3. 3
SAYYID ALWI ASSAGAF BIN ABDULLAH BIN AHMAD SYARIF BIN ABDUL RAHMAN ASSAGAF, TUAN
KAMARA, Makam di DI Barrang Lompo (Tiba di Makassar Th 1683 M, Wafat Th 1717 M)
SAYYID HUSAINASSAGAFBINALWI BINABDULLAHBINAHMADSYARIFBINABDUL RAHMANASSAGAF,
Makamdi Katangka Gowa (Anak dari FATIMAH, PutriRaja Gowa ke 19, SULTANABDUL JALIL, Periode
1677-1709 M)
4. 4
Catatan:
Sumber: https://lambeturah.id/arti-kata-sayid-adalah/
➔Arti katasayid dalamKamusBesarBahasaIndonesia(KBBI) adalahsa.yid [n] (1) tuan (sebutankpd orangArab
keturunan Nabi Muhammad saw.); (2) orang Arab keturunan Nabi Muhammad saw.
Sumber:
https://sragenupdate.pikiran-rakyat.com/religi/pr-1842130666/tahukah-kamu-ada-perbedaan-sebutan-
ustadz-kyai-syekh-habib-dan-gus-berikut-penjelasannya
➔ Syekh berasal dari Bahasa Persia yang berarti kepala suku, pemimpin, tetua, atau raja. Syech yang berasal
dari kata syah memiliki bentuk superior syahansyah yang berarti raja diraja.
➔Habib merupakan panggilan untuk orang yang telah melalui pendidikan keagamaan, sekaligus juga
mempunyai nasab dengan Nabi Muhammad SAW.
➔Wali berasal dari bahasa Arab, yaitu al-waliy muannatsnya al- waliyyah dan bentuk jamaknya al-awliya‟
berasal dari katawalayali –walyan dan walayatan yangberarti mencintai,teman dekat,sahabat,yangmenolong,
sekutu, pengikut, pengasuh, dan orang yang mengurus perkara (urusan) seseorang. Wali juga sering disebut
ulama penerus para sahabat Nabi untuk menyebarkan agama islam. Di Indonesia nama wali populer dengan
nama wali songo.
Kisah Imam Abdurrahman Assegaf dan
Sejarah Marga Assegaf
https://www.youtube.com/watch?v=8NWntAN1qPM
7. 7
Riwayat Hidup
https://www.laduni.id/post/read/80676/biografi-habib-abdurrahman-bin-
assegaf-tarim
Habib Abdurrahman bin Assegaf Tarim
1.1 Lahir
Habib Abdurrahman Assegaf adalah seorang ulama besar, wali yang agung, imam panutan dan
guru besar bagi para auliya al-‘arifin. Beliau dilahirkan di kota Tarim, Hadramaut pada 739 H.
Ibunya bernama Aisyah binti Abi Bakar ibnu Ahmad Al-Faqih Al-Muqaddam.
1.2. Nasab
1. Habib Abdurrahman Assegaff Al-Muqaddam Ats-Tsani bin
2. Muhammad Maulad Dawilah bin
3. Ali Shahibud Dark bin
4. Alwi Al-Ghuyur bin
5. Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin
6. Ali bin
7. Muhammad Shohib Mirbath bin
8. Ali Khali’ Qasam bin
9. Alwi bin Muhammad bin
10. Muhammad bin
11. Alwi bin
12. Ubaidillah bin
13. Al-Imam Al-Muhajir Ahmad bin
14. Isa ar-Rumi bin
15. Muhammad an-Naqib bin
16. Ali al-Uraidhi bin
17. Ja’far Shadiq bin
18. Muhammad al-Baqir bin
19. Ali Zainal Abidin bin
20. Husein as-Sibth bin
21. Ali bin Abi Thalib bin & Sayidatina Fathimah az-Zahra al-Batul binti
22. Rasulullah SAW.
8. 8
1.3 Wafat
Beliau wafatdi kota Tarim pada hariKamis,23 Sya’ban tahun 819 H(1416 M).Ketika mereka
hendak memalingkan wajah beliau ke kiblat, wajah tersebut berpaling sendiri ke kiblat. Jasad
beliau disemayamkan pada pagihariJum’at,dipekuburanZanbal,Tarim.Beliau meninggalkan
13 putra dan 7 putri.
1.4 Keluarga
Al Imam Al Qutb Abdurrahman Assegaf mempunyai 13 orang putra dan 7 orang putri, yaitu:
Putra Habib Abdurrahman Assegaf:
1. Al-Quthb As Syekh Ahmad, wafat di Tarim tahun 829 H. Semua anaknya perempuan yaitu:
1. Syarifah Fathimah.
2. Syarifah Aisah.
3. Syarifah Bahiyah.
9. 9
4. Syarifah Alawiyah.
2. Al-Quthb As Syekh Al Imam Umar Al Muhdhor Al Akbar, wafat di Tarim tahun 833 H,
mempunyai 4 orang putri, yaitu :
1. Syarifah Aisyah, ibunda dari As Syekh Al Qutb Abubakar Al 'Adni bin Abdullah Al
Idrus Al Akbar.
2. Syarifah Fathimah.
3. Syarifah Alawiyah.
4. Syarifah Maryam, serta seorang putra yang wafat dalam usia belia.
3. Al-Quthb As Syekh Al Imam Muhammad, wafat di Tarim 826 H, memiliki 2 orang putra
dan 3 putri yaitu:
1. Alwi, memiliki anak kemudian terputus.
2. Abdullah, berketurunan kemudian terputus pada generasi ke 7.
3. Syarifah Zainab Al Kubro.
4. Syarifah Zainab As Sughro.
5. Syarifah Mariyam.
4. Al-Quthb As Syekh Al Imam Ja'far, mempunyai putra 1 orang dan 2 orang putri yaitu :
1. Abdullah, terputus pada generasi ke 2.
2. Syarifah Alawiyah.
3. Syarifah Fathimah.
5. Al-Quthb As Syekh Al Imam Hasan Al Majzdub, wafat tahun 806 H dan mempunyai satu
orang putri.
6. Al-Quthb As Syekh Al Imam Syekh, wafat di Tarim 869 H keturunannya terputus.
7. Al-Quthb As Syekh Al Imam Abubakar As Sakran, wafat di Tarim 821 H, mempunyai 6
orang putra dan 7 putri ,mereka adalah:
1. Muhammad Al Akbar, tidak berlanjut.
2. Muhammad Al Asghor, tidak berlanjut.
3. Hasan, tidak berlanjut.
4. As Syekh Al Qutb Abdullah Al Idrus Al Akbar, datuk dari pada keluarga Al Idrus.
5. As Syekh Al Imam Ali Assakran, datuk dari pada Assegaf Al Waht, Assegaf Al
Masyaich, Al Banahsan, Shahabuddin (Al Hadi, Al Masyhur, Az Zhahir), Al Faqih
Assegaff (dalam ilmu nasab dipanggil Bafaqih Madinah).
6. As Syekh Al Imam Ahmad Assakran, datuk dari pada Assegaf Al Qutban, Assegaf Al
Ali bin Abdullah, Al Musawa dan Al Munawar.
7. Syarifah Bahiya.
8. Syarifah Fathimah.
9. Syarifah Maryam.
10. Syarifah Alawiyah.
11. Syarifah Aisyah.
12. Syarifah Khadijah.
13. Syarifah Zainab.
10. 10
8. Al-Quthb As Syekh Al Imam Abdullah, wafat tahun 857 H, mempunyai 13 orang putra
yaitu:
1. Husin, terputus pada generasi ke 5.
2. Abdul Kadir, terputus pada generasi ke 2.
3. Abdulwahab, terputus pada generasi ke 3.
4. Umar, terputus.
5. Ahmad, terputus pada generasi ke 3.
6. Muhammad Hamdun, terputus pada generasi pertama.
7. Alwi.
8. Syaikh, keturunannya adalah Assegaf Al Fakhir.
9. Abdullah, keturunannya adalah Assegaf Al Agil Assu'udi
10. Hasan, keturunannya Assegaf Al Hasyim.
11. Ibrahim.
12. Abdurrahman, keturunannya adalah As Syekh Abubakar bin Salim (Al Hamid, Bin
Jindan, Bufteim, Al Muhdhor, Al Khiyed, Al Khamur,Al Haddar), Al bin Agil dan Al
Athas.
13. Abubakar Basyameleh, datuk dari keluarga Basyameleh. Keluarga ini tidak ada di
Indonesia.
9. Al-Quthb As Syekh Al Imam Aqil, wafat di Tarim tahun 871 H, keturunannya adalah Al
Ba'Aqil dan Assegaf.
10.Al-Quthb AsSyekh Al Imam Ibrahim,wafatdiTarim 875 H, keturunannyaadalah Assegaf
Al Baiti.
11.Al-Quthb AsSyekh AlImam Ali,wafatdiTarim tahun 840 H,keturunannya adalahAssofie
Assegaf.
12. Al-Quthb As Syekh Al Imam Alwi, wafat di Tarim tahun 826 H, keturunannya adalah
Assegaf Al Ahmad Maulamaryamah (Maula Gheisha dan Bahlega Assegaf).
13. Al-Quthb As Syekh Al Imam Husin, wafat di Tarim tahun 892 H, keturunannya adalah
Assegaf Al Bahsin dan Al Musawa Bahsin.
Putri-putri Habib Abdurrahman Assegaf:
1. Syarifah Maryam, ibu dari As Syekh Al Imam Abubakar Al Jufrie datuk dari kelurga
Al Jufrie.
2. Syarifah Fathimah, ibu dari As Syekh Muhammad bin Ahmad bin Hasan Al Wara'.
3. Syarifah Bahiyah, saudara kandung As Syekh Al Imam Hasan Al Majzdub
4. Syarifah Asma', saudara kandung As Syekh Al Imam Husin.
5. Syarifah Aisyah, ibunda dari As Syekh Abdurrahman Maulachela bin Abdullah bin
Alwi bin Muhammad Mauladawilah.
6. Syarifah Alawiyah Al Kubro, ibu dari Syarifah Maryam binti Umar Syanah.
7. Syarifah Alawiyah As Sughro, ibunda dari putra-putra As Syekh Muhammad Ar
Rakhilah bin Umar bin Ali Ba'mar.
11. 11
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1 Perjalanan Menuntut Ilmu
Sejak kecil ia telah mendalami berbagai macam ilmu dan menyelami berbagai macam
pengetahuan, baik yang berorientasi aql (akal) ataupun naql (referensi agama). Ia menghafal
Al-Qur’an dari Syeikh Ahmad bin Muhammad Al-Khatib, sekaligus mempelajari ilmu Tajwid
dan Qira’at. Ia juga berguru kepada Asy-Syeikh Muhammad ibnu Sa’id Basyakil, Syeikh
Muhammad ibnu Abi Bakar Ba’ibad,Syeikh Muhammad ibnu Sa’id Ka’ban, Syeikh Ali Ibnu
Salim Ar-Rakhilah, Syeikh Abu Bakar Ibnu Isa Bayazid,Syeikh Umar ibnu Sa’id ibnu Kaban,
Syeikh Imam Abdullah ibnu Thohir Addu’ani dan lain-lain.
Dia mempelajari kitab At-Tanbih dan Al-Muhadzdzab karangan Abi Ishaq. Ia juga
menggemari kitab Ar-Risalah Al-Qusyairiyah dan Al ’Awarif karya As-Samhudi. Tak
ketinggalan ia juga mempelajari kitab-kitab karangan Imam Al-Ghazali seperti Al-Basith, Al-
Wasith, Al-Wajiz, Al-Khulashoh dan Ihya Ulumiddin. Serta kitab karangan Imam Ar-Rofi’iy
seperti Al-‘Aziz Syarh Al-Wajiz dan Al-Muharror.
