AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kelemahan daya tahan tubuh. Gejalanya bervariasi mulai dari demam, diare, hingga infeksi oportunistik yang dapat mengancam jiwa. Pengobatannya belum spesifik, namun terapi antiviral dan pencegahan infeksi sekunder dapat memperlambat perkembangan penyakit.
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue. Indonesia merupakan daerah endemis DBD dengan jumlah kasus tertinggi di Asia Tenggara. Manifestasi klinis DBD meliputi demam, nyeri otot dan sendi, ruam, dan trombositopenia. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan penurunan trombosit serta peningkatan hematokrit. Penatalaksanaan berfokus pada pemberian cairan
HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS, yang merupakan kondisi kekebalan tubuh menurun akibat infeksi HIV. HIV adalah jenis virus RNA yang termasuk keluarga retrovirus dan memiliki enzim reverse transcriptase.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit hepatitis, termasuk jenis hepatitis A dan B, gejala, penularan, penanganan, dan pencegahan. Hepatitis disebabkan oleh virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan peradangan. Hepatitis A dan B adalah jenis hepatitis yang umum di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang sindrom restorasi imun (IRIS) pada pasien HIV/AIDS. IRIS terjadi ketika sistem kekebalan tubuh pasien mulai pulih setelah menerima terapi antiretroviral (ARV), namun justru menyebabkan reaksi peradangan berlebihan terhadap infeksi oportunistik yang sedang atau pernah diidap. Dokumen ini menjelaskan penyebab, manifestasi klinis, diagnosis, dan penatalaksanaan IRIS umumnya serta beberapa
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kelemahan daya tahan tubuh. Gejalanya bervariasi mulai dari demam, diare, hingga infeksi oportunistik yang dapat mengancam jiwa. Pengobatannya belum spesifik, namun terapi antiviral dan pencegahan infeksi sekunder dapat memperlambat perkembangan penyakit.
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue. Indonesia merupakan daerah endemis DBD dengan jumlah kasus tertinggi di Asia Tenggara. Manifestasi klinis DBD meliputi demam, nyeri otot dan sendi, ruam, dan trombositopenia. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan penurunan trombosit serta peningkatan hematokrit. Penatalaksanaan berfokus pada pemberian cairan
HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS, yang merupakan kondisi kekebalan tubuh menurun akibat infeksi HIV. HIV adalah jenis virus RNA yang termasuk keluarga retrovirus dan memiliki enzim reverse transcriptase.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit hepatitis, termasuk jenis hepatitis A dan B, gejala, penularan, penanganan, dan pencegahan. Hepatitis disebabkan oleh virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan peradangan. Hepatitis A dan B adalah jenis hepatitis yang umum di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang sindrom restorasi imun (IRIS) pada pasien HIV/AIDS. IRIS terjadi ketika sistem kekebalan tubuh pasien mulai pulih setelah menerima terapi antiretroviral (ARV), namun justru menyebabkan reaksi peradangan berlebihan terhadap infeksi oportunistik yang sedang atau pernah diidap. Dokumen ini menjelaskan penyebab, manifestasi klinis, diagnosis, dan penatalaksanaan IRIS umumnya serta beberapa
Dokumen ini membahas tentang HIV dan AIDS, termasuk definisi, gejala, cara penularan, dan penanganannya. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan AIDS. Gejalanya meliputi demam, gangguan pernafasan dan pencernaan, penurunan berat badan, dan gangguan kulit. Virus menular melalui darah, cairan seksual, dan ASI. Saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan, namun pengobatan bert
Dokumen ini membahas tentang Demam Berdarah Dengue (DHF) yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. DHF ditandai dengan gejala demam, nyeri otot dan sendi, diikuti perdarahan. DHF dibedakan menjadi 4 derajat berat berdasarkan gejala klinisnya, mulai dari gejala ringan hingga syok yang membahayakan jiwa. Pencegahannya meliputi menghindari kontak dengan
Demam berdarah disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang ditularkan nyamuk Aedes. Gejalanya bervariasi dari demam ringan hingga syok yang membahayakan jiwa. Penderita harus banyak minum untuk mencegah dehidrasi. Jika gejala parah seperti perdarahan atau kesadaran menurun, segera periksakan diri ke rumah sakit.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis hepatitis termasuk gejala, penyebab, pencegahan, dan pengobatan hepatitis A, B, C, D, dan E serta cirrhosis hati yang merupakan komplikasi jangka panjang dari hepatitis kronis.
