Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka mengenai pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Terdapat penjelasan mengenai hasil-hasil penelitian terdahulu yang sebagian besar menekankan pentingnya program pendidikan dan pelatihan dalam membangun keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat. Teori-teori yang relevan seperti pengertian peranan, sanggar ke
1. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu usaha yang di lakukan untuk
mempersiapkan baik anak-anak, pemuda, dan pemudi juga kaum awam yang
kurang ilmu pengetahuan dan skillnya tersebut untuk menjadi orang yang mandiri
atau berbakti bgi nusa dan bangsa. Dengan demikian pendidikan dan pelatihan
adalah bagian dari pemberdayaan yang sangat berperan dalam meningkatkan
sumber daya manusia (SDM) yang menggunakan system belajar mengajar baik itu
dalam institusi
setiap
individu sehinga mereka mampu beradaptasi di
lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja, seperti halnya penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh:
Afriyati (2007) dengan penelitian yang berjudul “ Pesan Rumah Cinta dalam
Memberdayakan yatim Piatu Pasca Tsunami “ (studi Pada rumah cinta kota
Lhoksukon). Dalam program pendidikan dan pelatihan yang dijalankan oleh
rumah cinta tersebut yaitu dengan hasil penelitiannya dapat disimpulkan:
a. Bahwa
dalam program pendidikan umumnya lebih menekankan kepada
program pendidikan yang mengikuti prosedur pendidikan nasional dan
ditambah dengan berbagai pelatihan dan menanamkan IPTEK (Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi) dan IMTAQ (Ilmu Mempelajari tingkah Laku
dan Akhlak) atau pembinaan dari segi akidah, baik
maupun akhlak si anak.
itu segi berpakaian
2. b. Sedangkan dalam program pelatihannya mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan
yang dilakukan atau pelatihannya yaitu diadakannya yaitu diadakannya latihan
mengaji Al-Qur’an dan kitab-kitab Fiqih Islam setelah selesai shalat magrib.
Selain itu juga setiap hari jum’at pengasuh menerapkan les bahasa Arab ,dan
di hari rabunya dilakukan kegiatan les bahasa Inggris, sedangkan di hari
minggu dilakukan les komputer dimana nantinya semua itu memberikan
sebuah penambahan potensi ilmu pengetahuan dalam meningkatkan sumber
daya manusia tentunya kearah yang positif dan lebih baik.
Namun semua hal di atas itu harus didukung oleh faktor saranan dan
prasarana yang memadai pada saat pelaksanaannya. Lancarnya suatt pendidikanu
kegiatan yang dijalankan baik bersifat pendidikan maupun pelatihan itu berjalan
apabila adanya faktor penunjang seperti halnya di atas, bila itu semua tidak ada
maka sama saja tidak ada hasilnya sama sekali atau tidak akan berjalan sesuai
dengan renvana atau planning yang telah ditentukan sebelumnya.
Mardiana (2005) dengan pendidikan yang berjudul “ Pemberdayaan Anak
Cacat melalui Pelatihan Keterampilan “. (studi di lokasi bina karya Hagu Teungoh
kota Lhokseumawe) disimpulkan : Bahwa dalam melaksanakan pelatihan
keterampilan bagi anak cacat tersebut dibutuhkan suatu proses perencanaan yang
baik. Tanpa adanya perencanaan yang baik. Tanpa adanya perencanaan tersebut
segala kegiatan menjadi tidak terarah dan hasilnya tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Kemudian dalam pelaksanaan pembinaan keterampilan diperlukan
pengaturanyang baik, serta menetapkan petugas dan mekanisme kerjanya, yaitu
perlu melibatkan unsur-unsur stake holder seperti pemerintah, swasta LSM dan
3. pengguna/pemanfaat kegiatan atau program pelatihan dan keterampilan yang
dilaksanakan melalui berbagai macam program pelatihan dan perencanaan
anggaran.
Faktor-faktor
penentu
keberhasilan
dan
kegagalan
dalam
proses
pemberdayaan anak cacat melalui pelatihan dan keterampilan dapat diketahui
dengan melaksanakan evaluasi ini setiap peserta didik di mana nantinya dapat
memberikan dampak positif dengan adanya bina lokakarya dimata masyarakat
luas.