2.2 Guru Beliu
Guru-guru Habib Abdurrahman Assegaf Romli:
1. Syekh Ahmad bin Muhammad Al-Khatib,
2. Syekh Muhammad ibnu Sa’id Basyakil,
3. Syekh Muhammad ibnu Abi Bakar Ba’ibad,
4. Syekh Muhammad ibnu Sa’id Ka’ban,
5. Syekh Ali Ibnu Salim Ar-Rakhilah,
6. Syekh Abu Bakar Ibnu Isa Bayazid,
7. Syekh Umar ibnu Sa’id ibnu Kaban,
8. Syekh Imam Abdullah ibnu Thohir Addu’ani.
3. Penerus
3.1 Anak-anak
Abdurrahman bin Muhammad (Maula Addawilah) bin Ali bin Alawiy bin Muhammad Alfagih
Al muqaddam. Ulama besar yang telah mencetak berpuluh ulama, termasuk di antara mereka
adalah putra-putranya sendiri.
3.2 Murid
1. Muhammad bin Hassan Jamalullail,
2. Syeikh Abdurrahim bin Ali Khatib,
3. Al-Imam Alawi bin Muhammad,
4. Imam Sa’ad bin Ali Madzhij.
4. Teladan
4.1 Rajin Membaca Al-Qur’an
12. 12
Habib AbdurrahmanAs-Saqqafselalu membaca Al-Qur’ansetiap siangdan malamnya dengan
8 kali khataman, 4 di waktu malam dan 4 di waktu siang. Yang di waktu siang beliau
membacanya 2 kalikhatam dariantara setelah Subuh sampaiDhuhur,1 kalikhatam dariantara
Dhuhur sampai Ashar (itu dibacanya dalam 2 rakaat shalat), dan 1 kali khataman lagi setelah
shalat Ashar
Setiap kali menanam pohon kurma, beliau membacakan surat Yasin untuk setiap pohonnya.
Setelah itu dibacakan lagi 1 khataman Al-Qur’an untuk setiap pohonnya. Setelah itu baru
diberikan pohon-pohon kurma itu kepada putra-putrinya.
5. Kata Mutiara Habib Abdurrahman Assegaf
Di antara kata mutiara Assagaf adalah sebagai berikut : “Manusia semua membutuhkan ilmu,
ilmu membutuhkan amal, amal membutuhkan akal dan akal membutuhkan taufik. Semua ilmu
tanpa amal tidak berguna. Ilmu dan amal tanpa niat adalah sia-sia. Ilmu, amal dan niat tanpa
mengikuti sunnah adalah tidak diterima. Ilmu, amal, niat dan sunnah tanpa wara’ (sangat hati-
hati dalam menjalankan yang halal) adalah kerugian”.
6. Karomah
Salah seorang wali dan ulama dari Ahlil Bait Ba’alawi yang bertabur karamah adalah Habib
Abdurrahman bin Muhammad As-Saqqaf. Beliau mendapat julukan As-Segaf, yang berarti
atapnya para wali dan orang-orang shalih pada masanya.
Ulama dari Tarim, Hadramaut ini dikenal sebagai wali yang bertabur karamah. Salah satunya
adalah sering dilihat banyak orang sedang hadir di tempat-tempat penting di Makkah. Ulama
ini juga dikenal sebagai ulama yang kuat bermujahadah.Beliau pernah tidak tidur selama 33
tahun. Dikabarkan, dia sering bertemu dengan Nabi SAW dan sahabatnya dalam keadaan
terjaga setiap malam Jum’at, Senin dan Kamis, terus-menerus.
Sebahagian dari karamah beliau diriwayatkan bahawasanya hampir setiap tahunnya banyak
orangmelihatbeliau sedanghadirditempat-tempatpentingdiMakkah.Ketika ditanyakanoleh
sebahagian murid beliau:"Apakah andapernahberhaji?"Jawab beliau:"Jika secara zahirtidak
pernah".
Pada suatu hari, salah seorang santri yang bernama Muhammad bin Hassan Jamalullail saat di
masjid merasa sangat lapar sekali. Waktu itu, sang santri malu untuk mengatakan tentang
keadaan perutnya yang makin keroncongan. Rupanya sang guru itu tahu akan keadaan
santrinya. Ia kemudian memanggil sang santri untuk naik ke atas loteng masjid. Anehnya, di
hadapan beliau sudah terhidang makanan yang lezat.
“Dari manakah mendapatkan makanan itu?” tanya Muhammad bin Hassan Jamalullail.
“Hidangan ini kudapati dari seorang wanita,” jawabnya dengan enteng. Padahal,
sepengetahuan sang santri, tidak seorangpun yang masuk dalam masjid.
Bila malam telah tiba, orang yang melihatnya seperti habis melakukan perjalanan panjang di
malam hari, dikarenakan panjangnya shalat malam yang beliau lakukan. Bersama sahabatnya,
Fadhl, pernah melakukan ibadah di dekat makam Nabiyallah Hud AS berbulan-bulan. Dia dan
sahabatnya itu terjalin persahabatan yangerat.Mereka berdua bersama-sama belajardan saling
membahas ilmu-ilmu yang bermanfaat.
13. 13
Banyak awliyaillah dan para sholihin mengagungkan Habib Abdurrahman As-Saqqaf. Ia
tidaklah memutuskan suatu perkara terhadap seseorang, kecuali setelah mendengar isyarat dari
Yang Maha Benar untuk melakukan sesuatu. Berkata As-Sayyid Al-Jalil Muhammad bin
Abubakarbin Ahmad Ba’alawy,“Ketika Habib Abdurrahmantelah memutuskansuatu perkara
bagiku, maka hilanglah seketika dariku rasa cinta dunia dan sifat-sifat yang tercela, berganti
dengan sifat-sifat yang terpuji.”
Sebagaimana para auliya di Hadramaut, ia juga suka mengasingkan diri untuk beribadah di
lorong bukit An-Nu’air dan juga sekaligus berziarah ke makam Nabi Hud AS. Seorang
muridnya yang lain bernama Syeikh Abdurrahim bin Ali Khatib menyatakan,“Pada suatu
waktu sepulangnya kamidariberziarahke makam NabiHud ASbersama Habib Abdurrahman,
beliau berkata, “Kami tidak akan shalat Maghrib kecuali di Fartir Rabi’. Kami sangat heran
sekalidengan ucapan beliau.Padahalwaktu itu mataharihampirsaja terbenam sedangkanjarak
yangharuskamitempuh sangatjauh.Beliau tetap saja menyuruh kamiberjalan sambilberzikir
kepada Allah SWT. Tepat waktu kami tiba di Fartir Rabi’, matahari mulai terbenam. Sehingga
kami yakin bahwa dengan karamahnya sampai matahari tertahan untuk condong sebelum
beliau sampai di tempat yang ditujunya.”
Kata sebahagian murid beliau: "Kejadian itu sama seperti yang pernah terjadi pada diri Syeikh
Ismail Al-Hadrami.rhm"
Diriwayatkan pula pada suatu haribeliau sedangduduk didepan murid-murid beliau.Tiba-tiba
beliau melihat petir. Beliau berkata pada mereka: “Bubarlah kamu sebentar lagi akan terjadi
banjir di lembah ini”. Apa yang diucapkan oleh beliau itu terjadi seperti yang dikatakan.
Suatu waktu Habib Abdurrahman As-Saqqaf mengunjungi salah seorang isterinya yang berada
di suatu desa,mengatakan pada isterinyayangsedanghamil,”Engkau akanmelahirkan seorang
anak lelaki pada hari demikian dan akan mati tepat pada hari demikian, kelak bungkuskan
mayatnya dengan kafan ini.”
Habib Abdurrahman bin Muhammad Assegaff kemudian memberikan sepotong kain. Dengan
izin Allah isterinya melahirkan puteranya tepat pada hari yang telah ditentukan dan tidak lama
bayi yang baru dilahirkan itu meninggal tepat pada hari yang diucapkan oleh beliau
sebelumnya.
