Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
Memahami ikatan kimia merupakan salah satu hal dasar yang harus dikuasai dalam memahami ilmu logam, ilmu kimia dan juga ilmu metalurgi. Terdapat tiga jenis ikatan yang umum untuk diketahui yakni ikatan ionik, ikatan kovalen dan ikatan logam. Ketiga perbedaan tersebut dijelaskan secara ringkas dalam slide berikut ini.
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
Memahami ikatan kimia merupakan salah satu hal dasar yang harus dikuasai dalam memahami ilmu logam, ilmu kimia dan juga ilmu metalurgi. Terdapat tiga jenis ikatan yang umum untuk diketahui yakni ikatan ionik, ikatan kovalen dan ikatan logam. Ketiga perbedaan tersebut dijelaskan secara ringkas dalam slide berikut ini.
Ini adalah media yang saya gunakan di kelas pada saat penelitian skripsi saya, dengan judul "Studi Penerapan Pendekatan Culturally Responsive Teaching terintegrasi Etnokimia pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit"
Ini adalah media yang saya gunakan di kelas pada saat penelitian skripsi saya, dengan judul "Studi Penerapan Pendekatan Culturally Responsive Teaching terintegrasi Etnokimia pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit"
this is a presentation of Atom in indonesian language.
ini presentasi tentang atom dalam bahasa indonesia.
i make this by joining 3 source into 1 presentation.
aku membuat ini dengan menggabungkan 3 sumber ke satu presentasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
Ppt 2 struktur atom
1. BAB
A. Partikel Dasar Penyusun Atom
B. Nomor Atom, Nomor Massa, Isotop,
Isoton, Isobar, dan Isoelektron
C. Perkembangan Teori Atom, Konfigurasi
Elektron, dan Mekanika Kuantum
<< Alam semesta tersusun atas
galaksi-galaksi
Struktur Atom
Kembali ke daftar isi
2. A. Partikel-Partikel Dasar
Penyusun Atom
1. Elektron ( )
2. Proton ( )
3. Neutron ( )
e
0
1
p
1
1
n
1
0
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. 1. Elektron ( )
• Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson
pada tahun 1897 melalui eksperimen
dengan tabung sinar katode.
• Sifat-sifat sinar katode:
a. Merupakan partikel kecil yang
tidak dapat dilihat
b. Memiliki sifat cahaya dan sifat
materi.
c. Merambat tegak lurus dari
permukaan katode menuju
anode.
d. Tidak tergantung pada jenis gas
dan jenis elektrode.
e. Bermuatan negatif sehingga
dalam medan magnet dan
medan listrik dibelokkan ke
kutub positif.
• Sinar katode tersebut merupakan
elektron.
e
0
1
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Pada tahun 1908
Robert Andrew Milikan
menemukan muatan
elektron sebesar
-1,6 x 10-19 C melalui
percobaan tetes
minyak.
Muatan tersebut diberi
tanda -1.
1. Elektron ( )
e
0
1
Gambar percobaan tetes
minyak Milikan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. 2. Proton ( )
• Proton ditemukan oleh Eugen Goldstein
pada tahun 1886 melalui percobaan
tabung gas berkatode (tabung
Crookes).
• Sifat-sifat sinar anode:
• Bermuatan positif karena dapat
dibelokkan medan magnet dan
medan listrik menuju kutub negatif.
• Merupakan radiasi partikel karena
dapat memutar kincir.
• Perbandingan e/m tergantung pada
gas yang diisikan dalam tabung.
• Ukuran partikel sinar anode
bergantung pada jenis gas dalam
tabung.
• Muatan proton = +1 atau 1,6 × 10–19
C.
• Semakin besar massa partikel, sinar
anodenya semakin sukar dibelokkan.
p
1
1
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
6. 2. Proton ( )
• Ernest Rutherford melakukan
penembakan lempeng emas
tipis dengan sinar alfa.
• Pada percobaan tersebut,
sebagian besar sinar alfa
diteruskan atau menembus
lempeng emas, sebagian kecil
dibelokkan, dan sebagian kecil
lagi dipantulkan.
• Adanya sebagian kecil sinar alfa
yang dipantulkan menunjukkan
adanya inti atom yang
bermuatan positif.
p
1
1
Percobaan Hamburan Sinar Alfa
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
7. Partikel Penemu Massa
(sma)
Muatan Lambang
Elektron J.J.
Thomson
0 -1
Proton Goldstein 1 +1
Neutron J. Chadwick 1 0
3. Neutron ( )
n
1
0
• Pada tahun 1930 W. Bothe dan H.
Becker melakukan percobaan
penembakan partikel alfa pada inti
atom berilium (Be). Percobaan ini
menghasilkan radiasi partikel berdaya
tembus tinggi.
n
1
0
Pada tahun 1932 James Chadwick
membuktikan bahwa partikel yang
menimbulkan radiasi berdaya tembus
tinggi tersebut bersifat netral atau
tidak bermuatan dan disebut
neutron.
p
1
1
e
0
1
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
8. B. Nomor Atom, Nomor
Massa, Isotop, Isoton,
Iosbar, dan Isoelektron
1. Nomor Atom (Z)
2. Nomor Massa (A)
3. Notasi Unsur
4. Isotop, Isoton, Isobar, dan
Isoelektron
5. Massa Atom Relatif (Ar)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
9. 1. Nomor Atom (Z)
Nomor Atom (Z) = jumlah proton
Pada Ion:
Jumlah elektron = jumlah proton -
muatan
= nomor atom - muatan
Pada atom netral:
Jumlah proton = jumlah
elektron
Pada anion
jumlah proton < jumlah
elektron
Pada kation
jumlah proton > jumlah
elektron
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
10. 2. Nomor Massa (A)
Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron
= nomor atom + jumlah neutron
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
11. Contoh:
3. Notasi Unsur
Keterangan:
A = nomor massa
Z = nomor atom = jumlah
proton
X = lambang unsur
F
19
9
nomor atom = jumlah proton
= jumlah
elektron
= 9
nomor massa = 19
jumlah neutron
= nomor massa - nomor atom
= 19 - 9 = 10
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
12. 4. Isotop, Isoton,
Isobar, dan Isoelektron
Isotop Isoton Isobar Isoelektron
Pengerti
an
Atom-atom yang
mempunyai
nomor atom
sama, tetapi
nomor massa
berbeda.
Atom-atom
yang
mempunyai
jumlah neutron
sama.
Atom-atom
yang
mempunyai
nomor massa
sama.
Atom-atom yang
mempunyai jumlah
elektron
sama setelah
melepaskan
atau menangkap
elektron.
Contoh N
N,
N, 15
7
14
7
13
7 Ca
dan
K 40
20
39
19
N
dan
C 13
7
13
6
F
dan
Na 19
9
23
11
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
13. Massa atom relatif
merupakan perbandingan
massa suatu atom terhadap
massa atom C-12.
5. Massa Atom Relatif (Ar)
12
C
atom
1
massa
12
1
unsur
atom
1
rata
rata
massa
X
unsur
r
X
A
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
14. C. Perkembangan Teori Atom,
Konfigurasi Elektron, dan
Mekanika
Kuantum
1. Perkembangan Model Atom
2. Konfigurasi Elektron dan
Elektron Valensi
3. Bilangan Kuantum
4. Bentuk dan Orientasi Orbital
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
15. 1. Perkembangan
Model Atom
Model Atom
Rutherford
Model Atom
Thomson
Model Atom
Bohr
Model Atom
Modern
Model Atom
Dalton
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
16. 1. Atom adalah bagian terkecil dari suatu
unsur dan tidak dapat dibagi lagi.
2. Atom-atom unsur sejenis mempunyai
sifat yang sama meliputi volume,
bentuk, maupun massanya. Sebaliknya,
atom-atom unsur tidak sejenis
mempunyai sifat berbeda.
3. Dalam reaksi kimia terjadi
penggabungan atau pemisahan atom.
4. Atom dapat bergabung dengan atom
lain untuk membentuk suatu molekul
dengan angka perbandingan bulat dan
sederhana.
1. Perkembangan
Model Atom
Model Atom Dalton
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
17. Thomson menggambarkan atom sebagai
sebuah bola bermuatan positif yang di
dalamnya tersebar elektron seperti kismis
dalam roti kismis.
1. Perkembangan
Model Atom
Model Atom Thomson
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
18. 1. Perkembangan
Model Atom
Model Atom Rutherford 1. Atom terdiri atas inti atom yang
bermuatan positif dan dikelilingi oleh
elektron-elektron yang bermuatan negatif
seperti model tata surya.
2. Secara keseluruhan atom bersifat netral
karena jumlah muatan positif sama
dengan jumlah muatan negatif.
3. Selama mengelilingi inti terbentuk gaya
sentripetal pada elektron.
4. Semua proton terkumpul dalam inti
atom sehingga inti atom bermuatan
positif.
5. Sebagian besar volume atom
merupakan ruang kosong.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
19. 1. Perkembangan
Model Atom
Model Atom Bohr
1. Elektron mengelilingi inti atom
pada orbit tertentu.
2. Selama elektron berada dalam
lintasannya, energi elektron tetap
sehingga tidak ada energi yang
diserap dan dipancarkan.
3. Elektron hanya dapat berpindah
dari satu lintasan stasioner ke
lintasan stasioner lainnya dengan
menyerap atau melepas energi.
4. Lintasan stasioner elektron yang
diperbolehkan memiliki
momentum sudut kelipatan dari
3,14)
(π
,
2π
h
20. Model atom modern dibangun oleh beberapa
ilmuwan seperti Louis de Broglie, Wolfgang Pauli,
Erwin Schrödinger, dan Werner Heisenberg.
Menurut teori dualisme, elektron di dalam atom
dapat dipandang sebagai partikel dan gelombang.
Teori ketidakpastian menyatakan bahwa
kedudukan dan kecepatan gerak elektron tidak
dapat ditentukan secara pasti, yang dapat
ditentukan hanyalah kemungkinan terbesarnya
atau probabilitasnya.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian
untuk mendapatkan elektron disebut orbital.
1. Perkembangan
Model Atom
Model Atom Berdasarkan Teori
Mekanika Kuantum
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
21. • Konfigurasi elektron adalah susunan
elektron dalam suatu atom.
• Tiap-tiap kulit elektron hanya dapat
ditempati maksikum 2n2 elektron
n = nomor kulit
Nomor
Kulit
Nama
Kulit
Jumlah Elektron
Maksimum
1 K 2
2 L 8
3 M 18
4 N 32
5 O 50
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi
a. Konfigurasi Elektron
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
22. 2. Konfigurasi Elektron dan
Elektron Valensi
Aturan
Penulisan
Konfigurasi
Elektron
Asas
Larangan
Pauli
Aturan
Aufbau
Kaidah
Hund
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
23. • Asas Larangan Pauli
• ”Tidak ada dua buah
elektron dalam orbital yang
sama memiliki keempat
bilangan kuantum yang
sama”.
• Bilangan kuantum spin harus
berlawanan.
• Jumlah elektron maksimum
= 2 x jumlah orbital dalam
subkulit
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
24. • Aturan Aufbau
”Pengisian elektron dalam orbital
dimulai dari orbital dengan tingkat
energi paling rendah. Setelah
penuh, pengisian berlanjut ke
orbital yang tingkat energinya satu
tingkat lebih tinggi. Demikian
seterusnya hingga semua elektron
menempati orbital”.
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
25. • Kaidah Hund
”Elektron-elektron yang berada
di suatu orbital akan menempati
orbital yang kosong dengan
arah rotasi sejajar. Setelah itu,
elektron-elektron lainnya
menempati orbital tersebut
dengan arah rotasi yang
berlawanan ”.
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
26. • Penulisan Konfigurasi Elektron
dengan Lambang Gas Mulia
Contoh:
• Pengecualian Konfigurasi
Elektron dalam Subkulit d dan f
Unsu
r
Konfigurasi
Elektron
Penyingkat
an
7N 1s2 2s2 2p3 [He] 2s2
2p3
12Mg 1s2 2s2 2p6 3s2 [Ne] 3s2
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi
Contoh:
Unsu
r
Konfigurasi
Elektron
(Belum Stabil)
Konfigurasi
Elektron (
Stabil)
24Cr [Ar] 4s2 3d4 [Ar] 4s1 3d5
29Cu [Ar] 4s2 3d9 [Ar] 4s1 3d10
79Au [Xe] 6s2 4f14
5d9
[Xe] 6s1 4f14
5d10
57La [Xe] 6s2 4f1
5d0
[Xe] 6s2 4f0
5d1
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
27. Elektron Valensi
Elektron valensi adalah jumlah elektron pada subkulit dengan
harga n terbesar yang digunakan untuk pembentukan ikatan
kimia.
Contoh:
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
28. 3. Bilangan Kuantum
Bilangan
Kuantum
Bilangan Kuantum Utama
(n)
Bilangan Kuantum Azimuth
(ℓ)
Bilangan Kuantum Magnetik
(m)
Bilangan Kuantum Spin (s)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
29. • Menyatakan posisi elektron dalam
kulit atom, menjelaskan jarak rata-
rata awan elektron dari inti atom,
serta menyatakan tingkat energi
elektron dalam suatu atom.
• Semakin besar nilai n, tingkat
energi atom semakin tinggi.
• Bilangan kuantum utama
mempunyai harga mulai dari 1, 2,
3, 4, dan seterusnya.
Kulit n
K 1
L 2
M 3
N 4
3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Utama (n)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
30. • Menyatakan subkulit atau
orbital.
harga ℓ = 0 --> subkulit s
harga ℓ = 1 --> subkulit p
harga ℓ = 2 --> subkulit d
harga ℓ = 3 --> subkulit f
Kuli
t
n Harga ℓ yang
diizinkan
Subkulit
K 1 0 1s
L 2 0, 1 2s, 2s
M 3 0, 1, 2 3s, 3p, 3d
N 4 0, 1, 2, 3 4s, 4p,
4d, 4f
3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Azimuth (ℓ)
Harga ℓ = 0, 1, 2, . . . (n – 1)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
31. • Menentukan orientasi orbital
dalam ruang di sekitar inti atom.
ℓ Subkul
it
Harga m Jumlah
Orbital
0 s 0 1
1 p -1, 0, +1 3
2 d -2, -1, 0,
+1, +2
5
3 f -3, -2, -1, 0, +1,
+2, +3
7
3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Magnetik (m)
harga m = –ℓ, 0,
hingga +ℓ
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
32. • Menyatakan arah putar elektron
terhadap sumbunya (berotasi)
sewaktu elektron berputar
mengelilingi inti atom.
3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Spin (s)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab