SlideShare a Scribd company logo
Pertemua ke 11
Filsafat Nilai dan Penilaian
Secara formal baru muncul pada abad ke-19, meski
 sejak yunani kuno sudah dibicarakan orang tapi
 belum bicara mengenai prinsip-prinsip aksiologi.
Aksiologi mempunyai kaitan dengan axia yang berarti
 nilai atau yang berharga. Jadi bisa diartikan sebagai
 wacana filsofis yang membicarakan nilai dan
 penilaian.
Terdapat banyak pendapat menyangkut isi aksiologi,
 apakah nilai dan penilaian itu? Pertanyaan ini
 tentusaja merupakan masalah utama filsafat ini.
Dalam filsafat lama, termasuk yunani kuno, tema lebih
 banyak bertautan dengan masalah-masalah yang konkrit,
 substansi material.
Diperlukan kajian khusus membahas nilai ini berdasar
 dua hal, ialah ada (being) dan nilai (value). Pada masa lalu
 nilai berada dibawah masalah ada, dan menggunakan
 bahasan dengan tolok ukur yang sama, sehingga menjadi
 tidak selaras.
Sebagian orang mengartikan nilai dengan menggunakan
 berbagai reduksi dengan hasil terdapatnya tiga sektor
 besar realitas, yaitu benda, esensi dan keadaan psikologis.
Nilai yang diberikan orang pada sesuatu akan
 dikaitkan antara lain dengan apa yang diinginkannya,
 apa yang menyenangkannya, dan apa yang
 membuatnya senang atau nikmat.
Teori-teori lainnya, seperi pendapat Nicolai
 Hartmann, bahwa nilai adalah esensi dan ide
 platonik. Nilai selalu berhubungan dengan benda
 yang menjadi pendukungnya, misalnya indah dengan
 kain, baik untuk perilaku, artinya bahwa nilai tidak
 nyata.
Pada kenyataan banyak tingkatan dalam kualitas,
 yaitu kualitas primer, sekunder dan tersier. Yang
 primer bersangkutan dengan adanya benda itu, jika
 tidak ada nilai tidak mungkin terbentuk.Kualitas
 sekunder, adalah kualitas yang timbul sebagai suatu
 yang dapat ditangkap oleh indra kita, seperti warna,
 rasa, dan bau. Adapun kualitas tersier, terjadi ketika
 penilaian berbeda berdasar dua kualitas terdahulu.
 Jelas bahwa kualitas ini tidak nyata, tetapi suatu sifat,
 sui generis, ialah bahwa nilai itu tidak mandiri kata
 Husserl.
Aksiologi adalah Masalah Sehari-
                Hari
De gustibus non disputandum, artinya selera tidak bisa
 diperdebatkan. Masalah ini adalah penting, karena dengan
 nilai orang dapat bersikap subyektif sehingga dapat
 menimbulkan masalah besar dan esensial.
Masalah ini merupakan masalah serius yang timbul dalam
 penggunaan nilai dalam kehidupan sehari-hari, seolah
 nilai identik dengan selera.
Timbul pertanyaan, seberapa jauh perbedaan dalam
 penilaian itu benar-benar subyektif, dan tertutup untuk
 pemikiran yang sifatnya kolektif? Misalnya dalam
 kesenian, tata boga, atau pakaian, juga dalam perilaku dan
 sikap pada umumnya, atau perilaku khusus dalam sebuah
 pesta pada kalangan tertentu.
Timbul lagi pertanyaan, seberapa jauh suatu penilaian
 menjadi obyektif, seperti nilai suatu ilmu pengetahuan
 atau hal-hal nyata dan konkrit, seperti selera makan asam
 atau pedas. Menurut biolog selera dapat dibentuk.
Masalah-masalah demikian, dalam arti lebih luas boleh
 jadi menjadi sumber konflik antar orang atau antar ras,
 pertanyaan berikutnya, apakah nilai itu subyektif atau
 obyekyif?
Masalah yang paling banyak dibicarakan antara lain
 mengenai kebaikan perilaku, keindahan karya seni, atau
 kesucian religius.
Pendapat Langeveld
Aksiologi terdiri dari dua hal utama, yaitu etika dan
 estetika, keduanya merupakan masalah yang paling
 banyak ditemukan dan dianggap penting dalam
 kehidupan sehari-hari.
Etika adalah bagian dari filsafat nilai dan penilaian
 yang membicarakan perilaku orang. Semua perilaku
 memiliki nilai dan tidak bebas nilai, perilaku bisa
