Teks tersebut membahas tentang etika dan kode etik kebidanan, standar dan mutu pelayanan kebidanan, pengertian malpraktik, jenis-jenis malpraktik, dan sanksi hukum terkait malpraktik. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan penulisan yang antara lain menjelaskan masalah kesenjangan antara bidan dan pasien serta memberikan pemecahan masalah.
Studi diagnostik kb1 m1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan pros...pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur studi diagnostik. Dokumen menjelaskan prinsip-prinsip etik dan hukum yang harus dipatuhi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, termasuk menghargai martabat pasien dan budaya lokalnya.
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip etika yang harus diperhatikan oleh perawat dalam melakukan pengkajian, penetapan diagnosis, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi kewajiban perawat untuk memperoleh informasi secara lengkap dari pasien dan sumber lainnya, membuat diagnosis berdasarkan data objektif, serta menentukan tindakan yang sesuai dengan diagnosis dan tujuan pas
Dokumen tersebut membahas tentang persepsi mutu pelayanan kesehatan menurut berbagai pihak seperti konsumen, pemberi layanan, penyandang dana, dan pemilik sarana layanan serta dimensi-dimensi yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan seperti kompetensi teknis, aksesibilitas, efektivitas, efisiensi, hubungan antar manusia, kesinambungan layanan, keamanan, dan kenyamanan. Dok
Studi diagnostik kb1 m1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan pros...pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur studi diagnostik. Dokumen menjelaskan prinsip-prinsip etik dan hukum yang harus dipatuhi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, termasuk menghargai martabat pasien dan budaya lokalnya.
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip etika yang harus diperhatikan oleh perawat dalam melakukan pengkajian, penetapan diagnosis, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi kewajiban perawat untuk memperoleh informasi secara lengkap dari pasien dan sumber lainnya, membuat diagnosis berdasarkan data objektif, serta menentukan tindakan yang sesuai dengan diagnosis dan tujuan pas
Dokumen tersebut membahas tentang persepsi mutu pelayanan kesehatan menurut berbagai pihak seperti konsumen, pemberi layanan, penyandang dana, dan pemilik sarana layanan serta dimensi-dimensi yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan seperti kompetensi teknis, aksesibilitas, efektivitas, efisiensi, hubungan antar manusia, kesinambungan layanan, keamanan, dan kenyamanan. Dok
Dokumen tersebut membahas tentang peran dan fungsi perawat, di mana peran perawat meliputi pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti. Sedangkan fungsi perawat terdiri dari fungsi independen, dependen dan interdependen.
Model praktek keperawatan dapat diimplementasikan dalam berbagai sistem, seperti private duty nursing, metode aplikasi klien, fungsional nursing, case management, dan ProACT. Setiap sistem memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu dalam menyediakan pelayanan keperawatan yang berfokus pada kebutuhan pasien secara menyeluruh atau efisiensi.
Dokumen ini membahas prinsip-prinsip etika dalam pelayanan keperawatan dan asuhan pasien, termasuk pentingnya proses pelayanan, prinsip-prinsip etis dalam pengkajian pasien, dan metode-metode untuk mengumpulkan informasi kesehatan pasien. Selanjutnya dibahas tahapan-tahapan proses keperawatan seperti pengkajian, penetapan diagnosis dan intervensi, implementasi, evaluasi, serta pendekatan berdasarkan asuhan
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sdpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang etik dan legal praktik keperawatan pada pasien yang menjalani prosedur studi diagnostik. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa tenaga keperawatan harus menerapkan prinsip-prinsip etika seperti menghargai martabat pasien dan prinsip-prinsip hukum seperti kompetensi dan kewenangan dalam memberikan perawatan kepada pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian perawat profesional, peran perawat, dan fungsi perawat. Pengertian perawat profesional adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan dan berwenang memberikan pelayanan kesehatan. Peran perawat meliputi pemberi asuhan, advokat pasien, pendidik, koordinator, dan kolaborator. Fungsi perawat terdiri dari fungsi independen, dependen, dan interdependen beserta tanggung jawabny
Dokumen ini membahas manajemen kasus sebagai layanan berpusat pada klien untuk memastikan perawatan dan koordinasi layanan kesehatan dan psikososial bagi klien dengan masalah kesehatan kompleks. Manajemen kasus meliputi pendataan awal, perencanaan layanan, koordinasi dan rujukan layanan, serta monitoring dan evaluasi untuk memenuhi kebutuhan klien. Dokumen ini juga membahas kualifikasi petugas manajemen kasus dan jejaring lay
Studi diagnostik kb2 m1 persiapan dan perawatan pjj_kemenkes
Modul ini membahas persiapan dan perawatan pasien dengan prosedur studi diagnostik. Terdiri dari 3 tahap yaitu pra-instrumentasi (mempersiapkan pasien), instrumentasi (pelaksanaan prosedur), dan pasca-instrumentasi (perawatan pasien sesudah prosedur). Persiapan pasien yang tepat dapat memudahkan prosedur dan meningkatkan akurasi hasil. Perawatan pasca prosedur diperlukan untuk pasien yang mengalami manipulasi selama prosedur.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan keperawatan prima, termasuk pengertian, faktor-faktor, dan kualitas pelayanan keperawatan prima. Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima meliputi kemampuan, sikap, penampilan, perhatian, tindakan, dan tanggung jawab."
