SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Hasil Penelitian Terdahulu
Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu usaha yang di lakukan untuk

mempersiapkan baik anak-anak, pemuda, dan pemudi juga kaum awam yang
kurang ilmu pengetahuan dan skillnya tersebut untuk menjadi orang yang mandiri
atau berbakti bgi nusa dan bangsa. Dengan demikian pendidikan dan pelatihan
adalah bagian dari pemberdayaan yang sangat berperan dalam meningkatkan
sumber daya manusia (SDM) yang menggunakan system belajar mengajar baik itu
dalam institusi

setiap

individu sehinga mereka mampu beradaptasi di

lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja, seperti halnya penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh:
Afriyati (2007) dengan penelitian yang berjudul “ Pesan Rumah Cinta dalam
Memberdayakan yatim Piatu Pasca Tsunami “ (studi Pada rumah cinta kota
Lhoksukon). Dalam program pendidikan dan pelatihan yang dijalankan oleh
rumah cinta tersebut yaitu dengan hasil penelitiannya dapat disimpulkan:
a. Bahwa

dalam program pendidikan umumnya lebih menekankan kepada

program pendidikan yang mengikuti prosedur pendidikan nasional dan
ditambah dengan berbagai pelatihan dan menanamkan IPTEK (Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi) dan IMTAQ (Ilmu Mempelajari tingkah Laku
dan Akhlak) atau pembinaan dari segi akidah, baik
maupun akhlak si anak.

itu segi berpakaian
b. Sedangkan dalam program pelatihannya mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan
yang dilakukan atau pelatihannya yaitu diadakannya yaitu diadakannya latihan
mengaji Al-Qur’an dan kitab-kitab Fiqih Islam setelah selesai shalat magrib.
Selain itu juga setiap hari jum’at pengasuh menerapkan les bahasa Arab ,dan
di hari rabunya dilakukan kegiatan les bahasa Inggris, sedangkan di hari
minggu dilakukan les komputer dimana nantinya semua itu memberikan
sebuah penambahan potensi ilmu pengetahuan dalam meningkatkan sumber
daya manusia tentunya kearah yang positif dan lebih baik.
Namun semua hal di atas itu harus didukung oleh faktor saranan dan
prasarana yang memadai pada saat pelaksanaannya. Lancarnya suatt pendidikanu
kegiatan yang dijalankan baik bersifat pendidikan maupun pelatihan itu berjalan
apabila adanya faktor penunjang seperti halnya di atas, bila itu semua tidak ada
maka sama saja tidak ada hasilnya sama sekali atau tidak akan berjalan sesuai
dengan renvana atau planning yang telah ditentukan sebelumnya.
Mardiana (2005) dengan pendidikan yang berjudul “ Pemberdayaan Anak
Cacat melalui Pelatihan Keterampilan “. (studi di lokasi bina karya Hagu Teungoh
kota Lhokseumawe) disimpulkan : Bahwa dalam melaksanakan pelatihan
keterampilan bagi anak cacat tersebut dibutuhkan suatu proses perencanaan yang
baik. Tanpa adanya perencanaan yang baik. Tanpa adanya perencanaan tersebut
segala kegiatan menjadi tidak terarah dan hasilnya tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Kemudian dalam pelaksanaan pembinaan keterampilan diperlukan
pengaturanyang baik, serta menetapkan petugas dan mekanisme kerjanya, yaitu
perlu melibatkan unsur-unsur stake holder seperti pemerintah, swasta LSM dan
pengguna/pemanfaat kegiatan atau program pelatihan dan keterampilan yang
dilaksanakan melalui berbagai macam program pelatihan dan perencanaan
anggaran.
Faktor-faktor

penentu

keberhasilan

dan

kegagalan

dalam

proses

pemberdayaan anak cacat melalui pelatihan dan keterampilan dapat diketahui
dengan melaksanakan evaluasi ini setiap peserta didik di mana nantinya dapat
memberikan dampak positif dengan adanya bina lokakarya dimata masyarakat
luas.
Berdasarkan penelitian terdahulu ini, dapat disimpulkan beberapa hal
persamaan dan perbedaan terhadap penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti
sekarang. Diantaranya, (a) Mempunyai program penelitian yang sama dalam hal
pendidikan dan pelatihan demi pengembangan dan memajukan ilmu pengetahuan
yang harus dimiliki oleh masyarakat sehingga akan meningkatkan sumber daya
manusia masyarakat itu sendiri, (b) Mempunyai tujuan yang sama yaitu samasama ingin meneliti tentang bagaimana memandirikan dan meningkatkan sumber
daya manusia msyarakat itu sendiri agar dapat berdiri sendiri melalui programprogram pendidikan dan pelatihan yang telah disusun sebelumnya, (c)
Memberikan kontribusi yang sama agar terjadinya perubahan bagi organisasi yang
sedang diteliti dan msyarakat itu sendiri tentunya.
Sedangkan, perbedaannya ialah: (a) Memiliki konsep yang berbeda dalam
pemberian pendidikan dan pelatihan terhadap masyarakat, masing-masing
mempuyai konsep tersendiri yang telah disusun sebelumnya dengan teratur, (b)
Segala sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh tempat study kasus yang
sedang diteliti itu berbeda-beda tergantung dengan kebutuhan yang sedang
dibutuhkan, artinya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dibutuhkan oleh objek
yang sedang diteliti.

2.2. Teori-Teori yang Relevan
2.2.1. Pengertian Peranan
Peran merupakan suatu pola tindakan yang diharapkan dari seseorang atau
lebih dalam sebuah wadah atau lembaga terhadap tugas-tugas di dalamnya.
Perran adalah seperangkan tingkat yang diharapkan dimiliki akan oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat ( kamus Besar bahasa Indonesia, 1998, 229).
Sedangkan, pegertian “peranan” adalah bagian dari tugas utama yang harus
dilaksanakan.
Menurut Thoha ( 2004: 10) peranan dapat dirumuskan sebagai rangkaian
perilaku yang tertentu, yang ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu atau karena
adanya suatu kantor yang mudah dikenal.
Karakteristik seseoarang individu baik di dalam sebuah kelompok maupun
lembaga / kantor dalam menjalankan segala urusan baik bersifat social maupun
politik yang memberikan pengaruh atau efek terhadap orang lain sehingga
menghasilkan dampak kepada orang tersebut.
Gross, Mason, dan Mc Eachern mendifinikasikan dalam Wirutomo bahwa
peranan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang
menempati kedudukan sosial tertentu. Peranan yang berhubungan dengan
pekerjaannya, seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-kewajibannya yang
berhubungan dengan perananyang dipegangnya, artinya segala keinginan atau
harapan masyarakat yang ada pada sebuah lembaga social tertentu yang dikenakan
pada seorang pemompin lembaga tersebut guna untuk dapat menjalankan
kewajibannya demi memenuhi harapan-harapan atau keinginan dari masyarakat
itu sendiri. Konsep peranan mungkin dapat digunakan untuk melihat hubungan
fundamental antara struktur masyarakat dan individu.
Sehingga uraian diatas dapat disimpulakan bahwa peran atau peranan ialah
suatu pola tindakan yang sangat diutamakan dan sistematis, yang tidak dapat
dipatahkan begitu saja dari diri seseorang dan fungsi orang tersebut di dalam suatu
lembaga atau di tengah-tengah masyarakat. Seseorang individu sebagai bagian
dari anggota organisasi atau anggota organisasi atau anggota masyarakat akan
mempunyai perannya masing-masing. Misalnya seseorang dipercaya sebagai
pimpinan organisasi atau lembaga tersebut dan mempunyai hak-hak tertentu
sekaligus melaksanakan kewajiban yagn dipikulnya.
Sama halnya dengan seseorang yang diberikan kepercayaan oleh negara
sebagai aparatur yagn berkerja pada SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) pemerintah
kota Lhokseumawe, maka orang tersebut akan mendapatkan peran / peranan
sesuai dengan tujuan dibentuknya lembaga atau organisasi tersebut.

