SlideShare a Scribd company logo
SEMINAR NASIONAL MIPA IV UNDIKSHA 
Kimia Hijau dalam Praktikum Laju Reaksi 
I Wayan Redhana 
Universitas Pendidikan Ganesha 
Email: redhana.undiksha@gmail.com 
Abstrak 
Tujuan studi ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis bahan-bahan yang aman bagi 
manusia dan ramah bagi lingkungan pada praktikum laju reaksi. Studi ini dilakukan dengan 
mengkaji literatur dan mengeksplorasi gagasan yang terkait dengan praktikum kimia ramah 
lingkungan. Ada empat jenis praktikum yang dilakukan pada topik laju reaksi, yaitu: 
pengaruh luas permukaan, konsentrasi, suhu, dan katalis masing-masing terhadap laju 
reaksi. Pada praktikum pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi, bahan-bahan yang 
dapat digunakan adalah tablet efervesen (dalam bentuk utuh dan butiran dengan massa 
yang sama) dan air. Pada pengaruh konsentrasi dan suhu masing-masing terhadap laju 
reaksi, bahan-bahan yang dapat digunakan tablet vitamin C, iodium tincture, hidrogen 
peroksida, dan pati. Sementara itu, pada praktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi, 
bahan-bahan yang dapat digunakan adalah hidrogen peroksida dan kentang. Bahan-bahan 
ramah lingkungan ini menggantikan bahan-bahan kimia pada praktikum tradisional, seperti 
larutan HCl, Na S O , dan FeCl yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. 
Kata-kata kunci: bahan kimia berbahaya, bahan ramah lingkungan, praktikum kimia hijau 
Abstract 
This study aimed at describing and analyzing materials being safe for human and friendly for 
environment at chemical rate practicum. The study was conducted by reviewing references 
and exploring ideas related to the environmentally friendly chemistry practicum. There were 
four topics of chemical rate practicum, namely: the effect of surface area, concentration, 
temperature, and catalyst toward the chemical rate, respectively. At the effect of surface 
area of reactans toward the chemical rate, materials being used were effervescent tablet (in 
form of chunks and granules at the same mass) and aquadest. At the effect of concentration 
of reactans and temperature toward the chemical rate, respectively, materials being used 
were vitamin C tablets, tincture of iodine, hydrogen peroxide, and starch. Meanwhile, at the 
practicum of the effect of catalyst toward the chemical rate, materials being used were 
hydrogen peroxide and potato. These materials replaced chemicals used in the traditional 
practicum, such as solution of HCl, Na S O , and FeCl being dangerous to the human and 
environment. 
Keywords: hazardous chemicals, environmentally friendly materials, green chemistry 
practicum 
1. Pendahuluan 
Seiring dengan globalisasi, produksi se-nyawa- 
senyawa kimia mengalami pening-katan 
yang sangat drastis. Senyawa-senya-wa 
kimia produk industri ini banyak diguna-kan 
dalam kehidupan sehari-hari, seperti 
pestisida untuk mengendalikan hama ta-naman, 
pupuk untuk menyuburkan tanam-an, 
deterjen digunakan untuk mencuci paka-ian, 
dan deodoran untuk menghilangkan bau 
badan. 
Senyawa-senyawa kimia ini juga ba-nyak 
digunakan dalam industri kertas, pu-puk, 
cat, makanan dan minuman, farmasi, 
dan lain sebaginya. Kegiatan penelitian, uji 
makanan dan minuman, dan praktikum ki-mia 
juga menggunakan senyawa-senyawa 
kimia. 
Praktikum kimia merupakan salah satu 
proses pada pembelajaran kimia untuk 
memverifikasi teori-teori, prinsip-prinsip, 
atau hukum-hukum dalam kimia. Praktikum 
kimia menggunakan senyawa-senyawa ki-mia. 
Hukum kekekalan massa, misalnya, di-buktikan 
dengan mereaksikan senyawa tim-bal 
nitrat (Pb(NO ) ) dengan kalium iodida 
(KI). Kedua senyawa ini dilarutkan dalam air 
membentuk larutan yang tidak berwarna. 
Ketika kedua larutan ini direaksikan, endap-an 
berwarna kuning akan terbentuk. Endap-an 
berwarna kuning ini adalah senyawa 
PbI . Reaksi yang terjadi adalah:
SEMINAR NASIONAL MIPA IV UNDIKSHA 
Pb(NO ) (aq) + KI(aq)  PbI (s) + KNO (aq) 
Massa larutan Pb(NO ) dan KI sebelum re-aksi 
ditimbang dan massa campuran setelah 
reaksi ditimbang. Ternyata massa zat sebe-lum 
reaksi sama dengan massa zat setelah 
reaksi. 
Praktikum yang lain adalah pengguna-an 
senyawa CaCO dan larutan HCl untuk 
mempelajari pengaruh luas permukaan ter-hadap 
laju reaksi. Padatan CaCO dalam 
berbagai ukuran (bongkahan dan butiran de-ngan 
massa yang sama) direaksikan de-ngan 
larutan HCl 1 M. Reaksi antara butiran 
CaCO dan larutan HCl menghasilkan gas 
yang lebih cepat dibandingkan reaksi antara 
bongkahan CaCO dan larutan HCl. Untuk 
mempelajari pengaruh konsentrasi dan suhu 
terhadap laju reaksi, bahan-bahan yang di-gunakan 
larutan natrium tiosulfat (Na S O ) 
dan asam klorida (HCl). Pengaruh konsen-trasi 
terhadap laju reaksi dilakukan dengan 
mengubah-ubah konsentrasi larutan natrium 
tiosulfat, sedangkan konsetrasi larutan HCl 
dibuat tetap. Sementara itu, pengaruh suhu 
terhadap laju reaksi dilakukan dengan 
mengubah-ubah suhu reaksi. Reaksi yang 
terjadi antara larutan Na S O dan HCl ada-lah: 
Na S O (aq) + 2HCl(aq)  2NaCl(aq) + SO (g) + 
S(s) + H O(l) 
Di lain pihak, pada pengaruh katalis ter-hadap 
laju reaksi, bahan-bahan yang digu-nakan 
larutan H O %, HCl, NaCl, dan 
FeCl , masing-masing 1 M Ke dalam tiga 
larutan H O % dalam tabung reaksi dima-sukkan 
masing-masing larutan HCl, NaCl, 
dan FeCl . Reaksi penguraian H O adalah: 
H O (aq)  H O(l) + O (g) 
Reaksi dengan katalis (larutan FeCl ) meng-hasilkan 
gelembung-gelembung gas lebih 
cepat. 
Kebanyakan zat-zat kimia yang diguna-kan 
pada praktikum di atas berbahaya bagi 
manusia (mahluk hidup) dan lingkungan. La-rutan 
Pb(NO ) yang mengandung ion logam 
berat Pb , misalnya, dapat menyebabkan 
gangguan pada sistem organ, terutama ne-krosis 
pada sel hati (Rosita, 2011), serta pa-da 
gangguan ginjal, sistem saraf, dan sistem 
reproduksi (Kompas, 2009). Demikian juga 
dengan larutan HCl. Larutan ini bersifat ko-rosif 
terhadap mata, kulit, dan membran mu-kosa. 
Jika terhirup, HCl dapat menyebakan 
iritasi dan inflamasi pada saruran pernafas-an 
dan pulmonary endema pada manusia. 
Jika tertelan, HCl dapat menyebabkan koro-sif 
pada membran mukus, kerongkongan, 
dan perut. Paparan dengan konsentrasi ren-dah 
menyebabkan perubahan warna dan 
erosi pada gigi (EPA, 2014). Sementara itu, 
larutan Na S O dapat menyebabkan iritasi 
pada mata, kulit, sistem pencernaan, dan 
sistem pernafasan (Safe Work Australia, 2012). 
Mencermati bahaya yang ditimbulkan 
oleh bahan-bahan kimia yang digunakan da-lam 
praktikum kimia, perlu dilakukan upaya 
untuk lebih menghijaukan praktikum kimia. 
Artinya, praktikum kimia dibuat lebih aman 
terhadap manusia dan lebih ramah terhadap 
lingkungan. Upaya untuk mengganti bahan-bahan 
kimia berbahaya yang digunakan pa-da 
praktikum kimia tradisional dengan ba-han- 
bahan yang aman dan ramah lingkung-an 
telah dilaporkan oleh beberapa ahli (Kim-brough, 
Magoun, & Langfur, 1997; Sato, 
Aoki, & Nayori, 1998; Wright, 2002; Travis et 
al. Can & Dickneider, 2004; Braun et 
al. Gandhari, Maddukuri, & Vinod, 
Chandrasekaran et al. Yama-da, 
Torri, & Uozumi, 2009; Hatamjafari & 
Nezhad, 2013; Beyon Benign, 2014; Inam et 
al., ; Pacheco et al. ; Redhana, 
). 
2. Metode Penelitian 
Untuk dapat mengetahui bahan-bahan 
dan prosedur praktikum kimia hijau, peneli-tian 
studi pustaka dilakukan. Pada studi pus-taka 
ini, penulis mengumpulkan informasi 
dari berbagai sumber, yaitu dari buku-buku 
teks dan dari artikel jurnal tentang bahaya 
yang ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia 
yang digunakan dalam praktikum kimia tra-disional 
dan bahan-bahan kimia ramah ling-kungan 
yang dapat digunakan dalam prak-tikum 
kimia hijau. Penulis juga mengumpul-kan 
informasi tentang prosedur-prosedur 
praktikum kimia hijau. 
. Hasil Penelitian 
Praktikum kimia tradisional umumnya 
menggunakan bahan-bahan kimia yang ber-bahaya, 
tidak hanya berbahaya bagi manu-sia 
tetapi juga berbahaya bagi lingkungan. 
Berikut ini disajikan zat-zat kimia yang 
digunakan pada praktikum kimia tradisional 
untuk topik laju reaksi (Tabel 1). 
Tabel . Nama zat-zat kimia yang digunakan 
pada praktikum kimia tradisional untuk topik 
laju reaksi dan efek yang ditimbulkannya 
Zat-zat 
kimia 
Efek yang ditimbulkan 
HCl Zat ini dapat menyebabkan batuk, 
tersedak, radang tenggorokan, 
hidung, saluran pernafasan bagian 
atas, dan edema paru-paru jika 
terhirup. Selain itu, zat ini dapat 
menyebabkan kegagalan peredaran 
darah, dan kematian. Jika tertelan, 
zat ini dapat menyebabkan luka 
bakar pada mulut dan 
kerongkongan, dan saluran
SEMINAR NASIONAL MIPA IV UNDIKSHA 
pencernaan, mual, muntah, dan 
diare. Jika kontak dengan kulit, zat 
ini dapat menyebabkan kemerahan, 
nyeri, dan luka bakar pada kulit. Jika 
kontak dengan mata, zat ini dapat 
menyebabkan iritasi, kebutaan, dan 
luka bakar pada mata. 
Na S O Zat ini dapat menyebabkan iritasi 
pada mata, kulit, sistem pencernaan, 
dan sistem pernafasan. 
FeCl Jika terhirup dalam bentuk kabut 
atau uap, zat ini dapat 
menyebabkan iritasi pada bagian 
atas saluran pernafasan. Jika 
tertelan, zat ini bersifat racun bagi 
tubuh dengan gejala mual, muntah, 
iritasi gastrointestinal, luka bakar di 
mulut dan tenggorokan. Konsumsi 
berulang dengan dosis subletal 
dapat menyebabkan deposisi dalam 
jaringan disertai dengan kerusakan 
pankreas dan hati. Jika kontak 
dengan kulit, zat ini dapat 
menyebabkan iritasi dan luka bakar 
pada kulit. Jika kontak dengan mata, 
zat ini dapat menyebabkan iritasi 
pada mata. Jika tertelah dalam dosis 
tinggi, zat ini dapat menyebabkan 
kerusakan fungsi hati yang ditandai 
oleh rasa mual atau muntah, nafsu 
makan berkurang, sakit perut, lesu, 
kotoran berwarna, diare, hipertensi, 
dehidrasi, asidosis, dan koma. 
Perubahan sementara terjadi pada 
aktivitas listrik jantung. Hal ini dapat 
mengakibatkan denyut tidak teratur, 
jantung berdebar, atau sirkulasi 
yang tidak memadai. 
(Sumber: Carson & Mumford, 2002; Kusumastuti & 
Karliana, 2008; Safe Work Australia, 2012) 
Agar siswa aman bekerja pada saat 
praktikum dan limbah yang dibuang dari ha-sil 
praktikum tidak berbahaya terhadap ling-kungan, 
bahan-bahan kimia berbahaya yang 
digunakan pada praktikum kimia tradisional 
perlu diganti dengan bahan-bahan yang le-bih 
aman bagi manusia dan ramah bagi ling-kungan. 
Pemilihan bahan-bahan kimia yang 
aman dan ramah lingkungan ini harus dida-sarkan 
atas beberapa pertimbangan. Perta-ma, 
bahan-bahan kimia tersebut harus da-pat 
bereaksi yang menggambarkan prinsip-prinsip, 
teori-teori, atau hukum-hukum kimia. 
Kedua, gejela terjadinya reaksi-reaksi kimia 
oleh bahan-bahan yang aman dan ramah 
lingkungan ini harus dapat diamati dengan 
jelas. Ketiga, bahan-bahan tersebut mudah 
diperoleh. 
Bahan-bahan yang aman dan ramah 
lingkungan yang digunakan pada pengaruh 
luas permukaan terhadap laju reaksi adalah 
tablet efervefen (Informasi Produk Farmasi, 
) dan air. Tablet efervesen yang me-ngandung 
vitamin C 1000 mg dibuat dalam 
dua ukuran, yaitu tablet utuh dan tablet yang 
telah dihancurkan menjadi ukuran kecil-ke-cil, 
namun massa kedua ukuran tablet ini 
sama. Kedua ukuran tablet ini dimasukkan 
ke dalam masing-masing 50 mL air. Tablet 
efervefen dengan ukuran lebih kecil akan 
menghasilkan gas yang lebih cepat daripada 
tablet efervefen dengan ukuran yang lebih 
besar. 
Untuk mempelajari pengaruh konsen-trasi 
terhadap laju reaksi, bahan-bahan yang 
aman dan ramah lingkungan yang digu-nakan 
adalah tablet vitamin C 00 mg), 
iodium tincture, H O ( %), pati, air, dan es 
(Wright, 2002). Prosedur yang dilakukan 
adalah sebagai berikut. Gerus tablet vi-tamin 
C 1000 mg kemudian larutkan dalam 
60 mL air. Beri label larutan ini sebagai la-rutan 
“stok vitamin C.” Campurkan 5 mL 
larutan “stok vitamin C” dengan 5 mL iodium 
dan 60 mL air. Label larutan ini dengan “la-rutan 
A.” Buat “larutan B” dengan me-nambahkan 
60 mL air ke dalam 15 mL la-rutan 
H O ( %) dan 2 mL koloid pati %). 
Tuangkan “larutan A” dan “larutan B” ke 
dalam gelas kimia untuk mencampurnya se-cara 
menyeluruh. Catat waktu sampai ter-jadinya 
perubahan warna (Wright, 2002). 
Prosedur untuk mempelajari pengaruh 
konsentrasi terhadap laju reaksi dapat diura-ikan 
sebagai berikut. Ulangi eksperimen 
di atas, tetapi sekarang kita menggunakan 
30 mL air untuk membuat “larutan A” dan 
“larutan B.” Catat waktu reaksi sampai terja-dinya 
perubahan warna. Ulangi ekspe-rimen 
di atas, sekarang kita menggunakan 
90 mL air untuk membuat “larutan A” dan 
“larutan B.” Catat waktu sampai terjadinya 
perubahan warna (Wright, 2002). 
Prosedur untuk mempelajari pengaruh 
suhu terhadap laju reaksi dapat ditunjukkan 
berikut ini. Ulangi eksperimen awal di 
atas dengan menggunakan 60 mL air untuk 
membuat “larutan A” dan “larutan B” kemu-dian 
dinginkan kedua larutan tersebut sam-pai 
suhu 15 °C Campurkan “larutan A” dan 
“larutan B” ke dalam wadah di dalam pena-ngas 
es dan atur suhunya oC. Catat wak-tu 
sampai terjadi perubahan warna. (2) 
Ulangi lagi, kali ini gunakan penangas air 
hangat untuk memanaskan larutan sampai 
suhu 25 °C. Catat waktu sampai terjadi pe-rubahan 
warna. (3) Ulangi lagi, lakukan re-aksi 
pada suhu kamar, catat suhu. Catat 
waktu sampai terjadi perubahan warna. (4) 
ulangi pada suhu yang lain, misalnya pada 
suhu 40 oC (Wright . 
Untuk pengaruh katalis terhadap laju 
reaksi, bahan-bahan ramah lingkungan yang 
digunakan adalah larutan H O % dan ken-tang. 
Prosedur kimia hijau yang dilakukan 
pada praktikum pengaruh katalis terhadap 
laju reaksi adalah sebagai berikut. Pertama,
SEMINAR NASIONAL MIPA IV UNDIKSHA 
satu buah kentang digerus dengan lumpang 
dan alu kemudian ditambahkan dengan 100 
mL air, kemudian saring untuk diambil filtrat-nya. 
Ke dalam 5 mL larutan H O 3% ditam-bahkan 
mL filtrat ekstrak kentang. Catat 
waktu yang diperlukan saat mulai terbentuk-nya 
gelembung-gelembung gas (Kimbrough, 
Magoun, & Langfur, 1997). Sebagai pem-banding 
adalah 5 mL larutan H O 3% yang 
tidak ditambahkan apa-apa. Catat juga wak-tu 
yang diperlukan sampai terbentuknya ge-lembung- 
gelembung gas. 
4. Pembahasan Hasil 
Selama ini, praktikum kimia tidak bisa 
dilepaskan dari bahan-bahan kimia berbaha-ya. 
Walapun ada beberapa bahan-bahan ki-mia 
tang tidak berbahaya digunakan dalam 
praktikum kimia, namun kebanyakan dari 
bahan-bahan yang digunakan dalam prakti-kum 
kimia berbahaya bagi manusia dan ling-kungan. 
Bahan-bahan kimia yang umumnya di-gunakan 
dalam praktikum kimia SMA antara 
lain adalah padatan NaOH, larutan HCl, la-rutan 
H SO , larutan HNO , larutan CuSO , 
larutan Ca(OH) , larutan NH OH, larutan 
NH Cl, larutan Na S O , padatan CaCO , la-rutan 
H C O , larutan KMnO , larutan 
KSCN, larutan FeCl , larutan Na CO , larut-an 
CH COOH, larutan Ba(OH) , larutan 
CH COONa, larutan Pb(NO ) , larutan KI, 
larutan K CrO , alkohol, larutan ZnSO , la-rutan 
FeSO , larutan Cu(NO ) , larutan 
Zn(NO ) , larutan AlCl , larutan CaCl , larut-an 
Fe (SO ) , larutan KCl, larutan KBr, dan 
larutan Na C O . 
Bahan-bahan ini berbahaya bagi manu-sia 
dan lingkungan (Carson & Mumford, 
Kusumastuti & Karliana, 2008; Safe 
Work Australia, 2012). NaOH, misalnya, jika 
kontak dengan mata, dapat menyebabkan 
mata terbakar dan kerusakan pada kornea. 
Jika kontak dengan kulit, zat ini dapat me-nyebabkan 
ruam kulit, kulit dingin dan lem-bap 
dengan sianosis atau warna pucat, dan 
kulit terbakar. Jika tertelan, zat ini dapat me-nyebabkan 
kerusakan parah dan permanen, 
luka bakar, dan perforasi pada saluran pen-cernaan. 
Selain itu, zat ini juga dapat me-nyebabkan 
sakit parah, mual, muntah, diare, 
dan shock. Jika terhirup, zat ini dapat me-nyebabkan 
iritasi yang berupa pneumonitis 
kimia dan edema paru. Demikian juga dapat 
menyebabkan iritasi pada saluran perna-fasan 
bagian atas dengan batuk, luka bakar, 
dan kesulitan bernapas. 
Pb(NO ) berbahaya jika terhirup atau 
tertelan. Pb(NO ) berbahaya bagi organism 
akuatik, dan dapat menyebabkan efek jang-ka 
panjang yang merugikan pada lingkung-an 
akuatik. 
CuSO dapat menyebabkan iritasi pada 
kulit dan mata, saluran pencernaan, dan sa-luran 
pernafasan. Beracun bagi ginjal dan 
hati. Jika kontak terlalu lama dan berulang, 
zat ini dapat merusak organ. 
H SO jika terhirup, zat ini dapat me-nyebabkan 
iritasi pada hidung dan tenggo-rokan 
serta mengganggu paru-paru. Jika 
terkena mata, zat dapat menimbulkan luka 
yang parah dan kebutaan. Jika terkena kulit, 
zat ini dapat menyebabkan luka, iritasi (ga-tal- 
gatal), dan kerusakan pada jaringan (me-lepuh 
atau luka bakar pada kulit). Jika terte-lan, 
zat ini bersifat beracun. 
H C O berbahaya jika terjadi kontak 
dengan kulit, mata, tertelan, dan terhirup. 
Zat ini dapat menyebabkan kerusakan atau 
kebutaan. Jika kontak dengan kulit, zat ini 
dapat menghasilkan radang dan blistering. 
Jika terhirup, zat ini akan menghasilkan iri-tasi 
pada saluran pernafasan yang dicirikan 
oleh terbakar, bersin, batuk, serta dapat me-rusak 
paru-paru, choking, ketidaksadaran 
atau kematian. Paparan berkepanjangan da-pat 
menyebabkan luka bakar dan ulce-rations. 
Pada paparan berlebih, zat ini dapat 
menyebabkan gangguan pernafasan, dan 
bahkan kanker. 
KMnO dapat menyebabkan iritasi pada 
kulit dan mata dan juga korosif terhadap ma-ta 
dan kulit. Sementara itu, K CrO menye-babkan 
iritasi pada kulit, mata, saluran pen-cernaan, 
dan saluran pernafasan. Kulit men-jadi 
gatal dan memerah. 
KSCN Dapat menyebabkan iritasi pada 
kulit jika zat ini mengenai kulit dan mata. Da-pat 
merusak paru-paru jika terhirup. 
Bahaya yang ditimbulkan oleh bahan-bahan 
kimia berbahaya di atas mestinya ti-dak 
menyebabkan guru-guru kimia untuk ti-dak 
melakukan praktikum kimia. Hal ini ka-rena 
praktikum kimia akan melatih keteram-pilan 
siswa dalam merancang, merangkai 
alat, menggunakan alat, mengobservasi, 
mencatat data, menganalisis data, menarik 
simpulan, dan terakhir adalah mengomuni-kasikan 
hasil-hasil praktikum. Ini adalah 
prinsip dari pendekatan saintifik yang direko-mendasikan 
oleh kurikulum 201 . Praktikum 
kimia tidak bisa digantikan oleh metode 
pembelajaran lainnya, misalnya penggu-naan 
animasi dan video. Karena kegiatan 
praktikum memungkinkan siswa mengalami, 
melakukan, dan merasakan bagaimana pro-ses 
praktikum tersebut. Oleh karena itu, 
upaya untuk menemukan bahan-bahan 
praktikum yang aman bagi manusia dan ra-mah 
bagi lingkungan harus selalu diupaya-
SEMINAR NASIONAL MIPA IV UNDIKSHA 
kan untuk menggantikan bahan-bahan kimia 
yang berbahaya. 
Praktikum laju reaksi merupakan salah 
satu praktikum kimia yang frekuensinya cu-kup 
banyak dibandingkan dengan praktikum 
pada topik yang lain. Ada empat subtopik 
praktikum yang dilakukan, yaitu pengauh 
luas permukaan terhadap laju reaksi, penga-ruh 
konsentrasi terhadap laju reaksi, penga-ruh 
suhu terhadap laju reaksi, dan pengaruh 
katalis terhadap laju reaksi. 
Pada praktikum pengaruh luas permu-kaan 
terhadap laju reaksi, bahan-bahan 
yang aman dan ramah lingkungan yang di-gunakan 
adalah tablet efervesen dan air. 
Tablet efervesen adalah tablet yang me-ngandung 
natrium bikarbonat (NaHCO ), 
asam sitrat atau asam tartrat, dan vitamin C. 
Kandungan yang penting dari tablet eferve-sen 
ini dalam konteks pengaruh luas permu-kaan 
terhadap laju reaksi adalah NaHCO 
dan asam sitrat atau asam tartrat, bukan 
kandungan vitamin C-nya. Pada praktikum 
pengaruh luas permukaan terhadap laju re-aksi 
ini, ukuran tablet dibuat berbeda (tablet 
utuh dan butiran dengan massa yang sa-ma). 
Ketika tablet dengan ukuran yang ber-beda 
ini dilarutkan dalam air, kedua 
NaHCO dan asam sitrat atau asam tartrat 
bereaksi menghasilkan gelembung-gelem-bung 
gas karbondiokida (CO ). Reaksi anta-ra 
NaHCO dan asam sitrat adalah: 
NaHCO (s) + H C H O .H O(s)  
Na C H O (aq) + H O(l) + CO (g). 
Sementara itu, reaksi antara NaHCO dan 
asam tartrat adalah: 
2NaHCO + H C H O  Na C H O + 
2H O + 2CO 
(Informasi Produk Farmasi, 
Ukuran tablet efervesen (tablet utuh 
dan butiran kecil dengan masa yang sama) 
akan berpengaruh pada kecepatan melarut-nya 
tablet. Kecepatan melarutnya tablet ini 
dapat diketahui dari kecepatan terbentuknya 
gelembung-gelembung gas, yaitu gas CO . 
Kecepatan kelarutan berdasarkan ukuran ta-blet 
ini merupakan juga kecepatan reaksi 
yang berlangsung antara NaHCO dan 
asam sitrat atau antara NaHCO dan asam 
tartrat. 
Untuk mempelajari pengaruh konsen-trasi 
terhadap laju reaksi, bahan-bahan yang 
digunakan adalah tablet vitamin C, larutan 
H O 3%, iodium tincture, pati, dan air. Pada 
pembentukan ”larutan A,” reaksi yang terjadi 
adalah: 
C H O (aq) + I (aq)  C H O (aq) + 
2H+(aq) + 2I-(aq) 
Pada ”larutan B,” larutan H O 3% tidak 
bereaksi dengan koloid pati. Ketika ”larutan 
A” dan ”larutan B” dicampurkan, reaksi yang 
terjadi adalah: 
2H+(aq) + 2I-(aq) + H O (aq)  I (aq) + 2H O(l). 
I (aq) yang terbentuk pada reaksi kedua se-gera 
bereaksi dengan amilum membentuk 
kompleks berwarna biru tua (Wright, 2002). 
Kecepatan reaksi ditentukan oleh kecepatan 
terbentuknya warna biru tua. Pada pengaruh 
konsentrasi terhadap laju reaksi ini, semua 
konsentrasi diubah dengan mengatur volu-me 
air yang digunakan pada pembuatan ”la-rutan 
A” dan ”larutan B.” Reaktan dengan 
konsentrasi yang lebih tinggi akan mengha-silkan 
laju reaksi yang lebih cepat yang di-tandai 
oleh kecepatan pembentukan kom-pleks 
berwarna biru tua. 
Pada pengaruh suhu terhadap laju re-aksi, 
variabel yang diubah adalah suhu re-aksi. 
Reaksi dilaksanakan pada berbagai 
suhu, dalam hal ini 15 oC, 25 oC, suhu ka-mar, 
dan 40 oC. Pada eksperimen ini, hasil 
yang diperoleh adalah makin tinggi suhu re-aksi, 
laju reaksi makin cepat. 
Terakhir adalah pengaruh katalis terha-dap 
laju reaksi. Pada eksperimen ini, bahan-bahan 
yang digunakan adalah larutan H O 
3% dan kentang. Dalam kentang terdapat 
enzim katalase. Enzim katalase ini memban-tu 
penguraian H O , suatu zat yang berba-haya, 
menjadi H O dan O , suatu zat yang 
tidak berbahaya. Reaksi yang terjadi dapat 
dituliskan: 
H O (aq) 
Katalase 
H O(l) + O (g) 
Enzim katalase ditemukan dalam keba-nyakan 
mahluk hidup. Enzim ini merupakan 
sistem pertahanan mahluk hidup terhadap 
radikal anion superoksida, O 
-, suatu produk 
berbahaya yang dihasilkan pada oksidasi 
metabolik karbohidrat dan lemak. Enzim su-peroksida 
dismutase adalah sistem perta-hanan 
pertama terhadap O 
-. Enzim ini 
mengubah ion superoksida menjadi hidro-gen 
peroksida yang bersifat toksik terhadap 
sel. Enzim katalase bertanggung jawab 
mengubah hidrogen peroksida menjadi air 
dan gas oksigen (Kimbrough, Magoun, & 
Langfur, 1997). 
2O 
-(aq) + 2H+(aq) 
Superoksida dismutase 
H O (aq) + O (aq) 
2H O (aq) 
Katalase 
2H O(aq) + O (g) 
Reaksi dekomposisi di atas mengikuti 
kinetika orde satu dalam rentang waktu re-aksi 
yang singkat (< 3 menit) pada konsen-trasi 
enzim yang relatif tinggi. Selain itu, me-kanisme 
yang diuraikan di atas, katalase se-cara 
berangsur-angsur dioksidasi secara ir-reversible 
oleh hidrogen peroksida sehingga
SEMINAR NASIONAL MIPA IV UNDIKSHA 
larutan enzim menjadi semakin encer. Hal 
ini akan menghasilkan penyimpangan dari 
prilaku orde pertama. Katalase bekerja sa-ngat 
baik pada pH 7 dan mengalami denatu-rasi 
dalam lingkungan basa, yaitu pH di atas 
Kimbrough, Magoun, & Langfur, 1997). 
Pada praktikum kimia hijau, penggan-tian 
bahan-bahan kimia berbahaya dengan 
bahan-bahan kimia ramah lingkungan harus 
selalu diupayakan. Dalam kaitannya dengan 
praktikum kimia hijau ini, petunjuk yang da-pat 
digunakan sebagai acuan adalah seba-gai 
berikut (Chandrasekaran et al., ). 
1) Praktikum seharusnya melibatkan peng-gunaan 
reagen alternatif yang tidak ha-nya 
ramah lingkungan, tetapi juga terse-dia 
dalam jumlah banyak dan harganya 
murah. Eksperimen seharusnya tidak 
melibatkan pelarut-pelarut organik, seperi 
eter, petroleum eter, benzena, toluena, 
dan heksena. 
2) Praktikum yang dimodifikasi seharusnya 
tidak melibatkan teknik-teknik instrumen-tasi, 
seperti sistem tekanan tinggi, sistem 
vakum, dan sistem inert. 
3) Praktikum seharusnya menghindari pro-sedur 
eksperimen yang membosankan, 
seperti waktu reaksi yang lama dan reak-si 
pada tekanan tinggi. 
4) Semua praktikum yang berkaitan dengan 
pembuatan, pemisahan campuran se-nyawa, 
identifikasi gugus fungsi, dan se-bagainya 
seharusnya dilakukan dalam 
skala semimikro atau mikro. 
5) Praktikum yang bertujuan membuat pro-duk 
pada skala besar dapat dihapuskan 
dan sebagai penggantinya adalah siswa 
mungkin disuruh melaporkan data yang 
diambil dari artikel jurnal yang sudah 
dipublikasikan. 
Untuk bahan-bahan kimia berbahaya 
yang tidak dapat diganti dengan bahan-ba-han 
kimia ramah lingkungan, praktikum ma-sih 
bisa dilaksanakan, hanya saja dilakukan 
dalam skala kecil (mikro). Hal ini dimung-kinkan 
karena kimia hijau tidak saja mence-gah, 
tetapi juga mengurangi pembuangan 
limbah berbahaya ke lingkungan. Limbah 
yang dihasilkan dari praktikum yang meng-gunakan 
bahan-bahan kimia berbahaya ini 
sebelum dibuang ke lingkungan perlu diolah 
terlebih dahulu. Untuk bahan-bahan kimia 
yang berbahaya karena konsentrasinya 
yang tinggi, seperti larutan H SO , sebelum 
dibuang ke lingkungan diencerkan terlebih 
dahulu atau direaksikan dengan senyawa 
tertentu untuk menetralkan bahaya yang di-timbulkan. 
Pada kasus ini, larutan H SO 
direaksikan dengan larutan NaOH sehingga 
dihasilkan produk yang aman berupa 
Na SO dan H O. Masih untuk praktikum 
yang menggunakan bahan-bahan kimia ber-bahaya, 
praktikum mungkin tidak dilaksana-kan, 
tetapi siswa tetap membuat rancangan 
praktikum, hanya saja data diberikan oleh 
guru. Data ini dapat diambilkan dari artikel 
jurnal ilmiah yang sudah dipublikasikan. 
Siswa menganalisis data yang diberikan dan 
kemudian mengomunikasikan hasilnya. 
Simpulan 
Berdasarkan hasil penelitian dan pem-bahasan 
di atas, dapat ditarik simpulan se-bagai 
berikut. Bahan-bahan kimia berbaha-ya 
yang digunakan dalam praktikum kimia 
tradisional seharusnya diganti dengan ba-han- 
bahan yang aman bagi manusia dan ra-mah 
bagi lingkungan. Pada praktikum kimia 
hijau untuk pengaruh luas permukaan ter-hadap 
laju reaksi, bahan-bahan yang aman 
dan ramah lingkungan yang dapat diguna-kan 
adalah tablet efervesen dan air. Ukuran 
tablet efervesen divariasikan (bentuk utuh 
dan butiran). Laju reaksi diketahui dari kece-patan 
terbentuknya gelembung-gelembung 
gas CO atau kecepatan melarutnya padat-an 
tablet efervesen. Pada pengaruh konsen-trasi 
dan suhu terhadap laju reaksi, bahan-bahan 
yang aman dan ramah lingkungan 
yang dapat digunakan adalah tablet vitamin 
C, larutan H O , iodium tincture, dan pati. 
Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi 
dilakukan dengan memvariasikan konsen-trasi 
reaktan. Sementara itu, pengaruh suhu 
terhadap laju reaksi dilakukan dengan mem-variasikan 
suhu reaksi. Pada pengaruh ka-talis 
terhadap laju reaksi, bahan-bahan yang 
aman dan ramah lingkungan yang diguna-kan 
adalah larutan H O dan kentang. Ken-tang 
mengandung enzim katalase yang 
membantu penguraian H O menjadi H O 
dan O . 
. Daftar Pustaka 
Beyon Benign. (2014). Green chemistry r-eplacemens 
exercises. Dikases 10 Agustus 
2014 dari http://webcache.googleusercontent. 
com. 
Braun, B., Charney, R., Clarens, A., Farrugia, J., 
Kitchens, C., Lisowski, C., Naistat, D., & 
O’Neil A Completing our education: 
Green chemistry in the curriculum. Journal of 
Chemical Education, - 
Can, M. C. & Dickneider, T. A. (2004). Infusing 
the chemistry curriculum with green chemistry 
using real-world examples, web modules, and 
atom economy in organic chemistry courses. 
Journal of Chemical Education, - 
Carson, P. & Mumford, C. (2002). Hazardous 
Chemicals Handbook nd Ed.). Oxford: 
Butterworth-Heinemann.
SEMINAR NASIONAL MIPA IV UNDIKSHA 
Chandrasekaran, S., Ranu, B. C., Yadav, G. D., 
& Bhanumati, S. (2009). Monographs on 
Green Chemistry Experiments, GC Task 
Force, DST. Diakses 2 Agutus 2014 dari 
http://www.dst. gov.in/green-chem.pdf. 
EPA. (2014). Hydrochloric acid (Hydrogen 
chloride). Diakses 24 September 2014 dari 
http://www.epa.gov/ttn/atw/hlthef/hydrochl.htm 
l. 
Gandhari, R., Maddukuri, P. P., & Vinod, T. K. 
Oxidation of aromatic aldehydes using 
oxone. Journal of Chemical Education, 84 
- 
Hatamjafari, F. & Nezhad, F. G. (2013). An 
efficient one-pot synthesis of dihydropyrimi-dinones 
under solvent-free conditions. 
Oriental Journal of Chemistry, - 
Inam, F., Deo, S., Kadam, N., & Lambat, T. 
(2014). Applications of thermal and micro 
wave-assisted synthesis of xanthone derri-vative: 
A new methodology. International 
Journal of Innovative and Applied Research, 
- 
Informasi Produk Farmasi. (2011). Diakses 25 
September 2014 dari http://produkfarmasi. 
blogspot.com/2011/11/tableteffervescent.html. 
Kimbrough, D. R., Magoun, M. A., & Langfur, M. 
(1997). A Laboratory experiment investigating 
different aspects of catalase activity in an 
inquiry-based approach. Journal of Chemical 
Education, - 
Kompas.com. (2009). Mengapa cat bisa berba-haya? 
Diakses 6 Agustus 2014 dari 
http://properti. kompas.com/read/2009/09/03. 
Kusumastuti, R. & Karliana, I. (2008). Pengenal-an 
MSDS bahan kimia dalam proses reaksi 
bunsen untuk menunjang keselamatan dan 
kesehatan kerja. Sigma Epsilon, 12 - 
Pacheco, B. S., Nunes, C. F. P., Rockembach, 
C., Bertelli, P., Mesko, M. F., Roesch-Ely, M., 
Moura, S., & Pereira, C. M. P. (2014). Eco-friendly 
synthesis of esters under ultrasound 
with p-toluenesulfonic acid as catalyst. Green 
Chemistry Letters and Reviews, - 
Redhana, I W. (2014). Menghijaukan kurikulum 
kimia untuk mencapai pembangunaan ber-kelanjutan. 
Orasi disampaikan pada Sidang 
Senat Tebuka Universitas Pendidikan Gane-sha, 
Singajara, 18 Agustus 2014. 
Rosita, Y. (2011). Dampak plumbum dosis tung-gal 
terhadap gambaran sel hati pada mencit 
(Mus musculus L.). Syifa’MEDIKA, ( , - 
Safe Work Australia (2012). Managing risks ha-zardous 
chemicals in the workplace. Diak-ses 
19 Nonember 2013, dari http://creative 
commons.org/licenses/by-nc/3.0/au. 
Sato, K., Aoki, M., & Nayori, R. A., (1998). A 
green route of adipic acid: Direct oxidation of 
cyclohexenes with 30 percent hydrogen 
peroxide. Science, - 
Travis, B. R., Sivakumar, M., Hollist, G. O., & 
Borhan, B. (2003). Facile oxidation of 
aldehydes to acids and esters with oxone. 
Organic Letters, , 1031– 
Wright, S. W. (2002). The vitamin C clock re-action. 
Journal of Chemical Education, (1), 
41– 
Yamada, Y. M. A., Torri, K., & Uozumi, Y. (2009). 
Oxidative cyclization of alkenols with oxome 
using a miniflow reactor. Beilstein Journal of 
Organic Chemistry, - 
.

More Related Content

What's hot

Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...
Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...
Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...
dha4ni1
 
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGIK3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
Rifqi Nugraha
 
Konsep dasar toksikologi
Konsep dasar toksikologiKonsep dasar toksikologi
Konsep dasar toksikologi
Inoy Trisnaini
 
Mt lasut 2009-hg-indo-jchem
Mt lasut 2009-hg-indo-jchemMt lasut 2009-hg-indo-jchem
Mt lasut 2009-hg-indo-jchemMarkus T Lasut
 
Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1Agus Candra
 
Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer
Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometerCara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer
Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometerUIN Alauddin Makassar
 
Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah LaboratoriumSanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Bapake Icha Kukuh Andin
 
K3 - TOKSIKOLOGI
K3 - TOKSIKOLOGIK3 - TOKSIKOLOGI
K3 - TOKSIKOLOGI
Farida Ramdani
 
Toksikologi industri
Toksikologi industriToksikologi industri
Toksikologi industrimurdiyah
 
Toxicity Analysis, LD50, LC50, Chronic Toxic
Toxicity Analysis, LD50, LC50, Chronic ToxicToxicity Analysis, LD50, LC50, Chronic Toxic
Toxicity Analysis, LD50, LC50, Chronic Toxic
Alex Bernadi
 

What's hot (13)

Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...
Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...
Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...
 
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGIK3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
 
Toksikologi Industri
Toksikologi IndustriToksikologi Industri
Toksikologi Industri
 
114 387-1-pb
114 387-1-pb114 387-1-pb
114 387-1-pb
 
Konsep dasar toksikologi
Konsep dasar toksikologiKonsep dasar toksikologi
Konsep dasar toksikologi
 
Mt lasut 2009-hg-indo-jchem
Mt lasut 2009-hg-indo-jchemMt lasut 2009-hg-indo-jchem
Mt lasut 2009-hg-indo-jchem
 
Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1Toksikologi pertemuan 1
Toksikologi pertemuan 1
 
Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer
Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometerCara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer
Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer
 
Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah LaboratoriumSanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
 
Bab1 ilmu kimia
Bab1 ilmu kimia Bab1 ilmu kimia
Bab1 ilmu kimia
 
K3 - TOKSIKOLOGI
K3 - TOKSIKOLOGIK3 - TOKSIKOLOGI
K3 - TOKSIKOLOGI
 
Toksikologi industri
Toksikologi industriToksikologi industri
Toksikologi industri
 
Toxicity Analysis, LD50, LC50, Chronic Toxic
Toxicity Analysis, LD50, LC50, Chronic ToxicToxicity Analysis, LD50, LC50, Chronic Toxic
Toxicity Analysis, LD50, LC50, Chronic Toxic
 

Similar to Artikel semnas mipa 2014 redhana

Kuliah fistum 2012
Kuliah fistum 2012Kuliah fistum 2012
Kuliah fistum 2012
Andrew Hutabarat
 
3 beberapa reaksi senyawa karbon
3 beberapa reaksi senyawa karbon3 beberapa reaksi senyawa karbon
3 beberapa reaksi senyawa karbon
Universitas Muslim Indonesia Makassar
 
Kel ipa
Kel ipaKel ipa
Kel ipa
gozaimasu
 
Benda dengan segenap makna fisik dan kimiawi
Benda dengan segenap makna fisik dan kimiawiBenda dengan segenap makna fisik dan kimiawi
Benda dengan segenap makna fisik dan kimiawi
Ardio San
 
Kuncijawabansiapunipasmp2013paket01 121123211746-phpapp02
Kuncijawabansiapunipasmp2013paket01 121123211746-phpapp02Kuncijawabansiapunipasmp2013paket01 121123211746-phpapp02
Kuncijawabansiapunipasmp2013paket01 121123211746-phpapp02nasrul awaludin
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
PT. SASA
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungai
PT. SASA
 
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan DasarKonsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
yohanes meor
 
Stoikiometri Siiip
Stoikiometri SiiipStoikiometri Siiip
Stoikiometri Siiip
Nur Rohmawati
 
Percobaan ingenhousz
Percobaan ingenhouszPercobaan ingenhousz
Percobaan ingenhousz
desiardiaputri
 
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hariMakalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
Amos Pangkatana
 
Tugas 3 rpp
Tugas 3 rppTugas 3 rpp
Tugas 3 rpp
Nesfi Vayuni
 
02 rpp fotosintesis kel ii
02 rpp fotosintesis kel ii02 rpp fotosintesis kel ii
02 rpp fotosintesis kel iiIranova Pelawi
 
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mrBerapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
Mastudiar Daryus
 
Makalah peran kimia dalam kehidupan sehari hari
Makalah peran kimia dalam kehidupan sehari hariMakalah peran kimia dalam kehidupan sehari hari
Makalah peran kimia dalam kehidupan sehari hari
andreanapulu
 
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
Repository Ipb
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
PT. SASA
 
CONTOH CHAPTER & LESSON DESIGN.pptx
CONTOH CHAPTER & LESSON DESIGN.pptxCONTOH CHAPTER & LESSON DESIGN.pptx
CONTOH CHAPTER & LESSON DESIGN.pptx
StivenSihombing
 
MODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN REVINA SRI UTAMI.pdf
MODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN REVINA SRI UTAMI.pdfMODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN REVINA SRI UTAMI.pdf
MODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN REVINA SRI UTAMI.pdf
REVINA SRI UTAMI,S.Pd
 

Similar to Artikel semnas mipa 2014 redhana (20)

Kuliah fistum 2012
Kuliah fistum 2012Kuliah fistum 2012
Kuliah fistum 2012
 
3 beberapa reaksi senyawa karbon
3 beberapa reaksi senyawa karbon3 beberapa reaksi senyawa karbon
3 beberapa reaksi senyawa karbon
 
Kel ipa
Kel ipaKel ipa
Kel ipa
 
Benda dengan segenap makna fisik dan kimiawi
Benda dengan segenap makna fisik dan kimiawiBenda dengan segenap makna fisik dan kimiawi
Benda dengan segenap makna fisik dan kimiawi
 
Kuncijawabansiapunipasmp2013paket01 121123211746-phpapp02
Kuncijawabansiapunipasmp2013paket01 121123211746-phpapp02Kuncijawabansiapunipasmp2013paket01 121123211746-phpapp02
Kuncijawabansiapunipasmp2013paket01 121123211746-phpapp02
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungai
 
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan DasarKonsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
Konsep Dasar Kimia Dalam Ilmu Keperawatan_ Bagi Mahasiswa Keperawatan Dasar
 
Stoikiometri Siiip
Stoikiometri SiiipStoikiometri Siiip
Stoikiometri Siiip
 
Percobaan ingenhousz
Percobaan ingenhouszPercobaan ingenhousz
Percobaan ingenhousz
 
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hariMakalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
Makalah tentang Ilmu kimia dalam kehidupan sehari hari
 
Tugas 3 rpp
Tugas 3 rppTugas 3 rpp
Tugas 3 rpp
 
02 rpp fotosintesis kel ii
02 rpp fotosintesis kel ii02 rpp fotosintesis kel ii
02 rpp fotosintesis kel ii
 
Hal 2 8
Hal 2 8Hal 2 8
Hal 2 8
 
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mrBerapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
Berapa jumlah mol dari 2 gram na oh dengan mr
 
Makalah peran kimia dalam kehidupan sehari hari
Makalah peran kimia dalam kehidupan sehari hariMakalah peran kimia dalam kehidupan sehari hari
Makalah peran kimia dalam kehidupan sehari hari
 
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
CONTOH CHAPTER & LESSON DESIGN.pptx
CONTOH CHAPTER & LESSON DESIGN.pptxCONTOH CHAPTER & LESSON DESIGN.pptx
CONTOH CHAPTER & LESSON DESIGN.pptx
 
MODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN REVINA SRI UTAMI.pdf
MODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN REVINA SRI UTAMI.pdfMODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN REVINA SRI UTAMI.pdf
MODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN REVINA SRI UTAMI.pdf
 

More from I Wayan Redhana

Ppt 2 struktur atom
Ppt  2 struktur atomPpt  2 struktur atom
Ppt 2 struktur atom
I Wayan Redhana
 
Petunjuk penggunaan-cisco-webex-meeting
Petunjuk penggunaan-cisco-webex-meetingPetunjuk penggunaan-cisco-webex-meeting
Petunjuk penggunaan-cisco-webex-meeting
I Wayan Redhana
 
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana Undiksha
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana UndikshaPedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana Undiksha
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana Undiksha
I Wayan Redhana
 
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana UndikshaKeterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
I Wayan Redhana
 
Orasi Pengenalan Guru Besar I Wayan Redhana Undiksha
Orasi Pengenalan Guru Besar I Wayan Redhana UndikshaOrasi Pengenalan Guru Besar I Wayan Redhana Undiksha
Orasi Pengenalan Guru Besar I Wayan Redhana Undiksha
I Wayan Redhana
 
Senari II I Wayan Redhana 2014
Senari II I Wayan Redhana 2014Senari II I Wayan Redhana 2014
Senari II I Wayan Redhana 2014I Wayan Redhana
 

More from I Wayan Redhana (6)

Ppt 2 struktur atom
Ppt  2 struktur atomPpt  2 struktur atom
Ppt 2 struktur atom
 
Petunjuk penggunaan-cisco-webex-meeting
Petunjuk penggunaan-cisco-webex-meetingPetunjuk penggunaan-cisco-webex-meeting
Petunjuk penggunaan-cisco-webex-meeting
 
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana Undiksha
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana UndikshaPedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana Undiksha
Pedoman Penulisan Artikel JPP I Wayan Redhana Undiksha
 
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana UndikshaKeterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
Keterampilan Abad-21 I Wayan Redhana Undiksha
 
Orasi Pengenalan Guru Besar I Wayan Redhana Undiksha
Orasi Pengenalan Guru Besar I Wayan Redhana UndikshaOrasi Pengenalan Guru Besar I Wayan Redhana Undiksha
Orasi Pengenalan Guru Besar I Wayan Redhana Undiksha
 
Senari II I Wayan Redhana 2014
Senari II I Wayan Redhana 2014Senari II I Wayan Redhana 2014
Senari II I Wayan Redhana 2014
 

Recently uploaded

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 

Recently uploaded (20)

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 

Artikel semnas mipa 2014 redhana

  • 1. SEMINAR NASIONAL MIPA IV UNDIKSHA Kimia Hijau dalam Praktikum Laju Reaksi I Wayan Redhana Universitas Pendidikan Ganesha Email: redhana.undiksha@gmail.com Abstrak Tujuan studi ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis bahan-bahan yang aman bagi manusia dan ramah bagi lingkungan pada praktikum laju reaksi. Studi ini dilakukan dengan mengkaji literatur dan mengeksplorasi gagasan yang terkait dengan praktikum kimia ramah lingkungan. Ada empat jenis praktikum yang dilakukan pada topik laju reaksi, yaitu: pengaruh luas permukaan, konsentrasi, suhu, dan katalis masing-masing terhadap laju reaksi. Pada praktikum pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi, bahan-bahan yang dapat digunakan adalah tablet efervesen (dalam bentuk utuh dan butiran dengan massa yang sama) dan air. Pada pengaruh konsentrasi dan suhu masing-masing terhadap laju reaksi, bahan-bahan yang dapat digunakan tablet vitamin C, iodium tincture, hidrogen peroksida, dan pati. Sementara itu, pada praktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi, bahan-bahan yang dapat digunakan adalah hidrogen peroksida dan kentang. Bahan-bahan ramah lingkungan ini menggantikan bahan-bahan kimia pada praktikum tradisional, seperti larutan HCl, Na S O , dan FeCl yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Kata-kata kunci: bahan kimia berbahaya, bahan ramah lingkungan, praktikum kimia hijau Abstract This study aimed at describing and analyzing materials being safe for human and friendly for environment at chemical rate practicum. The study was conducted by reviewing references and exploring ideas related to the environmentally friendly chemistry practicum. There were four topics of chemical rate practicum, namely: the effect of surface area, concentration, temperature, and catalyst toward the chemical rate, respectively. At the effect of surface area of reactans toward the chemical rate, materials being used were effervescent tablet (in form of chunks and granules at the same mass) and aquadest. At the effect of concentration of reactans and temperature toward the chemical rate, respectively, materials being used were vitamin C tablets, tincture of iodine, hydrogen peroxide, and starch. Meanwhile, at the practicum of the effect of catalyst toward the chemical rate, materials being used were hydrogen peroxide and potato. These materials replaced chemicals used in the traditional practicum, such as solution of HCl, Na S O , and FeCl being dangerous to the human and environment. Keywords: hazardous chemicals, environmentally friendly materials, green chemistry practicum 1. Pendahuluan Seiring dengan globalisasi, produksi se-nyawa- senyawa kimia mengalami pening-katan yang sangat drastis. Senyawa-senya-wa kimia produk industri ini banyak diguna-kan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pestisida untuk mengendalikan hama ta-naman, pupuk untuk menyuburkan tanam-an, deterjen digunakan untuk mencuci paka-ian, dan deodoran untuk menghilangkan bau badan. Senyawa-senyawa kimia ini juga ba-nyak digunakan dalam industri kertas, pu-puk, cat, makanan dan minuman, farmasi, dan lain sebaginya. Kegiatan penelitian, uji makanan dan minuman, dan praktikum ki-mia juga menggunakan senyawa-senyawa kimia. Praktikum kimia merupakan salah satu proses pada pembelajaran kimia untuk memverifikasi teori-teori, prinsip-prinsip, atau hukum-hukum dalam kimia. Praktikum kimia menggunakan senyawa-senyawa ki-mia. Hukum kekekalan massa, misalnya, di-buktikan dengan mereaksikan senyawa tim-bal nitrat (Pb(NO ) ) dengan kalium iodida (KI). Kedua senyawa ini dilarutkan dalam air membentuk larutan yang tidak berwarna. Ketika kedua larutan ini direaksikan, endap-an berwarna kuning akan terbentuk. Endap-an berwarna kuning ini adalah senyawa PbI . Reaksi yang terjadi adalah:
  • 2. SEMINAR NASIONAL MIPA IV UNDIKSHA Pb(NO ) (aq) + KI(aq)  PbI (s) + KNO (aq) Massa larutan Pb(NO ) dan KI sebelum re-aksi ditimbang dan massa campuran setelah reaksi ditimbang. Ternyata massa zat sebe-lum reaksi sama dengan massa zat setelah reaksi. Praktikum yang lain adalah pengguna-an senyawa CaCO dan larutan HCl untuk mempelajari pengaruh luas permukaan ter-hadap laju reaksi. Padatan CaCO dalam berbagai ukuran (bongkahan dan butiran de-ngan massa yang sama) direaksikan de-ngan larutan HCl 1 M. Reaksi antara butiran CaCO dan larutan HCl menghasilkan gas yang lebih cepat dibandingkan reaksi antara bongkahan CaCO dan larutan HCl. Untuk mempelajari pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi, bahan-bahan yang di-gunakan larutan natrium tiosulfat (Na S O ) dan asam klorida (HCl). Pengaruh konsen-trasi terhadap laju reaksi dilakukan dengan mengubah-ubah konsentrasi larutan natrium tiosulfat, sedangkan konsetrasi larutan HCl dibuat tetap. Sementara itu, pengaruh suhu terhadap laju reaksi dilakukan dengan mengubah-ubah suhu reaksi. Reaksi yang terjadi antara larutan Na S O dan HCl ada-lah: Na S O (aq) + 2HCl(aq)  2NaCl(aq) + SO (g) + S(s) + H O(l) Di lain pihak, pada pengaruh katalis ter-hadap laju reaksi, bahan-bahan yang digu-nakan larutan H O %, HCl, NaCl, dan FeCl , masing-masing 1 M Ke dalam tiga larutan H O % dalam tabung reaksi dima-sukkan masing-masing larutan HCl, NaCl, dan FeCl . Reaksi penguraian H O adalah: H O (aq)  H O(l) + O (g) Reaksi dengan katalis (larutan FeCl ) meng-hasilkan gelembung-gelembung gas lebih cepat. Kebanyakan zat-zat kimia yang diguna-kan pada praktikum di atas berbahaya bagi manusia (mahluk hidup) dan lingkungan. La-rutan Pb(NO ) yang mengandung ion logam berat Pb , misalnya, dapat menyebabkan gangguan pada sistem organ, terutama ne-krosis pada sel hati (Rosita, 2011), serta pa-da gangguan ginjal, sistem saraf, dan sistem reproduksi (Kompas, 2009). Demikian juga dengan larutan HCl. Larutan ini bersifat ko-rosif terhadap mata, kulit, dan membran mu-kosa. Jika terhirup, HCl dapat menyebakan iritasi dan inflamasi pada saruran pernafas-an dan pulmonary endema pada manusia. Jika tertelan, HCl dapat menyebabkan koro-sif pada membran mukus, kerongkongan, dan perut. Paparan dengan konsentrasi ren-dah menyebabkan perubahan warna dan erosi pada gigi (EPA, 2014). Sementara itu, larutan Na S O dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, sistem pencernaan, dan sistem pernafasan (Safe Work Australia, 2012). Mencermati bahaya yang ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia yang digunakan da-lam praktikum kimia, perlu dilakukan upaya untuk lebih menghijaukan praktikum kimia. Artinya, praktikum kimia dibuat lebih aman terhadap manusia dan lebih ramah terhadap lingkungan. Upaya untuk mengganti bahan-bahan kimia berbahaya yang digunakan pa-da praktikum kimia tradisional dengan ba-han- bahan yang aman dan ramah lingkung-an telah dilaporkan oleh beberapa ahli (Kim-brough, Magoun, & Langfur, 1997; Sato, Aoki, & Nayori, 1998; Wright, 2002; Travis et al. Can & Dickneider, 2004; Braun et al. Gandhari, Maddukuri, & Vinod, Chandrasekaran et al. Yama-da, Torri, & Uozumi, 2009; Hatamjafari & Nezhad, 2013; Beyon Benign, 2014; Inam et al., ; Pacheco et al. ; Redhana, ). 2. Metode Penelitian Untuk dapat mengetahui bahan-bahan dan prosedur praktikum kimia hijau, peneli-tian studi pustaka dilakukan. Pada studi pus-taka ini, penulis mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, yaitu dari buku-buku teks dan dari artikel jurnal tentang bahaya yang ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia yang digunakan dalam praktikum kimia tra-disional dan bahan-bahan kimia ramah ling-kungan yang dapat digunakan dalam prak-tikum kimia hijau. Penulis juga mengumpul-kan informasi tentang prosedur-prosedur praktikum kimia hijau. . Hasil Penelitian Praktikum kimia tradisional umumnya menggunakan bahan-bahan kimia yang ber-bahaya, tidak hanya berbahaya bagi manu-sia tetapi juga berbahaya bagi lingkungan. Berikut ini disajikan zat-zat kimia yang digunakan pada praktikum kimia tradisional untuk topik laju reaksi (Tabel 1). Tabel . Nama zat-zat kimia yang digunakan pada praktikum kimia tradisional untuk topik laju reaksi dan efek yang ditimbulkannya Zat-zat kimia Efek yang ditimbulkan HCl Zat ini dapat menyebabkan batuk, tersedak, radang tenggorokan, hidung, saluran pernafasan bagian atas, dan edema paru-paru jika terhirup. Selain itu, zat ini dapat menyebabkan kegagalan peredaran darah, dan kematian. Jika tertelan, zat ini dapat menyebabkan luka bakar pada mulut dan kerongkongan, dan saluran
  • 3. SEMINAR NASIONAL MIPA IV UNDIKSHA pencernaan, mual, muntah, dan diare. Jika kontak dengan kulit, zat ini dapat menyebabkan kemerahan, nyeri, dan luka bakar pada kulit. Jika kontak dengan mata, zat ini dapat menyebabkan iritasi, kebutaan, dan luka bakar pada mata. Na S O Zat ini dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, sistem pencernaan, dan sistem pernafasan. FeCl Jika terhirup dalam bentuk kabut atau uap, zat ini dapat menyebabkan iritasi pada bagian atas saluran pernafasan. Jika tertelan, zat ini bersifat racun bagi tubuh dengan gejala mual, muntah, iritasi gastrointestinal, luka bakar di mulut dan tenggorokan. Konsumsi berulang dengan dosis subletal dapat menyebabkan deposisi dalam jaringan disertai dengan kerusakan pankreas dan hati. Jika kontak dengan kulit, zat ini dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar pada kulit. Jika kontak dengan mata, zat ini dapat menyebabkan iritasi pada mata. Jika tertelah dalam dosis tinggi, zat ini dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati yang ditandai oleh rasa mual atau muntah, nafsu makan berkurang, sakit perut, lesu, kotoran berwarna, diare, hipertensi, dehidrasi, asidosis, dan koma. Perubahan sementara terjadi pada aktivitas listrik jantung. Hal ini dapat mengakibatkan denyut tidak teratur, jantung berdebar, atau sirkulasi yang tidak memadai. (Sumber: Carson & Mumford, 2002; Kusumastuti & Karliana, 2008; Safe Work Australia, 2012) Agar siswa aman bekerja pada saat praktikum dan limbah yang dibuang dari ha-sil praktikum tidak berbahaya terhadap ling-kungan, bahan-bahan kimia berbahaya yang digunakan pada praktikum kimia tradisional perlu diganti dengan bahan-bahan yang le-bih aman bagi manusia dan ramah bagi ling-kungan. Pemilihan bahan-bahan kimia yang aman dan ramah lingkungan ini harus dida-sarkan atas beberapa pertimbangan. Perta-ma, bahan-bahan kimia tersebut harus da-pat bereaksi yang menggambarkan prinsip-prinsip, teori-teori, atau hukum-hukum kimia. Kedua, gejela terjadinya reaksi-reaksi kimia oleh bahan-bahan yang aman dan ramah lingkungan ini harus dapat diamati dengan jelas. Ketiga, bahan-bahan tersebut mudah diperoleh. Bahan-bahan yang aman dan ramah lingkungan yang digunakan pada pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi adalah tablet efervefen (Informasi Produk Farmasi, ) dan air. Tablet efervesen yang me-ngandung vitamin C 1000 mg dibuat dalam dua ukuran, yaitu tablet utuh dan tablet yang telah dihancurkan menjadi ukuran kecil-ke-cil, namun massa kedua ukuran tablet ini sama. Kedua ukuran tablet ini dimasukkan ke dalam masing-masing 50 mL air. Tablet efervefen dengan ukuran lebih kecil akan menghasilkan gas yang lebih cepat daripada tablet efervefen dengan ukuran yang lebih besar. Untuk mempelajari pengaruh konsen-trasi terhadap laju reaksi, bahan-bahan yang aman dan ramah lingkungan yang digu-nakan adalah tablet vitamin C 00 mg), iodium tincture, H O ( %), pati, air, dan es (Wright, 2002). Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut. Gerus tablet vi-tamin C 1000 mg kemudian larutkan dalam 60 mL air. Beri label larutan ini sebagai la-rutan “stok vitamin C.” Campurkan 5 mL larutan “stok vitamin C” dengan 5 mL iodium dan 60 mL air. Label larutan ini dengan “la-rutan A.” Buat “larutan B” dengan me-nambahkan 60 mL air ke dalam 15 mL la-rutan H O ( %) dan 2 mL koloid pati %). Tuangkan “larutan A” dan “larutan B” ke dalam gelas kimia untuk mencampurnya se-cara menyeluruh. Catat waktu sampai ter-jadinya perubahan warna (Wright, 2002). Prosedur untuk mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dapat diura-ikan sebagai berikut. Ulangi eksperimen di atas, tetapi sekarang kita menggunakan 30 mL air untuk membuat “larutan A” dan “larutan B.” Catat waktu reaksi sampai terja-dinya perubahan warna. Ulangi ekspe-rimen di atas, sekarang kita menggunakan 90 mL air untuk membuat “larutan A” dan “larutan B.” Catat waktu sampai terjadinya perubahan warna (Wright, 2002). Prosedur untuk mempelajari pengaruh suhu terhadap laju reaksi dapat ditunjukkan berikut ini. Ulangi eksperimen awal di atas dengan menggunakan 60 mL air untuk membuat “larutan A” dan “larutan B” kemu-dian dinginkan kedua larutan tersebut sam-pai suhu 15 °C Campurkan “larutan A” dan “larutan B” ke dalam wadah di dalam pena-ngas es dan atur suhunya oC. Catat wak-tu sampai terjadi perubahan warna. (2) Ulangi lagi, kali ini gunakan penangas air hangat untuk memanaskan larutan sampai suhu 25 °C. Catat waktu sampai terjadi pe-rubahan warna. (3) Ulangi lagi, lakukan re-aksi pada suhu kamar, catat suhu. Catat waktu sampai terjadi perubahan warna. (4) ulangi pada suhu yang lain, misalnya pada suhu 40 oC (Wright . Untuk pengaruh katalis terhadap laju reaksi, bahan-bahan ramah lingkungan yang digunakan adalah larutan H O % dan ken-tang. Prosedur kimia hijau yang dilakukan pada praktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi adalah sebagai berikut. Pertama,
  • 4. SEMINAR NASIONAL MIPA IV UNDIKSHA satu buah kentang digerus dengan lumpang dan alu kemudian ditambahkan dengan 100 mL air, kemudian saring untuk diambil filtrat-nya. Ke dalam 5 mL larutan H O 3% ditam-bahkan mL filtrat ekstrak kentang. Catat waktu yang diperlukan saat mulai terbentuk-nya gelembung-gelembung gas (Kimbrough, Magoun, & Langfur, 1997). Sebagai pem-banding adalah 5 mL larutan H O 3% yang tidak ditambahkan apa-apa. Catat juga wak-tu yang diperlukan sampai terbentuknya ge-lembung- gelembung gas. 4. Pembahasan Hasil Selama ini, praktikum kimia tidak bisa dilepaskan dari bahan-bahan kimia berbaha-ya. Walapun ada beberapa bahan-bahan ki-mia tang tidak berbahaya digunakan dalam praktikum kimia, namun kebanyakan dari bahan-bahan yang digunakan dalam prakti-kum kimia berbahaya bagi manusia dan ling-kungan. Bahan-bahan kimia yang umumnya di-gunakan dalam praktikum kimia SMA antara lain adalah padatan NaOH, larutan HCl, la-rutan H SO , larutan HNO , larutan CuSO , larutan Ca(OH) , larutan NH OH, larutan NH Cl, larutan Na S O , padatan CaCO , la-rutan H C O , larutan KMnO , larutan KSCN, larutan FeCl , larutan Na CO , larut-an CH COOH, larutan Ba(OH) , larutan CH COONa, larutan Pb(NO ) , larutan KI, larutan K CrO , alkohol, larutan ZnSO , la-rutan FeSO , larutan Cu(NO ) , larutan Zn(NO ) , larutan AlCl , larutan CaCl , larut-an Fe (SO ) , larutan KCl, larutan KBr, dan larutan Na C O . Bahan-bahan ini berbahaya bagi manu-sia dan lingkungan (Carson & Mumford, Kusumastuti & Karliana, 2008; Safe Work Australia, 2012). NaOH, misalnya, jika kontak dengan mata, dapat menyebabkan mata terbakar dan kerusakan pada kornea. Jika kontak dengan kulit, zat ini dapat me-nyebabkan ruam kulit, kulit dingin dan lem-bap dengan sianosis atau warna pucat, dan kulit terbakar. Jika tertelan, zat ini dapat me-nyebabkan kerusakan parah dan permanen, luka bakar, dan perforasi pada saluran pen-cernaan. Selain itu, zat ini juga dapat me-nyebabkan sakit parah, mual, muntah, diare, dan shock. Jika terhirup, zat ini dapat me-nyebabkan iritasi yang berupa pneumonitis kimia dan edema paru. Demikian juga dapat menyebabkan iritasi pada saluran perna-fasan bagian atas dengan batuk, luka bakar, dan kesulitan bernapas. Pb(NO ) berbahaya jika terhirup atau tertelan. Pb(NO ) berbahaya bagi organism akuatik, dan dapat menyebabkan efek jang-ka panjang yang merugikan pada lingkung-an akuatik. CuSO dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, saluran pencernaan, dan sa-luran pernafasan. Beracun bagi ginjal dan hati. Jika kontak terlalu lama dan berulang, zat ini dapat merusak organ. H SO jika terhirup, zat ini dapat me-nyebabkan iritasi pada hidung dan tenggo-rokan serta mengganggu paru-paru. Jika terkena mata, zat dapat menimbulkan luka yang parah dan kebutaan. Jika terkena kulit, zat ini dapat menyebabkan luka, iritasi (ga-tal- gatal), dan kerusakan pada jaringan (me-lepuh atau luka bakar pada kulit). Jika terte-lan, zat ini bersifat beracun. H C O berbahaya jika terjadi kontak dengan kulit, mata, tertelan, dan terhirup. Zat ini dapat menyebabkan kerusakan atau kebutaan. Jika kontak dengan kulit, zat ini dapat menghasilkan radang dan blistering. Jika terhirup, zat ini akan menghasilkan iri-tasi pada saluran pernafasan yang dicirikan oleh terbakar, bersin, batuk, serta dapat me-rusak paru-paru, choking, ketidaksadaran atau kematian. Paparan berkepanjangan da-pat menyebabkan luka bakar dan ulce-rations. Pada paparan berlebih, zat ini dapat menyebabkan gangguan pernafasan, dan bahkan kanker. KMnO dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata dan juga korosif terhadap ma-ta dan kulit. Sementara itu, K CrO menye-babkan iritasi pada kulit, mata, saluran pen-cernaan, dan saluran pernafasan. Kulit men-jadi gatal dan memerah. KSCN Dapat menyebabkan iritasi pada kulit jika zat ini mengenai kulit dan mata. Da-pat merusak paru-paru jika terhirup. Bahaya yang ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya di atas mestinya ti-dak menyebabkan guru-guru kimia untuk ti-dak melakukan praktikum kimia. Hal ini ka-rena praktikum kimia akan melatih keteram-pilan siswa dalam merancang, merangkai alat, menggunakan alat, mengobservasi, mencatat data, menganalisis data, menarik simpulan, dan terakhir adalah mengomuni-kasikan hasil-hasil praktikum. Ini adalah prinsip dari pendekatan saintifik yang direko-mendasikan oleh kurikulum 201 . Praktikum kimia tidak bisa digantikan oleh metode pembelajaran lainnya, misalnya penggu-naan animasi dan video. Karena kegiatan praktikum memungkinkan siswa mengalami, melakukan, dan merasakan bagaimana pro-ses praktikum tersebut. Oleh karena itu, upaya untuk menemukan bahan-bahan praktikum yang aman bagi manusia dan ra-mah bagi lingkungan harus selalu diupaya-
  • 5. SEMINAR NASIONAL MIPA IV UNDIKSHA kan untuk menggantikan bahan-bahan kimia yang berbahaya. Praktikum laju reaksi merupakan salah satu praktikum kimia yang frekuensinya cu-kup banyak dibandingkan dengan praktikum pada topik yang lain. Ada empat subtopik praktikum yang dilakukan, yaitu pengauh luas permukaan terhadap laju reaksi, penga-ruh konsentrasi terhadap laju reaksi, penga-ruh suhu terhadap laju reaksi, dan pengaruh katalis terhadap laju reaksi. Pada praktikum pengaruh luas permu-kaan terhadap laju reaksi, bahan-bahan yang aman dan ramah lingkungan yang di-gunakan adalah tablet efervesen dan air. Tablet efervesen adalah tablet yang me-ngandung natrium bikarbonat (NaHCO ), asam sitrat atau asam tartrat, dan vitamin C. Kandungan yang penting dari tablet eferve-sen ini dalam konteks pengaruh luas permu-kaan terhadap laju reaksi adalah NaHCO dan asam sitrat atau asam tartrat, bukan kandungan vitamin C-nya. Pada praktikum pengaruh luas permukaan terhadap laju re-aksi ini, ukuran tablet dibuat berbeda (tablet utuh dan butiran dengan massa yang sa-ma). Ketika tablet dengan ukuran yang ber-beda ini dilarutkan dalam air, kedua NaHCO dan asam sitrat atau asam tartrat bereaksi menghasilkan gelembung-gelem-bung gas karbondiokida (CO ). Reaksi anta-ra NaHCO dan asam sitrat adalah: NaHCO (s) + H C H O .H O(s)  Na C H O (aq) + H O(l) + CO (g). Sementara itu, reaksi antara NaHCO dan asam tartrat adalah: 2NaHCO + H C H O  Na C H O + 2H O + 2CO (Informasi Produk Farmasi, Ukuran tablet efervesen (tablet utuh dan butiran kecil dengan masa yang sama) akan berpengaruh pada kecepatan melarut-nya tablet. Kecepatan melarutnya tablet ini dapat diketahui dari kecepatan terbentuknya gelembung-gelembung gas, yaitu gas CO . Kecepatan kelarutan berdasarkan ukuran ta-blet ini merupakan juga kecepatan reaksi yang berlangsung antara NaHCO dan asam sitrat atau antara NaHCO dan asam tartrat. Untuk mempelajari pengaruh konsen-trasi terhadap laju reaksi, bahan-bahan yang digunakan adalah tablet vitamin C, larutan H O 3%, iodium tincture, pati, dan air. Pada pembentukan ”larutan A,” reaksi yang terjadi adalah: C H O (aq) + I (aq)  C H O (aq) + 2H+(aq) + 2I-(aq) Pada ”larutan B,” larutan H O 3% tidak bereaksi dengan koloid pati. Ketika ”larutan A” dan ”larutan B” dicampurkan, reaksi yang terjadi adalah: 2H+(aq) + 2I-(aq) + H O (aq)  I (aq) + 2H O(l). I (aq) yang terbentuk pada reaksi kedua se-gera bereaksi dengan amilum membentuk kompleks berwarna biru tua (Wright, 2002). Kecepatan reaksi ditentukan oleh kecepatan terbentuknya warna biru tua. Pada pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi ini, semua konsentrasi diubah dengan mengatur volu-me air yang digunakan pada pembuatan ”la-rutan A” dan ”larutan B.” Reaktan dengan konsentrasi yang lebih tinggi akan mengha-silkan laju reaksi yang lebih cepat yang di-tandai oleh kecepatan pembentukan kom-pleks berwarna biru tua. Pada pengaruh suhu terhadap laju re-aksi, variabel yang diubah adalah suhu re-aksi. Reaksi dilaksanakan pada berbagai suhu, dalam hal ini 15 oC, 25 oC, suhu ka-mar, dan 40 oC. Pada eksperimen ini, hasil yang diperoleh adalah makin tinggi suhu re-aksi, laju reaksi makin cepat. Terakhir adalah pengaruh katalis terha-dap laju reaksi. Pada eksperimen ini, bahan-bahan yang digunakan adalah larutan H O 3% dan kentang. Dalam kentang terdapat enzim katalase. Enzim katalase ini memban-tu penguraian H O , suatu zat yang berba-haya, menjadi H O dan O , suatu zat yang tidak berbahaya. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan: H O (aq) Katalase H O(l) + O (g) Enzim katalase ditemukan dalam keba-nyakan mahluk hidup. Enzim ini merupakan sistem pertahanan mahluk hidup terhadap radikal anion superoksida, O -, suatu produk berbahaya yang dihasilkan pada oksidasi metabolik karbohidrat dan lemak. Enzim su-peroksida dismutase adalah sistem perta-hanan pertama terhadap O -. Enzim ini mengubah ion superoksida menjadi hidro-gen peroksida yang bersifat toksik terhadap sel. Enzim katalase bertanggung jawab mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan gas oksigen (Kimbrough, Magoun, & Langfur, 1997). 2O -(aq) + 2H+(aq) Superoksida dismutase H O (aq) + O (aq) 2H O (aq) Katalase 2H O(aq) + O (g) Reaksi dekomposisi di atas mengikuti kinetika orde satu dalam rentang waktu re-aksi yang singkat (< 3 menit) pada konsen-trasi enzim yang relatif tinggi. Selain itu, me-kanisme yang diuraikan di atas, katalase se-cara berangsur-angsur dioksidasi secara ir-reversible oleh hidrogen peroksida sehingga
  • 6. SEMINAR NASIONAL MIPA IV UNDIKSHA larutan enzim menjadi semakin encer. Hal ini akan menghasilkan penyimpangan dari prilaku orde pertama. Katalase bekerja sa-ngat baik pada pH 7 dan mengalami denatu-rasi dalam lingkungan basa, yaitu pH di atas Kimbrough, Magoun, & Langfur, 1997). Pada praktikum kimia hijau, penggan-tian bahan-bahan kimia berbahaya dengan bahan-bahan kimia ramah lingkungan harus selalu diupayakan. Dalam kaitannya dengan praktikum kimia hijau ini, petunjuk yang da-pat digunakan sebagai acuan adalah seba-gai berikut (Chandrasekaran et al., ). 1) Praktikum seharusnya melibatkan peng-gunaan reagen alternatif yang tidak ha-nya ramah lingkungan, tetapi juga terse-dia dalam jumlah banyak dan harganya murah. Eksperimen seharusnya tidak melibatkan pelarut-pelarut organik, seperi eter, petroleum eter, benzena, toluena, dan heksena. 2) Praktikum yang dimodifikasi seharusnya tidak melibatkan teknik-teknik instrumen-tasi, seperti sistem tekanan tinggi, sistem vakum, dan sistem inert. 3) Praktikum seharusnya menghindari pro-sedur eksperimen yang membosankan, seperti waktu reaksi yang lama dan reak-si pada tekanan tinggi. 4) Semua praktikum yang berkaitan dengan pembuatan, pemisahan campuran se-nyawa, identifikasi gugus fungsi, dan se-bagainya seharusnya dilakukan dalam skala semimikro atau mikro. 5) Praktikum yang bertujuan membuat pro-duk pada skala besar dapat dihapuskan dan sebagai penggantinya adalah siswa mungkin disuruh melaporkan data yang diambil dari artikel jurnal yang sudah dipublikasikan. Untuk bahan-bahan kimia berbahaya yang tidak dapat diganti dengan bahan-ba-han kimia ramah lingkungan, praktikum ma-sih bisa dilaksanakan, hanya saja dilakukan dalam skala kecil (mikro). Hal ini dimung-kinkan karena kimia hijau tidak saja mence-gah, tetapi juga mengurangi pembuangan limbah berbahaya ke lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari praktikum yang meng-gunakan bahan-bahan kimia berbahaya ini sebelum dibuang ke lingkungan perlu diolah terlebih dahulu. Untuk bahan-bahan kimia yang berbahaya karena konsentrasinya yang tinggi, seperti larutan H SO , sebelum dibuang ke lingkungan diencerkan terlebih dahulu atau direaksikan dengan senyawa tertentu untuk menetralkan bahaya yang di-timbulkan. Pada kasus ini, larutan H SO direaksikan dengan larutan NaOH sehingga dihasilkan produk yang aman berupa Na SO dan H O. Masih untuk praktikum yang menggunakan bahan-bahan kimia ber-bahaya, praktikum mungkin tidak dilaksana-kan, tetapi siswa tetap membuat rancangan praktikum, hanya saja data diberikan oleh guru. Data ini dapat diambilkan dari artikel jurnal ilmiah yang sudah dipublikasikan. Siswa menganalisis data yang diberikan dan kemudian mengomunikasikan hasilnya. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pem-bahasan di atas, dapat ditarik simpulan se-bagai berikut. Bahan-bahan kimia berbaha-ya yang digunakan dalam praktikum kimia tradisional seharusnya diganti dengan ba-han- bahan yang aman bagi manusia dan ra-mah bagi lingkungan. Pada praktikum kimia hijau untuk pengaruh luas permukaan ter-hadap laju reaksi, bahan-bahan yang aman dan ramah lingkungan yang dapat diguna-kan adalah tablet efervesen dan air. Ukuran tablet efervesen divariasikan (bentuk utuh dan butiran). Laju reaksi diketahui dari kece-patan terbentuknya gelembung-gelembung gas CO atau kecepatan melarutnya padat-an tablet efervesen. Pada pengaruh konsen-trasi dan suhu terhadap laju reaksi, bahan-bahan yang aman dan ramah lingkungan yang dapat digunakan adalah tablet vitamin C, larutan H O , iodium tincture, dan pati. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dilakukan dengan memvariasikan konsen-trasi reaktan. Sementara itu, pengaruh suhu terhadap laju reaksi dilakukan dengan mem-variasikan suhu reaksi. Pada pengaruh ka-talis terhadap laju reaksi, bahan-bahan yang aman dan ramah lingkungan yang diguna-kan adalah larutan H O dan kentang. Ken-tang mengandung enzim katalase yang membantu penguraian H O menjadi H O dan O . . Daftar Pustaka Beyon Benign. (2014). Green chemistry r-eplacemens exercises. Dikases 10 Agustus 2014 dari http://webcache.googleusercontent. com. Braun, B., Charney, R., Clarens, A., Farrugia, J., Kitchens, C., Lisowski, C., Naistat, D., & O’Neil A Completing our education: Green chemistry in the curriculum. Journal of Chemical Education, - Can, M. C. & Dickneider, T. A. (2004). Infusing the chemistry curriculum with green chemistry using real-world examples, web modules, and atom economy in organic chemistry courses. Journal of Chemical Education, - Carson, P. & Mumford, C. (2002). Hazardous Chemicals Handbook nd Ed.). Oxford: Butterworth-Heinemann.
  • 7. SEMINAR NASIONAL MIPA IV UNDIKSHA Chandrasekaran, S., Ranu, B. C., Yadav, G. D., & Bhanumati, S. (2009). Monographs on Green Chemistry Experiments, GC Task Force, DST. Diakses 2 Agutus 2014 dari http://www.dst. gov.in/green-chem.pdf. EPA. (2014). Hydrochloric acid (Hydrogen chloride). Diakses 24 September 2014 dari http://www.epa.gov/ttn/atw/hlthef/hydrochl.htm l. Gandhari, R., Maddukuri, P. P., & Vinod, T. K. Oxidation of aromatic aldehydes using oxone. Journal of Chemical Education, 84 - Hatamjafari, F. & Nezhad, F. G. (2013). An efficient one-pot synthesis of dihydropyrimi-dinones under solvent-free conditions. Oriental Journal of Chemistry, - Inam, F., Deo, S., Kadam, N., & Lambat, T. (2014). Applications of thermal and micro wave-assisted synthesis of xanthone derri-vative: A new methodology. International Journal of Innovative and Applied Research, - Informasi Produk Farmasi. (2011). Diakses 25 September 2014 dari http://produkfarmasi. blogspot.com/2011/11/tableteffervescent.html. Kimbrough, D. R., Magoun, M. A., & Langfur, M. (1997). A Laboratory experiment investigating different aspects of catalase activity in an inquiry-based approach. Journal of Chemical Education, - Kompas.com. (2009). Mengapa cat bisa berba-haya? Diakses 6 Agustus 2014 dari http://properti. kompas.com/read/2009/09/03. Kusumastuti, R. & Karliana, I. (2008). Pengenal-an MSDS bahan kimia dalam proses reaksi bunsen untuk menunjang keselamatan dan kesehatan kerja. Sigma Epsilon, 12 - Pacheco, B. S., Nunes, C. F. P., Rockembach, C., Bertelli, P., Mesko, M. F., Roesch-Ely, M., Moura, S., & Pereira, C. M. P. (2014). Eco-friendly synthesis of esters under ultrasound with p-toluenesulfonic acid as catalyst. Green Chemistry Letters and Reviews, - Redhana, I W. (2014). Menghijaukan kurikulum kimia untuk mencapai pembangunaan ber-kelanjutan. Orasi disampaikan pada Sidang Senat Tebuka Universitas Pendidikan Gane-sha, Singajara, 18 Agustus 2014. Rosita, Y. (2011). Dampak plumbum dosis tung-gal terhadap gambaran sel hati pada mencit (Mus musculus L.). Syifa’MEDIKA, ( , - Safe Work Australia (2012). Managing risks ha-zardous chemicals in the workplace. Diak-ses 19 Nonember 2013, dari http://creative commons.org/licenses/by-nc/3.0/au. Sato, K., Aoki, M., & Nayori, R. A., (1998). A green route of adipic acid: Direct oxidation of cyclohexenes with 30 percent hydrogen peroxide. Science, - Travis, B. R., Sivakumar, M., Hollist, G. O., & Borhan, B. (2003). Facile oxidation of aldehydes to acids and esters with oxone. Organic Letters, , 1031– Wright, S. W. (2002). The vitamin C clock re-action. Journal of Chemical Education, (1), 41– Yamada, Y. M. A., Torri, K., & Uozumi, Y. (2009). Oxidative cyclization of alkenols with oxome using a miniflow reactor. Beilstein Journal of Organic Chemistry, - .