1. Penelitian ini menganalisis kapasitas kuat hantar arus kabel XLPE 150 kV yang melintasi sungai antara GI Muara Karang Lama dan GI Muara Karang Baru dengan dua metode, yaitu metode konvensional HDD dan metode pembuatan jembatan.
2. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa metode pembuatan jembatan memiliki nilai kapasitas kuat hantar arus sebesar 1577,07 A, lebih besar dari metode HDD sebesar 1309,
Makalah ini menganalisis desain sistem grid pentanahan PLTU Berau 2x7 MW dengan metode IEEE Std 80-2000. Hasil analisis menunjukkan nilai tegangan langkah dan tegangan sentuh yang diperoleh lebih besar dari batas yang diperbolehkan, sehingga dibutuhkan perbaikan desain sistem grid pentanahan.
Sistem penyaluran energi listrik terdiri dari sistem transmisi dan distribusi. Sistem transmisi menyalurkan energi dari pusat pembangkit ke gardu induk menggunakan saluran udara atau kabel tanah. Sistem distribusi kemudian menyalurkan energi dari gardu induk ke konsumen menggunakan jaringan tegangan menengah dan rendah. Kedua sistem ini harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah untuk mencegah gangguan estetika.
Proposal ini membahas analisis penyesuaian ukuran fuse link cut out pada percabangan pedawa penyulang tegangan menengah di Bali untuk meningkatkan keandalan sistem. Dokumen ini menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, dan tinjauan pustaka terkait sistem distribusi listrik dan proteksi fuse cut out.
Sistem transmisi listrik berkembang seiring dengan perjalanan waktu dan inovasi teknologi. Awalnya, sistem transmisi listrik terbatas pada jarak pendek dan menggunakan tegangan rendah. Namun, penemuan generator listrik dan transformator oleh tokoh seperti Nikola Tesla membuka pintu bagi penggunaan tegangan tinggi dan pengiriman listrik jarak jauh. Perang arus listrik antara Thomas Edison dan George Westinghouse memunculkan pilihan transmisi listrik berbasis arus bolak-balik (AC) dengan tegangan tinggi, yang akhirnya menjadi standar industri karena keefisiensiannya. Seiring waktu, perkembangan teknologi terus mendukung kemajuan dalam sistem transmisi, termasuk pengenalan peralatan modern seperti circuit breakers dan sistem monitoring otomatis. Dengan pertumbuhan kebutuhan energi dan pergeseran ke sumber energi terbarukan, sistem transmisi listrik terus mengalami transformasi untuk memenuhi tantangan keberlanjutan dan efisiensi energi.
Dokumen tersebut membahas tentang tingkat keandalan sistem tenaga listrik mulai dari pembangkit, transmisi, hingga distribusi serta proses penyediaan listrik ke konsumen."
Dokumen tersebut membahas tentang scanning dan resetting distance relay pada penghantar 150 kV Kudus arah Jekulo. Perubahan konfigurasi jaringan transmisi dari GI Jekulo tunggal menjadi ganda menyebabkan terjadinya overlap zona 2 relay jarak di Kudus dan Jekulo sehingga perlu dilakukan resetting relay jarak di Kudus untuk mengoptimalkan koordinasi proteksi.
MAKALAH SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK “PLC Sebagai SISTEM KOMUNIKASI ANTAR GA...Lukluk Auliyatul
Makalah ini membahas tentang PLC sebagai sistem komunikasi antar gardu induk. PLC (Power Line Carrier) adalah teknologi telekomunikasi yang memanfaatkan saluran tegangan tinggi dan ekstra tinggi sebagai media transmisi. PLC bekerja dengan mengirimkan sinyal pembawa yang termodulasi pada frekuensi tinggi melalui kabel listrik. Peralatan utama PLC antara lain terminal PLC, line matching unit, line trap, dan coupling capacitor voltage transformer. Kelebihan P
Makalah ini menganalisis desain sistem grid pentanahan PLTU Berau 2x7 MW dengan metode IEEE Std 80-2000. Hasil analisis menunjukkan nilai tegangan langkah dan tegangan sentuh yang diperoleh lebih besar dari batas yang diperbolehkan, sehingga dibutuhkan perbaikan desain sistem grid pentanahan.
Sistem penyaluran energi listrik terdiri dari sistem transmisi dan distribusi. Sistem transmisi menyalurkan energi dari pusat pembangkit ke gardu induk menggunakan saluran udara atau kabel tanah. Sistem distribusi kemudian menyalurkan energi dari gardu induk ke konsumen menggunakan jaringan tegangan menengah dan rendah. Kedua sistem ini harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah untuk mencegah gangguan estetika.
Proposal ini membahas analisis penyesuaian ukuran fuse link cut out pada percabangan pedawa penyulang tegangan menengah di Bali untuk meningkatkan keandalan sistem. Dokumen ini menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, dan tinjauan pustaka terkait sistem distribusi listrik dan proteksi fuse cut out.
Sistem transmisi listrik berkembang seiring dengan perjalanan waktu dan inovasi teknologi. Awalnya, sistem transmisi listrik terbatas pada jarak pendek dan menggunakan tegangan rendah. Namun, penemuan generator listrik dan transformator oleh tokoh seperti Nikola Tesla membuka pintu bagi penggunaan tegangan tinggi dan pengiriman listrik jarak jauh. Perang arus listrik antara Thomas Edison dan George Westinghouse memunculkan pilihan transmisi listrik berbasis arus bolak-balik (AC) dengan tegangan tinggi, yang akhirnya menjadi standar industri karena keefisiensiannya. Seiring waktu, perkembangan teknologi terus mendukung kemajuan dalam sistem transmisi, termasuk pengenalan peralatan modern seperti circuit breakers dan sistem monitoring otomatis. Dengan pertumbuhan kebutuhan energi dan pergeseran ke sumber energi terbarukan, sistem transmisi listrik terus mengalami transformasi untuk memenuhi tantangan keberlanjutan dan efisiensi energi.
Dokumen tersebut membahas tentang tingkat keandalan sistem tenaga listrik mulai dari pembangkit, transmisi, hingga distribusi serta proses penyediaan listrik ke konsumen."
Dokumen tersebut membahas tentang scanning dan resetting distance relay pada penghantar 150 kV Kudus arah Jekulo. Perubahan konfigurasi jaringan transmisi dari GI Jekulo tunggal menjadi ganda menyebabkan terjadinya overlap zona 2 relay jarak di Kudus dan Jekulo sehingga perlu dilakukan resetting relay jarak di Kudus untuk mengoptimalkan koordinasi proteksi.
