Dokumen tersebut membahas tentang organisasi dan kelompok kerja. Ia menjelaskan pengertian kelompok kerja, fungsi dan peranannya dalam organisasi industri. Kelompok kerja dibedakan menjadi formal dan informal, serta memiliki berbagai fungsi seperti pemenuhan kebutuhan anggotanya, pemecahan masalah, dan pelaksanaan tugas organisasi. Dokumen ini juga menjelaskan proses interaksi antaranggota kelompok dan gejala-gejala
Teori humanistik adalah salah satu dari gerbong psikolgi. Teri ini lahir dikarenakan adanya penolakan dan sanggahan dari teori psikoanalisa dan behavirisme.
Teori ini dikenal dengan teori memanusiakan manusia. Bagaimana caranya? Silahkan dilihat dan di download ringkasan mengenai pendekatan teori humanistik ini.
Semoga bermanfaat!
Teori humanistik adalah salah satu dari gerbong psikolgi. Teri ini lahir dikarenakan adanya penolakan dan sanggahan dari teori psikoanalisa dan behavirisme.
Teori ini dikenal dengan teori memanusiakan manusia. Bagaimana caranya? Silahkan dilihat dan di download ringkasan mengenai pendekatan teori humanistik ini.
Semoga bermanfaat!
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...Universitas Psikologi
Â
Teori Psikologi Kepribadian - www.universitaspsikologi.com adalah Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang memuat kumpulan artikel psikologi dan tips dalam dunia psikologi.
asumsi dasar Klein adalah Fantasi atau khayalan hidup yang aktif bayi sejak ia lahir. Fantasi ini merupakan representasi psikis dari ketidak sadaran insting id yang tidak bisa dicampur adukan dengan fantasi kesadaran yang dimiliki oleh anak anak dan dewasa. Klein setuju dengan Freud Manusia mempunyai dorongan bawaan atau insting, termasuk insting kematian. Dorongan-dorongan tersebut berupa objek dan objek-objek tersebut adalah dorongan lapar untuk mendapatkan payudara baik, dorongan berhubungan badan dan memiliki organ seksual, juga lainnya
Kelompok 6 Psikologi Industri dan Organisasi
- Bunga Annisa R
- Lubna Fadhilah
- Yuko Bagus Febriyanto
Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Kampus D
Kelompok 6 Psikologi Industri dan Organisasi
- Bunga Annisa R
- Lubna Fadhilah
- Yuko Bagus Febriyanto
Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Kampus D
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...Universitas Psikologi
Â
Teori Psikologi Kepribadian - www.universitaspsikologi.com adalah Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang memuat kumpulan artikel psikologi dan tips dalam dunia psikologi.
asumsi dasar Klein adalah Fantasi atau khayalan hidup yang aktif bayi sejak ia lahir. Fantasi ini merupakan representasi psikis dari ketidak sadaran insting id yang tidak bisa dicampur adukan dengan fantasi kesadaran yang dimiliki oleh anak anak dan dewasa. Klein setuju dengan Freud Manusia mempunyai dorongan bawaan atau insting, termasuk insting kematian. Dorongan-dorongan tersebut berupa objek dan objek-objek tersebut adalah dorongan lapar untuk mendapatkan payudara baik, dorongan berhubungan badan dan memiliki organ seksual, juga lainnya
Kelompok 6 Psikologi Industri dan Organisasi
- Bunga Annisa R
- Lubna Fadhilah
- Yuko Bagus Febriyanto
Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Kampus D
Kelompok 6 Psikologi Industri dan Organisasi
- Bunga Annisa R
- Lubna Fadhilah
- Yuko Bagus Febriyanto
Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Kampus D
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. AISYAH ROBIATUL M. 1824090134
DINDA AMELZA S. 1824090139
FINNA HARJANTI 1824090113
MELANI HERNANDA 1824090046
NURUL ALYA P. 1824090102
SHABRINA ZAHRABELLA 1824090138
BAB 6 ORGANISASI DAN KELOMPOK KERJA
2. PENGANTAR
Pengertian dan wawasan psikologi industrI dan organisasi
telah dikemukakan bahwa organisasi (industrI dapat kita
pandang sebagai suatu system yang terbuka
01
Seleksi dan Penempatan
02
Pelatihan dan pengembangan tenaga kerja
03
Kondisi kerja dan psikologi kerekayasaan, perhatian terpusat
pada manusia sebagai perorangan tenaga kerja04
Kepemimpinan perusahaan telah mulai dibahas interaksi
tenaga kerja.05
Akan dibahas kelompok manusia tenaga kerja
06
3. PENGERTIAN
Tenaga kerja dalam
kelompok tidak saja
mendapat pengaruhnya
dari kelompok kerjanya,
tetapi juga mendapat
pengaruh dari kelompok
lingkungan yang lain.
