Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan dan pengajaran menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Ia menekankan pentingnya memperhatikan kodrat alam dan zaman siswa dalam proses belajar mengajar. Pemikirannya dianggap relevan dengan pendidikan Indonesia modern yang memberdayakan siswa. Guru berharap dapat menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk membimbing siswa meraih prestasi sesuai
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menempatkan anak sebagai subjek pendidikan, bukan objek. Guru berperan sebagai penuntun dalam membimbing anak sesuai kodratnya. Refleksi dari filosofi tersebut dapat mengubah pemahaman bahwa pendidikan harus memberdayakan anak untuk belajar secara merdeka.
Dokumen tersebut membahas tentang peran pendidik dalam mendidik peserta didik sesuai dengan kodratnya. Pendidik diharapkan dapat memahami kodrat alam dan zaman setiap peserta didik, serta menerapkan asas trikon dalam proses pembelajaran untuk membimbing peserta didik merdeka belajar. Langkah refleksi yang diambil adalah menerapkan pendekatan tersebut dalam proses pembelajaran di kelas.
Dokumen tersebut membahas konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dimana pendidikan bertujuan untuk memberi tuntunan pada siswa agar mereka mencapai kebahagiaan dan bertumbuh menjadi individu yang berkarakter, mandiri, dan sesuai dengan kodrat tumbuh kembangnya sebagai seorang anak. Pendidikan harus berorientasi pada anak dan memberikan kebebasan untuk mengembangkan potensi masing-masing.
Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan dan pengajaran menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Ia menekankan pentingnya memperhatikan kodrat alam dan zaman siswa dalam proses belajar mengajar. Pemikirannya dianggap relevan dengan pendidikan Indonesia modern yang memberdayakan siswa. Guru berharap dapat menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk membimbing siswa meraih prestasi sesuai
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menempatkan anak sebagai subjek pendidikan, bukan objek. Guru berperan sebagai penuntun dalam membimbing anak sesuai kodratnya. Refleksi dari filosofi tersebut dapat mengubah pemahaman bahwa pendidikan harus memberdayakan anak untuk belajar secara merdeka.
Dokumen tersebut membahas tentang peran pendidik dalam mendidik peserta didik sesuai dengan kodratnya. Pendidik diharapkan dapat memahami kodrat alam dan zaman setiap peserta didik, serta menerapkan asas trikon dalam proses pembelajaran untuk membimbing peserta didik merdeka belajar. Langkah refleksi yang diambil adalah menerapkan pendekatan tersebut dalam proses pembelajaran di kelas.
Dokumen tersebut membahas konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dimana pendidikan bertujuan untuk memberi tuntunan pada siswa agar mereka mencapai kebahagiaan dan bertumbuh menjadi individu yang berkarakter, mandiri, dan sesuai dengan kodrat tumbuh kembangnya sebagai seorang anak. Pendidikan harus berorientasi pada anak dan memberikan kebebasan untuk mengembangkan potensi masing-masing.
Tugas 1.1.a.6 Modul.1.1 Demonstrasi Kontekstual.pdfMochamatKholiq1
Â
Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa tujuan pendidikan adalah memajukan kesempurnaan hidup murid yaitu kehidupan yang selaras dengan alam dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidik menuntun murid pada kehidupan yang selaras dengan alam dan masyarakat melalui pendidikan yang berpusat pada murid.
