Teknologi informasi telah berdampak besar terhadap proses audit, mulai dari perencanaan, pengujian, dokumentasi audit. Implikasinya, pembelajaran auditing di perguruan tinggi perlu disesuaikan dengan mengembangkan kurikulum yang mendukung pembelajaran paperless audit dan penggunaan perangkat lunak audit.
TUGAS 3 - Kerangka Acuan Kerja Sistem Informasi Skripsisafiravanillia
Merupakan KAK Sistem Informasi Skripsi
Oleh : Safira Vanillia Putri (05111640000001) kelas MPPL D
Referensi :
http://fajarbaskoro.blogspot.com/2019/02/pbkk-3-aplikasi-pengajuan-skripsi.html
Perkembangan Teknologi Terhadap Audit Internalssuser1d6e37
Seiring dengan perkembangan teknologi, kini transformasi digital menjadi sebuah tantangan yang baru dalam keberlangsungan pekerjaan seorang audit internal. Dengan kemajuan teknologi, peluang untuk mengembangkan dan meningkatkan nilai suatu perusahaan maupun organisasi menjadi terbuka. Audit Internal dituntut untuk menguasai audit secara konseptual dan memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan teknologi dalam pelaksanaan audit secara digital. Penggunaan teknologi dalam auditing meningkatkan efisiensi dan efektivitas auditor dalam melakukan pekerjaannya dengan memanfaatkan fungsi dan kemampuan komputer.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Sistem Aplikasi Pelaporan Keluhansafiravanillia
Merupakan Evalusi Tengah Semster berupa KAK dengan studi kasus pelaoran keluhan
Oleh : Safira Vanillia Putri (05111640000001) kelas MPPL D
Referensi :
http://fajarbaskoro.blogspot.com/2019/04/mppl-evaluasi-tengah-semester-1-9-april.html
TUGAS 3 - Kerangka Acuan Kerja Sistem Informasi Skripsisafiravanillia
Merupakan KAK Sistem Informasi Skripsi
Oleh : Safira Vanillia Putri (05111640000001) kelas MPPL D
Referensi :
http://fajarbaskoro.blogspot.com/2019/02/pbkk-3-aplikasi-pengajuan-skripsi.html
Perkembangan Teknologi Terhadap Audit Internalssuser1d6e37
Seiring dengan perkembangan teknologi, kini transformasi digital menjadi sebuah tantangan yang baru dalam keberlangsungan pekerjaan seorang audit internal. Dengan kemajuan teknologi, peluang untuk mengembangkan dan meningkatkan nilai suatu perusahaan maupun organisasi menjadi terbuka. Audit Internal dituntut untuk menguasai audit secara konseptual dan memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan teknologi dalam pelaksanaan audit secara digital. Penggunaan teknologi dalam auditing meningkatkan efisiensi dan efektivitas auditor dalam melakukan pekerjaannya dengan memanfaatkan fungsi dan kemampuan komputer.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Sistem Aplikasi Pelaporan Keluhansafiravanillia
Merupakan Evalusi Tengah Semster berupa KAK dengan studi kasus pelaoran keluhan
Oleh : Safira Vanillia Putri (05111640000001) kelas MPPL D
Referensi :
http://fajarbaskoro.blogspot.com/2019/04/mppl-evaluasi-tengah-semester-1-9-april.html
Berikut merupakan contoh Studi Kelayakan dari aplikasi salah satu perusahaan dibidang jasa pengiriman barang guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Proyek Perangkat Lunak kelas E oleh 05111640000015 NAVINDA MEUTIA - 05111640000025 SARI WAHYUNINGSIH - 05111640000076 RIFQI MUKTI WICAKSANA
Berikut merupakan contoh Studi Kelayakan dari aplikasi salah satu perusahaan dibidang jasa pengiriman barang guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Proyek Perangkat Lunak kelas E oleh 05111640000015 NAVINDA MEUTIA - 05111640000025 SARI WAHYUNINGSIH - 05111640000076 RIFQI MUKTI WICAKSANA
Definisi CAATs / TABK yaitu: “perangkat dan teknik yang digunakan untuk menguji (baik secara langsung maupun tidak langsung) logika internal dari suatu aplikasi komputer yang digunakan untuk mengolah data”.
Keuntungan menggunakan TABK antara lain adalah:
Untuk database yang berisikan ribuan transaksi, yang tidak mungkin dilakukan dengan cara manual, maka TABK sangat membantu untuk memfokuskan audit.
TABK mampu memeriksa 100% seluruh transaksi dalam sebuah database.
TABK mampu memberikan informasi untuk analisis data dan melihat profil data.
Waktu untuk proses audit lebih cepat dengan bantuan TABK ini.
Peran IT terhadap audit serta kelebihan dan kekurangan [tugas auditing ii]_TsamarahFikriyyahZah
Audit adalah melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan. Secara singkat menurut penjelasan dari Dr. Muhammad Razikun, CPA. “Audit adalah proses untuk menentukan apakah proses keuangan tersebut sudah menggambarkannya, mengecek apakah laporan tersebut sudah bener atau tidak, dan apakah sudah sesuai atau tidak”. Dalam masa perkembangan teknologi zaman sekarang yang sangat pesat termasuk di dunia perkantoran, audit sudah mengikuti kecanggihan teknologi sehingga pengolahan data audit lebih memudahkan para auditor untuk menganalisanya.
Cobit 5 untuk manajemen teknologi informasi dan proses bisnisAgreindra Helmiawan
Implementation of information technology in the company is needed to support the process and business activities. The information technology used requires good management and refers to the management that supports the continuity of activities so that the company's stakeholders can plan the future and development of the company without having to be charged the process and activities of the company at this time. Information technology governance is the structure of relationships and processes for directing and controlling the organization to achieve its goals by adding value when balancing risk compared to technology and its processes. In this study provide steps in evaluating to get the value of maturity and process it to get any sector that experienced an ideal value shortage and provide recommendations based on the weaknesses found in business processes on the run. The author uses descriptive method and quantitative data, where this descriptive method produces research with the presentation in the form of description and description of problems related to the question of the variable. While the quantitative data used to measure a characteristic of the variable. The research process is done by measuring the maturity level in the process of information technology running on the company with APO, DSS and MEA COBIT 5 domains, with the management of information technology on the basis of COBIT 5 is expected to produce an efficient and effective management and support the achievement of vision, mission and objectives Company.
13 proposal software simwas - sistem informasi pengawasan - software inspekto...Ahmad SKT
1. SIAKAD (Software Aplikasi Sistem Informasi Akademik) ... hal 3
2. SIRS (Software Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit) ... hal 4
3. SIMPEG (Software Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian) ... hal 8
4. SIMDIK (Software Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pendidikan dan Sekolah) ... hal 10
5. SIMPUS (Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan) ... hal 12
6. SIDAK (Sistem Informasi Dokumentasi dan Kearsipan) ... hal 13
7. SITARA (Sistem Informasi Manajemen Tata Persuratan) ... hal 14
8. SIRAB (Sistem Informasi Rencana Anggaran Belanja) ... hal 14
9. SIMA (Sistem Informasi Manajemen Aset) ... hal 15
10. SIM SPD (Software Aplikasi Sistem Informasi Surat Perjalanan Dinas)-non web based ... hal 15
11. SIMKEU (Software Aplikasi Sistem Informasi Keuangan Pusat)-non web based ... hal 16
12. SIKD (Software Aplikasi Sistem Informasi Keuangan Daerah)-non web based ... hal 17
13. SIMWAS (Software Aplikasi Sistem Informasi Pengawasan)-non web based ... hal 20
14. e-StockKB (Software Aplikasi Inventory Kawasan Berikat) ... hal 20
15. SIMPRUS (Software Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perusahaan)-non web based ... hal 23
Audit Sistem Informasi Akuntansi Keuangan dg software e-solution financialSoftware Developer
www.software-indo.com | e-Financial sebagai sebuah program akuntansi keuangan yang dilengkapi dengan fitur drilling audit, yaitu sebuah fitur yang dapat melacak sumber transaksi dan memberikan informasi siapa yang mengentri data tersebut. Sehingga jika terdapat kesalahan pada transaksi tersebut auditor dapat mengetahuinya | info: Tommy (022-76743214)
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. Proses Audit pada Era Teknologi Informasi serta Implikasi
terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi
Fefri Indra Arza
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Abstract
In the future years, paperless audits will become commonplace as audit clients increasingly shift to
paperless systems and audit software is developed that allows auditors to complete most
procedures on-line. To audit online systems, auditors will have to incorporate on-line audit software
as their primary audit tool and gather evidence electronically. The purpose of this paper is to
assess the current impact of technology on the audit process, and discusses the future implications
of technological trends for the auditing profession and auditing education. More specifically, this
paper provides a summary of how information technology has impacted audit planning, testing,
documentation, and change in auditing curriculum.
Key words: Audit process, Technology information, Auditing education
1. Pendahuluan
Oi masa mendatang kegiatan audit yang
mengurangi penggunaan kertas
(paperless audits) akan semakin
meningkat. Hal In! semng dengan
perubahan sistem yang digunakan oleh
klien audit yang mengurangi penggunaan
kertas (paperless system) dalam
operasional dan didukung dengan
semakin berkembangnya software audit
yang memungkinkan auditor
menyelesaikan sebagian besar prosedur-
prosedur audit secara on-line. Kemajuan
teknologi komputer telah memberikan
mantaat bagi pengelolaan bisnis, seperti
semakin efisiennya penyimpanan data
dalam jumlah besar dan sejumlah
transaksi bisa dilaksanakan secara
elektronik (E-commerce). Teknologi
seperti electronic data interchange (EOI),
image processing, dan electronic file
transfer (EFT) akan membuat semakin
kabumya jejak audit tradisional.
Teknologi-teknologi tersebut akan
membuat perubahan besar dalam proses
audit, yang mana secara tradisional
proses audit masih mengandalkan
dukumen-dokumen sumber dalam bentuk
kertas. Pada audit sistem on-line auditor
akan menggunakan software audit
sebagai peralatan audit utama dan
mengumpulkan bukti-bukti yang bersifat
elektronik. Penggunaan teknik audit
seperti ini akan membebaskan auditor
dari beberapa pekerjaan audit yang biasa
(rutinitas) dan memungkinkan auditor
menggunakan waktu yang lebih banyak
kepada level pekerjaan yang lebih
penting, seperti memahami kegiatan
bisnis kHen dan menilai berbagai resiko.
Imbas dari penggunaan teknologi
informasi dalam kegiatan audit lebih jauh
akan berpengaruh pada kurikulum
pembelajaran mata kuliah auditing di
perguruan tinggi. Perguruan tinggi
sebagai lembaga yang akan
menghasilkan tenaga-tenaga profesional
akuntan harus juga mennyesuaikan
kurikulum pembelajarannya dengan
perkembangan teknologi. Pembelajaran
yang selama ini masih dominan dengan
materi-materi audit yang berdasarkan
kertas harus bergeser dan didukung
dengan pembelajaran yang paperless
audit. Perkembangan dalam generalized
audit software (GAS) memungkinkan
para pengajar untuk menggunakan dan
memperkenalkan aplikasi tersebut
kepada mahasiswa dalam kelas-kelas
audit, sehingga memberikan pengalaman
bagi mahasiswa dalam melaksanakan
prosedur audit secara elektronik.
Tujuan dari artikel ini adalah membahas
dampak kemajuan teknologi informasi
terhadap proses audit dan profesi
2. Proses Audit pada Era Teknologi Informasi serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi
akuntansi ke depan serta Implikasi
terhadap proses pembelajaran mata
kuliah auditing. Sistematika penulisan
diawali dengan membahas bagaimana
teknologi mempengaruhi perencanaan
audit, pengujian audit, dan
pendokumentasian audit. Selanjutnya
dibahas dampak dari penggunaan
teknologi dalam proses audit bagi profesi
auditor dan proses audit. Kemudian
membahas implikasi terhadap
pembelajaran mata kuliah auditing dan
pendidikan akuntansi pada lingkungan
bisnis baru, serta perubahan kurikulum
pendidikan auditing. Artikel ini diakhiri
dengan kesimpulan bagaimana
perkembangan teknologi informasi yang
pesat akan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas proses audit ke depan dan
perlunya disesuaikan kurikulum dan pola
pembelajaran mata kuliah auditing.
2. Proses Audit
2.1. Perencanaan Audit
Langkah pertama dalam membangun
ekspektasi terhadap laporan keuangan
klien adalah merupakan keharusan bagi
auditor memperoleh pengetahuan dan
pemahaman tentang strategi bisnis klien
dan mengidentifikasikan proses bisnis
utama (Bell et aI., 1997). Proses audit
merupakan suatu yang jauh lebih penting
dan sudah seharusnya seorang auditor
memulainya dengan perencanaan audit
dengan memahami tujuan-tujuan setiap
proses bisnis dan kemudian menentukan
apakah tujuan tersebut telah tergabung
dalam proses bisnis klien, serta
mempertimbangkan resiko-resiko dan
pengendalian intern kegiatan bisnis klien.
Teknologi memiliki pengaruh yang besar
terhadap perencanaan audit. Sebagai
contoh adalah penggunaan komputer
dalam menghasilkan pola pengendalian
intern spesifik klien untuk membantu
menentukan kekuatan dan kelemahan
dalam sistem klien. Untuk menghasilkan
pola pengendalian intern spesifik klien,
auditor menginput data ke dalam
kuesioner yang berdasarkan komputer
yang dikembangkan oleh perusahaan
audit. Respon atas pertanyaan akan
dilakukan oleh software, sehingga
komputer dapat digunakan dalam
menganalisis proses bisnis klien,
menentukan tingkat pengendalian,
menilai resiko bawaan dan resiko
pengendalian, serta menghasilkan
rangkaian detail pengujian audit yang
dilakukan. Suatu manfaat penting dari
penggunaan teknolgi dalam perencanaan
audit adalah KAP (kantor akuntan publik)
tidak hanya selalu tergantung kepada
ahli-ahli tim audit yang ditugaskan yang
memiliki keterbatasan waktu.
Pengetahuan manager dan partner yang
berada di seluruh dunia bisa
dikumpulkan dan dapat diakses oleh
semua pihak dengan menggunakan
software. Software juga berisikan
panduan-panduan yang dikeluarkan oleh
lembaga wewenang (seperti FASB, SEC,
AICPA, di Indonesia BAPEPAM dan IAI).
Penggunaan teknologi memungkinkan
dilakukan update secara berkelanjutan
sehingga informasi baru selalu tersedia.
Kemajuan dalam teknologi juga
memberikan kontribusi untuk lebih
menekankan pada proses bisnis klien
pada tahap perencanaan dari sebuah
proses audit. Ketika bukti telah di
transmisikan, diproses dan diakses yang
dilakukan oleh peralatan-peralatan
elektronik maka auditor harus mengaudit
sistem informasi untuk mendapatkan
jaminan bahwa bahwa bukti-bukti
tersebut tidak diubah. Menurut AICPA
(1997) bahwa kompetensi bukti-bukti
elektronik biasanya sangat ditentukan
oleh keefektifan pengendalian intern dari
pada validitas dan kelengkapannya.
Dengan menggunakan teknologi, auditor
dapat mengawali perencanaan audit
dengan melakukan penilaian resiko pada
kegiatan bisnis utama klien mereka.
Penggunaan pendekatan audit yang
menggunakan teknologi oleh KAP
memerlukan keterlibatan dan komitmen
dari level managemen atas dan partner-
partner audit dalam menilai resiko dalam
proses bisnis dan mengevaluasi apakah
keberadaan pengendalian atau
ketiadaan pengendalian dapat
mengurangi resiko-resiko tersebut.
24 Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31
3. Proses Audit pada Era Teknologi Informasl serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggl
2.2. Pengujian Audit
Analisis proses bisnis klien memberikan
dasar pemahaman auditor terhadap
lingkungan pengendalian intern dan
menentukan berapa banyak bukti yang
harus dikumpulkan. Sekarang ini banyak
perusahaan telah menggunakan
enterprise computing platform, seperti
SAP R/3, merupakan sistem informasi
yang mengintegrasikan, menganalisis,
dan melaporkan seluruh aktivitas fungsi-
fungsi bisnis perusahaan, yang tersedia
dalam bentuk Baan, People80ft, Oracle,
dan banyak yang lainnya. Penggunaan
sistem komputasi perusahaan diprediksi
akan berkembang setiap tahunnya
sekitar 35% dalam beberapa tahun ke
depan (Gibbs, 1998). Seorang auditor
dituntut harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang mendalam dari sistem
seperti ini agar mampu untuk melakukan
audit terhadap sistem komputasi
perusahaan klien.
Pertumbuhan penggunaan sistem
komputasi perusahaan secara luas
memberikan tantangan baru bagi audit
laporan keuangan. Titik-titik pengendalian
dan jejak-jejak kertas yang merupakan
salah satu standar bagi KAP sekarang
hanya tersedia dalam bentuk elektronik.
Jika metode-metode pengujian
pengendalian tetap menggunakan cara-
cara tradisional, maka resiko-resiko yang
signifikan mungkin akan terlewatkan.
Dalam sistem informasi teknologi yang
terus berkembang seorang auditor tidak
dapat mengurangi pendeteksian resiko
pada level yang dapat diterima dengan
berdasarkan pada pengujian subtantif
semata. Standar auditing mensyaratkan
bahwa jika klien menggunakan teknologi
dalam memprose data, maka infrastruktur
teknologi yang digunakan klien juga harus
diaudit. Pengujian-pengujian
pengendalian canggih yang digunakan,
seperti firewal/s, encryption of sensitive
information, passwords, dan yang lainnya
menjadi sangat penting ketika berkaitan
dengan bukti elektronik (Helms dan
Mancino, 1998).
Pada lingkungan audit yang serba
menggunakan teknologi informasi,
kemampuan paket-paket software
auditing melalui komputer sangat
diperlukan (AICPA,1998). Misalnya
penggunaan software aplikasi audit IDEA
(Interactive Data & Extraction & Analysis)
and ACL (Audit Command Language)
akan dapat meningkatkan efisiensi audit
dengan menggantikan berbagai
pekerjaan audit yang selama ini dilakukan
secara manual. Contoh berbagai
prosedur yang bisa ditangani oleh
program aplikasi ini adalah penjumlahan
buku besar, perhitungan catatan,
mengelompokan akun berdasarkan
ukuran, menyarikan data, mendownload
informasi untuk telaah analitis, pemilihan
sampel untuk pengujian audit secara
mendetail, menentukan dan melaporkan
transaksi-transaksi yang tidak biasa dan
sebagainya (Glover dan Romney, 1998;
Lanza, 1998).
Efektifitas dan efisiensi audit akan bisa
ditingkatkan dengan adanya berbagai
software audit yang bisa melakukan
pemeriksaan, menganalisis dan memilih
jumlah data dalam jumlah besar.
Prosedur audit seperti melakukan
perhitungan kembali (recalculation), aging
dan scanning untuk transaksi-transaksi
yang tidak lazim akan bisa dilakukan
dengan bantuan software tersebut.
Bahkan pengujian bukti dapat
menggunakan semua data populasi klien
daripada sekedar data sampel pada
sistem manual. Software audit juga bisa
digunakan untuk mendeteksi adanya
kecurangan (fraud), misalnya alamat-
alamat karyawan· bisa dengan mudah
dibandingkan dengan alamat-alamat
vendor. Auditor juga bisa melakukan
pengujian 100 persen data terutama
sangat diperlukan untuk industri-industri
tertentu, misalnya industri layanan
kesehatan, maka software audit bisa
melakukan scan terhadap klairn-klaim
duplikasi dan fiktif (Hudson, 1998).
Kemampuan penting lainnya dari
software audit adalah melakukan
pengawasan terus-menerus terhadap
transaksi-transaksi yang berisiko tinggi,
Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31 25
4. Proses Audit pada Era Teknologi Informasi serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi
pengendalian intern, tren persediaan, dan
indikator-indikator kinerja kunci lainnya.
Pengawasan terus-menerus akan
menjadi sangat penting untuk masa
datang karena hilangnya jejak audit.
Sebanyak 94 persen internal auditor
melaporkan telah menggunakan software
untuk melakukan ekstrak atau impor data
dari database akuntansi (Glover dan
Romney, 1998). Kelihatannya
penggunaan software telah merupakan
sesuatu peralatan yang berharga dan
telah digunakan secara luas oleh internal
auditor. 8agi eksternal auditorpun
penggunaan software akan meningkat
secara cepat seiring dengan penggunaan
sistem informasi yang berbasis teknologi
pada sebagian besar klien mereka.
Kantor-kantor akuntansi publik bisa
membangun dan mengembangkan
software audit sendiri atau membeli
program-program aplikasi yang tersedia
di pasar seperti ACL dan IDEA.
2.3. Dokumentasi Audit
Dengan meningkatkan penggunaan
informasi akuntansi yang berbasis
elektronik diantara klien audit maka telah
mendorong KAP melakukan perubahan
secara cepat kepada sistem yang
mengurangi kertas (paper/ess system).
Kertas kerja audit yang selama ini
didokumentasikan dalam bentuk kertas
akan digantikan peranannya dalam
bentuk kertas ke~a elektronik (electronic
working papers). Keuntungan utama dari
dokumentasi kertas kerja elektronik
adalah meningkatkan efisiensi dalam hal
informasi bisa saling dibagi diantara
auditor-auditor yang berada pada lokasi
yang berbeda melalui penggunaan e-
mail atau remote access software. Saat
dibutuhkan, kertas kerja audit tahun-
tahun sebelumnya bisa dengan mudah
dan cepat digabungkan pada kertas kerja
audit yang sedang jalan. Pada kondisi
klien audit masih menggunakan catatan-
catatan akuntansi dalam bentuk kertas,
alat scanner bisa digunakan untuk
mengkonversi data kedalam format
elektronik. Untuk tujuan pengamanan,
KAP bisa melakukan back-up kertas kerja
audit dengan mengkopi dokumentasi
audit yang dilakukan secara elektronik
pada beberapa lokasi. Manfaat yang tidak
kalah pentingnya dari dokumentasi
elektronik adalah berkurangnya tempat
penyimpanan dan biaya pemeliharaan.
3. ImplikasJ terhadap Pembelajaran
Auditing di Perguruan linggl
3.1. Implikasl Bagi Auditor (KAP)
Sekarang ini rata-rata 2 sampai 9 persen
dari pendapatan bruto yang diterima KAP
dikeluarkan untuk investasi dalam
teknologi (Dennis, 1997a). Pengeluaran
terbesar untuk membangun jaringan dan
meningkatkan kemampuan prosesor.
Pengeluaran lainya adalah mengikuti
pelatihan untuk meningkatkan
kompetensi teknologi informasi. Dengan
semakin mahirnya kemampuan teknologi
yang dimiliki seorang akuntan akan
membuka peluang jasa konsultasi yang
bisa ditawarkan. Misalnya dalam 10
tahun terakhir pekerjaan yang diterima
KAP yang berhubungan dengan teknologi
informasi mengalami peningkatan dari
kurang 5 persen meningkat lebih dari 35
persen jasa yang mereka berikan
(Dennis, 1997b).
Kelihatannya kebutuhan investasi yang
harus dilakukan KAP dalam teknologi
tidak bisa ditawar lagi, hal ini disebabkan
kemajuan teknologi informasi yang begitu
cepat dan agar KAP tetap kompetitif.
Pada abad 21 diperkirakan sekitar 80
persen kegiatan semua komunikasi bisnis
, seperti bills of lading, purchase orders,
health care bills, letters of credit, billings
dan payments, akan dilakukan secara
elektronik (Steed, 1997). Karena hampir
semua aktivitas bisnis klien dilakukan
secara elektronik maka KAP yang tidak
memilki Website akan mengalami
kegagalan bersaing. Website merupakan
sesuatu yang penting untuk membangun
kredibilitas dan keahlian serta berguna
sebagai sarana atau media pemasaran
dan mendapatkan klien-klien baru
(Dennis, 1997c).
Dalam penyelidikan pajak dan akuntansi
akses Internet akan memberikan kepada
26 Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Oesember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31
5. Proses Audit pada Era Teknologllnformasi serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi
akuntan berbagai informasi yang luas
berkaitan dengan regulasi-regulasi pajak,
standar-standar akuntansi, pasar-pasar
keuangan, informasi hukuil1, lembaga-
lembaga pemerintahan, dan hasil-hasil
diskusi kelompok profesional (Schmidt et
aI., 1996). CD ROM merupakan peralatan
berharga lainnya untuk penyelidikan
pajak dan akuntanasi. Keberadaan
remote access software dan teknologi
server merupakan sesuatu yang sangat
dibutuhkan oleh KAP agar tidak
ketinggalan terhadap informasi yang
terus berkembang. Software 1m
memungkinkan akuntan untuk
menghubungkan laptop mereka dengan
komputer kantor atau lokasi remote yang
lainnya dan mereka masih tetap bisa
bekerja ketika sedang berada dirumah, di
kantor klien ataupun sedang dalam
perja/anan. Melalui remote access
software akuntan dapat menjalankan
program komputer pada lokasi lain,
mendownload file, atau mendiskusikan
persoalan yang dihadapi dengan akuntan
partner atau akuntan yang lain. Dengan
semakin cepatnya proses audit yang
dilakukan, auditor pada lokasi-Iokasi yang
jauh bisa menyampaikan informasi
kepada atasan-atasan perusahaan klien
dan kepada manager atau partner pada
kantor pusat KAP auditor. KAP yang
berskala keeil yang terbatas dananya
dalam pengembangan sistem dan
software audit sendiri bisa mendapatkan
dengan membeli software yang tersedia
dipasar seperti ACL dan IDEA dan kertas
kerja elektronik yang akan menjadikan
pekerjaan audit mereka lebih efisien.
3.2. Implikasi Bagi Proses Audit
Auditor pasti akan berhadapan dengan
hal-hal yang bersifat elektronik yang
berkaitan dengan klien mereka. Pada
abad 21 persoalan-persolan yang
dihadapi auditor mengalami perubahan
dimana kebutuhan klien atas bantuan
membangun dan meningkatkan program
komputasi perusahaan mereka akan
mengalami peningkatan. Dalam situasi
seperti ini auditor harus bekerjasama
dengan klien mereka untuk memastikan
bahwa seluruh pengendalian dan ukuran-
ukuran kinerja yang diperlukan untuk
mengevaluasi setiap proses bisnis sudah
dilakukan.
Auditor akan memiliki banyak waktu
untuk mengarahkan perhatiannya pada
persoalan-persolan kompleks yang
dihadapi oleh klien dalam pasar global,
hal ini dimungkinkan karena penggunaan
software audit yang terintegrasi dalam
proses audit. Managemen klien akan
memerlukan pengembangan-
pengembangan strategi yang
memasukkan tujuan-tujuan perusahan
dan sasaran dalam pengukuran kinerja
sehingga dengan cepat bisa disoroti
ketika proses yang dilakukan tidak sesuai
dengan standar. Auditor dapat membantu
klien dalam mengembangkan tujuan-
tujuan yang dapat diukur dan indikator-
indikator kinerja yang mana sistem
komputasi perusahaan bisa membantu
pengawasan seeara elektronik.
Fokus audit akan mengalami pergeseran
dari deteksi atau menemukan kesalahan
yang dilakukan seeara manual kepada
peneegahan kesalahan dengan
menggunakan teknologi. Walaupun
beberapa kecurangan mungkin tidak
dapat dieegah namum software program
komputasi perusahaan telah diraneang
untuk melaporkan dan menganalisis
yang bisa membantu dalam menentukan
daerah-daerah yang rawan terhadap
adanya keeurangan. Kemampuan untuk
memasukkan pemeriksaan internal ke
dalam sistem akan membantu
managemen dan auditor untuk meneegah
kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang
tidak perlu. Kemudian dengan
kemampuan sofware audit untuk
melakukan pengujian 100 persen
transaksi (populasi) auditor akan mampu
untuk menemukan kesalahan-kesalahan
dan hal-hal yang tidak lazim terjadi dalam
frekuensi yang lebih banyak. Semakin
majunya teknologi informasi akan
memberikan peluang bagi auditor
memberikan jasa yang lebih luas bagi
klien mereka. Kemudian dengan semakin
berkurangnya pekerjaan audit yang
biasanya dilakukan oleh auditor dan
digantikan peranannya oleh sofware audit
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31 27
6. Proses Audit pada Era Teknologllnformasl serta Implikasl terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi
maka waktu yang dimiliki blsa digunakan
untuk membantu klien membuat
perencanaan bisnis yang baik, menilai
resiko-resiko bisnis, dan membuat
pengukuran kinerja yang merupakan
sebagai bagian tugas audit laporan
keuangan.
3.3. Implikasi Terhadap Pembelajaran
Auditing
Kebutuhan dunia kerja sering mendahului
kurikulum pembelajaran pada suatu
perguruan tinggi. Perubahan yang begitu
cepat membuat pembelajaran yang
selama ini dilakukan kurang releven lagi
dengan kondisi yang ada. Lembaga
perguruan tinggi sebagai penghasil
tenaga profesi akuntansi harus bisa
menyesuaikan kurikulumnya terhadap
kemajuan teknologi informasi yang
digunakan dalam proses audit. Kemajuan
dalam teknologi informasi telah merubah
secara dratis cara yang berkaitan dengan
pencatatan, pemrosesan, dan pelaporan
informasi. Bersamaan dengan perubahan
tersebut telah berkembangnya program
generalized audit software (GAS) yang
menjadikan proses audit melalui
komputer menjadi lebih mudah. Dengan
bantuan GAS seperti software aplikasi
ACL dan IDEA memungkinkan auditor
untuk mengakses berbagai tipe data
klien. Seperti indikasi yang disampaikan
oleh Lanza (1998) dan Warner (1998),
pendekatan-pendekatan proses audit
tersebut memungkin auditor untuk lebih
efisien dan lebih efektif karena
lingkungan elektronik telah menjadi suatu
keharusan diantara klien KAP.
Sebagian besar KAP telah terus
merespon kebutuhan ini dan dalam
beberapa kasus bahkan telah mendahului
klien dalam kemajuan teknologi informasi.
Pertanyaan sekarang adalah bagaimana
halnya dengan dunia pendidikan dan
respon terhadap kemajuan teknologi
informasi dalam pembelajaran auditing.
Respon dunia pendidikan mungkin agak
terlambat bila dibandingkan dengan
respon yang diberikan oleh profesi
akuntansi (KAP). Audit yang dilakukan
sekarang ini sangat terkait dengan
keberadaan ilmu lain, terutama ilmu
tekologi informasi (komputer). Mata
kuliah auditing dan sistem informasi
akuntansi pada era teknologi informasi
sekarang ini merupakan suatu keharusan.
O'Donnell (2005) dari temuan empirisnya
sangat membuat kita prihatin terhadap
perhatian pendidikan tinggi terhadap
pentingnya memberikan bekal pada
mahasiswa terhadap pemaham
pengetahuan teknologi informasi, dimana
hanya 57 persen perguruan tinggi yang
mewajibkan mata kuliah sistem informasi
akuntansi dalam kurikulumnya, 9 persen
sebagai mata kuliah pilihan dan 34
persen tidak memberikan mata kuliah
tersebut.
3.3.1. Pendidikan Akuntansi Dalam
Lingkungan Bisnis Baru
Beberapa tahun belakangan ini para
akuntan diharuskan untuk menentukan
kembali kontribusi mereka bagi dunia
bisnis dan harus bisa menunjukkan
bahwa keberadaan mereka memiliki nilai
tambah bagi organisasi. Peranan
akuntansi tidak hanya sekedar
memberikan informasi yang digunakan
dalam pengambilan keputusan, namun
peranan akuntan mengalami perubahan
yang cukup dratis. Kemajuan teknologi
informasi menyebabkan peranan
akuntan berubah dari hanya sekedar
melakukan kegiatan pencatatan,
mengklasifikasikan, dan melaporkan
kejadian-kejadian ekonomi menuju
kepada peranan merancang,
mengevaluasi, dan melaporkan informasi-
informasi perusahaan secara
menyeluruh. Fokus yang baru dari
akuntan ini membutuhkan para akun~an
yang memiliki pemikiran yang holistik
tentang proses bisnis dan memahami
bagaimana teknologi mempengaruhi
proses bisnis tersebut.
Sejak akhir tahun 1980-an profesi
pendidikan akuntansi telah menyadari
kebutuhan untuk melakukan perubahan
terhadap kurikulum akuntansi yang
memasukkan teknologi, memperkenalkan
peralatan teknologi informasi, dan
pemahaman proses bisnis (Elliott, 1992).
28 Jumal Akuntansl & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31
7. Proses Audit pada Era Teknologi Informasi serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi
Para pendidik di perguruan tinggi
menghadapi tantangan untuk dapat
memberikan keyakinan kepada
konsumennya bahwa meraka mampu
memberikan nilai tambah bagi mereka.
Apakah konsumen dipandang sebagai
mahasiswa atau dunia usaha, pemberian
layanan bernilai tambah jelas akan
memberikan mahasiswa pengetahuan
dan kemampuan yang berkaitan dengan
lingkungan bisnis sekarang ini yang
bersifat dinamis. Kurikulum akuntansi
harus bisa mengadaptasi perkembangan
teknologi dan perubahan proses bisnis
yang terjadi. Topik-topik seperti proses
bisnis, E-commerce, managemen
pengetahuan (knowledge management),
managemen proyek, dan resiko-resiko
bisnis (business risks) merupakan isu-isu
penting yang akan mempengaruhi
pembelajaran akuntansi (auditing).
Proses bisnis merupakan merupakan
aktivitas-aktivitas secara kolektif untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan
input, melakukan kegiatan nilai tambah
dan menghasilkan output. Pandangan
pemikiran organisasi tradisional hanya
melihat organisasi bisnis sebagai
gabungan berbagai fungsi yang
berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Pendekatan ini melihat fungsi-fungsi
seperti riset dan pengembangan,
pembelian, manufaktur, pemasaran,
keuangan, dan akuntansi sebagai
wilayah-wilayah yang berbeda yang
memiliki pandang tersendiri dalam
melihat kontribusi mereka terhadap
organisasi. Pada pemikiran organisasi
modern, organisasi dipandang sebagai
proses bisnis yang mendukung
kemampuan organisasi untuk
memberikan nilai tambah bagi konsumen,
maka dengan pendekatan ini informasi
dikumpulkan dan diproses untuk
keseluruhan organisasi. Pembelajaran
(kurikulum) auditing harus memasukkan
porsi yang lebih banyak terhadap
pemahaman proses bisnis di era
teknologi informasi yang akan menjadi
dasar bagi calon akuntan dalam
melaksnanakan proses audit.
Knowledge management didasari oleh
kenyataan bahwa informasi merupakan
sumber daya perusahaan yang penting
dan informasi terbaru memiliki nilai yang
lebih berharga. Knowledege management
meliputi sebuah pendekatan terintegrasi
yang formal untuk mengumpulkan,
memelihara, dan mendistribusikan
informasi atau knowledge perusahaan
(Ageenko, 1998). Informasi bisa berasal
dari berbagai sumber, seperti
pengetahuan karyawan yang memiliki
keahlian, pengetahuan organisasional,
pengetahuan konsumen, dan
pengetahuan industri atau global. Dari
perspektif pendidikan bagaimana upaya
mengintegrasikan knowledge
management kedalam kurikulum.
Liebowitz (1999) mengemukakan tiga
fokus yang harus dilakukan, yaitu:
menyiapkan organisasi untuk
membangun lingkungan saling
kepercayaan dan kepedulian, mengelola
aset-aset pengetahuan yang
membutuhkan pemahaman alur kerja dan
proses bisnis dalam organisasi, dan
menggunakan pengetahuan untuk
. mendatangkan manfaat bagi organisasi.
Mahasiswa harus mampu bekerja secara
kelompok sebagai bagaian dari tim
managemen dimana mereka dapat
mengembangkan kemampuan kerja
kelompok. Mahasiswa juga harus
membuka diri terhadap berbagai
teknologi yang berbeda yang
mempengaruhi know/edge management
mereka. Perguruan tinggi (fakultas)
diharapkan dapat menyediakan dan
memberikan akses terhadap berbagai
data base perusahaan dan peralatan
know/edge mangement, serta
memperbanyak bahan studi kasus yang
berguna untuk membahas penentuan
kebutuhan informasi bagi suatu
organisasi, membangun strategi untuk
mengumpulkan, memelihara dan
menyebarkan informasi ke seluruh
organisasi.
Mahasiswa akuntansi harus mampu
memahami E-Commerce dari berbagai
perspektif. Pertama, bagaimana E-
Commerce mempengaruhi proses bisnis
melalui outomatisasi aktivitas-aktivitas
Jumal Akuntans/ & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31 29
8. Proses Audit pada Era Teknologi Informasl serta Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggl
bisnis tertentu. Kedua, bagaimana E-
Commerce merubah resiko bisnis dan
strategi pengendaJian organisasi. Ketiga,
bagaimana E-Commerce berdampak
terhadap aktivitas akuntansi tradisional
yang meJiputi hubungan dan peristiwa
antara mitra-mitra strategis, pemasok dan
konsumen. Terakhir, mahasiswa harus
mampu menyingkap dampak dan seluk-
beluk E-Commerce dan teknologi yang
digunakan.
3.3.2. Perubahan-Perubahan Dalam
Pendidikan Auditing
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam
dunia bisnis yang dipicu oleh inovasi-
inovasi yang cepat dalam teknologi
informasi memberikan dampak secara
langsung terhadap bidang akuntansi. Kita
sebagai pendidik akuntansi (auditing)
harus memberikan bekal yang memadai
bagi lulusan akuntansi agar nanti mereka
mampu memasuki dunia bisnis baru
tersebut. Tantangan yang dihadapi oleh
seorang akuntan akan semakain besar,
seperti kutipan dari web site AICPA
berikut:
"Technology is changing the way we
do business. This same change is
also providing new opportunities for
CPAs as organizations of al/ sizes
and structures are struggling to
harness the enormous potential of
information and the new technologies
that can deliver that information in
new ways. As America's most trusted
information professionals, CPAs are
uniquely situated to lead business
into the 21st
century."
(http://www.aicpa.org/nolimits/tech/in
dex.htm)
Sebagai profesi yang selalu merespon
dan dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi, kita sebagai pendidik akuntansi
(auditing) harus memasukan dan
memperkenalkan teknologi (seperti
program aplikasi ACL dan IDEA) dalam
pembelajaran kelas audit. Pendekatan ini
bisa mendorong dan meningkatkan
pemahaman siswa atas konsep-konsep
dasar audit dan mempersiapkan mereka
untuk mampu nantinya menggunakan
teknologi dalam bidang pekerjaan.
Nieschwietz et. al (2002) telah mencoba
menggunakan pendekatan yang
menggunakan ACL sebagai peralatan
audit dalam kelas auditing. Pendekatan
ini temyata bisa mendorong mahasiswa
untuk lebih aktif dan tertarik dalam
memahami konsep audit. 8agi pengajar
mata kuliah auditing bisa menggunakan
pendekatan ini sebagai pelengkap
pendekatan audit tradisional. Seorang
akuntan membutuhkan pemahaman yang
mendalam atas topik-topik bisnis pada
masa era teknologi informasi dan
dampaknya dalam perubahan dunia yang
begitu cepat. Salah satu persoalan yang
dihadapi oleh pengajar auditing adalah
kebanyakan dari topik-topik tersebut.
merupakan sesuatu yang baru dalan1
bisnis dan masih kurangnya literatur audit
yang berisikan audit sistem teknologi
informasi. Untuk mengembangkan
pembelajaran auditing yang relevan,
maka perlu dilengkapi dengan sumber-
sumber materi pembelajaran dari luar,
seperti artikel, buku-buku informasi
teknologi terbaru, dan dari web site.
4. Kesimpulan
Teknologi informasi akan terus
berkembang yang kemudian
mempengaruhi setiap tahapan proses
audit. Mulai dari program-program audit
yang dihasilkan komputer sampai
kemampuan software audit dalam
melakukan pengujian seluruh populasi
terhadap data klien, sehingga
keberadaan teknologi informasi
merupakan hal yang mendasar bagi
akuntan untuk dapat memahami proses
bisnis klien dan menghadapi lingkungan
audit yang tanpa kertas (paper/ess audit).
Auditor yang peduli dan menggunakan
teknologi informasi dalam pekerjaannya
akan mendapatkan keuntungan yang
sangat besar, terutama dalam efisiensi
dan efektivitas audit.
Dunia pendidikan akuntansi juga tidak
terlepas dari imbas kemajuan teknologi
informasi dalam proses audit. Lembaga
30 Jurnal Akuntansi &Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31
9. Proses Audit pada Era Teknologi Inforrnasi serla Implikasi terhadap Pembelajaran Auditing di Perguruan Tinggi
pendidikan tinggi harus mampu
menyusun kurikulum yang selaras
dengan perkembangan teknologi.
Pendekatan pembelajaran audit harus
terus ditingkatkan melalui penggunan
berbagai program aplikasi audit dalam
kelas-kelas auditing. Akuntan lulusan
pendidikan tinggi nantinya diharapkan
sudah memahami dan memiliki bekal
yang cukup dalam menghadapi dunia
kerja yang serba berbasis teknologi.
Daftar Pustaka
AICPA. (2000), Technology,
http://www.aicpa.org/nolimitsAechiin
dex. htm
AICPA (1997), The Information
Technology Age: Evidential Matter
in the Electronic Environment,
AICPA, New York, NY.
AICPA (1998), Codification of Statements
of Auditing Standards, AICPA, New
York.
Ageenko, I. (1998) Knowledge
Management Approach to
Enterprise Integration, IS Audit and
Control Journal, Vol. II,: 22-27.
Bell, T., Marrs, F., Solomon, I. and
Thomas, H. (1997), Auditing
Organizations Through a Strategic-
Systems Lens, KPMG Peat
Marwick LLP, New York, NY.
Dennis, A. (1997a), "Technology: are you
keeping pace?", Journal of
Accountancy, December, pp. 75-8.
Dennis, A. (1997b), "Keeping up to
speed", Journal of Accountancy,
October, pp. 77-82.
Dennis, A. (1997c), "Taking advantage of
technology", Journal of
Accountancy, August, pp. 39-41.
Elliot, B. (1992). The Third Wave Breaks
On the Shores of Accounting,
Accounting Horizons, Vol. 6, No.2.
June.
Gibbs, J. (1998), "Going live with SAP",
Internal Auditor, June, pp. 70-5.
Glover, S. and Romney, M. (1998), "The
next generation software", Internal
Auditor, August, pp. 47-53.
Helms, G. and Mancino, J. (1998), "The
electronic auditor", Journal of
Accountancy, April, pp. 45-8.
Hudson, M. (1998), "CAATS and
compliance", Computer and
Auditing, April, pp. 25-7.
Lanza, R (1998), "Take my manual audit,
please", Journal of Accountancy,
June, pp. 33-6.
Liebowitz, J. (1999) Knowledge
Management: Handbook. CRC
Press,
Nieschwietz, R, Pany, K. and Zhang J.
(2002). Auditing with technology:
using generalized audit software in
the classroom, Journal of
Accounting Education, Ed. 20, 307-
329.
O'Donnell, J. and Moore, J.(2005). Are
Accounting Programs Providing
Fundamental IT Control
Knowledge? The CPA Journal Ed
May
Schmidt, D., Spindle, R and Yancey, W.
(1996), "Tapping the World Wide
Web", Journal of Accountancy,
August, pp. 73-7.
Steed, V. (1997), "Must technologies for
all CPAs", Journal of Accountancy,
March, pp. 59-62.
Warner, P. D. (1998). ACL for Windows.
The CPA Journal, November, 40-
44.
Jumal Akuntansi &Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 23-31 31