Stroke non hemoragik adalah gangguan fungsi otak akibat berhentinya suplai darah ke bagian otak. Penyebabnya antara lain trombosis, emboli, dan iskemia. Faktor risikonya meliputi hipertensi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, diabetes, dan merokok. Gejalanya bervariasi bergantung lokasi otak yang terganggu seperti kelemahan otot, gangguan bahasa, dan gangguan sensorik. Pemeriksaan seperti CT scan dan
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien stroke yang mencakup definisi, etiologi, gejala, klasifikasi, faktor risiko, diagnosis, penatalaksanaan, dan perawatan untuk stroke.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang trauma kepala dan tulang belakang, termasuk anatomi, patologi, tanda-tanda, dan penatalaksanaannya. (2) Beberapa poin penting adalah stabilisasi dan penilaian ABCDE pasien trauma kepala, indikasi CT scan dan bedah, serta teknik pengangkatan dan pemindahan pasien trauma tulang belakang dengan aman. (3) Penatalaksanaan er
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan untuk trauma kapitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi trauma kapitis sebagai cedera kepala berat yang menyebabkan gangguan otak dengan atau tanpa perdarahan, etiologi yang terjadi akibat benturan benda tumpul pada kepala, manifestasi klinis seperti denyut nadi lemah dan gangguan fungsi mental, serta pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke memberikan penjelasan mengenai pengkajian, diagnosa, dan rencana keperawatan untuk pasien stroke. Pengkajian meliputi riwayat medis dan gejala klinis, seperti gangguan fungsi saraf dan mobilitas. Diagnosa keperawatan meliputi hambatan mobilitas, komunikasi, dan aktivitas sehari-hari karena kerusakan saraf serta risiko komplikasi peredaran darah otak. Rencana keperawatan bertujuan
Stroke non hemoragik adalah gangguan fungsi otak akibat berhentinya suplai darah ke bagian otak. Penyebabnya antara lain trombosis, emboli, dan iskemia. Faktor risikonya meliputi hipertensi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, diabetes, dan merokok. Gejalanya bervariasi bergantung lokasi otak yang terganggu seperti kelemahan otot, gangguan bahasa, dan gangguan sensorik. Pemeriksaan seperti CT scan dan
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien stroke yang mencakup definisi, etiologi, gejala, klasifikasi, faktor risiko, diagnosis, penatalaksanaan, dan perawatan untuk stroke.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang trauma kepala dan tulang belakang, termasuk anatomi, patologi, tanda-tanda, dan penatalaksanaannya. (2) Beberapa poin penting adalah stabilisasi dan penilaian ABCDE pasien trauma kepala, indikasi CT scan dan bedah, serta teknik pengangkatan dan pemindahan pasien trauma tulang belakang dengan aman. (3) Penatalaksanaan er
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan untuk trauma kapitis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi trauma kapitis sebagai cedera kepala berat yang menyebabkan gangguan otak dengan atau tanpa perdarahan, etiologi yang terjadi akibat benturan benda tumpul pada kepala, manifestasi klinis seperti denyut nadi lemah dan gangguan fungsi mental, serta pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke memberikan penjelasan mengenai pengkajian, diagnosa, dan rencana keperawatan untuk pasien stroke. Pengkajian meliputi riwayat medis dan gejala klinis, seperti gangguan fungsi saraf dan mobilitas. Diagnosa keperawatan meliputi hambatan mobilitas, komunikasi, dan aktivitas sehari-hari karena kerusakan saraf serta risiko komplikasi peredaran darah otak. Rencana keperawatan bertujuan
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Trauma medulla spinalis adalah cedera pada tulang belakang yang menyebabkan lesi di medulla spinalis dan gangguan neurologis; (2) Penatalaksanaan meliputi pemeriksaan penunjang seperti X-Ray dan MRI, penatalaksanaan medis seperti operasi, terapi, dan imobilisasi, serta pengelolaan komplikasi seperti sistem pernafasan dan genitourinaria; (3) Tujuannya adalah memp
1. Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penurunan kesadaran, meliputi pengertian, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, pengkajian primer dan sekunder, serta penilaian menggunakan Glasgow Coma Scale.
Dokumen tersebut membahas tentang cedera kepala, meliputi definisi, anatomi, mekanisme, klasifikasi, gejala, penatalaksanaan awal, dan tindakan keperawatan untuk cedera kepala. Topik utama yang dibahas adalah anatomi otak dan kepala, jenis-jenis cedera kepala beserta penyebabnya, penilaian awal korban cedera kepala, serta langkah-langkah dasar dalam menangani korban ced
Perempuan berusia 50 tahun masuk rumah sakit dengan kesadaran menurun selama 2 jam. Pasien mengalami mendengkur, tidak dapat membuka mata, dan hanya bereaksi fleksi saat dirangsang. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi dan riwayat hipertensi.
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan di otak yang dapat terjadi secara intraserebral atau subarakhnoid. Gejala klinisnya bervariasi tergantung lokasi perdarahan namun umumnya meliputi nyeri kepala hebat dan penurunan kesadaran. CT-Scan digunakan untuk mendiagnosis jenis stroke hemoragik.
Dokumen tersebut membahas tentang stroke atau cedera serebrovaskuler yang disebabkan oleh berhentinya suplai darah ke otak. Dokumen ini menjelaskan penyebab, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan stroke serta komplikasi yang mungkin timbul.
1. Vertigo sentral disebabkan oleh gangguan sistem keseimbangan pada sistem saraf pusat, baik di pusat integrasi (serebelum dan batang otak) maupun di area persepsi (korteks).
2. Penyebabnya meliputi perdarahan serebelum, infark serebelum, sindrom Wallenberg, sklerosis multiple, neuroma akustik, infeksi sistem saraf pusat, dan trauma.
3. Manifestasi klinisnya bervariasi namun seringkali berupa vertigo kon
Dokumen tersebut membahas enam penyakit berbeda, yaitu: 1) penyakit gondongan yang disebabkan virus dan menyerang kelenjar ludah, 2) penyakit kaki gajah yang ditularkan melalui nyamuk, 3) penyakit amnesia yang menyebabkan gangguan memori, 4) penyakit Parkinson yang disebabkan kerusakan otak, 5) meningitis yang menyebabkan peradangan membran pelindung otak, dan 6) katarak yang menyebabkan keker
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri epilepsi yang parah, yang meliputi kejang yang berlangsung lama dan sulit dikontrol meskipun sudah menjalani berbagai pengobatan, serta aktivitas abnormal sel otak sebagai penyebabnya. Epilepsi dapat dikelompokkan menjadi kejang parsial dan umum, dengan berbagai jenis kejang seperti absence, tonic, clonic dan tonic-clonic.
Pasien masuk rumah sakit dengan kesadaran menurun yang diduga stroke. Pemeriksaan menemukan pupil isokor, refleks cahaya positif, dan lateralisasi motorik ke kiri, menunjukkan kemungkinan stroke hemoragik intraventrikel dan intracerebral bilateral.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, etiologi, tipe, pemeriksaan, dan penatalaksanaan cedera kepala. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan mengenai skala koma Glasgow dan penanganan awal pasien cedera kepala."
Strok merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan neurologis di Indonesia. Dokumen ini membahas tentang definisi, etiologi, jenis, patofisiologi, gejala, faktor risiko, dan penatalaksanaan strok serta konsep asuhan keperawatan untuk gangguan mobilisasi, defisit perawatan diri, dan cemas yang mungkin timbul akibat strok.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Trauma medulla spinalis adalah cedera pada tulang belakang yang menyebabkan lesi di medulla spinalis dan gangguan neurologis; (2) Penatalaksanaan meliputi pemeriksaan penunjang seperti X-Ray dan MRI, penatalaksanaan medis seperti operasi, terapi, dan imobilisasi, serta pengelolaan komplikasi seperti sistem pernafasan dan genitourinaria; (3) Tujuannya adalah memp
1. Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penurunan kesadaran, meliputi pengertian, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, pengkajian primer dan sekunder, serta penilaian menggunakan Glasgow Coma Scale.
Dokumen tersebut membahas tentang cedera kepala, meliputi definisi, anatomi, mekanisme, klasifikasi, gejala, penatalaksanaan awal, dan tindakan keperawatan untuk cedera kepala. Topik utama yang dibahas adalah anatomi otak dan kepala, jenis-jenis cedera kepala beserta penyebabnya, penilaian awal korban cedera kepala, serta langkah-langkah dasar dalam menangani korban ced
Perempuan berusia 50 tahun masuk rumah sakit dengan kesadaran menurun selama 2 jam. Pasien mengalami mendengkur, tidak dapat membuka mata, dan hanya bereaksi fleksi saat dirangsang. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi dan riwayat hipertensi.
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan di otak yang dapat terjadi secara intraserebral atau subarakhnoid. Gejala klinisnya bervariasi tergantung lokasi perdarahan namun umumnya meliputi nyeri kepala hebat dan penurunan kesadaran. CT-Scan digunakan untuk mendiagnosis jenis stroke hemoragik.
Dokumen tersebut membahas tentang stroke atau cedera serebrovaskuler yang disebabkan oleh berhentinya suplai darah ke otak. Dokumen ini menjelaskan penyebab, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan stroke serta komplikasi yang mungkin timbul.
1. Vertigo sentral disebabkan oleh gangguan sistem keseimbangan pada sistem saraf pusat, baik di pusat integrasi (serebelum dan batang otak) maupun di area persepsi (korteks).
2. Penyebabnya meliputi perdarahan serebelum, infark serebelum, sindrom Wallenberg, sklerosis multiple, neuroma akustik, infeksi sistem saraf pusat, dan trauma.
3. Manifestasi klinisnya bervariasi namun seringkali berupa vertigo kon
Dokumen tersebut membahas enam penyakit berbeda, yaitu: 1) penyakit gondongan yang disebabkan virus dan menyerang kelenjar ludah, 2) penyakit kaki gajah yang ditularkan melalui nyamuk, 3) penyakit amnesia yang menyebabkan gangguan memori, 4) penyakit Parkinson yang disebabkan kerusakan otak, 5) meningitis yang menyebabkan peradangan membran pelindung otak, dan 6) katarak yang menyebabkan keker
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri epilepsi yang parah, yang meliputi kejang yang berlangsung lama dan sulit dikontrol meskipun sudah menjalani berbagai pengobatan, serta aktivitas abnormal sel otak sebagai penyebabnya. Epilepsi dapat dikelompokkan menjadi kejang parsial dan umum, dengan berbagai jenis kejang seperti absence, tonic, clonic dan tonic-clonic.
Pasien masuk rumah sakit dengan kesadaran menurun yang diduga stroke. Pemeriksaan menemukan pupil isokor, refleks cahaya positif, dan lateralisasi motorik ke kiri, menunjukkan kemungkinan stroke hemoragik intraventrikel dan intracerebral bilateral.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, etiologi, tipe, pemeriksaan, dan penatalaksanaan cedera kepala. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan mengenai skala koma Glasgow dan penanganan awal pasien cedera kepala."
Strok merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan neurologis di Indonesia. Dokumen ini membahas tentang definisi, etiologi, jenis, patofisiologi, gejala, faktor risiko, dan penatalaksanaan strok serta konsep asuhan keperawatan untuk gangguan mobilisasi, defisit perawatan diri, dan cemas yang mungkin timbul akibat strok.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang cidera kepala, termasuk pengertian, patofisiologi, gejala, pemeriksaan diagnostik, dan rencana perawatan untuk cidera kepala.
[Ringkasan]
1. Stroke adalah gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak dan menimbulkan kelumpuhan.
2. Stroke dibagi menjadi 2 jenis yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh penyumbatan aliran darah, dan stroke hemoragik yang disebabkan pecahnya pembuluh darah di otak.
3. Gejala umum stroke antara lain kelumpuhan sebelah tubuh, gangguan bicara, gangguan penglihatan, dan gang
Proses keperawatan mencakup pengkajian berbagai aspek kesehatan pasien seperti aktivitas istirahat, sirkulasi, eliminasi, makanan dan cairan, higiene, neurosensori, nyeri dan kenyamanan, pernafasan, keamanan, dan integritas ego. Berdasarkan hasil pengkajian, diagnosis keperawatan dapat meliputi risiko infeksi, perubahan perfusi serebral, trauma, nyeri, hambatan mobilitas, dan ansietas. Rencana intervens
Dokumen tersebut membahas konsep dasar stroke dan asuhan keperawatan pada pasien subarachnoid bleeding. Stroke terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak dan dapat disebabkan oleh trombosis, emboli, atau perdarahan. Gejala stroke bervariasi tergantung jenisnya, namun umumnya meliputi nyeri kepala dan gangguan fungsi neurologis. Asuhan keperawatan penting untuk stroke meliputi monitoring gejala, mencegah komplik
Cidera kepala dapat menyebabkan kerusakan otak primer langsung akibat trauma atau sekunder akibat gangguan metabolisme dan sirkulasi darah. Gejala yang muncul antara lain gangguan kesadaran, pernapasan, tekanan darah, dan fungsi organ vital lainnya yang dapat memburukkan kondisi pasien. Prioritas penatalaksanaannya adalah memaksimalkan perfusi otak, mencegah komplikasi, dan memulihkan fungsi organ secara optimal.
1. Stroke atau CVA adalah kehilangan fungsi otak akibat berhentinya suplai darah ke otak yang dapat disebabkan oleh trombosis, embolisme, iskemia, atau hemoragi serebral. Gejalanya meliputi gangguan motorik, komunikasi, persepsi, kognitif, dan kandung kemih.
2. Penanganannya meliputi pemantauan status neurologis dan tanda vital, perawatan mobilitas dan persepsi, serta latihan perawatan diri secara
1. Stroke atau cedera vaskular serebral adalah kehilangan fungsi otak yang disebabkan berhentinya suplai darah ke bagian otak. Gejala umumnya meliputi gangguan motorik, komunikasi, dan persepsi.
2. Diagnosa meliputi perubahan perfusi jaringan serebral, gangguan mobilitas, perubahan persepsi sensori, dan kurangnya perawatan diri. Rencana perawatan mencakup memantau status neurologis, melakukan latihan mobilisasi
Hemiparesis adalah kelemahan pada satu sisi tubuh yang disebabkan oleh lesi otak di hemisfer serebri kontralateral. Diagnosis membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebabnya seperti stroke, tumor, atau inflamasi. Gejala utama hemiparesis adalah kelemahan otot dan gangguan sensorik pada satu sisi tubuh.
1. Infark miokardium adalah nekrosis jaringan otot jantung akibat gangguan aliran darah ke jantung.
2. Penyebabnya antara lain aterosklerosis, hipertensi, diabetes, merokok, dan obesitas.
3. Gejala utamanya adalah nyeri dada yang terus-menerus.
1. Infark miokardium adalah nekrosis jaringan otot jantung akibat gangguan aliran darah ke jantung.
2. Penyebabnya antara lain aterosklerosis, hipertensi, diabetes, merokok, dan obesitas.
3. Gejalanya meliputi nyeri dada, sesak nafas, dan perubahan EKG.
1. STROKE NON HEMORAGIK
A. Definisi
Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA
( Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak ( dalam
beberapa detik) atau secara cepat ( dalam beberapa jam ) dengan gejala atau tanda
yang sesuai dengan daerah yang terganggu.(Harsono,1996, hal 67)
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C.
Suzanne, 2002, hal 2131)
Penyakit ini merupakan peringkat ketiga penyebab kematian di United
State. Akibat stroke pada setiap tingkat umur tapi yang paling sering pada usia
antara 75 – 85 tahun. (Long. C, Barbara;1996, hal 176).
B. Etiologi
Penyebab-penyebabnya antara lain:
1. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak )
2. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )
3. Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)
C. Faktor resiko pada stroke
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi
atrium, penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)
6. Diabetes Melitus ( berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
7. Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan kadar
estrogen tinggi)
8. Penyalahgunaan obat ( kokain)
2. 9. Konsumsi alkohol
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)
D. Manifestasi klinis
Gejala - gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang disebabkan
oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu muncul bervariasi,
bergantung bagian otak yang terganggu. Gejala-gejala itu antara lain bersifat:
a.Sementara
Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang
sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient ischemic attack
(TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah
menetap.
b.Sementara,namun lebih dari 24 jam
Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini dissebut reversible ischemic neurologic
defisit (RIND)
c.Gejala makin lama makin berat (progresif)
Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat yang disebut
progressing stroke atau stroke inevolution
d.Sudah menetap/permanen
(Harsono,1996, hal 67)
E. Patways
F. Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan
Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark
2. Angiografi serebral
membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan
atau obstruksi arteri
3. Pungsi Lumbal
- menunjukan adanya tekanan normal
- tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan
adanya perdarahan
4. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
3. 5. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena
7. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal
(DoengesE, Marilynn,2000 hal 292)
G. Penatalaksanaan
1. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral .
2. Anti koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi.
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)
H.KOMPLIKASI
Hipoksia Serebral
Penurunan darah serebral
Luasnya area cedera
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)
I. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
- Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret
akibat kelemahan reflek batuk
- Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan
yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
- Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut,
takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran
mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
b. Pengkajian Sekunder
1. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
- kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau
paralysis.
4. - mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
Data obyektif:
- Perubahan tingkat kesadaran
- Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ) ,
kelemahan umum.
- gangguan penglihatan
2. Sirkulasi
Data Subyektif:
- Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal
jantung , endokarditis bacterial ), polisitemia.
Data obyektif:
- Hipertensi arterial
- Disritmia, perubahan EKG
- Pulsasi : kemungkinan bervariasi
- Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
3. Integritas ego
Data Subyektif:
- Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:
- Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan
- kesulitan berekspresi diri
4. Eliminasi
Data Subyektif:
- Inkontinensia, anuria
- distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara
usus( ileus paralitik )
5. Makan/ minum
Data Subyektif:
- Nafsu makan hilang
- Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK
- Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia
- Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:
- Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )
- Obesitas ( factor resiko )
5. 6. Sensori neural
Data Subyektif:
- Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA )
- nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub
arachnoid.
- Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti
lumpuh/mati
- Penglihatan berkurang
- Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan
pada muka ipsilateral ( sisi yang sama )
- Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data obyektif:
- Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan
tingkah laku (seperti: letergi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi
kognitif
- Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis
stroke, genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya reflek tendon
dalam ( kontralateral )
- Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )
- Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan
ekspresif/ kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata
komprehensif, global / kombinasi dari keduanya.
- Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli
taktil
- Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik
- Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi
ipsi lateral
7. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
- Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data obyektif:
- Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial
8. Respirasi
Data Subyektif:
6. - Perokok ( factor resiko )
9.Keamanan
Data obyektif:
- Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
- Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang
kewasadaan terhadap bagian tubuh yang sakit
- Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah
dikenali
- Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu
tubuh
- Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan,
berkurang kesadaran diri
10. Interaksi social
Data obyektif:
- Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi
(Doenges E, Marilynn,2000 hal 292)
J. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d terputusnya aliran darah : penyakit
oklusi, perdarahan, spasme pembuluh darah serebral, edema serebral
Dibuktikan oleh :
- Perubahan tingkat kesadaran , kehilangan memori
- Perubahan respon sensorik / motorik, kegelisahan
- Deficit sensori , bahasa, intelektual dan emosional
- Perubahan tanda tanda vital
Tujuan Pasien / criteria evaluasi ;
- Terpelihara dan meningkatnya tingkat kesadaran, kognisi dan fungsi
sensori / motor
- Menampakan stabilisasi tanda vital dan tidak ada PTIK
- Peran pasien menampakan tidak adanya kemunduran / kekambuhan
Intervensi :
Independen
- Tentukan factor factor yang berhubungan dengan situasi individu/
penyebab koma / penurunan perfusi serebral dan potensial PTIK
7. - Monitor dan catat status neurologist secara teratur
- Monitor tanda tanda vital
- Evaluasi pupil (ukuran bentuk kesamaan dan reaksi terhadap cahaya )
- Bantu untuk mengubah pandangan , misalnay pandangan kabur,
perubahan lapang pandang / persepsi lapang pandang
- Bantu meningkatakan fungsi, termasuk bicara jika pasien mengalami
gangguan fungsi
- Kepala dielevasikan perlahan lahan pada posisi netral .
- Pertahankan tirah baring , sediakan lingkungan yang tenang , atur
kunjungan sesuai indikasi
Kolaborasi
- berikan suplemen oksigen sesuai indikasi
- berikan medikasi sesuai indikasi :
Antifibrolitik, misal aminocaproic acid ( amicar )
Antihipertensi
Vasodilator perifer, missal cyclandelate, isoxsuprine.
Manitol
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d kerusakan batuk, ketidakmampuan
mengatasi lendir
Kriteria hasil:
- Pasien memperlihatkan kepatenan jalan napas
- Ekspansi dada simetris
- Bunyi napas bersih saat auskultasi
- Tidak terdapat tanda distress pernapasan
- GDA dan tanda vital dalam batas normal
Intervensi:
- Kaji dan pantau pernapasan, reflek batuk dan sekresi
- Posisikan tubuh dan kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas dan
memberikan pengeluaran sekresi yang optimal
- Penghisapan sekresi
- Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi jalan napas setiap 4 jam
- Berikan oksigenasi sesuai advis
- Pantau BGA dan Hb sesuai indikasi
3.Pola nafas tak efektif berhubungan dengan adanya depresan pusat pernapasan
8. Tujuan :
Pola nafas efektif
Kriteria hasil:
- RR 18-20 x permenit
- Ekspansi dada normal
Intervensi :
o Kaji frekuensi, irama, kedalaman pernafasan.
o Auskultasi bunyi nafas.
o Pantau penurunan bunyi nafas.
o Pastikan kepatenan O2 binasal
o Berikan posisi yang nyaman : semi fowler
o Berikan instruksi untuk latihan nafas dalam
o Catat kemajuan yang ada pada klien tentang pernafasan
9. DAFTAR PUSTAKA
1. Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, Bandung, Yayasan
Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996
2. Tuti Pahria, dkk, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan
Sistem Persyarafan, Jakarta, EGC, 1993
3. Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan , Jakarta,
Depkes, 1996
4. Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Jakarta, EGC ,2002
5. Marilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,
Jakarta, EGC, 2000
6. Harsono, Buku Ajar : Neurologi Klinis,Yogyakarta, Gajah Mada university
press, 1996