2.2.2 Pengertian Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
SKB merupakan singkatan dari pada “ Sanggar Kegiatan Belajar” yang
terdiri dari tiga kata yaitu : sanggar, kegiatan dan belajar. Sebelum kita dapat
mengetahui pengertian dari SKB itu sendiri secara komplit terlebih dahulu kita
harus mengetahui, apa arti dari sanggar itu sendiri selanjutnya, kegiatan, dan
belajarnya.
Penggunaan istilah “Sanggar” pada sastra mengingatkan kita pada
penggunaan istilah yang sama pada kegiatan seni yang lain. Ada sanggar lukis,
ada sanggar tari, sanggar teater dan sebagainya yang pada intinya mengarah
kepada bidang kegiatan pembelajaran di dalam setiap sanggar itu sendiri.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ada dua pengertian sanggar
“Sanggar” salah satunya adalah tempat untuk kegiatan seni (tari, lukis, dan
sebagainya) kalau dipadukan dengan kata “Sastra” maka terbayanglah sebuah
tempat untuk melakukan kegiatan sastra, kalau sanggar tari hanya mengurusi
masalah tari atau sanggar lukis hanya untuk lukis.
Inti dari semua istilah sanggar di atas merupakan sebuah tempat untuk
melakukan proses pembelajaran baik dari segi melukis tarian bahkan teater yang
pada akhirnya mengarah kepada proses pembelajaran, apapun bentuk kegiatannya
pada intinya mengarah kepada proses belajar-mengajar. Begitu juga pengertian
dari SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) itu sendiri. Istilah ini merupakan suatu
istilah yang bersifat umum tidak lebih ke spesifiknya, seperti halnya sanggar
lukis, tarian, dan teater.
Jadi dari hal di atas dapat kita simpulkan bahwa SKB (Sanggar Kegatan
Belajar) adalah suatu wadah pembinaan di mana terjadinya suatu prroses kegiatan
belajar mengajar baik dari segi pendidikan atau pelatihan terhadp individuindividu yang merasa kurang ilmu pengetahuan maupun skill yang dilaksanakan
secara sistematis sesuai dengan prosedur yang berlaku di dalam negara guna
untuk menghasilkan SDM yang bermutu. Individu yang dimaksud di sini adalah
masyarakat yang memiliki kekurangan ilmu pengetahuan dan skill.

2.2.3 Pengertian SDM (Sumber Daya Manusia)
Sumber daya manusia merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari
setiap kegiatan manusia terhadap manusia terhadap organisasi dan kemajuan
negara. Waktu, tenaga, dn kemampuannya benar-benar dapat dimanfaatkam
secara optimal bagi kepentingan, organisasi, maupun bagi kepentingan individu
itu sendiri.
Sumber daya manusia atau man power disingkat SDM merupakan
kemampuan yang dimiliki setiap manusia. SDM terdiri dari daya pikir dan daya
fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya
piker dan daya fisik. SDM/manusia menjadi unsure pertama dan utama dalam
setiap aktifitas yang dilakukan. Peralatan yang andal / canggih tanpa peran aktif
SDM tidak berarti apa-apa. Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari
daya pikit dan daya fisik yang dimilki individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan
oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasikan
oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya, (Hasibuan, 2003:224).
Daya piker adalah kecerdasan yang dibawa sejak lahir (modal besar)
sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan
tolak ukurnya Intelegence Quotient (IQ).
Emotion Quality (EQ) adalah kemampuan manusia untuk mengendalikan
emosi dan bersosialisasi (bermasyarakat). Apabila IQ didukung EQ maka realisasi
pendapat-pendapatnya akan disambut baik dan atunsias oleh masyarakat. Seperti
gambar bagan di bawah ini:
Prestasi Kerja

5
4

3

Keinginan atau N. Ach

SDM

Perilaku dan Sifat

1

2

Daya Pikir

Daya Fisik

TABEL I
PENINGKATAN
DAYA PIKIR DAN DAYA FISIK
No

Daya Pikir

Daya Fisik

1

Makanan-makanan yang bergizi tinggi

Makanan-makanan yang bergizi tinggi

2

Pemeliharaan kesehatan yang baik

Pemeliharaan kesehatan yang baik

3

Pendidikan formal dan informal

Olahraga yang baik dan teratur

4

Mengikuti diskusi dan seminar-seminar

Mengikuti pertandingan-pertandingan

5

Dan lain sebagainya

Dan lain sebagainya

Sumber : (Melayu S.P Hasibuan, MSDM,2003:245)
Pada dasarnya sumber daya manusia hampir sama dengan pengertian
sumber daya aparatur, namun terdapat perbedaan pada penekanannya. Sumber
daya aparatur penekanannya lebih pada kinerja aparatur pemerintah, sedangkan
sumber daya manusia penekanannya sangat luas yang mencakup pada seluruh
kegiatan dan rutinitas manusia sebagai bagian dari anggota masyarakat. Seperti
halnya menurut Goenawan. A. Wardhana dan A.S Munandar dalam Edy
Syahputra (2006:15) menyatakan bahwa:
Sumber daya aparatur adalah: Sumber daya yang mencakup semua energy,
kekuatan, keterampilan, bakat, dan pengetahuan aparatur yang dipergunakan
untuk tujuan produksi sesuatu hal, baik berupa barang atau jasa yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia maupun untuk masalah lain. Selanjutnya menurut Ndraha
dalam bukunya yang berjudul “Pengaturan Teori Pengembangan SDM”
menyatakan : SDM atau human resources adalaah penduduk yang setia, mau, dan
mampu member sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan organisasional
(The people who are ready, willing and able to contribute to organizational
goals).
Sehingga dapat peneliti simpulkan dari uraian di atas bahwa pengertian dari
pada sumber daya manusia adalah : “suatu upaya, kemampuan, kekuatan dan
pengetahuan yang dihasilkan dari manusia itu sendiri melalui pelatihan,
pendidikan, pengajaran, dan pengembangan ilmu pengetahuan juga skill dalam
menjalankan atau melaksanakan suatu rencana untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh manusia itu sendiri baik dalam suatu organisasi
pemerintah maupun swasta. Maka dari itu, tanpa adanya suatu upaya,
kemampuan, kekuatan, dan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu atau
makhluk di manapun dia berada untuk menjalankan suatu hal yang telah
direncanakan, mustahil rencana tersebut bisa terlaksana dengan sebaik-baiknya
dan tujuan yang hendak akan dicapai tidak terlaksana dengan sempurna yang
sesuai dengan scenario yang telah dibuat. Sumber daya manusia merupakan suatu
persoalan yang patut untuk diperbincangkan karena memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap sebuah kemajuan dalam suatu negara khususnya negara
yang sedang berkembang seperti negara kita ini.

2.2.4 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
Pengertian secara sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
masyarakat dan kebudayaan. Perkembangan istilah pendidikan atau “Paedagogie”
berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang
dewasa agar menjadi dewasa (Hasbullah, 2001:1).
Menurut Dewey dalam Hasbullah (2001:2) pendidikan adalah proses
pembentukan kecakapan fundamentaldan emosional kea rah alam dan sesama
manusia. Artinya menciptakan manusia atau masyarakat yang memiliki sikap atau
mental dan emosi yang mantap dan matang ke dalam lingkungan alam dan
organisasi.
Menurut Comb dan Manzoor Ahmed dalam Su’ud (2007) menjelaskan
bahwa pendidikan adalah suatu proses yang berkesinambungan, mulai dari usia
anak kecil sampai kepada waktu dewasa.
Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentan system pendidikan
nasional menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan itu adalah
usaha secara sengaja dari orang dewasa yang dengan mempergunakan
pengaruhnya untuk meningkatkan kedewasaan orang lain yang selalu diartikan
mampu memikul tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. Orang dewasa
yang dimaksud di sini adalah orang yang memiliki ilmu pengetahuan lebih agar
orang lain tersebut

mampu me;laksanakan tugasnya berdasarkan ilmu

pengetahuan yang diberikan tadi.
Sementara itu, Nitisemito dalam Buyung (1997) memberikan rumusan
bahwa ; Pelatihan adalah kegiatan lembaga tertentu yang bermaksud untuk dapat
memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan
pengetahuan dari para pegawainya. Namun dalam hal ini pelatihan yang
dilakukan lebih terfokus kepada masyarakat baik tua ataupun muda, bekerja atau
tidak bekerja dalam arti kata yaitu masyarakat yang merasa dirinya kurang ilmu
pengetahuan dalam ruang lingkup masyarakat itu sendiri atau masyarakat luas.
Selanjutnya Fathoni (2006: 97) menjelaskan bahwa pendidikan dan
pelatihan adalah salah satu pembinaan terhadap tenaga kerja disamping adanya
upaya yang lain. Pendidikan dan pelatihan merupakan proses belajar-mengajar
dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam
melaksanakan tugasnya. Sedangkan yang dimaksud dengan tugas adalah
menunjukkan kedudukan, tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang didalam
organisasi, yang dimaksud dengan pelatihan merupakan upaya untuk mentransfer
keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa
sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat melaksanakan
pekerjaan.