Kelompok kerja tidak
dapat dipisahkan dari
proses timbulnya
organisasi kerja atau
organisasi industri.
4. Organisasi Industri timbul dan
berkembang melalui dua cara:
1. Organisasi industri timbul dan
berkembang berdasarkan suatu
perencanaan, suatu âcetak biruâ (blue
print)
Dengan modal yang mencakupi,
merencanakan visi dan misi, mencari lokasi
yang tepat, mendapatkan izin perusahaan,
membangun gedung, menyediakan
peralatan dan bahan bahan, mencari tenaga
kerja. Maka jika semua persiapan selesai
mulailah perusahaan berfungsi.
Kelompok kerja yang terkecil sebagai
satuan kerja, mulai beroperasi dalam
kelompok kerja yang lebih besar, yang
bereporasi dalam organisasi perusahaan,
yang beroperasi secara keseluruhan.
Organisasi industry mulai berinteraksi
dengan sistem lain di lingkungannya.
2. Organisasi industry dapat timbul dan
berkembang mulai dari satu orang yang
berwiraswasta
⢠Contoh
Seorang ibu rumah tangga yang bernama Bu Tuti mempunyai
kemampuan memasak yang hebat. Suatu saat bu tati
menawarkan untuk memasak dirumah tetangganya yang tidak
mempunyai pembatu. Dikarenakan masakan bu tuti sangat enak
tetangganya memutuskan untuk bu tuti memasak makanan
untuk mereka setiap hari. Tetangganya pun menceritakan
kelezatan masakan Bu Tuti ke kenalannya. Ternyata kenalan
tetangganya mempunyai perusahaan dan sedang
merencanakan untuk memberi makan siang kepada
karyawannya setiap hari. Karena mendengar keahlian bututi
memasak akhirnya perusahaan itu menghubungi Bu Tuti.
Dari sini lah Bu Tuti memutuskan untuk membuka catering. Karena
semakin banyak pesanan dan masakan Bu Tuti semakin terkenal
maka timbulah diferensiasi pekerjaan, diferensiasi mendatar, tukang
belanja, spesialisasi perkerjaan dan suaminya Bu Tuti menjadi
pengurus keuangan.
Yang semula usaha bu tati merupakan usaha perorangan
berkembang menjadi usaha yang berstatus badan hukum. Organisasi
yang semula kecil menjadi organisasi besar yag terdiri dari berbagai
kelompok kerja.
5. Organisasi industri terdiri dari kelompok kerja yang saling
berkaitan dalam satu tata tingkat
Likert berpendapat âorganisasi dapat dipandang
sebagai sistem dari kelompok yang salig
berkaitan. Kelompok yang saling berkaitan ini
dihubungkan oleh tenaga kerja yang menduduki
jabatan kunci dan menajdi anggota dua kelompok
yang berfungsi sebagai pasak penghubung
antara kelompok kelompokâ
Robins mengatakan âkelompok terdiri dari dua atau
lebih orang, yang saling mempengaruhi dan saling
tergantung, yang datang bersama sama untuk mencapai
sasaran tertentuâ
Dua hal yang tidak ditekankan pada Batasan dari
Robins ialah kesadaran anggota kelompok tentang
keberadaan diri dan anggota kelompok lainnya serta
persepsi bahwa mereka membentuk satu kelompok
6. KELOMPOK KERJA SECARA
STRUKTURAL
Diberi batasan yang berisi rincian tugas tugas pekerjaan
dan tanggung jawab tertentu.