Dokumen tersebut membahas tentang peran guru dalam mendidik siswa untuk menghadapi tantangan abad ke-21 melalui pendidikan yang memberdayakan. Guru perlu memahami konsep pembelajaran merdeka dan selalu berinovasi untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Pendidikan optimal melibatkan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Merdeka Belajar merupakan gagasan pendidikan Ki Hadjar Dewantara dimana murid diberikan kebebasan untuk belajar sesuai kodratnya. Guru berperan sebagai fasilitator untuk memfasilitasi proses belajar murid agar tumbuh secara utuh. Tujuan pendidikan adalah menuntun murid mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Ada 5 modul yang membahas tentang peran guru sebagai pendidik, yaitu mengenali diri sebagai pendidik, mendidik dan mengajar, mendampingi murid secara utuh, mendidik kecerdasan budi pekerti, dan pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan. Modul-modul tersebut memberikan panduan bagi guru untuk mengenali karakteristik murid, menerapkan pengajaran yang kreatif dan menyenangkan, serta be
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara dimana pendidikan bertujuan untuk menuntun peserta didik menjadi pribadi yang selamat dan bahagia secara lahir dan bathin. Guru dituntut untuk memahami kodrat peserta didik dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar secara merdeka.
Semoga bisa menjadi rujukan bagi teman-teman guru untuk mendesain aksi nyata pada platform Merdeka Belajar khususnya pada "Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar".
Mohon maaf bila banyak kekurangan pada materi ini!
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar HILM...HilmanZhulmy
Â
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan Merdeka Belajar dimana siswa dapat memilih pelajaran yang diminati. Guru harus mampu mengenali karakteristik murid dan mengembangkan kekuatan serta kelemahan diri untuk mendidik murid. Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat murid agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Guru merasa senang dan percaya diri setelah diobservasi oleh kepala sekolah karena mendapat masukan dan motivasi. Supervisi ideal memberikan arahann dan tindak lanjut hasil diskusi untuk meningkatkan kemampuan mengajar. Guru perlu belajar coaching untuk mengembangkan komunikasi empatik dan memberdayakan.
More Related Content
Similar to Aksi Nyata Modul 1.1 A.N. MAHUDI CGP ANGKATAN KE-6 SMAN 1 ANJONGAN KAB. MEMPAWAH KALBAR.docx
Tugas 1.1.a.6 Modul.1.1 Demonstrasi Kontekstual.pdfMochamatKholiq1
Â
Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa tujuan pendidikan adalah memajukan kesempurnaan hidup murid yaitu kehidupan yang selaras dengan alam dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidik menuntun murid pada kehidupan yang selaras dengan alam dan masyarakat melalui pendidikan yang berpusat pada murid.
Dokumen tersebut membahas tentang peran guru dalam mendidik siswa untuk menghadapi tantangan abad ke-21 melalui pendidikan yang memberdayakan. Guru perlu memahami konsep pembelajaran merdeka dan selalu berinovasi untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Pendidikan optimal melibatkan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Merdeka Belajar merupakan gagasan pendidikan Ki Hadjar Dewantara dimana murid diberikan kebebasan untuk belajar sesuai kodratnya. Guru berperan sebagai fasilitator untuk memfasilitasi proses belajar murid agar tumbuh secara utuh. Tujuan pendidikan adalah menuntun murid mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Ada 5 modul yang membahas tentang peran guru sebagai pendidik, yaitu mengenali diri sebagai pendidik, mendidik dan mengajar, mendampingi murid secara utuh, mendidik kecerdasan budi pekerti, dan pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan. Modul-modul tersebut memberikan panduan bagi guru untuk mengenali karakteristik murid, menerapkan pengajaran yang kreatif dan menyenangkan, serta be
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara dimana pendidikan bertujuan untuk menuntun peserta didik menjadi pribadi yang selamat dan bahagia secara lahir dan bathin. Guru dituntut untuk memahami kodrat peserta didik dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar secara merdeka.
Semoga bisa menjadi rujukan bagi teman-teman guru untuk mendesain aksi nyata pada platform Merdeka Belajar khususnya pada "Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar".
Mohon maaf bila banyak kekurangan pada materi ini!