2.2.5 Pentingnya Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan dapat dipandang sebagai salah satu bentuk
investasi bagi suatu negara, oleh karena itu setiap negara yang di dalamnya terdiri
dari kota, kabupaten, dan propinsi ingin berkembang, maka pendidikan dan
pelatihan bagi seluruh masyarakat di dalamnya harus menjalankan atau
melaksanakan proses pendidikan dan pelatihan dengan membuat dan menyusun
program-program yang menunjang proses peningkatan SDM masyarakat itu
sendiri secara sistematis oleh pemerintah.
Pentingnya program pendidikan dan pelatihan bagi suatu organisasi terhadap
peningkatan

SDM

masyarakat

yang

akan

melakukan

perannya

dalam

mengembangkan atau memajukan bangsa dan negara tentunya di dalam
peningkatan ilmu pengetahuan tentang sumber daya manusia, agar manusia atau
masyakat itu sendiri mampu dan mandiri dalam melakukan kegiatan baik di dalam
hal perekonomian maupun sosial, contoh yang bisa kita lihat dalam hal ekonomi,
yaitu dengan adanya peningkatan SDM masyarakat melalui suatu programprogram pendidikan dan pelatihan dibidang skill misalnya dalam hal
perbengkalan, pemasaran, menjahit dan pemasaran rangkaian listrik ini
merupakan salah satu program pelatihan skill yang akan menunjang atau
mendukung di bidang ekonomi. Sedangkan sosial yaitu seperti melalui suatu
program pendidikan dimisalkan mengajarkan masyarakat yang tidak bisa menulis
dan membaca sehingga mampu membaca dan menulis.
Menurut pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan
pelatihan tersebut memang sangat penting, apalagi bagi negara-negara yang
sedang berkembang, sumber daya manusia perlu dikembangkan dan ditingkatkan,
karena tanpa adanya SDM yang mantap dan berpotensi maka tidak akan bisa
mengelola atau mengolah SDA (sumber daya alam) menjadi sebuah produktivitas
atau penghasilan bagi negara tentunya, seperti halnya istilah berikut ini, yaitu
dapat dijumpai pada semboyan dalam doktrin militer; yaitu “Manbehind The
Gun” yang artinya “Senjata secanggih apapun tidak akan berarti apabila tidak
disertai kualitas manusia yang berada dibelakang senampang tersebut”.

2.2.6 Pengertian Masyarakat
Adanya bermacam-macam wujud kesatuan kolektif manusia menyebabkan
bahwa kita memerlukan beberapa istilah untuk membeda-bedakan berbagai
macam kesatuan manusia tadi. Kecuali istilah yang paling lazim, yaitu
masyarakat, ada istilah-istilah khusus untuk menyebut kesatuan-kesatuan khusus
yang merupakan unsur-unsur dari masyarakat, yaitu kategori social, golongan
sosial, komunitas, kelompok dan perkumpulan.
Istilah masyarakat diambil dari akar kata “Syarakat” bahsa arab yang secara
umum berarti saling berperan serta, saling bergaul, sedangkan Society (dalam
bahasa inggris) ataupun Socius dalam bahasa latin yang berarti sekumpulan
kawan, teman sepergaulan. Masyarakat memang merupakan sekumpulan manusia
setidaknya terdiri dari atas lebih dari 1 (satu) orang dan saling bergaul. Pergaulan
manusia dengan sesamanya menimbulkan suatu ikatan rasa/identitas bersama
dalam suatu rentang waktu yang lama dan berkesinambungan, (Wiranata,
2002:68).
Berikut ini beberapa definisi tentang masyarakat:
1) Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah lama hidup dan
bekerja sama sehingga mereka itu mengorganisasikan dirinya dan berfikir
tentang dirinya sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu,
(Ralp Linton sebagai makna dikutip Harsoyo : 1977).
2) Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan (Soekanto : 1978).
3) Masyarakat-masyarakat hokum adat seperti desa di Jawa, marga di Sumatera
Selatan, nagari di Minang Kabau, Kuria di Tapanuli, Wanua di Sulawesi
Selatan, adalah kesatuan-kesatuan kemasyarakatan yang mempunyai
kelengkapan-kelengkapan untuk sanggup berdiri sendiri, yaitu mempunyai
kesatuan hukum, kesatuan penguasa, dan kesatuan lingkungan hidup
berdasarkan hak bersama atas tanah dan air bagi semua anggotanya
masyarakat hokum adat ini (Hazairin : 1970).
Kumpulan manusia tidaklah sama dengan benda-benda mati, karena selalu
berkembang san akan timbul manusia-manusia yang baru. Manusia itu juga
mempunyai

keinginan-keinginan

untuk

menyampaikan

kesan-kesan

atau
perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu timbullah system
komunikasi dan timbullah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara
manusia di dalam kelompok tersebut. Kelompok masyarakat yang telah
berhimpun itu memiliki kesadaran identitas dalam kelompoknya sehingga
memilki suatu cara pandang sama terhadap sesuatu hal yang telah disepakati.
Masyarakat/manusia adalah suatu kumpulan individu pada suatu daerah
tertentu di mana individu yang satu dengan individu yang lain saling berinteraksi
dalam rangka menetapkan norma (etika kehidupan), struktur, status, dan tujuan
hidup yang jelas.
Polak dalam Cut Desi Apriana (2007: 15) menyebutkan masyarakat adalah
wadah segenap antara hubungan sosial terdiri atas banyak sekali unsure
komponen yang hidup dan berinteraksi dalam suatu lingkungan dalam jangka
waktu yang lama atau dengan kata lain masyarakat adalah suatu kelompok
manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat, yang
sama ditaati dalam lingkungannya.

2.2.7 Faktor-Faktor dalam Perkembangan Manusia
Perkembangan manusia/masyarakat dipengaruhi oleh berbagai-bagai faktor
yakni: faktor biologi, lingkungan alamiah, dan lingkungan sosial budaya.
Mengutamakan salah satu aspek memberikan gambaran yang kurang tepat.
Kepribadian tak dapat dilepaskan dari pada aspek biologis yang berfungsi,
misalnya adanya tangan dengan ibu jari yang dapat dipertemukan dengan jari-jari
lainnya, mekanisme pendengaran, penglihatan, dan sebagainya, dan juga berbagai
organ lainnya. Kelakuan hanya mungkin dalam organisasi hidup. Adanya
organisasi untuk penginderaan serta system syaraf merupakan syarat mutlak untuk
belajar dan menangkap, mengolah perangsang-perangsang dari luar sera
menyimpannya.
Lingkungan alamiah seperti iklim dan faktor-faktor geografis lainnya
memberikan tempat dan bahan yang perlu bagi kehidupan seperti oksigen, bahan
untuk produksi bahan makan, hujan, matahari, dan sebagainya. Demikian pula
adanya alat-alat transportasi, perumahan, pakaian, dan sebagainya hanya mungkin
karena alam memberikan bahannya.
Lingkungan alam merangsang bentuk kelakuan tertetu, seperti laut untuk
menangkap ikan, berlayar, berdagang, padang rumput untuk beternak, dan
sebagainya. Walaupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
orang dapat melepaskan diri dari pengaruh lingkungan dekat.
Faktor ketiga dalam perkembangan manusia/masyarakat ialah lingkungan
sosial-budaya. Semua orang hidup dalam kelompok dan saling berhubungan
melalui lambing-lambang, khususnya bahasa. Manusia mempelajari kelakuan dari
orang lain di lingkungan sosialnya. Hampir segala sesuatu yang dilakukannya,
bahkan apa yang dipikirkan dan dirasakan bertalian dengan orang lain. Anak yang
dididik di luar masyarakat manusia, seperti anak-anak yang dibesarkandi tengahtengah srigala di hutan tidak menunjukkan kelakuan manusia biasa bahkan tak
dapat berjalan atau makan seperti manusia.
Bahkan, kebiasaan makan, pakaian, kepercayaan, peranan dalam kelompok,
dan sebagainya, dipelajari dari lingkungan sosial-budaya karena lingkungan ini
berbeda-beda, maka terdapat pula perbedaan dalam pola kelakuan manusia.
Lingkungan sosial-budaya mengandung dua unsure yakni (a) unsure sosial
yakni interaksi diantara manusia, (b) dan unsure budaya yakni bentuk kelakuan
yang sama yang terdapat dikalangan kelompok manusia. Budaya ini diterima
dalam kelompok dan meliputi bahasa, nilai-nilai, norma kelakuan, adat kebiasaan
dan sebagainya.