Kelompok formal dapat dibedakan kedalam: kelompok
komando dan kelompok tugas
FORMAL
Tidak diberi batasan dan terjadi secara spontan antara
sejumlah tenaga kerja.
Ditinjau dari berasalnya para anggota, Kelompok informal
dapat dibedakan kedalam kelompok atau kilk informal
mendatar, tegak dan acak
Berdasarkan alasannya menjadi anggpta kelompok
informal data dibedakan kedalam kelompok minat atau
kepentingan dan persahabatan
INFORMAL
02
01
7. Makna dan Fungsi Kelompok
Sejak lahir, kita merupakan anggota dari kelompok sosial,
sekelompok orang yang saling mempengaruhi dan saling
tergantung, yang melihat diri kita sebagai kelompok.
Ditinjau dari persepsi kita sebagai anggota kelompok,
kelompok kita nilai baik jika memberikan makna bagi diri kita, jika
kelompok kita rasakan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan
kita.
Ditinjau dari pandangan pimpinan organisasi industri,
kelompok kerja dinilai baik jika memenuhi kebutuhan dan
harapan perusahaan.
8. a) Fungsi Kelompok Sebagai
Pemenuhan Kebutuhan, meliputi:
Pemenuhan akan keamanan; kelompok
dapat menimbulkan rasa mampu mengatasi
ancaman terhadap dirinya.
Affiliation; kelompok dapat memenuhi
kebutuhan akan afilasi dan keinginan untuk
berhubungan dengan orang lain.
Power; kelompok juga memberikan
pemenuhan kebutuhan terhadap kebutuhan
akan kekuasaan.
Prestasi; kelompok dapat merangsang
anggotanya untuk mencapai prestasi yang
bermutu.
Fungsi
Kelompok
Bagi
Anggotanya
b) Fungsi Kelompok Sebagai Pengembang, Penunjang dan
Pemantap dari identitas dan Pemelihara dari Harga Diri.
Dalam bekerja, anggota memperoleh identitasnya dari
kelompok kerjanya. Identitas kelompok kerja dikembangkan
berdasarkan tugas pekerjaannya untuk menunjang dan
memantapkan identitas setiap anggota kelompoknya. Selanjutnya
identitas anggotanya memelihara harga diri mereka.
c) Fungsi Kelompok sebagai Penetap dan Penguji
Kenyataan/Realitas Sosial
Persepsi kelompok memberikan kepastian kepada para
anggota kelompok lepas dari benar tidaknya, tepat tidaknya
pandangan tersebut. Jika kelompok menganggap suatu keadaan
sebagai nyata, maka keadaan tersebut nyata dan akan
menimbulkan akibatnya yang nyata.
d) Fungsi Kelompok sebagai Mekanisme
Pemecahan Masalah dan Pelaksanaan Tugas.
Kelompok dapat membantu memecahkan
masalah, yang dialami oleh salah seorang anggotanya,
dengan pengumpulan data yang diperlukan dan/atau
pemberian alternatif penyelesaian. Pada masalah yang
dihadapi kelompok, para anggota kelompok dapat saling
mengisi dalam usaha dan sumbangan mereka
memecahkan masalah kelompoknya.
9. a) Fungsi Kelompok sebagai Pelaksana Tugas yang Majemuk
dan Saling Tergantung.