 beretika baik dan tidak baik. Dalam banyak wacana
 juga digunakan istilah baik dan jahat, karena
 perbuatan yang jahat akan merusak, perbuatan baik
 berarti membangun.
Estetika juga bagian dari filsafat nilai dan penilaian
 yang memandang karya manusia dari sudut indah dan
 jelek. Keduanya pasangan dikotomis, dalam arti
 bahwa yang dimasalahkan secara esensial adalah
 pengindraan atau persepsi yang menimbulkan rasa
 senang dan nyaman pada suatu pihak, dan rasa tidak
 senang dan tidak nyaman pada pihak lain, dan ini
 mengisyaratkan bahwa ada baiknya bagi kita
 menghargai pendapat orang lain atau pepatah “ de
 gustibus non disputdum” mesti tidak untuk segala
 hal.
Etika atau Moral
Terdapat   dua perbedaan antara etika dan Moral
 (kesusilaan). Pertama, moralitas bersangkutan dengan apa
 yang seyogyanya dilakukan atau tidak dilakukan karena
 berkaitan dengan prinsip moralitas yang ditegakkan,
 sedang etika adalah wacana yang memperbincangkan
 landasan-landasan moralitas.
Kedua, etika berkaitan dengan landasan filosofi norma
 dan nilai dalam kehidupan kemasyarakatan atau budaya,
 sedangkan kesusilaan atau moral, secara khusus berkaitan
 dengan nilai perbuatan yang berhubungan dengan
 kebaikan dan keburukan perilaku yang bersangkutan
 dengan agama. Kesusilaan sering berkaitan dengan norma
 agama berhubungan dengan dosa atau pahala.
Suatu perilaku dinyatakan “jahat” karena perbuatan buruk
 manusia memberi akibat kerusakan pada manusia lain
 atau umumnya.
Filsafat etis merupakan usaha untuk memberi landasan
 terhadap penyelesaikan konflik-konflik secara rasional
 jika respons otomatis kita dan aturan implisit tindakan
 yang berbelit atau karena realitas respon dan aturan yang
 bertentangan.
Craig (2005), dalam “The shorter routledge Encyclopedia
 of Phylosophy” mengemukakan tiga permasalahan utama
 dalam etika, yaitu masalah etika dan meta etika, masalah
 konsep etis dan teori etis, serta masalah etika terapan.
Masalah etika dan meta etika
Etika pada dasarnya meliputi empat pengertian: Pertama,
 sistem-sistem nilai kebiasaan yang penting dalam
 kehidupan kelompok khusus manusia yang disebutnya
 sebagai “etika kelompok”. Ini bagian tugas para
 antropolog.
Kedua, digunakan untuk satu diantara sistem-sistem
 khusus tersebut, yaitu “moralitas” yang melibatkan makna
 kebenaran dan kesalahan, yang pertanyaan sentralnya
 “apa yang terbaik untuk memberikan karakter pada sistem
 ini? Apakah suatu moral mengemukakan fungsi tertentu,
 seperti apa yang memungkinkan seseorang dapat bekerja
 sama dengan orang lain? Haruskah dalam bekerjasama
 dengan orang lain melibatkan perasaan tertentu atau
 dengan hujatan?
Ketiga, dalam sistem moralitas itu sendiri mengacu
 pada prinsip-prinsip moral aktual, misalnya “mengapa
 anda mengembalikan buku pinjaman itu?” Hal seperti
 itu hanyalah masalah etis dalam suatu lingkungan.
Keempat, etika adalah suatu daerah dalam filsafat
 yang memperbincangkan telaahan etika dalam
 pengertian-pengertian lain, dan penting diingat
 bahwa etika filosofis tidak bebas dari area filsafati
 lainnya. Jawaban terhadap masalah etika bergantung
 pada jawaban terhadap banyaknya pertanyaan
 metafisika dan area lain pemikiran manusia.
Konsep dan Teori Etika
Menurut Edward Craig ada beberapa etika falsafiah yang
 bersifat luas dan umum, serta berupaya untuk
 mendapatkan prinsip-prinsip umum atau keterangan
 dasar mengenai moralitas, yang cenderung lebih
 menfokuskan pada analisis atas masalah sentral pada
 etika itu sendiri.
Misalnya     masalah otonomi, perhatian terhadap
 pemerintahan sejajar dengan masalah-masalah yang