2.2.8. Konsep Pendidikan Dalam Pemberdayaan
Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan atau latihan agar berperan di masa yang akan dating. Peran
serta didik dalam kehidupan masyarkat, baik secara individu maupun sebagai
anggota masyarakat merupakan keluaran (Out Put) dari sistem dan fungsi
pendidikan. Pada hakikatnya pendidikan berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia, baik individu
dan masyarakat, guna mengahadapi masa depan. Secara umum pengertian
pendidikan dan pelatihan adalah usaha berupa bimbingan dan pembinaan terhadap
perkembangan daya cipta, rasa, dan karya. Agar dapat menguasai kecakapan dasar
yang sesuai dengan minat serta bakatnya sebagai bekal hidup di masyarakat.
Belajar merupakan suatu kegiatan perubahan atau interaksi terhadap
lingkungan. Perubahan yang terjadi pada pelajaran tidak spontan, tetapi
memerlukan jangka waktu tertentu. Menurut Mardiana dalam Afriyanti (2007: 30)
hal ini sesuai dengan pendapat Purwanto yaitu : “manusia bukan hanya makhluk
biologis seperti halnya hewan, manusia juga adalah makhluk sosial dan budaya
yang berarti bahwa belajar sangat penting bagi kehidupan manusia, juga mengerti
mengapa anak membutuhkan waktu yang lama untuk belajar sehingga menjadi
manusia dewasa”.
Menurut Mubyarto (2000: 263), pemberdayaan adalah upaya untuk
membangun

daya

masyarakat

dengan

mendorong,

memotivasi

dan

membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk
mengembangkannya. Keberdayaan masyarakat adalah unsure dasar yang
memungkinkan suatu masyarakat bertahan dan dalam pengertian yang dinamis
mengembangkan diri dan mencapai kemajuan.
Secara etimologis pemberdayaan berasal pada kata dasar :daya” yang berarti
kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan
dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk
memperoleh

daya/kekuatan/kemampuan

dan

atau

proses

pemberian

daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak kurang
atau belum berdaya, (Agus Sutiono dan Ambar Teguh Sulistiyani, 2003: 77).
Menurut Hilgrat dan Brata dalam Afriyanti (2007: 30) menjelaskan bahwa
“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu
situasi yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dan situasi
pengalaman tersebut, di mana perubahan di waktu itu tidak dapat diperoleh”.
Hakikatnya proses belajar adalah perubahan perilaku, bakat, pengalaman dan
latihan, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang
menyangkut kepengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan mengikuti
segenap aspek organism atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar menilai prose
dan hasil belajar. Kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru,
jadi hakikatnya adalah perubahan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat kita katakana adalah perubahan
belajar merupakan suatu proses di mana nantinya setelah melalui proses belajar
diharapkan adanya perubahan sikap, tingkah laku, dan penambahan ilmu
pengetahuan. Perubahan-perubahan tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi
didukung oleh pengalaman-pengalaman dari lingkungan dan latihan yang terus
menerus hingga menjadi suatu kebiasaan.

2.2.9 Proses Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatiahn merupakan suatu proses yang akan menghasilkan
suatu perubahan perilaku sasaran pendidikan dan pelatihan yang diberikan secara
konkrit perubahan perilaku itu berbentuk peningkatan kemampuan dari sasaran
yang diharapkan adalah penambahan keterampilan.
Kemampuan

ini

mencakup

kemampuan

kognitif,

efektif

maupun

psikomotor. Apabila dilihat dari pendekatan system, maka proses pendidikan dan
pelatihan itu terdiri dari sasaran diklat dan perubahan perilaku dan faktor yang
mempengaruhi proses tersebut. Dalam pendidikan dan pelatihan, menurut Buyung
dalam Edy Syahputra (2006: 25), faktor yang mempengaruhi proses diklat itu
dibedakan menjadi dua yakni : “Segala hal yang sering disebut dengan perangkat
lunak dan perangkat keras”.
Perangkat lunak dalam proses diklat ini mencakup antara lain: kurikulum,
organisasi, pendidikan, pelatihan, peraturan-peraturan, metode belajar mengajar,
dan tenaga pengajar atau pelatih itu sendiri. Sedangkan perangkat keras
yanghadap proses pendidikan djuga besar pengaruhnya terhadap proses
pendidikan dan pelatihan ialah fasilitas-fasilitas yang mencakup: gedung,
perpustakaan (buku-buku referensi), alat bantu pendidikan dan sebagainya.
Sehubungan dengan proses pendidikan dan pelatihan ini Notoad dalam Edy
Syahputra (2006: 25) mengatakan bahwa: “Proses pendidikan dan pelatihan
dipengaruhi oleh fasilitas, tenaga pengajar, atau pelatihan, alat bantu pendidikan
atau alat peraga, metode belajar mengajar itu digolongkan menjadi sumber daya
yang terdiri dari manusia, uang, material, dan metode”. Sedangkan kurikulum itu
merupakan faktor tersendiri yang sangat besar pengaruhnya terhadap proses
pendidikan dan pelatihan.
Pada dasarnya kedua perdapat tersebut mempunyai kesamaan penekanan
dalam menentukan criteria mengenai pendidikan dan pelantihan, yakni
penekanannya pada alat-alat baik yang bersifat perangkat lunak maupun
perangkat keras. Pendapat pertama mengenai proses pendidikan dan pelatihan
lebih senang membagi istilah perangkat lunak dan perangkat keras, sedangkan
pendapat

kedua

menekannkan

langsung

pada

bahan

atau

alat

tanpa

menggolongkan mana yang disebut dengan perangkat lunak dan mana yang
disebut dengan perangkat keras. Namun semua orang sudah memakluminya
bahwa perangkat lunak adalah barang yang habis dipakai atau mudah hilang,
sedangkan perangkat keras adalah barang yang mampu bertahan dalam jangka
waktu lama, seperti kursi atau meja. Secara skematis proses pendidikan dan
pelatihan yang telah diuraikan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
Table 1.2 Proses Pendidikan dan Pelatihan
Sumber Daya

In Put

Sumber Daya

Out Put

peserta diklat
Kurikulum

Sumber: Notoad Modjo dalam Edy Syahputra (2006: 26)
Pendidikan dan pelatihan dalam suatu organisasi sebagai upaya untuk
pengembangan sumber daya manusia adalah suatu siklus yang harus terjadi terusmenerus. Hal ini terjadi karena organisasi itu harus berkembang untuk
mengantisipasi perubahan-perubahan di luar organisasi tersebut. Untuk itu maka
kemampuan sumber daya manusia itu harus terus menerus ditingkatkan seirama
dengan kemajuan dan perkembangan teknologi.

More Related Content

What's hot

Esensi dan Ranah Profesi Kependidikan
Esensi dan Ranah Profesi KependidikanEsensi dan Ranah Profesi Kependidikan
Esensi dan Ranah Profesi KependidikanAdy Setiawan
 
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)R Nadhir
 
Makalah profesi kependidikan
Makalah profesi kependidikanMakalah profesi kependidikan
Makalah profesi kependidikanSeprina Andriani
 
Hakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanHakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanNdang Pratama
 
Kompetensi sosial
Kompetensi sosialKompetensi sosial
Kompetensi sosialTommy Yonna
 
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)Nur Arifaizal Basri
 
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...taqiudinzarkasi
 
Materi ajar profesi kependidikan
Materi ajar profesi kependidikanMateri ajar profesi kependidikan
Materi ajar profesi kependidikanMasriqon Masriqon
 
Pengertian profesi pendidikan
Pengertian profesi pendidikanPengertian profesi pendidikan
Pengertian profesi pendidikanronald valther
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)ricky04
 

What's hot (17)

Esensi dan Ranah Profesi Kependidikan
Esensi dan Ranah Profesi KependidikanEsensi dan Ranah Profesi Kependidikan
Esensi dan Ranah Profesi Kependidikan
 
Tik alpiiii
Tik alpiiiiTik alpiiii
Tik alpiiii
 
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)
 
Makalah profesi kependidikan
Makalah profesi kependidikanMakalah profesi kependidikan
Makalah profesi kependidikan
 
Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2
 
Hakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanHakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikan
 
Kompetensi sosial
Kompetensi sosialKompetensi sosial
Kompetensi sosial
 
Makalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruanMakalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruan
 
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
 
Makalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruanMakalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruan
 
Profesi Kependidikan
Profesi KependidikanProfesi Kependidikan
Profesi Kependidikan
 
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...
 
Materi ajar profesi kependidikan
Materi ajar profesi kependidikanMateri ajar profesi kependidikan
Materi ajar profesi kependidikan
 
Pengertian profesi pendidikan
Pengertian profesi pendidikanPengertian profesi pendidikan
Pengertian profesi pendidikan
 
Profesi Keguruan
Profesi KeguruanProfesi Keguruan
Profesi Keguruan
 
Makalah karakter
Makalah karakterMakalah karakter
Makalah karakter
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
 

Similar to Bab ii

Makalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikanMakalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikanSeptian Muna Barakati
 
Peran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahPeran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahSuTedjo Tee
 
Pengertian pendidikan
Pengertian pendidikanPengertian pendidikan
Pengertian pendidikanpresetya
 
Tugas dan peranan kepala sekolah dasar
Tugas dan peranan kepala sekolah dasarTugas dan peranan kepala sekolah dasar
Tugas dan peranan kepala sekolah dasarSdn Renged 2
 
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakat
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakatPeranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakat
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakatUniversiti Brunei Darussalam
 
Makalah ddip, pendidikan sebagai suatu sistem
Makalah ddip, pendidikan sebagai suatu sistemMakalah ddip, pendidikan sebagai suatu sistem
Makalah ddip, pendidikan sebagai suatu sistemEtdayantiPutri
 
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Maruttha Puspita
 
Makalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasiMakalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasimirakomalsari
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfNyokap Toto
 
Beberapa definisi kurikulum
Beberapa definisi kurikulumBeberapa definisi kurikulum
Beberapa definisi kurikulumId Id Sabiq
 
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAHSTRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAHAnggi F. Jayanti
 
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020Sekolah sosiologi organisasi nur_2020
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020SitiNgaisahSPdMPd
 

Similar to Bab ii (20)

Teori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikanTeori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikan
 
Makalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikanMakalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikan
 
Makalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikanMakalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikan
 
Makalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikanMakalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikan
 
Makalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikanMakalah organisasi lembaga pendidikan
Makalah organisasi lembaga pendidikan
 
Peran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahPeran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolah
 
Pengertian pendidikan
Pengertian pendidikanPengertian pendidikan
Pengertian pendidikan
 
Makalah bk
Makalah bkMakalah bk
Makalah bk
 
Tugas dan peranan kepala sekolah dasar
Tugas dan peranan kepala sekolah dasarTugas dan peranan kepala sekolah dasar
Tugas dan peranan kepala sekolah dasar
 
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakat
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakatPeranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakat
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakat
 
Makalah ddip, pendidikan sebagai suatu sistem
Makalah ddip, pendidikan sebagai suatu sistemMakalah ddip, pendidikan sebagai suatu sistem
Makalah ddip, pendidikan sebagai suatu sistem
 
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
 
Adm pend kel1
Adm pend kel1Adm pend kel1
Adm pend kel1
 
Makalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasiMakalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasi
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tik alpiiii
Tik alpiiiiTik alpiiii
Tik alpiiii
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
 
Beberapa definisi kurikulum
Beberapa definisi kurikulumBeberapa definisi kurikulum
Beberapa definisi kurikulum
 
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAHSTRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
 
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020Sekolah sosiologi organisasi nur_2020
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020
 

Bab ii

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu usaha yang di lakukan untuk mempersiapkan baik anak-anak, pemuda, dan pemudi juga kaum awam yang kurang ilmu pengetahuan dan skillnya tersebut untuk menjadi orang yang mandiri atau berbakti bgi nusa dan bangsa. Dengan demikian pendidikan dan pelatihan adalah bagian dari pemberdayaan yang sangat berperan dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang menggunakan system belajar mengajar baik itu dalam institusi setiap individu sehinga mereka mampu beradaptasi di lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja, seperti halnya penelitian terdahulu yang dilakukan oleh: Afriyati (2007) dengan penelitian yang berjudul “ Pesan Rumah Cinta dalam Memberdayakan yatim Piatu Pasca Tsunami “ (studi Pada rumah cinta kota Lhoksukon). Dalam program pendidikan dan pelatihan yang dijalankan oleh rumah cinta tersebut yaitu dengan hasil penelitiannya dapat disimpulkan: a. Bahwa dalam program pendidikan umumnya lebih menekankan kepada program pendidikan yang mengikuti prosedur pendidikan nasional dan ditambah dengan berbagai pelatihan dan menanamkan IPTEK (Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi) dan IMTAQ (Ilmu Mempelajari tingkah Laku dan Akhlak) atau pembinaan dari segi akidah, baik maupun akhlak si anak. itu segi berpakaian
  • 2. b. Sedangkan dalam program pelatihannya mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan atau pelatihannya yaitu diadakannya yaitu diadakannya latihan mengaji Al-Qur’an dan kitab-kitab Fiqih Islam setelah selesai shalat magrib. Selain itu juga setiap hari jum’at pengasuh menerapkan les bahasa Arab ,dan di hari rabunya dilakukan kegiatan les bahasa Inggris, sedangkan di hari minggu dilakukan les komputer dimana nantinya semua itu memberikan sebuah penambahan potensi ilmu pengetahuan dalam meningkatkan sumber daya manusia tentunya kearah yang positif dan lebih baik. Namun semua hal di atas itu harus didukung oleh faktor saranan dan prasarana yang memadai pada saat pelaksanaannya. Lancarnya suatt pendidikanu kegiatan yang dijalankan baik bersifat pendidikan maupun pelatihan itu berjalan apabila adanya faktor penunjang seperti halnya di atas, bila itu semua tidak ada maka sama saja tidak ada hasilnya sama sekali atau tidak akan berjalan sesuai dengan renvana atau planning yang telah ditentukan sebelumnya. Mardiana (2005) dengan pendidikan yang berjudul “ Pemberdayaan Anak Cacat melalui Pelatihan Keterampilan “. (studi di lokasi bina karya Hagu Teungoh kota Lhokseumawe) disimpulkan : Bahwa dalam melaksanakan pelatihan keterampilan bagi anak cacat tersebut dibutuhkan suatu proses perencanaan yang baik. Tanpa adanya perencanaan yang baik. Tanpa adanya perencanaan tersebut segala kegiatan menjadi tidak terarah dan hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian dalam pelaksanaan pembinaan keterampilan diperlukan pengaturanyang baik, serta menetapkan petugas dan mekanisme kerjanya, yaitu perlu melibatkan unsur-unsur stake holder seperti pemerintah, swasta LSM dan
  • 3. pengguna/pemanfaat kegiatan atau program pelatihan dan keterampilan yang dilaksanakan melalui berbagai macam program pelatihan dan perencanaan anggaran. Faktor-faktor penentu keberhasilan dan kegagalan dalam proses pemberdayaan anak cacat melalui pelatihan dan keterampilan dapat diketahui dengan melaksanakan evaluasi ini setiap peserta didik di mana nantinya dapat memberikan dampak positif dengan adanya bina lokakarya dimata masyarakat luas. Berdasarkan penelitian terdahulu ini, dapat disimpulkan beberapa hal persamaan dan perbedaan terhadap penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti sekarang. Diantaranya, (a) Mempunyai program penelitian yang sama dalam hal pendidikan dan pelatihan demi pengembangan dan memajukan ilmu pengetahuan yang harus dimiliki oleh masyarakat sehingga akan meningkatkan sumber daya manusia masyarakat itu sendiri, (b) Mempunyai tujuan yang sama yaitu samasama ingin meneliti tentang bagaimana memandirikan dan meningkatkan sumber daya manusia msyarakat itu sendiri agar dapat berdiri sendiri melalui programprogram pendidikan dan pelatihan yang telah disusun sebelumnya, (c) Memberikan kontribusi yang sama agar terjadinya perubahan bagi organisasi yang sedang diteliti dan msyarakat itu sendiri tentunya. Sedangkan, perbedaannya ialah: (a) Memiliki konsep yang berbeda dalam pemberian pendidikan dan pelatihan terhadap masyarakat, masing-masing mempuyai konsep tersendiri yang telah disusun sebelumnya dengan teratur, (b) Segala sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh tempat study kasus yang
  • 4. sedang diteliti itu berbeda-beda tergantung dengan kebutuhan yang sedang dibutuhkan, artinya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dibutuhkan oleh objek yang sedang diteliti. 2.2. Teori-Teori yang Relevan 2.2.1. Pengertian Peranan Peran merupakan suatu pola tindakan yang diharapkan dari seseorang atau lebih dalam sebuah wadah atau lembaga terhadap tugas-tugas di dalamnya. Perran adalah seperangkan tingkat yang diharapkan dimiliki akan oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat ( kamus Besar bahasa Indonesia, 1998, 229). Sedangkan, pegertian “peranan” adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Menurut Thoha ( 2004: 10) peranan dapat dirumuskan sebagai rangkaian perilaku yang tertentu, yang ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu atau karena adanya suatu kantor yang mudah dikenal. Karakteristik seseoarang individu baik di dalam sebuah kelompok maupun lembaga / kantor dalam menjalankan segala urusan baik bersifat social maupun politik yang memberikan pengaruh atau efek terhadap orang lain sehingga menghasilkan dampak kepada orang tersebut. Gross, Mason, dan Mc Eachern mendifinikasikan dalam Wirutomo bahwa peranan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu. Peranan yang berhubungan dengan pekerjaannya, seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-kewajibannya yang
  • 5. berhubungan dengan perananyang dipegangnya, artinya segala keinginan atau harapan masyarakat yang ada pada sebuah lembaga social tertentu yang dikenakan pada seorang pemompin lembaga tersebut guna untuk dapat menjalankan kewajibannya demi memenuhi harapan-harapan atau keinginan dari masyarakat itu sendiri. Konsep peranan mungkin dapat digunakan untuk melihat hubungan fundamental antara struktur masyarakat dan individu. Sehingga uraian diatas dapat disimpulakan bahwa peran atau peranan ialah suatu pola tindakan yang sangat diutamakan dan sistematis, yang tidak dapat dipatahkan begitu saja dari diri seseorang dan fungsi orang tersebut di dalam suatu lembaga atau di tengah-tengah masyarakat. Seseorang individu sebagai bagian dari anggota organisasi atau anggota organisasi atau anggota masyarakat akan mempunyai perannya masing-masing. Misalnya seseorang dipercaya sebagai pimpinan organisasi atau lembaga tersebut dan mempunyai hak-hak tertentu sekaligus melaksanakan kewajiban yagn dipikulnya. Sama halnya dengan seseorang yang diberikan kepercayaan oleh negara sebagai aparatur yagn berkerja pada SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) pemerintah kota Lhokseumawe, maka orang tersebut akan mendapatkan peran / peranan sesuai dengan tujuan dibentuknya lembaga atau organisasi tersebut. 2.2.2 Pengertian Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) SKB merupakan singkatan dari pada “ Sanggar Kegiatan Belajar” yang terdiri dari tiga kata yaitu : sanggar, kegiatan dan belajar. Sebelum kita dapat mengetahui pengertian dari SKB itu sendiri secara komplit terlebih dahulu kita
  • 6. harus mengetahui, apa arti dari sanggar itu sendiri selanjutnya, kegiatan, dan belajarnya. Penggunaan istilah “Sanggar” pada sastra mengingatkan kita pada penggunaan istilah yang sama pada kegiatan seni yang lain. Ada sanggar lukis, ada sanggar tari, sanggar teater dan sebagainya yang pada intinya mengarah kepada bidang kegiatan pembelajaran di dalam setiap sanggar itu sendiri. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ada dua pengertian sanggar “Sanggar” salah satunya adalah tempat untuk kegiatan seni (tari, lukis, dan sebagainya) kalau dipadukan dengan kata “Sastra” maka terbayanglah sebuah tempat untuk melakukan kegiatan sastra, kalau sanggar tari hanya mengurusi masalah tari atau sanggar lukis hanya untuk lukis. Inti dari semua istilah sanggar di atas merupakan sebuah tempat untuk melakukan proses pembelajaran baik dari segi melukis tarian bahkan teater yang pada akhirnya mengarah kepada proses pembelajaran, apapun bentuk kegiatannya pada intinya mengarah kepada proses belajar-mengajar. Begitu juga pengertian dari SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) itu sendiri. Istilah ini merupakan suatu istilah yang bersifat umum tidak lebih ke spesifiknya, seperti halnya sanggar lukis, tarian, dan teater. Jadi dari hal di atas dapat kita simpulkan bahwa SKB (Sanggar Kegatan Belajar) adalah suatu wadah pembinaan di mana terjadinya suatu prroses kegiatan belajar mengajar baik dari segi pendidikan atau pelatihan terhadp individuindividu yang merasa kurang ilmu pengetahuan maupun skill yang dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan prosedur yang berlaku di dalam negara guna