Ada tugas pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh
seseorang. Namun cukup banyak tugas yang majemuk, selain tidak
dapat di lakukan oleh satu orang, juga tidak dapat dipecah kedalam
beberapa tugas yang dapat dilaksanakan secara tersendiri. Tugas-
tugas yang harus dilakukan semuanya khusus tapi juga saling
tergantung. Contohnya : Kelompok pengebor minyak.
b) Fungsi Kelompok sebagai Mekanisme Pemecahan Masalah.
Dalam menghadapi masalah yang memerlukan pengolahan
majemuk, interaksi dan pertimbangan alternatif antara para anggota
kelompok merupakan cara pemecahn masalah yang paling baik.
c) Fungsi Kelompok sebagai Penghasil Gagasan Baru dan
Jawaban Kreatif.
Kelompok merupakan wadah untuk dapat menghasilkan
gagasan baru dan jawaban yang kreatif. Para anggota kelompok saling
merangsang dalam memberikan gagasan dan jawaban atau
penyelesaian masalah yang kreatif.
d) Fungsi Kelompok sebagai Pelancar dari Pelaksanaan
Keputusan yang Majemuk.
jika telah diambil satu keputusan yang majemuk,
maka akan bermanfaat untuk membentuk kelompok yang terdiri
dari tenaga kerja dari berbagai divisi untuk merencanakan
pelaksanaan dan memantau pelaksanaan keputusan tersebut.
e) Fungsi Kelompok sebagai Vehicle/ Wahana dari
Sosialisasi dan Pelatihan.
para tenaga kerja baru dapat dikumpulkan dalam
satu kelompok untuk diberi pelatihan orientasi untuk
mempercepat dan memperlancar proses sosialisasi. Pelatihan
keterampilan teknik tertenu juga dapat lebih efisien dan murah
jika dilakukan dalam kelompok.
f) Fungsi Kelompok sebagai Penghubung atau
Koordinator Utama Antarbeberapa Departemen.
untuk menghindari dan mengurangi berbagai
konflik, maka dapat dibentuk kelompok sementara yang terdiri
dari para muwakil dari berbagai bagian yang saling memiliki
ketergantungan sampai derajat tertentu.
10. Interaksi Antaranggota Kelompok
Content
A
Content
B
Content
C
Content
D
Content
E
Organisasi industri terdiri dari sejumlah kelompok kerja yang saling berkaitan dalam suatu
tata tingkat tertentu.
Setiap kelompok kerja terdiri dari sejumlah tenaga kerja yang saling mempengaruhi dan
saling bergantung.
Namun derajat pengaruh dan ketergantungan antar tenaga kerja tidaklah selalu sama.
Kepemimpinan dalam industri hubungan ketergantungan yang seimbang dan tidak
seimbang
A. Proses kelompok
11. Fiedler (1967) memberikan tipologi dari kelompok-kelompok kerja yang di dasarkan pada sifat dan
intensitas interaksi, yaitu :
a. Kelompok interaksi (interacting group)
b. Kelompok koasi (co-acting group)
c. Kelompok konteraksi (counteracting group)
KELOMPOK INTERAKTIF
Para anggotanya saling
bergantung dan aksi atau
tindakan mereka perlu di
kerjakan dan di susun
bersama untuk dapat
menyelesaikan tugas
kelompok dengan baik.
KELOMPOK KOAKTIF
Anggota kelompok berkerja sama
dalam melaksanakan tugas
kelompok, tapi masing masing dapat
melaksakan pekerjaannya relatif
secara mandiri tidak saling
bergantung.
KELOMPOK KONTERAKTIF
Para anggota kelompok
bekerja sama untuk tujuan
perundingan dan memufaatkan
sasaran dan tuntutan yang
bertentangan
Unjuk kerjanya diukur
berdasarkan derajat
penerimaan dari jawaban atau
penyelesaian oleh para
anggota kelompok
12. Gejala dalam Proses Kelompok
Gejala yang timbul dalam proses
interaksi antar anggota kelompok,
yaitu :
a. Fungsi sebagai penimbul
gagasan baru dan penyelesaian
kreatif
b. Sebagai mekanisme pemecahan
masalah
c. Sebagai pelancar pelaksaan
keputusan majemuk
13. Ketiga fungsi tersebut berkaitan dengan pandangan Leavitt
bahwa proses manajemen dapat dibagi kedalam tiga tahap,
yaitu :
Pathfinding atau pemanduan bersibuk diri
dengan penemukenalan dari tujuan, dengan
penciptaan masalah-masalah yang menarik.
Dalam menghadapi dunia luar, para pimpinan
harus mampu mengolah data yang ada untuk
dapat memelihara dan mengembangkan
organisasinya.
Tahap Pathfinding
Kita setiap hari memecahkan masalah.
Demikian juga pemecahan masalah dilakukan
oleh kelompok kerja. Kalau dibandingkan
dengan proses pemecahan masalah yang
diajarkan disekolah akan dapat kita lihat
beberapa perbedaan.
Tahap Pemecahan Masalah
Tahap ini mencakup kegiatan membentuk,
menyusun, menjual, membuat sesuatu terjadi.
Pada kelompok kerja bukan pimpinan ini berarti
bahwa para tenaga kerja, para anggota kelompok
kerja masing-masing menjalankan tugasnya
sebagaimana telah diberikam kepada mereka.
Tahap Implementasi
Pertama, di sekolah masalah yang harus kita
pecahkan diberikan. Sedangkan dalam pekerjaan
masalah harus kita temukan, harus kita seleksi
atau harus kita ciptakan sendiri.
Kedua, masalah yang dihadapi tidak selengkap
datanya dengan masalah yang diberikan
disekolah. Sering harus dicari pemecahannya
berdasarkan informasi yang ada, yang terbatas.
Kita tidak pernah memiliki semua informasi yang
kita perlukan.
Ketiga, jika kita temukan jawabannya, sering tidak
memberikan kepuasan yang sama sebagaimana
kita peroleh kalau menyelesaikan masalah
matematika disekolah.
Namun demikian pendidikan yang kita
peroleh disekolah dalam memecahkan
berbagai masalah mempunyai manfaatnya
dalam malatih kemampuan dan
keterampilan kita memecahkan masalah.
Dari ketiga tahap proses
manajemen dari Leavitt
yang berkaitan dengan
ketiga fungsi kelompok
yang telah disebut diatas
nyata bahwa pelaksanaan
fungsi-fungsi kelompok
tidak begitu saja berjalan
tanpa menimbulkan
masalah.
Fungsi kelompok ikut
menentukan kelancaran
berlangsungnya proses
kelompok disamping ciri-
ciri kepribadian para
anggota kelompoknya.
14. Dalam proses kelompok, dimana para anggota kelompok kerja
berinterkasi dan dimana kelompok melaksanakan fungsinya, dapat
kita temukan timbulnya gejala-gejala sebagai berikut:
01
02
03
04
05
KONFORMISME SINERGI POLARISASI
KELOMPOK
KELEKATAN GROUPTHINK
15. KONFORMISME
Perilaku manusia atau kelompok
manusia yang menurut saja
pada kebiasaan, aturan, atau
cara berpikir yang dianut oleh
kebanyakan anggota kelompok
itu, tanpa dipikir panjang.
Setiap kelompok memiliki
norma, yaitu pola / patokan
perilaku yang diterima oleh
anggota.
KELEKATAN
(Cohesiveness)
Faktor yang ikut menentukan derajat
kelekatan kelompok
⢠Lamanya waktu berada bersama dalam
kelompok
⢠Parahnya masa awal
⢠Besarnya kelompok
⢠Ancaman dari luar
⢠Keberhasilan di masa lalu
SINERGI
Dalam proses pengambilan keputusan dalam
kelompok timbul gejala bahwa keputusan yang
diambil kelompok merupakan keputusan yang
lebih baik dari keputusan yang diambil oleh setiap
anggota kelompok tersendiri.
