SlideShare a Scribd company logo
AISYAH ROBIATUL M. 1824090134
DINDA AMELZA S. 1824090139
FINNA HARJANTI 1824090113
MELANI HERNANDA 1824090046
NURUL ALYA P. 1824090102
SHABRINA ZAHRABELLA 1824090138
BAB 6 ORGANISASI DAN KELOMPOK KERJA
PENGANTAR
Pengertian dan wawasan psikologi industrI dan organisasi
telah dikemukakan bahwa organisasi (industrI dapat kita
pandang sebagai suatu system yang terbuka
01
Seleksi dan Penempatan
02
Pelatihan dan pengembangan tenaga kerja
03
Kondisi kerja dan psikologi kerekayasaan, perhatian terpusat
pada manusia sebagai perorangan tenaga kerja04
Kepemimpinan perusahaan telah mulai dibahas interaksi
tenaga kerja.05
Akan dibahas kelompok manusia tenaga kerja
06
PENGERTIAN
Tenaga kerja dalam
kelompok tidak saja
mendapat pengaruhnya
dari kelompok kerjanya,
tetapi juga mendapat
pengaruh dari kelompok
lingkungan yang lain.
Kelompok kerja tidak
dapat dipisahkan dari
proses timbulnya
organisasi kerja atau
organisasi industri.
Organisasi Industri timbul dan
berkembang melalui dua cara:
1. Organisasi industri timbul dan
berkembang berdasarkan suatu
perencanaan, suatu ‘cetak biru’ (blue
print)
Dengan modal yang mencakupi,
merencanakan visi dan misi, mencari lokasi
yang tepat, mendapatkan izin perusahaan,
membangun gedung, menyediakan
peralatan dan bahan bahan, mencari tenaga
kerja. Maka jika semua persiapan selesai
mulailah perusahaan berfungsi.
Kelompok kerja yang terkecil sebagai
satuan kerja, mulai beroperasi dalam
kelompok kerja yang lebih besar, yang
bereporasi dalam organisasi perusahaan,
yang beroperasi secara keseluruhan.
Organisasi industry mulai berinteraksi
dengan sistem lain di lingkungannya.
2. Organisasi industry dapat timbul dan
berkembang mulai dari satu orang yang
berwiraswasta
• Contoh
Seorang ibu rumah tangga yang bernama Bu Tuti mempunyai
kemampuan memasak yang hebat. Suatu saat bu tati
menawarkan untuk memasak dirumah tetangganya yang tidak
mempunyai pembatu. Dikarenakan masakan bu tuti sangat enak
tetangganya memutuskan untuk bu tuti memasak makanan
untuk mereka setiap hari. Tetangganya pun menceritakan
kelezatan masakan Bu Tuti ke kenalannya. Ternyata kenalan
tetangganya mempunyai perusahaan dan sedang
merencanakan untuk memberi makan siang kepada
karyawannya setiap hari. Karena mendengar keahlian bututi
memasak akhirnya perusahaan itu menghubungi Bu Tuti.
Dari sini lah Bu Tuti memutuskan untuk membuka catering. Karena
semakin banyak pesanan dan masakan Bu Tuti semakin terkenal
maka timbulah diferensiasi pekerjaan, diferensiasi mendatar, tukang
belanja, spesialisasi perkerjaan dan suaminya Bu Tuti menjadi
pengurus keuangan.
Yang semula usaha bu tati merupakan usaha perorangan
berkembang menjadi usaha yang berstatus badan hukum. Organisasi
yang semula kecil menjadi organisasi besar yag terdiri dari berbagai
kelompok kerja.
Organisasi industri terdiri dari kelompok kerja yang saling
berkaitan dalam satu tata tingkat
Likert berpendapat “organisasi dapat dipandang
sebagai sistem dari kelompok yang salig
berkaitan. Kelompok yang saling berkaitan ini
dihubungkan oleh tenaga kerja yang menduduki
jabatan kunci dan menajdi anggota dua kelompok
yang berfungsi sebagai pasak penghubung
antara kelompok kelompok”
Robins mengatakan “kelompok terdiri dari dua atau
lebih orang, yang saling mempengaruhi dan saling
tergantung, yang datang bersama sama untuk mencapai
sasaran tertentu”
Dua hal yang tidak ditekankan pada Batasan dari
Robins ialah kesadaran anggota kelompok tentang
keberadaan diri dan anggota kelompok lainnya serta
persepsi bahwa mereka membentuk satu kelompok
KELOMPOK KERJA SECARA
STRUKTURAL
Diberi batasan yang berisi rincian tugas tugas pekerjaan
dan tanggung jawab tertentu.
Kelompok formal dapat dibedakan kedalam: kelompok
komando dan kelompok tugas
FORMAL
Tidak diberi batasan dan terjadi secara spontan antara
sejumlah tenaga kerja.
Ditinjau dari berasalnya para anggota, Kelompok informal
dapat dibedakan kedalam kelompok atau kilk informal
mendatar, tegak dan acak
Berdasarkan alasannya menjadi anggpta kelompok
informal data dibedakan kedalam kelompok minat atau
kepentingan dan persahabatan
INFORMAL
02
01
Makna dan Fungsi Kelompok
Sejak lahir, kita merupakan anggota dari kelompok sosial,
sekelompok orang yang saling mempengaruhi dan saling
tergantung, yang melihat diri kita sebagai kelompok.
Ditinjau dari persepsi kita sebagai anggota kelompok,
kelompok kita nilai baik jika memberikan makna bagi diri kita, jika
kelompok kita rasakan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan
kita.
Ditinjau dari pandangan pimpinan organisasi industri,
kelompok kerja dinilai baik jika memenuhi kebutuhan dan
harapan perusahaan.
a) Fungsi Kelompok Sebagai
Pemenuhan Kebutuhan, meliputi:
Pemenuhan akan keamanan; kelompok
dapat menimbulkan rasa mampu mengatasi
ancaman terhadap dirinya.
Affiliation; kelompok dapat memenuhi
kebutuhan akan afilasi dan keinginan untuk
berhubungan dengan orang lain.
Power; kelompok juga memberikan
pemenuhan kebutuhan terhadap kebutuhan
akan kekuasaan.
Prestasi; kelompok dapat merangsang
anggotanya untuk mencapai prestasi yang
bermutu.
Fungsi
Kelompok
Bagi
Anggotanya
b) Fungsi Kelompok Sebagai Pengembang, Penunjang dan
Pemantap dari identitas dan Pemelihara dari Harga Diri.
Dalam bekerja, anggota memperoleh identitasnya dari
kelompok kerjanya. Identitas kelompok kerja dikembangkan
berdasarkan tugas pekerjaannya untuk menunjang dan
memantapkan identitas setiap anggota kelompoknya. Selanjutnya
identitas anggotanya memelihara harga diri mereka.
c) Fungsi Kelompok sebagai Penetap dan Penguji
Kenyataan/Realitas Sosial
Persepsi kelompok memberikan kepastian kepada para
anggota kelompok lepas dari benar tidaknya, tepat tidaknya
pandangan tersebut. Jika kelompok menganggap suatu keadaan
sebagai nyata, maka keadaan tersebut nyata dan akan
menimbulkan akibatnya yang nyata.
d) Fungsi Kelompok sebagai Mekanisme
Pemecahan Masalah dan Pelaksanaan Tugas.
Kelompok dapat membantu memecahkan
masalah, yang dialami oleh salah seorang anggotanya,
dengan pengumpulan data yang diperlukan dan/atau
pemberian alternatif penyelesaian. Pada masalah yang
dihadapi kelompok, para anggota kelompok dapat saling
mengisi dalam usaha dan sumbangan mereka
memecahkan masalah kelompoknya.
a) Fungsi Kelompok sebagai Pelaksana Tugas yang Majemuk
dan Saling Tergantung.
Ada tugas pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh
seseorang. Namun cukup banyak tugas yang majemuk, selain tidak
dapat di lakukan oleh satu orang, juga tidak dapat dipecah kedalam
beberapa tugas yang dapat dilaksanakan secara tersendiri. Tugas-
tugas yang harus dilakukan semuanya khusus tapi juga saling
tergantung. Contohnya : Kelompok pengebor minyak.
b) Fungsi Kelompok sebagai Mekanisme Pemecahan Masalah.
Dalam menghadapi masalah yang memerlukan pengolahan
majemuk, interaksi dan pertimbangan alternatif antara para anggota
kelompok merupakan cara pemecahn masalah yang paling baik.
c) Fungsi Kelompok sebagai Penghasil Gagasan Baru dan
Jawaban Kreatif.
Kelompok merupakan wadah untuk dapat menghasilkan
gagasan baru dan jawaban yang kreatif. Para anggota kelompok saling
merangsang dalam memberikan gagasan dan jawaban atau
penyelesaian masalah yang kreatif.
d) Fungsi Kelompok sebagai Pelancar dari Pelaksanaan
Keputusan yang Majemuk.
jika telah diambil satu keputusan yang majemuk,
maka akan bermanfaat untuk membentuk kelompok yang terdiri
dari tenaga kerja dari berbagai divisi untuk merencanakan
pelaksanaan dan memantau pelaksanaan keputusan tersebut.
e) Fungsi Kelompok sebagai Vehicle/ Wahana dari
Sosialisasi dan Pelatihan.
para tenaga kerja baru dapat dikumpulkan dalam
satu kelompok untuk diberi pelatihan orientasi untuk
mempercepat dan memperlancar proses sosialisasi. Pelatihan
keterampilan teknik tertenu juga dapat lebih efisien dan murah
jika dilakukan dalam kelompok.
f) Fungsi Kelompok sebagai Penghubung atau
Koordinator Utama Antarbeberapa Departemen.
untuk menghindari dan mengurangi berbagai
konflik, maka dapat dibentuk kelompok sementara yang terdiri
dari para muwakil dari berbagai bagian yang saling memiliki
ketergantungan sampai derajat tertentu.
Interaksi Antaranggota Kelompok
Content
A
Content
B
Content
C
Content
D
Content
E
Organisasi industri terdiri dari sejumlah kelompok kerja yang saling berkaitan dalam suatu
tata tingkat tertentu.
Setiap kelompok kerja terdiri dari sejumlah tenaga kerja yang saling mempengaruhi dan
saling bergantung.
Namun derajat pengaruh dan ketergantungan antar tenaga kerja tidaklah selalu sama.
Kepemimpinan dalam industri hubungan ketergantungan yang seimbang dan tidak
seimbang
A. Proses kelompok
Fiedler (1967) memberikan tipologi dari kelompok-kelompok kerja yang di dasarkan pada sifat dan
intensitas interaksi, yaitu :
a. Kelompok interaksi (interacting group)
b. Kelompok koasi (co-acting group)
c. Kelompok konteraksi (counteracting group)
KELOMPOK INTERAKTIF
Para anggotanya saling
bergantung dan aksi atau
tindakan mereka perlu di
kerjakan dan di susun
bersama untuk dapat
menyelesaikan tugas
kelompok dengan baik.
KELOMPOK KOAKTIF
Anggota kelompok berkerja sama
dalam melaksanakan tugas
kelompok, tapi masing masing dapat
melaksakan pekerjaannya relatif
secara mandiri tidak saling
bergantung.
KELOMPOK KONTERAKTIF
Para anggota kelompok
bekerja sama untuk tujuan
perundingan dan memufaatkan
sasaran dan tuntutan yang
bertentangan
Unjuk kerjanya diukur
berdasarkan derajat
penerimaan dari jawaban atau
penyelesaian oleh para
anggota kelompok
Gejala dalam Proses Kelompok
Gejala yang timbul dalam proses
interaksi antar anggota kelompok,
yaitu :
a. Fungsi sebagai penimbul
gagasan baru dan penyelesaian
kreatif
b. Sebagai mekanisme pemecahan
masalah
c. Sebagai pelancar pelaksaan
keputusan majemuk
Ketiga fungsi tersebut berkaitan dengan pandangan Leavitt
bahwa proses manajemen dapat dibagi kedalam tiga tahap,
yaitu :
Pathfinding atau pemanduan bersibuk diri
dengan penemukenalan dari tujuan, dengan
penciptaan masalah-masalah yang menarik.
Dalam menghadapi dunia luar, para pimpinan
harus mampu mengolah data yang ada untuk
dapat memelihara dan mengembangkan
organisasinya.
Tahap Pathfinding
Kita setiap hari memecahkan masalah.
Demikian juga pemecahan masalah dilakukan
oleh kelompok kerja. Kalau dibandingkan
dengan proses pemecahan masalah yang
diajarkan disekolah akan dapat kita lihat
beberapa perbedaan.
Tahap Pemecahan Masalah
Tahap ini mencakup kegiatan membentuk,
menyusun, menjual, membuat sesuatu terjadi.
Pada kelompok kerja bukan pimpinan ini berarti
bahwa para tenaga kerja, para anggota kelompok
kerja masing-masing menjalankan tugasnya
sebagaimana telah diberikam kepada mereka.
Tahap Implementasi
Pertama, di sekolah masalah yang harus kita
pecahkan diberikan. Sedangkan dalam pekerjaan
masalah harus kita temukan, harus kita seleksi
atau harus kita ciptakan sendiri.
Kedua, masalah yang dihadapi tidak selengkap
datanya dengan masalah yang diberikan
disekolah. Sering harus dicari pemecahannya
berdasarkan informasi yang ada, yang terbatas.
Kita tidak pernah memiliki semua informasi yang
kita perlukan.
Ketiga, jika kita temukan jawabannya, sering tidak
memberikan kepuasan yang sama sebagaimana
kita peroleh kalau menyelesaikan masalah
matematika disekolah.
Namun demikian pendidikan yang kita
peroleh disekolah dalam memecahkan
berbagai masalah mempunyai manfaatnya
dalam malatih kemampuan dan
keterampilan kita memecahkan masalah.
Dari ketiga tahap proses
manajemen dari Leavitt
yang berkaitan dengan
ketiga fungsi kelompok
yang telah disebut diatas
nyata bahwa pelaksanaan
fungsi-fungsi kelompok
tidak begitu saja berjalan
tanpa menimbulkan
masalah.
Fungsi kelompok ikut
menentukan kelancaran
berlangsungnya proses
kelompok disamping ciri-
ciri kepribadian para
anggota kelompoknya.
Dalam proses kelompok, dimana para anggota kelompok kerja
berinterkasi dan dimana kelompok melaksanakan fungsinya, dapat
kita temukan timbulnya gejala-gejala sebagai berikut:
01
02
03
04
05
KONFORMISME SINERGI POLARISASI
KELOMPOK
KELEKATAN GROUPTHINK
KONFORMISME
Perilaku manusia atau kelompok
manusia yang menurut saja
pada kebiasaan, aturan, atau
cara berpikir yang dianut oleh
kebanyakan anggota kelompok
itu, tanpa dipikir panjang.
Setiap kelompok memiliki
norma, yaitu pola / patokan
perilaku yang diterima oleh
anggota.
KELEKATAN
(Cohesiveness)
Faktor yang ikut menentukan derajat
kelekatan kelompok
• Lamanya waktu berada bersama dalam
kelompok
• Parahnya masa awal
• Besarnya kelompok
• Ancaman dari luar
• Keberhasilan di masa lalu
SINERGI
Dalam proses pengambilan keputusan dalam
kelompok timbul gejala bahwa keputusan yang
diambil kelompok merupakan keputusan yang
lebih baik dari keputusan yang diambil oleh setiap
anggota kelompok tersendiri.
Sinergi dapat terjadi jika para anggota
kelompok memberikan semua data yang
mereka miliki, sehingga jumlah data yang
terkumpul lebih banyak dari data yang kita
miliki sendiri.
GROUPTHINK
Berpikir kelompok
adalah satu gejala
yang merupakan
kelemahan dari
kelompok yang terlalu
lekat ialah bahwa
kecakapan
pengambilan
keputusan mereka
dapat secara
mendadak berkurang.
Berpikir kelompok
adalah suatu
kemunduran dari
efisiensi mental,
pengujian realitas,
dan pertimbangan
moral yang
dihasilkan oleh
tekanan dari dalam
kelompoknya
sendiri.
• Kelompok memiliki ilusi bahwa mereka
kebal
• Kelompok terlibat dalam rasionalisasi
kolektif untuk memotong informasi yang
berbeda
• Kelompok mulai percaya pada
moralitas inheren tentang apa yang
ingin dilakukan
• Kelompok mengembangkan stereotip
dari kelompok lain dan dari para
penentang, sehingga melindungi diri
dari analisis yang cermat
• Kelompok memberi tekanan langsung
pada para penentang untuk membuat
mereka diam.
• Para anggota kelompok mulai
menyensor pemikiran mereka sendiri
• Kelompok mulai percaya akan
kebulatan kesepakatannya karena tidak
ada penentang dan kepercayaan
bahwa “diam berarti menyetujui”
• Beberapa anggota dari kelompok mulai
berfungsi sebagai “penjaga pikiran”
penjaga yang “melindungi” para
pemimpin dari pandangan yang
menyimpan dengan menjerakan secara
aktif para penentang untuk
mengungkapkan ketidaksetujuan
mereka.
• Memiliki kelekatan yang tinggi
• Terasing dari kelompok lain
dengan pandangan yang
berbeda
• Tidak memiliki prosedur
metodologikal untuk mengkaji
dan memilih informasi jawaban
alternatif yang relevan
• Tidak memiliki prosedur yang
sistematis untuk menilai
alternatif – alternatif
• Memiliki pimpinan otoriter yang
kuat, yang menjerakan
penentang, yang berada di
bawah tekanan yang besar
tetapi merasa putus asa dalam
mencari penyelesaian yang
lebih baik dari yang sedang
dipertimbangkan.
Menimbulkan
kondisi di mana
pengajuan
pandangan yang
bertentangan,
pencarian,
penilaian yang
kritis, eksplorasi
dari alternatif dan
pengecekan dari
asumsi ditunjang
dan digalakkan.
Polarisasi Kelompok
(Group Polarization)
Gejala lain dalam proses pengambilan keputusan :
a) Pergeseran ke resiko (risky shift), pergeseran
keputusan menuju arah keputusan yang sangat
tinggi resikonya
b) Pergeseran ke kehati-hatian (caution shift),
pergeseran keputusan menuju arah keputusan
yang sangat rendah derajat risikonya
Kedua gejala tersebut oleh Finchann dan Rhodes
disebut polarisasi kelompok.
Penyebab
Kemungkinan
Terjadinya
Polarisasi Kelompok
1) Tanggung jawab yang
tersebar (diffusion of
responsbility).
2) Beroperasinya proses
pembanding sosial (social
comparison process).
3) Pertukaran informasi dan
argumentasi yang
meyakinkan sangat
mempengaruhi (persuasive)
pengambilan keputusan
yang ekstrem
Interaksi Antarkelompok
Organisasi terdiri dari berbagai kelompok kerja dan berinteraksi
dengan organisasi lainnnya dalam suatu organisasi yang lebih
besar. Kelompok kerja berinteraksi dengan kelompok kerja
lainnya secara sambung-menyambung dalam organisasi.
Untuk mempertahankan diri dan terus mengembangkan diri
organisasi harus mampu menghadapi dan mengatasimasalah
lingkungannya, hal ini sangat tergantung pada bagaimana
derajat keterpaduan terjalin didalamnya.
Saingan atau Konflik
Antarkelompok
Karena perbedaan tugas dan kepentingan, timbulnya konflik
antar kelompok merupakan suatu hal yang wajar. Konflik
antarkelompok dapat terjadi antar susunan kerja yang kecil
dan juga pada susunan kerja yang besar.
Konflik adalah satu proses yang dimulai jika satu pihak
beranggapan bahwa pihak lain telah atau akan mempengaruhi
secara negatif sesuatu yang akan dilakukan atau yang menjadi
perhatian pihak pertama (Robbins 1998)
Jika ada dua kelompok yang bersaing, dampaknya dapat diuraikan dalam
kategori berikut :
a) Dalam Kelompok yang Bersaing
Setiap kelompok menjadi lebih menutup diri dan
membangkitkan loyalitas yang lebih besar dari para anggotanya.
Suasan kelompok berubah menjadi berorientasi pada kerja
dan tugas.
Pola kepemimpinan berubah menjadi lebih otokratis.
Kelompok menjadi lebih berstruktur dan terorganisasi.
Menuntut kesetiaan dan konformitas yang lebih besar dari
anggotanya,
b) Antara Kelompok yang Bersaing
 Mulai melihat kelompok lain lebih sebagai musuh.
 Mulai mengalami distorsi (gangguan) dalam persepsi.
 Rasa bermusuhan terhadap kelompok lain meningkat dan interaksi komunikasi
menurun.
 Cenderung hanya mendengarkan atau mencari kelemahan dari kelompok lain
jika dipaksa berinteraksi.
Gejala - gejala tersebut dapat
meningkatkan motivasi dari
para anggotanya, tetapi
sebaliknya dapat pula
membuka kesempatan
timbulnya berpikir kelompok.
Menurut Schein gejala-gejala
di atas dapat timbul di
berbagai kelompok yang
berkompetisi atau bersaing.
c) Yang Terjadi pada Pemenang
 Mempertahankan kelekatannya bahkan meningkatkan derajat kelekatan antar
anggota kelompok.
 Melepas ketegangan, kehilangan semangat juang dan menjadi santai.
 Perhatian terhadap kerjasama antar anggota dan kebutuhan para anggota meningkat
dan perhatian terhadap tugas dan kerja menurun.
 Pemenang cenderung merasa puas sehingga tidak ada keinginan untuk mengevalluasi
pandangan dan menguji kembalikegiatan kelompok.
d) Yang Terjadi pada yang Kalah
 Ada kecendrungan kuat untuk menolak atau merusak kenyataan
kekalahan.
 Jika kekalahan diterima secara psikologik, kelompok yang kalah
cenderung mencari seseorang atau sesuatu untuk disalahkan.
 Lebih tegang, siap untuk lebih keras dan merasa tidak ada harapan
(desperate).
 Perhatian untuk memperbaiki diri tinggi, bekerja lebih keras untuk
mendapat kemenangan di lain kesempatan
 Cenderung belajar lebih banyak tentang diri sebagai kelompok.
Mereorganisasi diri menjadi lebih lekat dan efektif begitu keklahan dapat
diterima secara nyata.
Teknik - teknik
Mengurangi Akibat
Negatif dari Saingan
Sherif, Blake, Alderfer, Schein, Leavutt, Fincham, dan
Rhodes menyarankan teknik ini untuk menemukan tujuan
yang dapat diterima oleh kelompok yang bersaing sebagai
tujuan mereka bersama dan melancarkan proses
komunikasi antarkelompok.
Menemukan Musuh
Teori Identitas sosial yang
diajukan oleh Fincham dan
Rhodes (1988) menjelaskan
bahwa para tenaga kerja bagian
penjualan dan bagian produksi
memperoleh identitas mereka
dari bagian mereka masing-
masing. Dengan memberikan
kepada mereka musuh bersama,
mereka dapat memperoleh
identitas mereka dari
perusahaan. Mereka akan
merasakan menjadi tenaga kerja
perusahaan X.
.
Pelatihan Antarkelompok Melalui Penghayatan-
Pengalaman (Experiential Inter Group Training)
- Kelompok yang bersaing dikumpulkan dan diminta untuk
mengkaji perilaku mereka sendiri.
- Selama pelatihan masing-masing kelompok mencatat
persepsi tentang dirinya dan persepsi mereka tentang
kelompok lain.
- Hasilnya dibicarakan, persepsi yang keliru dihilangkan
dan hubungan di masa depan ditentukan bersama.
.
Menemukan Tujuan yang
Mencakup (Superordinate)
Kelompok yang bersaing harus
bekerjasama agar tujuan dapat
tercapai. Tujuan yang harus dicapai
adalah tujuan perusahaan, bukan
tujuan masing-masing kelompok.
Pimpinan atau Subkelompok dari Kelompok-
kelompok yang Bersaing Dibawa Berinteraksi
- Pimpinan dari tiap kelompok melakukan perundingan
untuk mencapai suatu kesepakatan, dan saling
memberikan konsesi untuk mencapai suatu kompromi.
- Leavitt (1988) mengingatkan untuk berhati-hati dalam
menggunakan teknik ini. Jika kelompok yang bersaing
memiliki derajat kelekatan yang tinggi, maka tidak akan
mendapat kata sepakat, kecuali jika yang mewakili
ialah pemimpinnya yang memiliki kuasa penuh.
Dimensi dari Intensi Menyelesaikan
Konflik
Intensi menyelesaikan konflik :
1. Bersaing (Competing) : Hasrat untuk memuaskan
kepentingannya sendiri tanpa memperhatikan
dampak terhadap pihak lawan (assertivenes tinggi,
cooperativeness rendah). Situasi ini dinamakan
menang-kalah (win-lose)
2. Bekerja sama (Collaborating) : pihak-pihak lawan
berhasrat untuk memuaskan kepentingan pihaknya
(assertivenes dan cooperativeness tinggi). Situasi ini
dinamakan menang-menang (win-win)
3. Berkompromi (Compromising) : Situasi dimana
masing-masing pihak yang bersengketa bersedia untuk
mengorbankan sesuatu (assertivenes dan
cooperativeness sedang ). Situasi ini dinamakan kalah-
kalah (lose-lose)
4. Menghindar (Avoiding) : Hasrat untuk mengundurkan
diri dari konflik, tidak mau bersengketa (assertivenes dan
cooperativeness rendah).
5. Menyesuaikan (Accomodating) : Satu pihak bersedia
untuk meletakkan kepentingan pihak lain lebih tinggi dari
kepentingannya (assertivenes rendah dan
cooperativeness tinggi).
Teknik lain oleh Robbins (1998)
Mengubah struktur formal organisasi
dari pola interaksi dari pihak yang konflik
melalui rancang ulang dari pekerjaan
(jod redisign), pemindahan,
pembentukan kedudukan dengan tugas
dan koordinasi
Pengubahan perilaku manusia melalui
pelatihan, seperti pelatihan dalam
hubungan antar manusia
Manajemen menggunakan otoritas
formalnya untuk menyelesaikan konflik
kepada pihak yang bersengketa
Berusaha mengurangi arti perbedaan
dan menekankan pada kepentingan
bersama dari pihak yang bersengketa
Pertemuan berhadap-hadapan (face to
face) antara pihak yang bersengketa untuk
mengenali masalahnya dan
memecahkannya melalui diskusi terbuka
Dilakukan jika terjadi kurangnya atau
terbatasnya sumber yang diperlukan.
Problem Solving
Pengadaan sumber
yang lebih banyak
Pelunakan
(smoothing)
Perintah
otoritatif
Mengubah
variabel
manusia
Mengubah
variabel
struktural