 menyangkut diri, hakekat moral, dan relasi etis masalah
 lain.
Topik lain yang juga termasuk masalah ini adalah ideal
 moral, makna pahala, dan responsibilitas moral.
Yang baik adalah yang membahagiakan manusia atau
 yang memberi kenikmatan adalah jawaban
 pertanyaan mengenai apa yang baik dilakukan
 manusia pribadi dalam kehidupannya?
Filsafat moral atau etika sedikitnya membicarakan
 advokasi cara-cara khusus hidup dan bertindak.
 Bagaimana seharusnya cara orang hidup? Saah satu
 tradisi modern adalah konsekuensialisme. Pandangan
 ini mensyaratkan      moralitas untuk membawa
 kebaikan menyeluruh yang terbaik.
Yang baik adalah yang membahagiakan dan yang
 mensejahterakan manusia, pandangan ini lebih
 mementingkan kebaikan daripada kebenaran.
Teori-teori yang berdasar kebenaran dapat diperikan
 sebagai deontologis. Puncaknya terjadi pada abad ke-
 18 dalam filsafat jerman yaitu pendapat Immanuel
 Kant.
Pada abad ke-20 terdapat reaksi perlawanan terhadap
 ekses    yang     dipersepsi  dari     etika   kaum
 konsekuensionalis dan deontologis dengan kembali
 pada pegangan masa kuno.
Masalah Etika Terapan
Etika filsafati selalu dikaitkan dengan taraf penerapan
 tertentu pada kehidupan nyata sehari-hari. Bidang
 kedokteran, karena menyangkut hidup mati manusia
 merupakan bidang paling bersentuhan dengan masalah
 etika dalam penerapannya. Bidang yang lain adalah bidang
 ilmu dan teknologi, juga maslah-masalah kesenian yang
 berhubungan dengan agama dan norma-norma, serta nilai
 sosial, misalnya masalah pornograsi dan pornoaksi.
Juga dalam dunia politik menyangkut rebutan kekuasaan
 juga merupakan sisi yang bersentuhan dengan etika
 terkait dengan pemberian kesejahteraan dan keadilan
 pada masyarakat.
ESTETIKA
Estetika merupakan bagian aksiologi yang membicarakan
 permasalahan, pertanyaan dan issue mengenai keindahan,
 menyangkut ruang lingkup: nilai, pangalaman, perilaku
 dan pemikiran seniman, seni serta persoalan estetika dan
 seni dalam kehidupan manusia.
Marcia Eaton menyatakan bahwa estetika merupakan
 konsep yang berkaitan dengan deskripsi dan evaluasi
 obyek serta kejadian artistik dan estetika.
Immanuel Kant menyatakan bahwa konsep estetika itu
 subyektif, tapi pada tarap dasar manusia secara universal
 memiliki perasaan yang sma terhadap apa yang membuat
 mereka nyaman dan senang atau menyakitkan dan tidak
 nyaman.
Estetika Filsafati
Estetika filsafati atau filsafat seni adalan kajian ilmiyah
 yang mencari landasan dan asumsi tentang keindahan
 atau uapaya membahas fenomena atau wujud kesenian
 dari pada dasar-dasar wacana seni.
Adapun yang dimaksud teori lima seni (theory og five art)
 adalah teori seni yang menyangkut permasalahan seni
 lukis, seni pahat, arsitektur, sajak dan musik yang
 dianggap pilar dari kesenian umumnya.
Kedudukan dan peran dalam sejarah pemikiran masa lalu,
 menurut Bernard Bosanquet bahwa seni sajak dan seni
 formatif hellenik merupakan panggung pertemuan antara
 religi praktis populer dab refleksi kritis atau filosofis.
Prinsip Estetika
Bahwa pada antikuitas hellenistik telah ditemukan peinsip
 estetika sebagai bahan pertimbangan, dalam arti bahwa
 keindahan mengandung ekspresi imajinatif dan sensuous
 mengenai kesatuan dalam kemajemukan.
Prinsip yang membangun kerangka kerja spikulasi
 hellenistik mengenai alam dan nilai keindalahan adalah
 prinsip kondisi ekspresi yang abstrak.
Obyek persepsi, umumnya dianggap sebagai standar seni.
 Didalamnya terdapat suatu baris yang tidak mungkin
 diatasi dalam menghadapi identifikasi keindahan dengan
 ekspresi spiritual yang hanya dapat ditangkap oleh
 persepsi tingkat tiggi.

