Penggunaan Second Account Instagram dan Ketakutan Tertinggal dari Interaksi y...BrigittaBelvaSusetia
Berfokus pada kepemilikan second account di Instagram, penelitian kualitatif ini berargumen bahwa second account Instagram memiliki peran dalam terciptanya hubungan bermakna di antara pemilik dan follower-nya. Hal ini disebabkan oleh adanya sense of freedom atau perasaan lebih bebas yang dirasakan oleh pemilik second account dalam melakukan self-disclosure mengenai informasi pribadi (Prajarto & Purwaningtyas 2021). Namun, sebaliknya, hubungan bermakna yang terbentuk pada second account juga secara bersamaan dapat menimbulkan perasaan Fear of Missing Out (FOMO) atau perasaan tertinggal bagi individu yang tidak terlibat dengan hubungan bermakna dalam pertemanan (friendship) yang terjalin dalam second account yang tersebut (Roberts & David, 2019).
Teks tersebut merupakan bagian pendahuluan dari makalah yang membahas pengaruh penggunaan jejaring sosial terhadap perilaku remaja. Teks menjelaskan latar belakang permasalahan yakni penggunaan jejaring sosial yang semakin marak di kalangan remaja dan dampaknya, tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan jejaring sosial dengan intensitas komunikasi, serta batasan penelitian pada mahasiswa
Kajian ini bertujuan mengenalpasti penggunaan Facebook dan potensinya sebagai alat bantu pembelajaran kalangan pelajar tingkatan dua di SMK Pengkalan Aur, Perak. Kajian soal selidik mendapati kesemua pelajar mempunyai akaun Facebook aktif dan menggunakannya tidak sahaja untuk tujuan sosial tetapi juga pembelajaran secara berterusan melalui berkongsi sumber dan perbincangan. Facebook berpotensi meningkatkan
Artikel ini membincangkan persepsi dan penggunaan media sosial terutamanya Facebook dari perspektif ibu bapa. Kajian kualitatif ini menggunakan temubual bersama ibu bapa pengguna Facebook untuk mengenal pasti pola penggunaan mereka dalam berhubung dengan anak-anak. Hasil kajian menunjukkan ibu bapa menggunakan Facebook untuk mengikuti perkembangan semasa, berhubung dengan ahli keluarga, dan memantau aktiviti anak-
Terbentuknya Networked Individualism: Studi Kasus Cancel Culture terhadap Pub...Bintang Maulana
Fenomena cancel culture terhadap Gofar Hilman membentuk networked individualism melalui berbagai aktivitas online seperti penandatanganan petisi dan komentar di media sosial. Individu terhubung meski tidak saling kenal karena tujuan bersama menolak Gofar Hilman.
Dokumen tersebut membahas pengaruh penggunaan situs jejaring sosial Twitter terhadap kehidupan nyata. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan subjek 9 mahasiswa yang aktif menggunakan Twitter. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan Twitter berpengaruh terhadap kehidupan nyata, baik secara positif maupun negatif, seperti menambah pertemanan, meningkatkan percaya diri, atau masalah dengan pasangan.
Penggunaan Second Account Instagram dan Ketakutan Tertinggal dari Interaksi y...BrigittaBelvaSusetia
Berfokus pada kepemilikan second account di Instagram, penelitian kualitatif ini berargumen bahwa second account Instagram memiliki peran dalam terciptanya hubungan bermakna di antara pemilik dan follower-nya. Hal ini disebabkan oleh adanya sense of freedom atau perasaan lebih bebas yang dirasakan oleh pemilik second account dalam melakukan self-disclosure mengenai informasi pribadi (Prajarto & Purwaningtyas 2021). Namun, sebaliknya, hubungan bermakna yang terbentuk pada second account juga secara bersamaan dapat menimbulkan perasaan Fear of Missing Out (FOMO) atau perasaan tertinggal bagi individu yang tidak terlibat dengan hubungan bermakna dalam pertemanan (friendship) yang terjalin dalam second account yang tersebut (Roberts & David, 2019).
Teks tersebut merupakan bagian pendahuluan dari makalah yang membahas pengaruh penggunaan jejaring sosial terhadap perilaku remaja. Teks menjelaskan latar belakang permasalahan yakni penggunaan jejaring sosial yang semakin marak di kalangan remaja dan dampaknya, tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan jejaring sosial dengan intensitas komunikasi, serta batasan penelitian pada mahasiswa
Kajian ini bertujuan mengenalpasti penggunaan Facebook dan potensinya sebagai alat bantu pembelajaran kalangan pelajar tingkatan dua di SMK Pengkalan Aur, Perak. Kajian soal selidik mendapati kesemua pelajar mempunyai akaun Facebook aktif dan menggunakannya tidak sahaja untuk tujuan sosial tetapi juga pembelajaran secara berterusan melalui berkongsi sumber dan perbincangan. Facebook berpotensi meningkatkan
Artikel ini membincangkan persepsi dan penggunaan media sosial terutamanya Facebook dari perspektif ibu bapa. Kajian kualitatif ini menggunakan temubual bersama ibu bapa pengguna Facebook untuk mengenal pasti pola penggunaan mereka dalam berhubung dengan anak-anak. Hasil kajian menunjukkan ibu bapa menggunakan Facebook untuk mengikuti perkembangan semasa, berhubung dengan ahli keluarga, dan memantau aktiviti anak-
Terbentuknya Networked Individualism: Studi Kasus Cancel Culture terhadap Pub...Bintang Maulana
Fenomena cancel culture terhadap Gofar Hilman membentuk networked individualism melalui berbagai aktivitas online seperti penandatanganan petisi dan komentar di media sosial. Individu terhubung meski tidak saling kenal karena tujuan bersama menolak Gofar Hilman.
Dokumen tersebut membahas pengaruh penggunaan situs jejaring sosial Twitter terhadap kehidupan nyata. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan subjek 9 mahasiswa yang aktif menggunakan Twitter. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan Twitter berpengaruh terhadap kehidupan nyata, baik secara positif maupun negatif, seperti menambah pertemanan, meningkatkan percaya diri, atau masalah dengan pasangan.
Dokumen ini membahas pengaruh penggunaan situs jejaring sosial Twitter terhadap kehidupan nyata. Penelitian menggunakan metode kualitatif dan studi kasus pada mahasiswa komputer UNLAM. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara penggunaan Twitter dengan kehidupan nyata, baik positif maupun negatif.
Tesis ini membahas dampak penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap kegiatan belajar mahasiswa. Peneliti menganalisis penggunaan Facebook oleh 29 mahasiswa selama jam kuliah dan menemukan bahwa rata-rata penggunaannya menurunkan konsentrasi belajar."
Penelitian Etnografi Digital Kelompok 3Gladys Izra
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi pasangan yang terlibat hubungan jarak jauh menggunakan perangkat teknologi. Objek penelitian adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi UI yang memiliki hubungan jarak jauh dengan kekasihnya. Metode penelitian menggunakan wawancara, media diary, dan pelacakan media sosial untuk melihat pola komunikasi, media yang digunakan, serta manfaat dan kekurangan masing
Penelitian ini membahas pembelajaran literasi media sosial pada remaja melalui metode Problem Based Learning (PBL). Penelitian menunjukkan bahwa karakter penggunaan media sosial remaja memiliki dampak positif dan negatif terhadap perkembangan fisik, kognitif, emosional, dan sosial mereka. Penelitian ini juga menguraikan topik literasi media sosial yang sesuai untuk remaja serta manfaat penerapan metode PBL dalam pembelaj
Dampak negatif situs jejaring sosial dan ayat tentang teknologiYukma Widjaya
Dokumen tersebut membahas dampak situs jejaring sosial terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan situs jejaring sosial seperti Facebook dapat mengurangi waktu belajar siswa dan mahasiswa. Hal ini berdampak pada penurunan prestasi belajar. Dokumen juga menjelaskan bahwa motivasi belajar siswa dapat berkurang akibat terlalu sering menggunakan situs jej
Review Jurnal: Does Time Spent Using Social Media Impact Mental Health?: An E...Wajoku Digital Library
The rise of the use of social media has become part of the development of adolescent life. Many people say that the massive use of social media affects the mental health of adolescents. Even so, there is no research that conclusively states that various adolescent mental health problems are caused entirely by social media use. This is mainly because the research conducted is still cross-sectional in nature and ignores long-term changes so that many factors can influence simultaneously. This paper reviews a scientific article entitled: Does Time Spent Using Social Media Impact Mental Health?: An Eight-Year Longitudinal Study (Coyne, Rogers, Zurcher, Stockdale, & Booth, 2020). This study tries to investigate over a long period of time, whether the use of social media affects mental health in adolescents? Or is there something else that is the real cause? And how should the use of social media not harm teenagers?
Berawal dari Program Pemberdayaan Umat (PRODAMAT) yang bertujuan untuk yang pertama memberikan edukasi kepada para remaja dalam bermedia sosial. Tujuan kedua memberikan pelatihan kepada para remaja untuk menyampaikan pendapat di media sosial dengan baik dan bijak sehingga tidak menyinggung pihak lain. Pelatihan ini dilaksanakan di SMK Miftahul Huda Sambungmacan, Sragen dan diikuti oleh 35 siswa dan siswi. Pelatihan dilaksanakan secara luring dalam satu sesi pertemuan. Pengabdian ini ditujukan untuk kaum muda, baik laki-laki maupun perempuan. Pendekatan yang digunakan dalam pengabdian kepada siswa SMK Miftahul Huda Sambungmacan, Sragen ini menggunakan penyampaian materi yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab di akhir acara. Sesi tanya jawab ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya terkait dengan topik konsultasi, tetapi juga untuk bertanya tentang topik di luar topik yang diberikan. Berdasarkan respon dari para siswa setelah pelatihan dilaksanakan menyatakan bahwa 62,9% menyatakan sangat setuju bahwa media sosial bermanfaat bagi sekolah dan kegiatan di luar sekolah. Hasil ini didapatkan dari pemberian pertanyaan kuesioner kepada para siswa setelah pelatihan dilaksanakan.
ABSTRAK
Pada awalnya manusia mengenakan busana sebagai suatu benda fungsional. Namun, lambat laun berbusana telah menjadi suatu cara manusia untuk berkomunikasi, bersosial, dan juga mengekspresikan diri dengan satu sama lainnya. Dengan trend berbusana yang banyak sekali kontras dengan norma dan budaya menimbulkan berbagai macam permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan memberikan solusi atas suatu konflik tentang trend berbusana. Penelitian yang kami lakukan menggunakan metode paradigma konstruktivis, Dengan menggunakan pendekatan secara kualitatif. Riset ini merupakan jenis penelitian studi kasus, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi secara langsung dari kasus berbusana yang tengah terjadi pada mahasiswa UPDM (B). Lalu juga menggunakan teknik wawancara terbuka dengan dua narasumber mahasiswa UPDM (B) yang berkonflik dan juga menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara studi literatur. Trend berbusana dapat saja menimbulkan berbagai macam hambatan dalam. Hambatan-hambatan tersebut dapat berupa komunikasi, kurangnya pemahaman akan norma, dst. Oleh karena itu setiap orang wajib memahami norma yang berlaku dalam sebuah masyarakat serta memahami cara berbusana yang benar dan juga cara berkomunikasi yang baik dan benar agar dapat diterima oleh khalayak.
Kata kunci: Berbusana, norma, komunikasi
Pengembangan Model Pembelajaran Crowdsourcing di lingkup perguruan tinggiSoetam Rizky
Dokumen tersebut membahas pengembangan model pembelajaran crowdsourcing di perguruan tinggi dengan memanfaatkan tren jejaring sosial. Model ini memungkinkan mahasiswa untuk berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah secara terbuka melalui diskusi online serupa dengan aktivitas jejaring sosial. Meskipun ide dasarnya sederhana, pengembangan model ini memerlukan kreativitas dosen untuk memotivasi mahasiswa berinterak
Teknologi informasi dan komunikasi, termasuk internet dan media sosial, memiliki dampak positif dan negatif. Media sosial sering digunakan untuk menyebarkan konten negatif seperti pornografi dan ujaran kebencian. Guru harus memandu siswa untuk menggunakan internet dan media sosial secara bertanggung jawab dengan mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran, bukan dengan melarangnya.
Euforia BTS Meal Indonesia di Media Sosial Instagram dan Twitter Menyebabkan ...CloudyaPuspasari
BTS Meal merupakan produk kolaborasi McDonald’s dengan boyband asal Korea Selatan, BTS, yang pertama kali diluncurkan di Indonesia pada tanggal 9 Juni 2021. Semenjak adanya pengumuman terkait kolaborasi tersebut, antusiasme para ARMY yang merupakan penggemar dari BTS meningkat di media sosial, khususnya platform Instagram dan Twitter. Penelitian etnografi digital ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis praktik bersama yang dilakukan para ARMY dalam mengonsumsi produk BTS Meal.
Jurnal Fajar Setyaning Dwi Putra_Universitas Pendidikan IndonesiaFajar Setyaning
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh jejaring sosial Twitter sebagai media sosialisasi calon presiden 2014 terhadap preferensi pemilih pemula. Twitter banyak digunakan oleh generasi muda untuk mengetahui informasi mengenai calon presiden. Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa besar pengaruh Twitter terhadap preferensi pemilih pemula di kalangan pelajar SMA di Kota Bandung. Hasilnya menunjukkan bahwa Twitter berpengaruh besar terhadap prefer
Teks tersebut membahas peluang dan tantangan big data dalam penelitian ilmu sosial berdasarkan kajian literatur. Big data memberikan peluang seperti munculnya ilmu sosial komputasional, menjawab keterbatasan metode penelitian konvensional, dan menawarkan kerangka analisis baru. Namun demikian, ada tantangan seperti pemahaman data, isu metodologi dan teori, serta isu etika penelitian."
Dokumen ini membahas pengaruh penggunaan situs jejaring sosial Twitter terhadap kehidupan nyata. Penelitian menggunakan metode kualitatif dan studi kasus pada mahasiswa komputer UNLAM. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara penggunaan Twitter dengan kehidupan nyata, baik positif maupun negatif.
Tesis ini membahas dampak penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap kegiatan belajar mahasiswa. Peneliti menganalisis penggunaan Facebook oleh 29 mahasiswa selama jam kuliah dan menemukan bahwa rata-rata penggunaannya menurunkan konsentrasi belajar."
Penelitian Etnografi Digital Kelompok 3Gladys Izra
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi pasangan yang terlibat hubungan jarak jauh menggunakan perangkat teknologi. Objek penelitian adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi UI yang memiliki hubungan jarak jauh dengan kekasihnya. Metode penelitian menggunakan wawancara, media diary, dan pelacakan media sosial untuk melihat pola komunikasi, media yang digunakan, serta manfaat dan kekurangan masing
Penelitian ini membahas pembelajaran literasi media sosial pada remaja melalui metode Problem Based Learning (PBL). Penelitian menunjukkan bahwa karakter penggunaan media sosial remaja memiliki dampak positif dan negatif terhadap perkembangan fisik, kognitif, emosional, dan sosial mereka. Penelitian ini juga menguraikan topik literasi media sosial yang sesuai untuk remaja serta manfaat penerapan metode PBL dalam pembelaj
Dampak negatif situs jejaring sosial dan ayat tentang teknologiYukma Widjaya
Dokumen tersebut membahas dampak situs jejaring sosial terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan situs jejaring sosial seperti Facebook dapat mengurangi waktu belajar siswa dan mahasiswa. Hal ini berdampak pada penurunan prestasi belajar. Dokumen juga menjelaskan bahwa motivasi belajar siswa dapat berkurang akibat terlalu sering menggunakan situs jej
Review Jurnal: Does Time Spent Using Social Media Impact Mental Health?: An E...Wajoku Digital Library
The rise of the use of social media has become part of the development of adolescent life. Many people say that the massive use of social media affects the mental health of adolescents. Even so, there is no research that conclusively states that various adolescent mental health problems are caused entirely by social media use. This is mainly because the research conducted is still cross-sectional in nature and ignores long-term changes so that many factors can influence simultaneously. This paper reviews a scientific article entitled: Does Time Spent Using Social Media Impact Mental Health?: An Eight-Year Longitudinal Study (Coyne, Rogers, Zurcher, Stockdale, & Booth, 2020). This study tries to investigate over a long period of time, whether the use of social media affects mental health in adolescents? Or is there something else that is the real cause? And how should the use of social media not harm teenagers?
Berawal dari Program Pemberdayaan Umat (PRODAMAT) yang bertujuan untuk yang pertama memberikan edukasi kepada para remaja dalam bermedia sosial. Tujuan kedua memberikan pelatihan kepada para remaja untuk menyampaikan pendapat di media sosial dengan baik dan bijak sehingga tidak menyinggung pihak lain. Pelatihan ini dilaksanakan di SMK Miftahul Huda Sambungmacan, Sragen dan diikuti oleh 35 siswa dan siswi. Pelatihan dilaksanakan secara luring dalam satu sesi pertemuan. Pengabdian ini ditujukan untuk kaum muda, baik laki-laki maupun perempuan. Pendekatan yang digunakan dalam pengabdian kepada siswa SMK Miftahul Huda Sambungmacan, Sragen ini menggunakan penyampaian materi yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab di akhir acara. Sesi tanya jawab ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya terkait dengan topik konsultasi, tetapi juga untuk bertanya tentang topik di luar topik yang diberikan. Berdasarkan respon dari para siswa setelah pelatihan dilaksanakan menyatakan bahwa 62,9% menyatakan sangat setuju bahwa media sosial bermanfaat bagi sekolah dan kegiatan di luar sekolah. Hasil ini didapatkan dari pemberian pertanyaan kuesioner kepada para siswa setelah pelatihan dilaksanakan.
ABSTRAK
Pada awalnya manusia mengenakan busana sebagai suatu benda fungsional. Namun, lambat laun berbusana telah menjadi suatu cara manusia untuk berkomunikasi, bersosial, dan juga mengekspresikan diri dengan satu sama lainnya. Dengan trend berbusana yang banyak sekali kontras dengan norma dan budaya menimbulkan berbagai macam permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan memberikan solusi atas suatu konflik tentang trend berbusana. Penelitian yang kami lakukan menggunakan metode paradigma konstruktivis, Dengan menggunakan pendekatan secara kualitatif. Riset ini merupakan jenis penelitian studi kasus, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi secara langsung dari kasus berbusana yang tengah terjadi pada mahasiswa UPDM (B). Lalu juga menggunakan teknik wawancara terbuka dengan dua narasumber mahasiswa UPDM (B) yang berkonflik dan juga menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara studi literatur. Trend berbusana dapat saja menimbulkan berbagai macam hambatan dalam. Hambatan-hambatan tersebut dapat berupa komunikasi, kurangnya pemahaman akan norma, dst. Oleh karena itu setiap orang wajib memahami norma yang berlaku dalam sebuah masyarakat serta memahami cara berbusana yang benar dan juga cara berkomunikasi yang baik dan benar agar dapat diterima oleh khalayak.
Kata kunci: Berbusana, norma, komunikasi
Pengembangan Model Pembelajaran Crowdsourcing di lingkup perguruan tinggiSoetam Rizky
Dokumen tersebut membahas pengembangan model pembelajaran crowdsourcing di perguruan tinggi dengan memanfaatkan tren jejaring sosial. Model ini memungkinkan mahasiswa untuk berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah secara terbuka melalui diskusi online serupa dengan aktivitas jejaring sosial. Meskipun ide dasarnya sederhana, pengembangan model ini memerlukan kreativitas dosen untuk memotivasi mahasiswa berinterak
Teknologi informasi dan komunikasi, termasuk internet dan media sosial, memiliki dampak positif dan negatif. Media sosial sering digunakan untuk menyebarkan konten negatif seperti pornografi dan ujaran kebencian. Guru harus memandu siswa untuk menggunakan internet dan media sosial secara bertanggung jawab dengan mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran, bukan dengan melarangnya.
Euforia BTS Meal Indonesia di Media Sosial Instagram dan Twitter Menyebabkan ...CloudyaPuspasari
BTS Meal merupakan produk kolaborasi McDonald’s dengan boyband asal Korea Selatan, BTS, yang pertama kali diluncurkan di Indonesia pada tanggal 9 Juni 2021. Semenjak adanya pengumuman terkait kolaborasi tersebut, antusiasme para ARMY yang merupakan penggemar dari BTS meningkat di media sosial, khususnya platform Instagram dan Twitter. Penelitian etnografi digital ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis praktik bersama yang dilakukan para ARMY dalam mengonsumsi produk BTS Meal.
Jurnal Fajar Setyaning Dwi Putra_Universitas Pendidikan IndonesiaFajar Setyaning
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh jejaring sosial Twitter sebagai media sosialisasi calon presiden 2014 terhadap preferensi pemilih pemula. Twitter banyak digunakan oleh generasi muda untuk mengetahui informasi mengenai calon presiden. Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa besar pengaruh Twitter terhadap preferensi pemilih pemula di kalangan pelajar SMA di Kota Bandung. Hasilnya menunjukkan bahwa Twitter berpengaruh besar terhadap prefer
Teks tersebut membahas peluang dan tantangan big data dalam penelitian ilmu sosial berdasarkan kajian literatur. Big data memberikan peluang seperti munculnya ilmu sosial komputasional, menjawab keterbatasan metode penelitian konvensional, dan menawarkan kerangka analisis baru. Namun demikian, ada tantangan seperti pemahaman data, isu metodologi dan teori, serta isu etika penelitian."
Similar to ACorrelationStudy_FOMOandSocialMediaUsageAmongIndianCollegeStudents1 id (1).pdf (20)
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
ACorrelationStudy_FOMOandSocialMediaUsageAmongIndianCollegeStudents1 id (1).pdf
1. Lihat diskusi, statistik, dan profil penulis untuk publikasi ini di: https://www.researchgate.net/publication/373398701
Sebuah Studi Korelasi: FOMO dan Penggunaan Media Sosial di Kalangan
Mahasiswa India
Pracetak - Agustus 2023
DOI: 10.13140/RG.2.2.11622.60486
KUTIPAN
0
MEMBACA
222
8 penulis, termasuk:
Vinod Rawal
Universitas Amity
2 PUBLIKASI 0 KUTIPAN
Aarya Kumavat
Universitas Amity, Mumbai
1 PUBLIKASI 0 KUTIPAN
Esha Khan
Universitas Amity
1 PUBLIKASI 0 KUTIPAN
Ritesh Kumar Jaiswar
Amity University
1 PUBLIKASI 0 KUTIPAN
LIHAT PROFIL LIHAT PROFIL
LIHAT PROFIL LIHAT PROFIL
Subscribe to DeepL Pro to translate larger documents.
Visit www.DeepL.com/pro for more information.
2. Semua konten yang mengikuti halaman ini diunggah oleh Vinod Rawal pada 26 Agustus 2023.
Pengguna telah meminta peningkatan file yang diunduh.
3. Sebuah Studi Korelasi: FOMO dan Penggunaan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa
India
1
Sebuah Studi Korelasi: FOMO dan Penggunaan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa
India Vinod T. Rawal, Aarya S. Kumavat, Esha Khan, Bhumi Panwar, Ritesh K. Jaiswar,
Aananaya Singh, Mitanshu Mohite, Monisha T. Bej
Amity Institute of Behavioural and Allied Science, Amity University, Mumbai
Aanishka Agrawal
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki korelasi antara penggunaan media sosial dan Fear of
Missing Out (FOMO) di kalangan mahasiswa. Sebuah populasi yang nyaman terdiri dari 94
peserta dari berbagai universitas yang berbeda diperoleh, dengan subset dari 54 peserta dari
Amity University Mumbai. Para partisipan, yang berusia antara 18 dan 26 tahun, mengisi
formulir Google yang berisi pertanyaan demografis, skala FOMO yang diadaptasi dari
Przybylski (2013), dan skala penggunaan media sosial. Data dianalisis menggunakan uji chi-
square untuk menguji hubungan antara FOMO dan penggunaan media sosial. Hasilnya
menunjukkan tidak ada korelasi yang signifikan antara FOMO dan penggunaan media sosial,
yang menunjukkan independensi antara variabel-variabel tersebut. Namun, beberapa
keterbatasan, termasuk ukuran sampel yang kecil, waktu dan bias respon, penggunaan
uji non-parametrik, dan masalah dalam pengumpulan data dan kriteria inklusi/eksklusi,
membatasi kemampuan generalisasi temuan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
mengeksplorasi hubungan antara penggunaan media sosial dan FOMO pada populasi India.
4. Sebuah Studi Korelasi: FOMO dan Penggunaan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa
India
2
Kata kunci: FoMO, Situs Jejaring Sosial, teori penentuan nasib sendiri, pelajar, media
sosial bermasalah
5. Sebuah Studi Korelasi: FOMO dan Penggunaan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa
India
3
Sebuah studi korelasional antara penggunaan media sosial dan FoMO pada
mahasiswa Pengantar
Munculnya media sosial telah membawa transformasi yang signifikan dalam bidang
komunikasi interpersonal belakangan ini. Media sosial telah memperkenalkan jalan baru bagi
individu untuk terhubung satu sama lain, memfasilitasi komunikasi yang berkesinambungan dan
timbal balik tanpa memandang batasan geografis atau waktu. Namun, di samping kemajuan
positif ini, adopsi metode komunikasi sosial yang khas juga telah memunculkan berbagai
dampak buruk. Dalam konteks ini, komunitas virtual beroperasi dengan modalitas yang berbeda
dibandingkan dengan komunikasi tradisional, yang membuat individu merasakan adanya
seperangkat standar interaksi yang baru (Alrobai, 2006).
Namun demikian, penggunaan platform media sosial yang berlebihan dapat berpotensi
menimbulkan rasa takut ketinggalan (fear of missing out/FOMO), seperti yang dibahas oleh
Przybylski dkk. (2013). FOMO telah diidentifikasi sebagai salah satu konsekuensi utama dari
keterlibatan dengan media sosial, yang berdampak pada kesejahteraan psikologis individu
(Przybylski et al., 2013; O'Connell, 2020).
Takut Ketinggalan (Fear of Missing Out/FoMO)
Ketakutan akan ketinggalan (FoMO) adalah pengalaman yang tidak diinginkan yang
muncul dalam konteks penggunaan media sosial. FoMO didefinisikan sebagai "ketakutan yang
meresap bahwa orang lain mungkin memiliki pengalaman yang bermanfaat yang tidak dimiliki
oleh seseorang" (Przybylski et al., 2013). Ketika pengguna media sosial mendapati diri mereka
sedang offline atau tidak dapat berinteraksi dan terlibat dengan orang lain sesuai dengan yang
diinginkan, mereka sering kali mengalami rasa khawatir akan kesempatan yang terlewatkan
(Alutaybi et al., 2019).
6. Sebuah Studi Korelasi: FOMO dan Penggunaan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa
India
4
Para peneliti telah mulai mengeksplorasi efek berbahaya dari FoMO pada pengguna
media sosial. FoMO merupakan bentuk paling umum dari keterikatan media sosial yang
bermasalah dan telah dikaitkan dengan berbagai peristiwa dan emosi yang tidak menyenangkan
dalam hidup, termasuk kurang tidur, berkurangnya keterampilan hidup, stres emosional, dampak
yang merugikan pada kesehatan fisik, peningkatan kecemasan, dan kurangnya kontrol
emosional (Cham, 2019).
Situs Jejaring Sosial
Media sosial (SM) sering digunakan secara bergantian dengan istilah situs jejaring sosial
(SNS) (Guadagno, Jones, Kimbrough & Mattu, 2016, sebagaimana dikutip dalam O'Connell,
2020). Istilah ini secara luas mengacu pada platform online atau digital yang dirancang untuk
komunikasi, berbagi informasi, kolaborasi dalam proyek atau isu, mengekspresikan pikiran dan
ide, dan, secara umum, mengembangkan hubungan (McFarland & Ployhart, 2015, sebagaimana
dikutip dalam O'Connell, 2020, hlm. 86).
Pengaruh FoMO terhadap penggunaan media sosial, terutama di kalangan anak muda,
telah diakui dalam penelitian. Dilaporkan bahwa penggunaan media sosial oleh individu muda
telah meningkat karena FoMO, karena mereka berusaha untuk tetap terhubung dan menghindari
rasa takut ketinggalan (Alt, 2017). Selain itu, FoMO telah dikaitkan dengan kecanduan media
sosial dan keterlibatan disfungsional dengan platform jejaring sosial (Oberst et al., 2016).
Latar Belakang Teoritis
Teori penentuan nasib sendiri (self-determination theory atau SDT) tampaknya berguna
dalam mempelajari FoMO, karena teori ini menyajikan kebutuhan individu, termasuk otonomi,
kompetensi, dan keterkaitan. Menurut Li dkk. (2022) dan Przybylski dkk. (2013), teori ini dapat
membantu menjelaskan motif di balik penggunaan situs jejaring sosial (SNS) di kalangan remaja
dan dewasa muda yang terlibat dalam kegiatan seperti berbagi foto, blogging, berbagi meme di
internet, dan berbagi catatan akademik.
7. Sebuah Studi Korelasi: FOMO dan Penggunaan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa
India
5
Lebih lanjut, Przybylski dkk. (2013) menegaskan bahwa hubungan antara kebutuhan dasar dan
keterlibatan media sosial (SNS) dapat dihubungkan secara tidak langsung melalui FoMO.
Studi Sekarang
Di India, platform media sosial telah menjadi bagian integral dari metode komunikasi
modern, yang berfungsi sebagai perpanjangan dari sarana interaksi tradisional (Manjunatha,
2013). Hal ini terutama terlihat jelas di kalangan pengguna digital asli, termasuk mahasiswa
India, yang memiliki kesadaran sosial yang kuat meskipun mereka tidak terlalu melek teknologi
(Manjunatha, 2013). Popularitas situs jejaring sosial di India sangat luar biasa, dengan basis
pengguna lebih dari 467 juta orang (Kemp, 2023). Para pengguna ini menghabiskan banyak
waktu untuk berinteraksi dengan SNS, rata-rata lebih dari 1,4 jam per hari (Basuroy, n.d.).
Meskipun penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Przybylski dkk. (2013) dan
O'Connell (2020) telah berkontribusi pada pemahaman kita tentang FOMO, penelitian-penelitian
ini terutama berfokus pada populasi Barat, sehingga menyisakan kesenjangan dalam literatur
mengenai populasi Asia. Selain itu, Przybylski dkk. (2013) melaporkan tingkat FOMO yang
lebih tinggi di antara laki-laki, sementara penelitian terbaru tentang populasi Asia, seperti yang
dilakukan oleh Li dkk. (2020), menunjukkan hal yang sebaliknya. Selain itu, penelitian telah
mengindikasikan bahwa penggunaan SNS yang berlebihan dikaitkan dengan gejala tekanan
psikologis di kalangan orang dewasa muda di India (Meena et al., 2015), dan konteks global
(Kuss & Griffiths, 2017; Blackwell et al., 2017; Casale et al., 2018, sebagaimana dikutip dalam
Li et al., 2020). Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi korelasi antara
FOMO dan SNS di kalangan mahasiswa India.
Pengembangan Hipotesis
Penelitian sebelumnya telah menyoroti bahwa individu yang mengalami kepuasan
kebutuhan psikologis yang rendah (Przybylski et al., 2013; Oberst et al., 2016) dan terlibat
dalam penggunaan media sosial lebih mungkin mengalami fear of missing out (FoMO). Selain
itu, meta-analisis telah
8. Sebuah Studi Korelasi: FOMO dan Penggunaan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa
India
6
menunjukkan korelasi positif antara FoMO dan penggunaan situs jejaring sosial (SNS) dan
penggunaan SNS yang bermasalah (Fioravanti et al., 2021; Zhang, Li & Yu, 2021, sebagaimana
dikutip dalam Li et al., 2022). Selain itu, penelitian telah menemukan korelasi positif antara
FoMO dan kecanduan ponsel pintar (O'Connell, 2020) serta antara FoMO dan penggunaan SNS
di kalangan mahasiswa (Li et al., 2022).
Berdasarkan literatur yang ada, dua hipotesis dirumuskan untuk menyelidiki hubungan
antara penggunaan SNS dan pengalaman FoMO. Hipotesis pertama adalah hipotesis nol, yang
mengasumsikan tidak ada korelasi antara penggunaan SNS dan FoMO:
H0: Pengalaman FoMO tidak bergantung pada penggunaan SNS.
Hipotesis kedua adalah hipotesis alternatif, yang menyatakan adanya korelasi positif
antara penggunaan SNS dan pengalaman FoMO:
H1: Pengalaman FoMO bergantung pada penggunaan SNS.
Dengan menguji hipotesis tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti
empiris mengenai hubungan antara penggunaan SNS dan FoMO di kalangan mahasiswa India.
Bahan dan Metode
Peserta
Para peserta penelitian ini adalah mahasiswa dari berbagai institusi.
Namun, analisis dan evaluasi difokuskan secara khusus pada sebagian peserta dari Amity
University Mumbai. Kriteria inklusi menetapkan bahwa partisipan haruslah mahasiswa yang
berusia antara 18 hingga 26 tahun. Sebanyak 94 tanggapan dikumpulkan dari berbagai
universitas, dan kemudian, 54 tanggapan diidentifikasi sebagai milik mahasiswa dari Amity
University Mumbai.
9. Sebuah Studi Korelasi: FOMO dan Penggunaan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa
India
7
Tindakan
Dua skala digunakan untuk menilai variabel-variabel yang diminati: Fear of Missing Out
(FOMO) dan penggunaan media sosial. Skala FOMO terdiri dari sepuluh item yang diadaptasi
dari skala yang dikembangkan oleh Przybylski (2013). Item-item ini seperti "Saya takut orang
lain memiliki lebih banyak
pengalaman yang lebih baik daripada saya," "Saya khawatir teman-teman saya memiliki
pengalaman yang lebih berharga daripada saya," "Saya khawatir setelah mengetahui teman-
teman saya bersenang-senang tanpa saya."
Skala penggunaan media sosial terdiri dari lima item yang dirancang untuk menilai
berbagai aspek keterlibatan media sosial. Contoh item dari skala ini termasuk, "Seberapa sering
Anda berpikir tentang media sosial meskipun Anda tidak menggunakannya?", "Seberapa sering
Anda menghabiskan
lebih banyak waktu di media sosial daripada yang Anda inginkan?" "Seberapa sering Anda
merasa perlu untuk segera memeriksa media sosial Anda?"
Prosedur
Untuk mengumpulkan data, formulir Google dibuat yang berisi pertanyaan demografis,
item skala FOMO, dan item skala penggunaan media sosial. Formulir tersebut kemudian
didistribusikan kepada mahasiswa melalui saluran yang sesuai, untuk memastikan kepatuhan
terhadap kriteria inklusi dan eksklusi yang ditentukan untuk penelitian ini. Para peserta
diberikan informasi tentang tujuan penelitian, kerahasiaan tanggapan mereka, dan sifat sukarela
dari partisipasi mereka. Mereka diminta untuk mengisi formulir dengan jujur dan sebaik
mungkin. Para peneliti memperoleh persetujuan dari para peserta sebelum melanjutkan
pengumpulan data.
10. Sebuah Studi Korelasi: FOMO dan Penggunaan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa
India
8
Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience
sampling. Peserta dipilih berdasarkan aksesibilitas dan ketersediaan mereka. Para peneliti
mengumpulkan tanggapan dari sekelompok mahasiswa, dengan fokus khusus pada mahasiswa
dari Amity University Mumbai yang memenuhi kriteria inklusi yang telah ditentukan.
Pendekatan pengambilan sampel ini dipilih karena pertimbangan praktis dan kemudahan
perekrutan dari populasi target.
Analisis Data
Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji chi-square.
Hasil
Analisis chi-square digunakan untuk menguji hubungan antara FOMO dan variabel penggunaan
media sosial. Statistik chi-square dan koefisien kontingensi yang dihasilkan dihitung untuk
menilai signifikansi dan kekuatan hubungan antara variabel.
Pertimbangan Etis
Penelitian ini mengikuti pedoman etika dan memperoleh persetujuan dari para peserta.
Kerahasiaan dan anonimitas dijaga selama proses pengumpulan data.
Hasil
Pemberian skala FoMO secara online menghasilkan data skor. Usia rata-rata sampel
adalah 19,04 tahun. Skor rata-rata adalah 13.66 untuk penggunaan SNS dan 25.62 untuk FoMO.
Karena adanya pencilan (Grafik 1) dan penerapan pengambilan sampel yang mudah,
generalisasi penelitian ini menjadi terbatas. Baik FoMO dan Penggunaan Media Sosial diukur pada
tingkat ordinal. Tidak ada kolinearitas (Grafik 1), dan variabel-variabel dikategorikan sebagai
rendah, sedang, dan tinggi untuk analisis chi-square selanjutnya.
11. Sebuah Studi Korelasi: FOMO dan Penggunaan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa
India
9
Uji chi-square, yang dipilih karena sesuai dengan kriteria dan asumsi penelitian,
menghasilkan statistik 4,55, disertai dengan koefisien kontingensi 0,26. Pada tingkat signifikansi
0,05 dan 0,01, hipotesis nol (Ho) diterima, karena nilai chi-square yang dihitung berada di
bawah nilai kritis (9,48 dan 13,7). Hasil ini mengarah pada kesimpulan bahwa tidak ada korelasi
antara FoMO dan penggunaan media sosial, yang menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut
tidak bergantung satu sama lain.
Grafik 1
Tabel 1
Fo Fe Fo-Fe (Fo-Fe)^2 (Fo-Fe) ^ 2/Fe
4 2.5 1.5 2.25 0.9
9 7.5 1.5 2.25 0.3
2 5 -3 9 1.8
5 5 0 0 0
14 15 -1 1 0.06666666667
12. Sebuah Studi Korelasi: FOMO dan Penggunaan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa
India
10
11 10 1 1 0.1
0 0 0 0 0
4 4.5 -0.5 0.25 0.05555555556
5 3 2 4 1.333333333
Diskusi
Berdasarkan statistik chi-square yang diperoleh dan nilai kritis, hipotesis nol (Ho)
diterima pada tingkat signifikansi 0,05 dan 0,01. Hal ini mengimplikasikan bahwa tidak ada
bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan atau korelasi
antara FOMO dan penggunaan media sosial dalam populasi yang diteliti. Koefisien kontingensi
sebesar 0,26 menunjukkan hubungan yang relatif lemah antara kedua variabel.
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa FOMO dan penggunaan media sosial
tidak bergantung satu sama lain. Dengan kata lain, tingkat FOMO seseorang tampaknya tidak
dipengaruhi oleh penggunaan media sosial mereka, dan sebaliknya.
Hasil ini mungkin memiliki beberapa implikasi. Pertama, hal ini menyiratkan bahwa
FOMO tidak hanya didorong oleh keterlibatan di media sosial, tetapi juga dapat dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain seperti ciri-ciri kepribadian, interaksi sosial, atau pengalaman pribadi
(O'Connell, 2020). Demikian pula, pola penggunaan media sosial dapat didorong oleh faktor-
faktor yang tidak terkait dengan FOMO, seperti pencarian informasi, hiburan, atau jaringan
profesional.
Perlu dicatat bahwa analisis ini didasarkan pada sampel tertentu dengan ukuran N=54.
Oleh karena itu, perlu kehati-hatian dalam menggeneralisasi temuan ini ke populasi yang lebih
besar atau kelompok demografis yang berbeda. Penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih
beragam dan representatif akan bermanfaat untuk memvalidasi temuan ini.
13. Sebuah Studi Korelasi: FOMO dan Penggunaan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa
India
11
Keterbatasan
Meskipun hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
FOMO dan penggunaan media sosial, sangat penting untuk mempertimbangkan keterbatasan
yang dapat mempengaruhi validitas dan generalisasi temuan ini. Salah satu keterbatasan penting
dari penelitian ini adalah ukuran sampel yang kecil, yaitu N=54. Sampel yang lebih kecil
mengurangi kekuatan statistik dari analisis dan membatasi generalisasi hasil untuk populasi
yang lebih besar. Temuan ini mungkin tidak secara akurat mewakili hubungan antara FOMO
dan penggunaan media sosial di antara individu yang lebih luas.
Waktu pengumpulan data juga menjadi kendala. Survei ini dilaksanakan pada saat
populasi target sedang sibuk dengan tugas akhir semester. Waktu ini mungkin telah
menimbulkan bias respons, karena peserta yang berada di bawah tekanan akademis yang tinggi
mungkin cenderung tidak merespons. Akibatnya, sampel yang diperoleh mungkin tidak
sepenuhnya mewakili karakteristik dan sikap populasi target terhadap FOMO dan penggunaan
media sosial.
Uji non parametrik dan outlier adalah satu lagi keterbatasan yang dihadapi. Keputusan
untuk menggunakan uji non-parametrik (chi-square) dan bukan uji parametrik menimbulkan
kekhawatiran tentang ketahanan dan generalisasi hasil. Jika sampel mengandung banyak
pencilan, maka
analisis chi-square dapat terpengaruh, sehingga mengurangi kemampuan untuk menarik
kesimpulan yang akurat tentang hubungan antara FOMO dan penggunaan media sosial pada
populasi yang lebih luas.
Penelitian ini menghadapi tantangan terkait pengumpulan data, terutama dalam hal
kriteria inklusi dan eksklusi yang digunakan untuk memilih responden dari populasi mahasiswa.
Masalah-masalah ini mungkin telah menimbulkan bias pengambilan sampel, yang berpotensi
mempengaruhi keterwakilan sampel dan, akibatnya, kemampuan generalisasi hasil.
14. Sebuah Studi Korelasi: FOMO dan Penggunaan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa
India
12
Implikasi untuk Arahan Lebih Lanjut
Dengan mempertimbangkan keterbatasan yang disebutkan di atas, kehati-hatian harus
dilakukan ketika menafsirkan dan menerapkan temuan penelitian ini. Hasil penelitian ini tidak
dapat langsung digeneralisasi ke populasi yang lebih luas atau dianggap sebagai bukti konklusif
tentang tidak adanya korelasi antara FOMO dan penggunaan media sosial.
Selain itu, hasil penelitian saat ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh O'Connell (2020), Przybylski dkk. (2013), dan Li dkk. (2022), yang telah
mengidentifikasi hubungan antara FOMO dan penggunaan media sosial. Perbedaan ini
menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut, terutama dalam populasi India, untuk lebih
memahami hubungan tersebut dan memberikan wawasan yang lebih komprehensif dan akurat.
Penelitian-penelitian di masa depan harus mengatasi keterbatasan yang diuraikan di atas
dengan menggunakan sampel yang lebih besar dan lebih beragam yang dapat mewakili populasi
target dengan lebih baik. Selain itu, penggunaan tes parametrik dapat meningkatkan ketahanan
statistik dan akurasi temuan. Para peneliti juga harus mempertimbangkan untuk
menyempurnakan metode pengumpulan data dan kriteria inklusi/eksklusi untuk meminimalkan
bias dan meningkatkan keterwakilan sampel.
Kesimpulan
Kesimpulannya, hasil analisis chi-square yang dilakukan pada ukuran sampel N=54
menunjukkan tidak ada korelasi yang signifikan antara FOMO dan penggunaan media sosial,
yang menunjukkan bahwa variabel-variabel ini independen satu sama lain. Namun, penting
untuk mengakui keterbatasan yang terkait dengan penelitian ini, termasuk ukuran sampel yang
kecil dan tidak representatif, waktu dan bias respons, penggunaan tes non-parametrik, dan
masalah dengan pengumpulan data dan kriteria inklusi / eksklusi. Penelitian lebih lanjut dengan
metodologi yang lebih baik dan sampel yang lebih besar dan lebih banyak
15. Sebuah Studi Korelasi: FOMO dan Penggunaan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa
India
13
Sampel yang beragam diperlukan untuk memvalidasi dan memperluas temuan ini, terutama
dalam populasi India.
Referensi
Alt, D. (2017). Keterlibatan media sosial siswa dan rasa takut ketinggalan (FoMO) di kelas
yang beragam. Journal of Computing in Higher Education, 29(2), 388-410.
https://doi.org/10.1007/s12528-017-9149-x
Alutaybi, A., Arden-Close, E., McAlaney, J., Stefanidis, A., Phalp, K., & Ali, R. (2019,
Oktober). Bagaimana desain jejaring sosial dapat memicu rasa takut ketinggalan?
Konferensi Internasional IEEE 2019 tentang Sistem, Manusia, dan Sibernetika (SMC).
http://dx.doi.org/10.1109/smc.2019.8914672
Basuroy, T. (n.d.). India: Konsumsi digital harian berdasarkan jenis 2022. Statista. Diperoleh
pada 12 Mei 2023, dari https://www.statista.com/statistics/1153980/daily-digtial-
consumption-india/
Kemp, S. (2023, Februari 13). Digital 2023: India - datareportal - wawasan digital global.
DataReportal - Wawasan Digital Global.
https://datareportal.com/reports/digital-2023-india
Li, L., Niu, Z., Mei, S., & Griffiths, MD (2022). Pendekatan analisis jaringan terhadap hubungan
antara rasa takut ketinggalan (FoMO), kecanduan ponsel pintar, dan penggunaan situs
jejaring sosial di antara sampel mahasiswa Cina. Komputer dalam Perilaku Manusia,
128, 107086. https://doi.org/10.1016/j.chb.2021.107086
Manjunatha, S. (2013). Penggunaan situs jejaring sosial di kalangan mahasiswa di India.
Jurnal Penelitian Internasional Ilmu Sosial, 2(5), 15-21.
Meena, PS, Soni, R., Jain, M., & Paliwal, S. (2015). Kecanduan situs jejaring sosial dan
masalah psikologis terkait di kalangan orang dewasa muda: Sebuah studi dari India
Utara. Sri
16. Sebuah Studi Korelasi: FOMO dan Penggunaan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa
India
14
Lanka Journal of Psychiatry, 6(1), 14. https://doi.org/10.4038/sljpsyc.v6i1.8055
Oberst, U., Wegmann, E., Stodt, B., Brand, M., & Chamarro, A. (2016). Konsekuensi negatif
dari jejaring sosial yang berat pada remaja: Peran mediasi rasa takut ketinggalan.
Journal of Adolescence, 55(1), 51-60. https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2016.12.008
O'Connell, C. (2020). Bagaimana FOMO (Fear of Missing Out), Smartphone, dan Media
Sosial Dapat Mempengaruhi Mahasiswa di Timur Tengah. Jurnal Psikologi Amerika
Utara, 22(1).
Przybylski, A. K., Murayama, K., DeHaan, C. R., & Gladwell, V. (2013). Korelasi motivasi,
emosi, dan perilaku dari rasa takut ketinggalan. Komputer dalam Perilaku Manusia,
29(4), 1841-1848. https://doi.org/10.1016/j.chb.2013.02.014