SlideShare a Scribd company logo
Isolasi dan Purifikasi Enzim
令和5年1月4日 1
Tujuan isolasi dan purifikasi enzim
 Mempelajari fungsi enzim/protein
 Menentukan sekuens asam amino
 Mempelajari struktur enzim/protein
令和5年1月4日 2
Pemurnian protein
1. kelarutan,
2. ukuran,
3. muatan,
4. binding specificity (affinity),
5. sifat hidrofobik/hidrofilik
令和5年1月4日 3
令和5年1月4日
4
Sel
Osmosis Freeze/Thaw
French press Grinding glass
beads Sonication (bakteri)
Sentrifugasi
Supernatant
Pelet
Debris sel Protein terlarut
Isolasi protein
Isolasi enzim dari sel
Inhibitor protease:inaktivasi protease
yang dibebaskan selama lilis sel
Nama Jenis inhibitor Target protease
PMSF
(Phenylmethylsulfonyl
fluoride)
Irreeversible Ser (+Cys) protease: terikat pada pusat
aktif Ser/Cys
Benzamidine Reversible Ser dan Cys protease: inhibitor kompetitif
EDTA Reversible Metalo enzim: chelate metals
Pestatin (pentapeptida +
gugus organik)
Reversible Asp’acidic’ protease: inhibitor kompetitif
(target: pepsin, HIV protease)
Aprotinin (58-mer
peptida)
Reversible Serin protease, esterase: inhibitor
kompetitif (target: tripsin, kimotripsin,
plasmin)
Leupeptin (Ac-leu-leu-
Arg)
Reversible Ser dan Cys protease: inhibitor kompetitif
令和5年1月4日 5
Berdasarkan fungsi hayatinya, ada
dua jenis enzim
 Enzim intraselluler
 Enzim ekstraselluler (lebih mudah diisolasi)
令和5年1月4日 6
Enzim ekstraseluler
 Tidak memerlukan proses pemecahan dinding sel
 Contoh : papain, tripsin
 Dipisahkan berdasarkan sifat fisik dan
kimiawinya.
 Cara pemisahan dari sel : dengan penyaringan
 Enzim yang masih melekat pada dinding sel atau
sisa polimer substrat dipisahkan dengna
menggunakan senyawa yang dapat melepaskan
interaksi ini, misalnya : Triton X100, sodium lauril
sulfat, tween 80.
令和5年1月4日 7
Enzim Intraseluler
 Harus melalui pemecahan sel
 Stabilitas struktur sel harus tetap dijaga
dengan cara : pemilihan jenis buffer dan
lingkungan media ekstraksi yang sesuai,
menjaga suhu ekstraksi, mencegah
kontaminasi logam dsb.
 Sering terkontaminasi oleh protein
intraseluler.
令和5年1月4日 8
Enzim mikrobial
 Proses frementasi harus dihentikan sebelum
enzim diekstraksi dan diisolasi untuk mencegah
kemungkinan kontaminasi mikroba.
 Kadang-kadang digunakan sel yang inaktif (sel
mati atau dorman) yang mengandung enzim
imobil
 Tidak ada tahap pemisahan dan/atau
pemurnian
 Mengurangi biaya
令和5年1月4日 9
Enzim dan sumbernya
 Protease: strain yang dapat menghasilkan
enzim dalam jumlah berlebih : Bacillus,
Aspergillus, Rhizopus, dan Mucor.
 Pektinase: Aspergillus niger.
 Laktase: Yeast dan Aspergillus.
 Lipase: Strain tertentu dari yeast dan fungi.
 Glukosa isomerase: Flavobecterium
arborescensatau Bacillus coagulans
令和5年1月4日 10
Isolasi enzim intraseluler
 Merupakan proses pelepasan enzim dari sel
 Isolasi enzim dari tumbuhan memiliki tingkat kesulitan yang
tinggi, karena:
 Dinding selnya keras
 Cenderung menimbun zat-zat racun dalam vakuole (misal
fenol), sehingga ketika dinding pecah, racun dan enzim akan
bercampur dan berinteraksi.
 Cara mengatasi:
 Ditambahkan zat pereduksi, seperti β- merkaptoetanol,
askorbat, atau tioglikolat
 Menggunakan tanaman muda
令和5年1月4日 11
Faktor-faktor yang dapat merusak
enzim selama pemecahan enzim
Heat Metode mekanis menggunakan energi yang akan menghasilkan panas merusak enzim.
Adanya substrat, analog substrat atau poliol dapat membantu stabilitas enzim.
Shear Gaya geser diperlukan untuk memecah sel dan dapat merusak enzim khususnya jika
terdapat ion logam berat dan/atau udara
Proteases Pemecahan sel akan meneyebabkan degradasi enzim sehingga aktivitasnya menurun.
Dapat dkurangi dengan meningkatkan kecepatan dan mendinginkannya sesegera
mungkin dapat diperbaiki dengan adanya substrat alternatif yang berlebihan (misal
protein yang murah) atau inhibitor bagi media ekstraksi
pH Digunakan larutan
Chemical Beberapa enzim dapat mengalami perubahan konformasi karena adanya deterjen
dan/atau pelarut. dapat diatasi dengan penggunaan adsorben midal polivinil pirolidon,
dan penggunaan asam askorbat untuk mengurangi aktivitas polifenol oksidase
Oxidation Diperlukan bahan pereduksi (misal ascorbic acid, merkaptoetanol dan ditiotreitol
Foaming Interfase gas- pada fase gas-liquid yang terdapat pada foam, dapat merusak enzim
Heavy-metal
toxicity
toxicity Contoh : Fe, Cu yang mungkin berasal dari peralatan untuk proses hidrogenase
令和5年1月4日 12
Pemecahan sel secara fisik
 Mutlak diperlukan untuk penghancuran sel
tumbuhan
 Ditambahkan buffer atau cairan untuk
mempermudah proses ekstraksi
 Perlakuan pembekuan dan pencairan sel
secara cepat dan cold shock dapat
merusak sel mikroba disebabkan
pembentukan kristal es
令和5年1月4日 13
Metode pemecahan sel secara fisik
 Homogenizer
 Biasa digunakan untuk memecah dinding sel
jaringan hewan dan tumbuhan.
 Cara ini kurang baik untuk sel mikroba karena
dinding selnya lebih keras.
 Untuk membantu proses pemecahan
digunakan : bubuk alumina, pasir atau silika
令和5年1月4日 14
Metode pemecahan sel secara fisik
 Homogenizer (Lanjutan)
 Untuk preparat kecil digunakan mortar dan
penumbuk
 Untuk skala besar digunakan homogenizer atau
penggiling bertekanan ditambah bubuk metal
sebagai pemecah
 Sel dibasahi dengan buffer untuk mempermudah
pemecahan
 Dapat ditambah dengan proses agitasi
 Letak enzim di dalam sel mempengaruhi waktu
pemecahan
令和5年1月4日 15
Metode pemecahan sel secara fisik
 Pembekuan dan Pencairan
 Jika pasta sel didinginkan pada -20oC, maka ia
akan mengalami perusakan dinding sel akibat
anomali air (volume membesar ketika air
membeku).
 Sekitar 50% protein periplasma akan dilepaskan
ke dalam medium, tapi hanya ±10% protein
terlarut total.
 Bila enzim dapat dilepaskan dengan cara ini,
umumnya enzim tersebut memiliki derajat
kemurnian yang tinggi.
令和5年1月4日 16
Metode pemecahan sel secara fisik
 Pembekuan dan pencairan (Lanjutan)
 Senyawa kriopektan (laktosa, dekstran, rafinosa,
gliserol) yang digunakan pada proses pembekuan
akan menghambat pemecahan sel
 Sel yang sudah tua lebih mudah dipecah daripada
sel muda
 Bakteri gram negatif lebih mudah dipecah daripada
gram positif
令和5年1月4日 17
Metode pemecahan sel secara fisik
 Kejutan osmosis
 Bakteri Gram negatif lebih rentan terhadap
perubahan tekanan osmosa yang besar
dibandingkan bakteri Gram positif.
 Bila bakteri diletakkan dalam media dengan
tekanan osmosa tinggi (mis. larutan sukrosa20%)
sampai dicapai keadaan setimbang, kemudian
dipindahkan ke dalam air, maka akan timbul aliran
air dari media ke dalam sel, sehingga akan
menyebabkan pecahnya dinding sel.
令和5年1月4日 18
Metode pemecahan sel secara fisik
 Sonifikasi
 Sel dalam media cair diberi getaran di atas
frekuensi batas pendengaran manusia (>
20kHz, ultrasonik)
 Getaran ini menimbulkan perapatan dan
perenggangan yang menimbulkan perubahan
periodik tekanan dalam cairan medium dan
plasma sel
令和5年1月4日 19
Metode pemecahan sel secara fisik
 Agitasi dengan abrasi
 Pasta ditempatkan pada wadah yang
mengandung butir-butir gelas dan digetarkan
dengan cepat. Timbulnya gaya gesek akibat
gradien kecepatan oleh tumbukan antar
butiran dan antara butiran dengan
mikroorganisme menyebabkan pecahnya sel.
令和5年1月4日 20
Ekstraksi secara kimia
 Detergent
 Detergent-detergent anionik, kationik, dan
nonionik cukup efektif untuk merusak
membran sel.
 Contoh detergent yang sering digunakan untuk
isolasi enzim a.l: setiltrimetil amonium bromida
(kationik), natrium lauril sulfat (anionik),
tweens,spans dan triton (non-ionik)
令和5年1月4日 21
Ekstraksi secara kimia
 Pada kondisi pH dan kekuatan ion yang sesuai,
detergent akan berinteraksi dengan lipoprotein
untuk membentuk misel. Akibatnya lipoprotein
yang merupakan konstituen membran dapat larut
dan enzim dapat dikeluarkan.
 Pemilihan dan penggunaan detergent ini harus
cukup selektif, karena beberapa enzim dapat
menjadi tak aktif akibat denaturasi protein dan
pengendapan oleh detergen.
 Umumnya detergent harus segera dipisahkan
sebelum enzim hasil isolasi digunakan.
令和5年1月4日 22
Ekstraksi secara kimia
 Enzim litik
 Pemecahan dinding sel dengan cara ini merupakan
cara yang paling efektif.
 Enzim litik yang umum digunakan adalah lisozim yang
diperoleh dari putih telur.
 Enzim ini memecah ikatan -1,4 glikosida dari
polisakarida (asam muramat) penyusun dinding sel.
 Dinding sel bakteri gram positif lebih banyak
mengandung polisakarida dibandingkan dengan bakteri
gram negatif, sehingga penggunaan enzim litik lebih
efektif untuk memecah dinding sel bakteri gram positif.
令和5年1月4日 23
Ekstraksi secara kimia
 EDTA perlu ditambahkan pada media sebelum
enzim ini digunakan untuk memecah dinding sel
bakteri gram negatif, untuk mengikat ion-ion
divalen yang dapat menginaktifkan enzim ini.
 Enzim lisozim sudah digunakan secara komersial
pada ekstraksi enzim glukosa isomerase dari
Streptomyces sp.
 Jenis enzim lain: papain mudah dikendalikan
dan bersifat selektif
令和5年1月4日 24
 Alkali
 Penempatan sel pada medium dengan pH 11
–12,5 selama 20 menit menyebabkan
pecahnya dinding sel.
 Penggunaan cara ini hanya berhasil
diterapkan untuk enzim- enzim yang stabil
pada pH tinggi.
令和5年1月4日 25
Pemurnian awal larutan enzim
 Impurities pada enzim intraseluler : protein, asam
nukleat (DNA), metabolit, senyawa-senyawa yang
diperlukan untuk media, dan lain-lain.
 Impurities pada enzim ekstraseluler : sel
penghasilnya dan senyawa-senyawa lain yang
terdapat dalam media. Perlu pemurnian untuk
keamanan (virus, DNA rekombinan), atau alasan
fungsional (jika impurities mengganggu proses
katalisis) pemurnian : klarifikasi dan presipitasi,
sentrifugasi, filtrasi.
令和5年1月4日 26
Klarifikasi dan presipitasi
 Klarifikasi : proses pemisahan partikel non enzim
yang tercampur dengan enzim dengan cara
pengendapan tanpa menggumpalkan enzim
 Partikel non enzim berasal dari penambahan
buffer, air atau cairan fisiologis pada proses
pemecahan dinding sel, atau molekul-molekul
kompleks yang berikatan dengan enzim
 struktur koloid cairan
令和5年1月4日 27
Klarifikasi dan presipitasi
 Ditambahkan senyawa penggumpal:
 Amonium fosfat
 Asam askorbat
 Garam-garam kalsium
 Serat selulose
 Sistein
 Tanah diatom
 Gelatin
 Asam fosfat
令和5年1月4日 28
Klarifikasi dan presipitasi
 Ditambahkan senyawa penggumpal:
 Amonium fosfat
 Garam Na-pospat
 Na-sulfat
 Na-sitrat
 Senyawa penggumpal dalam pemurnian air
(polielektrolit seperti poliamin) menggumpalkan
struktur koloid cairan
令和5年1月4日 29
Klarifikasi dan presipitasi...
 Dapat ditambahkan bahan pengawet pada tingkat yang
aman untuk dikonsumsi, misal : fenol, amonium kuartener
dan florida.
 Enzim hasil klarifikasi dapat dijual sebagai cairan enzim
komersial.
 Konsentrasi senyawa penggumpal harus tepat, agar enzim
tidak ikut menggumpal
 Garam amonium sulfat pada konsentrasi tinggi
menyebabkan salting out protein termasuk enzim.
 Enzim hasil klarifikasi digumpalkan terlebih dahulu
sebelum dikeringkan dengan menggunakan sebyawa
penggumpal protein disebut PRESIPITASI
令和5年1月4日 30
Presipitasi......
 Dapat dilakukan dengan 2 metode kimiawi: 1.
Menggunakan pelarut organik 2. Menggunakan gram
 Enzim memiliki asam amino polar pe(+)an pelarut
organik akan menurunkan konstanta dielektrik dan
media menjadi kurang cocok untuk permukaan enzim
yang polar adanya residu asam amino hidrofobik
yang terikat secara longgar pada molekul enzim dapat
menyebabkan pelipatan molekul baru dan menjadi
tidak aktif dapat terjadi proses inaktivasi enzim,
dan dapat menyebabkan denaturasi pada suhu tinggi
令和5年1月4日 31
 Fraksinasi dengan pelarut organik dilakukan apda
suhu rendah (<0oC)
 Presipitan yang umum digunakan: metanol,
etanol, isopropanol, aseton
 Etanol : terdapat keseimbangan antara efek
melarutkan dan sifat hidrofilik yang cukup untuk
mengurangi denaturasi.
 Aseton : harus ditambahkan secara perlahan
melalui sisi samping wadah
令和5年1月4日 32
Presipitasi......
 Isopropanol : digunakan untuk presipitasi enzim
ekstraseluler seperti amiloglukooksidase,
mempunyai sifat mudah terbakar dan cenderung
hidrofobik.
 Aseton : harus ditambahkan secara perlahan
melalui sisi samping wadah
 Enzim yang diperoleh dari pelarut organik bersifat
lebih murni, meski sulit dilarutkan kembali oleh air
dibanding hasil pelarutan dengan garam.
令和5年1月4日 33
Presipitasi......
Metode penggumpalan dengan
garam
 Ion garam mempengaruhi kelarutan protein
 Pada konsentrasi rendah ion-ion garam melingkungi
molekul protein dan mencegah bersatunya molekul
protein sehingga protein melarut SALTING IN
 Pada konsentrasi tinggi, terjadi peningkatan muatan
listrik di sekitar protein yang akan menarik mantel air
dari koloid protein interaksi hidrofobik dianatra
sesama molekul protein pada suasana ionik akan
menurunkan kelarutan protein SALTING OUT.
令和5年1月4日 34
Metode penggumpalan dengan
garam
 Garam yang ditambahkan : amonium sulfat, natrium
sulfat, sodium fosfat dsb.
令和5年1月4日 35
Ammonium sulfat
 Enzim dapat diendapkan dan difraksionasi dengan
“salting out”. Garam ini sering dipilih karena beberapa
keuntungan: 1. Murah 2. mudah larut 3. “Self cooling”
pada pelarutannya dalam air 4. Kebanyakan enzim
tidak rusak oleh adanya garam ini
 Kelemahan ammonium sulfat:
 Tidak bersifat buffer dan dapat membebaskan amonia
yang akan meningkatkan pH.
 Bersifat korosif kecuali jika digunakan wadah stainless
steel
 Larutan yang dihasilkan kental sehingga menyulitkan
pada saat mengumpulkan presipitat melalui sentrifugasi
令和5年1月4日 36
Sodium sulfat
 Sodium sulfat efektif untuk berbagai jenis
enzim, tapi kelarutannya rendah.
令和5年1月4日 37
Garam klorida
 Garam klorida perlu dihindari karena tidak
efisien.
令和5年1月4日 38
 Enzim hasil salting out meski sudah bebas
dari kontaminan non protein, tapi masih
tercampur dengan protein non enzim.
 Garam yang tersisa dari hasil
penggumpalan harus dipisahkan dengan
proses desalting pada skala industri
tidak dilakukan karena mahal.
 Garam yang tersisa dapat dimanfaatkan
dengan cara rekristalisasi
令和5年1月4日 39
Presipitasi dengan polimer
 Polietilen glikol (PEG) dengan BM antara 4000 – 6000
sering digunakan untuk mengendapkan protein.
 Skala lab : POLIMER DEKSTRAN,, POLIMER ASAM
POLIAKRILAT dan POLIETILEN GLIKOL pada
konsentrasi tinggi.
 Berbeda dengan pelarut organik, polimer ini dalam
larutan protein akan memberikan efek penstabilan
molekul protein.
 Efektif pada konsentrasi rendah, sekitar 6 - 12%.
 Mekanisme : penurunan aw
令和5年1月4日 40
Presipitasi dengan polimer
 Keuntungan penggunaan PEG : tidak bersifat toksik,
tidak mudah terbakar dan memberi efek protektif
terhadap protein, konsentrasinya bisa 50% (b/b) dan
presipitasi protein mulai terjadai pada konsentrasi 6-
12%, tidak memerlukan suhu rendah, murah.
 Penurunan kelarutan protein oleh PEG dipengaruhi
oleh : suhu, adanya ion, konsentrasi protein dan pH.
 Untuk pemurnian lebih lanjut dengan kromatografi
pertukaran ion, maka PEG harus segera dipisahkan.
令和5年1月4日 41
Sentrifugasi
 Cara ini dipilih untuk memisahkan larutan
dari molekul yang lebih besar dalam skala
laboratorium.
 Dalam skala besar, sentrifugasi tidak
memuaskan diantaranya karena:
kapasitasnya kecil, diperlukan kecepatan
sangat tinggi (ultrasentrifuge), dan lain-lain.
令和5年1月4日 42
Sentrifugasi
 Pemisahan akan lebih mudah tercapai bila diameter
partikel, d, besar; perbedaan masa jenis partikel dan
larutan yang besar; dan viskositas larutan yang rendah.
 Selain itu kecepatan sudut yang tinggi, radius putaran
yang besar, dan lapisan cairan yang tipis juga
mempercepat proses.
 Pada prakteknya, partikel materi biologis selalu kecil dan
memiliki masa jenis yang rendah, sementara hasil
fermentasi mempunyai viskositas yang tinggi dan
kadang masa jenisnya agak tinggi
 Pada skala lab. hal ini diatasi dengan menaikkan
kecepatan sudut, tetapi pada skala industri ???
令和5年1月4日 43
Filtrasi
 Kecepatan alir cairan yang melalui penyaring
bergantung pada perbedaan tekanan, hambatan oleh
materi, kekentalan cairan dan hambatan oleh lapisan
yang sudah terbentuk.
 Akibatnya keefektifan penyaringan yang mula-mula
tinggi, menurun drastis dengan semakin
terakumulasinya materi yang tersaring.
 Untuk mengatasinya, biasanya digunakan tanah
diatomae yang membantu menahan partikel-partikel
halus.
令和5年1月4日 44
Filtrasi
 Penyaring yang biasa digunakan untuk industri
merupakan : filter press atau dengan “rotary drum
filter”
 Filter terdiri dari kain saring yang terletak diantara dua
piringan berombak. Piringan tersebut akan menekan
cairan didalam kain saring dan keluar melalui pori-pori
kain saring.
 Rotary drum filter juga menggunakan tekanan dan
perputaran tong akan membantu mengurangi
akumulasi endapan pada penyaring
令和5年1月4日 45
Filtrasi
 Pada skala pilot plant dan industri kecil corong
Buchner berukuran besar dapat digunakan, dan
dikombinasikan dengan bantuan vakum.
 Resiko penggunaan vakum : terbentuknya busa dan
penurunan aktivitas enzim.
 Alat lain : filtrasi bertekanan (filter press)
令和5年1月4日 46
Ultrafiltrasi dan osmosa balik
 Pada ultrafiltrasi, molekul-molekul dipaksa melewati
suatu membran dengan ukuran pori yang sangat kecil
dengan menggunakan tekanan hidrolik.
 Pada osmosa baik, ukuran pori membran sedemikian
kecilnya sehingga yang dapat menembus melalui
membran hanya molekul molekul pelarut.
 Osmosa balik sering dipakai untuk pemekatan enzim,
sedang ultrafiltrasi digunakan untuk fraksionasi
protein berdasarkan ukurannya
令和5年1月4日 47
Ultrafiltrasi dan osmosa balik
 Membran ultrafiltrasi dibedakan atas 2 macam
membran, yaitu: membran difusif dan membran
“microporous”
 Kedua macam membran ini dapat digunakan untuk
protein- protein dengan BM antara 500 – 300.000 Da.
 Membran “microporous” merupakan membran yang
kaku dengan diameter pori antara 500 – 5000 Ao.
Molekul dengan ukuran sangat kecil akan melewati
membran sedangkan molekul besar akan ditahan pada
permukaan membran. Molekul dengan ukuran sedang
seringkali ditahan di dalam struktur membran sehingga
sering menyebabkan penyumbatan.
令和5年1月4日 48
Ultrafiltrasi dan osmosa balik
 Membran difusif terdiri dari membran-membran
hidrogel yang homogen. Melalui membran-membran
ini pelarut dan zat terlarut dipindahkan karena adanya
gradien konsentrasi (melalui difusi molekul).
 Proses perpindahan molekul melalui membran
memerlukan energi kinetik dan berlangsung lebih
cepat pada temperatur yang tinggi
令和5年1月4日 49
Pengeringan dan proses lanjutan
 Bentuk-bentuk enzim komersial :
 Bentuk cair
 Bentuk padat : tepung/serbuk, tablet
 Bentuk imobil
 Enzim cair diperoleh dengan pemekatan
dengan :
 Evaporasi vakum
 Pemanas/oven Menguapkan sebagian
medium air.
令和5年1月4日 50
Pengeringan dan proses lanjutan
 Proses penguapan harus pada suhu yang tidak
merusak struktur dan fungsi hayati enzim
 Enzim termofil tahan pada suhu 60oC
 Untuk menghindari kerusakan pada suhu tinggi
ditambah senyawa penstabil
 Pengeringan vakum umumnya untuk skala lab,
karena untuk skala industri terlalu mahal
令和5年1月4日 51
Pengeringan dan proses lanjutan
 Pengeringan skala industri : spray dryer Kelemahan
spray dryer :
 mahal
 dapat merusak aktivitas enzim
 Kontaminan yang ada pada cairan enzim sebelumnya akan
terikat dan tidak dapat dipisahkan
 Kelebihan spray dryer : enzim mudah larut dalam air
令和5年1月4日 52
Proses pembuatan enzim kering
 Enzim hasil pemekatan dikeringkan, kemudian
dihaluskan untuk mendapatken bentuk tepung
 Ditambah bahan-bahan tambahan : garam, laktosa
dsb
 Fungsi bahan tambahan
 untuk memperoleh bentuk akhir
 sebagai pengawet
 Sebagai pelengkap atau pengisi
令和5年1月4日 53
Proses pembuatan enzim kering
 Partikel enzim yang halus disatukan untuk
membentuk granula
 Pelapisan dengan lilin Enzim dicampur dengan lilin
cair, didinginkan sambil disemprotkan
 Produk akhir : partikel enzim yang terbungkus dalam
lapisan lilin
令和5年1月4日 54
Liofilisasi (Freeze drying)
 Liofilisasi bekerja berdasarkan kemampuan es untuk
menyublim pada tekanan rendah.
 Bila sampel kita bekukan kemudian ditempatkan pada
tekanan rendah (divakum) pada suku kamar, maka
panas sekitar kan menyebabkan es mencair, akan
tetapi cairan yang terbentuk akan segera menguap
karena vakum.
 Dengan cara ini akan didapat butiran halus (bubuk)
yang mudah larut dalam air.
令和5年1月4日 55
Pengujian mutu enzim komersial
 Kegunaan : menjamin sifat, aktivitas dan keamanan
penggunaannya terutama untuk enzim pangan
 Jenis uji tergantung pada penggunaan, bentuk
padatan dan keamanannya sebagai enzim pangan.
令和5年1月4日 56
Jenis uji
 Sifat dan ukuran granula
 Kadar debu
 Uji ketahanan simpan
 Analisis penambahan bahan tambahan
 Warna, bau
 Adanya kontaminan logam berat, mikotoksin dan
antibiotik
 Adanya kontaminan mikroba
令和5年1月4日 57
Syarat enzim untuk pangan
 Bebas dari seyawa berbahaya : toksin, arsenik, logam
berat
 Bebas mikroba kontaminan : Salmonella, Coliform,
E.coli
 Bebas antibiotik dan mikotoksin
令和5年1月4日 58
Metode pemurnian didasarkan pada
sifat enzim
 Ukuran
 Muatan
 Hidrofobisitas
 Stabilitas
 Aktivitas
 Afinitas
令和5年1月4日 59
Kromatografi
 Merupakan cara pemisahan berdasarkan perbedaan
interaksi antara komponen-komponen yang akan
dipisahkan dengan fasa diam dan fasa gerak.
 Peptida dan protein adalah polimer asam amino yang
dihubungkan dengan ikatan amide.
 Pemisahan dengan kromatografi berhubungan dengan :
 Kecenderungan suatu molekul larut dalam suatu
cairan
 Kecenderungan suatu molekul untuk melekat pada
suatu matriks
 Kecenderungan suatu molekul untuk menguap
令和5年1月4日 60
Jenis-jenis kromatografi
 Kromatografi partisi: contohnya kromatografi
kertas
 Kromatografi adsorpsi contohnya: TLC
 Kromatografi penukaran ion: contohnya. resin
penukar ion
 Kromatografi penyaringan molekul: contohnya
filtrasi gel
 Kromatografi affinitas
令和5年1月4日 61
Kromatografi filtrasi gel
 Memisahkan protein berdasarkan
ukurannya.
 Pemisahan terjadi berdasarkan kecepatan
pergerakan relatif dari masing-masing
protein melalui suatu molecular sieve.
 Molecular sieve yang digunakan biasanya
merupakan suatu gel polisakarida dalam
bentuk bulatan kecil (granula)
令和5年1月4日 62
Kromatografi filtrasi gel
 Gel yang sering digunakan : dekstran (polimer
gula) yang larut dalam air dan telah mengalami
cross linkage dengan bantuan epikhlorhidrin
 Gel dekstran disebut : SEPHADEX
 Contoh sephadex yang digunakan : Sephadex G-
25, Sephadex G-50.
 Huruf G menunjukkan gel tersebut dikembangkan
dengan air, dan angka menunjukkan besarnya
pengembangan.
令和5年1月4日 63
Kromatografi pertukaran ion
 Protein dapat bermuatan (+) dan (-)
 Pada pH=7:
 Asam aspartat dan asam glutamat memiliki muatan
gugus bermuatan negatif
 Lysine, arginine, histidine bermuatan positif
 pH medium vs. pH protein
令和5年1月4日 64
Kromatografi pertukaran ion
 Prinsip : Memanfaatkan perbedaan afinitas
molekul bermuatan di dalam larutan dengan
senyawa tidak reaktif yang berfungsi sebagai
pengisi kolom yang muatannya berlawanan.
 Elusi terjadi melalui peningkatan konsentrasi
garam atau perubahan pH
令和5年1月4日 65
Kromatografi pertukaran ion
 Senyawa tidak reaktif yang digunakan adalah polimer yang
bersifat elastik yang mengandung kerangka resin sintetik :
seperti Polistiren
 Pada polimer tersebut dikaitkan gugus fungsional tertentu
yang berupa penukar anion atau kation pemilihan
didasarkan pada titik isoelektrik protein enzim :
 Protein bermuatan positif penukar kation (CM)
 Protein bermuatan negatif penukar anion (DEAE)
 Elusi dengan larutan yang mempunyai kekuatan ion yang
tinggi
令和5年1月4日 66
Kromatografi pertukaran ion
 Pemakaian penukar kation dilakukan dengan
penambahan buffer pH 5 dan 10 mM kation
(biasanya Na+) untuk menciptakan kondisi
penyerapan yang kuat.
 Kromatografi pertukran ion banyak digunakan
dalam pemurnian enzim.
令和5年1月4日 67
Kromatografi afinitas
 Kromatografi dengan dasar interaksi biokimia
Dikenalkan pertama kali oleh Cuatrecassas tahun
1968
 Pemisahan terjadi karena interaksi spesifik antara
pasangan senyawa enzim dengan substrat,
kofaktor, allosterik, efektor atau inhibitor.
 Prinsip : ligan yang terikat secara kovalen pada
matrik yang tidak larut air akan menyerap salah
satu/beberapa dari komponen campuran.
令和5年1月4日 68
Kromatografi afinitas
 Komponen yang diserap mempunyai afinitas yang
spesifik dengan ligan.
 Komponen yang tidak memiliki afinitas akan
melaju dan keluar.
 Molekul yang sudah diserap dilepaskan dengan
mengubah kondisi elusi (dengan larutan bebas
ligan, perubahan pH atau kekuatan ion).
令和5年1月4日 69
Keuntungan kromatografi afinitas
 Sifat interaksinya spesifik
 Jumlah adsorben yang digunakan dapat
disesuaikan dengan zat yang akan
diadsorbsi
 Adsorben dapat diregenerasi beberapa kali
令和5年1月4日 70
Kromatografi afinitas
 Sistem kromatografi afinitas yang baik ditentukan oleh
jenis matriks dan ligan yang digunakan.
 Matriks pengisi kolom : matriks gel dengan sifat :
 Mempunyai gugus fungsional yang ampuh untuk bereaksi
dengan jenis protein dan ligan yang diinginkan,
 Tahan terhadap mikroba
 Stabil,
 Tahan lama
 Bersifat hidrofilik
 Dapat diregenerasi
 Mempunyai kapasitas yang besar terhadap enzim atau ligan,
 Dapat melewatkan pelarut,
令和5年1月4日 71
Kromatografi interaksi hidrofobik
 8 dari 20 jenis Asam amino bersifat
hidrofobik
 Protein yang berbeda akan memiliki derajat
hidrofobik permukaan yang berbeda
 Protein enzim dapat diikat oleh matriks
melalui interaksi hidrofobik pada
lingkungan polaritas dan kekuatan ion yang
tinggi.
令和5年1月4日 72
Kromatografi interaksi hidrofobik
 Enzim dipisahkan dari ikatan dengan
menggunakan eluen yang polaritasnya
diturunkan.
 Eluen yang digunakan : beberapa jenis garam.
 Peningkatan polaritas dapat dilakukan dengan
menggunakan konsentrasi ion yang berbeda :
Ba2+, Ca2+, Mg2+, Li+, Cs+, Na+, K+, Rb+ dan
NH4+ (untuk kation), atau SCN-, I-, ClO4 -, NO3 -
, Br-,Cl-, CH3COO-, SO2 2- dan PO4 3- (untuk
anion).
令和5年1月4日 73
Kromatografi cair metode cepat
 Berguna untuk pemisahan dan isolasi enzim skala lab
 Dilakukan pada tahap akhir isolasi
 Dikenal dengan Fast Protein Liquid Chromatography
(FPLC) yang diturunkan dari teknik HPLC.
 Prinsip : pemisahan molekul organik berukuran kecil
yang larut dalam pelarut organik/non polar.
 Diperlukan tekanan tinggi untuk membuat aliran eluen
yang baik melalui gel pada kolom yang berukuran
kecil (5-50 m).
令和5年1月4日 74
Elektroforesis
 Elektroforesis ilmu yang mempelajari pergerakan
molekul yang bermuatan dalam medan listrik
 Dapat digunakan untuk identifikasi dan analisis
polimer biologi yang bermuatan.
 Teknik yang relatif murah dan mudah untuk
menganalisa dan memurnikan macam-macam
biomolekul, khususnya protein dan asam nucleat.
 Migrasi Molekul dalam medan listrik dipengaruhi
oleh: ukuran, bentuk, muatan, dan komposisi
kimia molekul.
令和5年1月4日 75
Elektroforesis.....
 Gel yang digunakan : gel pati, agarosa,
poliakrilamida.
 Untuk memisahkan dan menentukan
jumlah dan ukuran protein atau rantai sub
unit protein digunakan elektroforesis gel
dengan SDS (Sodium Dodesil Sulfat).
令和5年1月4日 76
Polyacrylamide Gel Electrophoresis
(PAGE )
 Banyak digunakan untuk mempelajari ukuran dan
muatan senyawa biomolekul seperti RNA, DNA
dan protein. Juga digunakan sebagai metoda
untuk pemurnian
 Prinsipnya didasarkan pada mobilitas partikel
bermuatan dalam medan listrik:
令和5年1月4日 77
End
令和5年1月4日 78

More Related Content

What's hot

Jaringan hewan oleh ismail
Jaringan hewan oleh ismailJaringan hewan oleh ismail
Jaringan hewan oleh ismail
Ismail Fizh
 
NUKLEUS
NUKLEUSNUKLEUS
Dinding sel
Dinding selDinding sel
Dinding sel
Abror Abrori
 
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Evi Yuniar
 
Organel Sel
Organel Sel Organel Sel
Organel Sel
Darvin Try Ananda
 
Kajian kepustakaan, pembahasan, kesimpulan
Kajian kepustakaan, pembahasan, kesimpulanKajian kepustakaan, pembahasan, kesimpulan
Kajian kepustakaan, pembahasan, kesimpulanpratiwidm
 
Porifera
PoriferaPorifera
Komponen Kimiawi Sel
Komponen Kimiawi SelKomponen Kimiawi Sel
Komponen Kimiawi Sel
Calvin Leonardo
 
Laporan sistematika invertebrata
Laporan sistematika invertebrataLaporan sistematika invertebrata
Laporan sistematika invertebrata
Yunita Sari
 
Ppt avertebrata
Ppt avertebrataPpt avertebrata
Ppt avertebrata
litaaldila
 
Teori sel(kuliah 1)
Teori sel(kuliah 1)Teori sel(kuliah 1)
Teori sel(kuliah 1)
Dwi Andani
 
REGULASI GEN
REGULASI GENREGULASI GEN
REGULASI GEN
ikhsan saputra
 
Steroid pptt
Steroid  ppttSteroid  pptt
Steroid pptt
ranianggrainihikmah
 
Transport membran sel
Transport membran selTransport membran sel
Transport membran sel
Ananda Istiqomah
 
Platyhelminthes
PlatyhelminthesPlatyhelminthes
Platyhelminthes
Yuga Rahmat S
 
Makalah tentang sel
Makalah tentang selMakalah tentang sel
Makalah tentang sel
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANKIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
Wulan Marayani
 
Anatomi daun
Anatomi daunAnatomi daun
BIOLOGI M2KB2
BIOLOGI M2KB2BIOLOGI M2KB2
BIOLOGI M2KB2
ppghybrid4
 
BIOLOGI PPT SISTEM EKSKRESI.pptx
BIOLOGI PPT SISTEM EKSKRESI.pptxBIOLOGI PPT SISTEM EKSKRESI.pptx
BIOLOGI PPT SISTEM EKSKRESI.pptx
violaarisanti
 

What's hot (20)

Jaringan hewan oleh ismail
Jaringan hewan oleh ismailJaringan hewan oleh ismail
Jaringan hewan oleh ismail
 
NUKLEUS
NUKLEUSNUKLEUS
NUKLEUS
 
Dinding sel
Dinding selDinding sel
Dinding sel
 
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
 
Organel Sel
Organel Sel Organel Sel
Organel Sel
 
Kajian kepustakaan, pembahasan, kesimpulan
Kajian kepustakaan, pembahasan, kesimpulanKajian kepustakaan, pembahasan, kesimpulan
Kajian kepustakaan, pembahasan, kesimpulan
 
Porifera
PoriferaPorifera
Porifera
 
Komponen Kimiawi Sel
Komponen Kimiawi SelKomponen Kimiawi Sel
Komponen Kimiawi Sel
 
Laporan sistematika invertebrata
Laporan sistematika invertebrataLaporan sistematika invertebrata
Laporan sistematika invertebrata
 
Ppt avertebrata
Ppt avertebrataPpt avertebrata
Ppt avertebrata
 
Teori sel(kuliah 1)
Teori sel(kuliah 1)Teori sel(kuliah 1)
Teori sel(kuliah 1)
 
REGULASI GEN
REGULASI GENREGULASI GEN
REGULASI GEN
 
Steroid pptt
Steroid  ppttSteroid  pptt
Steroid pptt
 
Transport membran sel
Transport membran selTransport membran sel
Transport membran sel
 
Platyhelminthes
PlatyhelminthesPlatyhelminthes
Platyhelminthes
 
Makalah tentang sel
Makalah tentang selMakalah tentang sel
Makalah tentang sel
 
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANKIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
 
Anatomi daun
Anatomi daunAnatomi daun
Anatomi daun
 
BIOLOGI M2KB2
BIOLOGI M2KB2BIOLOGI M2KB2
BIOLOGI M2KB2
 
BIOLOGI PPT SISTEM EKSKRESI.pptx
BIOLOGI PPT SISTEM EKSKRESI.pptxBIOLOGI PPT SISTEM EKSKRESI.pptx
BIOLOGI PPT SISTEM EKSKRESI.pptx
 

Similar to 9. Teknik Isolasi Enzim.ppt

kuliah 1 bioteknologi S2.pptx
kuliah 1 bioteknologi S2.pptxkuliah 1 bioteknologi S2.pptx
kuliah 1 bioteknologi S2.pptx
robbi19
 
Biologi sel 01
Biologi sel 01Biologi sel 01
Biologi sel 01
Muhammad Latif
 
189004660 metabolisme-bakteri-ppt
189004660 metabolisme-bakteri-ppt189004660 metabolisme-bakteri-ppt
189004660 metabolisme-bakteri-ppt
hendro prasetyo
 
1-fistum-sel-tumbuhan.ppt
1-fistum-sel-tumbuhan.ppt1-fistum-sel-tumbuhan.ppt
1-fistum-sel-tumbuhan.ppt
Anis Puadah
 
1-fistum-sel-tumbuhan-fistum-sel-tumbuhan.ppt
1-fistum-sel-tumbuhan-fistum-sel-tumbuhan.ppt1-fistum-sel-tumbuhan-fistum-sel-tumbuhan.ppt
1-fistum-sel-tumbuhan-fistum-sel-tumbuhan.ppt
AgathaHaselvin
 
FISTUM_5-PROSES_DAN_AKTIVITAS_HIDUP_TUMBUHAN.pptx
FISTUM_5-PROSES_DAN_AKTIVITAS_HIDUP_TUMBUHAN.pptxFISTUM_5-PROSES_DAN_AKTIVITAS_HIDUP_TUMBUHAN.pptx
FISTUM_5-PROSES_DAN_AKTIVITAS_HIDUP_TUMBUHAN.pptx
AgathaHaselvin
 
Isolasi dan purifikasi protein
Isolasi dan purifikasi protein Isolasi dan purifikasi protein
Isolasi dan purifikasi protein
salni nindita
 
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
marketingIndogen
 
Struktur perkembangan tumbuhan II UIN Malang
Struktur perkembangan tumbuhan II UIN MalangStruktur perkembangan tumbuhan II UIN Malang
Struktur perkembangan tumbuhan II UIN Malang
Abror Abrori
 
Kuliah 10 dunia tumbuhan
Kuliah 10 dunia tumbuhanKuliah 10 dunia tumbuhan
Kuliah 10 dunia tumbuhan
Meilisa Meii
 
Dedy_Fermentasi 1.pptx
Dedy_Fermentasi 1.pptxDedy_Fermentasi 1.pptx
Dedy_Fermentasi 1.pptx
DedyBinAli
 
Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureusStaphylococcus aureus
Staphylococcus aureus
Hasbiah Ibrahim
 
Mikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi BakteriMikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi Bakterikikikamila
 
Mekanisme Adaptasi Sel.pdf
Mekanisme Adaptasi Sel.pdfMekanisme Adaptasi Sel.pdf
Mekanisme Adaptasi Sel.pdf
NikmaAlfiRosida
 
Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003
Katarina Yuliana
 
Percobaan 4
Percobaan 4Percobaan 4
Percobaan 4
mery gita
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
AprissiliaTaifany1
 
File (1)
File (1)File (1)
File (1)ludrudy
 
2. sistem imunologi
2. sistem imunologi2. sistem imunologi
2. sistem imunologi
Dalia Novi
 

Similar to 9. Teknik Isolasi Enzim.ppt (20)

kuliah 1 bioteknologi S2.pptx
kuliah 1 bioteknologi S2.pptxkuliah 1 bioteknologi S2.pptx
kuliah 1 bioteknologi S2.pptx
 
Biologi sel 01
Biologi sel 01Biologi sel 01
Biologi sel 01
 
189004660 metabolisme-bakteri-ppt
189004660 metabolisme-bakteri-ppt189004660 metabolisme-bakteri-ppt
189004660 metabolisme-bakteri-ppt
 
1. rekayasa bidang bioteknology
1. rekayasa bidang bioteknology1. rekayasa bidang bioteknology
1. rekayasa bidang bioteknology
 
1-fistum-sel-tumbuhan.ppt
1-fistum-sel-tumbuhan.ppt1-fistum-sel-tumbuhan.ppt
1-fistum-sel-tumbuhan.ppt
 
1-fistum-sel-tumbuhan-fistum-sel-tumbuhan.ppt
1-fistum-sel-tumbuhan-fistum-sel-tumbuhan.ppt1-fistum-sel-tumbuhan-fistum-sel-tumbuhan.ppt
1-fistum-sel-tumbuhan-fistum-sel-tumbuhan.ppt
 
FISTUM_5-PROSES_DAN_AKTIVITAS_HIDUP_TUMBUHAN.pptx
FISTUM_5-PROSES_DAN_AKTIVITAS_HIDUP_TUMBUHAN.pptxFISTUM_5-PROSES_DAN_AKTIVITAS_HIDUP_TUMBUHAN.pptx
FISTUM_5-PROSES_DAN_AKTIVITAS_HIDUP_TUMBUHAN.pptx
 
Isolasi dan purifikasi protein
Isolasi dan purifikasi protein Isolasi dan purifikasi protein
Isolasi dan purifikasi protein
 
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
 
Struktur perkembangan tumbuhan II UIN Malang
Struktur perkembangan tumbuhan II UIN MalangStruktur perkembangan tumbuhan II UIN Malang
Struktur perkembangan tumbuhan II UIN Malang
 
Kuliah 10 dunia tumbuhan
Kuliah 10 dunia tumbuhanKuliah 10 dunia tumbuhan
Kuliah 10 dunia tumbuhan
 
Dedy_Fermentasi 1.pptx
Dedy_Fermentasi 1.pptxDedy_Fermentasi 1.pptx
Dedy_Fermentasi 1.pptx
 
Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureusStaphylococcus aureus
Staphylococcus aureus
 
Mikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi BakteriMikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi Bakteri
 
Mekanisme Adaptasi Sel.pdf
Mekanisme Adaptasi Sel.pdfMekanisme Adaptasi Sel.pdf
Mekanisme Adaptasi Sel.pdf
 
Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003
 
Percobaan 4
Percobaan 4Percobaan 4
Percobaan 4
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
File (1)
File (1)File (1)
File (1)
 
2. sistem imunologi
2. sistem imunologi2. sistem imunologi
2. sistem imunologi
 

Recently uploaded

Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
moh3315
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
niswati10
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 

Recently uploaded (20)

Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 

9. Teknik Isolasi Enzim.ppt

  • 1. Isolasi dan Purifikasi Enzim 令和5年1月4日 1
  • 2. Tujuan isolasi dan purifikasi enzim  Mempelajari fungsi enzim/protein  Menentukan sekuens asam amino  Mempelajari struktur enzim/protein 令和5年1月4日 2
  • 3. Pemurnian protein 1. kelarutan, 2. ukuran, 3. muatan, 4. binding specificity (affinity), 5. sifat hidrofobik/hidrofilik 令和5年1月4日 3
  • 4. 令和5年1月4日 4 Sel Osmosis Freeze/Thaw French press Grinding glass beads Sonication (bakteri) Sentrifugasi Supernatant Pelet Debris sel Protein terlarut Isolasi protein Isolasi enzim dari sel
  • 5. Inhibitor protease:inaktivasi protease yang dibebaskan selama lilis sel Nama Jenis inhibitor Target protease PMSF (Phenylmethylsulfonyl fluoride) Irreeversible Ser (+Cys) protease: terikat pada pusat aktif Ser/Cys Benzamidine Reversible Ser dan Cys protease: inhibitor kompetitif EDTA Reversible Metalo enzim: chelate metals Pestatin (pentapeptida + gugus organik) Reversible Asp’acidic’ protease: inhibitor kompetitif (target: pepsin, HIV protease) Aprotinin (58-mer peptida) Reversible Serin protease, esterase: inhibitor kompetitif (target: tripsin, kimotripsin, plasmin) Leupeptin (Ac-leu-leu- Arg) Reversible Ser dan Cys protease: inhibitor kompetitif 令和5年1月4日 5
  • 6. Berdasarkan fungsi hayatinya, ada dua jenis enzim  Enzim intraselluler  Enzim ekstraselluler (lebih mudah diisolasi) 令和5年1月4日 6
  • 7. Enzim ekstraseluler  Tidak memerlukan proses pemecahan dinding sel  Contoh : papain, tripsin  Dipisahkan berdasarkan sifat fisik dan kimiawinya.  Cara pemisahan dari sel : dengan penyaringan  Enzim yang masih melekat pada dinding sel atau sisa polimer substrat dipisahkan dengna menggunakan senyawa yang dapat melepaskan interaksi ini, misalnya : Triton X100, sodium lauril sulfat, tween 80. 令和5年1月4日 7
  • 8. Enzim Intraseluler  Harus melalui pemecahan sel  Stabilitas struktur sel harus tetap dijaga dengan cara : pemilihan jenis buffer dan lingkungan media ekstraksi yang sesuai, menjaga suhu ekstraksi, mencegah kontaminasi logam dsb.  Sering terkontaminasi oleh protein intraseluler. 令和5年1月4日 8
  • 9. Enzim mikrobial  Proses frementasi harus dihentikan sebelum enzim diekstraksi dan diisolasi untuk mencegah kemungkinan kontaminasi mikroba.  Kadang-kadang digunakan sel yang inaktif (sel mati atau dorman) yang mengandung enzim imobil  Tidak ada tahap pemisahan dan/atau pemurnian  Mengurangi biaya 令和5年1月4日 9
  • 10. Enzim dan sumbernya  Protease: strain yang dapat menghasilkan enzim dalam jumlah berlebih : Bacillus, Aspergillus, Rhizopus, dan Mucor.  Pektinase: Aspergillus niger.  Laktase: Yeast dan Aspergillus.  Lipase: Strain tertentu dari yeast dan fungi.  Glukosa isomerase: Flavobecterium arborescensatau Bacillus coagulans 令和5年1月4日 10
  • 11. Isolasi enzim intraseluler  Merupakan proses pelepasan enzim dari sel  Isolasi enzim dari tumbuhan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, karena:  Dinding selnya keras  Cenderung menimbun zat-zat racun dalam vakuole (misal fenol), sehingga ketika dinding pecah, racun dan enzim akan bercampur dan berinteraksi.  Cara mengatasi:  Ditambahkan zat pereduksi, seperti β- merkaptoetanol, askorbat, atau tioglikolat  Menggunakan tanaman muda 令和5年1月4日 11
  • 12. Faktor-faktor yang dapat merusak enzim selama pemecahan enzim Heat Metode mekanis menggunakan energi yang akan menghasilkan panas merusak enzim. Adanya substrat, analog substrat atau poliol dapat membantu stabilitas enzim. Shear Gaya geser diperlukan untuk memecah sel dan dapat merusak enzim khususnya jika terdapat ion logam berat dan/atau udara Proteases Pemecahan sel akan meneyebabkan degradasi enzim sehingga aktivitasnya menurun. Dapat dkurangi dengan meningkatkan kecepatan dan mendinginkannya sesegera mungkin dapat diperbaiki dengan adanya substrat alternatif yang berlebihan (misal protein yang murah) atau inhibitor bagi media ekstraksi pH Digunakan larutan Chemical Beberapa enzim dapat mengalami perubahan konformasi karena adanya deterjen dan/atau pelarut. dapat diatasi dengan penggunaan adsorben midal polivinil pirolidon, dan penggunaan asam askorbat untuk mengurangi aktivitas polifenol oksidase Oxidation Diperlukan bahan pereduksi (misal ascorbic acid, merkaptoetanol dan ditiotreitol Foaming Interfase gas- pada fase gas-liquid yang terdapat pada foam, dapat merusak enzim Heavy-metal toxicity toxicity Contoh : Fe, Cu yang mungkin berasal dari peralatan untuk proses hidrogenase 令和5年1月4日 12
  • 13. Pemecahan sel secara fisik  Mutlak diperlukan untuk penghancuran sel tumbuhan  Ditambahkan buffer atau cairan untuk mempermudah proses ekstraksi  Perlakuan pembekuan dan pencairan sel secara cepat dan cold shock dapat merusak sel mikroba disebabkan pembentukan kristal es 令和5年1月4日 13
  • 14. Metode pemecahan sel secara fisik  Homogenizer  Biasa digunakan untuk memecah dinding sel jaringan hewan dan tumbuhan.  Cara ini kurang baik untuk sel mikroba karena dinding selnya lebih keras.  Untuk membantu proses pemecahan digunakan : bubuk alumina, pasir atau silika 令和5年1月4日 14
  • 15. Metode pemecahan sel secara fisik  Homogenizer (Lanjutan)  Untuk preparat kecil digunakan mortar dan penumbuk  Untuk skala besar digunakan homogenizer atau penggiling bertekanan ditambah bubuk metal sebagai pemecah  Sel dibasahi dengan buffer untuk mempermudah pemecahan  Dapat ditambah dengan proses agitasi  Letak enzim di dalam sel mempengaruhi waktu pemecahan 令和5年1月4日 15
  • 16. Metode pemecahan sel secara fisik  Pembekuan dan Pencairan  Jika pasta sel didinginkan pada -20oC, maka ia akan mengalami perusakan dinding sel akibat anomali air (volume membesar ketika air membeku).  Sekitar 50% protein periplasma akan dilepaskan ke dalam medium, tapi hanya ±10% protein terlarut total.  Bila enzim dapat dilepaskan dengan cara ini, umumnya enzim tersebut memiliki derajat kemurnian yang tinggi. 令和5年1月4日 16
  • 17. Metode pemecahan sel secara fisik  Pembekuan dan pencairan (Lanjutan)  Senyawa kriopektan (laktosa, dekstran, rafinosa, gliserol) yang digunakan pada proses pembekuan akan menghambat pemecahan sel  Sel yang sudah tua lebih mudah dipecah daripada sel muda  Bakteri gram negatif lebih mudah dipecah daripada gram positif 令和5年1月4日 17
  • 18. Metode pemecahan sel secara fisik  Kejutan osmosis  Bakteri Gram negatif lebih rentan terhadap perubahan tekanan osmosa yang besar dibandingkan bakteri Gram positif.  Bila bakteri diletakkan dalam media dengan tekanan osmosa tinggi (mis. larutan sukrosa20%) sampai dicapai keadaan setimbang, kemudian dipindahkan ke dalam air, maka akan timbul aliran air dari media ke dalam sel, sehingga akan menyebabkan pecahnya dinding sel. 令和5年1月4日 18
  • 19. Metode pemecahan sel secara fisik  Sonifikasi  Sel dalam media cair diberi getaran di atas frekuensi batas pendengaran manusia (> 20kHz, ultrasonik)  Getaran ini menimbulkan perapatan dan perenggangan yang menimbulkan perubahan periodik tekanan dalam cairan medium dan plasma sel 令和5年1月4日 19
  • 20. Metode pemecahan sel secara fisik  Agitasi dengan abrasi  Pasta ditempatkan pada wadah yang mengandung butir-butir gelas dan digetarkan dengan cepat. Timbulnya gaya gesek akibat gradien kecepatan oleh tumbukan antar butiran dan antara butiran dengan mikroorganisme menyebabkan pecahnya sel. 令和5年1月4日 20
  • 21. Ekstraksi secara kimia  Detergent  Detergent-detergent anionik, kationik, dan nonionik cukup efektif untuk merusak membran sel.  Contoh detergent yang sering digunakan untuk isolasi enzim a.l: setiltrimetil amonium bromida (kationik), natrium lauril sulfat (anionik), tweens,spans dan triton (non-ionik) 令和5年1月4日 21
  • 22. Ekstraksi secara kimia  Pada kondisi pH dan kekuatan ion yang sesuai, detergent akan berinteraksi dengan lipoprotein untuk membentuk misel. Akibatnya lipoprotein yang merupakan konstituen membran dapat larut dan enzim dapat dikeluarkan.  Pemilihan dan penggunaan detergent ini harus cukup selektif, karena beberapa enzim dapat menjadi tak aktif akibat denaturasi protein dan pengendapan oleh detergen.  Umumnya detergent harus segera dipisahkan sebelum enzim hasil isolasi digunakan. 令和5年1月4日 22
  • 23. Ekstraksi secara kimia  Enzim litik  Pemecahan dinding sel dengan cara ini merupakan cara yang paling efektif.  Enzim litik yang umum digunakan adalah lisozim yang diperoleh dari putih telur.  Enzim ini memecah ikatan -1,4 glikosida dari polisakarida (asam muramat) penyusun dinding sel.  Dinding sel bakteri gram positif lebih banyak mengandung polisakarida dibandingkan dengan bakteri gram negatif, sehingga penggunaan enzim litik lebih efektif untuk memecah dinding sel bakteri gram positif. 令和5年1月4日 23
  • 24. Ekstraksi secara kimia  EDTA perlu ditambahkan pada media sebelum enzim ini digunakan untuk memecah dinding sel bakteri gram negatif, untuk mengikat ion-ion divalen yang dapat menginaktifkan enzim ini.  Enzim lisozim sudah digunakan secara komersial pada ekstraksi enzim glukosa isomerase dari Streptomyces sp.  Jenis enzim lain: papain mudah dikendalikan dan bersifat selektif 令和5年1月4日 24
  • 25.  Alkali  Penempatan sel pada medium dengan pH 11 –12,5 selama 20 menit menyebabkan pecahnya dinding sel.  Penggunaan cara ini hanya berhasil diterapkan untuk enzim- enzim yang stabil pada pH tinggi. 令和5年1月4日 25
  • 26. Pemurnian awal larutan enzim  Impurities pada enzim intraseluler : protein, asam nukleat (DNA), metabolit, senyawa-senyawa yang diperlukan untuk media, dan lain-lain.  Impurities pada enzim ekstraseluler : sel penghasilnya dan senyawa-senyawa lain yang terdapat dalam media. Perlu pemurnian untuk keamanan (virus, DNA rekombinan), atau alasan fungsional (jika impurities mengganggu proses katalisis) pemurnian : klarifikasi dan presipitasi, sentrifugasi, filtrasi. 令和5年1月4日 26
  • 27. Klarifikasi dan presipitasi  Klarifikasi : proses pemisahan partikel non enzim yang tercampur dengan enzim dengan cara pengendapan tanpa menggumpalkan enzim  Partikel non enzim berasal dari penambahan buffer, air atau cairan fisiologis pada proses pemecahan dinding sel, atau molekul-molekul kompleks yang berikatan dengan enzim  struktur koloid cairan 令和5年1月4日 27
  • 28. Klarifikasi dan presipitasi  Ditambahkan senyawa penggumpal:  Amonium fosfat  Asam askorbat  Garam-garam kalsium  Serat selulose  Sistein  Tanah diatom  Gelatin  Asam fosfat 令和5年1月4日 28
  • 29. Klarifikasi dan presipitasi  Ditambahkan senyawa penggumpal:  Amonium fosfat  Garam Na-pospat  Na-sulfat  Na-sitrat  Senyawa penggumpal dalam pemurnian air (polielektrolit seperti poliamin) menggumpalkan struktur koloid cairan 令和5年1月4日 29
  • 30. Klarifikasi dan presipitasi...  Dapat ditambahkan bahan pengawet pada tingkat yang aman untuk dikonsumsi, misal : fenol, amonium kuartener dan florida.  Enzim hasil klarifikasi dapat dijual sebagai cairan enzim komersial.  Konsentrasi senyawa penggumpal harus tepat, agar enzim tidak ikut menggumpal  Garam amonium sulfat pada konsentrasi tinggi menyebabkan salting out protein termasuk enzim.  Enzim hasil klarifikasi digumpalkan terlebih dahulu sebelum dikeringkan dengan menggunakan sebyawa penggumpal protein disebut PRESIPITASI 令和5年1月4日 30
  • 31. Presipitasi......  Dapat dilakukan dengan 2 metode kimiawi: 1. Menggunakan pelarut organik 2. Menggunakan gram  Enzim memiliki asam amino polar pe(+)an pelarut organik akan menurunkan konstanta dielektrik dan media menjadi kurang cocok untuk permukaan enzim yang polar adanya residu asam amino hidrofobik yang terikat secara longgar pada molekul enzim dapat menyebabkan pelipatan molekul baru dan menjadi tidak aktif dapat terjadi proses inaktivasi enzim, dan dapat menyebabkan denaturasi pada suhu tinggi 令和5年1月4日 31
  • 32.  Fraksinasi dengan pelarut organik dilakukan apda suhu rendah (<0oC)  Presipitan yang umum digunakan: metanol, etanol, isopropanol, aseton  Etanol : terdapat keseimbangan antara efek melarutkan dan sifat hidrofilik yang cukup untuk mengurangi denaturasi.  Aseton : harus ditambahkan secara perlahan melalui sisi samping wadah 令和5年1月4日 32 Presipitasi......
  • 33.  Isopropanol : digunakan untuk presipitasi enzim ekstraseluler seperti amiloglukooksidase, mempunyai sifat mudah terbakar dan cenderung hidrofobik.  Aseton : harus ditambahkan secara perlahan melalui sisi samping wadah  Enzim yang diperoleh dari pelarut organik bersifat lebih murni, meski sulit dilarutkan kembali oleh air dibanding hasil pelarutan dengan garam. 令和5年1月4日 33 Presipitasi......
  • 34. Metode penggumpalan dengan garam  Ion garam mempengaruhi kelarutan protein  Pada konsentrasi rendah ion-ion garam melingkungi molekul protein dan mencegah bersatunya molekul protein sehingga protein melarut SALTING IN  Pada konsentrasi tinggi, terjadi peningkatan muatan listrik di sekitar protein yang akan menarik mantel air dari koloid protein interaksi hidrofobik dianatra sesama molekul protein pada suasana ionik akan menurunkan kelarutan protein SALTING OUT. 令和5年1月4日 34
  • 35. Metode penggumpalan dengan garam  Garam yang ditambahkan : amonium sulfat, natrium sulfat, sodium fosfat dsb. 令和5年1月4日 35
  • 36. Ammonium sulfat  Enzim dapat diendapkan dan difraksionasi dengan “salting out”. Garam ini sering dipilih karena beberapa keuntungan: 1. Murah 2. mudah larut 3. “Self cooling” pada pelarutannya dalam air 4. Kebanyakan enzim tidak rusak oleh adanya garam ini  Kelemahan ammonium sulfat:  Tidak bersifat buffer dan dapat membebaskan amonia yang akan meningkatkan pH.  Bersifat korosif kecuali jika digunakan wadah stainless steel  Larutan yang dihasilkan kental sehingga menyulitkan pada saat mengumpulkan presipitat melalui sentrifugasi 令和5年1月4日 36
  • 37. Sodium sulfat  Sodium sulfat efektif untuk berbagai jenis enzim, tapi kelarutannya rendah. 令和5年1月4日 37
  • 38. Garam klorida  Garam klorida perlu dihindari karena tidak efisien. 令和5年1月4日 38
  • 39.  Enzim hasil salting out meski sudah bebas dari kontaminan non protein, tapi masih tercampur dengan protein non enzim.  Garam yang tersisa dari hasil penggumpalan harus dipisahkan dengan proses desalting pada skala industri tidak dilakukan karena mahal.  Garam yang tersisa dapat dimanfaatkan dengan cara rekristalisasi 令和5年1月4日 39
  • 40. Presipitasi dengan polimer  Polietilen glikol (PEG) dengan BM antara 4000 – 6000 sering digunakan untuk mengendapkan protein.  Skala lab : POLIMER DEKSTRAN,, POLIMER ASAM POLIAKRILAT dan POLIETILEN GLIKOL pada konsentrasi tinggi.  Berbeda dengan pelarut organik, polimer ini dalam larutan protein akan memberikan efek penstabilan molekul protein.  Efektif pada konsentrasi rendah, sekitar 6 - 12%.  Mekanisme : penurunan aw 令和5年1月4日 40
  • 41. Presipitasi dengan polimer  Keuntungan penggunaan PEG : tidak bersifat toksik, tidak mudah terbakar dan memberi efek protektif terhadap protein, konsentrasinya bisa 50% (b/b) dan presipitasi protein mulai terjadai pada konsentrasi 6- 12%, tidak memerlukan suhu rendah, murah.  Penurunan kelarutan protein oleh PEG dipengaruhi oleh : suhu, adanya ion, konsentrasi protein dan pH.  Untuk pemurnian lebih lanjut dengan kromatografi pertukaran ion, maka PEG harus segera dipisahkan. 令和5年1月4日 41
  • 42. Sentrifugasi  Cara ini dipilih untuk memisahkan larutan dari molekul yang lebih besar dalam skala laboratorium.  Dalam skala besar, sentrifugasi tidak memuaskan diantaranya karena: kapasitasnya kecil, diperlukan kecepatan sangat tinggi (ultrasentrifuge), dan lain-lain. 令和5年1月4日 42
  • 43. Sentrifugasi  Pemisahan akan lebih mudah tercapai bila diameter partikel, d, besar; perbedaan masa jenis partikel dan larutan yang besar; dan viskositas larutan yang rendah.  Selain itu kecepatan sudut yang tinggi, radius putaran yang besar, dan lapisan cairan yang tipis juga mempercepat proses.  Pada prakteknya, partikel materi biologis selalu kecil dan memiliki masa jenis yang rendah, sementara hasil fermentasi mempunyai viskositas yang tinggi dan kadang masa jenisnya agak tinggi  Pada skala lab. hal ini diatasi dengan menaikkan kecepatan sudut, tetapi pada skala industri ??? 令和5年1月4日 43
  • 44. Filtrasi  Kecepatan alir cairan yang melalui penyaring bergantung pada perbedaan tekanan, hambatan oleh materi, kekentalan cairan dan hambatan oleh lapisan yang sudah terbentuk.  Akibatnya keefektifan penyaringan yang mula-mula tinggi, menurun drastis dengan semakin terakumulasinya materi yang tersaring.  Untuk mengatasinya, biasanya digunakan tanah diatomae yang membantu menahan partikel-partikel halus. 令和5年1月4日 44
  • 45. Filtrasi  Penyaring yang biasa digunakan untuk industri merupakan : filter press atau dengan “rotary drum filter”  Filter terdiri dari kain saring yang terletak diantara dua piringan berombak. Piringan tersebut akan menekan cairan didalam kain saring dan keluar melalui pori-pori kain saring.  Rotary drum filter juga menggunakan tekanan dan perputaran tong akan membantu mengurangi akumulasi endapan pada penyaring 令和5年1月4日 45
  • 46. Filtrasi  Pada skala pilot plant dan industri kecil corong Buchner berukuran besar dapat digunakan, dan dikombinasikan dengan bantuan vakum.  Resiko penggunaan vakum : terbentuknya busa dan penurunan aktivitas enzim.  Alat lain : filtrasi bertekanan (filter press) 令和5年1月4日 46
  • 47. Ultrafiltrasi dan osmosa balik  Pada ultrafiltrasi, molekul-molekul dipaksa melewati suatu membran dengan ukuran pori yang sangat kecil dengan menggunakan tekanan hidrolik.  Pada osmosa baik, ukuran pori membran sedemikian kecilnya sehingga yang dapat menembus melalui membran hanya molekul molekul pelarut.  Osmosa balik sering dipakai untuk pemekatan enzim, sedang ultrafiltrasi digunakan untuk fraksionasi protein berdasarkan ukurannya 令和5年1月4日 47
  • 48. Ultrafiltrasi dan osmosa balik  Membran ultrafiltrasi dibedakan atas 2 macam membran, yaitu: membran difusif dan membran “microporous”  Kedua macam membran ini dapat digunakan untuk protein- protein dengan BM antara 500 – 300.000 Da.  Membran “microporous” merupakan membran yang kaku dengan diameter pori antara 500 – 5000 Ao. Molekul dengan ukuran sangat kecil akan melewati membran sedangkan molekul besar akan ditahan pada permukaan membran. Molekul dengan ukuran sedang seringkali ditahan di dalam struktur membran sehingga sering menyebabkan penyumbatan. 令和5年1月4日 48
  • 49. Ultrafiltrasi dan osmosa balik  Membran difusif terdiri dari membran-membran hidrogel yang homogen. Melalui membran-membran ini pelarut dan zat terlarut dipindahkan karena adanya gradien konsentrasi (melalui difusi molekul).  Proses perpindahan molekul melalui membran memerlukan energi kinetik dan berlangsung lebih cepat pada temperatur yang tinggi 令和5年1月4日 49
  • 50. Pengeringan dan proses lanjutan  Bentuk-bentuk enzim komersial :  Bentuk cair  Bentuk padat : tepung/serbuk, tablet  Bentuk imobil  Enzim cair diperoleh dengan pemekatan dengan :  Evaporasi vakum  Pemanas/oven Menguapkan sebagian medium air. 令和5年1月4日 50
  • 51. Pengeringan dan proses lanjutan  Proses penguapan harus pada suhu yang tidak merusak struktur dan fungsi hayati enzim  Enzim termofil tahan pada suhu 60oC  Untuk menghindari kerusakan pada suhu tinggi ditambah senyawa penstabil  Pengeringan vakum umumnya untuk skala lab, karena untuk skala industri terlalu mahal 令和5年1月4日 51
  • 52. Pengeringan dan proses lanjutan  Pengeringan skala industri : spray dryer Kelemahan spray dryer :  mahal  dapat merusak aktivitas enzim  Kontaminan yang ada pada cairan enzim sebelumnya akan terikat dan tidak dapat dipisahkan  Kelebihan spray dryer : enzim mudah larut dalam air 令和5年1月4日 52
  • 53. Proses pembuatan enzim kering  Enzim hasil pemekatan dikeringkan, kemudian dihaluskan untuk mendapatken bentuk tepung  Ditambah bahan-bahan tambahan : garam, laktosa dsb  Fungsi bahan tambahan  untuk memperoleh bentuk akhir  sebagai pengawet  Sebagai pelengkap atau pengisi 令和5年1月4日 53
  • 54. Proses pembuatan enzim kering  Partikel enzim yang halus disatukan untuk membentuk granula  Pelapisan dengan lilin Enzim dicampur dengan lilin cair, didinginkan sambil disemprotkan  Produk akhir : partikel enzim yang terbungkus dalam lapisan lilin 令和5年1月4日 54
  • 55. Liofilisasi (Freeze drying)  Liofilisasi bekerja berdasarkan kemampuan es untuk menyublim pada tekanan rendah.  Bila sampel kita bekukan kemudian ditempatkan pada tekanan rendah (divakum) pada suku kamar, maka panas sekitar kan menyebabkan es mencair, akan tetapi cairan yang terbentuk akan segera menguap karena vakum.  Dengan cara ini akan didapat butiran halus (bubuk) yang mudah larut dalam air. 令和5年1月4日 55
  • 56. Pengujian mutu enzim komersial  Kegunaan : menjamin sifat, aktivitas dan keamanan penggunaannya terutama untuk enzim pangan  Jenis uji tergantung pada penggunaan, bentuk padatan dan keamanannya sebagai enzim pangan. 令和5年1月4日 56
  • 57. Jenis uji  Sifat dan ukuran granula  Kadar debu  Uji ketahanan simpan  Analisis penambahan bahan tambahan  Warna, bau  Adanya kontaminan logam berat, mikotoksin dan antibiotik  Adanya kontaminan mikroba 令和5年1月4日 57
  • 58. Syarat enzim untuk pangan  Bebas dari seyawa berbahaya : toksin, arsenik, logam berat  Bebas mikroba kontaminan : Salmonella, Coliform, E.coli  Bebas antibiotik dan mikotoksin 令和5年1月4日 58
  • 59. Metode pemurnian didasarkan pada sifat enzim  Ukuran  Muatan  Hidrofobisitas  Stabilitas  Aktivitas  Afinitas 令和5年1月4日 59
  • 60. Kromatografi  Merupakan cara pemisahan berdasarkan perbedaan interaksi antara komponen-komponen yang akan dipisahkan dengan fasa diam dan fasa gerak.  Peptida dan protein adalah polimer asam amino yang dihubungkan dengan ikatan amide.  Pemisahan dengan kromatografi berhubungan dengan :  Kecenderungan suatu molekul larut dalam suatu cairan  Kecenderungan suatu molekul untuk melekat pada suatu matriks  Kecenderungan suatu molekul untuk menguap 令和5年1月4日 60
  • 61. Jenis-jenis kromatografi  Kromatografi partisi: contohnya kromatografi kertas  Kromatografi adsorpsi contohnya: TLC  Kromatografi penukaran ion: contohnya. resin penukar ion  Kromatografi penyaringan molekul: contohnya filtrasi gel  Kromatografi affinitas 令和5年1月4日 61
  • 62. Kromatografi filtrasi gel  Memisahkan protein berdasarkan ukurannya.  Pemisahan terjadi berdasarkan kecepatan pergerakan relatif dari masing-masing protein melalui suatu molecular sieve.  Molecular sieve yang digunakan biasanya merupakan suatu gel polisakarida dalam bentuk bulatan kecil (granula) 令和5年1月4日 62
  • 63. Kromatografi filtrasi gel  Gel yang sering digunakan : dekstran (polimer gula) yang larut dalam air dan telah mengalami cross linkage dengan bantuan epikhlorhidrin  Gel dekstran disebut : SEPHADEX  Contoh sephadex yang digunakan : Sephadex G- 25, Sephadex G-50.  Huruf G menunjukkan gel tersebut dikembangkan dengan air, dan angka menunjukkan besarnya pengembangan. 令和5年1月4日 63
  • 64. Kromatografi pertukaran ion  Protein dapat bermuatan (+) dan (-)  Pada pH=7:  Asam aspartat dan asam glutamat memiliki muatan gugus bermuatan negatif  Lysine, arginine, histidine bermuatan positif  pH medium vs. pH protein 令和5年1月4日 64
  • 65. Kromatografi pertukaran ion  Prinsip : Memanfaatkan perbedaan afinitas molekul bermuatan di dalam larutan dengan senyawa tidak reaktif yang berfungsi sebagai pengisi kolom yang muatannya berlawanan.  Elusi terjadi melalui peningkatan konsentrasi garam atau perubahan pH 令和5年1月4日 65
  • 66. Kromatografi pertukaran ion  Senyawa tidak reaktif yang digunakan adalah polimer yang bersifat elastik yang mengandung kerangka resin sintetik : seperti Polistiren  Pada polimer tersebut dikaitkan gugus fungsional tertentu yang berupa penukar anion atau kation pemilihan didasarkan pada titik isoelektrik protein enzim :  Protein bermuatan positif penukar kation (CM)  Protein bermuatan negatif penukar anion (DEAE)  Elusi dengan larutan yang mempunyai kekuatan ion yang tinggi 令和5年1月4日 66
  • 67. Kromatografi pertukaran ion  Pemakaian penukar kation dilakukan dengan penambahan buffer pH 5 dan 10 mM kation (biasanya Na+) untuk menciptakan kondisi penyerapan yang kuat.  Kromatografi pertukran ion banyak digunakan dalam pemurnian enzim. 令和5年1月4日 67
  • 68. Kromatografi afinitas  Kromatografi dengan dasar interaksi biokimia Dikenalkan pertama kali oleh Cuatrecassas tahun 1968  Pemisahan terjadi karena interaksi spesifik antara pasangan senyawa enzim dengan substrat, kofaktor, allosterik, efektor atau inhibitor.  Prinsip : ligan yang terikat secara kovalen pada matrik yang tidak larut air akan menyerap salah satu/beberapa dari komponen campuran. 令和5年1月4日 68
  • 69. Kromatografi afinitas  Komponen yang diserap mempunyai afinitas yang spesifik dengan ligan.  Komponen yang tidak memiliki afinitas akan melaju dan keluar.  Molekul yang sudah diserap dilepaskan dengan mengubah kondisi elusi (dengan larutan bebas ligan, perubahan pH atau kekuatan ion). 令和5年1月4日 69
  • 70. Keuntungan kromatografi afinitas  Sifat interaksinya spesifik  Jumlah adsorben yang digunakan dapat disesuaikan dengan zat yang akan diadsorbsi  Adsorben dapat diregenerasi beberapa kali 令和5年1月4日 70
  • 71. Kromatografi afinitas  Sistem kromatografi afinitas yang baik ditentukan oleh jenis matriks dan ligan yang digunakan.  Matriks pengisi kolom : matriks gel dengan sifat :  Mempunyai gugus fungsional yang ampuh untuk bereaksi dengan jenis protein dan ligan yang diinginkan,  Tahan terhadap mikroba  Stabil,  Tahan lama  Bersifat hidrofilik  Dapat diregenerasi  Mempunyai kapasitas yang besar terhadap enzim atau ligan,  Dapat melewatkan pelarut, 令和5年1月4日 71
  • 72. Kromatografi interaksi hidrofobik  8 dari 20 jenis Asam amino bersifat hidrofobik  Protein yang berbeda akan memiliki derajat hidrofobik permukaan yang berbeda  Protein enzim dapat diikat oleh matriks melalui interaksi hidrofobik pada lingkungan polaritas dan kekuatan ion yang tinggi. 令和5年1月4日 72
  • 73. Kromatografi interaksi hidrofobik  Enzim dipisahkan dari ikatan dengan menggunakan eluen yang polaritasnya diturunkan.  Eluen yang digunakan : beberapa jenis garam.  Peningkatan polaritas dapat dilakukan dengan menggunakan konsentrasi ion yang berbeda : Ba2+, Ca2+, Mg2+, Li+, Cs+, Na+, K+, Rb+ dan NH4+ (untuk kation), atau SCN-, I-, ClO4 -, NO3 - , Br-,Cl-, CH3COO-, SO2 2- dan PO4 3- (untuk anion). 令和5年1月4日 73
  • 74. Kromatografi cair metode cepat  Berguna untuk pemisahan dan isolasi enzim skala lab  Dilakukan pada tahap akhir isolasi  Dikenal dengan Fast Protein Liquid Chromatography (FPLC) yang diturunkan dari teknik HPLC.  Prinsip : pemisahan molekul organik berukuran kecil yang larut dalam pelarut organik/non polar.  Diperlukan tekanan tinggi untuk membuat aliran eluen yang baik melalui gel pada kolom yang berukuran kecil (5-50 m). 令和5年1月4日 74
  • 75. Elektroforesis  Elektroforesis ilmu yang mempelajari pergerakan molekul yang bermuatan dalam medan listrik  Dapat digunakan untuk identifikasi dan analisis polimer biologi yang bermuatan.  Teknik yang relatif murah dan mudah untuk menganalisa dan memurnikan macam-macam biomolekul, khususnya protein dan asam nucleat.  Migrasi Molekul dalam medan listrik dipengaruhi oleh: ukuran, bentuk, muatan, dan komposisi kimia molekul. 令和5年1月4日 75
  • 76. Elektroforesis.....  Gel yang digunakan : gel pati, agarosa, poliakrilamida.  Untuk memisahkan dan menentukan jumlah dan ukuran protein atau rantai sub unit protein digunakan elektroforesis gel dengan SDS (Sodium Dodesil Sulfat). 令和5年1月4日 76
  • 77. Polyacrylamide Gel Electrophoresis (PAGE )  Banyak digunakan untuk mempelajari ukuran dan muatan senyawa biomolekul seperti RNA, DNA dan protein. Juga digunakan sebagai metoda untuk pemurnian  Prinsipnya didasarkan pada mobilitas partikel bermuatan dalam medan listrik: 令和5年1月4日 77