SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penduduk adalah orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat
(kampung, negara, dan pulau) yang tercatat sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan yang berlaku di tempat tersebut. Berdasarkan tempat lahir dan lama
tinggal penduduk suatu daerah dapat dibedakan menjadi empat golongan,
yaitu penduduk asli, penduduk pendatang, penduduk sementara, dan tamu.
Penduduk asli adalah orang yang menetap sejak lahir. Penduduk pendatang
adalah orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal dari tempat lain.
Penduduk sementara adalah orang yang menetap sementara waktu dan
kemungkinan akan pindah ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah,
atau alasan lain. Adapun tamu adalah orang yang berkunjung ke tempat
tinggal yang baru dalam rentang waktu beberapa hari dan akan kembali ke
tempat asalnya.
Penduduk dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar, di mana di
antara jumlah tersebut, 80 persen tinggal di negara-negara berkembang.
Sementara itu, United Nations memproyeksikan bahwa penduduk perkotaan
di negara-negara berkembang terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan
2,4 persen per tahun. Angka ini merupakan dua kali lipat angka pertumbuhan
penduduk total negara-negara berkembang pada umumnya, yakni sekitar 1,2
persen. Meski penduduk perkotaan di negara-negara maju juga meningkat
2
dengan angka pertumbuhan yang lebih besar daripada angka pertumbuhan
penduduk totalnya, dan juga angka urbanisasinya jauh lebih besar daripada
negara-negara berkembang, pertumbuhan perkotaan di negara-negara
berkembang tetap lebih cepat disertai dengan meningkatnya penduduk
perkotaan secara absolut.
Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbilang
cukup banyak. Namun masih banyak sekali masyarakat yang pengangguran,
sehingga tingkat kemiskinan semakin tinggi. Persoalan pengangguran lebih
dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi sebagian
masyarakat. Di Indonesia sudah banyak sekali lulusan sarjana mulai dari D3
hingga S1 namun masih ada saja yang tidak mendapatkan pekerjaan.
Akibatnya setiap tahun tingkat kemiskinan semakin bertambah bukan justru
menurun. Kurangnya kesempatan yang diberikan oleh pemerintah ataupun
perusahaan-perusahaan salah satu penyebab adanya pengangguran di setiap
kota. Pengangguran terdidik setiap tahun akan terus bertambah karena
kurangnya lapangan pekerjaan. Perencaanaan kurang selaras dengan lapangan
pekerjaan, ketidak sesuaian antara permintaan dan penawaran kerja salah satu
penyebab utama tingginya tingkat penganggguran pendidik. Belum lagi
Indonesia juga mengalami pengangguran tidak terdidik yang sangaat sulit
mendapatkan pekerjaan karena tidak mempunya bekal apapun dalam
keahlian.1
1
Dumairy, 1966, Perekonomian Indonesia, Jakarta: Erlangga, hal. 54.
3
Masalah rumah dan permukiman yang tidak layak, kawasan kumuh
(slum area), daya beli rendah, dan taraf kesejahteraan yang amat memilukan,
secara tidak langsung akan makin membebani warga. Karena itu, seyogyanya
salah satu fokus strategis dalam program pembangunan bagi pemerintahan
baru ke depan adalah memenuhi kebutuhan perumahan dan permukiman yang
layak bagi rakyatnya terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.2
Penyelenggaraan rumah susun di Indonesia dilatarbelakangi oleh niat
yang sangat mulia, yaitu untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah untuk mendapatkan hunian yang layak.3
Yang
dimaksud masyarakat berpenghasilan rendah menurut Pasal 1 angka 14
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Undang-
Undang Rumah Susun) adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya
beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh
sarusun umum. Dengan demikian asas, tujuan dan ruang lingkup
penyelenggaraan rumah susun diharapkan senantiasa berfokus pada
pemenuhan kebutuhan hunian yang layak bagi masyarakat berpengahasilan
rendah. Tujuan penyelenggaraan rumah susun menyediakan hunian layak huni
bagi seluruh lapisan masyarakat. Maka oleh itu penyelenggaraan rumuh susun
harus menjamin kesejateraan, keamanan dan kenyamanan. Pemerintah
memiliki peran yang sangat besar dalam penyelenggaraan rumah susun, mulai
dari pembinnan hingga pengendalian. Peran pemerintah dalam pembinaan,
dalam hal ini pemerintah Kota Surakarta menurut Perda Nomor 7 Tahun 2011
2
Boedi Harsoeno, 2005, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok
Agraria, Jakarta: Djambatan, hal. 102.
3
Andria Sutendi, 2010, Hukum Rumah Susun dan Apartemen, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 25.
4
tentang Rumah Susun bahwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 3