Dokumen tersebut memberikan informasi dasar tentang HIV/AIDS dan infeksi menular seksual (IMS). Ia menjelaskan penyebab IMS seperti bakteri, virus, protozoa dan jamur. Ia juga menyebutkan perilaku berisiko penularan IMS seperti hubungan seks tidak aman dan mempunyai banyak pasangan seks. Terakhir, dokumen itu menjelaskan hubungan antara IMS dan HIV yang dapat mempercepat perkembangan HIV menjadi AIDS.
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. Penyakit ini menyebar luas di Indonesia dan menyebabkan banyak kasus dan kematian, terutama di Surabaya dan Semarang. Gejala klinisnya bervariasi dari demam ringan hingga syok dengan tanda laboratorium seperti trombositopenia. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Penatalaksanaan tergantung
Dokumen tersebut membahas tentang AIDS, penyebarannya yang sangat cepat tanpa adanya vaksin atau obatnya. Dokumen ini juga menjelaskan tentang HIV sebagai penyebab AIDS, gejala dan tahapannya, serta cara pencegahannya melalui pengetahuan dan perilaku yang bertanggung jawab.
1. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
2. Gejala klinis DBD bervariasi mulai dari demam ringan hingga sindrom syok yang berbahaya.
3. Penatalaksanaan terapeutik meliputi pemberian cairan infus, antipiretik, dan pengawasan tanda-tanda perdarahan dan syok.
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan AIDS. HIV menginfeksi sel darah putih khususnya limfosit CD4, sehingga menurunkan daya tahan tubuh. AIDS terjadi ketika kadar CD4 rendah dan tubuh rentan terhadap infeksi. Penularan HIV melalui hubungan seksual, darah, atau ibu ke anak. Pemeriksaan tes ELISA dan konfirmasi digunakan untuk diagnosis. Pengobatan ARV dapat memperlambat perkembangan
1. Laporan pendahuluan dan askep pada pasien dengan HIV membahas konsep dasar AIDS, etiologi, manifestasi klinis, diagnostik, dan penatalaksanaan pasien HIV.
1. Laporan pendahuluan ini membahas tentang HIV/AIDS, meliputi pengertian, etiologi, cara penularan, patofisiologis, tanda dan gejala, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan medisnya.
Dokumen ini membahas tentang HIV dan AIDS, termasuk definisi, gejala, cara penularan, dan penanganannya. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan AIDS. Gejalanya meliputi demam, gangguan pernafasan dan pencernaan, penurunan berat badan, dan gangguan kulit. Virus menular melalui darah, cairan seksual, dan ASI. Saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan, namun pengobatan bert
Dokumen ini membahas tentang Demam Berdarah Dengue (DHF) yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. DHF ditandai dengan gejala demam, nyeri otot dan sendi, diikuti perdarahan. DHF dibedakan menjadi 4 derajat berat berdasarkan gejala klinisnya, mulai dari gejala ringan hingga syok yang membahayakan jiwa. Pencegahannya meliputi menghindari kontak dengan
Demam berdarah disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang ditularkan nyamuk Aedes. Gejalanya bervariasi dari demam ringan hingga syok yang membahayakan jiwa. Penderita harus banyak minum untuk mencegah dehidrasi. Jika gejala parah seperti perdarahan atau kesadaran menurun, segera periksakan diri ke rumah sakit.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis hepatitis termasuk gejala, penyebab, pencegahan, dan pengobatan hepatitis A, B, C, D, dan E serta cirrhosis hati yang merupakan komplikasi jangka panjang dari hepatitis kronis.