Sinergi dapat terjadi jika para anggota
kelompok memberikan semua data yang
mereka miliki, sehingga jumlah data yang
terkumpul lebih banyak dari data yang kita
miliki sendiri.
16. GROUPTHINK
Berpikir kelompok
adalah satu gejala
yang merupakan
kelemahan dari
kelompok yang terlalu
lekat ialah bahwa
kecakapan
pengambilan
keputusan mereka
dapat secara
mendadak berkurang.
Berpikir kelompok
adalah suatu
kemunduran dari
efisiensi mental,
pengujian realitas,
dan pertimbangan
moral yang
dihasilkan oleh
tekanan dari dalam
kelompoknya
sendiri.
⢠Kelompok memiliki ilusi bahwa mereka
kebal
⢠Kelompok terlibat dalam rasionalisasi
kolektif untuk memotong informasi yang
berbeda
⢠Kelompok mulai percaya pada
moralitas inheren tentang apa yang
ingin dilakukan
⢠Kelompok mengembangkan stereotip
dari kelompok lain dan dari para
penentang, sehingga melindungi diri
dari analisis yang cermat
⢠Kelompok memberi tekanan langsung
pada para penentang untuk membuat
mereka diam.
⢠Para anggota kelompok mulai
menyensor pemikiran mereka sendiri
⢠Kelompok mulai percaya akan
kebulatan kesepakatannya karena tidak
ada penentang dan kepercayaan
bahwa âdiam berarti menyetujuiâ
⢠Beberapa anggota dari kelompok mulai
berfungsi sebagai âpenjaga pikiranâ
penjaga yang âmelindungiâ para
pemimpin dari pandangan yang
menyimpan dengan menjerakan secara
aktif para penentang untuk
mengungkapkan ketidaksetujuan
mereka.
⢠Memiliki kelekatan yang tinggi
⢠Terasing dari kelompok lain
dengan pandangan yang
berbeda
⢠Tidak memiliki prosedur
metodologikal untuk mengkaji
dan memilih informasi jawaban
alternatif yang relevan
⢠Tidak memiliki prosedur yang
sistematis untuk menilai
alternatif â alternatif
⢠Memiliki pimpinan otoriter yang
kuat, yang menjerakan
penentang, yang berada di
bawah tekanan yang besar
tetapi merasa putus asa dalam
mencari penyelesaian yang
lebih baik dari yang sedang
dipertimbangkan.
Menimbulkan
kondisi di mana
pengajuan
pandangan yang
bertentangan,
pencarian,
penilaian yang
kritis, eksplorasi
dari alternatif dan
pengecekan dari
asumsi ditunjang
dan digalakkan.
17. Polarisasi Kelompok
(Group Polarization)
Gejala lain dalam proses pengambilan keputusan :
a) Pergeseran ke resiko (risky shift), pergeseran
keputusan menuju arah keputusan yang sangat
tinggi resikonya
b) Pergeseran ke kehati-hatian (caution shift),
pergeseran keputusan menuju arah keputusan
yang sangat rendah derajat risikonya
Kedua gejala tersebut oleh Finchann dan Rhodes
disebut polarisasi kelompok.
Penyebab
Kemungkinan
Terjadinya
Polarisasi Kelompok
1) Tanggung jawab yang
tersebar (diffusion of
responsbility).
2) Beroperasinya proses
pembanding sosial (social
comparison process).
3) Pertukaran informasi dan
argumentasi yang
meyakinkan sangat
mempengaruhi (persuasive)
pengambilan keputusan
yang ekstrem
18. Interaksi Antarkelompok
Organisasi terdiri dari berbagai kelompok kerja dan berinteraksi
dengan organisasi lainnnya dalam suatu organisasi yang lebih
besar. Kelompok kerja berinteraksi dengan kelompok kerja
lainnya secara sambung-menyambung dalam organisasi.
Untuk mempertahankan diri dan terus mengembangkan diri
organisasi harus mampu menghadapi dan mengatasimasalah
lingkungannya, hal ini sangat tergantung pada bagaimana
derajat keterpaduan terjalin didalamnya.
19. Saingan atau Konflik
Antarkelompok
Karena perbedaan tugas dan kepentingan, timbulnya konflik
antar kelompok merupakan suatu hal yang wajar. Konflik
antarkelompok dapat terjadi antar susunan kerja yang kecil
dan juga pada susunan kerja yang besar.
Konflik adalah satu proses yang dimulai jika satu pihak
beranggapan bahwa pihak lain telah atau akan mempengaruhi
secara negatif sesuatu yang akan dilakukan atau yang menjadi
perhatian pihak pertama (Robbins 1998)
20. Jika ada dua kelompok yang bersaing, dampaknya dapat diuraikan dalam
kategori berikut :
a) Dalam Kelompok yang Bersaing
ďSetiap kelompok menjadi lebih menutup diri dan
membangkitkan loyalitas yang lebih besar dari para anggotanya.
ďSuasan kelompok berubah menjadi berorientasi pada kerja
dan tugas.
ďPola kepemimpinan berubah menjadi lebih otokratis.
ďKelompok menjadi lebih berstruktur dan terorganisasi.
ďMenuntut kesetiaan dan konformitas yang lebih besar dari
anggotanya,
b) Antara Kelompok yang Bersaing
ď Mulai melihat kelompok lain lebih sebagai musuh.
ď Mulai mengalami distorsi (gangguan) dalam persepsi.
ď Rasa bermusuhan terhadap kelompok lain meningkat dan interaksi komunikasi
menurun.
ď Cenderung hanya mendengarkan atau mencari kelemahan dari kelompok lain
jika dipaksa berinteraksi.
Gejala - gejala tersebut dapat
meningkatkan motivasi dari
para anggotanya, tetapi
sebaliknya dapat pula
membuka kesempatan
timbulnya berpikir kelompok.
Menurut Schein gejala-gejala
di atas dapat timbul di
berbagai kelompok yang
berkompetisi atau bersaing.
21. c) Yang Terjadi pada Pemenang
ď Mempertahankan kelekatannya bahkan meningkatkan derajat kelekatan antar
anggota kelompok.
ď Melepas ketegangan, kehilangan semangat juang dan menjadi santai.
ď Perhatian terhadap kerjasama antar anggota dan kebutuhan para anggota meningkat
dan perhatian terhadap tugas dan kerja menurun.
ď Pemenang cenderung merasa puas sehingga tidak ada keinginan untuk mengevalluasi
pandangan dan menguji kembalikegiatan kelompok.
d) Yang Terjadi pada yang Kalah
ď Ada kecendrungan kuat untuk menolak atau merusak kenyataan
kekalahan.
ď Jika kekalahan diterima secara psikologik, kelompok yang kalah
cenderung mencari seseorang atau sesuatu untuk disalahkan.
ď Lebih tegang, siap untuk lebih keras dan merasa tidak ada harapan
(desperate).
ď Perhatian untuk memperbaiki diri tinggi, bekerja lebih keras untuk
mendapat kemenangan di lain kesempatan
ď Cenderung belajar lebih banyak tentang diri sebagai kelompok.
Mereorganisasi diri menjadi lebih lekat dan efektif begitu keklahan dapat
diterima secara nyata.
22. Teknik - teknik
Mengurangi Akibat
Negatif dari Saingan
Sherif, Blake, Alderfer, Schein, Leavutt, Fincham, dan
Rhodes menyarankan teknik ini untuk menemukan tujuan
yang dapat diterima oleh kelompok yang bersaing sebagai
tujuan mereka bersama dan melancarkan proses
komunikasi antarkelompok.
23. Menemukan Musuh
Teori Identitas sosial yang
diajukan oleh Fincham dan
Rhodes (1988) menjelaskan
bahwa para tenaga kerja bagian
penjualan dan bagian produksi
memperoleh identitas mereka
dari bagian mereka masing-
masing. Dengan memberikan
kepada mereka musuh bersama,
mereka dapat memperoleh
identitas mereka dari
perusahaan. Mereka akan
merasakan menjadi tenaga kerja
perusahaan X.
.
Pelatihan Antarkelompok Melalui Penghayatan-
Pengalaman (Experiential Inter Group Training)
- Kelompok yang bersaing dikumpulkan dan diminta untuk
mengkaji perilaku mereka sendiri.
- Selama pelatihan masing-masing kelompok mencatat
persepsi tentang dirinya dan persepsi mereka tentang
kelompok lain.
- Hasilnya dibicarakan, persepsi yang keliru dihilangkan
dan hubungan di masa depan ditentukan bersama.
.
Menemukan Tujuan yang
Mencakup (Superordinate)
Kelompok yang bersaing harus
bekerjasama agar tujuan dapat
tercapai. Tujuan yang harus dicapai
adalah tujuan perusahaan, bukan
tujuan masing-masing kelompok.
Pimpinan atau Subkelompok dari Kelompok-
kelompok yang Bersaing Dibawa Berinteraksi
- Pimpinan dari tiap kelompok melakukan perundingan
untuk mencapai suatu kesepakatan, dan saling
memberikan konsesi untuk mencapai suatu kompromi.
- Leavitt (1988) mengingatkan untuk berhati-hati dalam
menggunakan teknik ini. Jika kelompok yang bersaing
memiliki derajat kelekatan yang tinggi, maka tidak akan
mendapat kata sepakat, kecuali jika yang mewakili
ialah pemimpinnya yang memiliki kuasa penuh.
24. Dimensi dari Intensi Menyelesaikan
Konflik
Intensi menyelesaikan konflik :
1. Bersaing (Competing) : Hasrat untuk memuaskan
kepentingannya sendiri tanpa memperhatikan
dampak terhadap pihak lawan (assertivenes tinggi,
cooperativeness rendah). Situasi ini dinamakan
menang-kalah (win-lose)
2. Bekerja sama (Collaborating) : pihak-pihak lawan
berhasrat untuk memuaskan kepentingan pihaknya
(assertivenes dan cooperativeness tinggi). Situasi ini
dinamakan menang-menang (win-win)
3. Berkompromi (Compromising) : Situasi dimana
masing-masing pihak yang bersengketa bersedia untuk
mengorbankan sesuatu (assertivenes dan
cooperativeness sedang ). Situasi ini dinamakan kalah-
kalah (lose-lose)
4. Menghindar (Avoiding) : Hasrat untuk mengundurkan
diri dari konflik, tidak mau bersengketa (assertivenes dan
cooperativeness rendah).
5. Menyesuaikan (Accomodating) : Satu pihak bersedia
untuk meletakkan kepentingan pihak lain lebih tinggi dari
kepentingannya (assertivenes rendah dan
cooperativeness tinggi).
25. Teknik lain oleh Robbins (1998)
Mengubah struktur formal organisasi
dari pola interaksi dari pihak yang konflik
melalui rancang ulang dari pekerjaan
(jod redisign), pemindahan,
pembentukan kedudukan dengan tugas
dan koordinasi
Pengubahan perilaku manusia melalui
pelatihan, seperti pelatihan dalam
hubungan antar manusia
Manajemen menggunakan otoritas
formalnya untuk menyelesaikan konflik
kepada pihak yang bersengketa
Berusaha mengurangi arti perbedaan
dan menekankan pada kepentingan
bersama dari pihak yang bersengketa
Pertemuan berhadap-hadapan (face to
face) antara pihak yang bersengketa untuk
mengenali masalahnya dan
memecahkannya melalui diskusi terbuka
Dilakukan jika terjadi kurangnya atau
terbatasnya sumber yang diperlukan.
Problem Solving
Pengadaan sumber
yang lebih banyak
Pelunakan
(smoothing)
Perintah
otoritatif
Mengubah
variabel
manusia
Mengubah
variabel
struktural