More Related Content

What's hot

epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
M fazrul
 
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu PendidikanPPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
University of Jember
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisikaErna Mariana
 
Presentasi ontologi
Presentasi ontologiPresentasi ontologi
Presentasi ontologi
Ibnu Fajar
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiHosyatul Aliyah
 
Makalah pancasila sebagai ideologi negara
Makalah pancasila sebagai ideologi negaraMakalah pancasila sebagai ideologi negara
Makalah pancasila sebagai ideologi negara
Operator Warnet Vast Raha
 
Aksiologi ppt
Aksiologi pptAksiologi ppt
Aksiologi ppt
Aprilianty Wid
 
Humanisme ppt
Humanisme pptHumanisme ppt
Humanisme ppt
Fela Aziiza
 
aksiologi filsafat
aksiologi filsafataksiologi filsafat
aksiologi filsafat
Cecep Kustandi
 
Dimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuDimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmu
M fazrul
 
6 aksiologi pengetahuan
6 aksiologi pengetahuan6 aksiologi pengetahuan
6 aksiologi pengetahuan
PPS Universitas Sriwijaya
 
FILSAFAT PRA-SOCRATES
FILSAFAT PRA-SOCRATESFILSAFAT PRA-SOCRATES
FILSAFAT PRA-SOCRATES
Amalia Damayanti
 
Etika & Estetika Budaya - Ilmu Seni Budaya Dasar
Etika & Estetika Budaya - Ilmu Seni Budaya DasarEtika & Estetika Budaya - Ilmu Seni Budaya Dasar
Etika & Estetika Budaya - Ilmu Seni Budaya Dasar
Asida Gumara
 
Dimensi Ontologi
Dimensi OntologiDimensi Ontologi
Dimensi Ontologi
Nurmahmudah M.Phil.
 
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmu
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmuKumpulan Soal jawab filsafat ilmu
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmu
AbidaAnggun
 
Filsafat peluang dalam ilmu
Filsafat peluang dalam ilmuFilsafat peluang dalam ilmu
Filsafat peluang dalam ilmu
Dr. Zar Rdj
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Alfis Khisoli
 
Paradigma positivitik dan interpretatif ppt
Paradigma positivitik dan interpretatif pptParadigma positivitik dan interpretatif ppt
Paradigma positivitik dan interpretatif ppt
Irfan Pathurahman
 
111679437 teori-sosiologi-klasik
111679437 teori-sosiologi-klasik111679437 teori-sosiologi-klasik
111679437 teori-sosiologi-klasikArdaniah II
 
Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranHidayahilya
 

What's hot (20)

epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
 
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu PendidikanPPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisika
 
Presentasi ontologi
Presentasi ontologiPresentasi ontologi
Presentasi ontologi
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
 
Makalah pancasila sebagai ideologi negara
Makalah pancasila sebagai ideologi negaraMakalah pancasila sebagai ideologi negara
Makalah pancasila sebagai ideologi negara
 
Aksiologi ppt
Aksiologi pptAksiologi ppt
Aksiologi ppt
 
Humanisme ppt
Humanisme pptHumanisme ppt
Humanisme ppt
 
aksiologi filsafat
aksiologi filsafataksiologi filsafat
aksiologi filsafat
 
Dimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuDimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmu
 
6 aksiologi pengetahuan
6 aksiologi pengetahuan6 aksiologi pengetahuan
6 aksiologi pengetahuan
 
FILSAFAT PRA-SOCRATES
FILSAFAT PRA-SOCRATESFILSAFAT PRA-SOCRATES
FILSAFAT PRA-SOCRATES
 
Etika & Estetika Budaya - Ilmu Seni Budaya Dasar
Etika & Estetika Budaya - Ilmu Seni Budaya DasarEtika & Estetika Budaya - Ilmu Seni Budaya Dasar
Etika & Estetika Budaya - Ilmu Seni Budaya Dasar
 
Dimensi Ontologi
Dimensi OntologiDimensi Ontologi
Dimensi Ontologi
 
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmu
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmuKumpulan Soal jawab filsafat ilmu
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmu
 
Filsafat peluang dalam ilmu
Filsafat peluang dalam ilmuFilsafat peluang dalam ilmu
Filsafat peluang dalam ilmu
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
Paradigma positivitik dan interpretatif ppt
Paradigma positivitik dan interpretatif pptParadigma positivitik dan interpretatif ppt
Paradigma positivitik dan interpretatif ppt
 
111679437 teori-sosiologi-klasik
111679437 teori-sosiologi-klasik111679437 teori-sosiologi-klasik
111679437 teori-sosiologi-klasik
 
Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori Kebenaran
 

Viewers also liked

Aksiologi
AksiologiAksiologi
Aksiologi dalam ilmu pengetahuan
Aksiologi dalam ilmu pengetahuanAksiologi dalam ilmu pengetahuan
Aksiologi dalam ilmu pengetahuan
Sudi Ahmad
 
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuKegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Ady Setiawan
 
Aksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanAksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu Pendidikan
META GUNAWAN
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Aksiologi pba kelompok 3
Aksiologi pba kelompok 3Aksiologi pba kelompok 3
Aksiologi pba kelompok 3
raghibazrik
 
Makalah aksiologi henry kurniawan
Makalah aksiologi henry kurniawanMakalah aksiologi henry kurniawan
Makalah aksiologi henry kurniawan
Henry Kurniawan
 
Presentasi filsafat ilmu
Presentasi filsafat ilmuPresentasi filsafat ilmu
Presentasi filsafat ilmu
Lusy Mariana Pasaribu
 

Viewers also liked (9)

Aksiologi
AksiologiAksiologi
Aksiologi
 
Aksiologi dalam ilmu pengetahuan
Aksiologi dalam ilmu pengetahuanAksiologi dalam ilmu pengetahuan
Aksiologi dalam ilmu pengetahuan
 
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuKegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
 
Aksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanAksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu Pendidikan
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Aksiologi pba kelompok 3
Aksiologi pba kelompok 3Aksiologi pba kelompok 3
Aksiologi pba kelompok 3
 
Makalah aksiologi henry kurniawan
Makalah aksiologi henry kurniawanMakalah aksiologi henry kurniawan
Makalah aksiologi henry kurniawan
 
Presentasi filsafat ilmu
Presentasi filsafat ilmuPresentasi filsafat ilmu
Presentasi filsafat ilmu
 
Power point filsafat tp
Power point filsafat tpPower point filsafat tp
Power point filsafat tp
 

Similar to Aksiologi p.-11

5313 11601-1-sm
5313 11601-1-sm5313 11601-1-sm
5313 11601-1-sm
Jerry Fernandes
 
Pertemuan 2 3
Pertemuan 2 3Pertemuan 2 3
Pertemuan 2 3
sakisya
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
Erna Mariana
 
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docxModul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docx
RirikErtiga
 
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatMakalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Warnet Raha
 
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatMakalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Warnet Raha
 
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatMakalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatSeptian Muna Barakati
 
Aksiologi Filsafat Pendidikan Islam
Aksiologi Filsafat Pendidikan IslamAksiologi Filsafat Pendidikan Islam
Aksiologi Filsafat Pendidikan Islam
Islamic Studies
 
Bab 3 teori teori etika
Bab 3 teori teori etikaBab 3 teori teori etika
Bab 3 teori teori etika
Andrew Yapvito
 
Bab i
Bab iBab i
Etika
EtikaEtika
Etika
anisa_13
 
Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)Yabniel Lit Jingga
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
norma 28
 
Etika 1.ppt
Etika 1.pptEtika 1.ppt
Etika 1.ppt
Yuniarti51
 
Cokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pptx
Cokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pptxCokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pptx
Cokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pptx
falyanuralda
 
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatMakalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Septian Muna Barakati
 
AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN
AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN
AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN
noval pratama
 
Aksiologi.pptx
Aksiologi.pptxAksiologi.pptx
Aksiologi.pptx
gilangramadhani14
 
Aksiologi Sains
Aksiologi SainsAksiologi Sains
Aksiologi Sains
Abdul Aziz
 

Similar to Aksiologi p.-11 (20)

5313 11601-1-sm
5313 11601-1-sm5313 11601-1-sm
5313 11601-1-sm
 
Pertemuan 2 3
Pertemuan 2 3Pertemuan 2 3
Pertemuan 2 3
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
 
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docxModul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik  (1).docx
Modul Pertemuan 4 Etika, Dasar-dasar Moral dan Konflik (1).docx
 
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatMakalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakat
 
Siane 2
Siane 2Siane 2
Siane 2
 
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatMakalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakat
 
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatMakalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakat
 
Aksiologi Filsafat Pendidikan Islam
Aksiologi Filsafat Pendidikan IslamAksiologi Filsafat Pendidikan Islam
Aksiologi Filsafat Pendidikan Islam
 