Pernah suatu ketika, ada sebuah perahu yang penuh dengan penumpang dan barang tiba-tiba
bocor saja tenggelam. Semua penumpang yang ada dalam perahu itu panik. Sebahagian ada
yang beristighatsah (minta tolong) pada sebahagian wali yang diyakininya dengan menyebut
namanya. Sebahagian yang lain ada yang beristighatsah dengan menyebut nama Habib
Abdurrahman As-Saqqaf. Orang yang menyebutkan nama Habib Abdurrahman As-Saqqaf itu
bermimpi melihat beliau sedang menutupi lubang perahu yang hampir tenggelam itu dengan
kakinya, hingga selamat. Cerita itu didengar oleh orang yang kebetulan tidak percaya pada
Habib Abdurraman As-Saqqaf.
Selang beberapa waktu setelah kejadian di atas orang yang tidak percaya dengan Habib
Abdurrahmanitu tersesatdalam suatu perjalanannya selamatiga hari.Semua persediaanmakan
dan minumnya habis. Hampir ia putus asa. Untunglah ia masih ingat pada cerita istighatsah
dengan menyebut Habib Abdurrahman As-Saqqaf, yang pernah didengarnya beberapa waktu
yang lalu. Kemudian ia beristighatsah dengan menyebutkan nama beliau. Dan ia bernazar jika
memang diselamatkan oleh Allah SWT dalam perjalanan ini ia akan patuh dengan Habib
14. 14
Abdurrahman As-Saqqaf. Belum selesai menyebut nama beliau tiba-tiba datanglah seorang
lelaki yang memberinya buah kurma dan air. Kemudian ia ditunjukkan jalan keluar sampai
terhindar dari bahaya.
Karamah yang lain dari Habib Abdurrahman As-Saqqaf,juga dibuktikan oleh salah seorang
pelayan rumahnya.Salah seorang pelayan itu suatu ketika di tengah perjalanan dihadang oleh
perampok. Kendaraannya dan perbekalannya kemudian dirampas oleh seorang dari keluarga
Al-Katsiri. Pelayan yang merasa takut itu segera beristighatsah menyebut nama Habib
Abdurrahman untuk minta tolong dengan suara keras. Ketika orang yang merampas kendaraan
dan perbekalan sang pelayan tersebut akan menjamah kendaraan dan barang perbekalannya
tiba-tiba tangannya kaku tidak dapat digerakkan sedikitpun. Melihat keadaan yang kritikal itu
si perampas berkata pada pelayan yang dirampas kendaraan dan perbekalannya.
“Aku berjanji akan mengembalikan barangmu ini jika kamu beristighatsah sekali lagi kepada
syeikhmu yang kamu sebutkan namanya tadi,” kata sang perampok.
Si pelayan segera beristighatsah mohon agar tangan orang itu sembuh seperti semula. Dengan
izin Allah tangan si perampas itu segera sembuh dan barangnya yang dirampas segera
dikembalikan kepada si pelayan. Waktu pelayan itu bertemu dengan Habib Abdurrahman
Assegaf, beliau berkata, “Jika beristighatsah tidak perlu bersuara keras, karena kami juga
mendengar suara perlahan.”
Julukan As-Saqqaf berasal dari kata as-saqfu (atap),yang berarti atapnya para wali dan orang-
orang shalih pada masanya. Itu menandakan akan ketinggian ilmu dan maqam yang tinggi,
bahkan melampaui ulama-ulama besar di jamannya.Dia juga mendapat julukan Syeikh Wadi
Al-Ahqaf dan Al-Muqaddam Ats-Tsani Lis Saadaati Ba’alwi (Al-Muqaddam yang kedua
setelah Al-Faqih Al-Muqaddam). Sejak itu, gelar Assaqqaf diberikan pada beliau dan seluruh
keturunannya.
7. Referensi
Disarikan dari Syarh Al-Ainiyyah, Nadzm Sayyidina Al-Habib Al-Qutub Abdullah bin Alwi
Alhaddad Ba’alawy, karya Al-Allamah Al-Habib Ahmad bin Zain Alhabsyi Ba’alawy dan
Naqobatul Asyrof Al Kubro.
SLIDESHARE, 16 Oktober 2023
https://www.slideshare.net/AminullahAssagaf1/aminullah-
assagafsilsila16-oktober-2023pdf
https://www.slideshare.net/AminullahAssagaf1/aminullah-assagafsilsila16-
oktober-2023pdf-2dd4