Dokumen tersebut membahas tentang peran, fungsi, dan tugas perawat. Secara ringkas, perawat didefinisikan sebagai orang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan dan berwenang memberikan pelayanan kesehatan. Peran perawat meliputi pemberi asuhan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan, dan peneliti. Fungsi perawat terkait pekerjaan yang dilakukan sesuai peran, seperti fungsi independen
Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur indeks kepuasan masyarakat dalam penilaian mutu pelayanan kesehatan, yang terdiri atas 14 aspek seperti prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, kompetensi petugas, kecepatan pelayanan, biaya pelayanan, dan lingkungan pelayanan. Dokumen ini juga menjelaskan metode pengukuran kepuasan pasien dan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan melalui monitoring, evalu
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pelatihan keperawatan berbasis teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan Indonesia guna menghadapi tantangan globalisasi, khususnya dalam hal dokumentasi keperawatan menggunakan Electronic Health Record.
Dokumen tersebut membahas tentang peran dan fungsi perawat, di mana peran perawat meliputi pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti. Sedangkan fungsi perawat terdiri dari fungsi independen, dependen dan interdependen.
Model praktek keperawatan dapat diimplementasikan dalam berbagai sistem, seperti private duty nursing, metode aplikasi klien, fungsional nursing, case management, dan ProACT. Setiap sistem memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu dalam menyediakan pelayanan keperawatan yang berfokus pada kebutuhan pasien secara menyeluruh atau efisiensi.
Dokumen ini membahas prinsip-prinsip etika dalam pelayanan keperawatan dan asuhan pasien, termasuk pentingnya proses pelayanan, prinsip-prinsip etis dalam pengkajian pasien, dan metode-metode untuk mengumpulkan informasi kesehatan pasien. Selanjutnya dibahas tahapan-tahapan proses keperawatan seperti pengkajian, penetapan diagnosis dan intervensi, implementasi, evaluasi, serta pendekatan berdasarkan asuhan
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sdpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang etik dan legal praktik keperawatan pada pasien yang menjalani prosedur studi diagnostik. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa tenaga keperawatan harus menerapkan prinsip-prinsip etika seperti menghargai martabat pasien dan prinsip-prinsip hukum seperti kompetensi dan kewenangan dalam memberikan perawatan kepada pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian perawat profesional, peran perawat, dan fungsi perawat. Pengertian perawat profesional adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan dan berwenang memberikan pelayanan kesehatan. Peran perawat meliputi pemberi asuhan, advokat pasien, pendidik, koordinator, dan kolaborator. Fungsi perawat terdiri dari fungsi independen, dependen, dan interdependen beserta tanggung jawabny
Dokumen ini membahas manajemen kasus sebagai layanan berpusat pada klien untuk memastikan perawatan dan koordinasi layanan kesehatan dan psikososial bagi klien dengan masalah kesehatan kompleks. Manajemen kasus meliputi pendataan awal, perencanaan layanan, koordinasi dan rujukan layanan, serta monitoring dan evaluasi untuk memenuhi kebutuhan klien. Dokumen ini juga membahas kualifikasi petugas manajemen kasus dan jejaring lay
Studi diagnostik kb2 m1 persiapan dan perawatan pjj_kemenkes
Modul ini membahas persiapan dan perawatan pasien dengan prosedur studi diagnostik. Terdiri dari 3 tahap yaitu pra-instrumentasi (mempersiapkan pasien), instrumentasi (pelaksanaan prosedur), dan pasca-instrumentasi (perawatan pasien sesudah prosedur). Persiapan pasien yang tepat dapat memudahkan prosedur dan meningkatkan akurasi hasil. Perawatan pasca prosedur diperlukan untuk pasien yang mengalami manipulasi selama prosedur.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan keperawatan prima, termasuk pengertian, faktor-faktor, dan kualitas pelayanan keperawatan prima. Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima meliputi kemampuan, sikap, penampilan, perhatian, tindakan, dan tanggung jawab."
Dokumen tersebut membahas tentang peran, fungsi, dan tugas perawat. Secara ringkas, perawat didefinisikan sebagai orang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan dan berwenang memberikan pelayanan kesehatan. Peran perawat meliputi pemberi asuhan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan, dan peneliti. Fungsi perawat terkait pekerjaan yang dilakukan sesuai peran, seperti fungsi independen
Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur indeks kepuasan masyarakat dalam penilaian mutu pelayanan kesehatan, yang terdiri atas 14 aspek seperti prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, kompetensi petugas, kecepatan pelayanan, biaya pelayanan, dan lingkungan pelayanan. Dokumen ini juga menjelaskan metode pengukuran kepuasan pasien dan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan melalui monitoring, evalu
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pelatihan keperawatan berbasis teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan Indonesia guna menghadapi tantangan globalisasi, khususnya dalam hal dokumentasi keperawatan menggunakan Electronic Health Record.
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatandedesahrullah22
Makalah ini membahas tentang kelalaian dan malpraktek dalam praktek keperawatan. Kelalaian adalah kegagalan melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan, sedangkan malpraktek adalah melakukan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan. Kedua hal ini dapat menimbulkan kerugian bagi pasien dan berbagai dampak lainnya. Makalah ini juga menjelaskan berbagai bentuk kelalaian dan dasar hukum yang
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya undang-undang praktik keperawatan di Indonesia. Hal ini dibutuhkan untuk memberikan perlindungan hukum bagi perawat dan standarisasi praktik keperawatan. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang konsep praktik keperawatan, perkembangannya di Indonesia, serta alasan filosofis dan yuridis dibutuhkannya undang-undang khusus tentang praktik keperawatan.
Modul ini membahas tentang kecenderungan dan prinsip etika dalam asuhan keperawatan. Beberapa topik yang dibahas antara lain lima masalah dasar etika keperawatan seperti kuantitas versus kualitas hidup, kebebasan versus penanganan bahaya, berkata jujur versus bohong, keingintahuan versus agama/ideologi, dan terapi ilmiah versus tradisional. Modul ini juga membahas permasalahan etika dalam praktek seperti malpraktek, neg
Uts ars103-manajemen pemasaran rumah sakit-jesslyn valentina jonathan (201803...jesslynjonathan1
Ujian Tengah Semester mata kuliah Manajemen Pemasaran Rumah Sakit membahas strategi rumah sakit dalam merespon perubahan lingkungan dan inovasi pada era digitalisasi, serta segmentasi pasar dan penetapan sasaran pasar untuk konsumen layanan kesehatan.
Peran dan fungsi perawat sangatlah penting dipelajari agar kelak calon perawat bisa mengerti dan memahami segala peran dan fungsi perawat di rumah sakit.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di ruang operasi rumah sakit. Secara garis besar membahas tentang bahaya-bahaya yang dihadapi di rumah sakit seperti kebakaran, bahan beracun, radiasi, luka bakar, dan infeksi. Kemudian membahas manajemen K3 mencakup perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Derasnyaarus globalisasiyangsemakinmempengaruhi kehidupansosial masyarakatduniajuga
mempengaruhi munculnyamasalah/penyimpanganetiksebagai akibatkemajuanteknologi/ilmu
pengetahuanyangmenimbulkan konflikterhadapnilai.Aruskesejagatanini tidakdapat
dibendung,pasti akanmempengaruhi pelayanankebidanan.Dengandemikianpenyimpanganetik
mungkinsajaakanterjadi di dalampraktekkebidananmisalnyadalampraktekmandiri,bidanyang
bekerjadi rumahsakit,rumahbersalinatauinstitusi lainnyaadadi bawahperlindunganinstitusinya,
bidanpraktekmandiri mempunyai tanggungjawabyanglebihbesarkarenaharusmempertanggung
jawabkansendiri apayangdilakukan.Dalamhal ini bidanyangpraktekmandiri menjadi pekerjayang
bebasmengontrol dirinyasendiri.Situasi ini akanbesarsekali pengaruhnyaterhadapkemungkinan
terjadinyapenyimpanganetik.
Sebagai calonbidanyangahli dan professional dalammelayani klien,sudahmenjadi suatukewajiban
kitauntukmengetahui lebihdahuluapasajawewenangyangbolehkitalakukandanwewenangyang
seharusnyaditangani olehseorangdokterSpOGsehinggakitaharusmeninjauagartindakankita
tidakmenyalahi PERMENKESyangberlaku.
Akhir-akhirini seringkitamenemukandalampemberitaanmediamassaadanyapeningkatandugaan
kasusmalpraktekdankelalaianmedikdi Indonesia,terutamayangberkenaandengankesalahan
diagnosisbidanyangberdampakburukterhadappasiennya.Mediamassamarakmemberitahukan
tentangkasus gugatan/tuntutanhukum(perdatadan/atau pidana) kepadabidan,dokterdan
tenagamedislain,dan/ataumanajemenrumahsakityangdiajukanmasyarakatkonsumenjasa
medisyangmenjadi korbandari tindakanmalpraktik(malpractice) ataukelalaianmedis.
Lepasdari fenomenatersebut,adayangmempertanyakanapakahkasus-kasusituterkategori
malpraktikmedikataukahsekedarkelalaian(humanerror) dari seorangbidan/dokter.Sejauhini di
negarakita belumadaketentuanhukumtentangstandarprofesikebidananyangbisamengatur
kesalahanprofesi.
Kasustindakpidanamalpraktikmerupakankasusyangsangatseringterjadi di Indonesia.Dalam
beberapadecade terakhirini istilahmalpraktikcukupterkenal danbanyakdibicarakanmasyarakat
umumkhusunyamalpraktik kebidananantarabidandanpasien.Melihatfenomenadi atas,maka
kami melalui makalahini akanmembahastentangsalahsatukasusmalpraktikdi SulawesiSelatan,
tepatnyadi kota Pinrang.