Dokumen tersebut memberikan informasi dasar tentang HIV/AIDS dan infeksi menular seksual (IMS). Ia menjelaskan penyebab IMS seperti bakteri, virus, protozoa dan jamur. Ia juga menyebutkan perilaku berisiko penularan IMS seperti hubungan seks tidak aman dan mempunyai banyak pasangan seks. Terakhir, dokumen itu menjelaskan hubungan antara IMS dan HIV yang dapat mempercepat perkembangan HIV menjadi AIDS.
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. Penyakit ini menyebar luas di Indonesia dan menyebabkan banyak kasus dan kematian, terutama di Surabaya dan Semarang. Gejala klinisnya bervariasi dari demam ringan hingga syok dengan tanda laboratorium seperti trombositopenia. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Penatalaksanaan tergantung
Dokumen tersebut membahas tentang AIDS, penyebarannya yang sangat cepat tanpa adanya vaksin atau obatnya. Dokumen ini juga menjelaskan tentang HIV sebagai penyebab AIDS, gejala dan tahapannya, serta cara pencegahannya melalui pengetahuan dan perilaku yang bertanggung jawab.
1. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
2. Gejala klinis DBD bervariasi mulai dari demam ringan hingga sindrom syok yang berbahaya.
3. Penatalaksanaan terapeutik meliputi pemberian cairan infus, antipiretik, dan pengawasan tanda-tanda perdarahan dan syok.
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan AIDS. HIV menginfeksi sel darah putih khususnya limfosit CD4, sehingga menurunkan daya tahan tubuh. AIDS terjadi ketika kadar CD4 rendah dan tubuh rentan terhadap infeksi. Penularan HIV melalui hubungan seksual, darah, atau ibu ke anak. Pemeriksaan tes ELISA dan konfirmasi digunakan untuk diagnosis. Pengobatan ARV dapat memperlambat perkembangan
1. Laporan pendahuluan dan askep pada pasien dengan HIV membahas konsep dasar AIDS, etiologi, manifestasi klinis, diagnostik, dan penatalaksanaan pasien HIV.
1. Laporan pendahuluan ini membahas tentang HIV/AIDS, meliputi pengertian, etiologi, cara penularan, patofisiologis, tanda dan gejala, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan medisnya.
Klasifikasi stadium klinis HIV/AIDS menurut WHO terdiri dari 4 stadium. Stadium 1 adalah asimtomatik, stadium 2 ringan, stadium 3 sedang, dan stadium 4 berat. Pada anak, stadium klinis meliputi limfadenopati, hepatosplenomegali, dan berbagai infeksi seperti kandidiasis. HIV adalah virus yang menyerang sel kekebalan dan menyebabkan AIDS akibat defisiensi sistem kekebalan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, gejala, diagnosis, komplikasi, dan penanggulangan HIV/AIDS. HIV adalah virus yang menyerang sel T CD4+ dan menyebabkan AIDS bila jumlah sel T CD4+ menurun di bawah 200/μL darah. Gejala AIDS bervariasi mulai dari ringan hingga parah seperti infeksi oportunistik. Diagnosis dilakukan secara klinis dan laboratorium. Penanggulangannya meliputi promosi kesehatan,
Gejala dan tanda yang muncul pada pasien AIDS sangat beragam dan kompleks karena sistem kekebalan tubuh menurun sehingga berbagai infeksi dan kanker dapat menyerang berbagai organ. Oleh karena itu, perawatan pasien AIDS memerlukan pendekatan multidisiplin dan dukungan sosial dan psikologis yang kuat.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, gejala, diagnosis, dan penanggulangan HIV/AIDS. HIV adalah virus yang menyerang sel T CD4+ dan menyebabkan kekebalan tubuh menurun, sehingga menimbulkan berbagai infeksi oportunistik. Diagnosis HIV dapat dilakukan melalui tes laboratorium dan gejala klinis. Upaya penanggulangan meliputi promosi kesehatan, pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem imun khususnya imunodefisiensi. Secara ringkas dibahas mengenai patofisiologi HIV, gambaran klinis, tingkat infeksi HIV, dan infeksi oportunistik seperti Pneumonia Pneumocystis Karinii dan Citomegalovirus."