pembangunan rumah susun untuk memanfaatkan teknik dan teknologi, bahan
bangunan, jasa kontruksi rekayasa, dan rancang bangun yang tepat guna serta
mempertimbangkan kearifan lokal dan keserasian lingkungan.4
Dengan hal
ini dapat mendorong pembangunan rumah susun yang mampu menggerakan
industri perumahan daerah, dan mampu memaksimalkan pemanfaatan sumber
daya lokal, termasuk teknologi tahan bencana gempa.
Pembangunan rumah susun di Surakarta adalah suatu cara yang jitu
untuk memecahkan masalah kebutuhan dari pemukiman dan perumahan pada
lokasi yang padat, terutama pada daerah perkotaan yang jumlah penduduk
selalu meningkat, sedangkan tanah kian lama kian terbatas serta sebagai upaya
pemerintah guna memenuhi masyarakat perkotaan akan papan yang layak
dalam lingkungan yang sehat.5
Pembangunan rumah susun di Kota Surakarta
tentunya juga dapat mengakibatkan terbukanya ruang kota hijau, sehingga
menjadi lebih lega dan dalam hal ini juga membantu adanya peremajaan dari
kota, sehingga makin hari maka daerah kumuh berkurang dan selanjutnya
menjadi daerah yang rapih, bersih, dan teratur. Rumah susun tersebut terdiri
dari dua bagian yaitu rumah susun sederhana milik dan rumah susun
sederhana sewa. Praktek di masyarakat, banyak masyarakat yang masih belum
mampu membuat rumah sendiri, sehingga pemerintah mendirikan rumah
susun bagi masyarakat yang belum mampu memiliki rumah sendiri dengan
cara menyewakannya. Menyewa rumah tentu saja memiliki keterbatasan-
4
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun.
5
Imam Koeswahyono, 2004, Hukum Rumah Susun: Suatu Bekal Pengantar Pemahaman, Malang:
Bayumedia, hal. 54.
5
keterbatasan dan larangan-larangan, terutama terbatas waktu yang harus
dipenuhi oleh calon penyewa atau penghuninya dan adanya hak dan kewajiban
masing-masing apabila penghuni tersebut tidak memenuhi peraturan tersebut
maka pihak pengelola akan memberikan sanksi.
Masyarakat yang ingin tinggal dan menyewa di rumah susun terlebih
dahulu harus membicarakan dengan pihak pengelola atau dalam hal ini
diperlukan adanya perjanjian sewa-menyewa rumah tinggal antara pihak
penyewa dengan pihak yang menyewakan. Pihak yang menyewakan tidak
diwajibkan menjamin si penyewa terhadap rintangan-rintangan dalam
penggunaan dan kenikmatannya yang diperoleh atau dilakukan oleh orang-
orang pihak ke tiga atau adanya peristiwa-peristiwa tanpa mengajukan suatu
hak atas penyewa untuk melakukan tuntutan atas penyimpangan perjanjian
sewa-menyewa rumah. Gangguan-gangguan dan peristiwa-peristiwa itu harus
ditanggulangi oleh si penyewa. Si penyewa terikat dengan kewajiban
melakukan pembetulan-pembetulan kecil apabila selama disewa mengalami
kerusakan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat
karya tulis dalam bentuk makalah dengan judul “TINJAUAN YURIDIS
TERHADAP BENTUK PERIKATAN PARA PIHAK SEWA
MENYEWA RUSUNAWA DI SURAKARTA.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan pembatasan
masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai
berikut:
6
1. Bagaimana bentuk dan pelaksanaan perikatan dalam sewa menyewa
Rusunawa di Surakarta dan bagaimana akibat hukum yang ditimbulkan?
2. Kendala apa saja yang ditemui pada pelaksanaan sewa menyewa
Rusunawa di Surakarta?
3. Bagaimana penyelesaian yang dilakukan apabila ditemui kendala dalam
perikatan sewa menyewa Rusunawa di Surakarta tidak dilaksanakan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana bentuk dan pelaksanaan perikatan dalam sewa
menyewa Rusunawa di Surakarta dan bagaimana akibat hukum yang
ditimbulkan.
2. Mengetahuai kendala yang ditemui dalam pelaksanaan sewa menyewa
Rusunawa di Surakarta.
3. Mengetahui penyelesaian yang dilakukan apabila ditemui kendala dalam
perikatan sewa menyewa Rusunawa di Surakarta tidak dilaksanakan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan ilmu hukum, khususnya mengenai
hukum perdata perikatan dan sewa menyewa.
7
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapan digunakan sebagai bahan masukan untuk
menambah ilmu pengetahuan pembaca atau masyarakat serta dapat
membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat
khususnya masalah perikatan dalam sewa menyewa.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi ilmu
pengetahuan khususnya pengetahuan tentang hukum perdata mengenai
pelaksanaan sewa menyewa rumah susun.
E. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan suatu penelitian guna memenuhi syarat karya
ilmiah maka haruslah mengandung kebenaran yang nyata dan dapat
dibuktikan. Untuk itu penulis menggunakan metode guna memperoleh data
dan mengolah data serta menganalisanya. Adapun metode-metode penelitian
yang dipakai adalah sebagai berikut:
1. Metode Pendekatan
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis empiris,
bahwasanya penulisan penelitian mengenai prosedur pelaksanaan
perjanjian sewa menyewa Rusunawa di Surakarta yang berdasarkan suatu
kajian aspek hukum, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat dan dianalis
dengan keterkaitan faktor sosiologis, yang berhubungan dengan sewa
menyewa Rusunawa di Surakarta.
8
2. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan disini tergolong dalam penelitian
deskriptif yaitu suatu penelitian yang dimaksud untuk memberikan data-
data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala-gejala
lainnya, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dan
memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, gejala-
gejala lainnya.6
3. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Dalam penelitian yang penulis kaji ini. Bahan hukum primer
yang digunakan
1) Bahan Hukum Primer
a) KUH Perdata
b) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
c) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985
d) Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
e) Undang-Undang Pokok Agraria
2) Bahan Hukum Sekunder
Yaitu bahan hukum yang diperoleh dari buku-buku bacaan,
laporan-laporan, hasil penelitian hukum yang ada hubungannya
dengan masalah perjanjian sewa menyewa yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti.
6
Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, hal.6
9
b. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan dilakukan guna mendapatkan data primer
yang dapat diperoleh melalui:
1) Lokasi penelitian
Dalam penelitian ini maka lokasi yang akan menjadi tempat
melaksanakan penelitian ini adalah Dinas Pekerjaan Umum di
Surakarta.
2) Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah pegawai Dinas Pekerjaan Umum
rumah susun.
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang dimaksud diatas digunakan teknik
sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan
Metode ini dipergunakan untuk mengumpulkan data primer
sekunder, yang dilakukan dengan cara mencari, mencatat,
menginventarisasi dan mempelajari bahan-bahan hukum baik bahan
hukum primer maupun bahan hukum sekunder
b. Studi Lapangan
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung terhadap obyek yang diteliti guna mendapatkan data primer,
yang dilakukan dengan cara:
10
1) Observasi
Observasi yaitu metode pengumpulan data dengan
pengamatan dan pengecekan berkas-berkas perkara yang ada
hubungannya dengan penulisan penelitian yang ada.
2) Wawancara
Yaitu mengadakan komunikasi langsung dengan pengelola
rumah susun sehingga dapat diperoleh data yang berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti. Wawancara digunakan untuk
mendapatkan keterangan secara lisan dari pihak yang dianggap
mampu memberikan keterangan secara langsung yang
berhubungan dengan data sekunder yang diperoleh.
5. Teknik Analisis Data
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode normatif kualitatif, yaitu suatu pembahasan yang
dilakukan dengan cara memadukan antara penelitian kepustakaan dan
penelitian lapangan serta menafsirkan dan mendiskusikan data-data primer
yang telah diperoleh dan diolah sebagai suatu yang utuh atau metode
analisis. Di dalam penelitian ini literatur yang ada hubungannya dengan
masalah perikatan sewa rumah susun dipadukan dengan pendapat
responden (orang yang diwawancarai) di lapangan dan dianalisa secara
kualitatif dan dicari pemecahannya dan kemudian dapat ditarik
kesimpulan.
11
F. Sistematika Skripsi
Guna memperoleh gambaran yang jelas mengenai keseluran isi skripsi,
maka penulis membagi skripsi ini ke dalam IV (empat) bab, sebagaimana
tercantum pada sistematika dibawah ini:
Bab I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan
Sistematika Skripsi.
Bab II Tinjauan Pustaka, terdiri dari Tinjauan Umum tentang
Perikatan, yang memuat Pengertian Perikatan, Hubungan Perikatan dan
Perjanjian, Macam-macam Perikatan. Yang kedua mengenai Tinjuan Umum
tentang Sewa Menyewa, yang memuat Pengertian Sewa Menyewa, Hak dan
Kewajiban para pihak Sewa Menyewa, dan Berakhirnya Sewa Menyewa.
Sementara itu, yang ketiga mengenai Tinjauan Umum tentang Rumah Susun,
yang memuat Pengertian Rumah Susun dan Hak dan kewajiban Penyewa
dengan Pengelola Rumah Susun.
Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang berisi bentuk dan
pelaksanaan perikatan dalam sewa menyewa Rusunawa di Surakarta dan
bagaimana akibat hukum yang ditimbulkan, Kendala yang ditemui dalam
pelaksanaan sewa menyewa Rusunawa di Surakarta dan Penyelesaian yang
dilakukan apabila ditemui kendala dalam perikatan sewa menyewa Rusunawa
di Surakarta tidak dilaksanakan.
Bab IV Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

More Related Content

What's hot

Menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
Menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban   wargaMenyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban   warga
Menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
Fathia Rosatika
 
Materi pkn kls xii bab 4
Materi pkn kls xii bab 4Materi pkn kls xii bab 4
Materi pkn kls xii bab 4
eli priyatna laidan
 
PKN- Bentuk bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
PKN- Bentuk bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negaraPKN- Bentuk bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
PKN- Bentuk bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
HelvyEffendi
 
Final press release media briefing aman
Final press release media briefing amanFinal press release media briefing aman
Final press release media briefing aman
Panji Kharisma Jaya
 
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...
aulia putri
 
Bentuk pelanggaran hak warga negara
Bentuk pelanggaran hak warga negaraBentuk pelanggaran hak warga negara
Bentuk pelanggaran hak warga negara
Afni Zul
 
Makalah (Kepadatan penduduk di Indonesia)
Makalah (Kepadatan penduduk di Indonesia)Makalah (Kepadatan penduduk di Indonesia)
Makalah (Kepadatan penduduk di Indonesia)
yuliohuman
 
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraMakalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Warnet Raha
 

What's hot (8)

Menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
Menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban   wargaMenyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban   warga
Menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
 
Materi pkn kls xii bab 4
Materi pkn kls xii bab 4Materi pkn kls xii bab 4
Materi pkn kls xii bab 4
 
PKN- Bentuk bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
PKN- Bentuk bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negaraPKN- Bentuk bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
PKN- Bentuk bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
 
Final press release media briefing aman
Final press release media briefing amanFinal press release media briefing aman
Final press release media briefing aman
 
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...
Makalah PPKN Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga neg...
 
Bentuk pelanggaran hak warga negara
Bentuk pelanggaran hak warga negaraBentuk pelanggaran hak warga negara
Bentuk pelanggaran hak warga negara
 
Makalah (Kepadatan penduduk di Indonesia)
Makalah (Kepadatan penduduk di Indonesia)Makalah (Kepadatan penduduk di Indonesia)
Makalah (Kepadatan penduduk di Indonesia)
 
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraMakalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
 

Similar to Bab i

Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar
Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassarMakalah permukiman antang dan bukit baruga makassar
Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar
Tedi Eka
 
BUKU SISWA BAHASA INDONESIA KELAS IX- revisi
BUKU SISWA BAHASA INDONESIA  KELAS IX-  revisiBUKU SISWA BAHASA INDONESIA  KELAS IX-  revisi
BUKU SISWA BAHASA INDONESIA KELAS IX- revisi
Apri Hartono7
 
Tugas perumahan
Tugas perumahanTugas perumahan
Tugas perumahan
Yusuf Wahyu Wibowo
 
Menuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Menuju Kota Tanpa Permukiman KumuhMenuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Menuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Oswar Mungkasa
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
verdalena
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
verdalena
 
Laporan kkn gemel
Laporan kkn gemelLaporan kkn gemel
Laporan kkn gemel
Lock Ibrahim
 
Laporan penelitian keragaman mata pencaharian
Laporan penelitian keragaman mata pencaharianLaporan penelitian keragaman mata pencaharian
Laporan penelitian keragaman mata pencaharian
Siti Purwaningsih
 
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 2Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 2
eli priyatna laidan
 
Mega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanah
Mega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanahMega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanah
Mega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanah
Mega Yasma Adha
 
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
Dadang Solihin
 
KONSOLIDASI TANAH PERKOTAAN DALAM RANGKA PENYEDIAAN TANAH UNTUK PENATAAN PERU...
KONSOLIDASI TANAH PERKOTAAN DALAM RANGKA PENYEDIAAN TANAH UNTUK PENATAAN PERU...KONSOLIDASI TANAH PERKOTAAN DALAM RANGKA PENYEDIAAN TANAH UNTUK PENATAAN PERU...
KONSOLIDASI TANAH PERKOTAAN DALAM RANGKA PENYEDIAAN TANAH UNTUK PENATAAN PERU...
ssuser318a6e
 
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
Dadang Solihin
 
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuhPermen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
Herminingrum Andana Warih
 
Pembangunan Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung Deret di DKI Jaka...
Pembangunan  Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung  Deret di DKI Jaka...Pembangunan  Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung  Deret di DKI Jaka...
Pembangunan Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung Deret di DKI Jaka...
musniumar
 
Bab I
Bab IBab I
TEKS EKSPLANASI KELAS XI - SLIDESHARE.pdf
TEKS EKSPLANASI KELAS XI - SLIDESHARE.pdfTEKS EKSPLANASI KELAS XI - SLIDESHARE.pdf
TEKS EKSPLANASI KELAS XI - SLIDESHARE.pdf
ssuseracf755
 
PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi
Rubyrubi26
 
6a49f_GOOD__GOVERNANCE__NEW_.ppt
6a49f_GOOD__GOVERNANCE__NEW_.ppt6a49f_GOOD__GOVERNANCE__NEW_.ppt
6a49f_GOOD__GOVERNANCE__NEW_.ppt
Kennedi Sembiring
 

Similar to Bab i (20)

Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar
Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassarMakalah permukiman antang dan bukit baruga makassar
Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar
 
BUKU SISWA BAHASA INDONESIA KELAS IX- revisi
BUKU SISWA BAHASA INDONESIA  KELAS IX-  revisiBUKU SISWA BAHASA INDONESIA  KELAS IX-  revisi
BUKU SISWA BAHASA INDONESIA KELAS IX- revisi
 
Tugas perumahan
Tugas perumahanTugas perumahan
Tugas perumahan
 
Menuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Menuju Kota Tanpa Permukiman KumuhMenuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Menuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
 
Laporan kkn gemel
Laporan kkn gemelLaporan kkn gemel
Laporan kkn gemel
 
Laporan penelitian keragaman mata pencaharian
Laporan penelitian keragaman mata pencaharianLaporan penelitian keragaman mata pencaharian
Laporan penelitian keragaman mata pencaharian
 
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 2Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 2
 
Mega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanah
Mega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanahMega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanah
Mega yasma adha 2015510005 tugas makalah tata guna tanah
 
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
 
KONSOLIDASI TANAH PERKOTAAN DALAM RANGKA PENYEDIAAN TANAH UNTUK PENATAAN PERU...
KONSOLIDASI TANAH PERKOTAAN DALAM RANGKA PENYEDIAAN TANAH UNTUK PENATAAN PERU...KONSOLIDASI TANAH PERKOTAAN DALAM RANGKA PENYEDIAAN TANAH UNTUK PENATAAN PERU...
KONSOLIDASI TANAH PERKOTAAN DALAM RANGKA PENYEDIAAN TANAH UNTUK PENATAAN PERU...
 
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
lmplementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Sesanti Bhinneka Tung...
 
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuhPermen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
Permen pu no 2 tahun 2016 tentang peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
 
Pembangunan Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung Deret di DKI Jaka...
Pembangunan  Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung  Deret di DKI Jaka...Pembangunan  Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung  Deret di DKI Jaka...
Pembangunan Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung Deret di DKI Jaka...
 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
TEKS EKSPLANASI KELAS XI - SLIDESHARE.pdf
TEKS EKSPLANASI KELAS XI - SLIDESHARE.pdfTEKS EKSPLANASI KELAS XI - SLIDESHARE.pdf
TEKS EKSPLANASI KELAS XI - SLIDESHARE.pdf
 
PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi
 
6a49f_GOOD__GOVERNANCE__NEW_.ppt
6a49f_GOOD__GOVERNANCE__NEW_.ppt6a49f_GOOD__GOVERNANCE__NEW_.ppt
6a49f_GOOD__GOVERNANCE__NEW_.ppt
 

Bab i

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk adalah orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negara, dan pulau) yang tercatat sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku di tempat tersebut. Berdasarkan tempat lahir dan lama tinggal penduduk suatu daerah dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu penduduk asli, penduduk pendatang, penduduk sementara, dan tamu. Penduduk asli adalah orang yang menetap sejak lahir. Penduduk pendatang adalah orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal dari tempat lain. Penduduk sementara adalah orang yang menetap sementara waktu dan kemungkinan akan pindah ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah, atau alasan lain. Adapun tamu adalah orang yang berkunjung ke tempat tinggal yang baru dalam rentang waktu beberapa hari dan akan kembali ke tempat asalnya. Penduduk dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar, di mana di antara jumlah tersebut, 80 persen tinggal di negara-negara berkembang. Sementara itu, United Nations memproyeksikan bahwa penduduk perkotaan di negara-negara berkembang terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2,4 persen per tahun. Angka ini merupakan dua kali lipat angka pertumbuhan penduduk total negara-negara berkembang pada umumnya, yakni sekitar 1,2 persen. Meski penduduk perkotaan di negara-negara maju juga meningkat
  • 2. 2 dengan angka pertumbuhan yang lebih besar daripada angka pertumbuhan penduduk totalnya, dan juga angka urbanisasinya jauh lebih besar daripada negara-negara berkembang, pertumbuhan perkotaan di negara-negara berkembang tetap lebih cepat disertai dengan meningkatnya penduduk perkotaan secara absolut. Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbilang cukup banyak. Namun masih banyak sekali masyarakat yang pengangguran, sehingga tingkat kemiskinan semakin tinggi. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi sebagian masyarakat. Di Indonesia sudah banyak sekali lulusan sarjana mulai dari D3 hingga S1 namun masih ada saja yang tidak mendapatkan pekerjaan. Akibatnya setiap tahun tingkat kemiskinan semakin bertambah bukan justru menurun. Kurangnya kesempatan yang diberikan oleh pemerintah ataupun perusahaan-perusahaan salah satu penyebab adanya pengangguran di setiap kota. Pengangguran terdidik setiap tahun akan terus bertambah karena kurangnya lapangan pekerjaan. Perencaanaan kurang selaras dengan lapangan pekerjaan, ketidak sesuaian antara permintaan dan penawaran kerja salah satu penyebab utama tingginya tingkat penganggguran pendidik. Belum lagi Indonesia juga mengalami pengangguran tidak terdidik yang sangaat sulit mendapatkan pekerjaan karena tidak mempunya bekal apapun dalam keahlian.1 1 Dumairy, 1966, Perekonomian Indonesia, Jakarta: Erlangga, hal. 54.
  • 3. 3 Masalah rumah dan permukiman yang tidak layak, kawasan kumuh (slum area), daya beli rendah, dan taraf kesejahteraan yang amat memilukan, secara tidak langsung akan makin membebani warga. Karena itu, seyogyanya salah satu fokus strategis dalam program pembangunan bagi pemerintahan baru ke depan adalah memenuhi kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak bagi rakyatnya terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.2 Penyelenggaraan rumah susun di Indonesia dilatarbelakangi oleh niat yang sangat mulia, yaitu untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendapatkan hunian yang layak.3 Yang dimaksud masyarakat berpenghasilan rendah menurut Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Undang- Undang Rumah Susun) adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh sarusun umum. Dengan demikian asas, tujuan dan ruang lingkup penyelenggaraan rumah susun diharapkan senantiasa berfokus pada pemenuhan kebutuhan hunian yang layak bagi masyarakat berpengahasilan rendah. Tujuan penyelenggaraan rumah susun menyediakan hunian layak huni bagi seluruh lapisan masyarakat. Maka oleh itu penyelenggaraan rumuh susun harus menjamin kesejateraan, keamanan dan kenyamanan. Pemerintah memiliki peran yang sangat besar dalam penyelenggaraan rumah susun, mulai dari pembinnan hingga pengendalian. Peran pemerintah dalam pembinaan, dalam hal ini pemerintah Kota Surakarta menurut Perda Nomor 7 Tahun 2011 2 Boedi Harsoeno, 2005, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Jakarta: Djambatan, hal. 102. 3 Andria Sutendi, 2010, Hukum Rumah Susun dan Apartemen, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 25.
  • 4. 4 tentang Rumah Susun bahwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 3 pembangunan rumah susun untuk memanfaatkan teknik dan teknologi, bahan bangunan, jasa kontruksi rekayasa, dan rancang bangun yang tepat guna serta mempertimbangkan kearifan lokal dan keserasian lingkungan.4 Dengan hal ini dapat mendorong pembangunan rumah susun yang mampu menggerakan industri perumahan daerah, dan mampu memaksimalkan pemanfaatan sumber daya lokal, termasuk teknologi tahan bencana gempa. Pembangunan rumah susun di Surakarta adalah suatu cara yang jitu untuk memecahkan masalah kebutuhan dari pemukiman dan perumahan pada lokasi yang padat, terutama pada daerah perkotaan yang jumlah penduduk selalu meningkat, sedangkan tanah kian lama kian terbatas serta sebagai upaya pemerintah guna memenuhi masyarakat perkotaan akan papan yang layak dalam lingkungan yang sehat.5 Pembangunan rumah susun di Kota Surakarta tentunya juga dapat mengakibatkan terbukanya ruang kota hijau, sehingga menjadi lebih lega dan dalam hal ini juga membantu adanya peremajaan dari kota, sehingga makin hari maka daerah kumuh berkurang dan selanjutnya menjadi daerah yang rapih, bersih, dan teratur. Rumah susun tersebut terdiri dari dua bagian yaitu rumah susun sederhana milik dan rumah susun sederhana sewa. Praktek di masyarakat, banyak masyarakat yang masih belum mampu membuat rumah sendiri, sehingga pemerintah mendirikan rumah susun bagi masyarakat yang belum mampu memiliki rumah sendiri dengan cara menyewakannya. Menyewa rumah tentu saja memiliki keterbatasan- 4 Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun. 5 Imam Koeswahyono, 2004, Hukum Rumah Susun: Suatu Bekal Pengantar Pemahaman, Malang: Bayumedia, hal. 54.
  • 5. 5 keterbatasan dan larangan-larangan, terutama terbatas waktu yang harus dipenuhi oleh calon penyewa atau penghuninya dan adanya hak dan kewajiban masing-masing apabila penghuni tersebut tidak memenuhi peraturan tersebut maka pihak pengelola akan memberikan sanksi. Masyarakat yang ingin tinggal dan menyewa di rumah susun terlebih dahulu harus membicarakan dengan pihak pengelola atau dalam hal ini diperlukan adanya perjanjian sewa-menyewa rumah tinggal antara pihak penyewa dengan pihak yang menyewakan. Pihak yang menyewakan tidak diwajibkan menjamin si penyewa terhadap rintangan-rintangan dalam penggunaan dan kenikmatannya yang diperoleh atau dilakukan oleh orang- orang pihak ke tiga atau adanya peristiwa-peristiwa tanpa mengajukan suatu hak atas penyewa untuk melakukan tuntutan atas penyimpangan perjanjian sewa-menyewa rumah. Gangguan-gangguan dan peristiwa-peristiwa itu harus ditanggulangi oleh si penyewa. Si penyewa terikat dengan kewajiban melakukan pembetulan-pembetulan kecil apabila selama disewa mengalami kerusakan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis dalam bentuk makalah dengan judul “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP BENTUK PERIKATAN PARA PIHAK SEWA MENYEWA RUSUNAWA DI SURAKARTA.” B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut:
  • 6. 6 1. Bagaimana bentuk dan pelaksanaan perikatan dalam sewa menyewa Rusunawa di Surakarta dan bagaimana akibat hukum yang ditimbulkan? 2. Kendala apa saja yang ditemui pada pelaksanaan sewa menyewa Rusunawa di Surakarta? 3. Bagaimana penyelesaian yang dilakukan apabila ditemui kendala dalam perikatan sewa menyewa Rusunawa di Surakarta tidak dilaksanakan? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui bagaimana bentuk dan pelaksanaan perikatan dalam sewa menyewa Rusunawa di Surakarta dan bagaimana akibat hukum yang ditimbulkan. 2. Mengetahuai kendala yang ditemui dalam pelaksanaan sewa menyewa Rusunawa di Surakarta. 3. Mengetahui penyelesaian yang dilakukan apabila ditemui kendala dalam perikatan sewa menyewa Rusunawa di Surakarta tidak dilaksanakan. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan ilmu hukum, khususnya mengenai hukum perdata perikatan dan sewa menyewa.
  • 7. 7 2. Bagi Masyarakat Diharapkan dapan digunakan sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan pembaca atau masyarakat serta dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat khususnya masalah perikatan dalam sewa menyewa. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan tentang hukum perdata mengenai pelaksanaan sewa menyewa rumah susun. E. Metode Penelitian Untuk mendapatkan suatu penelitian guna memenuhi syarat karya ilmiah maka haruslah mengandung kebenaran yang nyata dan dapat dibuktikan. Untuk itu penulis menggunakan metode guna memperoleh data dan mengolah data serta menganalisanya. Adapun metode-metode penelitian yang dipakai adalah sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis empiris, bahwasanya penulisan penelitian mengenai prosedur pelaksanaan perjanjian sewa menyewa Rusunawa di Surakarta yang berdasarkan suatu kajian aspek hukum, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat dan dianalis dengan keterkaitan faktor sosiologis, yang berhubungan dengan sewa menyewa Rusunawa di Surakarta.
