Hipotiroidisme kongenital didefinisikan sebagai defisiensi hormon tiroid saat lahir yang paling sering disebabkan oleh masalah perkembangan kelenjar tiroid atau kelainan biosintesis hormon tiroid. Hormon tiroid sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Tanpa perawatan, bayi yang terkena akan tumbuh menjadi kerdil dan mengalami gangguan mental. Program skrining hipotiroidisme kongenital membuat deteksi dini dan pengob
Dokumen tersebut membahas tentang hipertiroidisme, yang merupakan kondisi ketika kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit Graves, nodul toksik pada tiroid, konsumsi obat tiroid berlebihan, atau produksi TSH yang tidak normal. Gejala klinisnya antara lain kelelahan, tremor, berkeringat berlebihan, dan pembesaran tiroid.
1. Dokumen tersebut membahas tentang hipertrofi kelenjar tiroid, termasuk pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penanganannya.
2. Hipertrofi kelenjar tiroid adalah pembesaran kelenjar tiroid akibat pertambahan jaringan tanpa perubahan sekresi hormon. Penyebabnya antara lain defisiensi yodium dan gangguan produksi hormon tiroid.
3. Manifestasi klinisnya berupa pembengkakan le
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien hipotiroid. Hipotiroid adalah kondisi ketika tiroid bekerja kurang aktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon tiroid. Dokumen menjelaskan tentang definisi, anatomi, fisiologi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, dan pemeriksaan diagnostik hipotiroid. Tujuan dari dokumen ini adalah agar mahasiswa dapat memahami tentang
1) Hipertiroidisme adalah kondisi ketika hormon tiroid dalam darah meningkat. Penyakit Graves merupakan penyebab utama hipertiroidisme.
2) Gejala hipertiroidisme meliputi detak jantung cepat, tremor, kehilangan berat badan, dan mata melotot.
3) Pengobatan hipertiroidisme meliputi obat anti tiroid dan terapi radiasi yodium.
Hipotiroidisme kongenital didefinisikan sebagai defisiensi hormon tiroid saat lahir yang paling sering disebabkan oleh masalah perkembangan kelenjar tiroid atau kelainan biosintesis hormon tiroid. Hormon tiroid sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Tanpa perawatan, bayi yang terkena akan tumbuh menjadi kerdil dan mengalami gangguan mental. Program skrining hipotiroidisme kongenital membuat deteksi dini dan pengob
Dokumen tersebut membahas tentang hipertiroidisme, yang merupakan kondisi ketika kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit Graves, nodul toksik pada tiroid, konsumsi obat tiroid berlebihan, atau produksi TSH yang tidak normal. Gejala klinisnya antara lain kelelahan, tremor, berkeringat berlebihan, dan pembesaran tiroid.
1. Dokumen tersebut membahas tentang hipertrofi kelenjar tiroid, termasuk pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penanganannya.
2. Hipertrofi kelenjar tiroid adalah pembesaran kelenjar tiroid akibat pertambahan jaringan tanpa perubahan sekresi hormon. Penyebabnya antara lain defisiensi yodium dan gangguan produksi hormon tiroid.
3. Manifestasi klinisnya berupa pembengkakan le
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien hipotiroid. Hipotiroid adalah kondisi ketika tiroid bekerja kurang aktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon tiroid. Dokumen menjelaskan tentang definisi, anatomi, fisiologi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, dan pemeriksaan diagnostik hipotiroid. Tujuan dari dokumen ini adalah agar mahasiswa dapat memahami tentang
1) Hipertiroidisme adalah kondisi ketika hormon tiroid dalam darah meningkat. Penyakit Graves merupakan penyebab utama hipertiroidisme.
2) Gejala hipertiroidisme meliputi detak jantung cepat, tremor, kehilangan berat badan, dan mata melotot.
3) Pengobatan hipertiroidisme meliputi obat anti tiroid dan terapi radiasi yodium.
Hipertiroidisme adalah kelebihan produksi hormon tiroid yang menyebabkan metabolisme tubuh menjadi terlalu cepat. Gejala klinisnya antara lain takikardi, kelelahan, berat badan turun, dan mata melotot. Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium seperti kadar hormon tiroid yang tinggi beserta tekanan TSH yang rendah. Pengobatan utamanya adalah dengan obat anti tiroid seperti propiltiourasil atau metimazol
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang tiroiditis, termasuk anatomi, fisiologi, klasifikasi, etiologi, dan patofisiologi tiroiditis.
2. Terdapat beberapa jenis tiroiditis yaitu akut, subakut, dan kronis. Tiroiditis kronis yang paling sering ditemukan adalah tiroiditis hashimoto.
3. Patofisiologi tiroiditis hashimoto melibatkan faktor genetik dan lingkun
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang hipotiroid dan sistem endokrin, (2) Hipotiroid disebabkan oleh berbagai faktor seperti tiroiditis Hashimoto dan pengobatan hipertiroid, dan (3) Manifestasi klinis, diagnosa, komplikasi, dan penatalaksanaan hipotiroid dibahas secara rinci.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertiroid. Hipertiroid adalah kondisi ketika kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid berlebihan yang menyebabkan metabolisme tubuh meningkat. Gejala hipertiroid antara lain keringat berlebihan, denyut jantung cepat, gangguan tidur, dan penurunan berat badan. Pengobatan hipertiroid meliputi obat anti tiroid, yodium radioaktif, atau tiroidektomi
Tiroid adalah kelenjar endokrin yang terletak di leher yang memproduksi hormon untuk meningkatkan metabolisme. Gangguan tiroid dapat terjadi karena hipotiroidisme, hipertiroidisme, atau tiroiditis yang menyebabkan perlambatan atau percepatan metabolisme dan gejala lainnya. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan tes laboratorium sementara pengobatan meliputi obat, iodium, atau blokade sistem syaraf.
Goiter atau gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti defisiensi yodium, autoimun, infeksi, dan tumor. Pemeriksaan diagnostik meliputi pengukuran hormon tiroid, pemeriksaan radioisotop, dan ultrasonografi untuk mendeteksi nodul dan kelainan pada kelenjar tiroid. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari tidak ada gejala hingga kesulitan bernapas dan menel
Terdapat ringkuman mengenai berbagai aspek gangguan tiroid meliputi definisi, jenis gangguan berdasarkan fungsi tiroid, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, pengobatan hipertiroid seperti obat antitiroid, inhibitor iodida, beta bloker, dan radioaktif iodida.
Hipertiroidisme adalah kelebihan produksi hormon tiroid yang menyebabkan metabolisme tubuh menjadi terlalu cepat. Gejala klinisnya antara lain takikardi, kelelahan, berat badan turun, dan mata melotot. Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium seperti kadar hormon tiroid yang tinggi beserta tekanan TSH yang rendah. Pengobatan utamanya adalah dengan obat anti tiroid seperti propiltiourasil atau metimazol
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang tiroiditis, termasuk anatomi, fisiologi, klasifikasi, etiologi, dan patofisiologi tiroiditis.
2. Terdapat beberapa jenis tiroiditis yaitu akut, subakut, dan kronis. Tiroiditis kronis yang paling sering ditemukan adalah tiroiditis hashimoto.
3. Patofisiologi tiroiditis hashimoto melibatkan faktor genetik dan lingkun
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang hipotiroid dan sistem endokrin, (2) Hipotiroid disebabkan oleh berbagai faktor seperti tiroiditis Hashimoto dan pengobatan hipertiroid, dan (3) Manifestasi klinis, diagnosa, komplikasi, dan penatalaksanaan hipotiroid dibahas secara rinci.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertiroid. Hipertiroid adalah kondisi ketika kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid berlebihan yang menyebabkan metabolisme tubuh meningkat. Gejala hipertiroid antara lain keringat berlebihan, denyut jantung cepat, gangguan tidur, dan penurunan berat badan. Pengobatan hipertiroid meliputi obat anti tiroid, yodium radioaktif, atau tiroidektomi
Tiroid adalah kelenjar endokrin yang terletak di leher yang memproduksi hormon untuk meningkatkan metabolisme. Gangguan tiroid dapat terjadi karena hipotiroidisme, hipertiroidisme, atau tiroiditis yang menyebabkan perlambatan atau percepatan metabolisme dan gejala lainnya. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan tes laboratorium sementara pengobatan meliputi obat, iodium, atau blokade sistem syaraf.
Goiter atau gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti defisiensi yodium, autoimun, infeksi, dan tumor. Pemeriksaan diagnostik meliputi pengukuran hormon tiroid, pemeriksaan radioisotop, dan ultrasonografi untuk mendeteksi nodul dan kelainan pada kelenjar tiroid. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari tidak ada gejala hingga kesulitan bernapas dan menel
Terdapat ringkuman mengenai berbagai aspek gangguan tiroid meliputi definisi, jenis gangguan berdasarkan fungsi tiroid, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, pengobatan hipertiroid seperti obat antitiroid, inhibitor iodida, beta bloker, dan radioaktif iodida.
2. 1. Ahda Sabila Aprilia 20102086
2. Iqbal Widianwar Saputra 2010201088
3. Tia Safitri Ahmad 2010201089
4. Nabila Rahmadiah 2010201090
5. Fathimatuzzahrah 2010201093
Anggota Kelompok
6. Ari Hidayatul Azizah 2010201096
7. Singgih Wahyu Wicaksono 2010201099
8. Dewi Fatimah 2010201101
9. Ibnu Tegar Laksono 2010201102
10. Dwi Widya Putri 2010201106
11. Akbar Hariansyah 2010201108
3. Latar belakang , tujuan,
manfaat
TABLE OF CONTENTS
Pendahuluan
01 Definisi, etilogi,
patofisiologi, manifestasi,
penatalaksana, pathways
Tinjauan Teori
02
Pengkajian, diagnose
Keperawatan Nursing Care Plan
Asuhan Keperawatan
03 Kesimpulan dan saran
Penutup
04
5. Latar belakang
Hipotiroid kongenital adalah kelainan endokrin kongenital terbanyak pada anak
dan penyebab tersering retradasi mental yang dapat dicegah. Kelainan ini
disebabkan oleh kurang atau tidak adanya hormon tiroid sejak dalam kandungan
dan apabila tidak diobati sejak dini dapat menyebabkan retardasi mental berat.
Insiden hiporitoid kongenital bervariasi antar negara, umumnya sebesar 1: 3000-
4000 kelahiran hidup. Etiologi hipotiroid kongenital tersering adalah disgenesis
tiroid yang merupakan disgenesis pada 85% kasus. Kelainan terjadi lebih sering
pada perempuan dari pada laki-laki dengan perbandingan 2:1. Angka Kejadian
sangat kecil pada orang dengan kulit hitam dibandingkan keturunan Asia.3 Pada
penelitian yang dilakukan oleh Kromowulan S at al (2010), kejadian di wilayah
Asia Timur beragam dari 1:1000 sampai dengan 1:6467 kelahiran.
Tujuan
1. Untuk mendapatkan gambaran lebih jauh tentang penyakit hipootiroid
kongenital
2. Untuk mendapatkan gambaran tentang faktor-faktor, etiologic, manifestasi
klinis, komplikasi, patofisiologi, pemeriksaan penunjang dari penyakit
hipotiroid kongenital
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari hipotiroid kongenital
7. Pengertian Hipotiroid Kongenital dan Faktor risiko Hipotiroid Hasil wawancara dengan dokter
spesialis anak mendapatkan bahwa hipotiroid kongenital adalah adanya gangguan fungsi kelenjar
tiroid sejak lahir. Hipotiroid kongenital biasa disebut HK, menurunnya atau tidak berfungsinya
kelenjar tiroid yang didapat sejak baru lahir” SW. Ada beberapa faktor risiko untuk terjadinya
hipotiroid. Salah satu faktor risiko yang mencetuskan penyakit gangguan tiroid adalah genetik.
Genetik dalam keluarga memiliki peranan untuk terjadinya hipotiroid ini. Ibu Balita menyebutkan
bahwa riwayat penyakit tiroid ada pada keluarganya yaitu dari ibu kandungnya sendiri. Dari keluarga
saya ada ibu kandung saya sendiri, dari keluarga suami nggak ada. Ibu kandung memang dibilang
gondok sama dokternya awal tahun 2019 tapi tahu ada benjolan itu akhir 2018, ada benjolan di leher
depan tapi agak kesamping. Pemeriksaan di bilang gondok itu di Rumah Sakit Tabanan. Faktor
genetik berperan untuk terjadinya hipotiroid, juga disampaikan oleh dokter spesialis anak sebagai
berikut: Sangat mungkin ada hubungannya antara kejadian hipotiroid pada bayi dengan riwayat
keluarga karena bayi itu dalam kandungan ibunya semuanya dapat supply dari ibunya termasuk
hormon. Faktor genetik juga ada hubungan.
Definisi
8. Kadar Yodium tanah yang rendah dan goitrogen menyebabkan banyak wilayah di
Indonesia menjadi daerah endemic gondok. Penelitian mengenai kecukupan kadar T4 dan
pengaruhnya pada balita di daerah endemik sangatlah penting untuk menentukan Quality of
Life maupun kapasitas sumber daya manusia di suatu daerah endemik1Berbagai faktor
menyebabkan penurunan sensitifitas terhadap hormon tiroid antara lain adanya efek pada
masuknya hormon tiroid ke dalam sel, metabolisme dan distribusi intraseluler, efek
sitosol/non genomik, pengikatan pada reseptor dan tranlasi pada inti, atau
abnormalitas,koregulator lanjutan setelah pengikatan reseptor Ana anak yang lahir dari ibu
ipotiroid akan mengalami hipotiroid congenital dantelah diyakini sebagai penyebab disabilitas
intelektual yang dapat dicegah. Skrining dengan palpasi memberihasil yang sangat lemah
berkorelasi dengan gangguan fisik. kadar TSH neonates telah terbukti berhubungan dengan
perkekembangan neurokognitif anak. Anak anak dan remaja hipotiroid subklinis mengalami
penurunan kemampuan atensi secara bermaksa.
Etiologi
9. Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada respon
jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang hipofisis anterior.
2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang merangsang
kelenjar tiroid.
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 danTetraiodothyronin = T4 =
Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas
tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja
daripada hormon-hormon lain.
Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus Apabila
disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh
peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis
anterior dan hipotalamus.Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang
rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena tidak adanya
umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi
hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH
Patofisiologi
10. “…Umumnya kalau anak itu sudah menderita hipotiroid yang jelas akan tampak gejala-gejala seperti Letargi gitu ya,
letargi itu kan aktivitas anak itu menurun karena kelemahan otot-otot, bisa kelihatan ikterus anak itu karena gangguan fungsi
bilirubin, bisa makroglosia lidahnya membesar, kongenital itu sehingga dia akan mengalami kesulitan untuk bicara atau tidak
bisa bicara.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian beberapa peneliti, bahwa BBL yang menderita HK sering tidak memperlihatkan
gejala, kalau pun ada gejalanya tidak spesifik seperti ikterus berkepanjangan, minum sering tersedak dan kesulitan untuk
bernapas, napas berbunyi serta hidung tersumbat
Hal ini dapat disebabkan berkurangnya renal plasma flow, yang dicetuskan oleh ketidakseimbangan antara stroke volume
dan resistensi perifer, hiperlipidemia, dan efek mediator parakrin dan endokrin seperti insulin-like-growth factor type I dan
vascular endothelial growth factor.1 Sindrom nefrotik merupakan kelainan glomerulus yang ditandai dengan proteinuria masif (>
40 mg/m2/jam, > 50 mg/kgbb/hari, uji dipstix > 2+, rasio protein: kreatinin > 2 mg/mg,) hipoalbuminemia (<2,5 g/dL), edema,
dan hiperkolesterolemia (>250 mg/dL).
Sindrom nefrotik terjadi karena disfungsi limfosit T dan belakangan ini diketahui juga karena disfungsi limfosit B.
Disfungsi limfosit T menyebabkan pelepasan sitokin toskik terhadap membran basalis.Aktivasi sel T helper menyebabkan
pengeluaran faktor permeabilitas vaskular seperti sitokin proinflamatori sedangkan aktivasi sel T regulator menyebabkan
pengeluaran sitokin anti inflamatori.Ketidakseimbangan ini menyebabkan sitokin proinflamatori menyebabkan peningkatan
permeabilitas membran basalis glomerulus sehingga terjadi proteinuria masif.
Manifestasi Klinis
11. Berdasarkan hasil wawancara dengan dokter spesialis anak bahwa memang ada perbedaan frekuensi pengambilan
spesimen antara bayi normal dengan bayi kondisi khusus
Pertama, sesuai jadwal pengambilan spesimen rutin atau pada saat pengambilan darah sebelum mendapatkan tindakan
pengobatan seperti transfusi, nutrisi parenteral ataupun pemberian antibiotika.
Adanya penolakan skrining dari beberapa orangtua bayi karena merasa keluarga tidak ada yang sakit atau kondisinya
sehat-sehat saja dan ada juga yang kasihan bayinya ditusuk, tampak dari pernyataan petugas skrining berikut ini: “…jadi memang
ada beberapa orangtua bayi yang melakukan penolakan skrining hipotiroid ini, jadi kita menjelaskan semuanya Apa sih skrining
hipotiroid kongenital itu, pentingnya apa sih, dilakukan kapan, seperti itu kita sudah menjelaskan semua cuman ada beberapa
orang tua itu yang menolak karena merasa keluarga tidak ada yang sakit atau kondisinya sehat-sehat saja jadi ada juga yang
kasihan bayi ditusuk seperti itu…” Spesimen seharusnya diambil lebih dari sekali pada bayi kondisi khusus, tetapi hasil
penelitian menunjukkan bahwa hanya dilakukan satu kali pengambilan saja.
Idealnya SHK dilakukan umur 48 sampai 72 jam, tetapi pada bayi kurang bulan, BBLR, dan bayi sakit, pengambilan
spesimen dilakukan 2 atau 3 kali tergantung berat ringannya penyakit dan umur kehamilan.
Pengambilan pertama, sesuai jadwal pengambilan spesimen rutin atau pada saat pengambilan darah sebelum
mendapatkan tindakan pengobatan seperti transfusi, nutrisi parenteral ataupun pemberian antibiotika (kemungkinan untuk
mendapatkan hasil TSH tinggi palsu maupun normal palsu sangat tinggi).
Penatalaksanaan dan Pemeriksaan Penunjang
14. Pengkajian
I. Identitas Pasien
Nama : An. D
Umur : 39 Bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Gol darah : -
Alamat : Kediri Kabupaten Tabanan
Tgl. Pengkajian : 07-01-2022
Jam Pengkajian : 17.00
Ruang/Kelas : B2
No. Register : XXXXX
Tgl. Masuk : 26-10-2022
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.Y
Umur : 33 Th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kediri Kabupaten Tabanan
Hubungan dengan klien : Orangtua klien
15. I. KELUHAN UTAMA
1. Keluhan utama saat masuk rumah sakit
• Ibu bayi mengatakan adanya keterlambatan berjalan, gangguan pendengaran dan tidak bisa bicara
2. Keluhan utama saat pengkajian
• hasil pemeriksaan kondisi fisik anak saat ini normal tetapi perkembangannya menyimpang karena hipotiroid. Penyimpangan
perkembangan dari aspek gerak kasar, gerak halus, bicara bahasa serta sosialisasi dan kemandirian
I. DIAGNOSA MEDIS
Hipoteroid ikterus
I. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
1. Riwayat penyakit sekarang
Pasien menderita hipoteroid dengan adanya gangguan berjalan, pendengaran dan tidak bisa bicara pada usianya yang sekarang
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu pasien mengatakan anak 1 minggu sejak lahir anak sering mengalami tersedak dan sesak umur satu setengah bulan anak juga sudah di
diagnosis hipoteroid sejak usia 2 bulan 22 hari anak ini juga mempunyai riwayat BBLR 2390 gram
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan riwayat penyakit teroid ada pada kelurganya yaitu dari ibu kandungnya sendiri
16. I. PENGKAJIAN FUNGSIONAL
1. Aktivitas sehari-hari (ADL)
a. Pola nutrisi dan cairan
= Anak tersedak jika makan/minum
a. Pola eliminasi
= Ibu mengatakan Selama sakit pasien mengatakan BAB dan BAK
normal tidak ada masalah
a. Pola aktivitas dan latihan
= Selama sakit Anak tidak rewel ada gangguan pendengaran dan
bicara
a. Pola istirahat tidur selama sakit
= normal
a. Pola kebersihan diri (personal hygiene)
= Selama sakit keluarga pasien mengatakan anak mandi dengan
diseka atau dilap saja dikarenakan anak demam
a. Pola seksual dan reproduksi
= normal
17. 2. Kondisi Psikologi, Sosial dan Spiritual
a.Pola kognitif
= Pasien dibawa ke rumah sakit untuk mendapat tindakan medis oleh keluarganya karna anak menunjukan gejala hipoteroid ada
gangguan keterlamabatan berjalan bicara dan mendengar pada anak dan mengalami penyimpangan perkembangan
b. Pola Persepsi diri dan konsep diri
= Keluarga pasien berharap ada solosi untuk anaknya dan di harapkan anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
c. Pola Hubungan dan peran
= Pasien dan keluarganya memiliki hubungan yang baik dengan tenaga Kesehatan
d. Pola koping dan toleransi stress
= Orang tua mengatakan sudah tau jika anak mengalami hipoteroid pada usia sesaat lahir dan menerima keadaan anak nya
e. Pola Nilai dan Kepercayaan
= Keluarga pasien dan pasien beragama Islam. Keluarga pasrah menerima hospitalisasi anaknya dan menganggapnya sebagai takdir
Tuhan
f.Dampak Perawatan di RS
= pemantauan/pemeriksaan ulang TSH dan T4/FT4 dalam rangka penyesuaian dosis untuk pemantauan klinis dan laboratorium pada
umur 1 – 3 tahun dilakukan tiap 4 bulan, selanjutnya tiap 6 bulan sampai selesai masa pertumbuhan
18. I. PEMERIKSAAN FISIK
A. Survey Keadaan Umum
1. Penampilan dan perilaku
a. Tingkat kesadaran secara kualitatif
composmentis
b. Gender dan Ras
=Laki-laki
a. Usia
=39Bulan
a. Ekspresi wajah
=Pasien tampak menerima saja
dengan penyakitnya
a. Jenis tubuh
=normal
a. Postur tubuh = normal
b. Gaya berjalan = normal
c. Gerakan tubuh =normal
d. Hygiene dan dandanan = mulut bau khas, gigi
bersih, kuku tangan dan kaki bersih tidak
panjang, rambut hitam pendek dan rapi
e. Afek dan mood = pasien bisa tersenyum
f. Komunikasi =pasien sulit berkomunikasi
Tanda-tanda Vital
- Tekanan darah (TD) : normal
- Nadi : normal
- Suhu : normal
- Respiratory rate (RR) : normal
Antropometri
- Tinggi badan : 98,5 cm
- Berat badan : 13,5 kg
- LLA : normal
- LK : 46,5 Cm
19. A. Pemeriksaan Fisik Sistem Tubuh (Head To Toe)
1. Kulit, rambut, dan kuku = Kulit bersih rambut tidak kusut, tidak rontok dan kuku
pendek terpotong rapi. Kulit berwarna sawo matang, rambut hitam pendek, kuku
pendek
2. Kepala dan leher
a. kepala
= Mesochepal, kepala bersih dan tidak ada nyeri tekan. Ubun-ubun normal
tertutup oleh rambut. Kulit kepala tidak ada lesi
b. Mata
= Letak mata kanan dan kiri simetris, skelera putih, konjungtifa tidak anemis
sklera tidak ikterik, mata berwarna coklat
c. Telinga
= Kedua telinga menggunakan alat bantu dengar
d. Hidung dan sinus
= normal
e. Mulut
= Mukosa mulut dalam keadaan lembab pucat, tidak terjadi sianosis, lidah tidak
sulit untuk digerakkan
f. Leher
= tidak normal karna ada tiroid
g. Kelenjar tiroid
= tidak normal karna terdapat tiroid
3. Mata
Letak mata kanan dan kiri simetris, skelera putih, konjungtifa tidak anemis sklera
tidak ikrerik, mata berwarna coklat.
4. Dada dan paru
a. Inspeksi :normal
b. Palpasi : normal
c. Perkusi : normal
d. Auskultasi : normal
5. Karidovaskuler dan sistem vaskuler peripheral
a. Inpeksi : normal
b. Palpasi : normal
c. Perkusi : normal
d. Auskultasi : normal
6. Payudara
Tidak dilakukan pengkajian
7. Abdomen
a. Inpeksi : normal
b. Palpasi : normal
c. Perkusi : normal
d. Auskulatasi : normal
21. No Hari/Tanggal Sign and Sympton/Data Problem (Masalah) Etiology (Penyebab)
1. Pukul 17.00
Rabu, 04 Jan 23
Ds
Ibu pasien mengatakan anak
belum bisa berjalan,
gangguan pendengaran, dan
tidak bisa berbicara pada
usianya
Do
- Kelemahan otot
- Tidak mampu
melakukan
keterampilan atau
perilaku khas sesuai
usia (fisik, Bahasa,
motorik, psikososial)
- Pertumbuhan fisik
terganggu
Gangguan tumbuh
kembang
Efek ketidakmampuan fisik
22. 2. Pukul 17.00
Rabu, 04 Jan
23
Ds
Ibu pasien mengatakan
anak sejak lahir sering
mengalami tersedak
dan sesak nafas
Do
- Klien terlihat
menggunakan
otot bantu
pernafasan
- Klien sering
tersedak
Gangguan
menelan
Anomali jalan nafas
atas
23. 3. Pukul 17.00
Rabu, 04 Jan 23
Ds
Ibu pasien mengatakan
dari waktu lahir, beberapa
jamnya tidak mau
menyusui dan kuning
Do
- Kulit kuning
- Membran mukosa
kuning
- Sklera kuning
Ikterik neonates Kesulitan transisi ke
kehidupan ekstra uterin
24. Ikterik neonatus b/d
kesulitan transisi ke
kehidupan ekstra
uterin
Diagnosa Prioritas
Gangguan tumbuh
kembang b/d efek
ketidakmampuan
fisik
Gangguan menelan
b/d anomali jalan
nafas atas
1 2
3
26. N
o
Hari/
Tanggal
Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan
Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
1. Pukul 17.00
Rabu, 04 Jan
23
Gangguan tumbuh
kembang b/d efek
ketidakmampuan fisik
Mobilitas fisik (L.05042)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan kemampuan gerak
meningkat dengan kriteria hasil:
- Pergerakan ekstremitas
meningkat dengan skala 5
- Kekuatan otot meningkat
dengan skala 5
- Kecemasan menurun dengan
skala 5
- Gerakan terbatas menurun
dengan skala 5
- Kelemahan fisik menurun
dengan skala 5
Dukungan mobilisasi (I.05173)
Observasi
- Identifikasi adanya nyeri atau
keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakan
- Monitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktifitas mobilisasi dengan
alat bantu
- Fasilitasi melakukan pergerakan
- Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan
27. 2. Pukul 17.00
Rabu, 04
Jan 23
Gangguan
menelan b/d
anomali jalan
nafas atas
Kebersihan jalan napas
(L.01001)
Setelah di lakukan Tindakan
keperawatan selama 1x24 jam
di harapkan kebersihan jalan
napas membaik dengan kriteria
hasil:
- Produksi sputum menurun
dengan skala 5
- Dispnea membaik dengan
skala 5
- Gelisah membaik dengan
skala 5
- Frekuensi napas membaik
dengan skala 5
- Pola napas membaik dengan
skala 5
Manajemen jalan napas (I.01011)
Observasi
- Monitor pola napas
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan head-tilt dan chinlift
- Posisikan seml-fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada
- Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
- Anjurkan teknik batu efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator
28. 3. Pukul
17.00
Rabu, 04
Jan 23
Ikterik neonatus
b/d kesulitan
transisi ke
kehidupan
ekstra uterin
Adaptasi neonates (L.11098)
Setelah dilakukan Tindakan
keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan ekstra uterin membaik
dengan kriteria hasil:
- Membran mukosa kuning
menurun dengan skala 5
- Kulit kuning menurun dengan
skala 5
- Sklera kuning menurun dengan
skala 5
- Respon terhadap stimulus
sensorikn membaik dengan skala 5
Perawatan neonates (I.03132)
Observasi
- Identifikasi kondisi awal bayi setelah lahir
- Monitor tanda vital pada bayi
Terapeutik
- Lakukan inisiasi menyusui dini (IMD) segera setelah bayi lahir
- Berikan vitamin K 1 mg intramuskuler untuk mencegah perdarahan
- Mandikan selama 5-10 menit, minimal sehari sekali
- Mandikan dengan air hangat (36-37 derajat)
- Gunakan sabun yang mengandung provitamin B5
- Oleskan baby oil untuk mempertahankan kelembaban kulit
- Rawat tali pusar secara terbuka (tidak dibungkus)
- Bersihkan tali pusat dengan air steril atau matang
- Kenakan pakaian dengan bahan katun
-Selimuti untuk mempertahankan kehangatan dan mencegah
hipotermia
- Ganti popok segera jika basah
Edukasi
- Anjurkan tidak membubuhi apapun pada tali pusat
- Anjurkan ibu menyusui bayi setiap 2 jam
- Anjurkan menyendawakan bayi setelah disusui
- Anjurkan ibu mencuci tangan sebelum menyentuh bayi
30. No. Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
1. Gangguan tumbuh
kembang b/d efek
ketidakmampuan fisik
Pukul 17.00
Rabu, 04 Jan 23
Observasi
- Mengidentifikasi adanya nyeri atau
keluhan fisik lainnya
- Mengidentifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan
- Memonitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
Terapeutik
- Memfasilitasi aktifitas mobilisasi
dengan alat bantu
- Memasilitasi melakukan
pergerakan
- Melibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
- Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
- Menganjurkan melakukan
mobilisasi dini
- Mengajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan
S:
Ibu pasien mengatakan anak sudah
mulai belajar berjalan sedikit-sedikit
O:
Kelemahan otot
A:
Masalah keperawatan ketidakmampuan
fisik belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi keperawatan
TTD
Perawat
31. 2. Gangguan menelan b/d
nomaly jalan nafas atas
Pukul 17.00
Rabu, 04 Jan 23
Observasi
- Memonitor pola napas
Terapeutik
- Mempertahankan kepatenan jalan
napas dengan head-tilt dan chinlift
- Memposisikan seml-fowler
- Memberikan minum hangat
- Melakukan fisioterapi dada
- Memberikan oksigen jika perlu
Edukasi
- Menganjurkan teknik batu efektif
Kolaborasi
- Mengkolaborasi pemberian
bronkodilator
S:
Ibu pasien mengatakan sesak nafas
mulai berkurang
O:
Sesak nafas
A:
Masalah keperawatan jalan nafas belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi keperawatan
TTD
Perawat
32. 3. Ikterik neonatus
b/d kesulitan
transisi ke
kehidupan ekstra
uterin
Pukul 17.00
Rabu, 04 Jan 23
Observasi
- Mengidentifikasi kondisi awal bayi setelah lahir
- Memonitor tanda vital pada bayi
Terapeutik
- Melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) segera setelah bayi lahir
- Memberikan vitamin K 1 mg intramuskuler untuk mencegah
perdarahan
- Memandikan selama 5-10 menit, minimal sehari sekali
- Memandikan dengan air hangat (36-37 derajat)
- Megunakan sabun yang mengandung provitamin B5
- Mengoleskan baby oil untuk mempertahankan kelembaban kulit
- Merawat tali pusar secara terbuka (tidak dibungkus)
- Membersihkan tali pusat dengan air steril atau matang
- Mengenakan pakaian dengan bahan katun
-Menslimuti untuk mempertahankan kehangatan dan mencegah
hipotermia
- Mengganti popok segera jika basah
Edukasi
- Menganjurkan tidak membubuhi apapun pada tali pusat
- Menganjurkan ibu menyusui bayi setiap 2 jam
- Menganjurkan menyendawakan bayi setelah disusui
- Meganjurkan ibu mencuci tangan sebelum menyentuh bayi
S:
Ibu pasien mengatakan kulit bayi
sudah tidak terlalu kuning
O:
Ekstra uterin
A:
Masalah keperawatan neonatus
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi keperawatan
TTD
Perawat
33. KESIMPULAN
Hipertiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi
akibat kadar hormone tiroid berada di bawah nilai optimal (Smeltzer, 2002). Ada beberapa pembagian dari Hipertiroidisme, yaitu: Hipotiroidime primer (tiroidal), Hipotiroidime
sentral (hipotiroidime sekunder/pituitaria), Hipotiroidime tertier (hipotalamus), Kretinisme, Miksedema.Penyebab hepatitis itu sendiri juga bervariasi mulai dari karena infeksi
virus A, B, C, D, E, F dan G juga bisa karena virus lain seperti sitomegali, epstain barr, dan rubella. Hepatitis juga bisa terjadi karena penyakit autoimun, bisa disebabkan karena
penggunaan obat-obatan metildopa, isoniazid, notrofurotin dan oksitenisetin. Pada kelainan genetic juga bisa terjadi hepatitis pada orang yang menderita penyakit Wilson, anti
tripsin. Pada stadium Pra Ikterus penyakit hepatitis ini berlangsung pada 1-2 minggu dan ditandai oleh: malaise umum, rasa lelah, gejala infeksi saluran nafas atas, mialgia (nyeri
otot), keengganan terhadap sebagian besar makanan.Pada penderita hepatitis banyak sekali masalah keperawatan yang muncul diantaranya seperti; Hipertermi, Nyeri, Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Keletihan, Gangguan integritas kulit, Perubahan kenyamanan dll.
Untuk penatalaksanaan keperawatan pada pasien hepatitis bisa dilakukan penatalaksanaan keperawatan dan juga pemberian terapi supportif medikamentosa
SARAN
Sebagai seorang perawat seharunya dapat memberikan asuhan keperawatan secara intensif mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, dan intervensi pada paien dengan
hipotiroidisme.
KESIMPULAN DAN SARAN