Bab 3 teori teori etika
Bab 3 teori teori etikaBab 3 teori teori etika
Bab 3 teori teori etika
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Etika
EtikaEtika
Etika
 
Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
 
Etika 1.ppt
Etika 1.pptEtika 1.ppt
Etika 1.ppt
 
Cokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pptx
Cokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pptxCokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pptx
Cokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pptx
 
Makalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakatMakalah etika manusia dalam masyarakat
Makalah etika manusia dalam masyarakat
 
AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN
AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN
AKSIOLOGI KEILMUAN DALAM NILAI NILAI PENGEMBANGAN KEILMUAN
 
Aksiologi.pptx
Aksiologi.pptxAksiologi.pptx
Aksiologi.pptx
 
Aksiologi Sains
Aksiologi SainsAksiologi Sains
Aksiologi Sains
 

Aksiologi p.-11

  • 2. Filsafat Nilai dan Penilaian Secara formal baru muncul pada abad ke-19, meski sejak yunani kuno sudah dibicarakan orang tapi belum bicara mengenai prinsip-prinsip aksiologi. Aksiologi mempunyai kaitan dengan axia yang berarti nilai atau yang berharga. Jadi bisa diartikan sebagai wacana filsofis yang membicarakan nilai dan penilaian. Terdapat banyak pendapat menyangkut isi aksiologi, apakah nilai dan penilaian itu? Pertanyaan ini tentusaja merupakan masalah utama filsafat ini.
  • 3. Dalam filsafat lama, termasuk yunani kuno, tema lebih banyak bertautan dengan masalah-masalah yang konkrit, substansi material. Diperlukan kajian khusus membahas nilai ini berdasar dua hal, ialah ada (being) dan nilai (value). Pada masa lalu nilai berada dibawah masalah ada, dan menggunakan bahasan dengan tolok ukur yang sama, sehingga menjadi tidak selaras. Sebagian orang mengartikan nilai dengan menggunakan berbagai reduksi dengan hasil terdapatnya tiga sektor besar realitas, yaitu benda, esensi dan keadaan psikologis.
  • 4. Nilai yang diberikan orang pada sesuatu akan dikaitkan antara lain dengan apa yang diinginkannya, apa yang menyenangkannya, dan apa yang membuatnya senang atau nikmat. Teori-teori lainnya, seperi pendapat Nicolai Hartmann, bahwa nilai adalah esensi dan ide platonik. Nilai selalu berhubungan dengan benda yang menjadi pendukungnya, misalnya indah dengan kain, baik untuk perilaku, artinya bahwa nilai tidak nyata.
  • 5. Pada kenyataan banyak tingkatan dalam kualitas, yaitu kualitas primer, sekunder dan tersier. Yang primer bersangkutan dengan adanya benda itu, jika tidak ada nilai tidak mungkin terbentuk.Kualitas sekunder, adalah kualitas yang timbul sebagai suatu yang dapat ditangkap oleh indra kita, seperti warna, rasa, dan bau. Adapun kualitas tersier, terjadi ketika penilaian berbeda berdasar dua kualitas terdahulu. Jelas bahwa kualitas ini tidak nyata, tetapi suatu sifat, sui generis, ialah bahwa nilai itu tidak mandiri kata Husserl.
  • 6. Aksiologi adalah Masalah Sehari- Hari De gustibus non disputandum, artinya selera tidak bisa diperdebatkan. Masalah ini adalah penting, karena dengan nilai orang dapat bersikap subyektif sehingga dapat menimbulkan masalah besar dan esensial. Masalah ini merupakan masalah serius yang timbul dalam penggunaan nilai dalam kehidupan sehari-hari, seolah nilai identik dengan selera. Timbul pertanyaan, seberapa jauh perbedaan dalam penilaian itu benar-benar subyektif, dan tertutup untuk pemikiran yang sifatnya kolektif? Misalnya dalam kesenian, tata boga, atau pakaian, juga dalam perilaku dan sikap pada umumnya, atau perilaku khusus dalam sebuah pesta pada kalangan tertentu.