  • 7. untuk menghasilkan SDM yang bermutu. Individu yang dimaksud di sini adalah masyarakat yang memiliki kekurangan ilmu pengetahuan dan skill. 2.2.3 Pengertian SDM (Sumber Daya Manusia) Sumber daya manusia merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia terhadap manusia terhadap organisasi dan kemajuan negara. Waktu, tenaga, dn kemampuannya benar-benar dapat dimanfaatkam secara optimal bagi kepentingan, organisasi, maupun bagi kepentingan individu itu sendiri. Sumber daya manusia atau man power disingkat SDM merupakan kemampuan yang dimiliki setiap manusia. SDM terdiri dari daya pikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya piker dan daya fisik. SDM/manusia menjadi unsure pertama dan utama dalam setiap aktifitas yang dilakukan. Peralatan yang andal / canggih tanpa peran aktif SDM tidak berarti apa-apa. Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikit dan daya fisik yang dimilki individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasikan oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya, (Hasibuan, 2003:224). Daya piker adalah kecerdasan yang dibawa sejak lahir (modal besar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan tolak ukurnya Intelegence Quotient (IQ). Emotion Quality (EQ) adalah kemampuan manusia untuk mengendalikan emosi dan bersosialisasi (bermasyarakat). Apabila IQ didukung EQ maka realisasi
  • 8. pendapat-pendapatnya akan disambut baik dan atunsias oleh masyarakat. Seperti gambar bagan di bawah ini: Prestasi Kerja 5 4 3 Keinginan atau N. Ach SDM Perilaku dan Sifat 1 2 Daya Pikir Daya Fisik TABEL I PENINGKATAN DAYA PIKIR DAN DAYA FISIK No Daya Pikir Daya Fisik 1 Makanan-makanan yang bergizi tinggi Makanan-makanan yang bergizi tinggi 2 Pemeliharaan kesehatan yang baik Pemeliharaan kesehatan yang baik 3 Pendidikan formal dan informal Olahraga yang baik dan teratur 4 Mengikuti diskusi dan seminar-seminar Mengikuti pertandingan-pertandingan 5 Dan lain sebagainya Dan lain sebagainya Sumber : (Melayu S.P Hasibuan, MSDM,2003:245) Pada dasarnya sumber daya manusia hampir sama dengan pengertian sumber daya aparatur, namun terdapat perbedaan pada penekanannya. Sumber
  • 9. daya aparatur penekanannya lebih pada kinerja aparatur pemerintah, sedangkan sumber daya manusia penekanannya sangat luas yang mencakup pada seluruh kegiatan dan rutinitas manusia sebagai bagian dari anggota masyarakat. Seperti halnya menurut Goenawan. A. Wardhana dan A.S Munandar dalam Edy Syahputra (2006:15) menyatakan bahwa: Sumber daya aparatur adalah: Sumber daya yang mencakup semua energy, kekuatan, keterampilan, bakat, dan pengetahuan aparatur yang dipergunakan untuk tujuan produksi sesuatu hal, baik berupa barang atau jasa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia maupun untuk masalah lain. Selanjutnya menurut Ndraha dalam bukunya yang berjudul “Pengaturan Teori Pengembangan SDM” menyatakan : SDM atau human resources adalaah penduduk yang setia, mau, dan mampu member sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan organisasional (The people who are ready, willing and able to contribute to organizational goals). Sehingga dapat peneliti simpulkan dari uraian di atas bahwa pengertian dari pada sumber daya manusia adalah : “suatu upaya, kemampuan, kekuatan dan pengetahuan yang dihasilkan dari manusia itu sendiri melalui pelatihan, pendidikan, pengajaran, dan pengembangan ilmu pengetahuan juga skill dalam menjalankan atau melaksanakan suatu rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manusia itu sendiri baik dalam suatu organisasi pemerintah maupun swasta. Maka dari itu, tanpa adanya suatu upaya, kemampuan, kekuatan, dan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu atau makhluk di manapun dia berada untuk menjalankan suatu hal yang telah
  • 10. direncanakan, mustahil rencana tersebut bisa terlaksana dengan sebaik-baiknya dan tujuan yang hendak akan dicapai tidak terlaksana dengan sempurna yang sesuai dengan scenario yang telah dibuat. Sumber daya manusia merupakan suatu persoalan yang patut untuk diperbincangkan karena memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sebuah kemajuan dalam suatu negara khususnya negara yang sedang berkembang seperti negara kita ini. 2.2.4 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Pengertian secara sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Perkembangan istilah pendidikan atau “Paedagogie” berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar menjadi dewasa (Hasbullah, 2001:1). Menurut Dewey dalam Hasbullah (2001:2) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamentaldan emosional kea rah alam dan sesama manusia. Artinya menciptakan manusia atau masyarakat yang memiliki sikap atau mental dan emosi yang mantap dan matang ke dalam lingkungan alam dan organisasi. Menurut Comb dan Manzoor Ahmed dalam Su’ud (2007) menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu proses yang berkesinambungan, mulai dari usia anak kecil sampai kepada waktu dewasa. Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentan system pendidikan nasional menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
  • 11. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan itu adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa yang dengan mempergunakan pengaruhnya untuk meningkatkan kedewasaan orang lain yang selalu diartikan mampu memikul tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. Orang dewasa yang dimaksud di sini adalah orang yang memiliki ilmu pengetahuan lebih agar orang lain tersebut mampu me;laksanakan tugasnya berdasarkan ilmu pengetahuan yang diberikan tadi. Sementara itu, Nitisemito dalam Buyung (1997) memberikan rumusan bahwa ; Pelatihan adalah kegiatan lembaga tertentu yang bermaksud untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dari para pegawainya. Namun dalam hal ini pelatihan yang dilakukan lebih terfokus kepada masyarakat baik tua ataupun muda, bekerja atau tidak bekerja dalam arti kata yaitu masyarakat yang merasa dirinya kurang ilmu pengetahuan dalam ruang lingkup masyarakat itu sendiri atau masyarakat luas. Selanjutnya Fathoni (2006: 97) menjelaskan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah salah satu pembinaan terhadap tenaga kerja disamping adanya upaya yang lain. Pendidikan dan pelatihan merupakan proses belajar-mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam melaksanakan tugasnya. Sedangkan yang dimaksud dengan tugas adalah
  • 12. menunjukkan kedudukan, tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang didalam organisasi, yang dimaksud dengan pelatihan merupakan upaya untuk mentransfer keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan. 2.2.5 Pentingnya Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi bagi suatu negara, oleh karena itu setiap negara yang di dalamnya terdiri dari kota, kabupaten, dan propinsi ingin berkembang, maka pendidikan dan pelatihan bagi seluruh masyarakat di dalamnya harus menjalankan atau melaksanakan proses pendidikan dan pelatihan dengan membuat dan menyusun program-program yang menunjang proses peningkatan SDM masyarakat itu sendiri secara sistematis oleh pemerintah. Pentingnya program pendidikan dan pelatihan bagi suatu organisasi terhadap peningkatan SDM masyarakat yang akan melakukan perannya dalam mengembangkan atau memajukan bangsa dan negara tentunya di dalam peningkatan ilmu pengetahuan tentang sumber daya manusia, agar manusia atau masyakat itu sendiri mampu dan mandiri dalam melakukan kegiatan baik di dalam hal perekonomian maupun sosial, contoh yang bisa kita lihat dalam hal ekonomi, yaitu dengan adanya peningkatan SDM masyarakat melalui suatu programprogram pendidikan dan pelatihan dibidang skill misalnya dalam hal perbengkalan, pemasaran, menjahit dan pemasaran rangkaian listrik ini
  • 13. merupakan salah satu program pelatihan skill yang akan menunjang atau mendukung di bidang ekonomi. Sedangkan sosial yaitu seperti melalui suatu program pendidikan dimisalkan mengajarkan masyarakat yang tidak bisa menulis dan membaca sehingga mampu membaca dan menulis. Menurut pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan tersebut memang sangat penting, apalagi bagi negara-negara yang sedang berkembang, sumber daya manusia perlu dikembangkan dan ditingkatkan, karena tanpa adanya SDM yang mantap dan berpotensi maka tidak akan bisa mengelola atau mengolah SDA (sumber daya alam) menjadi sebuah produktivitas atau penghasilan bagi negara tentunya, seperti halnya istilah berikut ini, yaitu dapat dijumpai pada semboyan dalam doktrin militer; yaitu “Manbehind The Gun” yang artinya “Senjata secanggih apapun tidak akan berarti apabila tidak disertai kualitas manusia yang berada dibelakang senampang tersebut”. 2.2.6 Pengertian Masyarakat Adanya bermacam-macam wujud kesatuan kolektif manusia menyebabkan bahwa kita memerlukan beberapa istilah untuk membeda-bedakan berbagai macam kesatuan manusia tadi. Kecuali istilah yang paling lazim, yaitu masyarakat, ada istilah-istilah khusus untuk menyebut kesatuan-kesatuan khusus yang merupakan unsur-unsur dari masyarakat, yaitu kategori social, golongan sosial, komunitas, kelompok dan perkumpulan. Istilah masyarakat diambil dari akar kata “Syarakat” bahsa arab yang secara umum berarti saling berperan serta, saling bergaul, sedangkan Society (dalam
  • 14. bahasa inggris) ataupun Socius dalam bahasa latin yang berarti sekumpulan kawan, teman sepergaulan. Masyarakat memang merupakan sekumpulan manusia setidaknya terdiri dari atas lebih dari 1 (satu) orang dan saling bergaul. Pergaulan manusia dengan sesamanya menimbulkan suatu ikatan rasa/identitas bersama dalam suatu rentang waktu yang lama dan berkesinambungan, (Wiranata, 2002:68). Berikut ini beberapa definisi tentang masyarakat: 1) Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka itu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu, (Ralp Linton sebagai makna dikutip Harsoyo : 1977). 2) Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan (Soekanto : 1978). 3) Masyarakat-masyarakat hokum adat seperti desa di Jawa, marga di Sumatera Selatan, nagari di Minang Kabau, Kuria di Tapanuli, Wanua di Sulawesi Selatan, adalah kesatuan-kesatuan kemasyarakatan yang mempunyai kelengkapan-kelengkapan untuk sanggup berdiri sendiri, yaitu mempunyai kesatuan hukum, kesatuan penguasa, dan kesatuan lingkungan hidup berdasarkan hak bersama atas tanah dan air bagi semua anggotanya masyarakat hokum adat ini (Hazairin : 1970). Kumpulan manusia tidaklah sama dengan benda-benda mati, karena selalu berkembang san akan timbul manusia-manusia yang baru. Manusia itu juga mempunyai keinginan-keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau
  • 15. perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu timbullah system komunikasi dan timbullah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia di dalam kelompok tersebut. Kelompok masyarakat yang telah berhimpun itu memiliki kesadaran identitas dalam kelompoknya sehingga memilki suatu cara pandang sama terhadap sesuatu hal yang telah disepakati. Masyarakat/manusia adalah suatu kumpulan individu pada suatu daerah tertentu di mana individu yang satu dengan individu yang lain saling berinteraksi dalam rangka menetapkan norma (etika kehidupan), struktur, status, dan tujuan hidup yang jelas. Polak dalam Cut Desi Apriana (2007: 15) menyebutkan masyarakat adalah wadah segenap antara hubungan sosial terdiri atas banyak sekali unsure komponen yang hidup dan berinteraksi dalam suatu lingkungan dalam jangka waktu yang lama atau dengan kata lain masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat, yang sama ditaati dalam lingkungannya. 2.2.7 Faktor-Faktor dalam Perkembangan Manusia Perkembangan manusia/masyarakat dipengaruhi oleh berbagai-bagai faktor yakni: faktor biologi, lingkungan alamiah, dan lingkungan sosial budaya. Mengutamakan salah satu aspek memberikan gambaran yang kurang tepat. Kepribadian tak dapat dilepaskan dari pada aspek biologis yang berfungsi, misalnya adanya tangan dengan ibu jari yang dapat dipertemukan dengan jari-jari lainnya, mekanisme pendengaran, penglihatan, dan sebagainya, dan juga berbagai
  • 16. organ lainnya. Kelakuan hanya mungkin dalam organisasi hidup. Adanya organisasi untuk penginderaan serta system syaraf merupakan syarat mutlak untuk belajar dan menangkap, mengolah perangsang-perangsang dari luar sera menyimpannya. Lingkungan alamiah seperti iklim dan faktor-faktor geografis lainnya memberikan tempat dan bahan yang perlu bagi kehidupan seperti oksigen, bahan untuk produksi bahan makan, hujan, matahari, dan sebagainya. Demikian pula adanya alat-alat transportasi, perumahan, pakaian, dan sebagainya hanya mungkin karena alam memberikan bahannya. Lingkungan alam merangsang bentuk kelakuan tertetu, seperti laut untuk menangkap ikan, berlayar, berdagang, padang rumput untuk beternak, dan sebagainya. Walaupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi orang dapat melepaskan diri dari pengaruh lingkungan dekat. Faktor ketiga dalam perkembangan manusia/masyarakat ialah lingkungan sosial-budaya. Semua orang hidup dalam kelompok dan saling berhubungan melalui lambing-lambang, khususnya bahasa. Manusia mempelajari kelakuan dari orang lain di lingkungan sosialnya. Hampir segala sesuatu yang dilakukannya, bahkan apa yang dipikirkan dan dirasakan bertalian dengan orang lain. Anak yang dididik di luar masyarakat manusia, seperti anak-anak yang dibesarkandi tengahtengah srigala di hutan tidak menunjukkan kelakuan manusia biasa bahkan tak dapat berjalan atau makan seperti manusia.
  • 17. Bahkan, kebiasaan makan, pakaian, kepercayaan, peranan dalam kelompok, dan sebagainya, dipelajari dari lingkungan sosial-budaya karena lingkungan ini berbeda-beda, maka terdapat pula perbedaan dalam pola kelakuan manusia. Lingkungan sosial-budaya mengandung dua unsure yakni (a) unsure sosial yakni interaksi diantara manusia, (b) dan unsure budaya yakni bentuk kelakuan yang sama yang terdapat dikalangan kelompok manusia. Budaya ini diterima dalam kelompok dan meliputi bahasa, nilai-nilai, norma kelakuan, adat kebiasaan dan sebagainya. 2.2.8. Konsep Pendidikan Dalam Pemberdayaan Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan atau latihan agar berperan di masa yang akan dating. Peran serta didik dalam kehidupan masyarkat, baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat merupakan keluaran (Out Put) dari sistem dan fungsi pendidikan. Pada hakikatnya pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia, baik individu dan masyarakat, guna mengahadapi masa depan. Secara umum pengertian pendidikan dan pelatihan adalah usaha berupa bimbingan dan pembinaan terhadap perkembangan daya cipta, rasa, dan karya. Agar dapat menguasai kecakapan dasar yang sesuai dengan minat serta bakatnya sebagai bekal hidup di masyarakat. Belajar merupakan suatu kegiatan perubahan atau interaksi terhadap lingkungan. Perubahan yang terjadi pada pelajaran tidak spontan, tetapi memerlukan jangka waktu tertentu. Menurut Mardiana dalam Afriyanti (2007: 30)
  • 18. hal ini sesuai dengan pendapat Purwanto yaitu : “manusia bukan hanya makhluk biologis seperti halnya hewan, manusia juga adalah makhluk sosial dan budaya yang berarti bahwa belajar sangat penting bagi kehidupan manusia, juga mengerti mengapa anak membutuhkan waktu yang lama untuk belajar sehingga menjadi manusia dewasa”. Menurut Mubyarto (2000: 263), pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Keberdayaan masyarakat adalah unsure dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan dan dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Secara etimologis pemberdayaan berasal pada kata dasar :daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya/kekuatan/kemampuan dan atau proses pemberian daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak kurang atau belum berdaya, (Agus Sutiono dan Ambar Teguh Sulistiyani, 2003: 77). Menurut Hilgrat dan Brata dalam Afriyanti (2007: 30) menjelaskan bahwa “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dan situasi pengalaman tersebut, di mana perubahan di waktu itu tidak dapat diperoleh”. Hakikatnya proses belajar adalah perubahan perilaku, bakat, pengalaman dan latihan, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang
  • 19. menyangkut kepengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan mengikuti segenap aspek organism atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar menilai prose dan hasil belajar. Kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru, jadi hakikatnya adalah perubahan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat kita katakana adalah perubahan belajar merupakan suatu proses di mana nantinya setelah melalui proses belajar diharapkan adanya perubahan sikap, tingkah laku, dan penambahan ilmu pengetahuan. Perubahan-perubahan tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi didukung oleh pengalaman-pengalaman dari lingkungan dan latihan yang terus menerus hingga menjadi suatu kebiasaan. 2.2.9 Proses Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatiahn merupakan suatu proses yang akan menghasilkan suatu perubahan perilaku sasaran pendidikan dan pelatihan yang diberikan secara konkrit perubahan perilaku itu berbentuk peningkatan kemampuan dari sasaran yang diharapkan adalah penambahan keterampilan. Kemampuan ini mencakup kemampuan kognitif, efektif maupun psikomotor. Apabila dilihat dari pendekatan system, maka proses pendidikan dan pelatihan itu terdiri dari sasaran diklat dan perubahan perilaku dan faktor yang mempengaruhi proses tersebut. Dalam pendidikan dan pelatihan, menurut Buyung dalam Edy Syahputra (2006: 25), faktor yang mempengaruhi proses diklat itu dibedakan menjadi dua yakni : “Segala hal yang sering disebut dengan perangkat lunak dan perangkat keras”.
  • 20. Perangkat lunak dalam proses diklat ini mencakup antara lain: kurikulum, organisasi, pendidikan, pelatihan, peraturan-peraturan, metode belajar mengajar, dan tenaga pengajar atau pelatih itu sendiri. Sedangkan perangkat keras yanghadap proses pendidikan djuga besar pengaruhnya terhadap proses pendidikan dan pelatihan ialah fasilitas-fasilitas yang mencakup: gedung, perpustakaan (buku-buku referensi), alat bantu pendidikan dan sebagainya. Sehubungan dengan proses pendidikan dan pelatihan ini Notoad dalam Edy Syahputra (2006: 25) mengatakan bahwa: “Proses pendidikan dan pelatihan dipengaruhi oleh fasilitas, tenaga pengajar, atau pelatihan, alat bantu pendidikan atau alat peraga, metode belajar mengajar itu digolongkan menjadi sumber daya yang terdiri dari manusia, uang, material, dan metode”. Sedangkan kurikulum itu merupakan faktor tersendiri yang sangat besar pengaruhnya terhadap proses pendidikan dan pelatihan. Pada dasarnya kedua perdapat tersebut mempunyai kesamaan penekanan dalam menentukan criteria mengenai pendidikan dan pelantihan, yakni penekanannya pada alat-alat baik yang bersifat perangkat lunak maupun perangkat keras. Pendapat pertama mengenai proses pendidikan dan pelatihan lebih senang membagi istilah perangkat lunak dan perangkat keras, sedangkan pendapat kedua menekannkan langsung pada bahan atau alat tanpa menggolongkan mana yang disebut dengan perangkat lunak dan mana yang disebut dengan perangkat keras. Namun semua orang sudah memakluminya bahwa perangkat lunak adalah barang yang habis dipakai atau mudah hilang, sedangkan perangkat keras adalah barang yang mampu bertahan dalam jangka
  • 21. waktu lama, seperti kursi atau meja. Secara skematis proses pendidikan dan pelatihan yang telah diuraikan di atas dapat digambarkan sebagai berikut: Table 1.2 Proses Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya In Put Sumber Daya Out Put peserta diklat Kurikulum Sumber: Notoad Modjo dalam Edy Syahputra (2006: 26) Pendidikan dan pelatihan dalam suatu organisasi sebagai upaya untuk pengembangan sumber daya manusia adalah suatu siklus yang harus terjadi terusmenerus. Hal ini terjadi karena organisasi itu harus berkembang untuk mengantisipasi perubahan-perubahan di luar organisasi tersebut. Untuk itu maka kemampuan sumber daya manusia itu harus terus menerus ditingkatkan seirama dengan kemajuan dan perkembangan teknologi.