuiz
Dokumen tersebut membahas tentang teknik penggunaan media dalam pembelajaran, termasuk jenis media cetak dan non cetak, kelebihan dan kekurangannya, serta faktor dan prosedur pengembangan bahan ajar.
Pengembangan program pembelajaran fisikarahwan fisika
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan materi pembelajaran, yang mencakup penjelasan mengenai hakikat materi pembelajaran, sumber-sumber materi pembelajaran, dan pengemasan materi pembelajaran dalam berbagai bentuk seperti modul dan kompilasi."
sumber belajar berdasarkan kurikulum TIK.pptxYuliawati121
Dokumen tersebut membahas tentang sumber belajar dalam kurikulum berbasis teknologi dan informasi, termasuk jenis-jenis sumber belajar seperti digital library, media pembelajaran berbasis komputer, buku kurikulum, buku teks, internet, dan lingkungan. Dokumen tersebut juga menjelaskan fungsi dan manfaat sumber belajar serta aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran.
Model pembelajaran tematik di SD kelas I-III mempelajari berbagai mata pelajaran secara terpadu melalui tema-tema yang relevan dengan pengalaman siswa. Pembelajaran tematik bertujuan mengembangkan pemahaman siswa secara holistik dan menghilangkan tumpang tindih materi antar mata pelajaran. Pelaksanaannya melibatkan pemetaan standar kompetensi, penentuan tema, penyusunan silabus dan rencana pembel
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
1. PERANGKAT PEMBELAJARAN: BAHAN AJAR
Dibuat sebagai tugas mata kuliah Kajian Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia dengan
dosen pengampu Ainiyah Ekowati,M.Pd.
Nama Kelompok:
1. Etika Rahayu (NPM 032118014)
2. Nisrina Nurul H. (NPM 032118027)
3. Risky Rachmawati A. (NPM 032118076)
4. Selly Afriani N. (NPM 032118008)
PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
2019
2. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran (Pannen, 1995). Bahan yang dimaksud
bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar itu sangat unik dan
spesifik. Unik, artinya bahan ajar tersebut hanya dapat digunakan untuk audiens tertentu
dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Spesifik artinya isi bahan ajar tersebut dirancang
sedemikian rupa hanya untuk mencapai tujuan tertentu dari audiens tertentu. Sistematika cara
penyampaiannya pun disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa
yang menggunakannya.
Bagaimana membedakan bahan ajar dengan yang bukan bahan ajar? Bahan ajar biasanya
dilengkapi dengan pedoman siswa dan pedoman untuk guru. Pedoman-pedoman ini berguna
untuk mempermudah siswa maupun guru menggunakan bahan ajar yang telah dikembangkan.
Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD
secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi
secara utuh dan terpadu.
Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:
a. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan
kepada siswa.
b. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari/dikuasai.
c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain: (1) Petunjuk belajar (Petunjuk
siswa/guru), (2) Kompetensi yang akan dicapai, (3) Content atau isi materi pembelajaran,
(4) Informasi pendukung, (5) Latihan-latihan, (6) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar
Kerja (LK), (7) Evaluasi dan (8) Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi.
3. B. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
1. Tujuan
a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.
b. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku
teks yang terkadang sulit diperoleh.
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
2. Manfaat
Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan
bahan ajar sendiri, yakni antara lain; diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan
kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, tidak lagi tergantung kepada
buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, dan bahan ajar menjadi lebih kaya
karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.
Dengan tersedianya bahan ajar yang bervariasi, maka siswa akan mendapatkan
manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Siswa juga akan
mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.
C. Jenis Bahan Ajar
Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan ke dalam 2
kelompok besar, yaitu jenis bahan ajar cetak dan bahan ajar noncetak. Jenis bahan ajar cetak
yang dimaksud dalam buku materi pokok ini adalah modul, handout, dan lembar kerja.
Sementara yang termasuk kategori jenis bahan ajar noncetak adalah realia, bahan ajar yang
dikembangkan dari barang sederhana, bahan ajar diam dan display, video, audio, dan
overhead transparencies (OHT).
1. Bahan Ajar Cetak
Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat
berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi (Kemp dan
Dayton, 1985). Sebagai bagian dari media pembelajaran, bahan ajar cetak mempunyai
kontribusi yang tidak sedikit dalam proses pembelajaran. Hampir sebagian besar
proses pembelajaran pada berbagai tingkatan pendidikan menggunakan bahan ajar
cetak sebagai buku utama. Salah satu alasan mengapa bahan ajar cetak masih
4. merupakan media utama dalam paket bahan ajar di sekolah-sekolah karena sampai
saat ini bahan ajar cetak masih merupakan media yang paling mudah diperoleh dan
lebih standar dibanding program komputer (Bates, 1995). Di samping itu, bahan ajar
cetak dalam bentuk buku pada umumnya dapat dibaca dan dipelajari di mana saja,
seperti di sekolah, di rumah, dan di dalam bis kota.
Jenis Bahan Ajar Cetak Karakteristik
Modul Terdiri dari bermacam-macam bahan
tertulis yang digunakan untuk belajar
mandiri.
Handout Merupakan macam-macam bahan cetak yang
dapat memberikan informasi kepada siswa.
Handout ini biasanya berhubungan dengan
materi yang diajarkan. Pada umumnya
Handout ini terdiri dari catatan (baik lengkap
maupun kerangkanya saja), tabel, diagram,
peta, dan materi-materi tambahan lainnya
Lembar Kerja Siswa (LKS) Termasuk di dalamnya adalah lembar kasus,
daftar bacaan, lembar praktikum, lembar
pengarahan tentang proyek dan seminar, lem
bar kerja, dan lain-lain. Lembar Kerja Siswa
(LKS) ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai
macam situasi pembelajaran.
Buku Merupakan bahan tertulis yang menyajikan
ilmu pengetahuan buah pikiran
pengarangnya. Isi buku didapat dari berbagai
cara misalnya: hasil penelitian, hasil
pengamatan, aktualisasi pengalaman,
otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang
yang disebut fiksi.
Brosur Merupakan informasi tertulis berupa
selebaran cetakan yang berisi keterangan
singkat tetapi lengkap tentang perusahaan
atau organisasi.
5. 2. Bahan Ajar Noncetak
Di antara jenis bahan ajar noncetak ini diantaranya adalah bahan ajar berbentuk
program audio, bahan ajar displaymodel, overhead transparencies (OHT), video dan
bahan ajar berbantuan komputer.
Jenis Bahan Ajar Noncetak Karakteristik
Bahan ajar display Isinya meliputi semua materi tulisan
ataupun gambar yang dapat ditampilkan
di dalam kelas, kelompok kecil ataupun
siswa secara perorangan tanpa
menggunakan alat proyeksi. Pada
umumnya, bahan ajar jenis display ini
digunakan oleh guru pada saat ia
menyampaikan informasi kepada
siswanya di depan kelas. Contoh-contoh
jenis bahan ajar display dalam modul ini
di antaranya adalah flipchart, adhesive,
chart, poster, peta, foto, dan realia.
Audio Merupakan alat peraga yang bersifat
dapat didengar. Misalnya siaran radio
dan kaset audio.
Video Segala sesuatu yang memungkinkan
sinyal audio dapat dikombinasikan
dengan gambar bergerak. Misalnya kaset
video dan siaran televisi.
Bahan ajar berbasiskan komputer Berbagai jenis bahan ajar noncetak
yang membutuhkan komputer untuk
menayangkan sesuatu untuk belajar.
D. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
Untuk mendapatkan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus
dikuasai oleh siswa, diperlukan analisis terhadap SK-KD, analisis sumber belajar, dan
penentuan jenis serta judul bahan ajar. Analisis dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Analisis SK-KD
6. Analisis Standar Kompetensi-Kompetensi Dasar (SK-KD) dilakukan untuk
menentukan kompetensi-kompetensi mana yang memerlukan bahan ajar. Dari hasil
analisis ini akan dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus disiapkan
dalam satu semester tertentu dan jenis bahan ajar mana yang dipilih. Misalnya:
Mata Pembelajaran : Kimia
Kelas : X
Semester : 2
Standar Kompetensi : Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan
terapannya.
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Jenis
Bahan
Ajar
Menguji
daya
hantar
listrik
berbagai
larutan
untuk
membedak
an larutan
elektrolit
dan non
elektrolit
Merancang
percobaan uji
elektrolit
Menyimpulkan
ciri-ciri
hantaran arus
listrik dalam
berbagai
larutan
berdasarkan
hasil
pengamatan
Larutan
elektrolit
dan non
elektrolit
Ciri-ciri
elektrolit
dan non
elektrolit
.........dst
Menyusun
rancangan
percobaan
untuk
mengidentifi
kasi larutan
elektrolit
dan non
elektrolit
Diskusi
informasi
tentang hasil
rancangan
percobaan
Melakukan
percobaan
daya hantar
listrik untuk
menentukan
ciri-ciri
Buku,
LKS
LKS
7. larutan yang
bersifat
elektrolit
dan non
elekterolit
2. Analisis Sumber Belajar
Analisis dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam
memanfaatkannya. Caranya adalah menginventarsasi (mengumpulkan atau mendaftar
data) ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan.
3. Pemilihan dan Penentuan Bahan Ajar
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus
menarik, dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi. Sehingga bahan ajar
dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan KD yang akan diraih oleh
peserta didik.
E. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar
Prosedur pengembangan bahan ajar agar kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
baik adalah sebagai berikut.
1. Analisis
Pada tahap ini, yang perlu Anda lakukan adalah mengidentifikasi perilaku awal siswa,
hal ini berkaitan dengan tingkat penguasaan dan kemampuan mereka dalam bidang ilmu
atau mata pelajaran yang akan diberikan. Informasi mengenai perilaku awal dan
karakteristik awal siswa ini akan sangat bermanfaat pada saat menentukan jenis bahan
ajar yang akan dikembangkan.
Selain itu, informasi tersebut juga akan mengarahkan Anda pada pemilihan strategi
penyampaian materi bahan ajar. Misalnya, apabila siswa Anda sebagian besar adalah
anak petani, yang tinggal di daerah pedesaan dan pegunungan maka contoh-contoh yang
berikan dalam bahan ajar, yang berkaitan dengan paparan materi pelajaran,harus sesuai
dengan situasi dan kondisi kehidupan mereka.
2. Perancangan
Pada tahap perancangan ini, Anda diminta untuk melakukan perumusan tujuan
pembelajaran, pengembangan peta konsep mata pelajaran, serta pengembangan garis
besar program pembelajaran.
8. a. Perumusan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran ditulis untuk menunjukkan apa yang harus dilakukan
oleh seorang siswa agar berhasil belajar dengan baik atau kompetensi yang
bagaimana yang akan dicapai siswa setelah melalui proses belajar.
b. Pengembangan peta konsep/peta kompetensi
Jika tujuan pembelajaran sudah ditetapkan maka Anda sudah mempunyai
gambaran tentang kompetensi yang harus dicapai oleh siswa Anda melalui proses
belajar. Dengan demikian, Anda juga dapat segera menetapkan topik mata
pelajaran dan isinya. Acuan utama pemilihan topik mata pelajaran adalah
kurikulum dan analisis instruksional yang telah Anda miliki.
Selanjutnya, Anda juga dapat menggunakan berbagai buku dan sumber
belajar, serta melakukan penelusuran pustaka, yaitu mengkaji buku-buku tentang
mata pelajaran Anda, termasuk ensiklopedia atau majalah ilmiah yang ada di
perpustakaan ataupun toko buku. Selanjutnya, Anda dapat membuat peta konsep
yang akan menjadi landasan ruang lingkup uraian topik mata pelajaran dalam
bahan ajar Anda. Dengan membuat peta konsep, Anda dapat mengidentifikasi
tema, isu, teori, prinsip, dan prosedur inti yang harus diuraikan dalam topik mata
pelajaran Anda.
c. Pemilihan Media dan Sumber Belajar
Pada tahap ini, Anda sudah memiliki analisis instruksional, tujuan
pembelajaran, dan topik mata pelajaran Anda beserta elaborasinya. Dengan bekal
yang sudah Anda miliki tersebut, selanjutnya Anda dapat memilih media dan
sumber belajar untuk bahan ajar Anda. Media dan sumber belajar yang Anda pilih
merupakan alat dan cara untuk memfasilitasi, mempermudah proses belajar siswa,
serta membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa
Anda.
d. Pemilihan Strategi Pembelajaran
Untuk dapat memilih strategi pembelajaran, Anda diharapkan telah memiliki
analisis instruksional dan tujuan pembelajaran, serta telah mengidentifikasi topik
mata pelajaran (materi), media, dan sumber belajar yang akan digunakan dalam
proses belajar. Nah, tahap pemilihan strategi pembelajaran merupakan tahap ketika
Anda menyusun urutan pembelajaran dan merancang aktivitas belajar siswa. Anda
merancang urutan penyajian informasi atau uraian topik, latihan dan tugas yang
perlu dilakukan siswa, contoh yang perlu diberikan untuk memperjelas topik, serta
9. evaluasi formatif maupun sumatif yang diperlukan siswa untuk mengukur
keberhasilan belajarnya.
