Dokumen tersebut membahas tentang filsafat nilai dan penilaian (aksiologi) yang membahas mengenai etika, estetika, dan berbagai teori terkait. Beberapa poin utama yang diangkat antara lain perbedaan antara etika dan moral, konsep dan teori etika, serta masalah estetika filsafati dan prinsip-prinsipnya.
Dokumen tersebut membahas tentang aksiologi, yaitu cabang filsafat yang membahas tentang nilai. Aksiologi mempelajari objek-objek seperti etika dan estetika, serta landasan-landasannya seperti menurut para ahli. Aksiologi berkaitan erat dengan filsafat karena keduanya membutuhkan kebenaran untuk menumbuhkan pengetahuan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan pengetahuan. Ia juga menjelaskan unsur-unsur nilai dalam aksiologi seperti etika dan estetika serta karakteristik nilai seperti objektif, subjektif, absolut dan relatif. Terakhir, dokumen menyentuh hubungan antara ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Filsafat modern bermula dengan Descartes yang memperkenalkan metode baru berpikir berdasarkan akal budi. Periode ini ditandai munculnya berbagai aliran seperti rasionalisme, empirisme, idealisme, dan realisme. Tokoh-tokohnya antara lain Descartes, Spinoza, Locke, Kant, dan Hegel.
Ontologi, epistemologi, dan aksiologi sains membahas tentang asas pengetahuan ilmiah yang mencakup batas ruang lingkup objek pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan, dan penggunaan pengetahuan.
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmusayid bukhari
Teks tersebut membahas tentang ontologi, metafisika, asumsi, dan peluang. Ontologi adalah ilmu tentang yang ada, baik berbentuk jasmani maupun rohani. Metafisika membahas penyebab segala sesuatu menjadi ada. Asumsi merupakan dugaan yang diterima sebagai dasar berpikir. Peluang menunjukkan sesuatu memiliki kemungkinan untuk bersifat deterministik.
Dokumen tersebut membahas tentang aksiologi, yaitu cabang filsafat yang membahas tentang nilai. Aksiologi mempelajari objek-objek seperti etika dan estetika, serta landasan-landasannya seperti menurut para ahli. Aksiologi berkaitan erat dengan filsafat karena keduanya membutuhkan kebenaran untuk menumbuhkan pengetahuan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan pengetahuan. Ia juga menjelaskan unsur-unsur nilai dalam aksiologi seperti etika dan estetika serta karakteristik nilai seperti objektif, subjektif, absolut dan relatif. Terakhir, dokumen menyentuh hubungan antara ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Filsafat modern bermula dengan Descartes yang memperkenalkan metode baru berpikir berdasarkan akal budi. Periode ini ditandai munculnya berbagai aliran seperti rasionalisme, empirisme, idealisme, dan realisme. Tokoh-tokohnya antara lain Descartes, Spinoza, Locke, Kant, dan Hegel.
Ontologi, epistemologi, dan aksiologi sains membahas tentang asas pengetahuan ilmiah yang mencakup batas ruang lingkup objek pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan, dan penggunaan pengetahuan.
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmusayid bukhari
Teks tersebut membahas tentang ontologi, metafisika, asumsi, dan peluang. Ontologi adalah ilmu tentang yang ada, baik berbentuk jasmani maupun rohani. Metafisika membahas penyebab segala sesuatu menjadi ada. Asumsi merupakan dugaan yang diterima sebagai dasar berpikir. Peluang menunjukkan sesuatu memiliki kemungkinan untuk bersifat deterministik.
Dokumen tersebut membahas tentang epistemologi, yang didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal usul, struktur, metode, dan validitas pengetahuan. Dibahas pula persoalan-persoalan dalam epistemologi, pengertian menurut beberapa ahli, ruang lingkup, objek, tujuan, landasan, hubungan dengan metode dan metodologi, serta pengaruh epistemologi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban
Dokumen tersebut membahas tentang Epistemologi, yang didefinisikan sebagai teori pengetahuan. Dibahas mengenai pengertian epistemologi, sumber pengetahuan menurut Islam dan berbagai teori, model penalaran, objek pengetahuan, struktur pengetahuan, teori kebenaran, makna kebenaran, batas dan jenis pengetahuan, serta alasan belajar epistemologi.
