Dokumen tersebut membahas tentang etika, termasuk definisi, makna, dan pendekatan-pendekatan etika seperti etika deskriptif, normatif, dan metaetika. Secara ringkas, etika adalah ilmu tentang moralitas yang mengkaji norma-norma dan sistem nilai yang mengatur tingkah laku manusia.
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10Sely Ai
Â
Tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial
Pengaruh Sosial (Konformitas, Compliance, dan Obidience)
Disusun Oleh :
1. Sely Ananda
2. Desi Nurmalasari
3. Alita Destyanda Pertiwi
Universitas Mercubuana
Fakultas Psikologi
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10Sely Ai
Â
Tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial
Pengaruh Sosial (Konformitas, Compliance, dan Obidience)
Disusun Oleh :
1. Sely Ananda
2. Desi Nurmalasari
3. Alita Destyanda Pertiwi
Universitas Mercubuana
Fakultas Psikologi
Dalam power point ini akan dijelaskan tentang psikologi kepribadian yang dibuat oleh kelompok kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Prodi Gizi S1 guna kepentingan tugas persentasi yang di berikan oleh dosen psikologi, dalam PPT ini masih belum sempurna harap maklum adanya.
etika yang membahas tentang kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia itu bertindak secara etis. Etika inilah yang dijadikan dasar dan pegangan manusia untuk bertindak dan digunakan sebagai tolok ukur penilaian baik buruknya suatu tindakan. Contoh : UUD 1945, TAP MPR, Undang-Undang Perpajakan dan sebagainya.
Tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial
Pengaruh Sosial (Konformitas, Compliance, dan Obidience)
Disusun Oleh :
1. Sely Ananda
2. Desi Nurmalasari
3. Alita Destiyanda Pertiwi
Universitas Mercubuana
Fakultas Psikologi
2013
Dalam power point ini akan dijelaskan tentang psikologi kepribadian yang dibuat oleh kelompok kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Prodi Gizi S1 guna kepentingan tugas persentasi yang di berikan oleh dosen psikologi, dalam PPT ini masih belum sempurna harap maklum adanya.
etika yang membahas tentang kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia itu bertindak secara etis. Etika inilah yang dijadikan dasar dan pegangan manusia untuk bertindak dan digunakan sebagai tolok ukur penilaian baik buruknya suatu tindakan. Contoh : UUD 1945, TAP MPR, Undang-Undang Perpajakan dan sebagainya.
Tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial
Pengaruh Sosial (Konformitas, Compliance, dan Obidience)
Disusun Oleh :
1. Sely Ananda
2. Desi Nurmalasari
3. Alita Destiyanda Pertiwi
Universitas Mercubuana
Fakultas Psikologi
2013
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Ethos, Etika, dan MoralEthos, Etika, dan Moral
īKata Yunani ethos dalam bentuk tunggal
memiliki sejumlah arti: tempat tinggal yang
biasa; padang rumput, kandang; kebiasaan,
adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara
berpikir
īDalam bentuk jamak (ta etha) berarti: adat
kebiasaan
īDari asal-usul kata-kata ini, âetikaâ berarti:
ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau
ilmu tentang adat kebiasaan
īKata yang cukup dekat dengan âetikaâ adalah
âmoralâ, yang berasal dari bahasa Latin mos
(jamak: mores), yang juga bermakna:
kebiasaan, adat
2
3. Tiga Makna EtikaTiga Makna Etika
1. Nilai-nilai dan norma-norma moral yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya
(âsistem nilaiâ)
2. Kumpulan asas atau normal moral (kode etik)
3. Ilmu tentang yang baik atau buruk (filsafat
moral)
īŊ Moral sama dengan etika: Nilai-nilai dan
norma-norma moral yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya
īŊ Moralitas: sifat moral atau keseluruhan asas
dan nilai yang berkenaan dengan baik dan
buruk
3
4. Amoral dan ImmoralAmoral dan Immoral
īAmoral: tidak berhubungan dengan
konteks moral, di luar suasana etis, non-
moral
īImmoral: bertentangan dengan moralitas
yang baik, secara moral buruk, tidak etis
īJadi, kata amoral sebaiknya diartikan
sebagai ânetral dari sudut moralâ atau
âtidak memiliki relevansi etisâ
4
5. Etika dan Etiket (1)Etika dan Etiket (1)
īEtika berarti moral
īEtiket berarti tata krama atau sopan
santun
īEtika dan etiket menyangkut perilaku
manusia
īEtika maupun etiket mengatur perilaku
manusia secara normatif
īArtinya: memberi norma bagi perilaku
manusia dan dengan demikian menyatakan
apa yang harus dilakukan atau tidak boleh
dilakukan
5
6. Etika dan Etiket (2)Etika dan Etiket (2)
īEtiket menyangkut cara suatu perbuatan
harus dilakukan manusia; etika tidak
terbatas pada cara dilakukannya suatu
perbuatan; etika memberi norma tentang
perbuatan itu sendiri
īEtiket hanya berlaku dalam pergaulan;
etika tidak tergantung pada kehadiran
orang lain
īEtiket bersifat relatif; etika jauh lebih
absolut
īEtiket bersifat lahiriah; etika menyangkut
manusia dari segi dalam
6
7. Moralitas: Ciri Khas ManusiaMoralitas: Ciri Khas Manusia
īŊ Moralitas: ciri khas manusia yang tidak dapat
ditemukan pada makhluk di bawah tingkat
manusia
īŊ Keharusan alamiah dan keharusan moral
īŊ Hukum moral tidak dijalankan âdengan
sendirinyaâ
īŊ Hukum moral merupakan semacam imbauan
kepada kemauan manusia
īŊ Hukum moral mengarahkan diri kepada kemauan
manusia dengan menyuruh dia untuk melakukan
sesuatu
īŊ Keharusan moral adalah kewajiban
īŊ Moralitas selalu mengandaikan adanya kebebasan
7
8. Etika: Ilmu tentang MoralitasEtika: Ilmu tentang Moralitas
īEtika: ilmu yang membahas tentang moralitas
atau tentang manusia sejauh berkaitan
dengan moralitas
īEtika: ilmu yang menyelidiki tingkah laku
moral
īTiga pendekatan yang dipakai:
1. Etika deskriptif
2. Etika normatif
3. Metaetika
8
9. Etika DeskriptifEtika Deskriptif
īEtika deskriptif melukiskan tingkah laku
moral dalam arti luas, seperti adat
kebiasaan, anggapan tentang baik-buruk,
tindakan yang diperbolehkan atau tidak
diperbolehkan
īEtika deskriptif hanya melukiskan, tidak
memberi penilaian
īEtika deskriptif termasuk ilmu
pengetahuan empiris, dan bukan filsafat
9
10. Etika NormatifEtika Normatif
īŊ Etika normatif meninggalkan sikap netral dengan
mendasarkan pendiriannya atas norma
īŊ Norma-norma yang diterima suatu masyarakat atau
diterima seorang filosof berani ditanyakan: apakah
norma-norma itu benar atau tidak?
īŊ Etika normatif bersifat preskriptif (memerintahkan),
tidak melukiskan melainkan menentukan benar-
tidaknya tingkah laku atau anggapan moral
īŊ Etika normatif bertujuan merumuskan prinsip-
prinsip etis yang dapat dipertanggungjawabkan
dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam
praktik
10
11. Etika Normatif:Etika Normatif:
Etika Umum dan Etika KhususEtika Umum dan Etika Khusus
īŊ Etika umum memandang tema-tema umum, seperti: apa itu
norma etis? Jika ada banyak norma etis, bagaimana
hubungannya satu sama lain?
īŊ Etika khusus berusaha menerapkan prinsip-prinsip etis yang
umum atas wilayah perilaku manusia yang khusus
īŊ Dalam etika khusus, premis normatif dikaitkan dengan premis
faktual untuk sampai pada suatu kesimpulan etis yang bersifat
normatif juga etika terapanâ
īŊ Contoh:
īŧ Dilarang keras membunuh manusia yang tidak bersalah
īŧ Abortus provocatus adalah pembunuhan terhadap manusia yang
tidak bersalah
īŧ Jadi, abortus provocatus dilarang keras
11
12. MetaetikaMetaetika (1)(1)
īŊ Hal yang dibahas bukan moralitas secara
langsung, melainkan ucapan-ucapan di bidang
moralitas
īŊ Metaetika seolah-olah bergerak lebih tinggi
daripada perilaku etis, yakni taraf âbahasa
etisâ atau bahasa yang dipergunakan dalam
bidang moral (etika analitis)
īŊ The is/ought question: apakah ucapan normatif
dapat diturunkan dari ucapan faktual
īŊ Jika sesuatu ada atau sesuatu kenyataan (is:
faktual), apakah dapat disimpulkan sesuatu
harus atau boleh dilakukan (ought: normatif)
12
13. MetaetikaMetaetika (2)(2)
īDengan menggunakan peristilahan logika dapat
dapat ditanyakan juga apakah dari dua premis
deskriptif bisa ditarik suatu kesimpulan preskriptif
īKalau satu premis preskriptif dan premis lain
deskriptif, kesimpulannya pasti preskriptif
īContoh:
īąSetiap manusia harus menghormati orang tuanya
(premis preskriptif)
īąLelaki ini adalah orang tua saya (presmis
deskriptif)
īąJadi, lelaki ini harus saya hormati (kesimpulan
preskriptif)
13
14. KonklusiKonklusi
īŊ Pendekatan non-filosofis adalah etika
deskriptif
īŊ Pendekatan filosofis bisa sebagai etika
normatif dan bisa juga sebagai metaetika atau
etika analitis
īŊ Dalam pendekatan normatif, diambil suatu
posisi (standpoint moral) terjadi dalamâ
etika normatif (umum/khusus)
īŊ Dalam pendekatan non-normatif, si peneliti
tinggal netral terhadap setiap posisi moral,
terjadi dalam etika deskriptif dan metaetika
14
15. Hakikat Etika FilosofisHakikat Etika Filosofis
īPendapat etis kita tidak jarang berbeda
dengan pendapat orang lain
īEtika adalah refleksi kritis, metodis dan
sistematis tentang tingkah laku manusia
sejauh berkaitan dengan norma
īEtika: refleksi ilmiah tentang tingkah laku
manusia dari sudut norma-norma atau
dari sudut baik dan buruk
īEtika adalah ilmu, tapi sebagai filsafat ia
tidak merupakan suatu ilmu empiris
15
16. Peranan EtikaPeranan Etika
dalam Dunia Moderndalam Dunia Modern
īAda tiga ciri menonjol dalam dunia
modern, yakini:
1.Adanya pluralisme moral
2.Timbulnya masalah-masalah etis baru,
terutama disebabkan perkembangan pesat
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya ilmu-ilmu biomedis
3.Kepedulian etis yang bersifat universal
16
17. Moral dan AgamaMoral dan Agama
īŊ Di bidang moral kesepakatan antar-agama
jauh lebih mudah tercapai daripada di bidang
dogmatik (pendangan tentang Allah, tentang
hubungan antara Allah dan dunia, dan
seterusnya)
īŊ Munculnya sekularisasi
īŊ Dostoyevski: âSeandainya Allah tidak ada,
semuanya diperbolehkan.â
īŊ Jean-Paul Sartre (1905-1980) menolak
perkataan Dostoyevski itu
īŊ Tidak benar bahwa bagi orang yang tidak
beragama semua diperbolehkan
17
18. Moral dan Hukum (1)Moral dan Hukum (1)
īŊ Hukum lebih dikodifikasikan daripada moralitas,
artinya dituliskan dan secara kurang lebih sistematis
disusun dalam kitab undang-undang
īŊ Norma moral lebih bersifat subyektif dan akibatnya
lebih banyak âdigangguâ oleh diskusi-diskusi yang
mencari kejelasan tentang yang harus dianggap etis
atau tidak etis
īŊ Hukum maupun moral mengatur tingkah laku
manusia
īŊ Namun hukum membatasi diri pada tingkah laku
lahiriah saja (legalitas)
īŊ Moral menyangkut juga sikap batin seseorang
(moralitas)
18
19. Moral dan Hukum (2)Moral dan Hukum (2)
īSanksi yang berasal dari hukum sebagian
terbesar dapat dipaksakan
īNorma-norma etis tidak dapat dipaksakan,
sebab paksaan hanya mampu menyentuh
bagian luar, sedangkan perbuatan-perbuatan
etis justru berasal dari dalam
īHukum didasarkan atas kehendak
masyarakat dan akhirnya atas kehendak
negara
īMoralitas didasarkan pada norma-norma
moral yang melebihi kalangan individu dan
masyarakat
īMasalah etika tidak bisa diputuskan dengan
suara terbanyak
īMoral menilai hukum, dan bukan sebaliknya
19