Berdasarkan penelitian terdahulu ini, dapat disimpulkan beberapa hal
persamaan dan perbedaan terhadap penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti
sekarang. Diantaranya, (a) Mempunyai program penelitian yang sama dalam hal
pendidikan dan pelatihan demi pengembangan dan memajukan ilmu pengetahuan
yang harus dimiliki oleh masyarakat sehingga akan meningkatkan sumber daya
manusia masyarakat itu sendiri, (b) Mempunyai tujuan yang sama yaitu samasama ingin meneliti tentang bagaimana memandirikan dan meningkatkan sumber
daya manusia msyarakat itu sendiri agar dapat berdiri sendiri melalui programprogram pendidikan dan pelatihan yang telah disusun sebelumnya, (c)
Memberikan kontribusi yang sama agar terjadinya perubahan bagi organisasi yang
sedang diteliti dan msyarakat itu sendiri tentunya.
Sedangkan, perbedaannya ialah: (a) Memiliki konsep yang berbeda dalam
pemberian pendidikan dan pelatihan terhadap masyarakat, masing-masing
mempuyai konsep tersendiri yang telah disusun sebelumnya dengan teratur, (b)
Segala sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh tempat study kasus yang
4. sedang diteliti itu berbeda-beda tergantung dengan kebutuhan yang sedang
dibutuhkan, artinya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dibutuhkan oleh objek
yang sedang diteliti.
2.2. Teori-Teori yang Relevan
2.2.1. Pengertian Peranan
Peran merupakan suatu pola tindakan yang diharapkan dari seseorang atau
lebih dalam sebuah wadah atau lembaga terhadap tugas-tugas di dalamnya.
Perran adalah seperangkan tingkat yang diharapkan dimiliki akan oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat ( kamus Besar bahasa Indonesia, 1998, 229).
Sedangkan, pegertian “peranan” adalah bagian dari tugas utama yang harus
dilaksanakan.
Menurut Thoha ( 2004: 10) peranan dapat dirumuskan sebagai rangkaian
perilaku yang tertentu, yang ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu atau karena
adanya suatu kantor yang mudah dikenal.
Karakteristik seseoarang individu baik di dalam sebuah kelompok maupun
lembaga / kantor dalam menjalankan segala urusan baik bersifat social maupun
politik yang memberikan pengaruh atau efek terhadap orang lain sehingga
menghasilkan dampak kepada orang tersebut.
Gross, Mason, dan Mc Eachern mendifinikasikan dalam Wirutomo bahwa
peranan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang
menempati kedudukan sosial tertentu. Peranan yang berhubungan dengan
pekerjaannya, seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-kewajibannya yang
5. berhubungan dengan perananyang dipegangnya, artinya segala keinginan atau
harapan masyarakat yang ada pada sebuah lembaga social tertentu yang dikenakan
pada seorang pemompin lembaga tersebut guna untuk dapat menjalankan
kewajibannya demi memenuhi harapan-harapan atau keinginan dari masyarakat
itu sendiri. Konsep peranan mungkin dapat digunakan untuk melihat hubungan
fundamental antara struktur masyarakat dan individu.
Sehingga uraian diatas dapat disimpulakan bahwa peran atau peranan ialah
suatu pola tindakan yang sangat diutamakan dan sistematis, yang tidak dapat
dipatahkan begitu saja dari diri seseorang dan fungsi orang tersebut di dalam suatu
lembaga atau di tengah-tengah masyarakat. Seseorang individu sebagai bagian
dari anggota organisasi atau anggota organisasi atau anggota masyarakat akan
mempunyai perannya masing-masing. Misalnya seseorang dipercaya sebagai
pimpinan organisasi atau lembaga tersebut dan mempunyai hak-hak tertentu
sekaligus melaksanakan kewajiban yagn dipikulnya.
Sama halnya dengan seseorang yang diberikan kepercayaan oleh negara
sebagai aparatur yagn berkerja pada SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) pemerintah
kota Lhokseumawe, maka orang tersebut akan mendapatkan peran / peranan
sesuai dengan tujuan dibentuknya lembaga atau organisasi tersebut.
2.2.2 Pengertian Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
SKB merupakan singkatan dari pada “ Sanggar Kegiatan Belajar” yang
terdiri dari tiga kata yaitu : sanggar, kegiatan dan belajar. Sebelum kita dapat
mengetahui pengertian dari SKB itu sendiri secara komplit terlebih dahulu kita
6. harus mengetahui, apa arti dari sanggar itu sendiri selanjutnya, kegiatan, dan
belajarnya.
Penggunaan istilah “Sanggar” pada sastra mengingatkan kita pada
penggunaan istilah yang sama pada kegiatan seni yang lain. Ada sanggar lukis,
ada sanggar tari, sanggar teater dan sebagainya yang pada intinya mengarah
kepada bidang kegiatan pembelajaran di dalam setiap sanggar itu sendiri.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ada dua pengertian sanggar
“Sanggar” salah satunya adalah tempat untuk kegiatan seni (tari, lukis, dan
sebagainya) kalau dipadukan dengan kata “Sastra” maka terbayanglah sebuah
tempat untuk melakukan kegiatan sastra, kalau sanggar tari hanya mengurusi
masalah tari atau sanggar lukis hanya untuk lukis.
Inti dari semua istilah sanggar di atas merupakan sebuah tempat untuk
melakukan proses pembelajaran baik dari segi melukis tarian bahkan teater yang
pada akhirnya mengarah kepada proses pembelajaran, apapun bentuk kegiatannya
pada intinya mengarah kepada proses belajar-mengajar. Begitu juga pengertian
dari SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) itu sendiri. Istilah ini merupakan suatu
istilah yang bersifat umum tidak lebih ke spesifiknya, seperti halnya sanggar
lukis, tarian, dan teater.
Jadi dari hal di atas dapat kita simpulkan bahwa SKB (Sanggar Kegatan
Belajar) adalah suatu wadah pembinaan di mana terjadinya suatu prroses kegiatan
belajar mengajar baik dari segi pendidikan atau pelatihan terhadp individuindividu yang merasa kurang ilmu pengetahuan maupun skill yang dilaksanakan
secara sistematis sesuai dengan prosedur yang berlaku di dalam negara guna
7. untuk menghasilkan SDM yang bermutu. Individu yang dimaksud di sini adalah
masyarakat yang memiliki kekurangan ilmu pengetahuan dan skill.
2.2.3 Pengertian SDM (Sumber Daya Manusia)
Sumber daya manusia merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari
setiap kegiatan manusia terhadap manusia terhadap organisasi dan kemajuan
negara. Waktu, tenaga, dn kemampuannya benar-benar dapat dimanfaatkam
secara optimal bagi kepentingan, organisasi, maupun bagi kepentingan individu
itu sendiri.
Sumber daya manusia atau man power disingkat SDM merupakan
kemampuan yang dimiliki setiap manusia. SDM terdiri dari daya pikir dan daya
fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya
piker dan daya fisik. SDM/manusia menjadi unsure pertama dan utama dalam
setiap aktifitas yang dilakukan. Peralatan yang andal / canggih tanpa peran aktif
SDM tidak berarti apa-apa. Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari
daya pikit dan daya fisik yang dimilki individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan
oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasikan
oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya, (Hasibuan, 2003:224).
Daya piker adalah kecerdasan yang dibawa sejak lahir (modal besar)
sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan
tolak ukurnya Intelegence Quotient (IQ).
Emotion Quality (EQ) adalah kemampuan manusia untuk mengendalikan
emosi dan bersosialisasi (bermasyarakat). Apabila IQ didukung EQ maka realisasi
8. pendapat-pendapatnya akan disambut baik dan atunsias oleh masyarakat. Seperti
gambar bagan di bawah ini:
Prestasi Kerja
5
4
3
Keinginan atau N. Ach
SDM
Perilaku dan Sifat
1
2
Daya Pikir
Daya Fisik
TABEL I
PENINGKATAN
DAYA PIKIR DAN DAYA FISIK
No
Daya Pikir
Daya Fisik
1
Makanan-makanan yang bergizi tinggi
Makanan-makanan yang bergizi tinggi
2
Pemeliharaan kesehatan yang baik
Pemeliharaan kesehatan yang baik
3
Pendidikan formal dan informal
Olahraga yang baik dan teratur
4
Mengikuti diskusi dan seminar-seminar
Mengikuti pertandingan-pertandingan
5
Dan lain sebagainya
Dan lain sebagainya
Sumber : (Melayu S.P Hasibuan, MSDM,2003:245)
Pada dasarnya sumber daya manusia hampir sama dengan pengertian
sumber daya aparatur, namun terdapat perbedaan pada penekanannya. Sumber
9. daya aparatur penekanannya lebih pada kinerja aparatur pemerintah, sedangkan
sumber daya manusia penekanannya sangat luas yang mencakup pada seluruh
kegiatan dan rutinitas manusia sebagai bagian dari anggota masyarakat. Seperti
halnya menurut Goenawan. A. Wardhana dan A.S Munandar dalam Edy
Syahputra (2006:15) menyatakan bahwa:
Sumber daya aparatur adalah: Sumber daya yang mencakup semua energy,
kekuatan, keterampilan, bakat, dan pengetahuan aparatur yang dipergunakan
untuk tujuan produksi sesuatu hal, baik berupa barang atau jasa yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia maupun untuk masalah lain. Selanjutnya menurut Ndraha
dalam bukunya yang berjudul “Pengaturan Teori Pengembangan SDM”
menyatakan : SDM atau human resources adalaah penduduk yang setia, mau, dan
mampu member sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan organisasional
(The people who are ready, willing and able to contribute to organizational
goals).
Sehingga dapat peneliti simpulkan dari uraian di atas bahwa pengertian dari
pada sumber daya manusia adalah : “suatu upaya, kemampuan, kekuatan dan
pengetahuan yang dihasilkan dari manusia itu sendiri melalui pelatihan,
pendidikan, pengajaran, dan pengembangan ilmu pengetahuan juga skill dalam
menjalankan atau melaksanakan suatu rencana untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh manusia itu sendiri baik dalam suatu organisasi
pemerintah maupun swasta. Maka dari itu, tanpa adanya suatu upaya,
kemampuan, kekuatan, dan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu atau
makhluk di manapun dia berada untuk menjalankan suatu hal yang telah
10. direncanakan, mustahil rencana tersebut bisa terlaksana dengan sebaik-baiknya
dan tujuan yang hendak akan dicapai tidak terlaksana dengan sempurna yang
sesuai dengan scenario yang telah dibuat. Sumber daya manusia merupakan suatu
persoalan yang patut untuk diperbincangkan karena memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap sebuah kemajuan dalam suatu negara khususnya negara
yang sedang berkembang seperti negara kita ini.
2.2.4 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
Pengertian secara sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
masyarakat dan kebudayaan. Perkembangan istilah pendidikan atau “Paedagogie”
berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang
dewasa agar menjadi dewasa (Hasbullah, 2001:1).
Menurut Dewey dalam Hasbullah (2001:2) pendidikan adalah proses
pembentukan kecakapan fundamentaldan emosional kea rah alam dan sesama
manusia. Artinya menciptakan manusia atau masyarakat yang memiliki sikap atau
mental dan emosi yang mantap dan matang ke dalam lingkungan alam dan
organisasi.
Menurut Comb dan Manzoor Ahmed dalam Su’ud (2007) menjelaskan
bahwa pendidikan adalah suatu proses yang berkesinambungan, mulai dari usia
anak kecil sampai kepada waktu dewasa.
Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentan system pendidikan
nasional menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
11. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan itu adalah
usaha secara sengaja dari orang dewasa yang dengan mempergunakan
pengaruhnya untuk meningkatkan kedewasaan orang lain yang selalu diartikan
mampu memikul tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. Orang dewasa
yang dimaksud di sini adalah orang yang memiliki ilmu pengetahuan lebih agar
orang lain tersebut
mampu me;laksanakan tugasnya berdasarkan ilmu
pengetahuan yang diberikan tadi.
Sementara itu, Nitisemito dalam Buyung (1997) memberikan rumusan
bahwa ; Pelatihan adalah kegiatan lembaga tertentu yang bermaksud untuk dapat
memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan
pengetahuan dari para pegawainya. Namun dalam hal ini pelatihan yang
dilakukan lebih terfokus kepada masyarakat baik tua ataupun muda, bekerja atau
tidak bekerja dalam arti kata yaitu masyarakat yang merasa dirinya kurang ilmu
pengetahuan dalam ruang lingkup masyarakat itu sendiri atau masyarakat luas.
Selanjutnya Fathoni (2006: 97) menjelaskan bahwa pendidikan dan
pelatihan adalah salah satu pembinaan terhadap tenaga kerja disamping adanya
upaya yang lain. Pendidikan dan pelatihan merupakan proses belajar-mengajar
dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam
melaksanakan tugasnya. Sedangkan yang dimaksud dengan tugas adalah
12. menunjukkan kedudukan, tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang didalam
organisasi, yang dimaksud dengan pelatihan merupakan upaya untuk mentransfer
keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa
sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat melaksanakan
pekerjaan.
2.2.5 Pentingnya Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan dapat dipandang sebagai salah satu bentuk
investasi bagi suatu negara, oleh karena itu setiap negara yang di dalamnya terdiri
dari kota, kabupaten, dan propinsi ingin berkembang, maka pendidikan dan
pelatihan bagi seluruh masyarakat di dalamnya harus menjalankan atau
melaksanakan proses pendidikan dan pelatihan dengan membuat dan menyusun
program-program yang menunjang proses peningkatan SDM masyarakat itu
sendiri secara sistematis oleh pemerintah.
Pentingnya program pendidikan dan pelatihan bagi suatu organisasi terhadap
peningkatan
SDM
masyarakat
yang
akan
melakukan
perannya
dalam
mengembangkan atau memajukan bangsa dan negara tentunya di dalam
peningkatan ilmu pengetahuan tentang sumber daya manusia, agar manusia atau
masyakat itu sendiri mampu dan mandiri dalam melakukan kegiatan baik di dalam
hal perekonomian maupun sosial, contoh yang bisa kita lihat dalam hal ekonomi,
yaitu dengan adanya peningkatan SDM masyarakat melalui suatu programprogram pendidikan dan pelatihan dibidang skill misalnya dalam hal
perbengkalan, pemasaran, menjahit dan pemasaran rangkaian listrik ini
13. merupakan salah satu program pelatihan skill yang akan menunjang atau
mendukung di bidang ekonomi. Sedangkan sosial yaitu seperti melalui suatu
program pendidikan dimisalkan mengajarkan masyarakat yang tidak bisa menulis
dan membaca sehingga mampu membaca dan menulis.
Menurut pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan
pelatihan tersebut memang sangat penting, apalagi bagi negara-negara yang
sedang berkembang, sumber daya manusia perlu dikembangkan dan ditingkatkan,
karena tanpa adanya SDM yang mantap dan berpotensi maka tidak akan bisa
mengelola atau mengolah SDA (sumber daya alam) menjadi sebuah produktivitas
atau penghasilan bagi negara tentunya, seperti halnya istilah berikut ini, yaitu
dapat dijumpai pada semboyan dalam doktrin militer; yaitu “Manbehind The
Gun” yang artinya “Senjata secanggih apapun tidak akan berarti apabila tidak
disertai kualitas manusia yang berada dibelakang senampang tersebut”.
2.2.6 Pengertian Masyarakat
Adanya bermacam-macam wujud kesatuan kolektif manusia menyebabkan
bahwa kita memerlukan beberapa istilah untuk membeda-bedakan berbagai
macam kesatuan manusia tadi. Kecuali istilah yang paling lazim, yaitu
masyarakat, ada istilah-istilah khusus untuk menyebut kesatuan-kesatuan khusus
yang merupakan unsur-unsur dari masyarakat, yaitu kategori social, golongan
sosial, komunitas, kelompok dan perkumpulan.
