1. Dokumen ini membahas proposal sistem 42 untuk meningkatkan kualitas batubara rendah menjadi batubara medium menggunakan teknologi penetrasi aditif.
2. Teknologi ini dapat meningkatkan nilai kalori batubara dari 3200-3500 menjadi 4200-4600 kcal/kg dengan biaya rendah.
3. Jika disetujui, pembuatan mesin akan dilakukan Agustus-November 2019 dan diharapkan mulai beroperasi Desember 2019.
Manajemen batubara penting untuk penyediaan listrik yang andal dan ramah lingkungan. Dokumen ini menjelaskan rantai pasok batubara dan parameter penting dalam pengelolaan batubara pembangkit listrik termasuk perencanaan, pengelolaan stok, kualitas, dan evaluasi kinerja. Dokumen ini juga meninjau implementasi manajemen batubara di PLTU dan area yang perlu diperbaiki seperti prosedur, sertifikasi, dan pencapaian KPI.
Dokumen tersebut membahas berbagai teknik pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), mulai dari netralisasi, pengendapan, koagulasi dan flokulasi, oksidasi-reduksi, insenerasi, stabilisasi/solidifikasi, hingga penimbunan. Teknik-teknik tersebut dirancang untuk mengubah sifat berbahaya limbah B3 menjadi tidak berbahaya atau beracun sebelum dibuang.
Dokumen tersebut membahas sejarah penggunaan batubara sejak revolusi industri, proses pembentukan batubara, dan klasifikasi serta parameter kualitas batubara. Batubara memiliki peran penting dalam revolusi industri karena menunjang produksi besi, baja, dan transportasi. Proses pembentukannya melibatkan dekomposisi tumbuhan di rawa-rawa selama jutaan tahun. Batubara diklasifikasi berdasarkan kandungan karbon dan parameter seperti
Karbon aktif dapat dibuat dari limbah kulit singkong. Prosesnya meliputi aktivasi kimia menggunakan KOH pada suhu 50°C, diikuti karbonisasi pada berbagai suhu dan waktu di dalam furnace. Hasil optimal diperoleh pada suhu 300°C selama 2 jam, dengan bilangan iodine 606,589 mg/g dan kadar abu 4,934%. Produk memenuhi standar kecuali untuk kadar abu yang meningkat dengan suhu dan waktu
Dokumen tersebut membahas tentang batubara sebagai bahan bakar fosil, meliputi komposisi kimia, parameter kualitas, jenis-jenis batubara, kandungan air, dan konversi energi.
1. Dokumen ini membahas proposal sistem 42 untuk meningkatkan kualitas batubara rendah menjadi batubara medium menggunakan teknologi penetrasi aditif.
2. Teknologi ini dapat meningkatkan nilai kalori batubara dari 3200-3500 menjadi 4200-4600 kcal/kg dengan biaya rendah.
3. Jika disetujui, pembuatan mesin akan dilakukan Agustus-November 2019 dan diharapkan mulai beroperasi Desember 2019.
Manajemen batubara penting untuk penyediaan listrik yang andal dan ramah lingkungan. Dokumen ini menjelaskan rantai pasok batubara dan parameter penting dalam pengelolaan batubara pembangkit listrik termasuk perencanaan, pengelolaan stok, kualitas, dan evaluasi kinerja. Dokumen ini juga meninjau implementasi manajemen batubara di PLTU dan area yang perlu diperbaiki seperti prosedur, sertifikasi, dan pencapaian KPI.
Dokumen tersebut membahas berbagai teknik pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), mulai dari netralisasi, pengendapan, koagulasi dan flokulasi, oksidasi-reduksi, insenerasi, stabilisasi/solidifikasi, hingga penimbunan. Teknik-teknik tersebut dirancang untuk mengubah sifat berbahaya limbah B3 menjadi tidak berbahaya atau beracun sebelum dibuang.