B. TUJUAN PENULISAN
1. MenjelaskanEtikdanKode EtikKebidanan
2. Menjelaskanpengertianstandardanmutupelayanankebidanan
3. Menjelaskanpengertianmalpraktik
4. Menjelaskanjenis-jenismalpraktek
2. 5. Menjelaskansanksi hukum
6. Menjelaskanmasalahkesenjanganantarabidandanpasien
7. Memberikanpemecahanmasalah
8. Memberikanpembahasandenganmenggabungkanantarateori danrealita
C. RUMUSAN MASALAH
a. Menjelaskanetikdankode etikkebidanan
b. Jelaskan pengertianstandardanmutupelayanankebidanan?
c. Jelaskanpengertianmalpraktik?
d. Jelaskanjenis-jenismalpraktek?
e. Jelaskanapasaja sanksi hukum ?
f. Jelaskanmasalahkesenjanganantarabidandanpasien?
g. Berikanpenjelasanmengenai pemecahanmasalahtersebut?
h. Memberikanpembahasandenganmenggabungkanantarateori danrealita?
i. Ide /Sarandan kritik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TinjauanPustakaTeori
1. Etika Dan Kode EtikKebidanan
Etikaberasal dari BahasaYunani dari kata Ethos yang berarti kebiasaan-kebiasaanatautingkahlaku
manusia.DalamBahasa InggrisdisebutEthisyangmempunyaipengertiansebagai ukurantingkah
lakuatau perilakumanusiayangbaik,yakni tindakanyangtepat,yangharusdilaksanakanoleh
manusiasesuai denganmoral padaumumnya.
Kode Etikadalahnorma-normayangharus diindahkanolehsetiapprofesi di dalammelaksanakan
tugas profesinyadandi dalamhidupnyadi masyarakat.Norma-normatersebutberisipetunjuk-
petunjukbagi anggotaprofesi tentangbagaimanamerekaharusmenjalankanprofesinyadanlarang-
laranganyaituketentuan-ketentuantentangapayangbolehdantidakbolehdiperbuatatau
dilaksanakanolehanggotaprofesi,tidaksajadalammelaksanakantugasprofesinya,melainkanjuga
menyangkuttingkahlakupada umumnyadalampergaulansehari-haridi dalammasyarakat.
3. Kode EtikKebidananmerupakansuatupernyataankomprehensif profesi yangmemberikantuntunan
bagi bidanuntukmelaksanakanpraktekkebidananbaikyangberhubungandengankesejahteraan,
keluarga,masyarakat,temansejawat,profesidandirinya.
Tujuankode etikyaituuntukmenjunjungtinggi martabatdancitraprofesi,menjagadanmemelihara
kesejahteraanparaanggota,meningkatkanpengabdianparaanggotaprofesi danmeningkatkan
mutuprofesi.
2. STANDARDAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
a. StandarPelayananKebidanan
Standar adalahkeadaanideal atautingkatpencapaiantertinggidansempurnayangdigunakan
sebagai bataspenerimaanminimal.StandarPelayananKebidanandigunakanuntukmenentukan
kompetensiyangdiperlukanbidandalammenjalankanpraktiksehari-hari.
Standar profesi tenagakesehatanadalahpedomanyangharusdigunakanolehtenagakesehatan
sebagai petunjukdalammenjalankanprofesinyasecarabaik( UU KesehatanRINO.36 tahumn2009
).Manfaat standarpelayanankebidananadalahmenilai mutupelayanan,menyusunrencanadiklat
bidandan mengembangkankurikulumpendidikanbidan.
b. Mutu PelayananKesehatan
Mutu pelayananKesehatanadalahtingkatkesempurnaanpelayanankesehatanyang
diselenggarakandenganberlandaskanpadaduaaspek.(1) menimbulkankepuasanpelanggan(
pasien/klien) sesuai dengantingkatkepuasaanrata-ratapelanggan,(2) tatacara
penyelenggaraannyasesuai denganstandardanetikaprofesi yangtelahditetapkan.
c. AlasanPentingnyaMutuDalamPelayananKesehatan
Alasanpentingnyamutudalampelayanankesehatan:mutuadalahhak setiaporang,denganmutu
membantupasienmencapai hasilyangoptimal,dandenganmutudapatmembantumelindungi
tenagakesehatan( bidan) dari hal-hal yangtidakdiinginkan.
3. PengertianMalpraktik
Malpraktekmerupakanistilahyangsangatumumsifatnyadantidakselaluberkonotasiyuridis.
Secara harfiah“mal”mempunyai arti “salah”sedangkan“praktek”mempunyai arti “pelaksanaan”
atau “tindakan”,sehinggamalpraktekberarti “pelaksanaanatautindakanyangsalah”.Meskipunarti
harfiahnyademikiantetapi kebanyakanistilahtersebutdipergunakanuntukmenyatakanadanya
tindakanyangsalahdalamrangka pelaksanaansuatuprofesi.
Malpraktikadalahsetiapkesalahanprofesional yangdiperbuatolehdokter/bidanpadawaktu
melakukanpekerjaanprofesionalnya,tidakmemeriksa,tidakmenilai,tidakberbuatatau
5. · Melakukanapayang menurutkesepakatannyawajibdilakukantetapitidaksempurna
· Melakukanapayang menurutkesepakatannyatidakseharusnyadilakukan.
Pertanggungjawabancivil malpracticedapatbersifatindividualataukorporasi dandapatpula
dialihkanpihaklainberdasarkanprinciple of vicariusliability.Denganprinsipinimakarumah
sakit/saranakesehatandapatbertanggunggugatataskesalahanyangdilakukankaryawannya
(tenagakesehatan) selamatenagakesehatantersebutdalamrangkamelaksanakantugas
kewajibannya.
c. Administrative malpractice
Tenagabidandikatakantelahmelakukanadministrativemalpracticemanakalatenagabidan
tersebuttelahmelanggarhukumadministrasi.Perludiketahuibahwadalammelakukanpolice
power,pemerintahmempunyai kewenanganmenerbitkanberbagaiketentuandi bidangkesehatan,
misalnyatentangpersyaratanbagi tenagabidanuntukmenjalankanprofesinya( SuratIjinKerja,
Surat IjinPraktek) bataskewenangansertakewajibantenagabidan.Apabilaaturantersebut
dilanggarmakatenagakesehatanyangbersangkutandapatdipersalahkanmelanggarhukum
administrasi.
5. Sanksi Hukum
DalamKeputusanMenteri KesehatanRepublikIndonesiaNomor900/MeNKESE/SK/VII/2002Tentang
Registrasi danPraktikbidanpasal 42 mengatakan:
Bidanyang dengasengaja :
a. Melakukanpraktikkebidanantampamendapatpengakuan/adaptasi sebagaimanadimaksud
dalampasal 6 dan / atau :
b. Melakukanpraktikkebidanantanpaizinsebagaimanadimaksuddalampasal 9:
c. Melakukanpraktikkebidanantidaksesuai denganketentuansebagaimanadimaksuddalam
pasal 35 peraturanpemerintahnomor32 tahun1996 tentangtenagakesehatan.
Pasal 35, berbunyi :
1. Bidandalammelakukanpraktikdilarang:
a. Menjalankanpraktikapabilatidaksesuaidenganketentuanyangtercantumdalamizinpraktik
b. Melakukanperbuatanyangbertentangandenganstandarprofesi.
2. Bagi bidanyangmemberikanpertolongandalamkeadaandaruratataumenjalankantugasdi
daerahterpencil yangtidakadatenaga kesehatandikecualikandari larangansebagaimanadimaksud
pada ayat 1 butir a.
Pasal 36, berbunyi :
1. Kepaladinaskesehatankabupaten/kotadapatmemberikanperingatanlisanatautertulis
kepadabidanyangmelakukanpelanggaranterhadapkeputusanini.
6. 2. Peringatanlisanatautertulissebagiamandimaksudpadaayat1 diberikanpalingbanyak3kali
dan apabilaperingatantersebuttidakdiindahkankepaladinaskesehatankabupaten/kotadapat
mencabutSIPBbidanyangbersangkutan.
DalamKitabUndang-UndangHukumPidana(KUHP),kelalaianyangmengakibatkancelakaatau
bahkanhilangnyanyawaoranglainditurdalampasal 359 yang berbunyi:“Barangsiapakarena
kealpaannyamenyebabkanmatinyaoranglain,diancamdenganpidanapenjarapalinglamalima
tahunatau kurunganpalinglamasatu tahun".Sedangkankelalaianyangmengakibatkan
terancamnyakeselamatanjiwaseseorangdapatdiancamdengansanksi pidanasebagaimana
dimaksuddalamPasal 360 KitabUndang-UndangHukumPidana(KUHP) yangberbunyi :“Barang
siapakarenakealpaannyamenyebabkanoraglainmendapatluka-lukaberat,diancamdengan
pidanapenjarapalinglamalimatahunatau kurunganpalinglamasatutahun”.“ Barang siapakarena
kealpaannyamenyebabkanoranglainluka-lukasedemikianrupasehinggatimbul penyakitatau
halanganmenjalankanpekerjaanjabatanataupencaharianselamawaktutertentu,diancamdengan
pidanapenjarapalinglamasembianbulanataukurunganpalinglamaenambulanataudendapaling
tinngi tigaratus jutarupiah“.
B. Masalah KesenjanganAntaraBidanDanPasien
Berikutadalahkasusyangterjadi di Pinrang,Sulawesi Selatan.Padahari Kamis,10 Agustus2006.
Kasustersebutbertema:
“ SUNGSANG,LAHIR KEPALA PUTUS “
Batu Duniakedokterandi MalangRaya gempar.SeorangbidanbernamaLindaHandayani,wargaJl.
PattimuraGg I Kota Batu,melakukanmalpraktiksaatmenangani prosespersalinan.Akibatnya,
pasienbernamaNunukRahayu,39 tahuntersebutterpaksamelahirkananakketiganyadenganhasil
mengerikan.Bayi sungsangitu lahirdenganleherputus.Badanbayi keluarduluan,sedangkan
kepalanyatertinggal di dalamrahim.
Kejadianini membuatsuami Nunuk,Wiji Muhaimin,40tahunsangat sedihdanterpuruk..Bayi yang
diidamidamkanselama9bulan10 hari ituternyatalahirdengancara yang sangatmemprihatinkan.
Terkaitkronologi kejadianini,priaberkumistebaltersebutmenjelaskan,istrinyaSelasasore
mengalami kontraksi.Melihatistrinyaadatanda-tandamelahirkan,Muhaiminmembawaistrinyake
bidanLindaHandayani,yangtak terlalujauhdari tempattinggalnya.Begitumemasuki waktushalat
Magrib, diapulanguntukshalat.Muhaiminmengakutidakpunyafirasatapa-apasebelumperistiwa
tersebutterjadi.Selamaini diayakinkalauistrinyaakanmelahirkannormal dantidakpunya firasat
apa-apa.
Kemarin,istrinyamasihbelumbisadiwawancarai.Pasalnya,Nunukmasihterbaringlemahdi BKIA.Ia
tampaknyamasihtidurdenganpulas.Kemungkinan,pulasnyatidurNunuktersebutakibatpengaruh
obat biusmalamharinya.
MenurutMuhaimin,diasangat sedihketikamelihatbayinyatanpakepaladengancecerandarahdi
leher.Diamerasaantara percayadan tidakmelihatkondisiitu.Namun,diasedikitlegabisamelihat
anaknyaketikabadandan kepalanyadisatukan.Menurutdia,bayi itusangatmungil dancantik,
7. kulitnyamasihmerah,danrambutnyaikal.Muhaiminlalumenciumdanmengusapbayinyasambil
menangis.
Meski kejadianini dirasakansangatberat,Muhaiminakhirnyabisajugamenerimadanmenganggap
ini takdirTuhan.Tetapi untukkasushukumnya,diatetapmenyerahkanke yangberwenang.Dia
berharapkasusini bisaditindaklanjuti denganseadil-adilnya.
Dari penuturanbeberapawargasekitar,sebenarnyabidanHandayaniadalahsosokbidanyang
berpengalamandansenioryangsudahberusia60tahun.Dia sudahpraktikpuluhantahun.Dengan
demikian,masyarakatjugamerasakagetmendengarkabarmengerikanitudatangdari bidan
Handayani.
Kabar ini jugamenyentakkalanganDPRDkotaBatu.Menurut ketuaFraksi GabunganSugengMinto
Basuki,bidanHandayani memangsangatterkenal di Batu.Katadia,umurnyasudah60 tahun lebih.
Namun,atas kasusini diamemintadinaskesehatanmelakukanrecoverylagi terhadapparabidan
yang ada di Batu. Dengandemikiankasusmengerikansemacamini tidakakanterulanglagi.Dan
suami korbanmemintakepadapolisi agarsegeramengusutkasusini bahkanmemintaagarizin
praktekbidantersebutdicabutdandi hukumseadil-adilnya.
C. PemecahanMasalah
Bagi keluargakorbanyangakan melakukantuntutanterhadaptenagabidansebagaiterdakwayang
telahmelakukanciminalmalpractice,harusnyadapatmembuktikanapakahperbuatantenagabidan
tersebuttelahmemenuhi unsurtidakpidanayakni :
1. Apakahperbuatan(positif actataunegatif act) merupakanperbuatanyangtercela.
Berdasarkan kasusdi atas,bidanLindaHandayani hanya berniatuntukmenolong,namunpada
pertolongankasusini bukanlahkewenanganbidan,melainkankewenangandokterobgyn.
2. Apakahperbuatantersebutdilakukandengansikapbatin(mensrea) yangsalah (sengaja,
cerobohatau adanyakealpaan).Berdasarkan kasusdi atasmasihkurang jelasapakahpadakasus
tersebutadaunsursengajaatau tidaksengaja.Jadi bidantersebuthendaknyamenjelaskanpada
proseskeadilantentanghal sebenarnya.Selanjutnyaapabilakeluarga menuduhbidantersebut
telahmelakukankealpaansehinggamengakibatkanpasienmeninggal dunia,makayangharus
dibuktikanadalahadanyaunsurperbuatantercela(salah)yangdilakukandengansikapbatinberupa
alpaatau kurang hati-hati ataupun kurangpraduga.
Dalamkasus atau gugatanadanya criminal malpractice yangbersifatnegligence (lalai) pembuktianya
dapat dilakukandengan:
1. Cara langsung : Membuktikanadanyakelalaianmemakai tolakukuradanya4D yakni :
8. a. Duty(kewajiban):DalamhubunganperjanjianbidanLindaHandayani denganpasienNunuk
Rahayu,bidanLindaHandayani haruslahbertindakberdasarkanadanyaindikasi medis,bertindak
secara hati-hati danteliti,bekerjasesuai standarprofesi,sudahadainformedconsent.Berdasarkan
point– point di atas penggugatharusmengkaji lebihlanjutuntukdidapatkanbukti yang jelas
apakahbidanLinda Handayani telahmemenuhi tindakanyangseharusnyadilakukanolehseorang
bidanatau tidak.
b. Derelictionof Duty(penyimpangandari kewajiban)
Jikaseorangtenagabidanmelakukanasuhankebidananmenyimpangdari apayang seharusnyaatau
tidakmelakukanapayangseharusnyadilakukanmenurutstandardprofesinya,makatenagabidan
tersebutdapatdipersalahkan.Dalamkasusdiatas bidanHandayani telahmemenuhi pointini,
menolongpersalinansungsangbukanlahkewenangandari bidansehinggamelalui pointini bidan
Handayani dapatdipersalahkan/digunakansebagai berkastuntutandari keluargake bidan
Handayani.
c. DirectCausation(penyebablangsung)
d. Damage (kerugian)
Tenagabidanuntukdapat dipersalahkanharuslahadahubungan(langsung)antarapenyebab
(causal) dankerugian(damage) yangdideritaolehkarenanyadantidakadaperistiwaatautindakan
seladiantaranya.,danhal ini haruslahdibuktikandenganjelas.Hasil (outcome) negatif tidakdapat
sebagai dasarmenyalahkantenagabidan.Berdasarkanteori ini yangdihubungkandengankasus
maka,hasil negative dari kasusini yangberupaputusnyaleherbayi danmeninggalnya bayi tidak
dapat digunakanlangsungsebagai dasarmenyalahkanbidanHandayani,perludilakukanpengkajian
olehpenggugatmengenai hubunganlangsungantarapenyebabdankerugianyangdideritaoleh
penggugat(keluargaibuNunuk)untukdidapatkanbuktiyang jelasuntukpengajuantuntutan.
2. Cara tidaklangsung
Cara tidaklangsungmerupakancara pembuktianyangmudahbagi pasien,yakni denganmengajukan
fakta-faktayangdideritaolehnyasebagai hasillayananbidan(doktrinresipsaloquitur).Dalamkasus
ini hasil layananbidanadalahputusnyaleherbayi dari ibuNunuk. Dalamhal ini dadapatditerapkan
apabilafakta-faktayangadamemenuhi kriteria:faktatidakmungkinada/terjadi apabilatenaga
bidantidaklalai,faktaituterjadi memangberadadalamtanggungjawabtenagabidan,faktaitu
terjadi tanpaada kontribusi dari pasiendenganperkataanlaintidakadacontributorynegligence.
Bagi bidanyangharus dilakukanmenangani kasusini terkaitatastuduhankepadabidanyang
merupakancriminal malpractice adalah :
1. Informal defence,denganmengajukanbukti untukmenangkis/menyangkal bahwatuduhan
yang diajukantidakberdasaratautidakmenunjukpadadoktrin-doktrinyangada,misalnyabidan
mengajukanbukti bahwayangterjadi bukandisengaja,akan tetapi merupakanrisikomedik(riskof
treatment),ataumengajukanalasanbahwadirinyatidakmempunyai sikapbatin(menrea)
sebagaimanadisyaratkandalamperumusandelikyangdituduhkan.Dalaminformaldefence ini
hendaknyabidanHandayani menjelaskanapayangterjadi sebenarnya,apakahitumerupakan
kesengajaan,atauresikomedikatauhal-hal yanglain.
10. PembinaandanPengawasanEtikaPelayananMedis( MP2EPMsebelumditeruskankepadapenyidik.
Jadi awalnyapenanganankasus-kasustersebuttidakperludicampuri pihakluar.
Masalah yangterjadi padapasiendenganputusnyakepala bayi padasaatprosespersalinan
merupakankasusmalpraktikkarenakelalaiandari tenagakesehatan(bidan) sehinggamenyebabkan
orang tua korbansangat terpurukdenganyangdialami olehsangbuahhatinyayangsangat
diidamkanselama9bulan.
Keluargakorbanmerasatidakbisamenerimadanmengajukankasusini untukditindaklanjuti.
Keluargakorbanmemintaagarbidantersebutkalauperludi cabutsurat ijinprakteknya.Pada
dasarnyakelalaiandapatterjadi apabilabidanmelakukansesuatuyangseharusnyatidakdilakukan
atau tidakmelakukansesuatuyangseharusnyadilakukanolehahlinyaataudokteryangmemiliki
kewenangankhususmenangani yangsudahmenjadi bagiandari tugasdantanggungjawabnya.
SedangkankerugianyangdiakibatkanolehkelalaiandiaturdalamPasal 136 yang berbunyi:“Setiap
orang bertanggungjawabtidaksajauntukkerugianyangdisebabkanperbuatannya,tetapi juga
untukkerugianyangdisebabkankelalaianataukuranghati-hatinya.
E. Kritikdan Saran
1. Kritik
Seperti yangkitadengarbahwabidantersebutyangmenjadi tersangkabolehdikatakaansudah
sangat seniordanberpengalamandalammemberikanpelayananapalagisudahbekerjabegitulama
di lahan.Akantetapi,walaupundemikiantidakmemberikanjaminanbahwabidantersebutsudah
kompoten.Karnawalaupunsudahsangatberpengalamannamuntidakhati-hatidalamartian
cerobohdalammenangani pasiententunyaakantetapdikenai yangnamanyamalpraktikataudalam
hal ini tidakbekerjasesuai standarkebidanan.
Karna harusnyabidantersebutdari awal anamnesasudahharustahu komplikasiyangakanterjadi
pada saat persalinannantinyapadaibudanbayi, misalnyapadakasusini mungkinsajaibunya
mengalami panggul sempitsehinggabayinyatidakbisalahirnormal,olehkarenaituharussegera
dirujukatauditangani lebihdini.Apalagidalamkasusini sepertiyangkitalihatbayi mengalami
distosiabahu.Dansudahsangat jelasbahwahal ini sudahbukanwewenangseorangbidan.
Hal ini sudahpatologi dandianggapmalpraktikapabilabidanmelakukantindakanyangbukan
wewenangnya.Sehingga,dalamkasusini karenakecerobohanbidanmenyebabkankeluargapasien
menuntutdalamhal ini terjadi ketidakpuasandalammutupelayanankebidanandantentunya
melanggarkode etikkebidanan.
2. Saran
- Sebagai tenagakesehatantentunyasebelumkitaterjunke masyrakatkitaharusmembekali
diri kitadenganpengetahuandanketerampilan.Dantidakberhenti untukselalumengupdate info-
infoterbarutentangkebidanan.Danterusmengembangkanpendidikanke jenjangyanglebihtinggi.
- Dalammemberikanpelayanankitaharusbekerjasesuai dengankodeetikkebidanandan
standar asuhankebidanansehinggaakanterciptamutudalampelayanan.
11. - Kitatidakbolehterlalusombongdenganmengganggapdirisudahsangatkompotenkarenahal
demikianakanterkadangmembuatkitaterjatuh.Jadi intinya,kitatetapharusberhati-hati,tidak
cerobohdan berusahauntkterusmelakukanyangterbaik
- Terakhir,kitaadalahseorangbidan,dimanabidanadalahyangpalingdekatdengan
perempuan.Olehkarenaitu,kitaharusbekerjadenganhati nurani penuhkasihsayang.Dan
memberikansesuai dengankebutuhandankeinginanpasien.
- Dan janganlupaunukselalumelakukaninformedconsentsebelummelakukantindakan.
BABIII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seorangbidanharusberhati-hati dalammemberikanpelayananpadapasiennya.Sehinggapelayanan
atau tindakanyangdi berikantidakmerugikanpasiendanberdampakpadakesehatanpasien.Oleh
karenaitubidanharus selalumemperhatikanapayangdibutuhkanpasiensehinggakitamampu
memberikanpelayananyangkomprehensif danberkualitasBidanharusmempunyaipengetahuan
dan pemahamanyangcukupmendalamagarsetiaptindakannyasesuai denganstandarprofesi dan
kewenangannya.
Selainitu,perludipahami bahwabidantidakdiberikankewenangandalammelakukantindakan
menolongpersalinanletaksungsangkarenasecaraUndang-UndangKesehatandanEtikaProfesi
seorangbidantidakmempunyai kewenanganuntukmemberikanpertolonganpersalinanpatologis.
Bidantidakmempunyai kewenangandalammenolongpersalinanletaksungsangkarenarisikoyang
ditimbulkannyasangatbesar,secarahakpasientelahdirugikan,terutamatentangpersyaratan
pasienmemperolehpelayanankesehatansecaraaman.
Dalam kasustertentu,pasientidakmemperolehhaksecarautuhdalammemperolehinformasi
tentangkondisi kesehatankarenakelalaian/kesalahandiagnosisbidansehinggapasientidakbisa
menentukanataumenolakpelayanaanapayangsebaiknyadiperolehnya.Seorangbidanapabila
melakukanpertolonganpersalinanletaksungsangakanmemperolehsangsi hukumsesuai Undang-
12. Undang kesehatanyangdilanggarsertasangsi Administratif tentangpelanggaranKode Etikdan
profesi Kebidanan.
B. SARAN
§ Marilahkita jadikankasusini sebagai pelajaranbagi kitasebagai tenagakesehatankhususnya
bidankarenaprofesi kitasangatdibutuhkanolehmasyarakatdannyawamerekaadadi tangankita.
§ Dan ketikakitamelakukansuatutindakan sekecilapapunitukitatetapharusmengikutstandar
profesi kitayangtelahditentukan.Karenamemberikanpelayanankesehatankepadamasyrakatakan
menghasilkanmutusesuai kebutuhanpasiendanmelindungkitadari hal yang tidakdiinginkan