Istilah masyarakat diambil dari akar kata “Syarakat” bahsa arab yang secara
umum berarti saling berperan serta, saling bergaul, sedangkan Society (dalam
14. bahasa inggris) ataupun Socius dalam bahasa latin yang berarti sekumpulan
kawan, teman sepergaulan. Masyarakat memang merupakan sekumpulan manusia
setidaknya terdiri dari atas lebih dari 1 (satu) orang dan saling bergaul. Pergaulan
manusia dengan sesamanya menimbulkan suatu ikatan rasa/identitas bersama
dalam suatu rentang waktu yang lama dan berkesinambungan, (Wiranata,
2002:68).
Berikut ini beberapa definisi tentang masyarakat:
1) Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah lama hidup dan
bekerja sama sehingga mereka itu mengorganisasikan dirinya dan berfikir
tentang dirinya sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu,
(Ralp Linton sebagai makna dikutip Harsoyo : 1977).
2) Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan (Soekanto : 1978).
3) Masyarakat-masyarakat hokum adat seperti desa di Jawa, marga di Sumatera
Selatan, nagari di Minang Kabau, Kuria di Tapanuli, Wanua di Sulawesi
Selatan, adalah kesatuan-kesatuan kemasyarakatan yang mempunyai
kelengkapan-kelengkapan untuk sanggup berdiri sendiri, yaitu mempunyai
kesatuan hukum, kesatuan penguasa, dan kesatuan lingkungan hidup
berdasarkan hak bersama atas tanah dan air bagi semua anggotanya
masyarakat hokum adat ini (Hazairin : 1970).
Kumpulan manusia tidaklah sama dengan benda-benda mati, karena selalu
berkembang san akan timbul manusia-manusia yang baru. Manusia itu juga
mempunyai
keinginan-keinginan
untuk
menyampaikan
kesan-kesan
atau
15. perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu timbullah system
komunikasi dan timbullah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara
manusia di dalam kelompok tersebut. Kelompok masyarakat yang telah
berhimpun itu memiliki kesadaran identitas dalam kelompoknya sehingga
memilki suatu cara pandang sama terhadap sesuatu hal yang telah disepakati.
Masyarakat/manusia adalah suatu kumpulan individu pada suatu daerah
tertentu di mana individu yang satu dengan individu yang lain saling berinteraksi
dalam rangka menetapkan norma (etika kehidupan), struktur, status, dan tujuan
hidup yang jelas.
Polak dalam Cut Desi Apriana (2007: 15) menyebutkan masyarakat adalah
wadah segenap antara hubungan sosial terdiri atas banyak sekali unsure
komponen yang hidup dan berinteraksi dalam suatu lingkungan dalam jangka
waktu yang lama atau dengan kata lain masyarakat adalah suatu kelompok
manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat, yang
sama ditaati dalam lingkungannya.
2.2.7 Faktor-Faktor dalam Perkembangan Manusia
Perkembangan manusia/masyarakat dipengaruhi oleh berbagai-bagai faktor
yakni: faktor biologi, lingkungan alamiah, dan lingkungan sosial budaya.
Mengutamakan salah satu aspek memberikan gambaran yang kurang tepat.
Kepribadian tak dapat dilepaskan dari pada aspek biologis yang berfungsi,
misalnya adanya tangan dengan ibu jari yang dapat dipertemukan dengan jari-jari
lainnya, mekanisme pendengaran, penglihatan, dan sebagainya, dan juga berbagai
16. organ lainnya. Kelakuan hanya mungkin dalam organisasi hidup. Adanya
organisasi untuk penginderaan serta system syaraf merupakan syarat mutlak untuk
belajar dan menangkap, mengolah perangsang-perangsang dari luar sera
menyimpannya.
Lingkungan alamiah seperti iklim dan faktor-faktor geografis lainnya
memberikan tempat dan bahan yang perlu bagi kehidupan seperti oksigen, bahan
untuk produksi bahan makan, hujan, matahari, dan sebagainya. Demikian pula
adanya alat-alat transportasi, perumahan, pakaian, dan sebagainya hanya mungkin
karena alam memberikan bahannya.
Lingkungan alam merangsang bentuk kelakuan tertetu, seperti laut untuk
menangkap ikan, berlayar, berdagang, padang rumput untuk beternak, dan
sebagainya. Walaupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
orang dapat melepaskan diri dari pengaruh lingkungan dekat.
Faktor ketiga dalam perkembangan manusia/masyarakat ialah lingkungan
sosial-budaya. Semua orang hidup dalam kelompok dan saling berhubungan
melalui lambing-lambang, khususnya bahasa. Manusia mempelajari kelakuan dari
orang lain di lingkungan sosialnya. Hampir segala sesuatu yang dilakukannya,
bahkan apa yang dipikirkan dan dirasakan bertalian dengan orang lain. Anak yang
dididik di luar masyarakat manusia, seperti anak-anak yang dibesarkandi tengahtengah srigala di hutan tidak menunjukkan kelakuan manusia biasa bahkan tak
dapat berjalan atau makan seperti manusia.
17. Bahkan, kebiasaan makan, pakaian, kepercayaan, peranan dalam kelompok,
dan sebagainya, dipelajari dari lingkungan sosial-budaya karena lingkungan ini
berbeda-beda, maka terdapat pula perbedaan dalam pola kelakuan manusia.
Lingkungan sosial-budaya mengandung dua unsure yakni (a) unsure sosial
yakni interaksi diantara manusia, (b) dan unsure budaya yakni bentuk kelakuan
yang sama yang terdapat dikalangan kelompok manusia. Budaya ini diterima
dalam kelompok dan meliputi bahasa, nilai-nilai, norma kelakuan, adat kebiasaan
dan sebagainya.
2.2.8. Konsep Pendidikan Dalam Pemberdayaan
Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan atau latihan agar berperan di masa yang akan dating. Peran
serta didik dalam kehidupan masyarkat, baik secara individu maupun sebagai
anggota masyarakat merupakan keluaran (Out Put) dari sistem dan fungsi
pendidikan. Pada hakikatnya pendidikan berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia, baik individu
dan masyarakat, guna mengahadapi masa depan. Secara umum pengertian
pendidikan dan pelatihan adalah usaha berupa bimbingan dan pembinaan terhadap
perkembangan daya cipta, rasa, dan karya. Agar dapat menguasai kecakapan dasar
yang sesuai dengan minat serta bakatnya sebagai bekal hidup di masyarakat.
Belajar merupakan suatu kegiatan perubahan atau interaksi terhadap
lingkungan. Perubahan yang terjadi pada pelajaran tidak spontan, tetapi
memerlukan jangka waktu tertentu. Menurut Mardiana dalam Afriyanti (2007: 30)
18. hal ini sesuai dengan pendapat Purwanto yaitu : “manusia bukan hanya makhluk
biologis seperti halnya hewan, manusia juga adalah makhluk sosial dan budaya
yang berarti bahwa belajar sangat penting bagi kehidupan manusia, juga mengerti
mengapa anak membutuhkan waktu yang lama untuk belajar sehingga menjadi
manusia dewasa”.
Menurut Mubyarto (2000: 263), pemberdayaan adalah upaya untuk
membangun
daya
masyarakat
dengan
mendorong,
memotivasi
dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk
mengembangkannya. Keberdayaan masyarakat adalah unsure dasar yang
memungkinkan suatu masyarakat bertahan dan dalam pengertian yang dinamis
mengembangkan diri dan mencapai kemajuan.
Secara etimologis pemberdayaan berasal pada kata dasar :daya” yang berarti
kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan
dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk
memperoleh
daya/kekuatan/kemampuan
dan
atau
proses
pemberian
daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak kurang
atau belum berdaya, (Agus Sutiono dan Ambar Teguh Sulistiyani, 2003: 77).
Menurut Hilgrat dan Brata dalam Afriyanti (2007: 30) menjelaskan bahwa
“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu
situasi yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dan situasi
pengalaman tersebut, di mana perubahan di waktu itu tidak dapat diperoleh”.
Hakikatnya proses belajar adalah perubahan perilaku, bakat, pengalaman dan
latihan, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang
19. menyangkut kepengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan mengikuti
segenap aspek organism atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar menilai prose
dan hasil belajar. Kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru,
jadi hakikatnya adalah perubahan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat kita katakana adalah perubahan
belajar merupakan suatu proses di mana nantinya setelah melalui proses belajar
diharapkan adanya perubahan sikap, tingkah laku, dan penambahan ilmu
pengetahuan. Perubahan-perubahan tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi
didukung oleh pengalaman-pengalaman dari lingkungan dan latihan yang terus
menerus hingga menjadi suatu kebiasaan.
2.2.9 Proses Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatiahn merupakan suatu proses yang akan menghasilkan
suatu perubahan perilaku sasaran pendidikan dan pelatihan yang diberikan secara
konkrit perubahan perilaku itu berbentuk peningkatan kemampuan dari sasaran
yang diharapkan adalah penambahan keterampilan.
Kemampuan
ini
mencakup
kemampuan
kognitif,
efektif
maupun
psikomotor. Apabila dilihat dari pendekatan system, maka proses pendidikan dan
pelatihan itu terdiri dari sasaran diklat dan perubahan perilaku dan faktor yang
mempengaruhi proses tersebut. Dalam pendidikan dan pelatihan, menurut Buyung
dalam Edy Syahputra (2006: 25), faktor yang mempengaruhi proses diklat itu
dibedakan menjadi dua yakni : “Segala hal yang sering disebut dengan perangkat
lunak dan perangkat keras”.
20. Perangkat lunak dalam proses diklat ini mencakup antara lain: kurikulum,
organisasi, pendidikan, pelatihan, peraturan-peraturan, metode belajar mengajar,
dan tenaga pengajar atau pelatih itu sendiri. Sedangkan perangkat keras
yanghadap proses pendidikan djuga besar pengaruhnya terhadap proses
pendidikan dan pelatihan ialah fasilitas-fasilitas yang mencakup: gedung,
perpustakaan (buku-buku referensi), alat bantu pendidikan dan sebagainya.
Sehubungan dengan proses pendidikan dan pelatihan ini Notoad dalam Edy
Syahputra (2006: 25) mengatakan bahwa: “Proses pendidikan dan pelatihan
dipengaruhi oleh fasilitas, tenaga pengajar, atau pelatihan, alat bantu pendidikan
atau alat peraga, metode belajar mengajar itu digolongkan menjadi sumber daya
yang terdiri dari manusia, uang, material, dan metode”. Sedangkan kurikulum itu
merupakan faktor tersendiri yang sangat besar pengaruhnya terhadap proses
pendidikan dan pelatihan.
Pada dasarnya kedua perdapat tersebut mempunyai kesamaan penekanan
dalam menentukan criteria mengenai pendidikan dan pelantihan, yakni
penekanannya pada alat-alat baik yang bersifat perangkat lunak maupun
perangkat keras. Pendapat pertama mengenai proses pendidikan dan pelatihan
lebih senang membagi istilah perangkat lunak dan perangkat keras, sedangkan
pendapat
kedua
menekannkan
langsung
pada
bahan
atau
alat
tanpa
menggolongkan mana yang disebut dengan perangkat lunak dan mana yang
disebut dengan perangkat keras. Namun semua orang sudah memakluminya
bahwa perangkat lunak adalah barang yang habis dipakai atau mudah hilang,
sedangkan perangkat keras adalah barang yang mampu bertahan dalam jangka
21. waktu lama, seperti kursi atau meja. Secara skematis proses pendidikan dan
pelatihan yang telah diuraikan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
Table 1.2 Proses Pendidikan dan Pelatihan
Sumber Daya
In Put
Sumber Daya
Out Put
peserta diklat
Kurikulum
Sumber: Notoad Modjo dalam Edy Syahputra (2006: 26)
Pendidikan dan pelatihan dalam suatu organisasi sebagai upaya untuk
pengembangan sumber daya manusia adalah suatu siklus yang harus terjadi terusmenerus. Hal ini terjadi karena organisasi itu harus berkembang untuk
mengantisipasi perubahan-perubahan di luar organisasi tersebut. Untuk itu maka
kemampuan sumber daya manusia itu harus terus menerus ditingkatkan seirama
dengan kemajuan dan perkembangan teknologi.