Dokumen tersebut membahas sejarah penggunaan batubara sejak revolusi industri, proses pembentukan batubara, dan klasifikasi serta parameter kualitas batubara. Batubara memiliki peran penting dalam revolusi industri karena menunjang produksi besi, baja, dan transportasi. Proses pembentukannya melibatkan dekomposisi tumbuhan di rawa-rawa selama jutaan tahun. Batubara diklasifikasi berdasarkan kandungan karbon dan parameter seperti
Karbon aktif dapat dibuat dari limbah kulit singkong. Prosesnya meliputi aktivasi kimia menggunakan KOH pada suhu 50°C, diikuti karbonisasi pada berbagai suhu dan waktu di dalam furnace. Hasil optimal diperoleh pada suhu 300°C selama 2 jam, dengan bilangan iodine 606,589 mg/g dan kadar abu 4,934%. Produk memenuhi standar kecuali untuk kadar abu yang meningkat dengan suhu dan waktu
Dokumen tersebut membahas tentang batubara sebagai bahan bakar fosil, meliputi komposisi kimia, parameter kualitas, jenis-jenis batubara, kandungan air, dan konversi energi.
Penelitian ini mengkaji pengaruh waktu aktivasi berbantukan microwave terhadap pembuatan karbon aktif dari batubara lignit sebagai absorben gelombang mikro. Batubara lignit diaktivasi dengan (NH4)2SO4 20% selama 120-240 menit pada daya microwave 400 Watt. Hasil terbaik diperoleh pada waktu 210 menit dengan nilai IM 1,29%, AC 0,68%, luas permukaan 76,37 m2/g, dan karbon tetap 92,34% sesuai
1. Surface hardening atau case hardening adalah proses heat treatment untuk mengeraskan hanya lapisan permukaan baja saja agar memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibanding bagian dalamnya. 2. Terdapat 5 cara surface hardening yaitu carburizing, nitriding, cyaniding/carbonitriding, flame hardening, dan induction hardening. 3. Carburizing adalah metode paling umum yang menambahkan karbon pada permukaan baja melalui proses difusi untuk membentuk martensit dan peningkatan kekerasan
Dokumen tersebut membahas proses elektroplating tembaga, termasuk jenis-jenis larutan yang digunakan, komposisi dan kondisi operasi, faktor yang mempengaruhi kualitas lapisan, serta pengolahan limbah hasil proses."
Nikel adalah logam yang tahan karat yang digunakan dalam baja tahan karat dan berbagai aplikasi industri. Paduan nikel, besi, dan krom membentuk baja tahan karat yang kuat dan banyak digunakan untuk peralatan dapur dan bangunan. Nikel diekstrak dari bijihnya melalui proses penambangan, pengolahan, dan pemurnian.
Proposal ini membahas studi kasus tentang tingkat kebocoran sistem kiln yang berdampak pada heat loss di pabrik semen dan menghitung kerugian akibatnya. Tujuannya adalah mengurangi konsumsi bahan bakar dengan mengurangi udara lingkungan yang masuk ke sistem karena kebocoran, serta menghitung kerugian akibat kebocoran tersebut. Studi ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi perbaikan kebocoran dan men
Dokumen tersebut membahas tentang aplikasi radiasi untuk kopolimerisasi cangkok asam akrilat dan akrilamida pada khitin sebagai bahan penukar ion. Metode yang digunakan adalah iradiasi sinar gamma untuk memodifikasi khitin agar dapat digunakan sebagai pengkelat dan penukar ion logam."
Titrasi permanganometri digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengoksidasi zat tersebut menggunakan larutan kalium permanganat. Prinsipnya adalah reaksi redoks antara ion permanganat dengan bahan baku tertentu dalam suasana asam. Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan KMnO4 secara bertahap hingga terjadi perubahan warna, menunjukkan titik akhir reaksi.
Rekayasa bahan Galian Industri-batubara sebagai bahan bakar pltuUDIN MUHRUDIN
Dokumen tersebut membahas tentang kualitas batubara yang perlu diperhatikan ketika digunakan sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), termasuk parameter-parameter seperti nilai panas pembakaran, kadar air, zat terbang, kadar abu, kadar belerang, ukuran butiran, indeks kemudahan penggilingan, dan suhu leleh abu. Kualitas batubara mempengaruhi aspek operasi dan pemeliharaan PLTU
Teknologi Pembakaran Batubara pada Boiler.pdfAndiKasmarSafri
Dokumen tersebut membahas beberapa teknologi pembakaran batubara pada boiler untuk pembangkit listrik termasuk pulverized firing, stoker firing, fluidized bed, dan gas firing dari gasifikasi batubara. Teknologi gasifikasi memiliki efisiensi lebih tinggi dan emisi yang lebih rendah dibandingkan pembakaran langsung. IGCC diidentifikasi sebagai teknologi masa depan untuk industri pembangkitan listrik Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang sumber daya batubara di Indonesia, termasuk proses pembentukannya, jenis-jenisnya, manfaatnya, daerah penghasilnya, dan langkah-langkah untuk menekan pertambangan batubara secara illegal. Batubara memiliki peran penting sebagai sumber energi, namun pertambangan liar dapat merusak lingkungan jika tidak dikontrol.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai unsur-unsur golongan utama II seperti karbon, nitrogen, sulfur, hidrogen, dan oksigen. Unsur-unsur tersebut dijelaskan sifat fisik dan kimianya serta proses pembuatannya.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
More Related Content
Similar to Antisipasi Kebakaran pada PLTU dengan Bahan Bakar LRC.pdf
Penelitian ini mengkaji pengaruh waktu aktivasi berbantukan microwave terhadap pembuatan karbon aktif dari batubara lignit sebagai absorben gelombang mikro. Batubara lignit diaktivasi dengan (NH4)2SO4 20% selama 120-240 menit pada daya microwave 400 Watt. Hasil terbaik diperoleh pada waktu 210 menit dengan nilai IM 1,29%, AC 0,68%, luas permukaan 76,37 m2/g, dan karbon tetap 92,34% sesuai
1. Surface hardening atau case hardening adalah proses heat treatment untuk mengeraskan hanya lapisan permukaan baja saja agar memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibanding bagian dalamnya. 2. Terdapat 5 cara surface hardening yaitu carburizing, nitriding, cyaniding/carbonitriding, flame hardening, dan induction hardening. 3. Carburizing adalah metode paling umum yang menambahkan karbon pada permukaan baja melalui proses difusi untuk membentuk martensit dan peningkatan kekerasan
Dokumen tersebut membahas proses elektroplating tembaga, termasuk jenis-jenis larutan yang digunakan, komposisi dan kondisi operasi, faktor yang mempengaruhi kualitas lapisan, serta pengolahan limbah hasil proses."
Nikel adalah logam yang tahan karat yang digunakan dalam baja tahan karat dan berbagai aplikasi industri. Paduan nikel, besi, dan krom membentuk baja tahan karat yang kuat dan banyak digunakan untuk peralatan dapur dan bangunan. Nikel diekstrak dari bijihnya melalui proses penambangan, pengolahan, dan pemurnian.
Proposal ini membahas studi kasus tentang tingkat kebocoran sistem kiln yang berdampak pada heat loss di pabrik semen dan menghitung kerugian akibatnya. Tujuannya adalah mengurangi konsumsi bahan bakar dengan mengurangi udara lingkungan yang masuk ke sistem karena kebocoran, serta menghitung kerugian akibat kebocoran tersebut. Studi ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi perbaikan kebocoran dan men
Dokumen tersebut membahas tentang aplikasi radiasi untuk kopolimerisasi cangkok asam akrilat dan akrilamida pada khitin sebagai bahan penukar ion. Metode yang digunakan adalah iradiasi sinar gamma untuk memodifikasi khitin agar dapat digunakan sebagai pengkelat dan penukar ion logam."
Titrasi permanganometri digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengoksidasi zat tersebut menggunakan larutan kalium permanganat. Prinsipnya adalah reaksi redoks antara ion permanganat dengan bahan baku tertentu dalam suasana asam. Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan KMnO4 secara bertahap hingga terjadi perubahan warna, menunjukkan titik akhir reaksi.
Rekayasa bahan Galian Industri-batubara sebagai bahan bakar pltuUDIN MUHRUDIN
Dokumen tersebut membahas tentang kualitas batubara yang perlu diperhatikan ketika digunakan sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), termasuk parameter-parameter seperti nilai panas pembakaran, kadar air, zat terbang, kadar abu, kadar belerang, ukuran butiran, indeks kemudahan penggilingan, dan suhu leleh abu. Kualitas batubara mempengaruhi aspek operasi dan pemeliharaan PLTU
Teknologi Pembakaran Batubara pada Boiler.pdfAndiKasmarSafri
Dokumen tersebut membahas beberapa teknologi pembakaran batubara pada boiler untuk pembangkit listrik termasuk pulverized firing, stoker firing, fluidized bed, dan gas firing dari gasifikasi batubara. Teknologi gasifikasi memiliki efisiensi lebih tinggi dan emisi yang lebih rendah dibandingkan pembakaran langsung. IGCC diidentifikasi sebagai teknologi masa depan untuk industri pembangkitan listrik Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang sumber daya batubara di Indonesia, termasuk proses pembentukannya, jenis-jenisnya, manfaatnya, daerah penghasilnya, dan langkah-langkah untuk menekan pertambangan batubara secara illegal. Batubara memiliki peran penting sebagai sumber energi, namun pertambangan liar dapat merusak lingkungan jika tidak dikontrol.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai unsur-unsur golongan utama II seperti karbon, nitrogen, sulfur, hidrogen, dan oksigen. Unsur-unsur tersebut dijelaskan sifat fisik dan kimianya serta proses pembuatannya.
Similar to Antisipasi Kebakaran pada PLTU dengan Bahan Bakar LRC.pdf (20)
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
Antisipasi Kebakaran pada PLTU dengan Bahan Bakar LRC.pdf
1. Divisi Operasi Pembangkitan dan IPP
Jakarta, 28-29 Maret 2023
ANTISIPASI SELF COMBUSTION PADA
BATUBARA LOW RANK COAL
2. www.pln.co.id | 2
Spesifikasi - Sifat Batubara LRC
1. Mudah mengalami
pelapukan/cracking
setelah terekspose
di udara
2. Memiliki ignition
temperature yang
lebih rendah
3. Memiliki internal
surface area yang
lebih besar
4. Memiliki tingkat
oksidasi yang lebih
tinggi
Day 1 5 Hours Later Day 2
Day 4 Day 6 Day 6
3. www.pln.co.id | 3
Spesifikasi - Sifat Kimia dan Sifat Fisik Batubara LRC
Sumber: LAPI ITB – Workshop pengelolaan batubara low range coal untuk meminimalisir kebakaran/ ledakan – Paiton 2016
Sifat Kimia
• Warna: coklat kusam disebut juga batubara cokelat (brown coal) kalau dipegang
mengotori tangan.
• Kekerasan: rendah (lunak) rapuh, disebut juga batubara lunak (soft coal ) mudah
digerus dan HGI tinggi, kecuali kalau kadar abunya tinggi dan mengandung
mineral silika.
• Weathering index: rendah, mudah hancur jika terkena perubahan cuaca (panas
dan hujan). Tingkat segregasi semakin tinggi dengan rendahnya peringkat
batubara.
• Dalam handling dan transportasi mudah hancur dan membentuk partikel halus
dan debu sehingga berpotensi terjadi kebakaran/ledakan.
• Porositas tinggi, mudah menyerap air sehingga selama musim hujan kadar air
akan tinggi.
• Reaktivitas tinggi dan mudah terbakar, titik nyala rendah.
• Dalam stockpile (penyimpanan) mudah terjadi swabakar.
• Titik leleh abu rendah, sering meneyebabkan fouling dan slagging.
• Tidak mempunyai sifat caking (FSI = 0) & coking (tipe kokas A) sehingga tidak
cocok untuk pembuatan kokas; umumnya untuk bahan bakar (steam coal)
• Reflektan vitrinit (Rv < 0,5%)
• Bersifat hidrophilik
Sifat Fisik
• Kadar air: tinggi, bed moisture dapat mencapai 75%; tidak cocok
untuk transportasi jarak jauh karena biaya mahal; jika digunakan
untuk pembakaran, efisiensi pembakaran rendah; proses
upgrading batubara sedang dikembangkan untuk mengurangi
kadar air.
• Kadar zat terbang (Volatile Matter): tinggi (> 31%, dry mineral
matter free (dmmf)), ), mudah terbakar.
• Kadar karbon tertambat (Fixed Carbon): rendah (<69%, dmmf),
carbon ratio (FC/VM)
• Nilai kalor: rendah (<4200 kkal/kg (Arb))
• Kadar oksigen: tinggi sampai >20% (antrasit 1-2%), menambah
oksigen untuk
• reaksi oksidasi/pembakaran, menyebabkan batubara mudah
terbakar.
• Kadar hidrogen: tinggi sampai >5% (antrasit 3%), mudah terbakar
• Kadar logam alkali: bervariasi, tetapi umumnya terikat dengan
garam organik, sehingga termasulk alkali reaktif. Senyawa alkali
mudah meleleh dan menguap, menyebabkan slagging dan
fouling.
5. www.pln.co.id | 5
Area Permasalahaan Kebakaran Batubara Jenis LRC di PLTU dan Langkah pencegahannya
i
No Area Of Concern Permasalahan Kondisi yang diinginkan Upaya yang Perlu dilakukan
1 Kualitas BB yng datang Sangat berdebu {finess) dalam kondisi
kering
Batubara yang berdebu minimal
dengan
Ukuran batubara saat pembelian
Injeksi kimia untuk mengurangi debu
2 Belt Conveyor(BC) Batubara dan
peralatan pendukung
Belt conveyor goyang chute pengarah
scrapper menyebabkan banyak finess
beterbangan , ceceran bahkan tumpah
BB
Belt conveyor tetap stabil pada flow
rate desain , ceceran batubara minimal
Perawatan dan perbaikan berkalaperalatan coal handling meliputi Idler,
chute, scrapper sesuai SPLN K5.010:2020
1. Penyempurnaan Peralatan proteksi conveyor (conveyor safer design)
2. Implementasi Preventif Maintenance peralatan CHF
3 Coal finess ngebul dan terbang
ke area (BC) dan transfer tower
Peralatan dust suppression dan dust
collector belum terpasang atau rusak
Dust supression dan dust collector
terpasang dan berfungsi efective
Penambahan, perawatan dan pengoperasian Dust suppression dan dust
collector sesuai SOP best practice
1, Optimalisasi Dust Controlling (Chemical Dust suppression system, dry
fog suppression system Water curtain, Water wash down system)
2, Optimalisasi Dust Collecting System (Vaccum Cleaning System, Dust
Collector)
4 Pembersihan coal fines dan
ceceran batubara
Pembersihan tidak optimal, kurang
tersedia air untuk pembasahan, belum
menerapkan industrial cleaning service.
Cleaness indek 4 s.d 6
Area coal handling bersih dengan
cleaness index <2, lokasi celah celah
beam dan cable tray juga bersih
Disiplin pembersihan secara berjenjang
Melengkapi fasilitas Pembasahan dan kecukupan air, penerapan
industrial cleaing service dengan SLA reward and punishmen,
monitoring cleaness indek, plant walk down manajemen berkala dan
konsisten
5 Pencegahan self combustion and
second explotion
Masih ada tumpukan coal finess di celah
celah beam, pipa dan cable tray dan
menyebabkan self combustion,
kebakaran dan bahkan explotion
Self combustion dapat dideteksi dini
dan secepatnya dipadamkan
Pemasangan CCTV, Pemasangan Hydrant system sesuai NFPA 850 dan
dilakukan pengujian berkala untuk memastikan berfungsi dgn baik
1. Periodic Thermal imaging Area CHF
2. Pelaksanaan Fire Risk Assesment (SPLN U1.008-7:2021)
6 Batubara dengan Volatile matter
> 37 % sangat rawan terjadi
deflagarasi atau ledakan didalam
mill pada saat start up ,
shutdown operasi mill, atau pada
saat operasi normal Coal
Blocking
Peralatan Steam Inerting belum
terpasang, atau terpasang namun SOP
Operasi belum sesuai NFPA 85 dan
FMDS 0624.
Operator belum kompeten menjalankan
SOP
Belum aware risiko Mill explotion untuk
Batubara LRC
Inerting system terpasang dan comply
terhadap NFPA 85 dan FMDS 0624
SOP yang ada sesuai dengan kondisi
operasi Batubara LRC
Operator aware , sigap dan kompeten
menjalankan SOP Inerting system
Pemenuhan peralatan Steam Inerting sesuai NFPA 85 dan FMDS 0624.
Penyempurnaan SOP Operasi dan SOP Pemeliharaan beserta LOTO
terkait
Pelatiha operator akan SOP Inerting system dan awareness risiko mill
explotion
Implementasi Process Safety Management
7 Disiplin Eksekusi Bagaimana menjaga Konsistensi dan
kepatuhan akan SOP dan readiness
peralatan atau fasilitas pendukung
Program Pencegahan berjalan secara
konsisten dan improvement
berkesinambungan
1. Audit Berkala dari Kantor Induk- Kantor Pusat
2. Audit eksternal dari Lembaga Profesional
3. Action plan from lesson learn