  • 7. Timbul lagi pertanyaan, seberapa jauh suatu penilaian menjadi obyektif, seperti nilai suatu ilmu pengetahuan atau hal-hal nyata dan konkrit, seperti selera makan asam atau pedas. Menurut biolog selera dapat dibentuk. Masalah-masalah demikian, dalam arti lebih luas boleh jadi menjadi sumber konflik antar orang atau antar ras, pertanyaan berikutnya, apakah nilai itu subyektif atau obyekyif? Masalah yang paling banyak dibicarakan antara lain mengenai kebaikan perilaku, keindahan karya seni, atau kesucian religius.
  • 8. Pendapat Langeveld Aksiologi terdiri dari dua hal utama, yaitu etika dan estetika, keduanya merupakan masalah yang paling banyak ditemukan dan dianggap penting dalam kehidupan sehari-hari. Etika adalah bagian dari filsafat nilai dan penilaian yang membicarakan perilaku orang. Semua perilaku memiliki nilai dan tidak bebas nilai, perilaku bisa beretika baik dan tidak baik. Dalam banyak wacana juga digunakan istilah baik dan jahat, karena perbuatan yang jahat akan merusak, perbuatan baik berarti membangun.
  • 9. Estetika juga bagian dari filsafat nilai dan penilaian yang memandang karya manusia dari sudut indah dan jelek. Keduanya pasangan dikotomis, dalam arti bahwa yang dimasalahkan secara esensial adalah pengindraan atau persepsi yang menimbulkan rasa senang dan nyaman pada suatu pihak, dan rasa tidak senang dan tidak nyaman pada pihak lain, dan ini mengisyaratkan bahwa ada baiknya bagi kita menghargai pendapat orang lain atau pepatah “ de gustibus non disputdum” mesti tidak untuk segala hal.
  • 10. Etika atau Moral Terdapat dua perbedaan antara etika dan Moral (kesusilaan). Pertama, moralitas bersangkutan dengan apa yang seyogyanya dilakukan atau tidak dilakukan karena berkaitan dengan prinsip moralitas yang ditegakkan, sedang etika adalah wacana yang memperbincangkan landasan-landasan moralitas. Kedua, etika berkaitan dengan landasan filosofi norma dan nilai dalam kehidupan kemasyarakatan atau budaya, sedangkan kesusilaan atau moral, secara khusus berkaitan dengan nilai perbuatan yang berhubungan dengan kebaikan dan keburukan perilaku yang bersangkutan dengan agama. Kesusilaan sering berkaitan dengan norma agama berhubungan dengan dosa atau pahala.
  • 11. Suatu perilaku dinyatakan “jahat” karena perbuatan buruk manusia memberi akibat kerusakan pada manusia lain atau umumnya. Filsafat etis merupakan usaha untuk memberi landasan terhadap penyelesaikan konflik-konflik secara rasional jika respons otomatis kita dan aturan implisit tindakan yang berbelit atau karena realitas respon dan aturan yang bertentangan. Craig (2005), dalam “The shorter routledge Encyclopedia of Phylosophy” mengemukakan tiga permasalahan utama dalam etika, yaitu masalah etika dan meta etika, masalah konsep etis dan teori etis, serta masalah etika terapan.
  • 12. Masalah etika dan meta etika Etika pada dasarnya meliputi empat pengertian: Pertama, sistem-sistem nilai kebiasaan yang penting dalam kehidupan kelompok khusus manusia yang disebutnya sebagai “etika kelompok”. Ini bagian tugas para antropolog. Kedua, digunakan untuk satu diantara sistem-sistem khusus tersebut, yaitu “moralitas” yang melibatkan makna kebenaran dan kesalahan, yang pertanyaan sentralnya “apa yang terbaik untuk memberikan karakter pada sistem ini? Apakah suatu moral mengemukakan fungsi tertentu, seperti apa yang memungkinkan seseorang dapat bekerja sama dengan orang lain? Haruskah dalam bekerjasama dengan orang lain melibatkan perasaan tertentu atau dengan hujatan?
  • 13. Ketiga, dalam sistem moralitas itu sendiri mengacu pada prinsip-prinsip moral aktual, misalnya “mengapa anda mengembalikan buku pinjaman itu?” Hal seperti itu hanyalah masalah etis dalam suatu lingkungan. Keempat, etika adalah suatu daerah dalam filsafat yang memperbincangkan telaahan etika dalam pengertian-pengertian lain, dan penting diingat bahwa etika filosofis tidak bebas dari area filsafati lainnya. Jawaban terhadap masalah etika bergantung pada jawaban terhadap banyaknya pertanyaan metafisika dan area lain pemikiran manusia.