More Related Content

What's hot

Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
Rinatun4e
 
Pertemuan ke-12 Erik H.Erikson
Pertemuan ke-12  Erik H.EriksonPertemuan ke-12  Erik H.Erikson
Pertemuan ke-12 Erik H.Erikson
Vivia Maya Rafica
 
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
Wulandari Rima Kumari
 
Persepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialPersepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialkkepyy
 
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)atone_lotus
 
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIO
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIOOrganisasi dan Kelompok Kerja - PIO
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIOMercu Buana University
 
Neo psikoanalisis horney
Neo psikoanalisis horneyNeo psikoanalisis horney
Neo psikoanalisis horneyRyan Advan
 
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORIDD's Dindils
 
Materi 1 hakekat psikologi
Materi 1 hakekat psikologiMateri 1 hakekat psikologi
Materi 1 hakekat psikologi
Nhia Item
 
B.F. Skinner
B.F. SkinnerB.F. Skinner
B.F. Skinner
Brian Langkai
 
ALBERT BANDURA
ALBERT BANDURAALBERT BANDURA
ALBERT BANDURA
Wulandari Rima Kumari
 
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...
Universitas Psikologi
 
Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1
miaparamita95
 
TEORI RELASI OBJEK - melanie klien
TEORI RELASI OBJEK - melanie klienTEORI RELASI OBJEK - melanie klien
TEORI RELASI OBJEK - melanie klien
dihastinee
 
teori humanistik carl rogers
teori humanistik carl rogersteori humanistik carl rogers
teori humanistik carl rogers
fati_mah
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiEndang20
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)coryditapratiwi
 
teori erik erikson
 teori erik erikson teori erik erikson
teori erik erikson
isma anggraeni
 
Organisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi dan Kelompok KerjaOrganisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi dan Kelompok Kerja
Lunahasyim
 

What's hot (20)

Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
 
Pertemuan ke-12 Erik H.Erikson
Pertemuan ke-12  Erik H.EriksonPertemuan ke-12  Erik H.Erikson
Pertemuan ke-12 Erik H.Erikson
 
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
 
Presentation1 skinner
Presentation1 skinnerPresentation1 skinner
Presentation1 skinner
 
Persepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialPersepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosial
 
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
 
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIO
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIOOrganisasi dan Kelompok Kerja - PIO
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIO
 
Neo psikoanalisis horney
Neo psikoanalisis horneyNeo psikoanalisis horney
Neo psikoanalisis horney
 
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
 
Materi 1 hakekat psikologi
Materi 1 hakekat psikologiMateri 1 hakekat psikologi
Materi 1 hakekat psikologi
 
B.F. Skinner
B.F. SkinnerB.F. Skinner
B.F. Skinner
 
ALBERT BANDURA
ALBERT BANDURAALBERT BANDURA
ALBERT BANDURA
 
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...
Teori Psikologi Kepribadian Menurut Gordon Allport - www.universitaspsikologi...
 
Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1
 
TEORI RELASI OBJEK - melanie klien
TEORI RELASI OBJEK - melanie klienTEORI RELASI OBJEK - melanie klien
TEORI RELASI OBJEK - melanie klien
 
teori humanistik carl rogers
teori humanistik carl rogersteori humanistik carl rogers
teori humanistik carl rogers
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)
 
teori erik erikson
 teori erik erikson teori erik erikson
teori erik erikson
 
Organisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi dan Kelompok KerjaOrganisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi dan Kelompok Kerja
 

Similar to Bab 6 organisasi dan kelompok kerja

Organisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi dan Kelompok KerjaOrganisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi dan Kelompok Kerja
Lunahasyim
 
Organisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi dan Kelompok KerjaOrganisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi dan Kelompok Kerja
NajwaUrwathul
 
Organisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi dan Kelompok KerjaOrganisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi dan Kelompok Kerja
KhofifahKhofifahh
 
ppt organisasi dan kelompok kerja (6)_maitsa zatin azkiya_2224090086.pdf
ppt organisasi dan kelompok kerja (6)_maitsa zatin azkiya_2224090086.pdfppt organisasi dan kelompok kerja (6)_maitsa zatin azkiya_2224090086.pdf
ppt organisasi dan kelompok kerja (6)_maitsa zatin azkiya_2224090086.pdf
ZatinAzkiya
 
Organisasi dan kelompok kerja. pdf
Organisasi dan kelompok kerja. pdfOrganisasi dan kelompok kerja. pdf
Organisasi dan kelompok kerja. pdf
ElisaSalsabila2
 
