Metode regula falsi disebut juga metode Interpolasi Linear atau metode Posisi Salah adalah metode yang digunakan untuk mecari akar-akar persamaan nonlinear melalui proses iterasi.
Soal 1.1
Tentukan akar persamaan f(x) = ex – 5x2 menggunakan metode RegulasiFalsi! (nilai e = 2,718282)
Penyelesaian:
oleh neneng
Nurwaningsih
(06081281520066)
Nurwaningsih30@gmail.com
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2017
semoga bermanfaat
dari olahan data spss ini bisa dilihat apakah suatu variabel sama variabel lainnya saling berhubungan apa engga. ini tugasku jelek banget, belum jadi. yang dulu dikumpulin lupa naruh dimana haha. HAVE A TRY, PLANNER !
Metode regula falsi disebut juga metode Interpolasi Linear atau metode Posisi Salah adalah metode yang digunakan untuk mecari akar-akar persamaan nonlinear melalui proses iterasi.
Soal 1.1
Tentukan akar persamaan f(x) = ex – 5x2 menggunakan metode RegulasiFalsi! (nilai e = 2,718282)
Penyelesaian:
oleh neneng
Nurwaningsih
(06081281520066)
Nurwaningsih30@gmail.com
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2017
semoga bermanfaat
dari olahan data spss ini bisa dilihat apakah suatu variabel sama variabel lainnya saling berhubungan apa engga. ini tugasku jelek banget, belum jadi. yang dulu dikumpulin lupa naruh dimana haha. HAVE A TRY, PLANNER !
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...Iwan Pranoto
Draft ke-5 dari naskah "Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di Dunia Global 2.0" namun tak ketemu yang versi final.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. ANALISIS DATA KUANTITATIF
(Penskalaan Multidimensional)
(AKKC 168)
DosenPembimbing : Drs. H. Karim, M. Si. /Rizki Amalia, M. Pd.
OLEH:
Hj. Nurul Nazmi A1C111215
Novita Rutaningsih A1C111211
Eny Sri Wiji Astuty A1C111212
Masitoh A1C111220
Rezky Rahmidayanti A1C110236
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
APRIL2015
2. 1
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis Multidimensional Scalling (MDS)merupakan salah satu teknik
peubah ganda yang dapat digunakan untuk menentukan posisi suatu obyek lainnya
berdasarkan penilaian kemiripannya. MDSdisebut juga Perceptual Map.
MDSberhubungan dengan pembuatan map untuk menggambarkan posisi sebuah
obyek dengan obyek lainnya berdasarkan kemiripan obyek-obyek tersebut.
MDSjuga merupakan teknik yang bisa membantu peneliti untuk mengenali
(mengidentifikasi) dimensi kunci yang mendasari evaluasi objek atau produk dari
responden.
Penggunaan lainnya meliputi perbandingan mutu fisi (seperti rasa masakan
atau berbagai bau), perbandingan kualitas suatu objek dengan objek yang lain,
persepsi kandidat politik atau isu, dan bahkan penilaian mengenai berbagai
budaya (cultural) antara kelompok yang berbeda. MDS dapat menyimpulkan
dimensi yang mendasari dari suatu seri kemiripan atau pertimbangan preferensi
yang diberikan oleh responden mengenai objek. Setelah data didapatkan, maka
MDSdapat menentukan:
1) Dimensi apa yang dipergunakan oleh responden ketika mengevaluasi objek.
2) Berapa dimensi yang akan dipergunakan untuk masalah yang dihadapi
(sedang diteliti).
3) Kepentingan relatif dari setiap dimensi.
4) Bagaimana objek dikaitkan atau dihubungkan secara perseptual(perceptually)?
Teknik yang terkait untuk menganalisis persepsi dan preferensi pelanggan
ialah analisis penskalaan multidimensional, dalam makalah ini akan ditunjukkan
langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan analisis penskalaan
multidimensional.
3. 2
BAB II
TEORI ANALISIS
1. Contoh Penerapan Kasus
Bagian staf kelengkapan akademik Universitas Lambung Mangkurat ingin
mengetahui bagaimana penggunaan ruang perkuliahan Bengkel Pendidikan
Matematika dibandingkan ruang perkuliahan lain yang digunakan khususnya
oleh mahasiswa/i Prodi Pendidikan Matematika, diantaranya Ruang
Laboratorium Komputer MIPA, Ruang Multimedia MIPA, Ruang 18 FKIP,
dan Ruang 26 FKIP. Informasi yang didapat atau data yang didapat nanti akan
digunakan untuk evaluasi perbaikan dalam kenyamanan perkuliahan
khususnya oleh mahasiswa/i Prodi Pendidikan Matematika.
Untuk itu, para staf memberikan kuesioner kepada 30 mahasiswa/i yang
selama ini menggunakan kelima ruang perkuliahan tersebut, dan dianggap bisa
mencerminkan keadaan ruang perkuliahan selama ini. Ke-30 responden
diminta untuk memberikan penilaian tentang kemiripan (similarity)antara
ruang perkuliahan satu dengan ruang perkuliahan lain dengan skala 1 sampai
5, dimana :
Skala 1 berarti dua ruang perkuliahan tertentu yang dibandingkan sangat
mirip satu dengan yang lain (mungkin ruang kelas sama-sama bersih,
fasilitas penunjang sama-sama lengkap dan sebagainya).
Skala 5 berarti dua ruang perkuliahan tertentu yang dibandingkan sangat
tidak mirip (berbeda) satu dengan yang lain (mungkin ruang
perkuliahansatu bersih sedangkan pada ruang perkuliahan yang lain
kurang bersih atau bahkan kotor, fasilitas penunjang di ruang perkuliahan
satu lengkap sedangkan pada ruang perkuliahan yang lain kurang lengkap,
dan sebagainya).
Responden bisa memberikan nilai di antara skala 1 sampai 5. Dengan
demikian, walaupun hasil bisa bulat, namun jenis data adalah rasio, dan
bukan ordinal.
Datanya adalah sebagai berikut :
4. 3
2. Langkah-langkah analisis menggunakan SPSS
Pembahasan MDS pada kasus ini menggunakanpembuatan map (grafik)
dua dimensi.
1) Masukkan data yang telah didapat ke dalam SPSS.
2) Menu Analyze Scale Multidimensional Scaling (ALSCALE)
Akan tampak di layar:
5. 4
Pengisian:
Variables atau variabel yang akan diproses. Sesuai kasus, masukkan
Bengkel MIPA, Laboratorium Kom MIPA, Multimedia MIPA, Ruang
18, danRuang 26.
Buka ikon MODEL. Tampak di layar:
Pengisian:
Bagian LEVEL OF MEASUREMENT. Karena data yang diisikan adalah
rasio, maka klik mouse pada ratio.
Bagian SCALING MODEL, atau model untuk membuat peta MDS. Untuk
keseragaman, pilih Individual Difference Euclidean Distance, dan
biarkan bagian yang lain.
Bagian DIMENSION, atau dimensi yang akan ditampakkan pada peta.
Pada umumnya, sebagian besar peta MDS mempunyai dua dimensi
{sumbu x dan sumbu y}, atau bisa tiga dimensi. Lebih dari itu, memang
6. 5
dimungkinkan, namun akan sulit dan kompleks dalam pembahasannya. Di
sini akan dibuat grafik dua dimensi {sumbu} sehingga biarkan saja
dimensi pada angka 2.
3) Abaikan bagian lain dan tekan CONTINUE untuk kembali ke kotak dialog
utama.
4) Buka ikon OPTIONS. Tampak di layar:
Pengisian:
Bagian ini menampilkan grafik apa saja yang akan dibuat. Untuk
keseragaman, pilih Group Plots, Individual subject plots, Data matrix, dan
Model and options summary.
5) Abaikan bagian lain, dan tekan CONTINUE untuk kembali ke kotak
dialog utama.
6) Abaikan bagian lain,dan tekan OK untuk proses data.
3. Output
Output dengan nama MDS 2 DIMENSI OUTPUT dan analisisnya.
Young's S-stress formula 1 is used.
Iteration S-stress Improvement
0 ,43798
1 ,43798
2 ,42078 ,01720
3 ,41653 ,00425
4 ,41538 ,00115
5 ,41490 ,00048
Iterations stopped because
S-stress improvement is less than ,001000
Averaged (rms) over matrices
7. 6
Stress = ,31084 RSQ = ,31080
Configuration derived in 2 dimensions
Stimulus Coordinates
Dimension
Stimulus Stimulus 1 2
Number Name
1 Bengkel_ 1,7675 ,0584
2 Laborato -1,3052 -,7181
3 Multimed -,2817 1,2455
4 Ruang_18 ,1053 -1,4672
5 Ruang_26 -,2859 ,8814
Dalam bentuk peta
Analisis
Ini adalah peta hasil proses ALSCAL untuk menampilkan map MDS dari
kasus di atas. Terlihat bahwa ruang Multimedia MIPA ternyata mempunyai
kemiripan dengan Ruang 26,karena letaknya paling berdekatan dan berada
pada kuadran yang sama. Ruang Laboratorium Kom MIPA, Ruang 18, dan,
Bengkel MIPA,terletak jauh dari ke duaruangan yang lain, karena itu bisa
8. 7
dikatakan ruang Laboratorium Kom MIPA, Ruang 18, dan, Bengkel
MIPAberbeda jika di bandingkan dengan satu kelompok ruangan yang lain.
Perhatikan analisis dari sudut dimensi 1 {sumbu x} dan dimensi 2
{sumbu y}:
DIMENSI 1.Dari gambar terlihat bahwa semakin ke kanan maka angka
dimensi 1 semakin besar.Juga terlihat bahwa ruang Bengkel MIPA berada
paling dekat dengan angka dimensi 1 yang terbesar (di ujung kanan garis
horizontal). Hal ini berarti ruang Bengkel MIPA mempunyai faktor-faktor
pada dimensi 1 yang sangat membedakan di banding dengan ruangan
lainnya. Misalkan saja dimensi 1 mengandung faktor alat perkuliahan
lengkap (meja kursi, whiteboard, LCD,dll), pendingin ruangan berfungsi
baik (jendela, AC, kipas angin, dll) dan penyusunan tempat duduk tertata
rapiuntuk perkuliahan. Maka bisa dikatakan bahwa alat perkuliahan
lengkap (meja kursi, whiteboard, LCD,dll), pendingin ruangan berfungsi
baik (jendela, AC, kipas angin, dll) dan penyusunan tempat duduk tertata
rapiuntuk perkuliahanruang Bengkel MIPA adalah hal-hal yang paling
membedakan di bandingkan faktor-faktor lainnya, dibandingkan dengan
keempatruangan lain. Sedangkan ruang Laboratorium Kom MIPA, karena
terletak paling kiri dengan angka paling kecil, maka di benak responden,
faktor alat perkuliahan lengkap (meja kursi, whiteboard, LCD,dll),
pendingin ruangan berfungsi baik (jendela, AC, kipas angin, dll) dan
penyusunan tempat duduk tertata rapiuntuk perkuliahan bukan faktor yang
membedakannya dengan ruangan lain.
DIMENSI 2. Dari gambar terlihat bahwa semakin ke atas,maka angka
dimensi 2 semakin besar.Juga terlihat bahwa ruang Bengkel MIPA berada
pada paling dekat dengan angka dimensi 2 yang terbesar (di ujung atas
garis vertikal).Hal ini berarti ruang Bengkel MIPAmempunyai faktor-
faktor pada dimensi 2 yang paling membedakan dibanding dengan ruangan
lainnya. Misalkan saja dimensi 2 mengandung faktor dominan seperti
ruang perkuliahan bersih dan ruang perkuliahan terjangkau Wi-Fi, maka
ruang perkuliahan bersih dan ruang perkuliahan terjangkau Wi-Fidi ruang
9. 8
Bengkel MIPA adalah faktor yang paling membedakan dibandingkan
keempatruangan lain. Sedangkan Ruang 18, karena terletak paling bawah
dengan angka paling kecil, maka di benak responden, faktor ruang
perkuliahan bersih dan ruang perkuliahan terjangkau Wi-Fisesuatu yang
membuat Ruang 18 berbeda dengan keempat ruangan yang lain.
Dengan mengetahui fakta tersebut, bisa dikembangkan beberapa alternatif
strategi bagi ruang perkuliahan Bengkel Pendidikan Matematika dalam
penggunaan ruangan perkuliahan:
1. Sebaiknya tidak perlu bersaing dengan ruang Multimedia MIPA, karena di
mata responden, kedua ruangan mempunyai banyak kemiripan. Apabila
kedua ruanganmenempati lokasi yang berjauhan, sehingga kompetisi
untuk menigkatkan penggunaantidak relevan lagi.
2. Dengan Ruang 18, karena mempunyai variabel yang paling membedakan
adalah ruang perkuliahan bersih, ruang perkuliahan terjangkau Wi-Fi, dan
ruang Bengkel MIPA bisa membuat ruang perkuliahan bersih lagi dan
ruang perkuliahan terjangkau Wi-Fi, hingga responden mungkin setelah
beberapa saat, akan mengubah persepsinya.
Uji keselarasan responden dalam memberi penilaian
MDS juga menyediakan fasilias untuk menguji apakah para responden yang
sudah mengisi skala “kemiripan” antar ruangan di atas, sudah selaras ataukah
tidak. Selaras disini bisa diartikan para responden mempunyai sikap yang sama
(homogen) dalam menilai kemiripan antar ruangan. Ada dua grafik untuk melihat
hal tersebut.
10. 9
Pada grafik di atas, terlihat posisi ke-30 responden (lihat nomor responden
dalam bulatan) bisa di bentuk sebuah ‘garis lurus’ yang menuju ke kanan
bawah. Hal ini membuktikan adanya kekonsistenan para responden dalam
menilai kemiripan kelima ruangan
11. 10
Dalam grafik yang berisi kumpulan koordinat 30 x 5 isi kuesioner
kemiripan tersebut, terlihat titik-titik koordinat tidak membentuk berbagi
kelompok koordinat sendiri, namun relatif menggerombol di tengah. Hal ini
membuktikan kesamaan sikap para responden.
12. 11
BAB III
KESIMPULAN
MDSdigunakan untuk mengetahui hubungan interdepensi atau saling
ketergantungan antar variabel atau data. Hubungan ini tidak diketahui melalui
reduksi ataupun pengelompokan variabel, melainkan dengan membandingkan
variabel yang ada pada setiap obyek yang bersangkutan dengan menggunakan
perceptual map. Konsep dasar MDS adalah pemetaan.
Untuk menganalisis MDS kita dapat menggunakan software seperti SPSS
dan menganalisanya. Dan dari contoh kasus yang telah di bahas di bab
terdahulu, dapat disimpulkan bahwa dimata responden/pengguna ruang
perkuliahan Multimedia MIPA mempunyai kemiripan dengan Ruang 26,
sedangkan Laboratorium Kom MIPA, Ruang 18, dan, Bengkel MIPAtidak
mirip atau berbeda jika dibandingkan dengan ke dua ruangan yang lainnya.
13. 12
DAFTAR PUSTAKA
BUKU BAHAN AJAR ANALISIS DATA KUANTITATIF FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT BANJARMASIN. 2011.