  • 14. Konsep dan Teori Etika Menurut Edward Craig ada beberapa etika falsafiah yang bersifat luas dan umum, serta berupaya untuk mendapatkan prinsip-prinsip umum atau keterangan dasar mengenai moralitas, yang cenderung lebih menfokuskan pada analisis atas masalah sentral pada etika itu sendiri. Misalnya masalah otonomi, perhatian terhadap pemerintahan sejajar dengan masalah-masalah yang menyangkut diri, hakekat moral, dan relasi etis masalah lain. Topik lain yang juga termasuk masalah ini adalah ideal moral, makna pahala, dan responsibilitas moral.
  • 15. Yang baik adalah yang membahagiakan manusia atau yang memberi kenikmatan adalah jawaban pertanyaan mengenai apa yang baik dilakukan manusia pribadi dalam kehidupannya? Filsafat moral atau etika sedikitnya membicarakan advokasi cara-cara khusus hidup dan bertindak. Bagaimana seharusnya cara orang hidup? Saah satu tradisi modern adalah konsekuensialisme. Pandangan ini mensyaratkan moralitas untuk membawa kebaikan menyeluruh yang terbaik.
  • 16. Yang baik adalah yang membahagiakan dan yang mensejahterakan manusia, pandangan ini lebih mementingkan kebaikan daripada kebenaran. Teori-teori yang berdasar kebenaran dapat diperikan sebagai deontologis. Puncaknya terjadi pada abad ke- 18 dalam filsafat jerman yaitu pendapat Immanuel Kant. Pada abad ke-20 terdapat reaksi perlawanan terhadap ekses yang dipersepsi dari etika kaum konsekuensionalis dan deontologis dengan kembali pada pegangan masa kuno.
  • 17. Masalah Etika Terapan Etika filsafati selalu dikaitkan dengan taraf penerapan tertentu pada kehidupan nyata sehari-hari. Bidang kedokteran, karena menyangkut hidup mati manusia merupakan bidang paling bersentuhan dengan masalah etika dalam penerapannya. Bidang yang lain adalah bidang ilmu dan teknologi, juga maslah-masalah kesenian yang berhubungan dengan agama dan norma-norma, serta nilai sosial, misalnya masalah pornograsi dan pornoaksi. Juga dalam dunia politik menyangkut rebutan kekuasaan juga merupakan sisi yang bersentuhan dengan etika terkait dengan pemberian kesejahteraan dan keadilan pada masyarakat.
  • 18. ESTETIKA Estetika merupakan bagian aksiologi yang membicarakan permasalahan, pertanyaan dan issue mengenai keindahan, menyangkut ruang lingkup: nilai, pangalaman, perilaku dan pemikiran seniman, seni serta persoalan estetika dan seni dalam kehidupan manusia. Marcia Eaton menyatakan bahwa estetika merupakan konsep yang berkaitan dengan deskripsi dan evaluasi obyek serta kejadian artistik dan estetika. Immanuel Kant menyatakan bahwa konsep estetika itu subyektif, tapi pada tarap dasar manusia secara universal memiliki perasaan yang sma terhadap apa yang membuat mereka nyaman dan senang atau menyakitkan dan tidak nyaman.
  • 19. Estetika Filsafati Estetika filsafati atau filsafat seni adalan kajian ilmiyah yang mencari landasan dan asumsi tentang keindahan atau uapaya membahas fenomena atau wujud kesenian dari pada dasar-dasar wacana seni. Adapun yang dimaksud teori lima seni (theory og five art) adalah teori seni yang menyangkut permasalahan seni lukis, seni pahat, arsitektur, sajak dan musik yang dianggap pilar dari kesenian umumnya. Kedudukan dan peran dalam sejarah pemikiran masa lalu, menurut Bernard Bosanquet bahwa seni sajak dan seni formatif hellenik merupakan panggung pertemuan antara religi praktis populer dab refleksi kritis atau filosofis.
  • 20. Prinsip Estetika Bahwa pada antikuitas hellenistik telah ditemukan peinsip estetika sebagai bahan pertimbangan, dalam arti bahwa keindahan mengandung ekspresi imajinatif dan sensuous mengenai kesatuan dalam kemajemukan. Prinsip yang membangun kerangka kerja spikulasi hellenistik mengenai alam dan nilai keindalahan adalah prinsip kondisi ekspresi yang abstrak. Obyek persepsi, umumnya dianggap sebagai standar seni. Didalamnya terdapat suatu baris yang tidak mungkin diatasi dalam menghadapi identifikasi keindahan dengan ekspresi spiritual yang hanya dapat ditangkap oleh persepsi tingkat tiggi.