SlideShare a Scribd company logo
ANALISIS POTENSI GELOMBANG LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT (PLTGL) DENGAN SISTEM
OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) DI PERAIRAN SELATAN BALI
ARTIKEL SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KELAURAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Oleh:
MAULI BISEL RAYPA SARAGIH
NIM. 135080600111085
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
ANALISIS POTENSI GELOMBANG LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT (PLTGL) DENGAN SISTEM
OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) DI PERAIRAN SELATAN BALI
ARTIKEL SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KELAURAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan
di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh:
MAULI BISEL RAYPA SARAGIH
NIM. 135080600111085
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
1
ARTIKEL SKRIPSI
2
ANALISIS POTENSI GELOMBANG LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT (PLTGL) DENGAN SISTEM
OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) DI PERAIRAN SELATAN BALI
Oleh :
MAULI BISEL RAYPA SARAGIH
NIM. 135080600111085
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I
(Nurin Hidayati, ST., M.Sc)
NIP. 19781102 200502 2 001
Tanggal:
Mengetahui,
Ketua Jurusan PSPK
(Dr. Ir. Daduk Setyohadi, M.P)
NIP. 19630608 198703 1 003
Tanggal:
Dosen Pembimbing II
(Andik Isdianto, ST., MT)
NIK. 201309 820928 1 001
Tanggal:
3
ANALISIS POTENSI GELOMBANG LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT (PLTGL) DENGAN SISTEM
OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) DI PERAIRAN SELATAN BALI
Mauli Bisel Raypa Saragih1), Nurin Hidayati2), Andik Isdianto2)
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
Abstrak
Pembangkit listrik yang ada di Indonesia terutama di Bali masih memanfaatkan sumber
energi yang tidak dapat diperbaharui seperti pembangkit listrik tenaga diesel, tenaga uap, dan tenaga
gas bumi. Gelombang laut merupakan salah satu sumber energi terbarukan, dimana tinggi, periode dan
arah gelombang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan menggunakan sistem Oscillating
Water Column (OWC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi perairan selatan Bali untuk
dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga gelombang laut. Perairan selatan Bali selama
kurun waktu 2007-2016 memiliki nilai tinggi gelombang berkisar diantara 1,41 m sampai 2,14 m dan
besar daya listrik yang dapat dihasilkan berkisar diantara 10.132,65 watt sampai 25.733,10 watt dengan
nilai tinggi gelombang dan daya listrik yang dihasilkan di wilayah barat dan selatan lebih tinggi
dibandingkan wilayah timur perairan selatan pulau bali. Arah datangnya gelombang di perairan selatan
Bali berasal dari Barat Daya yang digunakan untuk menentukan arah mulut kolom osilasi dibangun
sehingga energi listrik yang dihasilkan dapat maksimum.
Kata kunci: Gelombang, Oscillating Water Column (OWC)
POTENTIAL ANALYSIS OF SEA WAVES AS SOURCE OF ALTERNATIVE ENERGY
ELECTRICAL POWER PLANTS (PLTGL) WITH OSCILLATING WATER COLUMN
(OWC) SYSTEM IN SOUTHERN WATER BALI
Power plants in Indonesia, especially in Bali, still utilize non-renewable energy sources such
as diesel power plants, steam power, and natural gas power. Sea waves are one of renewable energy
sources, where height, period and wave direction can be utilized as a power plant by using Oscillating
Water Column (OWC) system. This study aims to determine the potential of southern waters of Bali
to be utilized as a wave power plant. The southern waters of Bali during the period 2007-2016 had
wave height values ranging between 1.41 m to 2.14 m and the amount of electric power that could be
generated ranged between 10,132.65 watt to 25,733.10 watt with high wave values and electrical power
produced in the western and southern regions are higher than the eastern region of the southern
waters of Bali. The direction of waves in the southern waters of Bali come from the Southwest that
are used to determine the direction of the column of the oscillation column are built so that the
electrical energy are generated can be maximum.
Key words: Waves, Oscillating Water Column (OWC)
1) Mahasiswa Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
2) Dosen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
4
1. PENDAHULUAN
Kebutuhan manusia akan energi
terutama energi listrik mengalami peningkatan
seiring dengan bertambahnya jumlah populasi
manusia. Di Indonesia terutama di Bali,
pemanfaatan sumber energi masih
memanfaatan energi yang tidak dapat
diperbaharui seperti dengan adanya
pambangkit listrik tenaga diesel, tenaga uap
dan gas. Keseluruhan pembangkit listrik yang
telah berdiri ini tentu saja nantinya akan
menimbulkan permasalahan baru baik itu
terhadap lingkungan, kesehatan dan ekonomi
(Wijaya, 2010).
Mengurangi dampak negatif yang
diakibatkan oleh pembangkit listrik yang
memanfaatkan bahan bakar fosil ini, maka
perlu dilakukan suatu upaya dengan
penyediaan energi listrik berbahan bakar
alternatif yang sifatnya non konvensional.
Salah satu pembangkit listrik yang ramah
lingkungan adalah dengan memanfaatkan
energi gelombang (Satria et al., 2014).
Gelombang laut merupakan salah satu
sumber energi terbarukan, dimana energi yang
dapat dimanfaatkan dengan mengetahui tinggi
gelombang, panjang gelombang dan
periodenya. Energi potensial dan kinetik yang
terkandung pada gelombang laut dapat
dikonversikan untuk pemanfaatan tenaga
listrik. Energi gelombang ini dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu energi
alternatif untuk mengatasi krisis energi saat ini,
yaitu sebagai pembangkit listrik tenaga ombak
atau energi gelombang (Subagio et al., 2012).
Pembangkit listrik tenaga gelombang laut
ini telah banyak dikembangkan, diantaranya :
teknologi buoy tipe, teknologi overtopping devices,
teknologi oscillating water column. Perairan
Selatan Bali memiliki nilai tinggi gelombang
yang cukup konstan. Konsistensi tinggi
gelombang yang dihasilkan di perairan Selatan
Bali dikarenakan perairan tersebut berhadapan
langsung dengan laut lepas (Samudera Hindia)
sehingga tinggi gelombang laut yang dihasilkan
cukup besar dan konstan. Nilai tinggi
gelombang yang cukup besar dan konstan ini
yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit
listrik alternatif dengan memanfaatkan
teknologi Oscillating Water Column (OWC)
karena energi listrik yang dihasilkan cenderung
stabil (Sriartha and Putra, 2015).
Oscillating Water Column (OWC)
merupakan salah satu alternatif teknologi
untuk mengkonversi energi gelombang laut
dengan menggunakan sistem kolom air
berosilasi. Pada dasarnya prinsip kerja
teknologi yang mengkonversi energi
gelombang laut menjadi energi listrik adalah
mengakumulasi energi gelombang laut untuk
dapat menggerakkan turbin generator.
Teknologi konversi gelombang laut sistem
OWC dipilih karena cocok di daerah dengan
topografi pantai curam dan memiliki nilai
tinggi gelombang diantara 0,2 m hingga 1,19
m bahkan melebihi sehingga daya listrik yang
dihasilkan lebih besar (Mardiansyah et al.,
2014).
Pemanfaatan teknologi oscillating water
column (OWC) untuk pembangkit listrik sangat
ramah lingkungan dan dalam proses
konstruksi dan pengoperasiannya tidak akan
merusak ekosistem alam yang ada. Teknologi
ini sangat baik untuk dimanfaatkan di wilayah
Bali karena keindahan alamnya tetap terjaga.
Pemanfaatan teknologi pembangkit listrik
tenaga gelombang laut dengan sistem OWC
diharapkan nantinya mampu menghasilkan
energi listrik yang dapat melayani konsumen
yang ada di Pulau Bali. Maka dari itu penelitian
5
ini diperlukan untuk menghasilkan teknologi
terbarukan yang ramah lingkungan dalam
membangun pembangkit listrik terutama
dengan memanfaatkan tenaga gelombang laut
(Ubaidillah et al., 2014).
2. METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian skripsi ini dilakukan dari bulan
November 2016 sampai bulan April 2017.
Analisis dan pengolahan data dilakukan di
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya dan BMKG (Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)
Maritim Perak II Surabaya. Lokasi penelitian
ini dilakukan di perairan Selatan pulau Bali
(Gambar 1).
Gambar 1. Lokasi Penelitian
2.2 Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian ini berfokus pada pengolahan
data sekunder dikarenakan keterbatasan alat
dan waktu karena membutuhkan data time
series. Data sekunder meliputi data tinggi,
periode, dana rah gelombang yang diperoleh
dari ECMWF (European Centre for Medium-
Range Weather Forecast) dan BMKG sebagai
data pembanding untuk uji akurasi data.
2.3 Pengolahan Data ECMWF
Data yang diunduh dari website ECMWF
ialah data gelombang. Data gelombang
diunduh secara time series selama 10 tahun dari
tahun 2007 hingga 2016 dengan menggunakan
nilai grid 0,25 yang memisahkan satu stasiun
dengan stasiun lainnya. ECMWF menyediakan
data tinggi gelombang, arah gelombang,
periode gelombang yang akan digunakan
dalam pengolahan data. Data tersebut tersedia
dalam setiap 6 jam pengukuran dimulai dari
pukul 00:00, 06:00, 12:00, 18:00. Data yang
telah diperoleh dikelompokkan berdasarkan
stasiunnya masing-masing dan dihitung rata-
rata nilai tinggi, periode dan arah gelombang.
6
2.4 Uji MRE
Mean Relative Error (MRE) merupakan
salah satu uji statistik yang digunakan untuk
mengetahui tingkat akurasi data hasil ECMWF
dengan data BMKG dengan melakukan
perhitungan kesalahan relatifnya. MRE ini
menggunakan persamaan sebagai berikut :
RE = 100%
MRE = ∑
Dimana :
RE = Relative Error (%)
MRE = Mean Relative Error (%)
= data hasil simulasi
= data lapangan
n = jumlah lapangan
Uji akurasi data antara ECMWF dan
BMKG dapat diterima apabila nilai MRE yang
dihasilkan memiliki nilai kurang dari 40%, dan
apabila nilai MRE yang dihasilkan melebihi
40% maka data ECMWF dan data BMKG
tidak memiliki keakurasian yang tidak cukup
baik.
2.5 Perhitungan Besar Daya Listrik
Perhitungan besar daya listrik
menggunakan metode oscillating water column
(OWC) dengan mengetahui tinggi, perioded
an arah gelombang. Besar daya listrik dihitung
dengan menggunakan rumus :
Hm0² T ≈ ( 0.5 ) Hm0² T
dimana :
= Kerapatan Air (1025 ƿ )
g = Gaya Gravitasi Bumi
Hm0 = Tinggi Gelombang (m)
T = Periode Gelombang (s)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Provinsi Bali terletak pada titik
koordinat 8˚03’40’’ - 8˚50’48’’ LS dan
114˚25’53’’ - 115˚42’40’’ BT, dengan batas –
batas wilayah sebagai berikut (Wijaya, 2010) :
 Sebelah Utara adalah Laut Bali
 Sebelah Timur adalah Selat Lombok
 Sebelah Selatan adalah Samudra
Hindia
 Sebelah Barat adalah Selat Bali
Perairan Selatan Bali merupakan daerah
pesisir yang berhadapan langsung dengan
Samudera Hindia dengan karakteristik
gelombang dan angina yang berfluktuasi
sepanjang tahun. Wilayah ini merupakan salah
satu daerah dengan kekuatan angin dan
gelombang yang cukup tinggi yang diakibatkan
dari implikasi dari benua Australia dan Asia
(monsun) dan berbatasan dengan samudera.
Pola sirkulasi angin dan gelombang ini
berfluktuasi dengan musim yang berlangsung
sekitar tiga bulanan. Untuk itu penelitian ini
merupakan analisis awal untuk
mengemukakan bahwa wilayah Selatan Bali ini
layak untuk dijadikan sebagai wilayah studi
kasus pengembangan energi terbarukan yang
berasal dari angin dan gelombang (Purba,
2014).
3.2 Analisis Persebaran Gelombang
3.2.1 Uji MRE
Uji akurasi data antara data gelombang
ECMWF (European Centre for Medium-Range
Weather Forecast) dengan data gelombang dari
Stasiun BMKG Maritim Perak Surabaya
dihitung dengan menggunakan metode MRE.
Uji akurasi ini didasarkan pada data tinggi
gelombang yang diperoleh dari BMKG
sebagai perbandingan yaitu stasiun 3,9,16 dan
7
19 pada tahun 2016 dan dapat dilihat pada
Tabel 1.
8
Tabel 1. Data uji validasi MRE
Stasiun
Tinggi
Gelombang
dari
ECMWF
(m)
Tinggi
Gelombang
dari BMKG
(m)
3 1,54 1,66
3 1,77 1,39
3 2,18 2,18
3 1,92 1,83
9 1,46 1,52
9 1,66 1,25
9 2,05 2,01
9 1,82 1,69
16 1,47 0,74
Stasiun
Tinggi
Gelombang
dari
ECMWF
(m)
Tinggi
Gelombang
dari BMKG
(m)
16 1,67 0,54
16 2,08 0,86
16 1,83 0,77
19 1,42 1,60
19 1,61 1,34
19 1,99 2,12
19 1,76 1,75
Berdasarkan hasil uji validasi antara data
ECMWF dan BMKG menghasilkan nilai mean
relative error sebesar 17,48 % dengan nilai
kebenaran sebesar 82,52 %. Berdasarakan
hasil dari validasi data ini menurut Sugiyono
(2006), verifikasi model dengan nilai error
dibawah 40% masih dapat diterima. Sehingga
dapat disimpulkan bawah data dari ECMWF
dapat menggantikan data yang berasal dari
BMKG.
3.2.2 Analisis Data Gelombang Tahun
2007–2016
Pengolahan data gelombang yang
diperoleh dari data ECMWF dari tahun 2007
hingga 2016 diolah dengan mencari rata-rata
data gelombang dalam satu tahun. Stasiun 1
dan stasiun 4 pada lokasi penelitian, data
tinggi dan periode gelombang yang disediakan
ECMWF tidak valid, sehingga perhitungan
dilakukan dengan menggunakan interpolasi
data. Hasil dari pengolahan data gelombang
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil pengolahan rata-rata data gelombang
Tahun Arah Gelombang (˚)
Periode
Gelombang (s)
Tinggi
Gelombang (m)
2007 204,79 10,91 1,78
2008 203,37 10,76 1,80
2009 205,24 10,78 1,76
2010 201,14 10,61 1,63
2011 207,72 10,47 1,69
2012 203,78 10,76 1,74
2013 205,02 10,99 1,76
2014 204,74 10,95 1,79
2015 202,71 10,76 1,65
2016 205,09 11,18 1,69
9
Tinggi rata-rata gelombang tahunan
terdapat diantara 1,6 meter sampai 1,85 meter
yang dimana nilai tinggi gelombang tertinggi
terjadi pada tahun 2008 dengan nilai 1,8 meter
dan gelombang terendah terjadi pada tahun
2010 dengan nilai 1,63 meter. Pola ketinggian
gelombang laut yang terjadi di kawasan ini
tergolong konstan dan cukup besar, hal ini
dikarenakan laut yang ada di kawasan ini
berhadapan langsung dengan laut lepas
(Samudera Hindia).
3.2.3 Analisis Data Gelombang Tahun
2007-2016 Berdasarkan Musim
Perhitungan tinggi dan periode
gelombang laut dengan mengambil 19 titik
penelitian dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir (2007-2016) memiliki nilai yang tidak
signifikan perbedaannya. Pengolahan data
bersumber dari data gelombang ECMWF dan
dikelompokkan ke dalam 4 musim yaitu
musim barat, peralihan 1, timur dan juga
musim peralihan 2. Hasil dari pengolahan
tinggi gelombang (Gambar 2) dan periode
gelombang (Gambar 3) memiliki nilai yang
sama pada hasil pengolahan data pada musim
peralihan 1 dan peralihan 2. Pengolahan
berdasarkan musim ini dilakukan dari rata-rata
tahun 2007 sampai 2016.
Gambar 2. Tinggi gelombang laut berdasarkan musim
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2
2.1
2.2
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
TinggiGelombang(m)
Tahun
Musim Barat Musim Peralihan 1 Musim Timur Musim Peralihan 2
10
Gambar 3. Periode gelombang laut berdasarkan musim
Hasil dari grafik dapat ditunjukkan pada
nilai tinggi gelombang musim barat memiliki
anomali nilai tinggi gelombang dibandingkan
dengan musim lainnya. Periode gelombang
dari tahun 2007 sampai tahun 2016 pada
keempat musim memiliki nilai yang lebih
beragam dibandingkan nilai tinggi gelombang.
3.2.4 Analisis Rata-Rata Data Gelombang
Tahun 2007-2016
Pengolahan rata-rata data gelombang
dari tahun 2007 hingga 2016 adalah dengan
menghitung nilai rata-rata tinggi gelombang,
periode gelombang, dan arah gelombang pada
satu titik pengamatan selama kurun waktu 10
tahun (2007-2016). Hasil dari pengolahan data
ini dapat dilihat pada Tabel 3 yang merupakan
rata-rata data gelombang dari titik
pengamatan.
Tabel 3. Rata-rata data gelombang tahun 2007-2016 di titik pengamatan
Stasiun Longitude Latitude
Arah
Gelombang (˚)
Periode
Gelombang (s)
Tinggi
Gelombang (m)
2 114,5 -9 205,22 11,09 1,85
3 114,5 -9,25 204,52 10,99 1,89
5 114,75 -8,75 205,33 11,14 1,88
6 114,75 -9 205,11 11,03 1,82
7 114,75 -9,25 204,50 10,95 1,86
8 115 -8,75 204,90 10,92 1,75
9 115 -9 204,92 10,97 1,78
10 115 -9,25 204,45 10,90 1,83
11 115,25 -8,75 204,86 10,92 1,75
12 115,25 -9 204,82 10,92 1,75
13 115,25 -9,25 204,42 10,86 1,80
14 115,5 -9 205,24 10,96 1,71
15 115,5 -9,25 204,82 10,88 1,77
16 115,75 -8,5 197,88 9,31 1,14
17 115,75 -8,75 202,11 10,15 1,41
18 115,75 -9 205,73 11,00 1,67
19 115,75 -9,25 205,28 10,91 1,73
9.000
9.500
10.000
10.500
11.000
11.500
12.000
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
PeriodeGelombang(s)
Tahun
Musim Barat (s) Musim Peralihan 1 (s)
Musim Timur (s) Musim Peralihan 2 (s)
11
Distribusi tinggi gelombang yang terjadi
pada perairan Bali memiliki nilai tinggi
gelombang yang meningkat apabila semakin
mengarah ke Selatan. Gelombang yang
mengarah ke Selatan tinggi gelombang
semakin tinggi ini juga di sebabkan oleh arah
datangnya gelombang berasal dari Barat Daya
dan Selatan yang mengarah ke Timur Laut dan
Timur (Gambar 4).
Gambar 4. Persebaran gelombang tahun 2007-2016
3.3 Analisis Persebaran Daya Listrik
3.3.1 Analisis Daya Listrik Tahun 2007-
2016
Hasil perhitungan daya listrik tahunan
didapatkan dengan mengetahui tinggi dan
periode gelombang. Hasil dari pengolahan
daya listrik ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Besar daya listrik yang dihasilkan di wilayah
perairan Selatan Bali sepanjang tahun mampu
menghasilkan daya sebesar 14.000 watt hingga
18.000 watt. Daya listrik yang dihasilkan
sepanjang tahun 2007 hingga tahun 2016
memiliki nilai daya listrik tertinggi pada tahun
2014 dengan nilai 17.858 watt dan tahun 2010
sebagai tahun penghasil daya terendah dengan
nilai 14.212 watt.
Tabel 4. Hasil perhitungan daya listrik tahun 2007-2016
Tahun
Arah
Gelombang (˚)
Periode
Gelombang (s)
Tinggi
Gelombang (m)
Daya Listrik (watt)
2007 204,80 10,91 1,78 17667,92
2008 203,37 10,77 1,80 17507,15
2009 205,24 10,78 1,76 16758,20
2010 201,14 10,61 1,63 14212,18
2011 207,72 10,47 1,69 14936,39
2012 203,78 10,76 1,74 16465,69
2013 205,02 10,99 1,76 16958,90
2014 204,74 10,95 1,79 17858,30
12
Tahun
Arah
Gelombang (˚)
Periode
Gelombang (s)
Tinggi
Gelombang (m)
Daya Listrik (watt)
2015 202,71 10,76 1,65 14783,30
2016 205,09 11,18 1,69 16317,59
3.3.2 Analisis Daya Listrik Tahun 2007-
2016 Berdasarkan Musim
Perhitungan besar daya listrik yang
terdapat di wilayah Selatan Bali dengan
memanfaatkan tenaga gelombang laut yang
dilakukan dalam kurun waktu 10 tahun (2007
– 2016) dibagi atas 4 musim. Besar daya listrik
pada musim barat, peralihan 1, timur dan
peralihan 2 dapat dilihat pada Gambar 5. Dari
grafik yang dihasilkan, besar daya listrik yang
dapat dihasilkan pada 4 musim terjadi pada
range 10.000 watt hingga 28.000 watt.
Gambar 5. Daya listrik musim barat tahun 2007-2016
3.3.3 Analisis Rata-Rata Daya Listrik
Tahun 2007-2016
Rata-rata daya listrik dari tahun 2007
sampai 2016 dilakukan dengan menghitung
rata-rata data tinggi gelombang dan periode
gelombang dari setiap titik pengamatan. Rata-
rata tinggi dan periode gelombang ini yang
diolah menghasilkan rata-rata daya listrik dari
tahun 2007 sampai 2016 yang dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil rata-rata daya listrik dari tahun 2007-2016
Stasiun
Longitud
e
Latitud
e
Arah
Gelombang (˚)
Periode
Gelombang (s)
Tinggi
Gelombang (m)
Daya
Listrik
(watt)
2 114,5 -9 205,22 11,09 1,85 18878,30
3 114,5 -9,25 204,52 10,99 1,89 19477,14
5 114,75 -8,75 205,33 11,14 1,88 19593,81
6 114,75 -9 205,11 11,03 1,82 18119,48
7 114,75 -9,25 204,50 10,95 1,86 18875,58
8 115 -8,75 204,90 10,92 1,75 16538,80
9 115 -9 204,92 10,97 1,78 17270,27
10 115 -9,25 204,45 10,90 1,83 18178,26
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
DayaListrik(watt)
Tahun
Musim Barat Musim Peralihan 1
Musim Timur Musim Peralihan 2
13
Stasiun
Longitud
e
Latitud
e
Arah
Gelombang (˚)
Periode
Gelombang (s)
Tinggi
Gelombang (m)
Daya
Listrik
(watt)
11 115,25 -8,75 204,86 10,92 1,75 16569,17
12 115,25 -9 204,82 10,92 1,75 16592,37
13 115,25 -9,25 204,42 10,86 1,80 17548,70
14 115,5 -9 205,24 10,96 1,71 15890,59
15 115,5 -9,25 204,82 10,88 1,77 16917,31
16 115,75 -8,5 197,88 9,31 1,14 5993,94
17 115,75 -8,75 202,11 10,15 1,41 9953,50
18 115,75 -9 205,73 11,00 1,67 15200,76
19 115,75 -9,25 205,28 10,91 1,73 16293,58
Persebaran potensi yang dapat
menghasilkan daya listrik di wilayah Bali pada
tahun 2007 sampai 2016 terdapat di daerah
bagian Barat Pulau Bali yang berdekatan
dengan dengan Selat Bali dan semakin besar
nilai daya yang dihasilkan apabila semakin ke
wilayah Selatan yang berbatasan langsung
dengan Samudera Hindia (Gambar 6).
Gambar 6. Persebaran potensi daya listrik tahun 2007-2016
3.4 Rekomendasi Wilayah Potensial
Perencanaan pembangunan pembangkit
listrik tenaga gelombang laut dengan sistem
OWC ini membutuhkan data arah dominan
datangnya gelombang untuk mengetahui
peletakan mulut kolom OWC. Pada penelitian
yang dilakukan di perairan Selatan Bali dalam
kurun waktu 2007 sampai 2016, arah dominan
datangnya gelombang berasal dari Barat Daya
menuju ke arah Timur Laut dan Timur
(Gambar 7).
14
Gambar 7. Peta arah gelombang tahun 2007-
2016
Pembangkit listrik tenaga gelombang
laut umumnya dibangun di pesisir pantai dan
juga sebagai break water. Sistem OWC ini
mengalami beberapa modifikasi untuk dapat
dimanfaatkan di perairan lepas pantai dengan
mengetahui kedalaman suatu perairan.
Pembangunan sistem OWC di lepas pantai ini
memanfaatkan sistem floating dengan
menambatkan bangunan OWC dengan dasar
perairan. Sistem floating ini membutuhkan
data kedalaman dari suatu perairan yang
direncanakan akan dibangun sistem floating ini.
Pemanfaatan sistem floating dengan mooring ini
dapat dilakukan pada kedalaman 40 meter
sampai 100 meter (Vicente et al., 2009).
Wilayah perairan di Pulau Bali memiliki
kedalaman yang sangat beragam di setiap
daerahnya. Kedalaman yang terdapat di
wilayah Selatan Bali pada jarak 50 kilometer
dari garis pantai memiliki kedalam 0 meter
sampai 60 meter. Kedalaman suatu perairan
yang memiliki nilai 40 meter sampai 60 meter
merupakan kedalaman yang cukup baik jika
pemanfaatan pembangkit listrik tenaga
gelombang laut dengan sistem floating OWC
ini akan dibangun. Peta kedalaman perairan
Bali dengan pengolahan data yang didapatkan
dari GEBCO tahun 2016 dapat dilihat pada
Gambar 8.
Gambar 8. Peta kedalaman perairan Selatan
Bali
Pengolahan data arah gelombang, tinggi
gelombang, periode gelombang dan
kedalaman wilayah perairan Bali dapat
menunjukkan lokasi yang paling optimal
dibangun pembangkit sistem OWC ini baik di
pesisir pantai maupun dengan memanfaatkan
sistem floating. Wilayah Bali dengan nilai tinggi
gelombang yang cukup tinggi dan kedalaman
yang dimiliki wilayah Selatan Bali yang
berbatasan dengan Samudera Hindia yang
melebihi 100 meter maka pembangunan
pembangkit listrik dengan memanfaatkan
tenaga gelombang laut sebaiknya dibangun di
pesisir pantai. Daerah pesisir Selatan Bali
memenuhi syarat untuk dibangun pembangkit
listrik tenaga gelombang laut karena memiliki
nilai tinggi gelombang melebihi 1,2 meter
dengan topografi dasar laut berupa pasir dan
batuan sangat baik untuk direkomendasikan
dibangun pembangkit listrik tenaga gelombang
laut. Pembangunan pembangkit listrik tenaga
gelombang laut di pesisir pantai memiliki nilai
efisiensi yang sangat baik dengan biaya
pembangunan konstruksi minim dibandingkan
dengan sistem floating (Ubaidillah et al., 2014).
Pembangunan sistem pembangkit OWC ini
lebih baik dikarenakan tidak akan mengganggu
jalur pelayaran dibandingkan sistem floating
yang akan dibangun di lepas pantai.
Rekomendasi pembangunan sistem OWC ini
15
terdapat di wilayah Selat Bali, Jembrana, dan
Uluwatu yang dapat dilihat pada Gambar 9.
Wilayah Selat Bali merupakan termasuk
kedalam kabupaten Jembrana dan masih
terdapat beberapa desa terpencil yang masih
membutuhkan sumber daya listrik seperti
Desa Yeh Embang, Yeh Buah, Pergung, dan
Poh Santen. Daerah Uluwatu yang berada di
wilayah Selatan Bali merupakan daerah yang
sedang mengalami perkembangan dalam
bidang wisata bahari maupun perhotelan.
Potensi keadaan gelombang yang berada di
daerah pesisir Uluwatu dapat dimanfaatkan
dengan membangun pembangkit listrik tenaga
gelombang laut untuk dapat memenuhi
kebutuhan akan sumber daya listrik secara
mandiri dan juga dapat sebagai penarik untuk
menjadi objek kunjungan wisata tentang
pembangkit listrik dengan memanfaatkan
energi gelombang laut.
Gambar 9. Wilayah potensial pembangunan sistem OWC
4. PENUTUP
4.1.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian analisis
potensi gelombang laut sebagai sumber energi
alternative pembangkit listrik tenaga
gelombang laut (PLTGL) dengan sistem
oscillating water column (OWC) di perairan
Selatan Bali adalah sebagai berikut :
1. Nilai tinggi gelombang di wilayah Barat
Daya dan Selatan memiliki nilai lebih
tinggi dibandingkan di wilayah Utara dan
Timur Laut dengan arah datangnya
gelombang dari Barat Daya. Nilai tinggi
gelombang maksimum diperoleh dengan
nilai 2,15 meter dan nilai tinggi
gelombang minimum dengan nilai 1,41
meter
2. Besar daya listrik di wilayah Barat Daya
dan Selatan lebih maksimum
dibandingkan di wilayah Utara dan Timur
Laut dikarenakan besar daya listrik
tergantung dari nilai tinggi dan periode
gelombang laut. Daya listrik maksimum
diperoleh dengan nilai 25.733,10 watt dan
minimum dengan nilai 10.132,65 watt
3. Wilayah yang potensial untuk dibangun
pembangkit listrik tenaga gelombang laut
16
sistem OWC adalah di pesisir Kabupaten
Jembrana dan Uluwatu.
4.1.2 Saran
Adapun saran dari penelitian ini adalah
diharapkan data persebaran gelombang dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui alur
pelayaran dan menjadi pertimbangan untuk
rencana pembangunan pembangkit listrik
tenaga gelombang laut dengan tipe OWC
(Oscillating Water Column) karena perairan
Selatan Pulau Bali memiliki potensi yang
sangat baik untuk dibangun pembangkit listrik
alternatif.
5. DAFTAR PUSTAKA
Mardiansyah, L.A., Ismanto, A., Setyawan,
W.B., 2014. Kajian Potensi
Gelombang Laut sebagai Sumber
Energi Alternatif Pembangkit Listrik
Tenaga Gelombang Laut (PLTGL)
dengan Sistem Oscillating Water
Column (OWC) di Perairan Pantai
Bengkulu. J-OCE UNDIP Volume 3
Nomor 3, 328–337.
Purba, N.P., 2014. Variabilitas Angin dan
Gelombang Laut Sebagai Energi
Terbarukan di Pantai Selatan Jawa
Barat. J. Akuatika Vol. V No. 1.
Satria, D., Chan, Y., Kurniawan, D., 2014.
Rancang Bangun Alat Pembangkit
Listrik Tenaga Gelombang Laut
Sistem Bandul Ganda (PLTGL-
SBG) Skala Laboratorium. Simp.
Nas. RAPI XIII.
Sriartha, I.P., Putra, I.W.K.E., 2015. Distribusi
Spasial Genangan Air Laut
Berdasarkan Analisis Data Satelit
Altimetri Envisat di Wilayah Pesisir
Barat Kabupaten Buleleng, Bali. J.
Bumi Lestari Volume 15 No. 2, 165–
175.
Subagio, M.B., Fitri, S.P., Soemartojo, 2012.
Analisa Teknis Sistem Konversi
Pneumatis Energi Gelombang Laut
Sebagai Pembangkit Listrik. J. Tek.
POMITS Vol. 1 No. 1, 1–6.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D. Alfabeta.
Ubaidillah, A.R., Soemarwanto, Purnomo, H.,
2014. Studi Potensi Pembangkit
Listrik Tenaga Ombak Tipe
Oscillating Water Column di
Perairan Pulau Sempu Kabupaten
Malang. Tek. Elektro.
Vicente, P.C., Falcao, A.F. de O., Gato,
L.M.C., Justino, P.A.P., 2009.
Hydrodynamics of Triangular-Grid
Arrays of Floating Point-Absorber
Wave Energy Converters With Inter-
Body and Bottom Slack-Mooring
Connections. Proc. 8th Eur. Wave
Tindal Energy Conf. 538–547.
Wijaya, I.W.A., 2010. Pembangkit Listrik
Tenaga Gelombang Laut
Menggunakan Teknologi Oscillating
Water Column di Perairan Bali. Tek.
Elektro Vol. 9 No.2.

More Related Content

What's hot

Ipi89787
Ipi89787Ipi89787
Ipi89787
Boyhaki Erby
 
Kelebihan dan Kekurangan PLT GEOLOMBANG LAUT
Kelebihan dan Kekurangan PLT GEOLOMBANG LAUTKelebihan dan Kekurangan PLT GEOLOMBANG LAUT
Kelebihan dan Kekurangan PLT GEOLOMBANG LAUT
YOHANIS SAHABAT
 
energi gelombang laut
energi gelombang lautenergi gelombang laut
energi gelombang laut
darma sihombing darma
 
Energi gelombang laut
Energi gelombang laut Energi gelombang laut
Energi gelombang laut
darma sihombing darma
 
Makalah softkill
Makalah softkillMakalah softkill
Makalah softkill
Rizkiko Putra
 
Prinsip kerja pltgl
Prinsip kerja pltglPrinsip kerja pltgl
Prinsip kerja pltgl
Arief Charismw
 
Syamsir Abduh-Energi ombak-2001
Syamsir Abduh-Energi ombak-2001Syamsir Abduh-Energi ombak-2001
Syamsir Abduh-Energi ombak-2001
University of Trisakti, Jakarta-Indonesia
 
Makalah fisika panel surya
Makalah fisika panel suryaMakalah fisika panel surya
Makalah fisika panel surya
PT. SASA
 
Sde tm9-indo
Sde tm9-indoSde tm9-indo
Sde tm9-indo
Alam Tuara Lampung
 
Softskill imamteguh
Softskill imamteguhSoftskill imamteguh
Softskill imamteguh
I'am Santoso
 
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
DanangPrabowo5
 
L2 f009102 mkp
L2 f009102 mkpL2 f009102 mkp
L2 f009102 mkp
madi345
 
Sde tm1-070312
Sde tm1-070312Sde tm1-070312
Sde tm1-070312
Alam Tuara Lampung
 
Seminar Fisika PLTG
Seminar Fisika PLTGSeminar Fisika PLTG
Seminar Fisika PLTG
Erlyta Perwitasari
 
Membangun desa-mandiri-energi
Membangun desa-mandiri-energiMembangun desa-mandiri-energi
Membangun desa-mandiri-energi
Saoloan Naiborhu
 
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANG
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANGPOLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANG
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANG
sari nurfiani
 
PERAN WARGA NEGARA DALAM UPAYAMEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA
PERAN WARGA NEGARA DALAM UPAYAMEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIAPERAN WARGA NEGARA DALAM UPAYAMEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA
PERAN WARGA NEGARA DALAM UPAYAMEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA
mickooow
 
Pembangkit listrik tenaga air kasim
Pembangkit listrik tenaga air kasimPembangkit listrik tenaga air kasim
Pembangkit listrik tenaga air kasim
kasim fisika
 

What's hot (20)

Ipi89787
Ipi89787Ipi89787
Ipi89787
 
Kelebihan dan Kekurangan PLT GEOLOMBANG LAUT
Kelebihan dan Kekurangan PLT GEOLOMBANG LAUTKelebihan dan Kekurangan PLT GEOLOMBANG LAUT
Kelebihan dan Kekurangan PLT GEOLOMBANG LAUT
 
energi gelombang laut
energi gelombang lautenergi gelombang laut
energi gelombang laut
 
Energi gelombang laut
Energi gelombang laut Energi gelombang laut
Energi gelombang laut
 
Makalah softkill
Makalah softkillMakalah softkill
Makalah softkill
 
Prinsip kerja pltgl
Prinsip kerja pltglPrinsip kerja pltgl
Prinsip kerja pltgl
 
Syamsir Abduh-Energi ombak-2001
Syamsir Abduh-Energi ombak-2001Syamsir Abduh-Energi ombak-2001
Syamsir Abduh-Energi ombak-2001
 
Makalah fisika panel surya
Makalah fisika panel suryaMakalah fisika panel surya
Makalah fisika panel surya
 
Sde tm9-indo
Sde tm9-indoSde tm9-indo
Sde tm9-indo
 
Sde tm2ab
Sde tm2abSde tm2ab
Sde tm2ab
 
Softskill imamteguh
Softskill imamteguhSoftskill imamteguh
Softskill imamteguh
 
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
 
Sde tm4a
Sde tm4aSde tm4a
Sde tm4a
 
L2 f009102 mkp
L2 f009102 mkpL2 f009102 mkp
L2 f009102 mkp
 
Sde tm1-070312
Sde tm1-070312Sde tm1-070312
Sde tm1-070312
 
Seminar Fisika PLTG
Seminar Fisika PLTGSeminar Fisika PLTG
Seminar Fisika PLTG
 
Membangun desa-mandiri-energi
Membangun desa-mandiri-energiMembangun desa-mandiri-energi
Membangun desa-mandiri-energi
 
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANG
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANGPOLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANG
POLEMIK PEMBANGUNAN PLTU BATANG
 