1) Urutan penyajian
Urutan penyajian berhubungan dengan penentuan tema/isu atau
konsep/teori/prinsip/prosedur utama (chief teaching points) yang harus
disajikan dalam topik mata pelajaran. Sementara itu, urutan pembelajaran
diharapkan dapat mengakomodasikan beragam urutan penyajian, dan
mengombinasikannya dengan latihan/tugas, dan contoh. Dengan demikian,
urutan pembelajaran dapat menjadi PLC (penyajian, latihan, contoh), LPC
(latihan, penyajian, contoh) atau CPL (contoh, penyajian, latihan).
2) Aktivitas pembelajaran
Bentuk aktivitas yang beragam dapat mempermudah siswa belajar, dan
membuat pembelajaran menjadi menarik bagi siswa, tidak membosankan atau
menjenuhkan. Dalam aktivitas pembelajaran, selain bentuk aktivitas, umpan
balik yang diberikan guru atau diperoleh siswa juga memegang peran penting.
Sementara itu, umpan balik akan berfungsi untuk membantu siswa
mengkonfirmasikan atau mengukur pengetahuan dan keterampilan yang sudah
dipelajarinya. Aktivitas dan umpan balik merupakan 2 faktor yang amat
berperan dalam proses belajar siswa.
3. Pengembangan
Persiapan dan perancangan yang matang sangat diperlukan untuk mengembangkan
bahan ajar dengan baik. Nah, mari kita mulai proses pengembangan bahan ajar Anda!
Beberapa saran yang dapat membantu Anda memulai pengembangan bahan ajar
adalah sebagai berikut.
1) Tulislah apa yang dapat Anda tulis, mungkin berbentuk LKS, bagian dari buku
pelajaran atau panduan praktik.
2) Jangan merasa bahwa Anda harus memulai secara berurutan, dari Bab I atau
Topik I, dan lain-lain. Mulai di bagian mana saja yang Anda merasa dapat
memulainya.
3) Tulis atau kembangkan bahan ajar Anda untuk siswa yang Anda tahu/kenal.
Ketika menulis dan mengembangkan bahan ajar, bayangkan diri Anda sedang
mengajar siswa tertentu, dan Anda berusaha agar pengalaman belajar siswa
tersebut menarik, bermanfaat, dan efektif.
10. 4) Ingat bahwa bahan ajar yang Anda kembangkan harus dapat memberikan
pengalaman belajar kepada siswa, sebagaimana seorang guru dapat memberikan
pengalaman tersebut melalui interaksinya dengan siswa.
5) Ragam media, sumber belajar, aktivitas, dan umpan balik merupakan komponen
penting dalam memperoleh bahan ajar yang menarik, bermanfaat, dan efektif bagi
siswa.
6) Ragam contoh, alat bantu belajar, ilustrasi, serta pengemasan bahan ajar juga
berperan dalam membuat bahan ajar Anda menarik. 7. Gaya penulisan untuk
bagian tekstual, naratif, eksplanatori deskriptif, argumentatif, dan perintah, sangat
penting agar siswa dapat memahami maksud Anda.
4. Evaluasi Dan Revisi
Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh beragam reaksi dari berbagai pihak
terhadap bahan ajar yang Anda kembangkan. Reaksi ini hendaknya dipandang sebagai
bahan masukan untuk memperbaiki bahan ajar Anda, dan menjadikan bahan ajar
Anda lebih berkualitas. Evaluasi sangat diperlukan untuk melihat efektivitas bahan
ajar yang Anda kembangkan. Secara umum ada 4 cara untuk mengevaluasi bahan ajar
Anda seperti tampak pada tabel berikut.
Telaah oleh ahli
materi
Mintalah pendapat ahli materi (pakar bidang ilmu) atau rekan
sejawat, tentang bahan ajar yang sudah Anda kembangkan,
terutama dari sisi validitas keilmuan, serta ketepatan cakupan.
Uji coba satu-satu Mintalah salah seorang siswa atau calon siswa yang akan
menjadi sasaran utama sebagai pemakai bahan ajar Anda untuk
membaca bahan ajar Anda, serta belajar menggunakan bahan
ajar Anda. Identifikasi kesukaran yang dihadapi siswa tersebut,
serta komentar siswa terhadap keterbacaan, bahasa, ilustrasi,
perwajahan, dan tingkat kesukaran bahan ajar Anda.
Uji coba kelompok
kecil
Mintalah beberapa orang siswa yang akan menjadi sasaran
utama pemakai bahan ajar Anda untuk membaca bahan ajar
Anda, serta belajar menggunakan bahan ajar Anda. Identifikasi
kesukaran yang dihadapi kelompok siswa tersebut, serta
komentar kelompok siswa terhadap keterbacaan, bahasa,
ilustrasi, perwajahan, dan tingkat kesukaran bahan ajar Anda.
Uji coba lapangan Lakukan uji coba dengan sekelompok siswa (mungkin satu
11. kelas) untuk belajar dengan menggunakan bahan ajar yang
Anda kembangkan. Proses belajar dilakukan sebagaimana
rancangan yang sudah Anda buat. Dari uji coba ini, diharapkan
Anda dapat memperoleh informasi tentang hal-hal berikut.
1. Apakah siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan sesuai dengan rancangan Anda?
2. Apakah siswa mempunyai persepsi yang positif terhadap
bahan ajar Anda. Apakah siswa mempunyai persepsi yang
positif terhadap proses belajar menggunakan bahan ajar?
3. Apakah komponen bahan ajar dianggap memadai oleh
siswa? Apakah tes yang Anda berikan sudah sahih dan
terpercaya?
Perbaikan bahan ajar yang mungkin Anda lakukan berdasarkan masukan dari hasil
evaluasi, antara lain:
1. Menghilangkan bagian-bagian (contoh, uraian, latihan, ilustrasi, signpost, dan lain-
lain. yang dianggap tidak perlu;
2. Memperluas penjelasan dan uraian atas suatu konsep atau topik yang dianggap
masih kurang;
3. Menambah latihan dan contoh-contoh yang dianggap perlu;
4. Memilah bahan ajar menjadi bagian-bagian yang lebih mudah untuk dicerna siswa
(tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek);
5. Memperbaiki kalimat, istilah, serta bahasa yang digunakan untuk meningkatkan
keterbacaan;
6. Menambah analogi, ilustrasi, dan contoh kasus yang dianggap lebih efektif;
7. Menambah penggunaan media lain yang dianggap dapat memperjelas dan
membantu siswa belajar.
Contoh Format Instrumen Evaluasi Formatif Bahan Ajar
INSTRUMEN EVALUASI FORMATIF
Judul Bahan Ajar : ...........
Mata Pelajaran : ...........
Penulis : ...........
Evaluator : ...........
Tanggal : ...........
12. Petunjuk pengisian:
Berilah tanda check (v) pada kolom yang paling sesuai dengan penilaian Anda.
1 = sangat tidak baik/sesuai
2 = kurang sesuai
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik/sesuai
No. Komponen 1 2 3 4 5
KELAYAKAN ISI
1. Kesesuaian dengan SK, KD
2. Kesesuaian dengan kebutuhan siswa
3. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
4. Kebenaran substansi materi
5. Manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan
6. Kesesuaian dengan nilai-nilai, moralitas, sosial
KEBAHASAAN
7. Keterbacaan
8. Kejelasan informasi
9. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia
10. Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien
SAJIAN
11. Kejelasan tujuan
12. Urutan penyajian
13. Pemberian motivasi
14. Interaktivitas (stimulus dan respond)
15. Kelengkapan informasi
KEGRAFISAN
16. Penggunaan font (jenis dan ukuran)
17. Lay out, tata letak
18. Ilustrasi, grafis, gambar, foto
19. Desain tampilan
14. SIMPULAN
Bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran (Pannen, 1995). Bahan yang dimaksud
bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.untuk bahan tertulis diantaranya
modul, handout, Lembar Kerja Siswe (LKS), buku, dan brosur. Sedangkan untuk bahan ajar
tidak tertulis diantaranya bahan ajar display, audio, video, dan bahan ajar berbasiskan
komputer. Adapun prosedur dalam pengembangan bahan ajar terdiri dari analisis,
perancangan, pengembangan, evaluasi dan revisi.