MAKALAH SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK “PLC Sebagai SISTEM KOMUNIKASI ANTAR GA...Lukluk Auliyatul
Makalah ini membahas tentang PLC sebagai sistem komunikasi antar gardu induk. PLC (Power Line Carrier) adalah teknologi telekomunikasi yang memanfaatkan saluran tegangan tinggi dan ekstra tinggi sebagai media transmisi. PLC bekerja dengan mengirimkan sinyal pembawa yang termodulasi pada frekuensi tinggi melalui kabel listrik. Peralatan utama PLC antara lain terminal PLC, line matching unit, line trap, dan coupling capacitor voltage transformer. Kelebihan P
Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik melalui suatu bahan konduktor
Sistem transmisi listrik merupakan sistem yang berfungsi untuk mengalirkan listrik dari pembangkit ke gardu listrik utama (main substation). Umumnya, pembangkit listrik dan substation terpisah dengan jarak yang cukup jauh.
Merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik
(Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga
dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik.
Dokumen tersebut merupakan bagian dari skripsi yang membahas perencanaan pembangkit listrik tenaga mikro hidro pada Waduk Sidodadi Glenmore Banyuwangi. Secara garis besar dibahas tentang latar belakang pemilihan lokasi, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan tinjauan pustaka mengenai debit andalan, kurva durasi aliran, penentuan tinggi jatuh efektif, dan klasifikasi PLTMH
Dokumen tersebut merupakan bagian dari skripsi yang membahas perencanaan pembangkit listrik tenaga mikro hidro pada Waduk Sidodadi Glenmore Banyuwangi. Secara garis besar dibahas tentang latar belakang pemilihan lokasi, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan tinjauan pustaka mengenai debit andalan, kurva durasi aliran, penentuan tinggi jatuh efektif dan debit turbin, serta klas
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau sering disebut jaringan distribusi primer adalah suatu bagian daripada system tenaga Listrik antara gardu I duk dan gardu distribusi. Dalam penyaluran tenaga Listrik pada jaringan distribusi primer menggunakan 3 system saluran diantaranya saluran udara (SUTM), saluran kabel udara (SKUTM) dan saluran kabel tanah (SKTM). Adapun standar tegangan menegah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 Kv.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi.Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar.Pada pendistribusian tenaga listrik ke pengguna tenaga listrik di suatu kawasan, penggunaan sistem Tegangan Menengah sebagai jaringan utama adalah upaya utama menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan kualitas persyaratan tegangan yang harus dipenuhi oleh PT PLN Persero selaku pemegang Kuasa Usaha Utama sebagaimana diatur dalam UU ketenagalistrikan No 30 tahun 2009. Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV
Penelitian ini merancang jaringan distribusi air dengan pendekatan jaringan fuzzy di mana parameternya berupa bilangan fuzzy untuk menangani ketidakpastian data kapasitas pipa. Program dikembangkan untuk visualisasi jaringan fuzzy dan menentukan aliran maksimum. Kemudian diterapkan pada jaringan PDAM di Semarang untuk memenuhi kebutuhan air 269,16 liter/detik pada 2021. Hasilnya menghasilkan aliran maksimum 158,9 liter/detik, sehingga
Dokumen tersebut membahas tentang proteksi sistem tenaga listrik, meliputi prinsip dasar proteksi, komponen proteksi, dan persyaratan sistem proteksi. Dibahas pula proses pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga listrik beserta komponen dan tegangannya.
Teks tersebut membahas tentang analisis penyebab gangguan pada jaringan distribusi listrik di PT PLN Rayon Daya Makassar menggunakan metode Fault Tree Analysis. Penelitian ini menemukan bahwa penyebab utama gangguan adalah faktor manusia seperti bermain layang-layang dan umbul-umbul serta penggalian saluran air, yang menyebabkan 258 gangguan dari total 443 gangguan selama periode penelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem transmisi tenaga listrik, mencakup pengertian transmisi, kategori saluran transmisi seperti udara, bawah tanah, isolasi gas, klasifikasi berdasarkan tegangan, komponen saluran dan menara seperti konduktor, isolator, pondasi, dan rambu bahaya.
Transmisi : proses penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya pada tingkat tegangan yang lebih tinggi dari tegangan di sisi sumber listrik (generator) ke gardu induk (beban) atau pada tingkat tegangan yang telah dinaikkan atau ditinggikan di atas tegangan generator.
1. Sistem penyaluran tenaga listrik terdiri atas pembangkitan, transmisi, distribusi, dan instalasi konsumen.
2. Transmisi menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit ke sistem distribusi menggunakan tegangan tinggi, sedangkan distribusi menyalurkannya ke konsumen dengan tegangan lebih rendah.
3. Perencanaan jaringan distribusi mempertimbangkan aspek teknis dan ekonomis untuk memenuhi kebutuhan listrik konsumen secara
The purpose of this research is for the growth and development of Micro, Small and Medium
Enterprises to be able to help and improve the economy and absorb as much workforce as possible as well as
the introduction of regional superior products, especially Micro and Medium Enterprises. The analytical method
is carried out through explanatory research, with the PLS/SEM application. The concepts and problems studied
look at the causal relationship, then explain the variables that cause the problems studied. The research sample
was 178 Micro, Small and Medium Enterprises in the South Tangerang area. The findings from this study are
that there is a positive influence of strategic orientation, organizational culture, corporate entrepreneurship on
firm performance. There is a positive influence of strategic orientation, organizational culture, corporate
entrepreneurship on business model innovation. There is a positive influence of business model innovation on
firm performance. There is a positive influence of strategic orientation, organizational culture, corporate
entrepreneurship on firm performance mediated by business model innovation. Theoretical implications of the
existence of a business model innovation through increasing its dimensions can increase the firm performance of
Micro and Medium Enterprises actors and can increase the trust and loyalty of related parties. Improving and
developing production quality first, paying attention to development and innovation. Strategic orientation will
provide a good indication of the firm performance of Micro and Medium Enterprises. Managerial implications
state that product quality, in the process of involving strategic orientation, organizational culture, corporate
entrepreneurship, all entrepreneurs with third parties is very close, so that cooperation and conformity of
technical specifications to the wishes of the community must be a top priority. The quality of Micro and Medium
Enterprises actors in terms of cooperation, production quality, performance of divisions such as decision
makers, is a picture that can be felt by the community or parties who work together, so that these various
qualities must be a priority for the improvement of Micro, Small and Medium Enterprises.
More Related Content
Similar to Analisis kuat hantar arus-Sekararum & Syamsir Abduh
Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik melalui suatu bahan konduktor
Sistem transmisi listrik merupakan sistem yang berfungsi untuk mengalirkan listrik dari pembangkit ke gardu listrik utama (main substation). Umumnya, pembangkit listrik dan substation terpisah dengan jarak yang cukup jauh.
Merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik
(Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga
dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik.
Dokumen tersebut merupakan bagian dari skripsi yang membahas perencanaan pembangkit listrik tenaga mikro hidro pada Waduk Sidodadi Glenmore Banyuwangi. Secara garis besar dibahas tentang latar belakang pemilihan lokasi, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan tinjauan pustaka mengenai debit andalan, kurva durasi aliran, penentuan tinggi jatuh efektif, dan klasifikasi PLTMH
Dokumen tersebut merupakan bagian dari skripsi yang membahas perencanaan pembangkit listrik tenaga mikro hidro pada Waduk Sidodadi Glenmore Banyuwangi. Secara garis besar dibahas tentang latar belakang pemilihan lokasi, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan tinjauan pustaka mengenai debit andalan, kurva durasi aliran, penentuan tinggi jatuh efektif dan debit turbin, serta klas
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau sering disebut jaringan distribusi primer adalah suatu bagian daripada system tenaga Listrik antara gardu I duk dan gardu distribusi. Dalam penyaluran tenaga Listrik pada jaringan distribusi primer menggunakan 3 system saluran diantaranya saluran udara (SUTM), saluran kabel udara (SKUTM) dan saluran kabel tanah (SKTM). Adapun standar tegangan menegah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 Kv.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi.Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar.Pada pendistribusian tenaga listrik ke pengguna tenaga listrik di suatu kawasan, penggunaan sistem Tegangan Menengah sebagai jaringan utama adalah upaya utama menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan kualitas persyaratan tegangan yang harus dipenuhi oleh PT PLN Persero selaku pemegang Kuasa Usaha Utama sebagaimana diatur dalam UU ketenagalistrikan No 30 tahun 2009. Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV
Penelitian ini merancang jaringan distribusi air dengan pendekatan jaringan fuzzy di mana parameternya berupa bilangan fuzzy untuk menangani ketidakpastian data kapasitas pipa. Program dikembangkan untuk visualisasi jaringan fuzzy dan menentukan aliran maksimum. Kemudian diterapkan pada jaringan PDAM di Semarang untuk memenuhi kebutuhan air 269,16 liter/detik pada 2021. Hasilnya menghasilkan aliran maksimum 158,9 liter/detik, sehingga
Dokumen tersebut membahas tentang proteksi sistem tenaga listrik, meliputi prinsip dasar proteksi, komponen proteksi, dan persyaratan sistem proteksi. Dibahas pula proses pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga listrik beserta komponen dan tegangannya.
Teks tersebut membahas tentang analisis penyebab gangguan pada jaringan distribusi listrik di PT PLN Rayon Daya Makassar menggunakan metode Fault Tree Analysis. Penelitian ini menemukan bahwa penyebab utama gangguan adalah faktor manusia seperti bermain layang-layang dan umbul-umbul serta penggalian saluran air, yang menyebabkan 258 gangguan dari total 443 gangguan selama periode penelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem transmisi tenaga listrik, mencakup pengertian transmisi, kategori saluran transmisi seperti udara, bawah tanah, isolasi gas, klasifikasi berdasarkan tegangan, komponen saluran dan menara seperti konduktor, isolator, pondasi, dan rambu bahaya.
Transmisi : proses penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya pada tingkat tegangan yang lebih tinggi dari tegangan di sisi sumber listrik (generator) ke gardu induk (beban) atau pada tingkat tegangan yang telah dinaikkan atau ditinggikan di atas tegangan generator.
1. Sistem penyaluran tenaga listrik terdiri atas pembangkitan, transmisi, distribusi, dan instalasi konsumen.
2. Transmisi menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit ke sistem distribusi menggunakan tegangan tinggi, sedangkan distribusi menyalurkannya ke konsumen dengan tegangan lebih rendah.
3. Perencanaan jaringan distribusi mempertimbangkan aspek teknis dan ekonomis untuk memenuhi kebutuhan listrik konsumen secara
Similar to Analisis kuat hantar arus-Sekararum & Syamsir Abduh (20)
The purpose of this research is for the growth and development of Micro, Small and Medium
Enterprises to be able to help and improve the economy and absorb as much workforce as possible as well as
the introduction of regional superior products, especially Micro and Medium Enterprises. The analytical method
is carried out through explanatory research, with the PLS/SEM application. The concepts and problems studied
look at the causal relationship, then explain the variables that cause the problems studied. The research sample
was 178 Micro, Small and Medium Enterprises in the South Tangerang area. The findings from this study are
that there is a positive influence of strategic orientation, organizational culture, corporate entrepreneurship on
firm performance. There is a positive influence of strategic orientation, organizational culture, corporate
entrepreneurship on business model innovation. There is a positive influence of business model innovation on
firm performance. There is a positive influence of strategic orientation, organizational culture, corporate
entrepreneurship on firm performance mediated by business model innovation. Theoretical implications of the
existence of a business model innovation through increasing its dimensions can increase the firm performance of
Micro and Medium Enterprises actors and can increase the trust and loyalty of related parties. Improving and
developing production quality first, paying attention to development and innovation. Strategic orientation will
provide a good indication of the firm performance of Micro and Medium Enterprises. Managerial implications
state that product quality, in the process of involving strategic orientation, organizational culture, corporate
entrepreneurship, all entrepreneurs with third parties is very close, so that cooperation and conformity of
technical specifications to the wishes of the community must be a top priority. The quality of Micro and Medium
Enterprises actors in terms of cooperation, production quality, performance of divisions such as decision
makers, is a picture that can be felt by the community or parties who work together, so that these various
qualities must be a priority for the improvement of Micro, Small and Medium Enterprises.
ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...SyamsirAbduh2
Transformer oil function as the cooling medium and electrical insulation component in power transformer. It has to follow minimum acceptable criteria as regulated in international standard, as IEC standard. In general, the most transformer oil used in power transformer is mineral oil. Due to the sustainability of the raw material and the bad impact to the environment, it is important to find the new transformer oil as alternative to the mineral oil. The intention of this reseeach is to study the characteristic of the ester based oil: breakdown voltage, tangen delta and color. Analyis was performed by comparing the characteristic from both oils, and reviewed the parameters against the minimum criteria as required by IEC standard. Based on the analysis, ester based oil fulfill criteria and can be used for the transformer oil. Furthermore, based on the degree polymerization test result from the paper insulation immersed in both oils, it can be concluded that the insulation paper immersed in ester based oil has slower aging rate than insulation paper immersed in mineral oil.
Analisis Kuat Hantar Arus-Sekararum & S.Abduh.pdfSyamsirAbduh2
The city’s rapid growth is in line with the increasing demand for electricity consumption. The use of
underground cable channels is one that is commonly used as a transmission medium from one substation
to another, especially in big cities where there are many skyscrapers. In Jakarta, the 150 kV electric
power transmission between GI uses Underground Cable (SKTT). Based on this, this research was
conducted to determine the conductivity of the current contained in the 150 kV SKTT power cable GI
Muara Karang Lama - GI Muara Karang Baru which crosses the river. To be able to perform these
calculations, there are several data that must be obtained in order to calculate the results of the overall
current conductivity. After obtaining the data, analysis and calculation, it then carried out with the two
methods, namely the conventional method or Horizontal Directional Drilling (HDD) and the cable bridges
method. The cable bridge method with a current carrying capacity of 1577.07 A can conduct electricity
better and is the right method for use at the Muara Karang Lama - Muara Karang Baru SKTT that passes
through the river compared to the conventional method (HDD) with the current carrying capacity is
relatively small, namely 1,309.10 A. This is because the value of a larger current carrying capacity for a
power cable can be better used for High Voltage Cable Line (SKTT) compared to the relatively smaller
current conductive strength.
BIS Complete Floating PV-Dianing & S.Abduh.pdfSyamsirAbduh2
One of the Indonesian goals is to reach 23% of renewable energy share in 2025. It is mentioned in the national energy
general (RUEN) that Indonesia has the potential for renewable energy about 443.208MW. However, only about 2% has been
utilized. These are caused by several reasons such as lack of land, high investment costs, and lack of information or research in
their field. As the capital city of Indonesia, the provincial government of DKI Jakarta is certainly in the spotlight regarding climate
change and pollution. Efforts were also made to reduce emissions. For example, the Low Emission Zone (LEZ) policy began to be
implemented in Kota Tua starting in February 2021. This is one of the efforts to reduce emissions in the cultural heritage area of
the old city and make the area cleaner. For this reason, this initial research is expected to help the development of science, especially
floating photovoltaic in the water surface area which is not large enough. With the existence of floating photovoltaic, the DKI
Provincial Government and PT. KAI can participate in utilizing new renewable energy. In addition, floating photovoltaic can also
be an attraction. and can also be an education for the community, especially for tourists visiting the Kota Tua which is one of the
tourist attractions in Jakarta. The result shows that the Kota Tua river potential is about 8.4MW which spread in rivers along the
Kota Tua area.
Photovoltaic and Diesel Power Plant Optimization for Isolated IslandSyamsirAbduh2
Photovoltaic (PV) and Diesel Generator (DG) hybrid
power plant system could be one of the solutions to increase
the renewable energy share and to reduce the fuel consumption
in isolated Island. Especially in Indonesia, where most of the
island supplied by DG. The goal of this study is to have the
optimized solution of the PV Diesel system without a battery in
Nusa Penida Island. It is assumed that new PV without a battery
will be installed to work with six existing DG with a capacity
of 1600 kW each to cover an average of 112 MWh/day load. By
having the irradiance data, load data, diesel, and PV specification,
the optimization can be done in HOMER Pro software. The
sensitivity analysis is focused on the minimum load ratio where
in this study it ranges from 25% to 80%. The result shows that
the optimized PV size for the system is 6150 kW and it could
cover 21% of the load, while the DG covers 79% of the total
load. The sensitivity analysis indicates that different minimum
load ratio affects the overall system performance. In the simple
case shown, the different number of DG minimum load ratios
can reduce fuel consumption by 5%.
Techno Economic Modeling for Replacement of Diesel Power PlantSyamsirAbduh2
This document presents a techno-economic analysis for replacing an old diesel power plant in Indonesia with a new dual-fuel power plant. It develops models to calculate the Cost of Electricity, Life Cycle Cost, and Equivalent Uniform Annual Cost of both plants. A case study applies the models to an existing 209MW diesel plant and a proposed 200MW dual-fuel plant. The analysis finds that the Cost of Electricity of the old plant will increase over time, while replacement should occur in the 14th year based on the Equivalent Uniform Annual Cost model. The results recommend replacing the old plant with a new dual-fuel plant to improve reliability and reduce costs.
Analysis of Modelling and Engineering Building Power Integration System Based...SyamsirAbduh2
The intensity of energy consumption for commercial buildings in Jakarta is quite high. It is around 240 kWH/m2/year by USAID-ASEAN, IFC and JICA. In Tokyo, the intensity of energy consumption is around 140 kWH/m2/year. The Ministry of Energy and Mineral Resources releases about the usage of energy in Indonesia, it is said that the usage coal is 62.7%, gas 21.2%, oil 4.0% and renewable energy 11.4%. The government has made an electricity supply business plan for 2019-2028, it is stated that renewable energy 23%, oil 0.4%, gas 22.2% and coal 54.4%. The data from Emporis.GmBH state that the total number of buildings in Jakarta is 962 high-rise buildings and 244 skyscraper buildings. This research aim is to overcome the energy needs and reduce the cost of energy in a building, by utilizing the potential of renewable energy produced by the building. This research uses the literature study or library research method. This study found a source of renewable energy electricity, namely GTP with a capacity of 18.52 kW and generating an RPV of 126.9 kW with a total PEBT of 145.42 kW. An efficiency generating of 4,72% between PEFK and PEBT, 17.50% between PLAMP/STK with PEBT and 25.63% between PPUMP and PGTP. Based on the building power efficiency integration system, it shows that the renewable energy.
Hosting Capacity Analysis for Photovoltaic Rooftop in IndonesiaSyamsirAbduh2
The commitment to reduce emission in all over
the world can be depicted in the Paris Agreement. As one of the
countries involved, Indonesia made a target to increase the
share of renewable energy by 23% in 2030. Furthermore, the
incentive given by the government for the photovoltaic (PV)
rooftop might attract more people and increase the awareness
of renewable energy. However, the rising number of integrated
PV rooftop might have an impact on the grid and the overall
system. So, in order to make sure the reliability of the system,
the hosting capacity is needed. It is a maximum limit of how
much PV rooftop can be integrated into the distribution system
without disturbing the performance of the system. By
implementing the hosting capacity, is expected to avoid an
unnecessary problem like overloading, overvoltage, protection
failure or power quality problem. This paper discusses general
information of technical and economic policy of PV rooftop in
Indonesia and also a case to obtained hosting capacity. A radial
system which consists of three transformers (A, B, and C) is
observed. By using the active power method, the hosting
capacity in each point of load and also along the feeder can be
obtained. Next, the load is projected to increase by 10%, 20%,
30%, and up to 100% of installed capacity. Then, the hosting
capacity and transformer ratio is calculated and analyzed. The
result indicated that the PV limit from the government rules
affects the hosting capacity calculation where the PV projection
is equal as load projection. Finally, this paper is expected to be
used as guidance or source of information for the electricity
company before accepting more PV rooftop on the grid
Keywords—hosting capacity, distributed generation,
Design of Street Light Revitalitation using Dialux EVOSyamsirAbduh2
The development of road infrastructure and the
increasing density on the highway, especially in big cities like
the capital city of Jakarta, require adequate road equipment to
provide security and comfort for public road riders, especially
at night. One of the instruments supporting highway equipment
as a support for road user safety is the Public Street Lighting
(LPJU) lights. Currently the Kemayoran ExAirport area which
is managed by the Kemayoran Complex Management Center
still has a road width of 25 meters and uses high-powered street
lighting instruments but the illumination level is not optimal
with an average value of 11 lux for fast lanes with the SON-T
lamp type 400 watts. The purpose of this study is to optimize
the function of public street lighting in the Kemayoran Region
by planning revitalization / rejuvenation of street lighting (PJU)
using low power lighting with high lumens with Light Emitting
Diode (LED) Lighting technology. The method used in this
research is quantitative observations and calculations using
international standards and SNI with lighting simulations using
DIALux Evo software. The results of this study note that:
Public street lighting system Jl. The most suitable Benyamien
Sueb is to add a new PJU pole placement pattern in the middle
median with 235 Watt lamp power in the fast lane and the
existing pole with 140 Watt lamp power in the slow lane. This is
evidenced by the results of the Dialux Evo simulation which
shows the average value of lighting using LEDs reaching 48.7
lux (Fast Track) and 36.4 lux (Slow Track). This value has
fulfilled the SNI 7391: 2008 standard for public street lighting
with the classification of arterial-free roads.
One of the tasks of military forces is to defend the country. Furthermore, Indonesia has more than 300.000 people serve as a military force like army, navy, or air force and has to be ready anytime to serve the country. On the other hand, the usage of electricity in military activity is very important. Thus, having reliable and secure sources is mandatory. In addition, one of the advantages of a microgrid are reliability, security, and also clean energy, so having a military microgrid in Indonesia also means that it will help to achieve the Indonesian government target to increase 23% of renewable energy share by 2030. This paper discusses the overview of military microgrids and also a study case with techno-economic calculation for one of the military bases in Indonesia. By Importing the solar data, load data, diesel and also Photovoltaic (PV) data, HOMER Pro search the best combination of feasible solution with constrain given. The result proposes four different architecture combination of PV, Diesel, Battery on grid and off grid. The cheapest solution with backup is system 4 where the combination is consisting of PV and battery with on grid system with LCOE USD 0.024 and serve the 1124,86GWh/year load.
Analysis and Effect of Waste and Population Growth on Waste-Based Electric Energy Generation Potential and Energy Demand in Bantargebang TPST Environment Over time, the amount of population growth is directly proportional to the amount of waste generated in DKI Jakarta every day. The increasing number of existing residents is also directly proportional to the amount of energy demand in the following days. With the increasing amount of waste collected at the Bantargebang TPST, it will make it increasingly hilly without an effective solution. This study aims to analyze the possibility of using waste as a new renewable energy source to produce electricity if a Waste Power Plant (PLTSa) is built using the thermal gasification method. This study also aims to analyze the effect of electrical energy generated from waste on energy demand projections in the following years. This study uses the LEAP software to simulate PLTSa development with some data used by the latest conditions in 2022. This research concludes that the generated electrical energy does not significantly affect energy demand in the coming year where the potential for electrical energy generated from waste in DKI Jakarta in 2022 has the potential to generate 10.274.157,2 MWh or 37.090.820,2 GJ of electrical energy with a generation capacity of 1.563,79 MW.
Development Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-ESyamsirAbduh2
Rig PDSI #38.2/D1000-E is a national vital object owned by one of several oil and gas companies in Indonesia, a company engaged in the oil and gas sector. The rig is a building used for drilling activities to extract natural resources from the earth. Due to the tall structure of the rig building and its location in an open area, it is susceptible to lightning strikes. The development of a lightning strike protection system for this rig is necessary due to disruptions experienced in 2020, which affected electrical installations, control networks, telecommunications, and instrumentation at the rig, all caused by lightning strikes. This study will utilize several standards, including PUIPP (General Guidelines for Lightning Protection Installations), Permen No. 31 of 2015, NF C 17-102 2011, and IEC-62305. The rolling sphere method and radius of protection will be employed as methods of lightning strike protection. Rig PDSI #38.2/D1000-E experiences a direct lightning strike frequency value (Nd) of 3,029 lightning strikes per year, with a building lightning strike equivalent area (Ae) of 103,922.57 m2. The value of the intensity of lightning strikes to the ground (Ng) is measured at 29.15 lightning strikes per km2 per year, corresponding to a level I protection level. The recommended protection radius is 20 meters, and the average grounding resistance value is 0.1925 Ω. Additionally, this study introduces an internal lightning protection system using a surge protection device (SPD). Keywords—Lightning Protection, Rig, Electrostatic, ESEAT,
Transformer BAT.12 PLTGU Priok is a power transformer which has an important role in distributing electrical power from PLTGU Priok to the load network. BAT 12 transformer which has been operating for a long time will certainly experience a decrease in standard and quality due to electrical, thermal, mechanical, chemical, and aging factors. One of the decreases in the standard and quality of the transformer is the decrease in the quality of the winding insulation. During the last two years of operation, there were several disturbances in the BAT. 12 PLTGU Priok transformer. Based on the Maximo 201819647 work order, there is a disturbance that can damage the isolation on the transformer. To determine the condition of the isolation quality and anticipate unexpected transformer breakdowns, it is necessary to test the transformer standard parameters. This test includes testing the insulation quality of the transformer windings. The Tangent Delta, Insulation Resistance and Dielectric Frekeuncy Respone test methods were carried out to determine the standard parameters of the dissipation factor, insulation resistance, polarity index, moisture content and oil conductivity. The test results are Tangent Delta of <0.5%, Oil conductivity of <6.7 pS / m, moisture content of <1.5%, HV / LV Insulation Resistance of 538 MΏ and polarity index of 2.76. The results of this test show that the transformer is still in good condition.
Development Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-ESyamsirAbduh2
Rig PDSI #38.2/D1000-E is a national vital object owned by one of several oil and gas companies in Indonesia, a company engaged in the oil and gas sector. The rig is a building used for drilling activities to extract natural resources from the earth. Due to the tall structure of the rig building and its location in an open area, it is susceptible to lightning strikes. The development of a lightning strike protection system for this rig is necessary due to disruptions experienced in 2020, which affected electrical installations, control networks, telecommunications, and instrumentation at the rig, all caused by lightning strikes. This study will utilize several standards, including PUIPP (General Guidelines for Lightning Protection Installations), Permen No. 31 of 2015, NF C 17-102 2011, and IEC-62305. The rolling sphere method and radius of protection will be employed as methods of lightning strike protection. Rig PDSI #38.2/D1000-E experiences a direct lightning strike frequency value (Nd) of 3,029 lightning strikes per year, with a building lightning strike equivalent area (Ae) of 103,922.57 m2. The value of the intensity of lightning strikes to the ground (Ng) is measured at 29.15 lightning strikes per km2 per year, corresponding to a level I protection level. The recommended protection radius is 20 meters, and the average grounding resistance value is 0.1925 Ω. Additionally, this study introduces an internal lightning protection system using a surge protection device
This curriculum vitae provides information about Syamsir Abduh including his education credentials and professional experience. He holds a PhD in Energy Economy from Northern University Malaysia and has over 30 years of experience working as a Professor of Electrical Engineering at Trisakti University. His areas of expertise include standardization, industrial management systems, renewable energy, and power systems. He has authored several publications and textbooks.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
Analisis kuat hantar arus-Sekararum & Syamsir Abduh
1. Jurnal Baut dan Manufaktur Vol. 03, No 1, April 2021 ISSN : 2686-5351 10
ANALISIS KUAT HANTAR ARUS KABEL XLPE 150 KV
YANG MELEWATI SUNGAI PADA GI MUARA KARANG
ANALYSIS OF THE CURRENT CARRYING CAPACITY OF 150 KV XLPE
CABLE WHICH CROSSES THE RIVER AT MUARA KARANG
SUBSTATION
SEKARARUM ADIANITA PUTRI1*,
SYAMSIR ABDUH1 ,
ISHAK KASIM1
1
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti
Email : sekararum062001700011@std.trisakti.ac.id
ABSTRACT
The city’s rapid growth is in line with the increasing demand for electricity consumption. The use of
underground cable channels is one that is commonly used as a transmission medium from one substation
to another, especially in big cities where there are many skyscrapers. In Jakarta, the 150 kV electric
power transmission between GI uses Underground Cable (SKTT). Based on this, this research was
conducted to determine the conductivity of the current contained in the 150 kV SKTT power cable GI
Muara Karang Lama - GI Muara Karang Baru which crosses the river. To be able to perform these
calculations, there are several data that must be obtained in order to calculate the results of the overall
current conductivity. After obtaining the data, analysis and calculation, it then carried out with the two
methods, namely the conventional method or Horizontal Directional Drilling (HDD) and the cable bridges
method. The cable bridge method with a current carrying capacity of 1577.07 A can conduct electricity
better and is the right method for use at the Muara Karang Lama - Muara Karang Baru SKTT that passes
through the river compared to the conventional method (HDD) with the current carrying capacity is
relatively small, namely 1,309.10 A. This is because the value of a larger current carrying capacity for a
power cable can be better used for High Voltage Cable Line (SKTT) compared to the relatively smaller
current conductive strength.
Keywords: Transmission Line, Current Carrying Capacity
ABSTRAK
Pertumbuhan kota yang pesat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi energi listrik.
Penggunaan saluran kabel bawah tanah merupakan salah satu cara yang umum digunakan sebagai
media transmisi dari satu Gardu Induk (GI) ke GI lainnya, terutama pada kota-kota besar yang terdapat
banyak gedung pencakar langit. Pada kota besar seperti Jakarta, transmisi tenaga listrik 150 kV antar
Gardu Induk (GI) umum menggunakan Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT). Berdasarkan hal tersebut,
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai kapasitas kuat hantar arus yang terdapat pada kabel
tenaga SKTT 150 kV GI Muara Karang Lama – GI Muara Karang Baru yang melintasi sungai. Untuk
dapat melakukan perhitungan tersebut, terdapat beberapa variabel yang harus didapatkan guna
mendapatkan hasil perhitungan kuat hantar arus secara keseluruhan. Setelah didapatkan variabel
tersebut, dilakukan analisa serta perhitungan kuat hantar arus pada dua metode yang digunakan yaitu
metode konvensional atau Horizontal Directional Drilling (HDD) dan metode pembuatan jembatan atau
cable bridge. Metode pembuatan jembatan atau cable bridge dengan nilai kapasitas kuat hantar arus
sebesar 1577,07 A dapat lebih baik menghantarkan arus listrik dan merupakan metode yang tepat untuk
digunakan pada lokasi SKTT GI Muara Karang Lama – GI Muara Karang Baru yang melewati sungai
dibandingkan dengan metode konvensional (HDD) dengan nilai kapasitas kuat hantar arus yang relatif
kecil, yaitu sebesar 1309,10 A. Hal ini dikarenakan nilai kapasitas kuat hantar arus yang lebih besar
untuk suatu kabel tenaga dapat lebih baik digunakan untuk Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT)
dibandingkan dengan nilai kapasitas kuat hantar arus yang nilainya relatif kecil.
Kata kunci: Saluran Transmisi, Kuat Hantar Arus, Saluran Kabel
2. Jurnal Baut dan Manufaktur Vol. 03, No 1, April 2021 ISSN : 2686-5351 11
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam skema sistem penyaluran tenaga
listrik, letak pembangkit umumnya jauh dari
pusat beban sehingga diperlukan sebuah media
transmisi untuk menyalurkan energi listrik(1)
.
Transmisi merupakan proses penyaluran energi
listrik dari pembangkit hingga sistem distribusi
sehingga dapat disalurkan ke konsumen melalui
sebuah penghantar(1)
. Media saluran transmisi
dapat berupa Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) atau Saluran Kabel Tegangan Tinggi
(SKTT)(2)
.
Peraturan Gubernur DKI Jakaera Nomor
195 Tahun 2010 tentang Petunjuk Penempatan
Jaringan Utilitas berisi kebijakan yang bertujuan
untuk menjaga estetika tata kota di Jakarta. Isi
dari kebijakan tersebut membahas tentang
penggunaan media transmisi, dimana
penggunaan SUTT membutuhkan lahan yang
luas dan dianggap mengganggu keindahan atau
estetika tata kota, sehingga disarankan untuk
menggunakan SKTT.
Merujuk dari kebijakan Peraturan Gubernur
DKI Jakarta tersebut, SKTT seringkali melewati
medan atau lokasi yang dapat menurunkan
efisiensi kerja dari sebuah kabel tenaga yang
ada pada SKTT. Salah satu lokasi yang kurang
menguntungkan tersebut adalah sungai. Ketika
SKTT melewati lokasi seperti sungai, masalah
yang akan dihadapi adalah semakin dalam
kabel tersebut ditanam maka semakin kecil pula
kapasitas kuat hantar arus dari kabel tersebut.
Sehingga dibutuhkannya suatu solusi yang
dapat diterapkan pada lokasi yang sudah
ditentukan untuk mengatasi masalah tersebut.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui kapasitas kuat hantar arus kabel
XLPE 150 kV yang melewati sungai pada GI
Muara Karang dengan dua metode yang
digunakan, yaitu metode konvensional (HDD)
pada kedalaman 20 meter dibawah sungai dan
metode pembuatan jembatan (cable bridge).
Hasil dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui metode pemasangan yang tepat
sesuai dengan analisis serta perhitungan
kapasitas kuat hantar arus secara keseluruhan.
2. BAHAN DAN METODE
2.1 Bahan
Objek penelitian yang digunakan adalah
kabel tenaga jenis XLPE 150 kV yang diperoleh
dari data sekunder yang didapatkan dari instansi
terkait.
2.2 Metode
Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode kuantitatif, dimana merupakan
salah satu prosedur penelitian yang
menghasilkan data berupa angka yang dapat
dianalisa sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan berdasarkan data-data dan
perhitungan yang sudah didapatkan.
Tahapan pertama untuk penelitian ini adalah
melakukan studi literatur yang meliputi
pembekalan teori berupa buku , jurnal dan
artikel akademis yang berkaitan dengan topik
penelitian. Tahap kedua adalah pengumpulan
data yang didapatkan dari PT. PLN (Persero)
UPP JJBB 2. Data yang didapatkan antara lain
peta pemasangan SKTT GI Muara Karang
Lama – GI Muara Karang Baru, data calculation
of continous current ratings pada kabel XLPE,
data spesifikasi kabel XLPE dan juga data
skematik pembuatan jembatan. Setelah tahap
pengumpulan data, selanjutnya dilakukan
perhitungan dan analisa kuat hantar arus dari
kabel XLPE 150 kV dari kedua metode yang
ada, yaitu pada metode konvensional (HDD)
dan metode pembuatan jembatan (cable bridge).
Analisa yang dilakukan dari kedua metode
tersebut adalah dengan membandingkan nilai
kapasitas kuat hantar arus pada masing-masing
metode. Jika perbandingan tersebut
menghasilkan lebih besar nilai kapasitas hantar
arus pada metode konvensional (HDD), maka
metode yang tepat untuk SKTT 150 kV GI
Muara Karang Lama – GI Muara Karang Baru
adalah metode konvensional (HDD). Namun
sebaliknya, jika nilai kapasitas hantar arus pada
metode pembuatan jembatan atau cable bridge
lebih besar, maka metode tersebut lah yang
tepat untuk digunakan pada instalasi SKTT 150
kV GI Muara Karang Lama – GI Muara Karang
Baru.
Adapun persamaan yang digunakan untuk
menghitung kapasitas kuat hantar arus adalah
persamaan 1 sampai dengan 13 di bawah ini (3,4)
.
=
∆ − ∙[0,5 1+ ∙( 2+ 3+ 4)]
∙ 1+ ∙ (1+ 1) 2+ ∙ (1+ 1+ 2)( 3+ 4)
……..
.....(1)
∆ = 1 − ……………….……………….(2)
= ∙ ∙
2
∙ tan …………....……….(3)
=
18 ln ( )
× 10−9
………………………..…...(4)
1 =
2
ln (1 +
2 1
)…………………………….(5)
3. Jurnal Baut dan Manufaktur Vol. 03, No 1, April 2021 ISSN : 2686-5351 12
3 =
2
ln (1 +
2 3
'
)………………………….…(6)
4 =
1
2
ln (2 ×
2
)……….................…….(7)
= '(1 + + )…………………………..(8)
' = (1 + 20( − 20))…………….………(9)
=
4
192+0,8
4……………………………….(10)
2
=
8
'
× 10−7
……………...………....(11)
=
4
192+0,8
4
2
× 2,9…………..…….(12)
2
=
8
'
× 10−7
………………...………(13)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kondisi Umum
Lokasi yang digunakan sebagai tempat
penelitian adalah SKTT GI Muara Karang Lama
– GI Muara Karang Baru yang melewati sungai.
Pembangunan SKTT GI Muara Karang Lama –
GI Muara Karang Baru dimaksudkan untuk
menggantikan SUTT Muara Karang Baru –
Muara Karang Lama yang dimana lahan
tersebut digunakan untuk pembangunan PLTGU
Muara Karang.
Kondisi aktual di lapangan antara GI Muara
Karang Lama dan GI Muara Karang Baru
terpisahkan oleh sungai, dimana lebar sungai
berkisar antara 20 – 30 meter dengan
kedalaman terdalam dari sungai tersebut hingga
50 meter. Sementara jalur SKTT yang melewati
sungai memiliki panjang 60 meter.
Gambar 1. Peta jalur SKTT GI Muara Karang(5)
Kabel yang digunakan pada SKTT GI –
Muara Karang Lama – GI Muara Karang Baru
adalah kabel XLPE 150 kV dengan konstruksi
dibawah ini.
Gambar 2. Konstruksi kabel XLPE(5)
Untuk melakukan perhitungan kapasitas
kuat hantar arus, dibutuhkan beberapa
spesifikasi kabel XLPE yang didapatkan dari
data sekunder.
Tabel 1. Spesifikasi Kabel XLPE
Deskripsi Unit Proposed
and
Guarantee
Tegangan antar
Fasa
kV 150
Jumlah Konduktor
(n)
- 1
Jenis Konduktor - Tembaga
Luas Penampang
Konduktor (A)
2 2000
Diameter Isolasi
XLPE ( )
mm 98,4
Diameter Konduktor
( )
mm 55
Ketebalan Isolasi
XLPE ( )
mm 19
Ketebalan
Pelindung Luar ( )
mm 4,5
Diameter MDPE
Sheath ( ' )
mm 119
Diameter terluar
kabel ( )
mm 130
Tahanan Konduktor
pada 20 ℃
ohm/m 0,0090
× 10−3
Suhu Maksimum
Operasi
℃ 90
Jarak antar
Konduktor
mm 200
Tahanan Termal
Tanah ( )
K.m/W 1
3.2 Perhitungan Variabel yang Dibutuhkan
pada Kapasitas Kuat Hantar Arus
Perhitungan ini bertujuan untuk
mendapatkan variabel-variabel yang dibutuhkan
pada perhitungan kapasitas kuat hantar arus
secara keseluruhan.
4. Jurnal Baut dan Manufaktur Vol. 03, No 1, April 2021 ISSN : 2686-5351 13
Tabel 2. Hasil perhitungan variabel yang
dibutuhkan
Deskripsi Unit Nilai
Kapasitansi (C) F/m 150
Rugi Dielektrik
( )
W/m 0,565
Tahanan Termal
Isolasi ( )
K.m/W 0,292
Tahanan Termal
Selubung Luar ( )
K.m/W 0,040
Tahanan Termal
dari Luar ( )
K.m/W 1,022
Tahanan Arus AC
pada Temperatur
Kerja Maksimum (R)
Ohm/m 1,699
× 10−5
3.3 Metode Konvensional (HDD)
Maksud dari metode konvensional adalah
metode yang umum digunakan, dimana kabel
tenaga ditanam atau digelar di dalam tanah.
Metode instalasi yang digunakan adalah
Horizontal Directional Drilling (HDD). Metode
HDD merupakan salah satu metode instalasi
SKTT dengan teknologi trenchless, dimana
metode ini digunakan untuk daerah dengan
tingkat kesulitan pengeboran yang tinggi seperti
melewati sungai.
Gambar 3. Ilustrasi Metode Instalasi HDD
Perhitungan kapasitas kuat hantar arus
pada metode ini kabel tenaga ditanam 20 meter
dibawah sungai sepanjang 60 meter.
Temperatur sekitar pada perhitungan ini
diasumsikan sebesar 45 ℃ . Asumsi ini
didapatkan berdasarkan gradien geothermal
atau panas bumi yang terdapat pada kajian
pustaka. Hasil dari perhitungan nilai kapasitas
kuat hantar arus sebesar 1309,10 A.
Tabel 3. Hasil perhitungan kapasitas kuat hantar
arus pada metode konvensional (HDD)
Deskripsi Unit Nilai
Perbedaan Suhu (∆ ) ℃ 45
Rugi Dielektrik ( ) W/m 0,565
Tahanan Termal Isolasi
( )
K.m/W 0,292
Tahanan Termal
Selubung Luar ( )
K.m/W 0,040
Tahanan Termal dari
Luar ( )
K.m/W 1,022
Tahanan Arus AC
pada Temperatur Kerja
Maksimum (R)
Ohm/m 1,699 × 10−5
Faktor Rugi Selubung
( )
- 0,159
Nilai Kapasitas Kuat
Hantar Arus
A 1309,10
3.4 Metode Pemasangan Jembatan (cable
bridge)
Metode pemasangan jembatan atau cable
bridge umumnya dipasang dalam saluran
jembatan atau duct frame.
Gambar 4. Skematik cable bridge(5)
Perhitungan kapasitas kuat hantar arus
pada metode ini menggunakan temperatur
sekitar 25℃, mengikuti suhu rata-rata terendah
yang ada di Jakarta pada bulan Januari. Hasil
perhitungan menghasilkan nilai kapasitas kuat
hantar arus pada metode cable bridge adalah
sebesar 1577,07 A.
Tabel 4. Hasil perhitungan kapasitas kuat hantar
arus pada metode pembuatan
jembatan (cable bridge)
Deskripsi Unit Nilai
Perbedaan Suhu (∆ ) ℃ 65
Rugi Dielektrik ( ) W/m 0,565
Tahanan Termal Isolasi
( )
K.m/W 0,292
Tahanan Termal
Selubung Luar ( )
K.m/W 0,040
Tahanan Termal dari
Luar ( )
K.m/W 1,022
Tahanan Arus AC pada
Temperatur Kerja
Maksimum (R)
Ohm/m 1,699 × 10−5
Faktor Rugi Selubung
( )
- 0,159
Nilai Kapasitas Kuat
Hantar Arus
A 1577,07
5. Jurnal Baut dan Manufaktur Vol. 03, No 1, April 2021 ISSN : 2686-5351 14
4. KESIMPULAN
Setelah dilakukan perhitungan kapasitas
kuat hantar arus pada masing-masing metode
konvensional (HDD) dan metode pembuatan
jembatan (cable bridge), hasilnya menunjukkan
bahwa metode pembuatan jembatan atau cable
bridge mampu menghantarkan arus listrik lebih
baik dibandingkan dengan metode HDD, hal ini
juga menunjukkan teori yang benar bahwa
semakin dalam sebuah kabel tenaga ditanam
akan semakin kecil pula kuat hantar arusnya.
Tabel 5. Hasil perhitungan kapasitas kuat hantar
arus pada kedua metode
Metode Instalasi atau
Pemasangan
Kapasitas Kuat
Hantar Arus
Metode Konvensional
(HDD) dengan
kedalaman 20 meter
1309,10 A
Metode Pembuatan
Jembatan atau cable
bridge
1577,07 A
Dapat disimpulkan bahwa parameter suhu
sangat berpengaruh pada nilai kapasitas kuat
hantar arus seperti yang terlihat pada Tabel 4.
Suhu sangat berpengaruh dalam kinerja kabel
tenaga. Semakin dalam kabel tersebut ditanam
maka semakin besar suhu atau temperaturnya
dan akan menyebabkan perubahan suhu atau
∆ yang nilainya kecil, maka akan semakin
kecil pula kemampuan sebuah kabel tenaga
untuk menghantarkan kuat hantar arus.
Sebaliknya, jika kabel tersebut ditanam tidak
terlalu dalam atau dengan menggunakan
metode pembuatan jembatan atau cable bridge
dengan suhu yang kecil, akan menyebabkan
perubahan suhu atau ∆ yang besar dan
kapasitas kuat hantar arus pada suatu kabel
tenaga tersebut akan semakin besar nilainya.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa metode
cable bridge dengan nilai kapasitas kuat hantar
arus yang lebih besar dapat lebih baik dalam
menghantarkan arus listrik dibandingkan
dengan metode konvensional (HDD).
DAFTAR PUSTAKA
1. Bimantara, K. M. (2019). Perhitungan Kuat
Hantar Arus pada Saluran Kabel Tegangan
Tinggi.
2. Handayani, O. (2015). Analisa Kuat Hantar
Arus Kabel Tanah 150 kV yang Melintasi
Jembatan.
3. IEC 60287-1-1 a (2006). Electric Cables –
Calculation of The Current Ratings Part 1-1,
Current Rating Equation (100% Load Factor)
and Calculation of Losses.
4. IEC 60287-2-1 b (2006). Electric Cables –
Calculation of The Current Ratings Part 2-1,
Thermal Resistance – Calculation of Thermal
Resistance.
5. PT. PLN (Persero) UIP JBB. Dokumen
Design Enjiniring SKTT 150 kV Muara
Karang Lama – Muara Karang Baru.