Presentasi ini membahas tentang HIV, virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan AIDS. Ciri-ciri virus HIV adalah berukuran kecil, berbentuk bulat, dan terdiri atas lemak dan protein. Virus HIV menular melalui cairan tubuh seperti darah, sperma, cairan vagina, dan ASI. Gejalanya bervariasi mulai dari demam, diare hingga infeksi jamur. Deteksi HIV dilakukan dengan tes PCR, antibodi, atau antigen untuk menget
Dokumen ini membahas tentang HIV dan AIDS, termasuk definisi, gejala, cara penularan, dan penanganannya. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan AIDS. Gejalanya meliputi demam, gangguan pernafasan dan pencernaan, penurunan berat badan, dan gangguan kulit. Virus menular melalui darah, cairan seksual, dan ASI. Saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan, namun pengobatan bert
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
2. Definisi
HIV : Human Immunodeviciency Virus
A : Acquired : Didapat, Bukan penyakit
keturunan
I : Immune : Sistem kekebalan tubuh
D : Deficiency : Kekurangan
S : Syndrome : Kumpulan gejala-gejala penyakit
AIDS : merupakan kumpulan gejala penyakit akibat
menurunnya system kekebalan tubuh oleh virus yang
disebut HIV.
AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan
kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang
diakibatkan oleh factor luar (bukan dibawa sejak
lahir )
3. eTiOLOGi
Disebabkan oleh virus disebut Human
Immunodeficiency Virus ( HIV ) yang berupa agen
viral yang dikenal dengan retrovirus yang
ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat
terhadap limfosit T.
Faktor resiko :
• Drug abbuse : dengan suntikan bersama - sama
• Hubungan sexual dengan penderita
• Transfusi
• Kontak dengan cairan tubuh penderita dengan
jaringan yang terbuka
5. STADIUM HIV – AIDSSTADIUM HIV – AIDS
1. Stadium awal infeksi : mirip gejala influensa : demam,
lemah lesu, nyeri sendi, pembesaran kelenjar, hilang
dengan sendirinya
2. Stadium tanpa gejala : tidak ada gejala tetapi
antibodi dalam darah ( + ). Berlangsung 5 – 7 th
setelah terinfeksi
3. Stadium ARC ( AIDS Related Complex ) : jika ada
2/lebih gejala klinis terjadi selama 3 bulan & ada
kelainan pemeriksaan lab/ radiologi :
• Demam terus menerus
• BB turun > 10 % dlm waktu 3 bulan
• Diare terus menerus tanpa sebab yang jelas
6. • Batuk & sesak > sebulan
• Kulit gatal & ada bercak
• Perdarahan yang tidak diketahui sebabnya
4. Stadium AIDS : kekebalan tubuh semakin rusak
& infeksi oportunistik ( TBC, candidiasis,
Limpoma, sarkoma kaposi & gejala persyarafan
yang kronik )
7. Tanda & Gejala :
Semua tanda & gejala yang berkaitan dengan
penurunan sistem imun
Acut gejala tidak khas dan mirip tanda dan gejala penyakit biasa
seperti demam berkeringat, lesu mengantuk, nyeri sendi, sakit
kepala, diare, sakit leher, radang kelenjar getah bening, dan bercak
merah di tubuh
Radang kelenjar getah bening menyeluruh dan menetap, dengan
gejala pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh selama
lebih dari 3 bulan.
Penyakit infeksi yang mengenai
semua sistem tubuh
10. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Serologis :
• Tes antibody serum : Skrining Human Immunodeficiency Virus
(HIV) dan ELISA. Hasil tes positif, tapi bukan merupakan
diagnosa
• Tes blot western : Mengkonfirmasi diagnosa Human
Immunodeficiency Virus (HIV)
• Sel T limfosit :Penurunan jumlah total
• Sel T4 helper ( CD 4 ) :Indikator system imun (jumlah <200 )
• T8 ( sel supresor sitopatik ) :Rasio terbalik ( 2 : 1 ) atau lebih
besar dari sel suppressor pada sel helper ( T8 ke T4 )
mengindikasikan supresi imun.
• Kadar Ig : Meningkat, terutama Ig A, Ig G, Ig M yang normal
atau mendekati normal
11. Histologis:Histologis:
pemeriksaan sitologis urine, darah, feces,pemeriksaan sitologis urine, darah, feces,
cairan spina, luka, sputum, dan sekresi,cairan spina, luka, sputum, dan sekresi,
untuk mengidentifikasi adanya infeksi :untuk mengidentifikasi adanya infeksi :
parasit, protozoa, jamur, bakteri, viral.parasit, protozoa, jamur, bakteri, viral.
Neurologis : EEG, MRI, CT Scan otak,Neurologis : EEG, MRI, CT Scan otak,
EMG (pemeriksaan saraf)EMG (pemeriksaan saraf)
•Sinar X dada ; Menyatakan perkembanganSinar X dada ; Menyatakan perkembangan
filtrasi interstisial tahap lanjut ataufiltrasi interstisial tahap lanjut atau
adanya komplikasi lainadanya komplikasi lain
12. PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN
•SymtomatikSymtomatik
•ARV ( Anti Retro Virus )ARV ( Anti Retro Virus )
– Pemberian ARV bertujuan untuk : mengendalikan replikasi HIV,Pemberian ARV bertujuan untuk : mengendalikan replikasi HIV,
memelihara dan meningkatkan fungsi imunologis, meningkatkanmemelihara dan meningkatkan fungsi imunologis, meningkatkan
sel CD4, menurunkan komplikasi HIVsel CD4, menurunkan komplikasi HIV
– Pemberian ARV harus memperhatikan stadium klinis danPemberian ARV harus memperhatikan stadium klinis dan
jumlah sel CD4 (untuk penderita dewasa) sebagai berikut:jumlah sel CD4 (untuk penderita dewasa) sebagai berikut:
1. Stadium lanjut ( AIDS ) tanpa memikirkan jumlah sel CD41. Stadium lanjut ( AIDS ) tanpa memikirkan jumlah sel CD4
atau limfosit total.atau limfosit total.
2. Stadium klinis III dengan jumlah sel CD4 <350/mmk untuk2. Stadium klinis III dengan jumlah sel CD4 <350/mmk untuk
mendukung pengambilan keputusan.mendukung pengambilan keputusan.
3. Stadium klinis I atau II dengan jumlah sel CD4 <200/mmk3. Stadium klinis I atau II dengan jumlah sel CD4 <200/mmk
atau limfosit total < 1.200/mmk.atau limfosit total < 1.200/mmk.
13. Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN :
• Riwayat saat iniRiwayat saat ini : terkait dengan gejala infeksi
HIV/AIDS
Klien sering datang dengan gangguan sistem
pernafasan / sistem pencernaan ( diare lama )
• Riw. Masa laluRiw. Masa lalu : klien sering mengalami infeksi
( demam ) yang hilang timbul, penyakit pernafasan,
saluran pencernaan ( kandidiasis oral s.d diare )
• Faktor pencetusFaktor pencetus : Narkoba dengan injeksi, sexual
dengan penderita, karena tranfusi, karena proses
kelahiran ( pada pasien anak/bayi )
14. Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum :kesadaran : composmentis s.d coma
Penurunan BB yang drastis
TTV : adanya nilai abnormal :
adanya tanda infeksi, gangguan
pernafasan & gangguan sirkulasi
Lakukan pemeriksaan pada semua sistem tubuh,
Fokus utama pada keluhan saat ini
Contoh : Ps datang dengan diare : pemeriksaan fisik
awal pada sistem pencernaan & status
hidrasi
15. Masalah Keperawatan
1. Resiko perluasan infeksi b.d. penurunan kekebalan
tubuh
2. Resiko kekurangan volume cairan
3. Tidak efektifnya pola nafas
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5. Nyeri akut/kronis b.d. kerusakan jaringan
6. Kelelahan b.d. penurunan produksi energi
7. Isolasi sosial b.d. perubahan status sosial, sistem
pendukung yang tidak adekwat
Masalah lain dapat muncul sesuai dengan gejala &
stadium yang ada pada pasien