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar HILM...HilmanZhulmy
Â
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan Merdeka Belajar dimana siswa dapat memilih pelajaran yang diminati. Guru harus mampu mengenali karakteristik murid dan mengembangkan kekuatan serta kelemahan diri untuk mendidik murid. Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat murid agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Guru merasa senang dan percaya diri setelah diobservasi oleh kepala sekolah karena mendapat masukan dan motivasi. Supervisi ideal memberikan arahann dan tindak lanjut hasil diskusi untuk meningkatkan kemampuan mengajar. Guru perlu belajar coaching untuk mengembangkan komunikasi empatik dan memberdayakan.
Aksi Nyata Modul 1.1 A.N. MAHUDI CGP ANGKATAN KE-6 SMAN 1 ANJONGAN KAB. MEMPA...mahudi1
Â
Penerapan filsafat pendidikan Ki Hajar Dewantara di SMAN 1 Anjongan pada modul 1.1 berfokus pada pembelajaran yang memberdayakan siswa untuk belajar secara mandiri dan kreatif di tengah pandemi. Guru menerapkan pembelajaran sinkron dan asinkron dengan memberikan reward dan mengajak siswa belajar di luar kelas untuk mengembangkan potensi mereka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Â
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Aksi Nyata Modul 1.1 A.N. MAHUDI CGP ANGKATAN KE-6 SMAN 1 ANJONGAN KAB. MEMPAWAH KALBAR.docx
1. PENERAPAN PEMIKIRAN
KI HADJAR DEWANTARA
DI SMA NEGERI 1 ANJONGAN
PADA MODUL 1.1
BERGERAK BERUBAH
UNTUK MENUJU MERDEKA BELAJAR
JURNAL REFLEKSI
PROGRAM GURU PENGGERAK
ANGKATAN KE-6
Disusun oleh CGP : Mahudi
Fasilitator : Jamjemah
Pengajar Praktik : Erwi Eka Asmara
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 ANJONGAN
2022
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah pembudayaan buah budi manusia yang beradap dan buah perjuangan
manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan
zaman (Dewantara, 2004). Dengan kata lain, pendidikan merupakan sesuatu yang hakiki untuk
menuju kemerdekaan lahir dan batin bagi manusia itu sendiri.
Menurut Ki Hajar Dewantara dalam (Suparlan, 2015) dipaparkan juga bahwa rakyat
mempunyai hak yang sama untyuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas sesuia kepentingan
hidup berkebudayaan dan berkemasyarakatan. Mendidik anak berarti mempersiapkan masa
depan anak untuk kehidupan yang lebih baik. Jangan menyeragamkan hal-hal yang tidak bisa
diseragamkan. Perbedaan bakat dan kepentingan hidup anak harus menjadi perhatian dan
diakomodasi.
Ki Hajar Dewantara membedakan antara pendidikan dan pengajaran. Pendidikan adalah
tuntutan bagi seluruh kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat tumbuh dan
berkembang sebagai manusia untuk mecapai kebahgiaan dan keselamatan yang setinggi-
tingginya. Sedangkan pengajaran adalah pendidikan dengan cara memberi ilmu atau
pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan lahir dan batin (Dewantara, 1994).
Menurut Ki Hadjar Dewantara, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan
perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan
tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa
(afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor).
Pendidikan Budi Pekerti atau Karakter, yaitu bulatnya jiwa manusia, bersatunya gerak
pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan yang akan menumbuhkan energi jiwa manusia
sebagai makhluk individu dan sosial dan dapat memerintah atau menguasai dirinya sendiri ,
mulai dari gagasan, pikiran, atau angan-angan hingga menjadi tindakan. Ki Hadjar menyebutnya
sebagai manusia yang beradab dan itulah tujuan Pendidikan Indonesia secara garis besar
(Sugiarta, Mardana, Adiarta, & Artanayasa, 2019). Oleh sebab itu pendidikan dan pengajaran
harus berjalan selaras karena pendidikan dan pengajaran memiliki kekuatan untuk melakukan
perubahan guna membangun bangsa yang beradap yang berkepribadian Pancasila ke arah masa
depan yang lebih baik.
3. 1.2 Tujuan Pembelajaran
Seperti yang telah dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa dasar Pendidikan
anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat”
dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi”
dan “irama”. Ki Hajar Dewantara mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat
zaman sebagai berikut.
“Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat
bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri
pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai
meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat
keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi
dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya
seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan
asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan
sifat-sifat kemanusiaan” (Dewantara, 1994)
Ki Hajar Dewantara selalalu mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya
melihat kodrat diri anak dengan selalu berhubungan dengan kodrat zaman. Bila melihat dari
kodrat zaman saat ini, pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki
Keterampilan Abad 21 dengan melihat kodrat anak Indonesia sesungguhnya. Ki Hajar Dewantara
mengingatkan juga bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan
kearifan lokal budaya Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh Ki Hajar
Dewantara adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan
dengan nilai-nilai kemanusiaan
Ki Hajar Dewantara mnegibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang
kebun. Anak-anak bagaikan biji yang di semai oleh petani atau tukang kebun tersebut. Apabila
biji tersebut berasal dari biji pilihan dan di semai di tempat yang subur dengan perawatan
maksimal maka tak heran biji tersebut akan tumbuh dan berkembang secara maksimal dapat
dipanen secara sempurna. Apabila biji tersebut berasal dari biji yang kurang baik tetapi disemai
di tempat yang subur dan dirawat secara maksimal oleh petani/ atau tukang kebun maka tidaklah
menutup kemungkinan bahwa biji juga akan tumbuh dan berkembang secara maksimal. Namun
sebaliknya meskipun biji tersebut berasal dari benih unggul, disemai di tempat yang subur namun
tidak dirawat dengan telaten dan sungguh-sungguh oleh petani atau tukang kebun maka biji
tersebut tidak akan tumbuh dengan subur dan sempurna. Apalagi apabila biji tersebut berasal dari
benih yang tidak unggul disemai di tempat yang tidak subur dan tidak mendapatkan perawatan
yang telaten dan sungguh-sungguh dari petani maka biji tersebut tidak bisa tumbuh dan
berkembang.
4. Salah satu filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha,
Ing Madya Mangun Karso, Tut wuri Handayani adalah sangat relevan di gunakan dalam konteks
pendidikan di Indonesia saat ini terutama oleh sorang guru. Sebagai seorang guru kita harus
menerapkan filosofi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan arti kata lain dalam Bahasa
jawa Guru adalah digugu dan ditiru yang artinya segala tingkah laku dan perbuatan kita akan
senantiasa menjadi teladan yang baik bagi murid dan bagi lingkungan. Dengan demikian sebuah
pengajaran dan pendidikan tidak hanya berhenti ketika kita di dalam kelas tetapi akan tetap
berlangsung di lingkungan sekolah bahkan lingkungan masyarakat. Pendidikan yang utama pada
konteks saat ini adalah pendidikan budi pekerti yang dalam beberapa waktu sekarang ini di nilai
luntur karena gempuran budaya-budaya negative dari luar yang mengakibatkan melemahnya rasa
dan karsa anak-anak Indonesia. Sebagai seorang guru seharusnya kita harus bisa tampil di depan
sebagai contoh yang baik bagi siswa, memotivasi siswa dan menjadi teman bagi siswa dengan
metode-metode pembelajaran yang berpihak pada siswa untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila
Beriman Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mandiri Bernalar Kritis, Kreatif, Bergotong Royong,
Berkebhinekaan Global.
5. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perasaan Saat Menjalani Perubahan di Kelas
Perasan yang saya rasakan selama menjalani perubahan di kelas adalah merasa sangat
tertantang bagaimana caranya menerapkan beberpa konsep filosofi pendidikan dan pengajaran
di dalam pembelajaran KI Hajar Dewantara di kelas. Saya sebagai guru hendaknya selalu
memberi contoh bagi peserta didik sehingga dapat membangun semangat, dan memberikan
dorongan agar peserta didik kita dapat berkembang sesuai dengan kodrat alam dan zaman yang
dimilikinya. Selain itu, sebagai guru dan juga sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan di
SMAN 1 Anjongan dalam menuntun dan memberikan pembelajaran pada peserta didk diterakan
prinsip bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak, tidak untuk meminta
suatu hak, namun untuk berhamba kepada anak. Pada awal pembelajaran modul 1.1 saya melalu
mencari jalan untuk menerapkan konsep pendidikan dari Ki Hajar Dewantara dengan berbagai
cara.
Apalagi di masa pandemi seperti pada beberapa waktu yang lalu, saya sebagai guru
bahasa Indonesia di kelas 12 IPA/IPS dituntut untuk bisa melakukan pembelajaran secara baik.
Selain harus bisa memadukan antara pembelajaan online dan offline juga harus mempersiapkan
peserta didik dalam menghadapi ujian satuan pendidikan (USP). Ditambah lagi waktu ujian
satuan pendidikan (USP) yang juga bertepatan dengan Bulan Puasa yang otomatis waktu siswa
tidak hanya terfokus untuk pendalam materi ujian sekolah tetapi juga dalam menjalankan ibadah
bulan puasa. Sebagai guru kita dituntut untuk menjaga semangat dan motivasi siswa agar semua
kegiatan akhir tahun peserta didik di kelas 12 IPA/IPS dapat berjalan dengan lancar dan tentunya
peserta didik mampu berprestasi di tengah keterbatasan waktu yang dimilikinya.
Selain itu pendidikan karakter, budi pekerti juga tak lupa saya tanamkan pada peserta
didik saya melalui kegiatan ekstrakurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan tersebut tidak hanya
sebatas praktik di sekolah tetapi juga diaplikasikan di masyarakat dan di rumah. Hal tersebut
sangat penting dilakukan untuk memperkuat cipta, rasa, karsa peserta didik agar nantinya dapat
menjadi manusia Indonesia yang unggul dalam prestasi berkakter budi pekerti yang mulia seperti
yang tercantum dalam visi dan misi SMAN 1 Anjongan.
2.2 Gagasan yang Muncul Selama Menjalani Perubahan
Gagasan yang muncul selama menjalani perubahan adalah bagaiman menciptakan kelas
yang bermakna, aktif, dan kreatif di tengah kondisi pandemi Covid 19 yang tetap harus
6. menerapkan prokes atas intruksi Dikbud Prov. Kalbar. Pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksakan didasarkan pencapaian Profil Pelajar Pancasila. Adapun kegiatan-kegiatannya
sebagai berikut.
1. Menjalankan pembelajaran sinkron dan asinkron (Berkebhinekaan Global, Kreatif,
Mandiri)
Pembelajaran sinkron saya lakukan dengan Konsultasi Terprogram terbatas. Untuk persiapan
menghadapi USP saya melakukan koinsultasi terprogram dengan membagi siswa dalam kelas
saya menjadi 6 kelas/sesi agar tetap menjalani protokol kesehatan. Peserta didik dapat
berkonsultasi tentang materi-materi ujian sekolah secara bergiliran. Mencari metode
pembelajaran yang tidak membosankan dan juga menggunakan peraga, Penggunaan LCD dan
lain-lain saat pembelajaran sinkron agar siswa tidak merasa bosan.
Pembelajaran asinkron saya lakukan dengan memanfaatkan aplikasi WAG dan Google
Classroom. Peserta didk dapat memilih menggunakan aplikasi yang dapat dikuasai oleh
peserta didik. Adapun waktu pelaksanaannya adalah malam hari. Dengan menggunakan
aplikasi tersebut peserta didik akan berkonsultasi baik secara pribadi maupun group tentang
materi-materi yang belum dipahami. Untuk mematau kegiatan, peserta didik mengirimkan
foto proses pelaksanaan belajar peserta didik memberi kesempatan kepada semua siswa untuk
menjadi totor bagi temannya. Karena setiap siswa mempunyai kelebihan sendiri-sendiri, saya
sebagai guru memerikan kesepatan bagi semua siswa untuk menjai tutor bagi temannya. Ini
saya lakukan di pembelajaran asinkron. Hal ini sangat bermanfaat untuk memupuk
kedisiplinan, tanggung jawab dan kepercayaan diri pada peserta didik.
2. Memberikan reward kepada peserta didik apabila berhasil melampui target pencapaian
kompetensi yang telah disepakati bersama. Antara satu peserta didik dan peserta didik lain
tidaklah sama target pencapaiaan kompetensinya. Reward berupa banyak hal bisa berupa
pujian atau uplouse, berupa bintang, maupun berupa materi (kreatif, berfikir kritis)
3. Mengajak peserta didik untuk belajar di luar kelas dengan menfaatkan lingkungan sekitar
untuk menggali kodrat alam dan zaman siswa sambil berkolaborasi dengan guru Penjaskes
sehingga siswa tidak merasakan kejenuhan. (Kreatif, berpikir kritis)
4. Mengasah rasa sosial siswa dengan melaksanakan kegiatan Jumat Amal untuk menyantuni
anak yatim piatu di lingkungan sekolah. (Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Bergotong-royong, Berakhlak mulia)
2.3. Dokumentasi Foto Bercerita tentang Praktik Baik Pembelajaran
9. Pemberian santunan untuk peserta didik afirmasi dan berprestasi
2.4. Testimoni siswa kreatif dan berani tampil karena menerapkan filosofi pemikiran Ki Hajar
Dewantara sehingga peserta didik merdeka jiwanya dan percay diri untuk berekspresi melalu
kegiatan.
https://drive.google.com/file/d/1OXUnLm6SJ76sBSJKyoB_-2m4-b1S5R42/view?usp=sharing
10. BAB III
KESIMPULAN
Filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan memang sangat baik
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara,
pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan
dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin.
Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang
dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD
(2009), “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala
kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam
arti yang seluas-luasnya”. Untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila ''Beriman, Bertakwa,
Berakhlak Mulia, Berkebinekaan Global, Gotong Royong, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif''.
Semboyan Pendidikan Ki Hadjar Dewantara "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya
Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani". Di depan memberikan contoh karena pendidik sebagai
panutan untuk memberi contoh yang baik. Guru adalah teladan yang perlu di dengar ucapannya
dan ditiru perbuatannya, baru kemudian sebagai fasilitator atau pengajar. Sehingga menghasilkan
pribadi-pribadi yang beradab, bermartabat, berguna dan berpengaruh di masyarakatnya, yang
bertanggungjawab atas hidup sendiri dan orang lain, yang berwatak luhur dan berkepribadian. Di
tengah memberi semangat dan motivasi terbesar seseorang berasal dari diri mereka sendiri. Di
belakang memberi dorongan, yang memberikan dorongan adalah guru.
11. DAFTAR PUSTKA
Dewantara, Ki Hadjar. (1994). Kebudayaan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.
Dewantara, Ki Hadjar. (2011). Bagian Pertama Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan
Taman Siswa.
Sugiarta, M., Mardana, I. D. P., Adiarta, A., & Artanayasa, I. W.. (2019). Filsafat Pendidikan Ki
Hajar Dewantara (Tokoh Timur). Jurnal Filsafat Indonesia, 2(3). 124-136.
Suparlan, H. (2015). Filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan sumbangannya bagi pendidikan
Indonesia. Jurnal Filsafat, 25(1), 56-74.
Wiryopranoto, S., Herlina N., Marihandono, D., & Tangkilisan Y. B. (2017). Ki Hajar Dewantara
“Pemikiran dan Perjuangannya”. Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional