Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan pendidikan kewarganegaraan, yang mencakup tujuan pendidikan kewarganegaraan, landasan hukum, visi dan misi, serta kompetensi dasar pendidikan kewarganegaraan. Juga membahas tentang filsafat Pancasila dan identitas nasional Indonesia.
Latar belakang diadakannya pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. PKn bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan masyarakat madani pada peserta didik. PKn memiliki landasan filosofis, teoritis, historis, sosiologis, dan yuridis.
Dokumen tersebut membahas konsep pendidikan multikultural yang mendorong penghargaan terhadap keragaman manusia. Pendidikan multikultural bertujuan membentuk siswa menjadi inklusif dan toleran terhadap perbedaan budaya, ras, etnis, dan agama; serta mempersiapkan siswa untuk berpartisipasi dalam masyarakat pluralistik. Pendekatan pendidikan multikultural meliputi pendekatan historis, sosiologis, kultural, psikologis, estetika, dan
Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan pendidikan kewarganegaraan, yang mencakup tujuan pendidikan kewarganegaraan, landasan hukum, visi dan misi, serta kompetensi dasar pendidikan kewarganegaraan. Juga membahas tentang filsafat Pancasila dan identitas nasional Indonesia.
Latar belakang diadakannya pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. PKn bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan masyarakat madani pada peserta didik. PKn memiliki landasan filosofis, teoritis, historis, sosiologis, dan yuridis.
Dokumen tersebut membahas konsep pendidikan multikultural yang mendorong penghargaan terhadap keragaman manusia. Pendidikan multikultural bertujuan membentuk siswa menjadi inklusif dan toleran terhadap perbedaan budaya, ras, etnis, dan agama; serta mempersiapkan siswa untuk berpartisipasi dalam masyarakat pluralistik. Pendekatan pendidikan multikultural meliputi pendekatan historis, sosiologis, kultural, psikologis, estetika, dan
Buku teks ini membahas tentang budaya dan keragaman sosial di Malaysia. Ia menjelaskan konsep budaya, komponen budaya, dan implikasi keragaman sosial budaya. Buku ini juga membahas tentang ketidaksetaraan peluang pendidikan berdasarkan kelas sosial, jender, minoritas, dan kebutuhan khusus. Selain itu, buku ini menyoroti pentingnya mewujudkan lingkungan kelas yang ramah budaya serta kemahiran komunikasi guru yang e
1. Dokumen tersebut membahas pentingnya pendidikan budaya dan karakter bangsa untuk membentuk generasi muda Indonesia yang memiliki identitas kebangsaan yang kuat.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan pidato pada Hari Pendidikan Nasional yang membahas pentingnya pendidikan berkualitas untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul sehingga mampu bersaing di era global. Menteri juga menekankan perlunya memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang bermutu sepanjang hidupnya. Selain itu, pidato menyoroti kompetensi yang dibutuhkan anak Indonesia di abad
Edu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasaNorazizah Padu
Tiga isu utama dan cabaran pendidikan yang dibincangkan dalam dokumen ini ialah integrasi nasional, pendemokrasian pendidikan, dan globalisasi dalam pendidikan. Dokumen ini juga membahaskan usaha kerajaan Malaysia dalam memastikan sistem pendidikan negara mampu menangani cabaran-cabaran tersebut.
Resensi jurnal pai berbasis multikulturalsitirohmah71
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan resensi artikel jurnal tentang pembelajaran pendidikan agama Islam berbasis multikultural.
2. Artikel asli membahas tiga perspektif multikulturalisme dalam Islam yaitu teologis, historis, dan sosiologi.
3. Resensi memberikan ulasan positif terhadap pendidikan multikultural namun juga menyebutkan tantangan pelaksanaannya.
Dokumen tersebut membincangkan beberapa isu dan cabaran pendidikan semasa seperti usaha menyatukan negara berbilang agama dan budaya, integrasi nasional, pendemokrasian pendidikan, kepelbagaian budaya, dan pengaruh perkembangan teknologi maklumat dan komunikasi. Ia juga menyentuh langkah-langkah yang boleh diambil untuk menangani isu-isu tersebut seperti meningkatkan mutu pendidikan, memperkasakan sekolah
Pendidikan tradisional berfokus kepada golongan tertentu secara tidak formal, berbeza dengan pendidikan moden yang bermula semasa Revolusi Perindustri abad ke-19 dengan bentuk pengajaran secara formal di sekolah-sekolah yang ditubuhkan. Pendidikan moden lebih terbuka kepada semua lapisan masyarakat dan dipengaruhi oleh perkembangan struktur masyarakat yang semakin kompleks.
Dokumen tersebut membahas pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kualitas bangsa Indonesia. Pendidikan diharapkan dapat mencerdaskan manusia, membentuk jiwa yang bijak, dan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat menumbuhkan budaya baru dan membangun Indonesia menjadi bangsa yang maju. Namun, terdapat berbagai tantangan dalam pendidikan seperti kurangnya guru, sarana yang tidak memadai, s
Buku teks ini membahas tentang budaya dan keragaman sosial di Malaysia. Ia menjelaskan konsep budaya, komponen budaya, dan implikasi keragaman sosial budaya. Buku ini juga membahas tentang ketidaksetaraan peluang pendidikan berdasarkan kelas sosial, jender, minoritas, dan kebutuhan khusus. Selain itu, buku ini menyoroti pentingnya mewujudkan lingkungan kelas yang ramah budaya serta kemahiran komunikasi guru yang e
1. Dokumen tersebut membahas pentingnya pendidikan budaya dan karakter bangsa untuk membentuk generasi muda Indonesia yang memiliki identitas kebangsaan yang kuat.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan pidato pada Hari Pendidikan Nasional yang membahas pentingnya pendidikan berkualitas untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul sehingga mampu bersaing di era global. Menteri juga menekankan perlunya memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang bermutu sepanjang hidupnya. Selain itu, pidato menyoroti kompetensi yang dibutuhkan anak Indonesia di abad
Edu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasaNorazizah Padu
Tiga isu utama dan cabaran pendidikan yang dibincangkan dalam dokumen ini ialah integrasi nasional, pendemokrasian pendidikan, dan globalisasi dalam pendidikan. Dokumen ini juga membahaskan usaha kerajaan Malaysia dalam memastikan sistem pendidikan negara mampu menangani cabaran-cabaran tersebut.
Resensi jurnal pai berbasis multikulturalsitirohmah71
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan resensi artikel jurnal tentang pembelajaran pendidikan agama Islam berbasis multikultural.
2. Artikel asli membahas tiga perspektif multikulturalisme dalam Islam yaitu teologis, historis, dan sosiologi.
3. Resensi memberikan ulasan positif terhadap pendidikan multikultural namun juga menyebutkan tantangan pelaksanaannya.
Dokumen tersebut membincangkan beberapa isu dan cabaran pendidikan semasa seperti usaha menyatukan negara berbilang agama dan budaya, integrasi nasional, pendemokrasian pendidikan, kepelbagaian budaya, dan pengaruh perkembangan teknologi maklumat dan komunikasi. Ia juga menyentuh langkah-langkah yang boleh diambil untuk menangani isu-isu tersebut seperti meningkatkan mutu pendidikan, memperkasakan sekolah
Pendidikan tradisional berfokus kepada golongan tertentu secara tidak formal, berbeza dengan pendidikan moden yang bermula semasa Revolusi Perindustri abad ke-19 dengan bentuk pengajaran secara formal di sekolah-sekolah yang ditubuhkan. Pendidikan moden lebih terbuka kepada semua lapisan masyarakat dan dipengaruhi oleh perkembangan struktur masyarakat yang semakin kompleks.
Dokumen tersebut membahas pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kualitas bangsa Indonesia. Pendidikan diharapkan dapat mencerdaskan manusia, membentuk jiwa yang bijak, dan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat menumbuhkan budaya baru dan membangun Indonesia menjadi bangsa yang maju. Namun, terdapat berbagai tantangan dalam pendidikan seperti kurangnya guru, sarana yang tidak memadai, s
Peristiwa 13 Mei pada tahun 1969 adalah rusuhan kaum yang berlaku sebagai kemuncak masalah perpaduan di Malaysia. Tragedi ini yang mengakibatkan kehilangan nyawa serta harta benda dan mempunyai kaitan yang rapat dengan "Pilihan Raya Umum 1969" merupakan satu titik hitam dalam sejarah negara Malaysia.
Dokumen ini membandingkan konsep ketuhanan menurut enam agama besar dunia - Islam, Buddha, Hindu, Kristian, Yahudi dan Sikh. Kesemua agama mempercayai kewujudan Tuhan, namun dengan pendekatan yang berbeza. Islam menekankan tauhid atau kesatuan Allah. Kristian menganut konsep Triniti. Hindu mempercayai konsep Trimurti. Buddha tidak membincangkan ketuhanan tetapi mempercayai konsep Nirvana dan roh. Sikh mengenalpast
Dokumen ini merupakan sukatan pelajaran Sejarah untuk Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah di Malaysia. Ia menjelaskan matlamat, objektif, organisasi dan kandungan kurikulum Sejarah yang meliputi Kajian Sejarah Tempatan, Sejarah Malaysia dan Sejarah Negara Luar. Kandungan kurikulum dirancang untuk memupuk semangat patriotik dan memahami perkembangan masyarakat serta kedudukan negara.
[Ringkasan]
Dokumen ini membahas tentang Huraian Sukatan Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Rendah di Malaysia. Ia menjelaskan tujuan kurikulum Sejarah untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang sejarah negara melalui pendekatan kronologi. Dokumen ini juga menyarankan penekanan pada pemupukan semangat patriotik, kemahiran berfikir, dan pendidikan sepanjang hayat melalui pengajaran Sejarah.
[Ringkasan]
Dokumen ini membahas tentang Huraian Sukatan Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Rendah di Malaysia. Ia menjelaskan tujuan kurikulum Sejarah untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang sejarah negara melalui pendekatan kronologi. Dokumen ini juga menyarankan penekanan pada pemupukan semangat patriotik, kemahiran berfikir, dan pendidikan sepanjang hayat melalui pengajaran Sejarah.
Kurikulum Standard Sejarah Sekolah Rendah bertujuan untuk membentuk warganegara Malaysia yang berjiwa patriotik, menghargai warisan negara, dan menjunjung nilai-nilai kewarganegaraan. Ia menekankan pemahaman sejarah negara dan penerapan unsur-unsur kewarganegaraan dalam pembelajaran untuk membentuk identiti kebangsaan yang kuat pada kalangan murid.
Dokumen ini memberikan gambaran mengenai kurikulum Pendidikan Sivik dan Kewarganegaraan untuk tingkatan 4 di sekolah menengah. Ia menjelaskan objektif, tema, dan strategi pengajaran mata pelajaran ini yang bertujuan melahirkan warganegara yang bertanggungjawab dan patriotik. Dokumen ini juga menekankan aktiviti khidmat masyarakat sebagai komponen penting dalam memupuk kesedaran sivik murid.
Dokumen ini membahas kandungan dan pelaksanaan kurikulum Pendidikan Sivik dan Kewarganegaraan di sekolah menengah. Ia menjelaskan enam tema utama yang meliputi pencapaian diri, hubungan keluarga, kehidupan bermasyarakat, warisan budaya Malaysia, kedaulatan negara, dan cabaran masa depan. Dokumen ini juga menekankan pentingnya aktiviti khidmat masyarakat bagi membentuk warganegara yang bertanggung
Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran sejarah tahun 4Kirthana Sivaraman
Kurikulum Standard Sejarah Sekolah Rendah menekankan pemahaman sejarah negara, pembentukan identiti kebangsaan dan penerapan nilai murni untuk membentuk warganegara yang patriotik. Kandungan kurikulum dibahagikan kepada tiga tema iaitu sejarah awal negara, kedaulatan negara dan kemakmuran negara yang disepadukan dengan elemen kewarganegaraan.
Dokumen ini membahas organisasi kurikulum untuk mata pelajaran Sejarah di sekolah rendah. Ia menjelaskan tiga elemen utama kurikulum yaitu kandungan, kemahiran berfikir sejarah, dan penerapan elemen kewarganegaraan dan nilai sivik. Kandungan dibahas secara kronologi meliputi sejarah awal negara, kedaulatan negara, dan kemakmuran negara. Elemen kewarganegaraan dan nilai siv
Dokumen ini membahas organisasi kurikulum untuk mata pelajaran Sejarah di sekolah rendah. Ia menjelaskan tiga elemen utama kurikulum yaitu kandungan, kemahiran berfikir sejarah, dan penerapan elemen kewarganegaraan dan nilai sivik. Kandungan dibahas secara kronologi meliputi sejarah awal negara, kedaulatan negara, dan kemakmuran negara. Elemen kewarganegaraan dan nilai siv
Dokumen ini membahas organisasi kurikulum Sejarah untuk sekolah rendah di Malaysia yang mencakupi tiga elemen utama: kandungan kurikulum, elemen kewarganegaraan dan nilai sivik, serta kemahiran berfikir sejarah. Kandungan kurikulum dibahas secara kronologi meliputi sejarah awal negara, kedaulatan negara, dan kemakmuran negara. Elemen kewarganegaraan dan nilai sivik ditekankan unt
TEKS PERUTUSAN HARI GURU TAHUN 2016 KETUA PENGARAH PELAJARAN MALAYSIA
Adalah penting untuk kita mengambilkira faktor budaya
1. Adalah penting untuk kita mengambilkira faktor budaya, sosial dan politik dalam
perspektif sejarah untuk memahami sifat pembahagian sosial, konflik, identiti dan
keamanan. Sebagai contoh, isu keterasingan (compartmentalization) dan kelangsungan
etnik (ethnic survival) boleh mencetuskan konflik etnik. Kurikulum kebangsaan yang
dilaksanakan di sekolah sememangnya memberi penekanan kepada betapa pentingnya
nilai dan norma yang menggalakkan perpaduan dalam masyarakat majmuk di Malaysia.
Pendekatan terarah melalui pengenalan mata pelajaran khusus seperti Pendidikan
Moral, Pendidikan Sivik dan Kewarganegaraan dan Pendidikan Sejarah serta disokong
melalui kaedah penerapan nilai merentas kurikulum merupakan usaha Kemeneterian
Pelajaran Malaysa menyemai dan menyuburkan semangat patriotisme dan perpaduan
kepada semua rakyat Malaysia yang mengikuti sistem pendidikan negara.
Pendidikan Sejarah bertujuan untuk memupuk dan memperkukuh semangat setia
negara dan jati diri sebagai warganegara Malaysia dan warga dunia, melalui
pengetahuan dan penghayatan sejarah tanah air dan sejarah negara luar. Usaha ini
bertujuan mewujudkan semangat perpaduan dan kekitaan bangsa dan negara
Malaysia. Pendidikan Sejarah juga dapat mewujudkan ingatan bersama terhadap
Sejarah sebagai rangka kesedaran dan persefahaman antarabangsa.
Sejarah juga merupakan satu mata Pelajaran yang dapat merangsang pemikiran. Ia
membolehkan pelajar dapat melihat secara empati dan menganalisis bagaimana
manusia menggunakan masa, ruang, perubahan dan kesinambungan. Pemahaman
Sejarah dalam konteks pengajaran pembelajaran bermaksud pemahaman secara kritis
dan imaginatif tentang segala aspek kehidupan manusia silam dan kini. Untuk
meningkatkan pemahaman pelajar terhadap mata pelajaran Sejarah, pembelajaran dan
pengajaran Sejarah pada masa kini bukan sahaja terikat dengan kaedah ‘chalk and talk’
malah boleh dikembangkan dengan kaedah penggunaan ICT serta aktiviti-aktiviti yang
dijalankan di sekolah. Aktiviti yang dijalankan termasuklah mengadakan Bulan
Patriotisme di peringkat sekolah.
2. Pendidikan sejarah adalah wajar ditekankan dalam diri individu yang mana melalui
kesedaran terhadap kepentingan pendidikan sejarah ini mampu melahirkan individu
yang cintakan tanah air. Pertamanya kita dapat lihat bagaimana melalui pemahaman
terhadap nilai sejarah akan memberi banyak pengajaran serta pedoman untuk kita
menghadapi masa kini yang penuh dengan berbagai cabaran yang kian mencabar
dengan peningkatan teknologi dan sebagainya telah membuka jalan kepada
penyerapan anasir-anasir luar masuk dengan mudahnya yang dapat mengakibatkan
jatuh bangunnya sesebuah negara. Melalui pemahaman terhadap nilai sejarah juga
individu dapat menyelami susah payahnya pejuang-pejuang terdahulu dalam
membebaskan negara daripada dibelenggu penjajahan Inggeris yang menduduki
negara kita sebelum 1957. Dengan itu, perkara ini mampu untuk mewujudkan satu rasa
penghargaan dalam diri kita terhadap keperitan mereka yang berjasa demi kebebasan
generasi terkemudian iaitu kita. Akhirnya ini, dapatlah diyakini dengan pendidikan
sejarah kita mampu untuk melahirkan anak-anak Malaysia yang besar jiwanya dengan
kecintaan terhadap negara mereka ini.
Bagi menjana satu sistem pendidikan yang berkualiti, maka kurikulum yang dihasilkan
perlu relevan dan dinamik dengan kehendak semasa disamping turut mengambil kira
keperluan-keperluan masa akan datang. Ini adalah perlu kerana budaya pendidikan
semasa mempunyai kaitan lansung dengan segala bentuk perubahan yang melibatkan
struktur sosial, ekonomi, dan politik di dalam negara mahupun di seluruh dunia.
Sebagai sebuah negara yang mempunyai penduduk berbilang kaum, kurikulum perlu
memberi penekanan kepada aspek perpaduan untuk mengekalkan social cohesion
(kejeleketan sosial). Di samping itu, kurikulum juga perlu menyemai semangat
patriotisme dan semangat cintakan negara dikalangan semua lapisan masyarakat. Ini
secara lansung menjamin pembangunan sistem pendidikan berkualiti dan seterusnya
melengkapkan agenda pembangunan negara.