  • 8. 8 2. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan disini tergolong dalam penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang dimaksud untuk memberikan data- data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala-gejala lainnya, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dan memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, gejala- gejala lainnya.6 3. Sumber Data a. Sumber Data Primer Dalam penelitian yang penulis kaji ini. Bahan hukum primer yang digunakan 1) Bahan Hukum Primer a) KUH Perdata b) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun c) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 d) Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rumah Susun e) Undang-Undang Pokok Agraria 2) Bahan Hukum Sekunder Yaitu bahan hukum yang diperoleh dari buku-buku bacaan, laporan-laporan, hasil penelitian hukum yang ada hubungannya dengan masalah perjanjian sewa menyewa yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. 6 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, hal.6
  • 9. 9 b. Penelitian Lapangan Penelitian lapangan dilakukan guna mendapatkan data primer yang dapat diperoleh melalui: 1) Lokasi penelitian Dalam penelitian ini maka lokasi yang akan menjadi tempat melaksanakan penelitian ini adalah Dinas Pekerjaan Umum di Surakarta. 2) Subyek penelitian Subyek penelitian ini adalah pegawai Dinas Pekerjaan Umum rumah susun. 4. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang dimaksud diatas digunakan teknik sebagai berikut: a. Studi Kepustakaan Metode ini dipergunakan untuk mengumpulkan data primer sekunder, yang dilakukan dengan cara mencari, mencatat, menginventarisasi dan mempelajari bahan-bahan hukum baik bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder b. Studi Lapangan Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap obyek yang diteliti guna mendapatkan data primer, yang dilakukan dengan cara:
  • 10. 10 1) Observasi Observasi yaitu metode pengumpulan data dengan pengamatan dan pengecekan berkas-berkas perkara yang ada hubungannya dengan penulisan penelitian yang ada. 2) Wawancara Yaitu mengadakan komunikasi langsung dengan pengelola rumah susun sehingga dapat diperoleh data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Wawancara digunakan untuk mendapatkan keterangan secara lisan dari pihak yang dianggap mampu memberikan keterangan secara langsung yang berhubungan dengan data sekunder yang diperoleh. 5. Teknik Analisis Data Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode normatif kualitatif, yaitu suatu pembahasan yang dilakukan dengan cara memadukan antara penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan serta menafsirkan dan mendiskusikan data-data primer yang telah diperoleh dan diolah sebagai suatu yang utuh atau metode analisis. Di dalam penelitian ini literatur yang ada hubungannya dengan masalah perikatan sewa rumah susun dipadukan dengan pendapat responden (orang yang diwawancarai) di lapangan dan dianalisa secara kualitatif dan dicari pemecahannya dan kemudian dapat ditarik kesimpulan.
  • 11. 11 F. Sistematika Skripsi Guna memperoleh gambaran yang jelas mengenai keseluran isi skripsi, maka penulis membagi skripsi ini ke dalam IV (empat) bab, sebagaimana tercantum pada sistematika dibawah ini: Bab I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Skripsi. Bab II Tinjauan Pustaka, terdiri dari Tinjauan Umum tentang Perikatan, yang memuat Pengertian Perikatan, Hubungan Perikatan dan Perjanjian, Macam-macam Perikatan. Yang kedua mengenai Tinjuan Umum tentang Sewa Menyewa, yang memuat Pengertian Sewa Menyewa, Hak dan Kewajiban para pihak Sewa Menyewa, dan Berakhirnya Sewa Menyewa. Sementara itu, yang ketiga mengenai Tinjauan Umum tentang Rumah Susun, yang memuat Pengertian Rumah Susun dan Hak dan kewajiban Penyewa dengan Pengelola Rumah Susun. Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang berisi bentuk dan pelaksanaan perikatan dalam sewa menyewa Rusunawa di Surakarta dan bagaimana akibat hukum yang ditimbulkan, Kendala yang ditemui dalam pelaksanaan sewa menyewa Rusunawa di Surakarta dan Penyelesaian yang dilakukan apabila ditemui kendala dalam perikatan sewa menyewa Rusunawa di Surakarta tidak dilaksanakan. Bab IV Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.