PERAN WARGA NEGARA DALAM UPAYAMEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA
PERAN WARGA NEGARA DALAM UPAYAMEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIAPERAN WARGA NEGARA DALAM UPAYAMEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA
PERAN WARGA NEGARA DALAM UPAYAMEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA
 
Pembangkit listrik tenaga air kasim
Pembangkit listrik tenaga air kasimPembangkit listrik tenaga air kasim
Pembangkit listrik tenaga air kasim
 

Similar to Analisis potensi-gelombang-laut-sebagai-sumber-energi-alternatif-pembangkit-listrik-tenaga-gelombang-laut-pltgl-dengan-sistem-oscillating-water-column-owc-di-perairan-selatan-bali

Rekayasa Sistem
Rekayasa SistemRekayasa Sistem
Rekayasa Sistem
Fitriah27
 
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptxCHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
Aditandrii
 
Bab i vi
Bab i viBab i vi
Bab i vi
pradana jie
 
.Ilham firmansyah universitas muhammadiyah yogyakarta pengembangan inovasi te...
.Ilham firmansyah universitas muhammadiyah yogyakarta pengembangan inovasi te....Ilham firmansyah universitas muhammadiyah yogyakarta pengembangan inovasi te...
.Ilham firmansyah universitas muhammadiyah yogyakarta pengembangan inovasi te...
Ilham Reyzer Firmansyah
 
Karya tulis ilmiah. plta
Karya tulis ilmiah. plta Karya tulis ilmiah. plta
Karya tulis ilmiah. plta
HarliAnes1
 
Suhaimi Athallah_20200410300030_Tugas Presentasi EBT.pptx
Suhaimi Athallah_20200410300030_Tugas Presentasi EBT.pptxSuhaimi Athallah_20200410300030_Tugas Presentasi EBT.pptx
Suhaimi Athallah_20200410300030_Tugas Presentasi EBT.pptx
SUHAIMIATHALLAH1
 
FENOMENA DAS MAHAKAM
FENOMENA DAS MAHAKAMFENOMENA DAS MAHAKAM
FENOMENA DAS MAHAKAM
Dasapta Erwin Irawan
 
Tugasan 8
Tugasan 8Tugasan 8
Tugasan 8
fasihahjalpah
 
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)
indrainsanprasetyo
 
Ocean Energy
Ocean EnergyOcean Energy
Ocean Energy
M. Rio Rizky Saputra
 
Review jurnal 2
Review jurnal 2Review jurnal 2
Review jurnal 2
FajarHidayat42
 
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI I...
MAKALAH  PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI I...MAKALAH  PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI I...
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI I...irwan zulkifli
 
Makalah plta
Makalah pltaMakalah plta
Makalah plta
Veinard Vingtsabta
 
Perancangan bandar
Perancangan bandarPerancangan bandar
Perancangan bandar
crazylicious08
 
Pltb
PltbPltb
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
DanangPrabowo5
 
Jenis-jenis pembangkit listrik di indonesia.pptx
Jenis-jenis pembangkit listrik di indonesia.pptxJenis-jenis pembangkit listrik di indonesia.pptx
Jenis-jenis pembangkit listrik di indonesia.pptx
vinmamba
 
Jurnal May Trio Vimeris K2E009082
Jurnal May Trio Vimeris K2E009082Jurnal May Trio Vimeris K2E009082
Jurnal May Trio Vimeris K2E009082
May Vimeris
 
Jurnal Penelitian Roy Charly Workala.pdf
Jurnal Penelitian Roy Charly Workala.pdfJurnal Penelitian Roy Charly Workala.pdf
Jurnal Penelitian Roy Charly Workala.pdf
RoyCharli
 

Similar to Analisis potensi-gelombang-laut-sebagai-sumber-energi-alternatif-pembangkit-listrik-tenaga-gelombang-laut-pltgl-dengan-sistem-oscillating-water-column-owc-di-perairan-selatan-bali (20)

Rekayasa Sistem
Rekayasa SistemRekayasa Sistem
Rekayasa Sistem
 
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptxCHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
 
Bab i vi
Bab i viBab i vi
Bab i vi
 
.Ilham firmansyah universitas muhammadiyah yogyakarta pengembangan inovasi te...
.Ilham firmansyah universitas muhammadiyah yogyakarta pengembangan inovasi te....Ilham firmansyah universitas muhammadiyah yogyakarta pengembangan inovasi te...
.Ilham firmansyah universitas muhammadiyah yogyakarta pengembangan inovasi te...
 
Karya tulis ilmiah. plta
Karya tulis ilmiah. plta Karya tulis ilmiah. plta
Karya tulis ilmiah. plta
 
Suhaimi Athallah_20200410300030_Tugas Presentasi EBT.pptx
Suhaimi Athallah_20200410300030_Tugas Presentasi EBT.pptxSuhaimi Athallah_20200410300030_Tugas Presentasi EBT.pptx
Suhaimi Athallah_20200410300030_Tugas Presentasi EBT.pptx
 
FENOMENA DAS MAHAKAM
FENOMENA DAS MAHAKAMFENOMENA DAS MAHAKAM
FENOMENA DAS MAHAKAM
 
Tugasan 8
Tugasan 8Tugasan 8
Tugasan 8
 
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)
 
Ocean Energy
Ocean EnergyOcean Energy
Ocean Energy
 
Review jurnal 2
Review jurnal 2Review jurnal 2
Review jurnal 2
 
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI I...
MAKALAH  PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI I...MAKALAH  PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI I...
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI I...
 
Makalah plta
Makalah pltaMakalah plta
Makalah plta
 
Perancangan bandar
Perancangan bandarPerancangan bandar
Perancangan bandar
 
Pltb
PltbPltb
Pltb
 
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
Mesin konversi enerigi 2 (kelompok 5)
 
Energi dan penerapannya
Energi dan penerapannyaEnergi dan penerapannya
Energi dan penerapannya
 
Jenis-jenis pembangkit listrik di indonesia.pptx
Jenis-jenis pembangkit listrik di indonesia.pptxJenis-jenis pembangkit listrik di indonesia.pptx
Jenis-jenis pembangkit listrik di indonesia.pptx
 
Jurnal May Trio Vimeris K2E009082
Jurnal May Trio Vimeris K2E009082Jurnal May Trio Vimeris K2E009082
Jurnal May Trio Vimeris K2E009082
 
Jurnal Penelitian Roy Charly Workala.pdf
Jurnal Penelitian Roy Charly Workala.pdfJurnal Penelitian Roy Charly Workala.pdf
Jurnal Penelitian Roy Charly Workala.pdf
 

Recently uploaded

Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 

Recently uploaded (20)

Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 

Analisis potensi-gelombang-laut-sebagai-sumber-energi-alternatif-pembangkit-listrik-tenaga-gelombang-laut-pltgl-dengan-sistem-oscillating-water-column-owc-di-perairan-selatan-bali

  • 1. ANALISIS POTENSI GELOMBANG LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT (PLTGL) DENGAN SISTEM OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) DI PERAIRAN SELATAN BALI ARTIKEL SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU KELAURAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN Oleh: MAULI BISEL RAYPA SARAGIH NIM. 135080600111085 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
  • 2. ANALISIS POTENSI GELOMBANG LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT (PLTGL) DENGAN SISTEM OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) DI PERAIRAN SELATAN BALI ARTIKEL SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU KELAURAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Oleh: MAULI BISEL RAYPA SARAGIH NIM. 135080600111085 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
  • 4. 2 ANALISIS POTENSI GELOMBANG LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT (PLTGL) DENGAN SISTEM OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) DI PERAIRAN SELATAN BALI Oleh : MAULI BISEL RAYPA SARAGIH NIM. 135080600111085 Menyetujui, Dosen Pembimbing I (Nurin Hidayati, ST., M.Sc) NIP. 19781102 200502 2 001 Tanggal: Mengetahui, Ketua Jurusan PSPK (Dr. Ir. Daduk Setyohadi, M.P) NIP. 19630608 198703 1 003 Tanggal: Dosen Pembimbing II (Andik Isdianto, ST., MT) NIK. 201309 820928 1 001 Tanggal:
  • 5. 3 ANALISIS POTENSI GELOMBANG LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT (PLTGL) DENGAN SISTEM OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) DI PERAIRAN SELATAN BALI Mauli Bisel Raypa Saragih1), Nurin Hidayati2), Andik Isdianto2) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Abstrak Pembangkit listrik yang ada di Indonesia terutama di Bali masih memanfaatkan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui seperti pembangkit listrik tenaga diesel, tenaga uap, dan tenaga gas bumi. Gelombang laut merupakan salah satu sumber energi terbarukan, dimana tinggi, periode dan arah gelombang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan menggunakan sistem Oscillating Water Column (OWC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi perairan selatan Bali untuk dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga gelombang laut. Perairan selatan Bali selama kurun waktu 2007-2016 memiliki nilai tinggi gelombang berkisar diantara 1,41 m sampai 2,14 m dan besar daya listrik yang dapat dihasilkan berkisar diantara 10.132,65 watt sampai 25.733,10 watt dengan nilai tinggi gelombang dan daya listrik yang dihasilkan di wilayah barat dan selatan lebih tinggi dibandingkan wilayah timur perairan selatan pulau bali. Arah datangnya gelombang di perairan selatan Bali berasal dari Barat Daya yang digunakan untuk menentukan arah mulut kolom osilasi dibangun sehingga energi listrik yang dihasilkan dapat maksimum. Kata kunci: Gelombang, Oscillating Water Column (OWC) POTENTIAL ANALYSIS OF SEA WAVES AS SOURCE OF ALTERNATIVE ENERGY ELECTRICAL POWER PLANTS (PLTGL) WITH OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) SYSTEM IN SOUTHERN WATER BALI Power plants in Indonesia, especially in Bali, still utilize non-renewable energy sources such as diesel power plants, steam power, and natural gas power. Sea waves are one of renewable energy sources, where height, period and wave direction can be utilized as a power plant by using Oscillating Water Column (OWC) system. This study aims to determine the potential of southern waters of Bali to be utilized as a wave power plant. The southern waters of Bali during the period 2007-2016 had wave height values ranging between 1.41 m to 2.14 m and the amount of electric power that could be generated ranged between 10,132.65 watt to 25,733.10 watt with high wave values and electrical power produced in the western and southern regions are higher than the eastern region of the southern waters of Bali. The direction of waves in the southern waters of Bali come from the Southwest that are used to determine the direction of the column of the oscillation column are built so that the electrical energy are generated can be maximum. Key words: Waves, Oscillating Water Column (OWC) 1) Mahasiswa Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya 2) Dosen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
  • 6. 4 1. PENDAHULUAN Kebutuhan manusia akan energi terutama energi listrik mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah populasi manusia. Di Indonesia terutama di Bali, pemanfaatan sumber energi masih memanfaatan energi yang tidak dapat diperbaharui seperti dengan adanya pambangkit listrik tenaga diesel, tenaga uap dan gas. Keseluruhan pembangkit listrik yang telah berdiri ini tentu saja nantinya akan menimbulkan permasalahan baru baik itu terhadap lingkungan, kesehatan dan ekonomi (Wijaya, 2010). Mengurangi dampak negatif yang diakibatkan oleh pembangkit listrik yang memanfaatkan bahan bakar fosil ini, maka perlu dilakukan suatu upaya dengan penyediaan energi listrik berbahan bakar alternatif yang sifatnya non konvensional. Salah satu pembangkit listrik yang ramah lingkungan adalah dengan memanfaatkan energi gelombang (Satria et al., 2014). Gelombang laut merupakan salah satu sumber energi terbarukan, dimana energi yang dapat dimanfaatkan dengan mengetahui tinggi gelombang, panjang gelombang dan periodenya. Energi potensial dan kinetik yang terkandung pada gelombang laut dapat dikonversikan untuk pemanfaatan tenaga listrik. Energi gelombang ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu energi alternatif untuk mengatasi krisis energi saat ini, yaitu sebagai pembangkit listrik tenaga ombak atau energi gelombang (Subagio et al., 2012). Pembangkit listrik tenaga gelombang laut ini telah banyak dikembangkan, diantaranya : teknologi buoy tipe, teknologi overtopping devices, teknologi oscillating water column. Perairan Selatan Bali memiliki nilai tinggi gelombang yang cukup konstan. Konsistensi tinggi gelombang yang dihasilkan di perairan Selatan Bali dikarenakan perairan tersebut berhadapan langsung dengan laut lepas (Samudera Hindia) sehingga tinggi gelombang laut yang dihasilkan cukup besar dan konstan. Nilai tinggi gelombang yang cukup besar dan konstan ini yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik alternatif dengan memanfaatkan teknologi Oscillating Water Column (OWC) karena energi listrik yang dihasilkan cenderung stabil (Sriartha and Putra, 2015). Oscillating Water Column (OWC) merupakan salah satu alternatif teknologi untuk mengkonversi energi gelombang laut dengan menggunakan sistem kolom air berosilasi. Pada dasarnya prinsip kerja teknologi yang mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik adalah mengakumulasi energi gelombang laut untuk dapat menggerakkan turbin generator. Teknologi konversi gelombang laut sistem OWC dipilih karena cocok di daerah dengan topografi pantai curam dan memiliki nilai tinggi gelombang diantara 0,2 m hingga 1,19 m bahkan melebihi sehingga daya listrik yang dihasilkan lebih besar (Mardiansyah et al., 2014). Pemanfaatan teknologi oscillating water column (OWC) untuk pembangkit listrik sangat ramah lingkungan dan dalam proses konstruksi dan pengoperasiannya tidak akan merusak ekosistem alam yang ada. Teknologi ini sangat baik untuk dimanfaatkan di wilayah Bali karena keindahan alamnya tetap terjaga. Pemanfaatan teknologi pembangkit listrik tenaga gelombang laut dengan sistem OWC diharapkan nantinya mampu menghasilkan energi listrik yang dapat melayani konsumen yang ada di Pulau Bali. Maka dari itu penelitian
  • 7. 5 ini diperlukan untuk menghasilkan teknologi terbarukan yang ramah lingkungan dalam membangun pembangkit listrik terutama dengan memanfaatkan tenaga gelombang laut (Ubaidillah et al., 2014). 2. METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian skripsi ini dilakukan dari bulan November 2016 sampai bulan April 2017. Analisis dan pengolahan data dilakukan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya dan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Maritim Perak II Surabaya. Lokasi penelitian ini dilakukan di perairan Selatan pulau Bali (Gambar 1). Gambar 1. Lokasi Penelitian 2.2 Prosedur Pengumpulan Data Penelitian ini berfokus pada pengolahan data sekunder dikarenakan keterbatasan alat dan waktu karena membutuhkan data time series. Data sekunder meliputi data tinggi, periode, dana rah gelombang yang diperoleh dari ECMWF (European Centre for Medium- Range Weather Forecast) dan BMKG sebagai data pembanding untuk uji akurasi data. 2.3 Pengolahan Data ECMWF Data yang diunduh dari website ECMWF ialah data gelombang. Data gelombang diunduh secara time series selama 10 tahun dari tahun 2007 hingga 2016 dengan menggunakan nilai grid 0,25 yang memisahkan satu stasiun dengan stasiun lainnya. ECMWF menyediakan data tinggi gelombang, arah gelombang, periode gelombang yang akan digunakan dalam pengolahan data. Data tersebut tersedia dalam setiap 6 jam pengukuran dimulai dari pukul 00:00, 06:00, 12:00, 18:00. Data yang telah diperoleh dikelompokkan berdasarkan stasiunnya masing-masing dan dihitung rata- rata nilai tinggi, periode dan arah gelombang.
  • 8. 6 2.4 Uji MRE Mean Relative Error (MRE) merupakan salah satu uji statistik yang digunakan untuk mengetahui tingkat akurasi data hasil ECMWF dengan data BMKG dengan melakukan perhitungan kesalahan relatifnya. MRE ini menggunakan persamaan sebagai berikut : RE = 100% MRE = ∑ Dimana : RE = Relative Error (%) MRE = Mean Relative Error (%) = data hasil simulasi = data lapangan n = jumlah lapangan Uji akurasi data antara ECMWF dan BMKG dapat diterima apabila nilai MRE yang dihasilkan memiliki nilai kurang dari 40%, dan apabila nilai MRE yang dihasilkan melebihi 40% maka data ECMWF dan data BMKG tidak memiliki keakurasian yang tidak cukup baik. 2.5 Perhitungan Besar Daya Listrik Perhitungan besar daya listrik menggunakan metode oscillating water column (OWC) dengan mengetahui tinggi, perioded an arah gelombang. Besar daya listrik dihitung dengan menggunakan rumus : Hm0² T ≈ ( 0.5 ) Hm0² T dimana : = Kerapatan Air (1025 ƿ ) g = Gaya Gravitasi Bumi Hm0 = Tinggi Gelombang (m) T = Periode Gelombang (s) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Provinsi Bali terletak pada titik koordinat 8˚03’40’’ - 8˚50’48’’ LS dan 114˚25’53’’ - 115˚42’40’’ BT, dengan batas – batas wilayah sebagai berikut (Wijaya, 2010) :  Sebelah Utara adalah Laut Bali  Sebelah Timur adalah Selat Lombok  Sebelah Selatan adalah Samudra Hindia  Sebelah Barat adalah Selat Bali Perairan Selatan Bali merupakan daerah pesisir yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dengan karakteristik gelombang dan angina yang berfluktuasi sepanjang tahun. Wilayah ini merupakan salah satu daerah dengan kekuatan angin dan gelombang yang cukup tinggi yang diakibatkan dari implikasi dari benua Australia dan Asia (monsun) dan berbatasan dengan samudera. Pola sirkulasi angin dan gelombang ini berfluktuasi dengan musim yang berlangsung sekitar tiga bulanan. Untuk itu penelitian ini merupakan analisis awal untuk mengemukakan bahwa wilayah Selatan Bali ini layak untuk dijadikan sebagai wilayah studi kasus pengembangan energi terbarukan yang berasal dari angin dan gelombang (Purba, 2014). 3.2 Analisis Persebaran Gelombang 3.2.1 Uji MRE Uji akurasi data antara data gelombang ECMWF (European Centre for Medium-Range Weather Forecast) dengan data gelombang dari Stasiun BMKG Maritim Perak Surabaya dihitung dengan menggunakan metode MRE. Uji akurasi ini didasarkan pada data tinggi gelombang yang diperoleh dari BMKG sebagai perbandingan yaitu stasiun 3,9,16 dan
  • 9. 7 19 pada tahun 2016 dan dapat dilihat pada Tabel 1.
  • 10. 8 Tabel 1. Data uji validasi MRE Stasiun Tinggi Gelombang dari ECMWF (m) Tinggi Gelombang dari BMKG (m) 3 1,54 1,66 3 1,77 1,39 3 2,18 2,18 3 1,92 1,83 9 1,46 1,52 9 1,66 1,25 9 2,05 2,01 9 1,82 1,69 16 1,47 0,74 Stasiun Tinggi Gelombang dari ECMWF (m) Tinggi Gelombang dari BMKG (m) 16 1,67 0,54 16 2,08 0,86 16 1,83 0,77 19 1,42 1,60 19 1,61 1,34 19 1,99 2,12 19 1,76 1,75 Berdasarkan hasil uji validasi antara data ECMWF dan BMKG menghasilkan nilai mean relative error sebesar 17,48 % dengan nilai kebenaran sebesar 82,52 %. Berdasarakan hasil dari validasi data ini menurut Sugiyono (2006), verifikasi model dengan nilai error dibawah 40% masih dapat diterima. Sehingga dapat disimpulkan bawah data dari ECMWF dapat menggantikan data yang berasal dari BMKG. 3.2.2 Analisis Data Gelombang Tahun 2007–2016 Pengolahan data gelombang yang diperoleh dari data ECMWF dari tahun 2007 hingga 2016 diolah dengan mencari rata-rata data gelombang dalam satu tahun. Stasiun 1 dan stasiun 4 pada lokasi penelitian, data tinggi dan periode gelombang yang disediakan ECMWF tidak valid, sehingga perhitungan dilakukan dengan menggunakan interpolasi data. Hasil dari pengolahan data gelombang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil pengolahan rata-rata data gelombang Tahun Arah Gelombang (˚) Periode Gelombang (s) Tinggi Gelombang (m) 2007 204,79 10,91 1,78 2008 203,37 10,76 1,80 2009 205,24 10,78 1,76 2010 201,14 10,61 1,63 2011 207,72 10,47 1,69 2012 203,78 10,76 1,74 2013 205,02 10,99 1,76 2014 204,74 10,95 1,79 2015 202,71 10,76 1,65 2016 205,09 11,18 1,69
  • 11. 9 Tinggi rata-rata gelombang tahunan terdapat diantara 1,6 meter sampai 1,85 meter yang dimana nilai tinggi gelombang tertinggi terjadi pada tahun 2008 dengan nilai 1,8 meter dan gelombang terendah terjadi pada tahun 2010 dengan nilai 1,63 meter. Pola ketinggian gelombang laut yang terjadi di kawasan ini tergolong konstan dan cukup besar, hal ini dikarenakan laut yang ada di kawasan ini berhadapan langsung dengan laut lepas (Samudera Hindia). 3.2.3 Analisis Data Gelombang Tahun 2007-2016 Berdasarkan Musim Perhitungan tinggi dan periode gelombang laut dengan mengambil 19 titik penelitian dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (2007-2016) memiliki nilai yang tidak signifikan perbedaannya. Pengolahan data bersumber dari data gelombang ECMWF dan dikelompokkan ke dalam 4 musim yaitu musim barat, peralihan 1, timur dan juga musim peralihan 2. Hasil dari pengolahan tinggi gelombang (Gambar 2) dan periode gelombang (Gambar 3) memiliki nilai yang sama pada hasil pengolahan data pada musim peralihan 1 dan peralihan 2. Pengolahan berdasarkan musim ini dilakukan dari rata-rata tahun 2007 sampai 2016. Gambar 2. Tinggi gelombang laut berdasarkan musim 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2 2.1 2.2 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 TinggiGelombang(m) Tahun Musim Barat Musim Peralihan 1 Musim Timur Musim Peralihan 2
  • 12. 10 Gambar 3. Periode gelombang laut berdasarkan musim Hasil dari grafik dapat ditunjukkan pada nilai tinggi gelombang musim barat memiliki anomali nilai tinggi gelombang dibandingkan dengan musim lainnya. Periode gelombang dari tahun 2007 sampai tahun 2016 pada keempat musim memiliki nilai yang lebih beragam dibandingkan nilai tinggi gelombang. 3.2.4 Analisis Rata-Rata Data Gelombang Tahun 2007-2016 Pengolahan rata-rata data gelombang dari tahun 2007 hingga 2016 adalah dengan menghitung nilai rata-rata tinggi gelombang, periode gelombang, dan arah gelombang pada satu titik pengamatan selama kurun waktu 10 tahun (2007-2016). Hasil dari pengolahan data ini dapat dilihat pada Tabel 3 yang merupakan rata-rata data gelombang dari titik pengamatan. Tabel 3. Rata-rata data gelombang tahun 2007-2016 di titik pengamatan Stasiun Longitude Latitude Arah Gelombang (˚) Periode Gelombang (s) Tinggi Gelombang (m) 2 114,5 -9 205,22 11,09 1,85 3 114,5 -9,25 204,52 10,99 1,89 5 114,75 -8,75 205,33 11,14 1,88 6 114,75 -9 205,11 11,03 1,82 7 114,75 -9,25 204,50 10,95 1,86 8 115 -8,75 204,90 10,92 1,75 9 115 -9 204,92 10,97 1,78 10 115 -9,25 204,45 10,90 1,83 11 115,25 -8,75 204,86 10,92 1,75 12 115,25 -9 204,82 10,92 1,75 13 115,25 -9,25 204,42 10,86 1,80 14 115,5 -9 205,24 10,96 1,71 15 115,5 -9,25 204,82 10,88 1,77 16 115,75 -8,5 197,88 9,31 1,14 17 115,75 -8,75 202,11 10,15 1,41 18 115,75 -9 205,73 11,00 1,67 19 115,75 -9,25 205,28 10,91 1,73 9.000 9.500 10.000 10.500 11.000 11.500 12.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 PeriodeGelombang(s) Tahun Musim Barat (s) Musim Peralihan 1 (s) Musim Timur (s) Musim Peralihan 2 (s)
  • 13. 11 Distribusi tinggi gelombang yang terjadi pada perairan Bali memiliki nilai tinggi gelombang yang meningkat apabila semakin mengarah ke Selatan. Gelombang yang mengarah ke Selatan tinggi gelombang semakin tinggi ini juga di sebabkan oleh arah datangnya gelombang berasal dari Barat Daya dan Selatan yang mengarah ke Timur Laut dan Timur (Gambar 4). Gambar 4. Persebaran gelombang tahun 2007-2016 3.3 Analisis Persebaran Daya Listrik 3.3.1 Analisis Daya Listrik Tahun 2007- 2016 Hasil perhitungan daya listrik tahunan didapatkan dengan mengetahui tinggi dan periode gelombang. Hasil dari pengolahan daya listrik ini dapat dilihat pada Tabel 4. Besar daya listrik yang dihasilkan di wilayah perairan Selatan Bali sepanjang tahun mampu menghasilkan daya sebesar 14.000 watt hingga 18.000 watt. Daya listrik yang dihasilkan sepanjang tahun 2007 hingga tahun 2016 memiliki nilai daya listrik tertinggi pada tahun 2014 dengan nilai 17.858 watt dan tahun 2010 sebagai tahun penghasil daya terendah dengan nilai 14.212 watt. Tabel 4. Hasil perhitungan daya listrik tahun 2007-2016 Tahun Arah Gelombang (˚) Periode Gelombang (s) Tinggi Gelombang (m) Daya Listrik (watt) 2007 204,80 10,91 1,78 17667,92 2008 203,37 10,77 1,80 17507,15 2009 205,24 10,78 1,76 16758,20 2010 201,14 10,61 1,63 14212,18 2011 207,72 10,47 1,69 14936,39 2012 203,78 10,76 1,74 16465,69 2013 205,02 10,99 1,76 16958,90 2014 204,74 10,95 1,79 17858,30
  • 14. 12 Tahun Arah Gelombang (˚) Periode Gelombang (s) Tinggi Gelombang (m) Daya Listrik (watt) 2015 202,71 10,76 1,65 14783,30 2016 205,09 11,18 1,69 16317,59 3.3.2 Analisis Daya Listrik Tahun 2007- 2016 Berdasarkan Musim Perhitungan besar daya listrik yang terdapat di wilayah Selatan Bali dengan memanfaatkan tenaga gelombang laut yang dilakukan dalam kurun waktu 10 tahun (2007 – 2016) dibagi atas 4 musim. Besar daya listrik pada musim barat, peralihan 1, timur dan peralihan 2 dapat dilihat pada Gambar 5. Dari grafik yang dihasilkan, besar daya listrik yang dapat dihasilkan pada 4 musim terjadi pada range 10.000 watt hingga 28.000 watt. Gambar 5. Daya listrik musim barat tahun 2007-2016 3.3.3 Analisis Rata-Rata Daya Listrik Tahun 2007-2016 Rata-rata daya listrik dari tahun 2007 sampai 2016 dilakukan dengan menghitung rata-rata data tinggi gelombang dan periode gelombang dari setiap titik pengamatan. Rata- rata tinggi dan periode gelombang ini yang diolah menghasilkan rata-rata daya listrik dari tahun 2007 sampai 2016 yang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil rata-rata daya listrik dari tahun 2007-2016 Stasiun Longitud e Latitud e Arah Gelombang (˚) Periode Gelombang (s) Tinggi Gelombang (m) Daya Listrik (watt) 2 114,5 -9 205,22 11,09 1,85 18878,30 3 114,5 -9,25 204,52 10,99 1,89 19477,14 5 114,75 -8,75 205,33 11,14 1,88 19593,81 6 114,75 -9 205,11 11,03 1,82 18119,48 7 114,75 -9,25 204,50 10,95 1,86 18875,58 8 115 -8,75 204,90 10,92 1,75 16538,80 9 115 -9 204,92 10,97 1,78 17270,27 10 115 -9,25 204,45 10,90 1,83 18178,26 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 DayaListrik(watt) Tahun Musim Barat Musim Peralihan 1 Musim Timur Musim Peralihan 2
  • 15. 13 Stasiun Longitud e Latitud e Arah Gelombang (˚) Periode Gelombang (s) Tinggi Gelombang (m) Daya Listrik (watt) 11 115,25 -8,75 204,86 10,92 1,75 16569,17 12 115,25 -9 204,82 10,92 1,75 16592,37 13 115,25 -9,25 204,42 10,86 1,80 17548,70 14 115,5 -9 205,24 10,96 1,71 15890,59 15 115,5 -9,25 204,82 10,88 1,77 16917,31 16 115,75 -8,5 197,88 9,31 1,14 5993,94 17 115,75 -8,75 202,11 10,15 1,41 9953,50 18 115,75 -9 205,73 11,00 1,67 15200,76 19 115,75 -9,25 205,28 10,91 1,73 16293,58 Persebaran potensi yang dapat menghasilkan daya listrik di wilayah Bali pada tahun 2007 sampai 2016 terdapat di daerah bagian Barat Pulau Bali yang berdekatan dengan dengan Selat Bali dan semakin besar nilai daya yang dihasilkan apabila semakin ke wilayah Selatan yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia (Gambar 6). Gambar 6. Persebaran potensi daya listrik tahun 2007-2016 3.4 Rekomendasi Wilayah Potensial Perencanaan pembangunan pembangkit listrik tenaga gelombang laut dengan sistem OWC ini membutuhkan data arah dominan datangnya gelombang untuk mengetahui peletakan mulut kolom OWC. Pada penelitian yang dilakukan di perairan Selatan Bali dalam kurun waktu 2007 sampai 2016, arah dominan datangnya gelombang berasal dari Barat Daya menuju ke arah Timur Laut dan Timur (Gambar 7).
  • 16. 14 Gambar 7. Peta arah gelombang tahun 2007- 2016 Pembangkit listrik tenaga gelombang laut umumnya dibangun di pesisir pantai dan juga sebagai break water. Sistem OWC ini mengalami beberapa modifikasi untuk dapat dimanfaatkan di perairan lepas pantai dengan mengetahui kedalaman suatu perairan. Pembangunan sistem OWC di lepas pantai ini memanfaatkan sistem floating dengan menambatkan bangunan OWC dengan dasar perairan. Sistem floating ini membutuhkan data kedalaman dari suatu perairan yang direncanakan akan dibangun sistem floating ini. Pemanfaatan sistem floating dengan mooring ini dapat dilakukan pada kedalaman 40 meter sampai 100 meter (Vicente et al., 2009). Wilayah perairan di Pulau Bali memiliki kedalaman yang sangat beragam di setiap daerahnya. Kedalaman yang terdapat di wilayah Selatan Bali pada jarak 50 kilometer dari garis pantai memiliki kedalam 0 meter sampai 60 meter. Kedalaman suatu perairan yang memiliki nilai 40 meter sampai 60 meter merupakan kedalaman yang cukup baik jika pemanfaatan pembangkit listrik tenaga gelombang laut dengan sistem floating OWC ini akan dibangun. Peta kedalaman perairan Bali dengan pengolahan data yang didapatkan dari GEBCO tahun 2016 dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Peta kedalaman perairan Selatan Bali Pengolahan data arah gelombang, tinggi gelombang, periode gelombang dan kedalaman wilayah perairan Bali dapat menunjukkan lokasi yang paling optimal dibangun pembangkit sistem OWC ini baik di pesisir pantai maupun dengan memanfaatkan sistem floating. Wilayah Bali dengan nilai tinggi gelombang yang cukup tinggi dan kedalaman yang dimiliki wilayah Selatan Bali yang berbatasan dengan Samudera Hindia yang melebihi 100 meter maka pembangunan pembangkit listrik dengan memanfaatkan tenaga gelombang laut sebaiknya dibangun di pesisir pantai. Daerah pesisir Selatan Bali memenuhi syarat untuk dibangun pembangkit listrik tenaga gelombang laut karena memiliki nilai tinggi gelombang melebihi 1,2 meter dengan topografi dasar laut berupa pasir dan batuan sangat baik untuk direkomendasikan dibangun pembangkit listrik tenaga gelombang laut. Pembangunan pembangkit listrik tenaga gelombang laut di pesisir pantai memiliki nilai efisiensi yang sangat baik dengan biaya pembangunan konstruksi minim dibandingkan dengan sistem floating (Ubaidillah et al., 2014). Pembangunan sistem pembangkit OWC ini lebih baik dikarenakan tidak akan mengganggu jalur pelayaran dibandingkan sistem floating yang akan dibangun di lepas pantai. Rekomendasi pembangunan sistem OWC ini
  • 17. 15 terdapat di wilayah Selat Bali, Jembrana, dan Uluwatu yang dapat dilihat pada Gambar 9. Wilayah Selat Bali merupakan termasuk kedalam kabupaten Jembrana dan masih terdapat beberapa desa terpencil yang masih membutuhkan sumber daya listrik seperti Desa Yeh Embang, Yeh Buah, Pergung, dan Poh Santen. Daerah Uluwatu yang berada di wilayah Selatan Bali merupakan daerah yang sedang mengalami perkembangan dalam bidang wisata bahari maupun perhotelan. Potensi keadaan gelombang yang berada di daerah pesisir Uluwatu dapat dimanfaatkan dengan membangun pembangkit listrik tenaga gelombang laut untuk dapat memenuhi kebutuhan akan sumber daya listrik secara mandiri dan juga dapat sebagai penarik untuk menjadi objek kunjungan wisata tentang pembangkit listrik dengan memanfaatkan energi gelombang laut. Gambar 9. Wilayah potensial pembangunan sistem OWC 4. PENUTUP 4.1.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian analisis potensi gelombang laut sebagai sumber energi alternative pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL) dengan sistem oscillating water column (OWC) di perairan Selatan Bali adalah sebagai berikut : 1. Nilai tinggi gelombang di wilayah Barat Daya dan Selatan memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan di wilayah Utara dan Timur Laut dengan arah datangnya gelombang dari Barat Daya. Nilai tinggi gelombang maksimum diperoleh dengan nilai 2,15 meter dan nilai tinggi gelombang minimum dengan nilai 1,41 meter 2. Besar daya listrik di wilayah Barat Daya dan Selatan lebih maksimum dibandingkan di wilayah Utara dan Timur Laut dikarenakan besar daya listrik tergantung dari nilai tinggi dan periode gelombang laut. Daya listrik maksimum diperoleh dengan nilai 25.733,10 watt dan minimum dengan nilai 10.132,65 watt 3. Wilayah yang potensial untuk dibangun pembangkit listrik tenaga gelombang laut
  • 18. 16 sistem OWC adalah di pesisir Kabupaten Jembrana dan Uluwatu. 4.1.2 Saran Adapun saran dari penelitian ini adalah diharapkan data persebaran gelombang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui alur pelayaran dan menjadi pertimbangan untuk rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga gelombang laut dengan tipe OWC (Oscillating Water Column) karena perairan Selatan Pulau Bali memiliki potensi yang sangat baik untuk dibangun pembangkit listrik alternatif. 5. DAFTAR PUSTAKA Mardiansyah, L.A., Ismanto, A., Setyawan, W.B., 2014. Kajian Potensi Gelombang Laut sebagai Sumber Energi Alternatif Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) dengan Sistem Oscillating Water Column (OWC) di Perairan Pantai Bengkulu. J-OCE UNDIP Volume 3 Nomor 3, 328–337. Purba, N.P., 2014. Variabilitas Angin dan Gelombang Laut Sebagai Energi Terbarukan di Pantai Selatan Jawa Barat. J. Akuatika Vol. V No. 1. Satria, D., Chan, Y., Kurniawan, D., 2014. Rancang Bangun Alat Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem Bandul Ganda (PLTGL- SBG) Skala Laboratorium. Simp. Nas. RAPI XIII. Sriartha, I.P., Putra, I.W.K.E., 2015. Distribusi Spasial Genangan Air Laut Berdasarkan Analisis Data Satelit Altimetri Envisat di Wilayah Pesisir Barat Kabupaten Buleleng, Bali. J. Bumi Lestari Volume 15 No. 2, 165– 175. Subagio, M.B., Fitri, S.P., Soemartojo, 2012. Analisa Teknis Sistem Konversi Pneumatis Energi Gelombang Laut Sebagai Pembangkit Listrik. J. Tek. POMITS Vol. 1 No. 1, 1–6. Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Ubaidillah, A.R., Soemarwanto, Purnomo, H., 2014. Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Ombak Tipe Oscillating Water Column di Perairan Pulau Sempu Kabupaten Malang. Tek. Elektro. Vicente, P.C., Falcao, A.F. de O., Gato, L.M.C., Justino, P.A.P., 2009. Hydrodynamics of Triangular-Grid Arrays of Floating Point-Absorber Wave Energy Converters With Inter- Body and Bottom Slack-Mooring Connections. Proc. 8th Eur. Wave Tindal Energy Conf. 538–547. Wijaya, I.W.A., 2010. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Menggunakan Teknologi Oscillating Water Column di Perairan Bali. Tek. Elektro Vol. 9 No.2.