Presentasi membahas ontologi sebagai bagian dari filsafat dasar yang mengkaji makna eksistensi dengan menanyangkan apa arti ada, golongan hal yang ada, sifat kenyataan, dan hubungan antara obyek dengan pengetahuan manusia. Secara ontologis, ilmu membatasi ruang lingkupnya pada dunia empiris yang dapat dijangkau oleh pengalaman manusia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pancasila merupakan falsafah negara Indonesia yang terdiri dari lima sila. Dokumen ini menjelaskan pengertian dan peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara serta penjabaran mengenai tiap-tiap sila Pancasila dan proses perumusannya.
PPT FILSAFAT ILMU PASCASARJANA
teori pokok tentang humanisme, sejarah humanisme, dan peran humanisme terhadap pendidikan , serta kurikulum yang diterpanm
Etika & Estetika Budaya - Ilmu Seni Budaya DasarAsida Gumara
1. Etika adalah ajaran tentang baik dan buruk, sedangkan estetika berkaitan dengan teori keindahan atau seni.
2. Dalam berbudaya, diperlukan estetika untuk mempererat hubungan antar budaya dengan menghargai keindahan masing-masing.
3. Penggunaan tato dalam masyarakat memiliki berbagai pandangan, dari segi etika dianggap kurang sopan tetapi dari segi estetika dianggap sebagai seni.
Dokumen tersebut merupakan kumpulan soal dan jawaban mengenai pengantar filsafat ilmu. Soal-soal tersebut membahas tentang definisi filsafat ilmu, perkembangan filsafat ilmu, manfaat mempelajari filsafat ilmu, teori kebenaran, filsafat manusia, filsafat pancasila, etika dan moral, serta membuat karya ilmiah.
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Alfis Khisoli
Ontologi, epistemologi dan aksiologi merupakan cabang-cabang utama filsafat yang membahas tentang hakikat yang ada, sumber pengetahuan dan nilai. Ontologi berkaitan dengan teori keberadaan, epistemologi membahas tentang pengetahuan, sedangkan aksiologi mempelajari nilai. Ketiga cabang filsafat ini merupakan konsep dasar dalam memahami berbagai persoalan filsafat.
Penelitian pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk memprediksi, menemu- kan, atau memverifikasi kebenaran. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui pendekatan yang tepat, karena pendekatan yang diguna- kan dalam sebuah penelitian sangat menentu- kan keseluruhan langkah penelitian tersebut. Sejak awal, pendekatan dalam setiap pene- litian sudah harus ditentukan dengan jelas. Penentuan pendekatan yang akan digunakan sangat tergantung pada paradigma yang dianut peneliti.
Dokumen tersebut membahas tanggung jawab ilmuwan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dampak sosialnya. Terdapat dua pendapat tentang netralitas ilmu, yang pertama menyatakan ilmu bersifat netral sedangkan yang kedua menyatakan ilmu harus mempertimbangkan dampak sosial dan etika dalam penerapannya. Dokumen ini juga membahas contoh kasus seperti penggunaan bom atom, rekayasa genetika
This document discusses the axiological foundations of science and the relationship between science and moral values. It covers science as an activity, method, and body of knowledge. It then discusses morality and the relationship between science and morality. Various moral theories are presented that could guide the development of science and technology, including utilitarianism, moral imperative theory, rights-based ethics theory, justice theory, and a theory that balances priorities. The document evaluates these moral theories and concludes with a question section.
Dokumen tersebut membahas tentang epistemologi, yang didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal usul, struktur, metode, dan validitas pengetahuan. Dibahas pula persoalan-persoalan dalam epistemologi, pengertian menurut beberapa ahli, ruang lingkup, objek, tujuan, landasan, hubungan dengan metode dan metodologi, serta pengaruh epistemologi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban
Dokumen tersebut membahas tentang Epistemologi, yang didefinisikan sebagai teori pengetahuan. Dibahas mengenai pengertian epistemologi, sumber pengetahuan menurut Islam dan berbagai teori, model penalaran, objek pengetahuan, struktur pengetahuan, teori kebenaran, makna kebenaran, batas dan jenis pengetahuan, serta alasan belajar epistemologi.
Presentasi membahas ontologi sebagai bagian dari filsafat dasar yang mengkaji makna eksistensi dengan menanyangkan apa arti ada, golongan hal yang ada, sifat kenyataan, dan hubungan antara obyek dengan pengetahuan manusia. Secara ontologis, ilmu membatasi ruang lingkupnya pada dunia empiris yang dapat dijangkau oleh pengalaman manusia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pancasila merupakan falsafah negara Indonesia yang terdiri dari lima sila. Dokumen ini menjelaskan pengertian dan peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara serta penjabaran mengenai tiap-tiap sila Pancasila dan proses perumusannya.
PPT FILSAFAT ILMU PASCASARJANA
teori pokok tentang humanisme, sejarah humanisme, dan peran humanisme terhadap pendidikan , serta kurikulum yang diterpanm
Etika & Estetika Budaya - Ilmu Seni Budaya DasarAsida Gumara
1. Etika adalah ajaran tentang baik dan buruk, sedangkan estetika berkaitan dengan teori keindahan atau seni.
2. Dalam berbudaya, diperlukan estetika untuk mempererat hubungan antar budaya dengan menghargai keindahan masing-masing.
3. Penggunaan tato dalam masyarakat memiliki berbagai pandangan, dari segi etika dianggap kurang sopan tetapi dari segi estetika dianggap sebagai seni.
Dokumen tersebut merupakan kumpulan soal dan jawaban mengenai pengantar filsafat ilmu. Soal-soal tersebut membahas tentang definisi filsafat ilmu, perkembangan filsafat ilmu, manfaat mempelajari filsafat ilmu, teori kebenaran, filsafat manusia, filsafat pancasila, etika dan moral, serta membuat karya ilmiah.
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Alfis Khisoli
Ontologi, epistemologi dan aksiologi merupakan cabang-cabang utama filsafat yang membahas tentang hakikat yang ada, sumber pengetahuan dan nilai. Ontologi berkaitan dengan teori keberadaan, epistemologi membahas tentang pengetahuan, sedangkan aksiologi mempelajari nilai. Ketiga cabang filsafat ini merupakan konsep dasar dalam memahami berbagai persoalan filsafat.
Penelitian pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk memprediksi, menemu- kan, atau memverifikasi kebenaran. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui pendekatan yang tepat, karena pendekatan yang diguna- kan dalam sebuah penelitian sangat menentu- kan keseluruhan langkah penelitian tersebut. Sejak awal, pendekatan dalam setiap pene- litian sudah harus ditentukan dengan jelas. Penentuan pendekatan yang akan digunakan sangat tergantung pada paradigma yang dianut peneliti.
Dokumen tersebut membahas tanggung jawab ilmuwan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dampak sosialnya. Terdapat dua pendapat tentang netralitas ilmu, yang pertama menyatakan ilmu bersifat netral sedangkan yang kedua menyatakan ilmu harus mempertimbangkan dampak sosial dan etika dalam penerapannya. Dokumen ini juga membahas contoh kasus seperti penggunaan bom atom, rekayasa genetika
This document discusses the axiological foundations of science and the relationship between science and moral values. It covers science as an activity, method, and body of knowledge. It then discusses morality and the relationship between science and morality. Various moral theories are presented that could guide the development of science and technology, including utilitarianism, moral imperative theory, rights-based ethics theory, justice theory, and a theory that balances priorities. The document evaluates these moral theories and concludes with a question section.
Filsafat ilmu berfungsi untuk memberikan landasan filosofis dalam memahami berbagai konsep dan teori ilmu, merefleksikan asumsi dan metode ilmu, serta mempertanggungjawabkan metode ilmu secara logis dan rasional. Filsafat ilmu juga berperan sebagai sumber awal ilmu pengetahuan dan sarana pengujian penalaran ilmiah bagi pembelajar.
Pandangan objektivis menyatakan bahwa perubahan teori di dalam fisika terjadi karena adanya kesempatan objektif yang muncul secara alami dalam suatu program riset, dan ilmuwan akan memanfaatkan kesempatan tersebut sehingga program yang memiliki kesempatan lebih besar akan berkembang lebih maju."
Dokumen tersebut membahas tentang aksiologi ilmu, yang merupakan kajian tentang nilai ilmu bagi kehidupan manusia. Dibahas pula definisi aksiologi, teori nilai, hubungan antara ilmu dan moral, serta tanggung jawab sosial ilmuwan. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas bagaimana ilmu dapat digunakan secara proporsional untuk kebaikan manusia dan masyarakat.
Dokumen tersebut berisi daftar mahasiswa program pascasarjana Teknologi Pendidikan Universitas Medan tahun 2013 beserta penjelasan singkat mengenai filsafat ilmu, yang mencakup ontologi (esensi pengkajian ilmu), epistemologi (cara memperoleh ilmu), dan aksiologi ilmu (nilai ilmu pengetahuan).
Filsafat etika adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang mengarahkan perilaku manusia untuk membedakan yang baik dan buruk. Etika berkaitan erat dengan filsafat karena membahas masalah moral manusia secara umum.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian etika, peranannya, dan jenis-jenis etika dalam ilmu filsafat. Secara ringkas:
1) Etika adalah ilmu tentang nilai moral yang membedakan manusia dari binatang.
2) Ada beberapa jenis etika seperti etika deskriptif, normatif, metaetika, dan teologis.
3) Etika memainkan peran penting dalam membimbing tindakan manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian etika dalam ilmu filsafat. Secara ringkas, etika adalah ilmu tentang nilai-nilai moral yang membedakan manusia dari binatang. Ada beberapa macam etika menurut ilmu filsafat, yaitu etika deskriptif, etika normatif, metaetika, dan etika filosofis. Etika juga dibedakan menjadi etika umum dan etika khusus.
Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari nilai dan hubungannya dengan fakta objektif. Ia juga merupakan teori tentang nilai yang membahas manfaat suatu hal dalam konteks seluruh pengetahuan. Nilai-nilai Islam merupakan kumpulan prinsip-prinsip hidup yang saling terkait membentuk satu kesatuan utuh yang mengarahkan manusia pada kehidupan yang semestinya.
BAB I membahas tentang pengantar etika terapan. Etika terapan muncul dari kebutuhan akan pemahaman etis yang rasional terhadap masalah-masalah praktis kehidupan modern yang semakin kompleks. Etika terapan berupaya menjawab tantangan-tantangan etis baru akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menghadapi pluralisme moral dalam masyarakat multikultural.
1. Dokumen tersebut membahas beberapa teori etika yang berkembang, termasuk etika absolut versus etika relatif, utilitarianisme, deontologi, teori hak, dan teori keutamaan.
2. Beberapa teori etika yang dijelaskan antara lain menilai tindakan berdasarkan akibatnya, kewajiban, hak, dan karakter yang dimiliki seseorang.
3. Terdapat perdebatan di antara para ahli etika mengenai pandangan etika yang
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika norma 28
Makalah ini membahas tentang berbagai ideologi dunia sebagai sistem etika. Ideologi didefinisikan sebagai kumpulan ide atau gagasan, sedangkan etika adalah ilmu yang membahas tentang ajaran moral. Beberapa ideologi yang dijelaskan antara lain kapitalisme, marxisme, sosialisme, komunisme, fasisme, liberalisme, konservatisme, individualisme, nasionalisme, dan pancasila.
Teks tersebut membahas tentang pengertian etika dalam ilmu filsafat. Secara singkat, etika adalah ilmu tentang nilai moral yang baik dan buruk, serta cabang filsafat yang mempelajari standar dan penilaian moral. Teks tersebut juga membedah beberapa macam etika seperti etika deskriptif, normatif, metaetika, teologis, dan hubungannya dengan hukum serta filsafat.
AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN noval pratama
Dokumen tersebut membahas tentang aksiologi keilmuan dan nilai-nilai yang terkait dengan ilmu pengetahuan. Secara khusus, dokumen tersebut menjelaskan bahwa aksiologi adalah cabang filsafat yang mempertanyakan penggunaan ilmu oleh manusia. Dokumen tersebut juga membahas tentang karakteristik dan kriteria nilai serta perdebatan apakah ilmu bersifat bebas nilai atau tidak. Selain itu, dok
Dokumen tersebut membahas tentang aksiologi ilmu yang merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmu. Aksiologi adalah studi tentang nilai-nilai khususnya etika. Dokumen juga membahas objek kajian aksiologi ilmu yaitu dampak ilmu bagi manusia dan hubungan antara ilmu dengan sistem nilai moral.