INTERAKSI ANTAR KELOMPOK.pdf
INTERAKSI ANTAR KELOMPOK.pdfINTERAKSI ANTAR KELOMPOK.pdf
INTERAKSI ANTAR KELOMPOK.pdf
ShafaKhairunnisa5
 
INTERAKSI ANTAR KELOMPOK(2).pdf
INTERAKSI ANTAR KELOMPOK(2).pdfINTERAKSI ANTAR KELOMPOK(2).pdf
INTERAKSI ANTAR KELOMPOK(2).pdf
dwicempaka0904
 
Kelompok
KelompokKelompok
Kelompokmasaadepan
 
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIO
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIOOrganisasi dan Kelompok Kerja - PIO
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIOMercu Buana University
 
Take home ddo
Take home ddoTake home ddo
Take home ddo
Wendy Swan
 
Partisipasi dalam organisasi
Partisipasi dalam organisasiPartisipasi dalam organisasi
Partisipasi dalam organisasidrsnurhidayat
 
Dinamika Kelompok - Daeng Muhammad Feisal
Dinamika Kelompok - Daeng Muhammad FeisalDinamika Kelompok - Daeng Muhammad Feisal
Dinamika Kelompok - Daeng Muhammad Feisal
Daeng Muhammad Feisal
 
Tugas 13&14
Tugas 13&14Tugas 13&14
Tugas 13&14adhafahruzi
 
Pertemuan 3 dan 4
Pertemuan 3 dan 4Pertemuan 3 dan 4
Pertemuan 3 dan 4
Arum Puspitarini
 
Gambaran umum tentang organisasi
Gambaran umum tentang organisasiGambaran umum tentang organisasi
Gambaran umum tentang organisasiIrgi Mpa
 
Kolaborasi
KolaborasiKolaborasi
Kolaborasidciciolina
 
Dasar organisasi
Dasar organisasiDasar organisasi
Dasar organisasi
Ade YandwiPutra
 
Tugas softskill powerpoint
Tugas softskill powerpointTugas softskill powerpoint
Tugas softskill powerpoint
dilaoj
 
Pertemuan 3 & 4 || Bekerjasama Dalam Team
Pertemuan 3 & 4 || Bekerjasama Dalam TeamPertemuan 3 & 4 || Bekerjasama Dalam Team
Pertemuan 3 & 4 || Bekerjasama Dalam Team
Siti Siregar
 
Organisasi manajemen4
Organisasi manajemen4Organisasi manajemen4
Organisasi manajemen4Wiwit Ulva
 

Similar to Bab 6 organisasi dan kelompok kerja (20)

Organisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi dan Kelompok KerjaOrganisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi dan Kelompok Kerja
 
Organisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi dan Kelompok KerjaOrganisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi dan Kelompok Kerja
 
Organisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi dan Kelompok KerjaOrganisasi dan Kelompok Kerja
Organisasi dan Kelompok Kerja
 
ppt organisasi dan kelompok kerja (6)_maitsa zatin azkiya_2224090086.pdf
ppt organisasi dan kelompok kerja (6)_maitsa zatin azkiya_2224090086.pdfppt organisasi dan kelompok kerja (6)_maitsa zatin azkiya_2224090086.pdf
ppt organisasi dan kelompok kerja (6)_maitsa zatin azkiya_2224090086.pdf
 
Organisasi dan kelompok kerja. pdf
Organisasi dan kelompok kerja. pdfOrganisasi dan kelompok kerja. pdf
Organisasi dan kelompok kerja. pdf
 
INTERAKSI ANTAR KELOMPOK.pdf
INTERAKSI ANTAR KELOMPOK.pdfINTERAKSI ANTAR KELOMPOK.pdf
INTERAKSI ANTAR KELOMPOK.pdf
 
INTERAKSI ANTAR KELOMPOK(2).pdf
INTERAKSI ANTAR KELOMPOK(2).pdfINTERAKSI ANTAR KELOMPOK(2).pdf
INTERAKSI ANTAR KELOMPOK(2).pdf
 
Kelompok
KelompokKelompok
Kelompok
 
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIO
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIOOrganisasi dan Kelompok Kerja - PIO
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIO
 
Take home ddo
Take home ddoTake home ddo
Take home ddo
 
Partisipasi dalam organisasi
Partisipasi dalam organisasiPartisipasi dalam organisasi
Partisipasi dalam organisasi
 
Dinamika Kelompok - Daeng Muhammad Feisal
Dinamika Kelompok - Daeng Muhammad FeisalDinamika Kelompok - Daeng Muhammad Feisal
Dinamika Kelompok - Daeng Muhammad Feisal
 
Tugas 13&14
Tugas 13&14Tugas 13&14
Tugas 13&14
 
Pertemuan 3 dan 4
Pertemuan 3 dan 4Pertemuan 3 dan 4
Pertemuan 3 dan 4
 
Gambaran umum tentang organisasi
Gambaran umum tentang organisasiGambaran umum tentang organisasi
Gambaran umum tentang organisasi
 
Kolaborasi
KolaborasiKolaborasi
Kolaborasi
 
Dasar organisasi
Dasar organisasiDasar organisasi
Dasar organisasi
 
Tugas softskill powerpoint
Tugas softskill powerpointTugas softskill powerpoint
Tugas softskill powerpoint
 
Pertemuan 3 & 4 || Bekerjasama Dalam Team
Pertemuan 3 & 4 || Bekerjasama Dalam TeamPertemuan 3 & 4 || Bekerjasama Dalam Team
Pertemuan 3 & 4 || Bekerjasama Dalam Team
 
Organisasi manajemen4
Organisasi manajemen4Organisasi manajemen4
Organisasi manajemen4
 

Recently uploaded

PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 

Recently uploaded (20)

PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 

Bab 6 organisasi dan kelompok kerja

  • 1. AISYAH ROBIATUL M. 1824090134 DINDA AMELZA S. 1824090139 FINNA HARJANTI 1824090113 MELANI HERNANDA 1824090046 NURUL ALYA P. 1824090102 SHABRINA ZAHRABELLA 1824090138 BAB 6 ORGANISASI DAN KELOMPOK KERJA
  • 2. PENGANTAR Pengertian dan wawasan psikologi industrI dan organisasi telah dikemukakan bahwa organisasi (industrI dapat kita pandang sebagai suatu system yang terbuka 01 Seleksi dan Penempatan 02 Pelatihan dan pengembangan tenaga kerja 03 Kondisi kerja dan psikologi kerekayasaan, perhatian terpusat pada manusia sebagai perorangan tenaga kerja04 Kepemimpinan perusahaan telah mulai dibahas interaksi tenaga kerja.05 Akan dibahas kelompok manusia tenaga kerja 06
  • 3. PENGERTIAN Tenaga kerja dalam kelompok tidak saja mendapat pengaruhnya dari kelompok kerjanya, tetapi juga mendapat pengaruh dari kelompok lingkungan yang lain. Kelompok kerja tidak dapat dipisahkan dari proses timbulnya organisasi kerja atau organisasi industri.
  • 4. Organisasi Industri timbul dan berkembang melalui dua cara: 1. Organisasi industri timbul dan berkembang berdasarkan suatu perencanaan, suatu ‘cetak biru’ (blue print) Dengan modal yang mencakupi, merencanakan visi dan misi, mencari lokasi yang tepat, mendapatkan izin perusahaan, membangun gedung, menyediakan peralatan dan bahan bahan, mencari tenaga kerja. Maka jika semua persiapan selesai mulailah perusahaan berfungsi. Kelompok kerja yang terkecil sebagai satuan kerja, mulai beroperasi dalam kelompok kerja yang lebih besar, yang bereporasi dalam organisasi perusahaan, yang beroperasi secara keseluruhan. Organisasi industry mulai berinteraksi dengan sistem lain di lingkungannya. 2. Organisasi industry dapat timbul dan berkembang mulai dari satu orang yang berwiraswasta • Contoh Seorang ibu rumah tangga yang bernama Bu Tuti mempunyai kemampuan memasak yang hebat. Suatu saat bu tati menawarkan untuk memasak dirumah tetangganya yang tidak mempunyai pembatu. Dikarenakan masakan bu tuti sangat enak tetangganya memutuskan untuk bu tuti memasak makanan untuk mereka setiap hari. Tetangganya pun menceritakan kelezatan masakan Bu Tuti ke kenalannya. Ternyata kenalan tetangganya mempunyai perusahaan dan sedang merencanakan untuk memberi makan siang kepada karyawannya setiap hari. Karena mendengar keahlian bututi memasak akhirnya perusahaan itu menghubungi Bu Tuti. Dari sini lah Bu Tuti memutuskan untuk membuka catering. Karena semakin banyak pesanan dan masakan Bu Tuti semakin terkenal maka timbulah diferensiasi pekerjaan, diferensiasi mendatar, tukang belanja, spesialisasi perkerjaan dan suaminya Bu Tuti menjadi pengurus keuangan. Yang semula usaha bu tati merupakan usaha perorangan berkembang menjadi usaha yang berstatus badan hukum. Organisasi yang semula kecil menjadi organisasi besar yag terdiri dari berbagai kelompok kerja.
  • 5. Organisasi industri terdiri dari kelompok kerja yang saling berkaitan dalam satu tata tingkat Likert berpendapat “organisasi dapat dipandang sebagai sistem dari kelompok yang salig berkaitan. Kelompok yang saling berkaitan ini dihubungkan oleh tenaga kerja yang menduduki jabatan kunci dan menajdi anggota dua kelompok yang berfungsi sebagai pasak penghubung antara kelompok kelompok” Robins mengatakan “kelompok terdiri dari dua atau lebih orang, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung, yang datang bersama sama untuk mencapai sasaran tertentu” Dua hal yang tidak ditekankan pada Batasan dari Robins ialah kesadaran anggota kelompok tentang keberadaan diri dan anggota kelompok lainnya serta persepsi bahwa mereka membentuk satu kelompok
  • 6. KELOMPOK KERJA SECARA STRUKTURAL Diberi batasan yang berisi rincian tugas tugas pekerjaan dan tanggung jawab tertentu. Kelompok formal dapat dibedakan kedalam: kelompok komando dan kelompok tugas FORMAL Tidak diberi batasan dan terjadi secara spontan antara sejumlah tenaga kerja. Ditinjau dari berasalnya para anggota, Kelompok informal dapat dibedakan kedalam kelompok atau kilk informal mendatar, tegak dan acak Berdasarkan alasannya menjadi anggpta kelompok informal data dibedakan kedalam kelompok minat atau kepentingan dan persahabatan INFORMAL 02 01
  • 7. Makna dan Fungsi Kelompok Sejak lahir, kita merupakan anggota dari kelompok sosial, sekelompok orang yang saling mempengaruhi dan saling tergantung, yang melihat diri kita sebagai kelompok. Ditinjau dari persepsi kita sebagai anggota kelompok, kelompok kita nilai baik jika memberikan makna bagi diri kita, jika kelompok kita rasakan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan kita. Ditinjau dari pandangan pimpinan organisasi industri, kelompok kerja dinilai baik jika memenuhi kebutuhan dan harapan perusahaan.
  • 8. a) Fungsi Kelompok Sebagai Pemenuhan Kebutuhan, meliputi: Pemenuhan akan keamanan; kelompok dapat menimbulkan rasa mampu mengatasi ancaman terhadap dirinya. Affiliation; kelompok dapat memenuhi kebutuhan akan afilasi dan keinginan untuk berhubungan dengan orang lain. Power; kelompok juga memberikan pemenuhan kebutuhan terhadap kebutuhan akan kekuasaan. Prestasi; kelompok dapat merangsang anggotanya untuk mencapai prestasi yang bermutu. Fungsi Kelompok Bagi Anggotanya b) Fungsi Kelompok Sebagai Pengembang, Penunjang dan Pemantap dari identitas dan Pemelihara dari Harga Diri. Dalam bekerja, anggota memperoleh identitasnya dari kelompok kerjanya. Identitas kelompok kerja dikembangkan berdasarkan tugas pekerjaannya untuk menunjang dan memantapkan identitas setiap anggota kelompoknya. Selanjutnya identitas anggotanya memelihara harga diri mereka. c) Fungsi Kelompok sebagai Penetap dan Penguji Kenyataan/Realitas Sosial Persepsi kelompok memberikan kepastian kepada para anggota kelompok lepas dari benar tidaknya, tepat tidaknya pandangan tersebut. Jika kelompok menganggap suatu keadaan sebagai nyata, maka keadaan tersebut nyata dan akan menimbulkan akibatnya yang nyata. d) Fungsi Kelompok sebagai Mekanisme Pemecahan Masalah dan Pelaksanaan Tugas. Kelompok dapat membantu memecahkan masalah, yang dialami oleh salah seorang anggotanya, dengan pengumpulan data yang diperlukan dan/atau pemberian alternatif penyelesaian. Pada masalah yang dihadapi kelompok, para anggota kelompok dapat saling mengisi dalam usaha dan sumbangan mereka memecahkan masalah kelompoknya.
  • 9. a) Fungsi Kelompok sebagai Pelaksana Tugas yang Majemuk dan Saling Tergantung. Ada tugas pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh seseorang. Namun cukup banyak tugas yang majemuk, selain tidak dapat di lakukan oleh satu orang, juga tidak dapat dipecah kedalam beberapa tugas yang dapat dilaksanakan secara tersendiri. Tugas- tugas yang harus dilakukan semuanya khusus tapi juga saling tergantung. Contohnya : Kelompok pengebor minyak. b) Fungsi Kelompok sebagai Mekanisme Pemecahan Masalah. Dalam menghadapi masalah yang memerlukan pengolahan majemuk, interaksi dan pertimbangan alternatif antara para anggota kelompok merupakan cara pemecahn masalah yang paling baik. c) Fungsi Kelompok sebagai Penghasil Gagasan Baru dan Jawaban Kreatif. Kelompok merupakan wadah untuk dapat menghasilkan gagasan baru dan jawaban yang kreatif. Para anggota kelompok saling merangsang dalam memberikan gagasan dan jawaban atau penyelesaian masalah yang kreatif. d) Fungsi Kelompok sebagai Pelancar dari Pelaksanaan Keputusan yang Majemuk. jika telah diambil satu keputusan yang majemuk, maka akan bermanfaat untuk membentuk kelompok yang terdiri dari tenaga kerja dari berbagai divisi untuk merencanakan pelaksanaan dan memantau pelaksanaan keputusan tersebut. e) Fungsi Kelompok sebagai Vehicle/ Wahana dari Sosialisasi dan Pelatihan. para tenaga kerja baru dapat dikumpulkan dalam satu kelompok untuk diberi pelatihan orientasi untuk mempercepat dan memperlancar proses sosialisasi. Pelatihan keterampilan teknik tertenu juga dapat lebih efisien dan murah jika dilakukan dalam kelompok. f) Fungsi Kelompok sebagai Penghubung atau Koordinator Utama Antarbeberapa Departemen. untuk menghindari dan mengurangi berbagai konflik, maka dapat dibentuk kelompok sementara yang terdiri dari para muwakil dari berbagai bagian yang saling memiliki ketergantungan sampai derajat tertentu.
  • 10. Interaksi Antaranggota Kelompok Content A Content B Content C Content D Content E Organisasi industri terdiri dari sejumlah kelompok kerja yang saling berkaitan dalam suatu tata tingkat tertentu. Setiap kelompok kerja terdiri dari sejumlah tenaga kerja yang saling mempengaruhi dan saling bergantung. Namun derajat pengaruh dan ketergantungan antar tenaga kerja tidaklah selalu sama. Kepemimpinan dalam industri hubungan ketergantungan yang seimbang dan tidak seimbang A. Proses kelompok
  • 11. Fiedler (1967) memberikan tipologi dari kelompok-kelompok kerja yang di dasarkan pada sifat dan intensitas interaksi, yaitu : a. Kelompok interaksi (interacting group) b. Kelompok koasi (co-acting group) c. Kelompok konteraksi (counteracting group) KELOMPOK INTERAKTIF Para anggotanya saling bergantung dan aksi atau tindakan mereka perlu di kerjakan dan di susun bersama untuk dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan baik. KELOMPOK KOAKTIF Anggota kelompok berkerja sama dalam melaksanakan tugas kelompok, tapi masing masing dapat melaksakan pekerjaannya relatif secara mandiri tidak saling bergantung. KELOMPOK KONTERAKTIF Para anggota kelompok bekerja sama untuk tujuan perundingan dan memufaatkan sasaran dan tuntutan yang bertentangan Unjuk kerjanya diukur berdasarkan derajat penerimaan dari jawaban atau penyelesaian oleh para anggota kelompok
  • 12. Gejala dalam Proses Kelompok Gejala yang timbul dalam proses interaksi antar anggota kelompok, yaitu : a. Fungsi sebagai penimbul gagasan baru dan penyelesaian kreatif b. Sebagai mekanisme pemecahan masalah c. Sebagai pelancar pelaksaan keputusan majemuk
  • 13. Ketiga fungsi tersebut berkaitan dengan pandangan Leavitt bahwa proses manajemen dapat dibagi kedalam tiga tahap, yaitu : Pathfinding atau pemanduan bersibuk diri dengan penemukenalan dari tujuan, dengan penciptaan masalah-masalah yang menarik. Dalam menghadapi dunia luar, para pimpinan harus mampu mengolah data yang ada untuk dapat memelihara dan mengembangkan organisasinya. Tahap Pathfinding Kita setiap hari memecahkan masalah. Demikian juga pemecahan masalah dilakukan oleh kelompok kerja. Kalau dibandingkan dengan proses pemecahan masalah yang diajarkan disekolah akan dapat kita lihat beberapa perbedaan. Tahap Pemecahan Masalah Tahap ini mencakup kegiatan membentuk, menyusun, menjual, membuat sesuatu terjadi. Pada kelompok kerja bukan pimpinan ini berarti bahwa para tenaga kerja, para anggota kelompok kerja masing-masing menjalankan tugasnya sebagaimana telah diberikam kepada mereka. Tahap Implementasi Pertama, di sekolah masalah yang harus kita pecahkan diberikan. Sedangkan dalam pekerjaan masalah harus kita temukan, harus kita seleksi atau harus kita ciptakan sendiri. Kedua, masalah yang dihadapi tidak selengkap datanya dengan masalah yang diberikan disekolah. Sering harus dicari pemecahannya berdasarkan informasi yang ada, yang terbatas. Kita tidak pernah memiliki semua informasi yang kita perlukan. Ketiga, jika kita temukan jawabannya, sering tidak memberikan kepuasan yang sama sebagaimana kita peroleh kalau menyelesaikan masalah matematika disekolah. Namun demikian pendidikan yang kita peroleh disekolah dalam memecahkan berbagai masalah mempunyai manfaatnya dalam malatih kemampuan dan keterampilan kita memecahkan masalah. Dari ketiga tahap proses manajemen dari Leavitt yang berkaitan dengan ketiga fungsi kelompok yang telah disebut diatas nyata bahwa pelaksanaan fungsi-fungsi kelompok tidak begitu saja berjalan tanpa menimbulkan masalah. Fungsi kelompok ikut menentukan kelancaran berlangsungnya proses kelompok disamping ciri- ciri kepribadian para anggota kelompoknya.
  • 14. Dalam proses kelompok, dimana para anggota kelompok kerja berinterkasi dan dimana kelompok melaksanakan fungsinya, dapat kita temukan timbulnya gejala-gejala sebagai berikut: 01 02 03 04 05 KONFORMISME SINERGI POLARISASI KELOMPOK KELEKATAN GROUPTHINK
  • 15. KONFORMISME Perilaku manusia atau kelompok manusia yang menurut saja pada kebiasaan, aturan, atau cara berpikir yang dianut oleh kebanyakan anggota kelompok itu, tanpa dipikir panjang. Setiap kelompok memiliki norma, yaitu pola / patokan perilaku yang diterima oleh anggota. KELEKATAN (Cohesiveness) Faktor yang ikut menentukan derajat kelekatan kelompok • Lamanya waktu berada bersama dalam kelompok • Parahnya masa awal • Besarnya kelompok • Ancaman dari luar • Keberhasilan di masa lalu SINERGI Dalam proses pengambilan keputusan dalam kelompok timbul gejala bahwa keputusan yang diambil kelompok merupakan keputusan yang lebih baik dari keputusan yang diambil oleh setiap anggota kelompok tersendiri. Sinergi dapat terjadi jika para anggota kelompok memberikan semua data yang mereka miliki, sehingga jumlah data yang terkumpul lebih banyak dari data yang kita miliki sendiri.
  • 16. GROUPTHINK Berpikir kelompok adalah satu gejala yang merupakan kelemahan dari kelompok yang terlalu lekat ialah bahwa kecakapan pengambilan keputusan mereka dapat secara mendadak berkurang. Berpikir kelompok adalah suatu kemunduran dari efisiensi mental, pengujian realitas, dan pertimbangan moral yang dihasilkan oleh tekanan dari dalam kelompoknya sendiri. • Kelompok memiliki ilusi bahwa mereka kebal • Kelompok terlibat dalam rasionalisasi kolektif untuk memotong informasi yang berbeda • Kelompok mulai percaya pada moralitas inheren tentang apa yang ingin dilakukan • Kelompok mengembangkan stereotip dari kelompok lain dan dari para penentang, sehingga melindungi diri dari analisis yang cermat • Kelompok memberi tekanan langsung pada para penentang untuk membuat mereka diam. • Para anggota kelompok mulai menyensor pemikiran mereka sendiri • Kelompok mulai percaya akan kebulatan kesepakatannya karena tidak ada penentang dan kepercayaan bahwa “diam berarti menyetujui” • Beberapa anggota dari kelompok mulai berfungsi sebagai “penjaga pikiran” penjaga yang “melindungi” para pemimpin dari pandangan yang menyimpan dengan menjerakan secara aktif para penentang untuk mengungkapkan ketidaksetujuan mereka. • Memiliki kelekatan yang tinggi • Terasing dari kelompok lain dengan pandangan yang berbeda • Tidak memiliki prosedur metodologikal untuk mengkaji dan memilih informasi jawaban alternatif yang relevan • Tidak memiliki prosedur yang sistematis untuk menilai alternatif – alternatif • Memiliki pimpinan otoriter yang kuat, yang menjerakan penentang, yang berada di bawah tekanan yang besar tetapi merasa putus asa dalam mencari penyelesaian yang lebih baik dari yang sedang dipertimbangkan. Menimbulkan kondisi di mana pengajuan pandangan yang bertentangan, pencarian, penilaian yang kritis, eksplorasi dari alternatif dan pengecekan dari asumsi ditunjang dan digalakkan.
  • 17. Polarisasi Kelompok (Group Polarization) Gejala lain dalam proses pengambilan keputusan : a) Pergeseran ke resiko (risky shift), pergeseran keputusan menuju arah keputusan yang sangat tinggi resikonya b) Pergeseran ke kehati-hatian (caution shift), pergeseran keputusan menuju arah keputusan yang sangat rendah derajat risikonya Kedua gejala tersebut oleh Finchann dan Rhodes disebut polarisasi kelompok. Penyebab Kemungkinan Terjadinya Polarisasi Kelompok 1) Tanggung jawab yang tersebar (diffusion of responsbility). 2) Beroperasinya proses pembanding sosial (social comparison process). 3) Pertukaran informasi dan argumentasi yang meyakinkan sangat mempengaruhi (persuasive) pengambilan keputusan yang ekstrem
  • 18. Interaksi Antarkelompok Organisasi terdiri dari berbagai kelompok kerja dan berinteraksi dengan organisasi lainnnya dalam suatu organisasi yang lebih besar. Kelompok kerja berinteraksi dengan kelompok kerja lainnya secara sambung-menyambung dalam organisasi. Untuk mempertahankan diri dan terus mengembangkan diri organisasi harus mampu menghadapi dan mengatasimasalah lingkungannya, hal ini sangat tergantung pada bagaimana derajat keterpaduan terjalin didalamnya.
  • 19. Saingan atau Konflik Antarkelompok Karena perbedaan tugas dan kepentingan, timbulnya konflik antar kelompok merupakan suatu hal yang wajar. Konflik antarkelompok dapat terjadi antar susunan kerja yang kecil dan juga pada susunan kerja yang besar. Konflik adalah satu proses yang dimulai jika satu pihak beranggapan bahwa pihak lain telah atau akan mempengaruhi secara negatif sesuatu yang akan dilakukan atau yang menjadi perhatian pihak pertama (Robbins 1998)
  • 20. Jika ada dua kelompok yang bersaing, dampaknya dapat diuraikan dalam kategori berikut : a) Dalam Kelompok yang Bersaing Setiap kelompok menjadi lebih menutup diri dan membangkitkan loyalitas yang lebih besar dari para anggotanya. Suasan kelompok berubah menjadi berorientasi pada kerja dan tugas. Pola kepemimpinan berubah menjadi lebih otokratis. Kelompok menjadi lebih berstruktur dan terorganisasi. Menuntut kesetiaan dan konformitas yang lebih besar dari anggotanya, b) Antara Kelompok yang Bersaing  Mulai melihat kelompok lain lebih sebagai musuh.  Mulai mengalami distorsi (gangguan) dalam persepsi.  Rasa bermusuhan terhadap kelompok lain meningkat dan interaksi komunikasi menurun.  Cenderung hanya mendengarkan atau mencari kelemahan dari kelompok lain jika dipaksa berinteraksi. Gejala - gejala tersebut dapat meningkatkan motivasi dari para anggotanya, tetapi sebaliknya dapat pula membuka kesempatan timbulnya berpikir kelompok. Menurut Schein gejala-gejala di atas dapat timbul di berbagai kelompok yang berkompetisi atau bersaing.
  • 21. c) Yang Terjadi pada Pemenang  Mempertahankan kelekatannya bahkan meningkatkan derajat kelekatan antar anggota kelompok.  Melepas ketegangan, kehilangan semangat juang dan menjadi santai.  Perhatian terhadap kerjasama antar anggota dan kebutuhan para anggota meningkat dan perhatian terhadap tugas dan kerja menurun.  Pemenang cenderung merasa puas sehingga tidak ada keinginan untuk mengevalluasi pandangan dan menguji kembalikegiatan kelompok. d) Yang Terjadi pada yang Kalah  Ada kecendrungan kuat untuk menolak atau merusak kenyataan kekalahan.  Jika kekalahan diterima secara psikologik, kelompok yang kalah cenderung mencari seseorang atau sesuatu untuk disalahkan.  Lebih tegang, siap untuk lebih keras dan merasa tidak ada harapan (desperate).  Perhatian untuk memperbaiki diri tinggi, bekerja lebih keras untuk mendapat kemenangan di lain kesempatan  Cenderung belajar lebih banyak tentang diri sebagai kelompok. Mereorganisasi diri menjadi lebih lekat dan efektif begitu keklahan dapat diterima secara nyata.
  • 22. Teknik - teknik Mengurangi Akibat Negatif dari Saingan Sherif, Blake, Alderfer, Schein, Leavutt, Fincham, dan Rhodes menyarankan teknik ini untuk menemukan tujuan yang dapat diterima oleh kelompok yang bersaing sebagai tujuan mereka bersama dan melancarkan proses komunikasi antarkelompok.
  • 23. Menemukan Musuh Teori Identitas sosial yang diajukan oleh Fincham dan Rhodes (1988) menjelaskan bahwa para tenaga kerja bagian penjualan dan bagian produksi memperoleh identitas mereka dari bagian mereka masing- masing. Dengan memberikan kepada mereka musuh bersama, mereka dapat memperoleh identitas mereka dari perusahaan. Mereka akan merasakan menjadi tenaga kerja perusahaan X. . Pelatihan Antarkelompok Melalui Penghayatan- Pengalaman (Experiential Inter Group Training) - Kelompok yang bersaing dikumpulkan dan diminta untuk mengkaji perilaku mereka sendiri. - Selama pelatihan masing-masing kelompok mencatat persepsi tentang dirinya dan persepsi mereka tentang kelompok lain. - Hasilnya dibicarakan, persepsi yang keliru dihilangkan dan hubungan di masa depan ditentukan bersama. . Menemukan Tujuan yang Mencakup (Superordinate) Kelompok yang bersaing harus bekerjasama agar tujuan dapat tercapai. Tujuan yang harus dicapai adalah tujuan perusahaan, bukan tujuan masing-masing kelompok. Pimpinan atau Subkelompok dari Kelompok- kelompok yang Bersaing Dibawa Berinteraksi - Pimpinan dari tiap kelompok melakukan perundingan untuk mencapai suatu kesepakatan, dan saling memberikan konsesi untuk mencapai suatu kompromi. - Leavitt (1988) mengingatkan untuk berhati-hati dalam menggunakan teknik ini. Jika kelompok yang bersaing memiliki derajat kelekatan yang tinggi, maka tidak akan mendapat kata sepakat, kecuali jika yang mewakili ialah pemimpinnya yang memiliki kuasa penuh.
  • 24. Dimensi dari Intensi Menyelesaikan Konflik Intensi menyelesaikan konflik : 1. Bersaing (Competing) : Hasrat untuk memuaskan kepentingannya sendiri tanpa memperhatikan dampak terhadap pihak lawan (assertivenes tinggi, cooperativeness rendah). Situasi ini dinamakan menang-kalah (win-lose) 2. Bekerja sama (Collaborating) : pihak-pihak lawan berhasrat untuk memuaskan kepentingan pihaknya (assertivenes dan cooperativeness tinggi). Situasi ini dinamakan menang-menang (win-win) 3. Berkompromi (Compromising) : Situasi dimana masing-masing pihak yang bersengketa bersedia untuk mengorbankan sesuatu (assertivenes dan cooperativeness sedang ). Situasi ini dinamakan kalah- kalah (lose-lose) 4. Menghindar (Avoiding) : Hasrat untuk mengundurkan diri dari konflik, tidak mau bersengketa (assertivenes dan cooperativeness rendah). 5. Menyesuaikan (Accomodating) : Satu pihak bersedia untuk meletakkan kepentingan pihak lain lebih tinggi dari kepentingannya (assertivenes rendah dan cooperativeness tinggi).
  • 25. Teknik lain oleh Robbins (1998) Mengubah struktur formal organisasi dari pola interaksi dari pihak yang konflik melalui rancang ulang dari pekerjaan (jod redisign), pemindahan, pembentukan kedudukan dengan tugas dan koordinasi Pengubahan perilaku manusia melalui pelatihan, seperti pelatihan dalam hubungan antar manusia Manajemen menggunakan otoritas formalnya untuk menyelesaikan konflik kepada pihak yang bersengketa Berusaha mengurangi arti perbedaan dan menekankan pada kepentingan bersama dari pihak yang bersengketa Pertemuan berhadap-hadapan (face to face) antara pihak yang bersengketa untuk mengenali masalahnya dan memecahkannya melalui diskusi terbuka Dilakukan jika terjadi kurangnya atau terbatasnya sumber yang diperlukan. Problem Solving Pengadaan sumber yang lebih banyak Pelunakan (smoothing) Perintah otoritatif Mengubah variabel manusia Mengubah variabel struktural