2. Filsafat Nilai dan Penilaian
Secara formal baru muncul pada abad ke-19, meski
sejak yunani kuno sudah dibicarakan orang tapi
belum bicara mengenai prinsip-prinsip aksiologi.
Aksiologi mempunyai kaitan dengan axia yang berarti
nilai atau yang berharga. Jadi bisa diartikan sebagai
wacana filsofis yang membicarakan nilai dan
penilaian.
Terdapat banyak pendapat menyangkut isi aksiologi,
apakah nilai dan penilaian itu? Pertanyaan ini
tentusaja merupakan masalah utama filsafat ini.
3. Dalam filsafat lama, termasuk yunani kuno, tema lebih
banyak bertautan dengan masalah-masalah yang konkrit,
substansi material.
Diperlukan kajian khusus membahas nilai ini berdasar
dua hal, ialah ada (being) dan nilai (value). Pada masa lalu
nilai berada dibawah masalah ada, dan menggunakan
bahasan dengan tolok ukur yang sama, sehingga menjadi
tidak selaras.
Sebagian orang mengartikan nilai dengan menggunakan
berbagai reduksi dengan hasil terdapatnya tiga sektor
besar realitas, yaitu benda, esensi dan keadaan psikologis.
4. Nilai yang diberikan orang pada sesuatu akan
dikaitkan antara lain dengan apa yang diinginkannya,
apa yang menyenangkannya, dan apa yang
membuatnya senang atau nikmat.
Teori-teori lainnya, seperi pendapat Nicolai
Hartmann, bahwa nilai adalah esensi dan ide
platonik. Nilai selalu berhubungan dengan benda
yang menjadi pendukungnya, misalnya indah dengan
kain, baik untuk perilaku, artinya bahwa nilai tidak
nyata.
5. Pada kenyataan banyak tingkatan dalam kualitas,
yaitu kualitas primer, sekunder dan tersier. Yang
primer bersangkutan dengan adanya benda itu, jika
tidak ada nilai tidak mungkin terbentuk.Kualitas
sekunder, adalah kualitas yang timbul sebagai suatu
yang dapat ditangkap oleh indra kita, seperti warna,
rasa, dan bau. Adapun kualitas tersier, terjadi ketika
penilaian berbeda berdasar dua kualitas terdahulu.
Jelas bahwa kualitas ini tidak nyata, tetapi suatu sifat,
sui generis, ialah bahwa nilai itu tidak mandiri kata
Husserl.
6. Aksiologi adalah Masalah Sehari-
Hari
De gustibus non disputandum, artinya selera tidak bisa
diperdebatkan. Masalah ini adalah penting, karena dengan
nilai orang dapat bersikap subyektif sehingga dapat
menimbulkan masalah besar dan esensial.
Masalah ini merupakan masalah serius yang timbul dalam
penggunaan nilai dalam kehidupan sehari-hari, seolah
nilai identik dengan selera.
Timbul pertanyaan, seberapa jauh perbedaan dalam
penilaian itu benar-benar subyektif, dan tertutup untuk
pemikiran yang sifatnya kolektif? Misalnya dalam
kesenian, tata boga, atau pakaian, juga dalam perilaku dan
sikap pada umumnya, atau perilaku khusus dalam sebuah
pesta pada kalangan tertentu.
7. Timbul lagi pertanyaan, seberapa jauh suatu penilaian
menjadi obyektif, seperti nilai suatu ilmu pengetahuan
atau hal-hal nyata dan konkrit, seperti selera makan asam
atau pedas. Menurut biolog selera dapat dibentuk.
Masalah-masalah demikian, dalam arti lebih luas boleh
jadi menjadi sumber konflik antar orang atau antar ras,
pertanyaan berikutnya, apakah nilai itu subyektif atau
obyekyif?
Masalah yang paling banyak dibicarakan antara lain
mengenai kebaikan perilaku, keindahan karya seni, atau
kesucian religius.
8. Pendapat Langeveld
Aksiologi terdiri dari dua hal utama, yaitu etika dan
estetika, keduanya merupakan masalah yang paling
banyak ditemukan dan dianggap penting dalam
kehidupan sehari-hari.
Etika adalah bagian dari filsafat nilai dan penilaian
yang membicarakan perilaku orang. Semua perilaku
memiliki nilai dan tidak bebas nilai, perilaku bisa
beretika baik dan tidak baik. Dalam banyak wacana
juga digunakan istilah baik dan jahat, karena
perbuatan yang jahat akan merusak, perbuatan baik
berarti membangun.
9. Estetika juga bagian dari filsafat nilai dan penilaian
yang memandang karya manusia dari sudut indah dan
jelek. Keduanya pasangan dikotomis, dalam arti
bahwa yang dimasalahkan secara esensial adalah
pengindraan atau persepsi yang menimbulkan rasa
senang dan nyaman pada suatu pihak, dan rasa tidak
senang dan tidak nyaman pada pihak lain, dan ini
mengisyaratkan bahwa ada baiknya bagi kita
menghargai pendapat orang lain atau pepatah “ de
gustibus non disputdum” mesti tidak untuk segala
hal.
10. Etika atau Moral
Terdapat dua perbedaan antara etika dan Moral
(kesusilaan). Pertama, moralitas bersangkutan dengan apa
yang seyogyanya dilakukan atau tidak dilakukan karena
berkaitan dengan prinsip moralitas yang ditegakkan,
sedang etika adalah wacana yang memperbincangkan
landasan-landasan moralitas.
Kedua, etika berkaitan dengan landasan filosofi norma
dan nilai dalam kehidupan kemasyarakatan atau budaya,
sedangkan kesusilaan atau moral, secara khusus berkaitan
dengan nilai perbuatan yang berhubungan dengan
kebaikan dan keburukan perilaku yang bersangkutan
dengan agama. Kesusilaan sering berkaitan dengan norma
agama berhubungan dengan dosa atau pahala.
11. Suatu perilaku dinyatakan “jahat” karena perbuatan buruk
manusia memberi akibat kerusakan pada manusia lain
atau umumnya.
Filsafat etis merupakan usaha untuk memberi landasan
terhadap penyelesaikan konflik-konflik secara rasional
jika respons otomatis kita dan aturan implisit tindakan
yang berbelit atau karena realitas respon dan aturan yang
bertentangan.
Craig (2005), dalam “The shorter routledge Encyclopedia
of Phylosophy” mengemukakan tiga permasalahan utama
dalam etika, yaitu masalah etika dan meta etika, masalah
konsep etis dan teori etis, serta masalah etika terapan.
12. Masalah etika dan meta etika
Etika pada dasarnya meliputi empat pengertian: Pertama,
sistem-sistem nilai kebiasaan yang penting dalam
kehidupan kelompok khusus manusia yang disebutnya
sebagai “etika kelompok”. Ini bagian tugas para
antropolog.
Kedua, digunakan untuk satu diantara sistem-sistem
khusus tersebut, yaitu “moralitas” yang melibatkan makna
kebenaran dan kesalahan, yang pertanyaan sentralnya
“apa yang terbaik untuk memberikan karakter pada sistem
ini? Apakah suatu moral mengemukakan fungsi tertentu,
seperti apa yang memungkinkan seseorang dapat bekerja
sama dengan orang lain? Haruskah dalam bekerjasama
dengan orang lain melibatkan perasaan tertentu atau
dengan hujatan?
13. Ketiga, dalam sistem moralitas itu sendiri mengacu
pada prinsip-prinsip moral aktual, misalnya “mengapa
anda mengembalikan buku pinjaman itu?” Hal seperti
itu hanyalah masalah etis dalam suatu lingkungan.
Keempat, etika adalah suatu daerah dalam filsafat
yang memperbincangkan telaahan etika dalam
pengertian-pengertian lain, dan penting diingat
bahwa etika filosofis tidak bebas dari area filsafati
lainnya. Jawaban terhadap masalah etika bergantung
pada jawaban terhadap banyaknya pertanyaan
metafisika dan area lain pemikiran manusia.
14. Konsep dan Teori Etika
Menurut Edward Craig ada beberapa etika falsafiah yang
bersifat luas dan umum, serta berupaya untuk
mendapatkan prinsip-prinsip umum atau keterangan
dasar mengenai moralitas, yang cenderung lebih
menfokuskan pada analisis atas masalah sentral pada
etika itu sendiri.
Misalnya masalah otonomi, perhatian terhadap
pemerintahan sejajar dengan masalah-masalah yang
menyangkut diri, hakekat moral, dan relasi etis masalah
lain.
Topik lain yang juga termasuk masalah ini adalah ideal
moral, makna pahala, dan responsibilitas moral.
15. Yang baik adalah yang membahagiakan manusia atau
yang memberi kenikmatan adalah jawaban
pertanyaan mengenai apa yang baik dilakukan
manusia pribadi dalam kehidupannya?
Filsafat moral atau etika sedikitnya membicarakan
advokasi cara-cara khusus hidup dan bertindak.
Bagaimana seharusnya cara orang hidup? Saah satu
tradisi modern adalah konsekuensialisme. Pandangan
ini mensyaratkan moralitas untuk membawa
kebaikan menyeluruh yang terbaik.
16. Yang baik adalah yang membahagiakan dan yang
mensejahterakan manusia, pandangan ini lebih
mementingkan kebaikan daripada kebenaran.
Teori-teori yang berdasar kebenaran dapat diperikan
sebagai deontologis. Puncaknya terjadi pada abad ke-
18 dalam filsafat jerman yaitu pendapat Immanuel
Kant.
Pada abad ke-20 terdapat reaksi perlawanan terhadap
ekses yang dipersepsi dari etika kaum
konsekuensionalis dan deontologis dengan kembali
pada pegangan masa kuno.
17. Masalah Etika Terapan
Etika filsafati selalu dikaitkan dengan taraf penerapan
tertentu pada kehidupan nyata sehari-hari. Bidang
kedokteran, karena menyangkut hidup mati manusia
merupakan bidang paling bersentuhan dengan masalah
etika dalam penerapannya. Bidang yang lain adalah bidang
ilmu dan teknologi, juga maslah-masalah kesenian yang
berhubungan dengan agama dan norma-norma, serta nilai
sosial, misalnya masalah pornograsi dan pornoaksi.
Juga dalam dunia politik menyangkut rebutan kekuasaan
juga merupakan sisi yang bersentuhan dengan etika
terkait dengan pemberian kesejahteraan dan keadilan
pada masyarakat.
18. ESTETIKA
Estetika merupakan bagian aksiologi yang membicarakan
permasalahan, pertanyaan dan issue mengenai keindahan,
menyangkut ruang lingkup: nilai, pangalaman, perilaku
dan pemikiran seniman, seni serta persoalan estetika dan
seni dalam kehidupan manusia.
Marcia Eaton menyatakan bahwa estetika merupakan
konsep yang berkaitan dengan deskripsi dan evaluasi
obyek serta kejadian artistik dan estetika.
Immanuel Kant menyatakan bahwa konsep estetika itu
subyektif, tapi pada tarap dasar manusia secara universal
memiliki perasaan yang sma terhadap apa yang membuat
mereka nyaman dan senang atau menyakitkan dan tidak
nyaman.
19. Estetika Filsafati
Estetika filsafati atau filsafat seni adalan kajian ilmiyah
yang mencari landasan dan asumsi tentang keindahan
atau uapaya membahas fenomena atau wujud kesenian
dari pada dasar-dasar wacana seni.
Adapun yang dimaksud teori lima seni (theory og five art)
adalah teori seni yang menyangkut permasalahan seni
lukis, seni pahat, arsitektur, sajak dan musik yang
dianggap pilar dari kesenian umumnya.
Kedudukan dan peran dalam sejarah pemikiran masa lalu,
menurut Bernard Bosanquet bahwa seni sajak dan seni
formatif hellenik merupakan panggung pertemuan antara
religi praktis populer dab refleksi kritis atau filosofis.
20. Prinsip Estetika
Bahwa pada antikuitas hellenistik telah ditemukan peinsip
estetika sebagai bahan pertimbangan, dalam arti bahwa
keindahan mengandung ekspresi imajinatif dan sensuous
mengenai kesatuan dalam kemajemukan.
Prinsip yang membangun kerangka kerja spikulasi
hellenistik mengenai alam dan nilai keindalahan adalah
prinsip kondisi ekspresi yang abstrak.
Obyek persepsi, umumnya dianggap sebagai standar seni.
Didalamnya terdapat suatu baris yang tidak mungkin
diatasi dalam menghadapi identifikasi keindahan dengan
ekspresi spiritual yang hanya dapat ditangkap oleh
persepsi tingkat tiggi.