SlideShare a Scribd company logo
www.i-gist.com
READY
FORSALE
SOLD
OUT
25 Pilar Kelayakan Green Property
Pendahuluan
Revitalisasi pemanfaatan hutan dan industri kehutanan merupakan salah satu dari 6 (enam)
Kebijakan Prioritas Kementerian Kehutanan 2009-2014. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan
berharap kemajuan teknologi industri kehutanan berbasis hutan tanaman di Pulau Jawa yang
maju pesat dapat ditularkan ke wilayah lain.
Dalam hal lain, masalah nasional dalam sektor kehutanan adalah eksploitasi hutan alam
yang berlebihan. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya bencana alam, seperti tanah longsor,
banjir bandang, dan kekeringan pada musim kemarau. Menurut Direktorat Jenderal Rehabilitasi
Lahan dan Perhutanan Sosial (2004), laju degradasi hutan di Indonesia mencapai 1,6 - 2,5 juta
ha/tahun.
Dilihat dari segi kelestarian lingkungan, rusaknya hutan menyebabkan hilangnya fungsi hutan
sebagai penyangga kehidupan. Padahal sebagai penyangga kehidupan, hutan berfungsi untuk
1.	 daerah resapan air,
2.	 konservasi tanah,
3.	 sumber biodiversitas (keanekaragaman hayati), dan
4.	 pengendalian iklim.
Sementara itu, dalam revitalisasi sektor kehutanan terutama industri kehutanan telah
menempatkan target pencapaian peningkatan kapasitas industri perkayuan, yaitu pada 2007 dari
6,5 juta ton per tahun pulp menjadi 16 juta ton per tahun pada tahun 2020. Apabila asumsi 1 ton
pulp memerlukan bahan baku kayu 4,9 m3
, kayu yang dibutuhkan adalah sebanyak 78 juta m3
per tahun.
Di sisi lain, kemampuan penanaman secara nasional per tahun berkisar antara 150.000 -
200.000 ha sehingga masih terdapat kekurangan bahan baku hampir 50%. Pemerintah berharap
agar sumber bahan baku yang berasal dari hutan tanaman rakyat menjadi nafas bagi industri
perkayuan. Hutan alam tetap terjaga, hutan produksi terus dikembangkan. Hutan tanaman di
masa depan akan menjadi tulang punggung bagi industri perkayuan nasional. Dengan demikian,
jumlah industri kehutanan pun meningkat.
Hal inilah yang menjadi salah satu dasar PT Global Agro Bisnis (I-GIST) disingkat PT GAB
(I-GIST) mencetuskan dan mengembangkan program “Green Property”. Green Property
mengembangkan hutan tanaman rakyat yang ditanami pohon jabon (Anthocephalus cadamba
Miq) dengan mengacu pada 5 (lima) pilar kelayakan, yaitu
1.	 kelayakan ekonomi,
2.	 kelayakan ekologis,
3.	 kelayakan sosial,
4.	 kelayakan lingkungan, dan
5.	 kelayakan spiritual.
35 Pilar Kelayakan Green Property
Kelayakan Ekonomi
 Laju Kebutuhan Kayu Tidak Sebanding dengan
Ketersediaan Kayu	
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi manusia, kebutuhan akan kayu terus
berkembang. Sementara itu suplai kayu sendiri membutuhkan waktu dan ketersediaannya tidak
sebanding dengan laju kebutuhannya.
Berdasarkan data Kementrian Kehutanan menunjukkan kebutuhan kayu nasional rata-rata
mencapai 43 juta m3
per tahun. Adapun 9,1 juta dari jumlah tersebut dipasok dari hutan alam
sehingga terdapat kekurangan 34 juta m3
. Kekurangan inilah yang akan dipenuhi salah satunya
dari hutan tanaman rakyat (HTR).
Lalu bagaimana dengan pasar kayu jabon sendiri?
Hasil riset Majalah Trubus Edisi November 2011 menyimpulkan bahwa kebutuhan kayu
jabon sangat besar. Dari beberapa industri yang sudah melakukan ekspansi pasar ke luar negeri
menyebutkan bahwa
-	 Jabon sebagai kayu kelas kuat V itu disukai konsumen;
- 	 Jabon diekspor untuk para pelanggan/pembeli dari Amerika Serikat dan beberapa negara
Eropa yang meminta 100% kayu alam;
-	 Jabon biasanya dipakai untuk pelapis atas dan bawah karena tekstur seratnya bagus;
-	 Jabon juga disukai pembeli dari Jepang, Korea, dan Uni Emirat Arab karena kayunya ringan,
kuat, dan halus.
 Kebijakan Lingkungan yang Melindungi Hutan
Alam
Pemerintah semakin memperketat izin penggunaan hutan alam. Salah satu buktinya adalah
moratorium izin kehutanan, yaitu Inpres No.6/2013 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan
Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut. Tujuannya adalah menjaga
luasan hutan di Indonesia, bahkan diharapkan bertambah luasannya.
 Harga Kayu yang Cenderung Terus Meningkat
ITTO adalah organisasi antar pemerintah yang mempromosikan konservasi dan pengelolaan
berkelanjutan, penggunaan dan perdagangan sumber daya hutan tropis. Anggotanya mewakili
sekitar 80% dari hutan tropis dunia dan 90% dari perdagangan kayu tropis global. Melalui www.
itto.int dapat dilihat tren harga kayu di pasar Internasional setiap tahunnya. Berikut adalah grafik
tren harga kayu yang cenderung naik setiap tahunnya.
45 Pilar Kelayakan Green Property
MarketKayuSengon(termasukJabon)
berdasarkan rilis resmi International
Tropical Timber Organizations (ITTO)
Jepang, melalui www.itto.int dapat dilihat
pada gambar di samping.
 Kelayakan Ekonomi Program Penanaman
100.000.000 hektar
Kelayakan ekonomi penanaman pohon jabon 100.000 ha berdasarkan potensi hasil panen jabon
5-6 tahun dan 9-10 tahun jika mengacu pada biaya tanam, jumlah pohon, dan beberapa asumsi
harga jual adalah sebagai berikut.
Biaya Tanam
Biaya tanam per hektar adalah Rp100.000.000,-
Maka biaya tanam untuk 100.000 ha adalah
	 Rp100.000.000,- × 100.000 = Rp10.000.000.000.000,-
Biaya tanaman untuk 100.000 ha adalah Rp10 Triliun
Jumlah Pohon
Jumlah pohon yang ditanam setiap hektarnya adalah 700 pohon
Maka jumlah pohon yang ditanam di lahan 100.000 ha adalah
	 700 pohon × 100.000 = 70.000.000 pohon
Jumlah total pohon yang ditanaman di 100.000 ha adalah 70 juta pohon
Potensi Hasil Panen
Beberapa asumsi harga jual pohon jabon adalah sebagai berikut.
a.	 Asumsi harga jual rendah Rp600.000,- /m3
b.	 Asumsi harga jual sedang Rp800.000,- / m3
c.	 Asumsi harga jual tinggi Rp1.000.000,- / m3
55 Pilar Kelayakan Green Property
 4 Faktor Menentukan Nilai Ekonomi Menanam
Pohon Jabon
Ada 4 (empat) faktor yang dapat menentukan nilai ekonomi menanam pohon jabon. Keempat
faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1.	 Faktor kubikasi;
2.	 Faktor harga pasar;
3.	 Biaya panen;
4.	 Produk akhir yang dijual.
1.	 Faktor Kubikasi
Kubikasi merupakan nilai volume yang didapatkan dari hasil kayu yang ditanam. Kubikasi
ditentukan oleh 2 (dua) hal/faktor utama, yaitu
a.	 Faktor Alam, meliputi: cuaca, kondisi tanah, suhu udara, karakter hewan dan serangga di
lingkungan tersebut;
b.	 Faktor Teknis, meliputi: tata cara penanaman dan pemeliharaan.
a.	 Faktor Alam
Bagaimana pun juga alam sangat mempengaruhi pertumbuhan pohon jabon. Baik itu cuaca,
kondisi tanah, suhu udara, karakter hewan dan serangga yang ada di lingkungan sekitar pohon
yang ditanam. PT Global Agro Bisnis (I-GIST) telah memiliki standar dan manajemen risiko dalam
menangani pengaruh faktor alam tersebut.
ASUMSI
HARGA JUAL
BIAYA
MENANAM
POHON
100.000 HA
JUMLAH
POHON
ILUSTRASI POTENSI
PANEN 5-6 TAHUN
(Rp)
(BAGI HASIL 70%)
ILUSTRASI POTENSI
PANEN 9-10 TAHUN
(Rp)
(BAGI HASIL 50%)
TOTAL POTENSI
PANEN
(Rp)
PROSENTASE
KENAIKAN
PER TAHUN
Rendah Rp10 Triliun 70 juta 29,4 Triliun* 21 Triliun* 50,4 Triliun* 40%
Sedang Rp10 Triliun 70 juta 39,2 Triliun* 28 Triliun* 67,2 Triliun* 57%
Tinggi Rp10 Triliun 70 juta 49 Triliun* 35 Triliun* 84 Triliun* 74%
* Harga jual ditentukan harga pasar pada saat panen, ilustrasi di atas bersifat prediksi dengan melihat harga jual pada saat ini,
yaitu Rp1juta-Rp1,2 juta.
Berdasarkan data pada tabel di atas diperoleh kesimpulan bahwa prosentase potensi
kenaikan hasil yang diperoleh dibandingkan biaya tanam adalah 40%-74%. Hasil tersebut dapat
dikatakan sudah layak secara ekonomi.
Dengan demikian akan diperoleh tabel ilustrasi potensi hasil panen berikut.
Salah satu akibat pengaruh faktor alam,
pohon jabon terkena serangan hama
Pohon jabon yang terkena serangan hama sudah
sehat kembali setelah dilakukan penanganan
65 Pilar Kelayakan Green Property
b.	 Faktor Teknis
Selain faktor alam, kubikasi pun dipengaruhi oleh faktor teknis yang dilakukan, misalnya tata cara
penanaman dan pemeliharaan. Setiap pohon memiliki karakteristik tersendiri termasuk pohon
jabon. Penanganan yang tepat dapat menghasilkan kubikasi yang diharapkan. Salah satu hal
yang penting adalah mengenai pemilihan bibit. I-GIST memiliki standar dalam pengembangan
bibit unggul, yaitu
1)	 pemilihan induk pohon terbaik,
2)	 pemilihan benih biji terbaik, dan
3)	 pemilihan hasil semai terbaik.
		 pemilihan induk pohon terbaik			 pemilihan benih biji terbaik		 pemilihan hasil semai terbaik
Manajemen Evaluasi dan Kontrol I-GIST yang Terpadu
Untuk mengoptimalkan hasil dari penanaman ini, sangat diperlukan manajemen kontrol dan
eavluasi yang terpadu. PT GAB (I-GIST) memiliki standar untuk mengoptimalkan hasil penanaman.
Beberapa hal yang dilakukan i-gist untuk menjalankan kontrol dan evaluasi terpadu adalah
sebagai berikut.
a.	 Penggunaan sistem pemetaan dan geodesi detail setiap lahan yang ditanam;
b.	 Rekapitulasi opname populasi pohon di setiap cluster;
c.	 Rekapitulasi tingkat pertumbuhan pohon di setiap cluster;
d.	 Menyediakan cluster supervisor di setiap 10 hektar lahan;
e.	 Sistem monitoring dan pelaporan online “eye grow” yang merupakan bank data rekapitulasi
opname kondisi penanaman.
a.	 Sistem Pemetaan dan Geodesi di Setiap Lahan yang Ditanam I-GIST
75 Pilar Kelayakan Green Property
		 Dalam hal penanaman I-GIST menggunakan teknologi pola tanam Legowo 1 yang
dapat dilihat seperti dalam gambar berikut.
	
	 Berikut adalah tahapan masa penanaman yang dilakukan oleh PT GAB (I-GIST).
85 Pilar Kelayakan Green Property
b.	 Rekapitulasi Opname Populasi Pohon di Setiap Cluster
Berikut adalah beberapa hal yang dilakukan oleh I-GIST dalam hal pemeliharaan.
1. Lahan Cianjur Setelah Penanaman
3. Proses Recovery, Tahap1: Opname  Cek Medis
5. Proses Recovery, Tahap 3: Proses Pendangiran
(Pengemburan Lingkaran Sekitar Pohon)
7. Proses Recovery,
Tahap 5: Penyemprotan Berkala Pupuk Organik Cair
6. Proses Recovery,
Tahap 4: Penyulaman  Aplikasi Pupuk Organik
8. Lahan Cianjur Setelah Recovery
2. Lahan Cianjur Terkena Hama Ulat Gerayak
4. Proses Recovery,
Tahap 2: Persiapan Bibit Sulaman - dengan Bibit Besar
95 Pilar Kelayakan Green Property
c.	 Rekapitulasi Tingkat Pertumbuhan Pohon Di Setiap Cluster
Pertumbuhan pohon setiap cluster diukur dan dipantau oleh I-GIST kemudian dibuat
rekapitulasinya.
d.	 Cluster Supervisor Di Setiap 10 Hektar Lahan
I-GIST membentuk Cluster Supervisor di setiap 10 hektar lahan untuk mengoptimalkan
pengelolaan setiap cluster.
e.	 Sistem Monitoring dan Pelaporan Online “Eye Grow” yang Merupakan Bank
Data Rekapitulasi Opname Kondisi Penanaman
I-GIST memiliki Sistem IT terpadu sebagai pendukung sistem monitoring dan pelaporan yang
merupakan Bank Data Rekapitulasi Opname Kondisi Penanaman.
System Report Rekam Medis Eye Grow Progress Report Peta Cluster Pohon
105 Pilar Kelayakan Green Property
2.	 Faktor Harga Pasar
Harga jual kayu per kubik , merupakan faktor yang menentukan nilai ekonomi kayu yang ditanam
ketika panen. Harga pasar ditentukan oleh perbandingan antara:
•	 Suplai, dan
•	 Permintaan
Seperti diketahui dari penjelasan sebelumnya, bahwa permintaan kayu untuk industri masih
lebih besar dibandingkan ketersediaan/suplai kayu itu sendiri. Dengan demikian harga jual kayu
di pasar nasional maupun internasional cenderung meningkat setiap tahunnya.
Contoh Harga Kayu Jabon di Pasar Nasional Tahun 2013
HARGA LOG KAYU JABON DENGAN DIAMETER 25-29 Rp800.000 /m3
sedangkan HARGA LOG KAYU DENGAN DIAMETER DI ATAS 30 Rp1 juta – Rp1,2 juta
3.	 Biaya panen
Biaya panen termasuk ke dalam komponen yang akan mengurangi hasil panen pohon. Biaya
panen tersebut meliputi:
a.	 Ongkos tebang dan angkut;
b.	 Biaya surat menyurat legaltias panen (SKAU/Surat Keterangan Asal Usul);
c.	 Biaya transportasi menuju pabrik pengolahan kayu.
D.	 Produk akhir yang dijual
115 Pilar Kelayakan Green Property
Kayu Olahan dari Jabon
Kayu jabon dapat diolah sehingga nilai jualnya menjadi lebih tinggi. Berikut beberapa proses
pengolahan jabon.
SHAWN TIMBER
PARQUET
ENGINEERING WOOD
WOOD PALLET
125 Pilar Kelayakan Green Property
Kelayakan EkoLOGIS
 Sebaran Tempat Tumbuh Jabon
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber literature, jabon sebagai tumbuhan asli dari berbagai
Negara, yaitu Cina, Sri Langka, India, Nepal, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, Malaysia,
Indonesia dan Papua Nugini. Nurhasbi dan Muharam (2003) menjelaskan bahwa di Indonesia
jabon tumbuh di Jawa Barat, Jawa Timur, seluruh Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara
Barat, dan Papua Barat.
Jabon tumbuh di dataran rendah
sampai dengan ketinggian 1000 m di atas
permukaan laut (dpl). Adapun pertumbuhan
optimal/paling baik pada ketinggian 700-
800 dpl, curah hujan rata-rata antara 1500-
5000 mm/tahun, dan suhu maksimum 32-
43°C atau suhu optimum rata-rata tahunan
23°C.
Jabon hidup di berbagai tipe tanah
tetapi akan tumbuh baik di lahan yang
subur dan berdrainase baik. Walaupun
begitu jabon toleran terhadap asam dan
berdrainase tidak baik/kadang terendam
tetapi bukan tanah ter-erosi.
 Musim Buah
Jabon memiliki buah, buah jabon termasuk jenis
buah majemuk dan terdiri atas minimal seribu anak
buah. Masing-masing anak buah terdiri atas 30–40
butir biji. Buah berbentuk bulat dengan diameter
4-6 cm berwarna kuning sampai oranye. Ketika
masih muda buah jabon berwarna hijau. Menurut
Ruhendi (2009), benih kering udara berjumlah 18–
26 juta butir dan dalam 1 kg terdapat sekitar 33 buah.
Jabon dapat berbuah sepanjang tahun, yaitu pada bulan Juni sampai dengan Agustus. Pada
umumnya musim buah masak terjadi pada bulan Maret–April. Menurut Trubus (2010), dari satu
buah masak jabon rata-rata menghasilkan 8.300 anakan atau setara 8,5 hektar.
135 Pilar Kelayakan Green Property
 Pertumbuhan
Berikut karakteristik pertumbuhan pohon jabon.
•	 Jabon termasuk pohon jenis cepat tumbuh dan merupakan jenis pionir;
•	 Terhadap kebutuhan cahaya termasuk jenis tanaman intoleran
	 Oleh karena itu, tanaman ini tidak tahan naungan dan membutuhkan pencahayaan penuh
sepanjang tahunnya.
•	 Batang pohon jabon lurus dan silindris;
•	 Percabangannya yang juga silindris dan membentuk tajuk seperti payung;
•	 Jabon mempunyai sifat self prunning (pengguguran cabang sendiri) yang cukup kuat
sehingga pada masa pertumbuhan cabang akan rontok dengan sendirinya sehingga jabon
tidak memerlukan pemangkasan cabang;
•	 Tinggi pohon jabon dapat mencapai 45m sedangkan tinggi pohon sampai dengan bebas
cabang mencapai 30m, berdiameter sampai dengan 160 cm.
•	 Pertumbuhan riap tinggi pohon jabon adalah 3m per tahun sedangkan pertumbuhan riap
diameternya adalah 7cm per tahun (Soerianegara  Lemmens, 2005);
•	 Pertumbuhan pohon jabon pada Hutan Rakyat di Provinsi Riau dengan jarak tanam
4m  x  5m dengan pemeliharaan intensif pada umur 2 tahun tingginya dapat mencapai 13m
dan diameternya 15cm.
	 Dengan pemeliharaan semi intensif (tanpa pemupukan) pada umur 1 tahun, pertumbuhan
tinggi tanaman jabon dapat mencapai 5,3m dan diameternya 9cm.
	 Adapun pada lahan hutan tanaman industri (HTI) pulp dengan kesuburan tanah rendah
(lahan marjinal) dengan jarak tanam 3m x 2m tinggi pohon jabon dapat mencapai 7,5m dan
daimeternya 11 cm.
 Sifat Kayu
Berikut sifat-sifat kayu jabon.
•	 Kayu jabon termasuk kayu lunak dan mudah dikerjakan dengan berat jenis (BD) rendah
sampai sedang yaitu 0,29 – 0,56 (BD rata-rata 0,42), kelas kuat III (sedang) dan kelas awet
IV-V (Soerianegara  Lemmens, 2005).
•	 Kayu jabon berwarna putih agak kekuningan tanpa terlihat seratnya, sangat sesuai bagi
industri pulp dan kertas, vinir, kayu lapis (plywood), industri mebel, peti buah, mainan anak,
korek api, alas sepatu, papan dan produk kayu lainnya (Ruhendi, 2009).
•	 Kayu jabon sangat memenuhi syarat sebagai bahan baku pulp dengan kualitas serat II.
Karena beberapa keunggulan pohon jabon dibandingkan tanaman kayu lainnya seperti
sengon, akhir-akhir ini jabon telah menjadi jenis alternatif andalan bagi industri perkayuan.
145 Pilar Kelayakan Green Property
Kelayakan Sosial
Salah satu hal yang menjadi pilar kelayakan Green Property I-GIST adalah kelayakan sosial. PT GAB
(I-GIST) memperhatikan bagaimana program green property ini dapat berdampak baik untuk sosial
dan masyarakat. Baik dari sisi ekonomi maupun kesejahteraan masyarakat. Kontribusi tersebut
berupa:
-	 Upah kerja;
-	 Peternakan kambing/sapi yang dikelola bersama masyarakat;
-	 Tumpah sari di sela-sela pohon jabon yang ditanam dan dikelola bersama masyarakat;
Berikut beberapa hal yang dilakukan PT GAB (I-GIST) sebagai program pemberdayaan
masyarakat.
1.	 Merekrut penanggung jawab cluster dari putra daerah;
2.	 Budi daya palawija, di antaranya:
	 -	 Minyak Sereh;
	 -	 Minyak Nilam;
	 Kedua minyak ini adalah bahan baku untuk pembuatan green power sebagai penghemat
bbm dan penurun emisi gas buang karbon.
155 Pilar Kelayakan Green Property
Kotoran Ternak digunakan untuk Bahan Pupuk Organik Pohon Jabon
3.	 Peternakan , Penggemukan  Pembibitan
	 Kotoran Ternak dari peternakan digunakan untuk Bahan Pupuk Organik Pohon Jabon.
Apabila program penanaman pohon di lahan 100.000 ha dilaksanakan maka akan banyak
sekali masyarakat sekitar yang terlibat dan memperoleh pekerjaan serta penghasilan. Dengan
demikian kesejahteraan masyarakat pun meningkat sehingga program Green Property dapat
dikatakan layak sosial.
165 Pilar Kelayakan Green Property
Kelayakan Lingkungan
Berbagai media informasi memberitakan tentang kondisi bumi yang sedang kritis. Fakta-fakta yang
terjadi sekarang menunjukkan bahwa perlu adanya tindakan nyata untuk memperbaiki kondisi
lingkungan kita. Hal tersebut menjadi tantangan kita bersama untuk menjaga keberlangsungan alam
ini. Berikut beberapa fakta yang diambil dari berbagai sumber pemberitaan.
•	 Tingginya Penyumbang Emisi Gas Karbon
	 Jumlah kendaraan bermotor yang diproduksi tahun 2012 di dunia mencapai 84 juta unit
setahun atau sebanyak 234 ribu unit/hari (Sumber: oica.net The International Organization of Motor
Vehicle Manufacturers)
•	 Area Hutan Di Dunia sebagai Konverter Gas Karbon Terus Berkurang
	Menurut globalchange.Umich.Edu, sekira 1½ hutan yang menutupi bumi hilang. Setiap
tahunnya, 16 juta hektar lagi menghilang.
•	 Prediksi 2028 bisa menjadi Akhir Dunia
	 Salah satu prediksi dari seorang jurnalis dan aktivis
perubahan iklim bernama Bill McKibben di hadapan 1.000
orang di University of California Los Angeles:
-	 Dunia akan hancur jika co2
di udara mencapai 565
gigaton karbon;
-	Cadangan bahan bakar minyak dunia, bisa
menghasilkan 2.795 gigaton. Secara matematis
sederhana, angka 565 gigaton karbon akan tercapai
dalam 16 tahun kedepan dengan kondisi polusi seperti
saat sekarang
175 Pilar Kelayakan Green Property
PT GAB (I-GIST) dalam program green property dengan menanam pohon jabon merupakan
bagian dari solusi masalah lingkungan tersebut. Terutama dalam menghijaukan kembali tanah-
tanah yang marjinal dan tanah yang bertopografi miring yang rawan terhadap erosi.
Berikut manfaat-manfaat program green property dengan menanam pohon jabon terhadap
lingkungan.
•	 mencegah erosi dan banjir;
•	 menyelamatkan lahan kritis;
•	 mengurangi dampak global warming;
•	 menghasilkan oksigen;
•	 menyerap CO2
;
Sebuah penelitian telah dilakukan oleh Endes N Dahlan, Seorang dosen Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor Pada tahun 2007 - 2008 tentang daya serap karbondioksida pada
berbagai jenis tanaman.
No. 	 Nama Lokal 		 Nama Ilmiah 				 Daya serap CO2
(kg/pohon/tahun)
1. 	 Trembesi 			 Samanea saman 			 28.488,39
2. 	Cassia 			Cassia sp 					5.295,47
3. 	 Kenanga 			 Canangium odoratum 		 756,59
4. 	 Pingku 			 Dysoxylum excelsum 		 720,49
5. 	 Beringin 			 Ficus benyamina 			 535,90
6. 	 Kirai payung 		 Fellicium decipiens 			 404,83
7. 	 Matoa 			 Pometia pinnata 			 329,76
8. 	 Mahoni 			 Swettiana mahagoni 			 295,73
9. 	 Saga 				 Adenanthera pavoniana 		 221,18
10. 	 Bungur 			 Lagerstroemia speciosa 		 160,14
11. 	Jati 				Tectona grandis 			135,27
12. 	 Nangka 			 Arthocarpus heterophyllus 		 126,51
13. 	Johar 			Cassia grandis 				116,25
14. 	 Sirsak 			 Annona muricata 			 75,29
15. 	 Puspa 			 Schima wallichii 			 63,31
16. 	 Akasia 			 Acacia auriculiformis 			 48,68
17. 	 Flamboyan 		 Delonix regia 				 42,20
18. 	 Sawo kecik 		 Manilkara kauki 				 36,19
19 	 Tanjung 			 Mimusops elengi 			 34,29
20 	 Bunga merak 		 Caesalpinia pulcherrima 		 30,95
21. 	Sempur 			Dilenia retusa 				24,24
22. 	 Khaya 			 Khaya anthotheca 			 21,90
23. 	 Merbau pantai 		 Intsia bijuga 				 19,25
24. 	 Akasia 			 Acacia mangium 			 15,19
25. 	 Angsana 			 Pterocarpus indicus 			 11,12
26. 	 Asam kranji 		 Pithecelobium dulce 			 8,48
27. 	 Saputangan 		 Maniltoa grandiflora 			 8,26
28. 	 Dadap merah 		 Erythrina cristagalli 			 4,55
29. 	 Rambutan 		 Nephelium lappaceum 		 2,19
30. 	 Asam 			 Tamarindus indica 			 1,49
31. 	 Kempas 			 Coompasia excelsa 			 0,20
Penyerapan CO2 oleh Pohon Jabon di Lahan 100.000 ha
Jika mengacu pada hasil penelitian di atas, setelah dilakukan pengukuran pada daun jabon maka
secara fisik bentuk dan lebar daun jabon hampir sama dengan daun pohon jati dengan lebar
daun antara 8-25 cm. Berdasarkan hal tersebut dapat diasumsikan daya serap CO2
Pohon Jabon
135,27 Kg per Tahun per pohon.
Dapat diperoleh perhitungan pada program penanaman 100.000 Hektar Hutan Tanaman,
dapat menyerap CO2
sebesar 10.821.600.000 ton / tahun.
185 Pilar Kelayakan Green Property
Kelayakan Spiritual
Setiap agama di dunia memerintahkan manusia untuk menjaga alam serta saling membantu
sesama. Salah satunya dalam ajaran agama islam berdasarkan beberapa dalil berikut.
“Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra. : Rasulullah Saw pernah bersabda, “akan dipandang sebagai
melakukan sedekah, seorang muslim yang menabur benih dan menanam pohon, kemudian manfaat diambil
oleh manusia, burung-burung, atau hewan lainnya”.
[HR. Al-Bukhoriy dalam Kitab AL-Muzaro’ah]
“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau
manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya.”
[HR. Al-Bukhoriy dalam Kitab AL-Muzaro’ah (2320), dan Muslim dalam Kitab Al-Musaqoh (3950)]
Allah berfirman:
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka…..
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.
[QS. An-Nisa (4) :9]
Nabi Muhammad saw bersabda:
“Bila kamu tinggalkan ahli warismu kaya, itu lebih baik….. dari pada kamu tinggalkan mereka dalam
keadaan miskin dan akan menjadi beban orang lain.”
[H.R. Bukhari, dalam Bab Jana-iz, No. 1296 dan Muslim, dalam Bab Wasiat, No. 1628]
Menanam pohon adalah salah satu bentuk menjaga kelestarian alam. Sesuai dengan
perintah agama untuk menjaga alam dan membantu sesama, Green property I-GIST adalah
program menanam pohon jabon yang memberi manfaat kepada alam serta ikut membantu
sesama/masyarakat. Dengan demikian program menanam pohon green property memenuhi/
layak secara spiritual.
195 Pilar Kelayakan Green Property
Berdasarkan penjelasan pada bagian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa program green
property PT Global Agro Bisnis (I-GIST), yaitu penanaman tanaman jabon secara umum telah
memenuhi 5 (lima) pilar kelayakan.
5 (lima) pilar kelayakan yang dipenuhi oleh program green property meliputi:
1.	 kelayakan ekonomi;
2.	 kelayakan ekologis;
3.	 kelayakan sosial;
4.	 kelayakan lingkungan;
5.	 kelayakan spiritual.
Melihat kelayakannya dan manfaatnya yang hebat, green property perlu dilaksanakan dan
dikembangkan. Akan tetapi, agar program green property ini dapat berkesinambungan perlu
dukungan segenap lapisan masyarakat dari berbagai kalangan. Semakin banyak masyarakat yang
bergabung dengan green property maka semakin banyak pohon yang ditanam. Semakin banyak
pohon yang ditanam diharapkan semakin hijau bumi kita, semakin banyak masyarakat yang
sejahtera kehidupannya, dan semakin baik pula spiritualnya.
Dengan demikian, mari bersama-sama untuk ikut mendukung program Green Property
I-GIST demi mewujudkan bumi dan lingkungan serta kehidupan yang lebih baik.
Penutup
www.i-gist.com

More Related Content

What's hot

Makalah agroforestry
Makalah agroforestryMakalah agroforestry
Makalah agroforestry
Eka Phe
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
nim5009130128
 

What's hot (17)

Proposal 5 pilar_kelayakan_green_property
Proposal 5 pilar_kelayakan_green_propertyProposal 5 pilar_kelayakan_green_property
Proposal 5 pilar_kelayakan_green_property
 
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
 
Paper penelitian biji bintaro
Paper penelitian biji bintaroPaper penelitian biji bintaro
Paper penelitian biji bintaro
 
1 kajian
1 kajian1 kajian
1 kajian
 
Dampak konversi htn
Dampak konversi htnDampak konversi htn
Dampak konversi htn
 
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriAspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
 
Geo pertanian
Geo pertanianGeo pertanian
Geo pertanian
 
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRI
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRIPERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRI
PERTANIAN BERKELANJUTAN BERBASIS AGROFORESTRI
 
Makalah agroforestry
Makalah agroforestryMakalah agroforestry
Makalah agroforestry
 
PEMAPARAN AGROFORESTRY
PEMAPARAN AGROFORESTRYPEMAPARAN AGROFORESTRY
PEMAPARAN AGROFORESTRY
 
POLA TANAM AGROFORESTI
POLA TANAM AGROFORESTIPOLA TANAM AGROFORESTI
POLA TANAM AGROFORESTI
 
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsariPeningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
 
laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan
 
Pola tanam
Pola tanamPola tanam
Pola tanam
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
 
Rdhp upbs jagung 2018
Rdhp upbs jagung 2018Rdhp upbs jagung 2018
Rdhp upbs jagung 2018
 
Agroteknologi Lahan Kering
Agroteknologi Lahan KeringAgroteknologi Lahan Kering
Agroteknologi Lahan Kering
 

Viewers also liked

Green Property Presentation
Green Property PresentationGreen Property Presentation
Green Property Presentation
gw-tops.info info
 
Bisnis Green Warrior
Bisnis Green WarriorBisnis Green Warrior
Bisnis Green Warrior
Green Warrior
 
Presentasi franchise penghijauan
Presentasi franchise penghijauanPresentasi franchise penghijauan
Presentasi franchise penghijauan
uzairu
 
Student Project: Go Green
Student Project: Go GreenStudent Project: Go Green
Student Project: Go Green
icti
 
Go green power point presentation(2)
Go green power point presentation(2)Go green power point presentation(2)
Go green power point presentation(2)
omkapoor001
 

Viewers also liked (18)

Proposal investasi jabon i gist
Proposal investasi jabon i gistProposal investasi jabon i gist
Proposal investasi jabon i gist
 
PROGRAM KAMPANYE TANAM POHON DENGAN POTENSI INCOME MILARAN PERBULAN
PROGRAM KAMPANYE TANAM POHON DENGAN POTENSI INCOME MILARAN PERBULANPROGRAM KAMPANYE TANAM POHON DENGAN POTENSI INCOME MILARAN PERBULAN
PROGRAM KAMPANYE TANAM POHON DENGAN POTENSI INCOME MILARAN PERBULAN
 
LABA SEGAR KAYU JABON
LABA SEGAR KAYU JABONLABA SEGAR KAYU JABON
LABA SEGAR KAYU JABON
 
Green Property Presentation
Green Property PresentationGreen Property Presentation
Green Property Presentation
 
Pensiun Muda Pensiun Kaya bersama Green Warrior
Pensiun Muda Pensiun Kaya bersama Green WarriorPensiun Muda Pensiun Kaya bersama Green Warrior
Pensiun Muda Pensiun Kaya bersama Green Warrior
 
MARKETING PLAN GREEN WARRIOR
MARKETING PLAN GREEN WARRIORMARKETING PLAN GREEN WARRIOR
MARKETING PLAN GREEN WARRIOR
 
I-GIST~ Tabungan Investasi Kayu Syariah
I-GIST~ Tabungan Investasi Kayu SyariahI-GIST~ Tabungan Investasi Kayu Syariah
I-GIST~ Tabungan Investasi Kayu Syariah
 
Bisnis Green Warrior
Bisnis Green WarriorBisnis Green Warrior
Bisnis Green Warrior
 
Green Warrior
Green WarriorGreen Warrior
Green Warrior
 
Green warrior Solusi Penghemat Bahan Bakar Bensin dan Solar
Green warrior Solusi Penghemat Bahan Bakar Bensin dan SolarGreen warrior Solusi Penghemat Bahan Bakar Bensin dan Solar
Green warrior Solusi Penghemat Bahan Bakar Bensin dan Solar
 
Persentasi GERAKAN AMANKAN BUMI Peluang bisnis terbaik green warrior
Persentasi GERAKAN AMANKAN BUMI Peluang bisnis terbaik green warriorPersentasi GERAKAN AMANKAN BUMI Peluang bisnis terbaik green warrior
Persentasi GERAKAN AMANKAN BUMI Peluang bisnis terbaik green warrior
 
Presentasi franchise penghijauan
Presentasi franchise penghijauanPresentasi franchise penghijauan
Presentasi franchise penghijauan
 
Bisnis Gerakan Amankan Bumi
Bisnis Gerakan Amankan BumiBisnis Gerakan Amankan Bumi
Bisnis Gerakan Amankan Bumi
 
Investasi sengon jabon analisa usaha
Investasi sengon jabon analisa usaha Investasi sengon jabon analisa usaha
Investasi sengon jabon analisa usaha
 
SLIDE PRESENTASI FRANCHISE I-GIST
SLIDE PRESENTASI FRANCHISE I-GISTSLIDE PRESENTASI FRANCHISE I-GIST
SLIDE PRESENTASI FRANCHISE I-GIST
 
Student Project: Go Green
Student Project: Go GreenStudent Project: Go Green
Student Project: Go Green
 
Go green power point presentation(2)
Go green power point presentation(2)Go green power point presentation(2)
Go green power point presentation(2)
 
Going Green
Going GreenGoing Green
Going Green
 

Similar to 5 pilar kelayakan green property

Slide presentasi gabungan update 25 jan2013
Slide presentasi gabungan update 25 jan2013Slide presentasi gabungan update 25 jan2013
Slide presentasi gabungan update 25 jan2013
emashijau
 
5 Pilar Kelayakan Green Property
5 Pilar Kelayakan Green Property5 Pilar Kelayakan Green Property
5 Pilar Kelayakan Green Property
Green Warrior
 
Ryki periwaldi_osn pti 2010_
Ryki periwaldi_osn pti 2010_Ryki periwaldi_osn pti 2010_
Ryki periwaldi_osn pti 2010_
ryki periwaldi
 
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_
ryki periwaldi
 
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...
ryki periwaldi
 
Paper Concept Jeda Tebang Hutan
Paper Concept   Jeda Tebang HutanPaper Concept   Jeda Tebang Hutan
Paper Concept Jeda Tebang Hutan
People Power
 
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganDaya dukung lingkungan
Daya dukung lingkungan
candrasukar
 

Similar to 5 pilar kelayakan green property (20)

Slide presentasi gabungan update 25 jan2013
Slide presentasi gabungan update 25 jan2013Slide presentasi gabungan update 25 jan2013
Slide presentasi gabungan update 25 jan2013
 
5 Pilar Kelayakan Green Property
5 Pilar Kelayakan Green Property5 Pilar Kelayakan Green Property
5 Pilar Kelayakan Green Property
 
1.EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN dan berbagai jenis hutan.pptx
1.EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN dan berbagai jenis hutan.pptx1.EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN dan berbagai jenis hutan.pptx
1.EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN dan berbagai jenis hutan.pptx
 
Proposal Kerjasama Penanaman Kayu Jabon PT. Global Media Nusantara
Proposal Kerjasama Penanaman Kayu Jabon PT. Global Media NusantaraProposal Kerjasama Penanaman Kayu Jabon PT. Global Media Nusantara
Proposal Kerjasama Penanaman Kayu Jabon PT. Global Media Nusantara
 
POWER POINT SEMPRO JS benarrrrrrr.pptx
POWER POINT SEMPRO JS benarrrrrrr.pptxPOWER POINT SEMPRO JS benarrrrrrr.pptx
POWER POINT SEMPRO JS benarrrrrrr.pptx
 
alam sekitar
alam sekitar alam sekitar
alam sekitar
 
Peningkatan kapasitas petani dalam good agricultural practices untuk liveliho...
Peningkatan kapasitas petani dalam good agricultural practices untuk liveliho...Peningkatan kapasitas petani dalam good agricultural practices untuk liveliho...
Peningkatan kapasitas petani dalam good agricultural practices untuk liveliho...
 
Jurnal untuk review 1
Jurnal untuk review 1Jurnal untuk review 1
Jurnal untuk review 1
 
Ryki periwaldi_osn pti 2010_
Ryki periwaldi_osn pti 2010_Ryki periwaldi_osn pti 2010_
Ryki periwaldi_osn pti 2010_
 
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_
ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_
 
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...
Ryki periwaldi_makalah OSN-PTI 2010_Konsep dan Strategi Pengembangan Bisnis B...
 
Greenwarriorindonesia
Greenwarriorindonesia Greenwarriorindonesia
Greenwarriorindonesia
 
Rdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasutRdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasut
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
 
Paper Concept Jeda Tebang Hutan
Paper Concept   Jeda Tebang HutanPaper Concept   Jeda Tebang Hutan
Paper Concept Jeda Tebang Hutan
 
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
 
Tugas Pemodelan MNH746.pdf
Tugas Pemodelan MNH746.pdfTugas Pemodelan MNH746.pdf
Tugas Pemodelan MNH746.pdf
 
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganDaya dukung lingkungan
Daya dukung lingkungan
 
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganDaya dukung lingkungan
Daya dukung lingkungan
 
Developing Sustainable Indonesian Palm Oil for the International Stage
Developing Sustainable Indonesian Palm Oil for the International StageDeveloping Sustainable Indonesian Palm Oil for the International Stage
Developing Sustainable Indonesian Palm Oil for the International Stage
 

5 pilar kelayakan green property

  • 2.
  • 3. 25 Pilar Kelayakan Green Property Pendahuluan Revitalisasi pemanfaatan hutan dan industri kehutanan merupakan salah satu dari 6 (enam) Kebijakan Prioritas Kementerian Kehutanan 2009-2014. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan berharap kemajuan teknologi industri kehutanan berbasis hutan tanaman di Pulau Jawa yang maju pesat dapat ditularkan ke wilayah lain. Dalam hal lain, masalah nasional dalam sektor kehutanan adalah eksploitasi hutan alam yang berlebihan. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya bencana alam, seperti tanah longsor, banjir bandang, dan kekeringan pada musim kemarau. Menurut Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (2004), laju degradasi hutan di Indonesia mencapai 1,6 - 2,5 juta ha/tahun. Dilihat dari segi kelestarian lingkungan, rusaknya hutan menyebabkan hilangnya fungsi hutan sebagai penyangga kehidupan. Padahal sebagai penyangga kehidupan, hutan berfungsi untuk 1. daerah resapan air, 2. konservasi tanah, 3. sumber biodiversitas (keanekaragaman hayati), dan 4. pengendalian iklim. Sementara itu, dalam revitalisasi sektor kehutanan terutama industri kehutanan telah menempatkan target pencapaian peningkatan kapasitas industri perkayuan, yaitu pada 2007 dari 6,5 juta ton per tahun pulp menjadi 16 juta ton per tahun pada tahun 2020. Apabila asumsi 1 ton pulp memerlukan bahan baku kayu 4,9 m3 , kayu yang dibutuhkan adalah sebanyak 78 juta m3 per tahun. Di sisi lain, kemampuan penanaman secara nasional per tahun berkisar antara 150.000 - 200.000 ha sehingga masih terdapat kekurangan bahan baku hampir 50%. Pemerintah berharap agar sumber bahan baku yang berasal dari hutan tanaman rakyat menjadi nafas bagi industri perkayuan. Hutan alam tetap terjaga, hutan produksi terus dikembangkan. Hutan tanaman di masa depan akan menjadi tulang punggung bagi industri perkayuan nasional. Dengan demikian, jumlah industri kehutanan pun meningkat. Hal inilah yang menjadi salah satu dasar PT Global Agro Bisnis (I-GIST) disingkat PT GAB (I-GIST) mencetuskan dan mengembangkan program “Green Property”. Green Property mengembangkan hutan tanaman rakyat yang ditanami pohon jabon (Anthocephalus cadamba Miq) dengan mengacu pada 5 (lima) pilar kelayakan, yaitu 1. kelayakan ekonomi, 2. kelayakan ekologis, 3. kelayakan sosial, 4. kelayakan lingkungan, dan 5. kelayakan spiritual.
  • 4. 35 Pilar Kelayakan Green Property Kelayakan Ekonomi Laju Kebutuhan Kayu Tidak Sebanding dengan Ketersediaan Kayu Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi manusia, kebutuhan akan kayu terus berkembang. Sementara itu suplai kayu sendiri membutuhkan waktu dan ketersediaannya tidak sebanding dengan laju kebutuhannya. Berdasarkan data Kementrian Kehutanan menunjukkan kebutuhan kayu nasional rata-rata mencapai 43 juta m3 per tahun. Adapun 9,1 juta dari jumlah tersebut dipasok dari hutan alam sehingga terdapat kekurangan 34 juta m3 . Kekurangan inilah yang akan dipenuhi salah satunya dari hutan tanaman rakyat (HTR). Lalu bagaimana dengan pasar kayu jabon sendiri? Hasil riset Majalah Trubus Edisi November 2011 menyimpulkan bahwa kebutuhan kayu jabon sangat besar. Dari beberapa industri yang sudah melakukan ekspansi pasar ke luar negeri menyebutkan bahwa - Jabon sebagai kayu kelas kuat V itu disukai konsumen; - Jabon diekspor untuk para pelanggan/pembeli dari Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa yang meminta 100% kayu alam; - Jabon biasanya dipakai untuk pelapis atas dan bawah karena tekstur seratnya bagus; - Jabon juga disukai pembeli dari Jepang, Korea, dan Uni Emirat Arab karena kayunya ringan, kuat, dan halus. Kebijakan Lingkungan yang Melindungi Hutan Alam Pemerintah semakin memperketat izin penggunaan hutan alam. Salah satu buktinya adalah moratorium izin kehutanan, yaitu Inpres No.6/2013 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut. Tujuannya adalah menjaga luasan hutan di Indonesia, bahkan diharapkan bertambah luasannya. Harga Kayu yang Cenderung Terus Meningkat ITTO adalah organisasi antar pemerintah yang mempromosikan konservasi dan pengelolaan berkelanjutan, penggunaan dan perdagangan sumber daya hutan tropis. Anggotanya mewakili sekitar 80% dari hutan tropis dunia dan 90% dari perdagangan kayu tropis global. Melalui www. itto.int dapat dilihat tren harga kayu di pasar Internasional setiap tahunnya. Berikut adalah grafik tren harga kayu yang cenderung naik setiap tahunnya.
  • 5. 45 Pilar Kelayakan Green Property MarketKayuSengon(termasukJabon) berdasarkan rilis resmi International Tropical Timber Organizations (ITTO) Jepang, melalui www.itto.int dapat dilihat pada gambar di samping. Kelayakan Ekonomi Program Penanaman 100.000.000 hektar Kelayakan ekonomi penanaman pohon jabon 100.000 ha berdasarkan potensi hasil panen jabon 5-6 tahun dan 9-10 tahun jika mengacu pada biaya tanam, jumlah pohon, dan beberapa asumsi harga jual adalah sebagai berikut. Biaya Tanam Biaya tanam per hektar adalah Rp100.000.000,- Maka biaya tanam untuk 100.000 ha adalah Rp100.000.000,- × 100.000 = Rp10.000.000.000.000,- Biaya tanaman untuk 100.000 ha adalah Rp10 Triliun Jumlah Pohon Jumlah pohon yang ditanam setiap hektarnya adalah 700 pohon Maka jumlah pohon yang ditanam di lahan 100.000 ha adalah 700 pohon × 100.000 = 70.000.000 pohon Jumlah total pohon yang ditanaman di 100.000 ha adalah 70 juta pohon Potensi Hasil Panen Beberapa asumsi harga jual pohon jabon adalah sebagai berikut. a. Asumsi harga jual rendah Rp600.000,- /m3 b. Asumsi harga jual sedang Rp800.000,- / m3 c. Asumsi harga jual tinggi Rp1.000.000,- / m3
  • 6. 55 Pilar Kelayakan Green Property 4 Faktor Menentukan Nilai Ekonomi Menanam Pohon Jabon Ada 4 (empat) faktor yang dapat menentukan nilai ekonomi menanam pohon jabon. Keempat faktor tersebut adalah sebagai berikut. 1. Faktor kubikasi; 2. Faktor harga pasar; 3. Biaya panen; 4. Produk akhir yang dijual. 1. Faktor Kubikasi Kubikasi merupakan nilai volume yang didapatkan dari hasil kayu yang ditanam. Kubikasi ditentukan oleh 2 (dua) hal/faktor utama, yaitu a. Faktor Alam, meliputi: cuaca, kondisi tanah, suhu udara, karakter hewan dan serangga di lingkungan tersebut; b. Faktor Teknis, meliputi: tata cara penanaman dan pemeliharaan. a. Faktor Alam Bagaimana pun juga alam sangat mempengaruhi pertumbuhan pohon jabon. Baik itu cuaca, kondisi tanah, suhu udara, karakter hewan dan serangga yang ada di lingkungan sekitar pohon yang ditanam. PT Global Agro Bisnis (I-GIST) telah memiliki standar dan manajemen risiko dalam menangani pengaruh faktor alam tersebut. ASUMSI HARGA JUAL BIAYA MENANAM POHON 100.000 HA JUMLAH POHON ILUSTRASI POTENSI PANEN 5-6 TAHUN (Rp) (BAGI HASIL 70%) ILUSTRASI POTENSI PANEN 9-10 TAHUN (Rp) (BAGI HASIL 50%) TOTAL POTENSI PANEN (Rp) PROSENTASE KENAIKAN PER TAHUN Rendah Rp10 Triliun 70 juta 29,4 Triliun* 21 Triliun* 50,4 Triliun* 40% Sedang Rp10 Triliun 70 juta 39,2 Triliun* 28 Triliun* 67,2 Triliun* 57% Tinggi Rp10 Triliun 70 juta 49 Triliun* 35 Triliun* 84 Triliun* 74% * Harga jual ditentukan harga pasar pada saat panen, ilustrasi di atas bersifat prediksi dengan melihat harga jual pada saat ini, yaitu Rp1juta-Rp1,2 juta. Berdasarkan data pada tabel di atas diperoleh kesimpulan bahwa prosentase potensi kenaikan hasil yang diperoleh dibandingkan biaya tanam adalah 40%-74%. Hasil tersebut dapat dikatakan sudah layak secara ekonomi. Dengan demikian akan diperoleh tabel ilustrasi potensi hasil panen berikut. Salah satu akibat pengaruh faktor alam, pohon jabon terkena serangan hama Pohon jabon yang terkena serangan hama sudah sehat kembali setelah dilakukan penanganan
  • 7. 65 Pilar Kelayakan Green Property b. Faktor Teknis Selain faktor alam, kubikasi pun dipengaruhi oleh faktor teknis yang dilakukan, misalnya tata cara penanaman dan pemeliharaan. Setiap pohon memiliki karakteristik tersendiri termasuk pohon jabon. Penanganan yang tepat dapat menghasilkan kubikasi yang diharapkan. Salah satu hal yang penting adalah mengenai pemilihan bibit. I-GIST memiliki standar dalam pengembangan bibit unggul, yaitu 1) pemilihan induk pohon terbaik, 2) pemilihan benih biji terbaik, dan 3) pemilihan hasil semai terbaik. pemilihan induk pohon terbaik pemilihan benih biji terbaik pemilihan hasil semai terbaik Manajemen Evaluasi dan Kontrol I-GIST yang Terpadu Untuk mengoptimalkan hasil dari penanaman ini, sangat diperlukan manajemen kontrol dan eavluasi yang terpadu. PT GAB (I-GIST) memiliki standar untuk mengoptimalkan hasil penanaman. Beberapa hal yang dilakukan i-gist untuk menjalankan kontrol dan evaluasi terpadu adalah sebagai berikut. a. Penggunaan sistem pemetaan dan geodesi detail setiap lahan yang ditanam; b. Rekapitulasi opname populasi pohon di setiap cluster; c. Rekapitulasi tingkat pertumbuhan pohon di setiap cluster; d. Menyediakan cluster supervisor di setiap 10 hektar lahan; e. Sistem monitoring dan pelaporan online “eye grow” yang merupakan bank data rekapitulasi opname kondisi penanaman. a. Sistem Pemetaan dan Geodesi di Setiap Lahan yang Ditanam I-GIST
  • 8. 75 Pilar Kelayakan Green Property Dalam hal penanaman I-GIST menggunakan teknologi pola tanam Legowo 1 yang dapat dilihat seperti dalam gambar berikut. Berikut adalah tahapan masa penanaman yang dilakukan oleh PT GAB (I-GIST).
  • 9. 85 Pilar Kelayakan Green Property b. Rekapitulasi Opname Populasi Pohon di Setiap Cluster Berikut adalah beberapa hal yang dilakukan oleh I-GIST dalam hal pemeliharaan. 1. Lahan Cianjur Setelah Penanaman 3. Proses Recovery, Tahap1: Opname Cek Medis 5. Proses Recovery, Tahap 3: Proses Pendangiran (Pengemburan Lingkaran Sekitar Pohon) 7. Proses Recovery, Tahap 5: Penyemprotan Berkala Pupuk Organik Cair 6. Proses Recovery, Tahap 4: Penyulaman Aplikasi Pupuk Organik 8. Lahan Cianjur Setelah Recovery 2. Lahan Cianjur Terkena Hama Ulat Gerayak 4. Proses Recovery, Tahap 2: Persiapan Bibit Sulaman - dengan Bibit Besar
  • 10. 95 Pilar Kelayakan Green Property c. Rekapitulasi Tingkat Pertumbuhan Pohon Di Setiap Cluster Pertumbuhan pohon setiap cluster diukur dan dipantau oleh I-GIST kemudian dibuat rekapitulasinya. d. Cluster Supervisor Di Setiap 10 Hektar Lahan I-GIST membentuk Cluster Supervisor di setiap 10 hektar lahan untuk mengoptimalkan pengelolaan setiap cluster. e. Sistem Monitoring dan Pelaporan Online “Eye Grow” yang Merupakan Bank Data Rekapitulasi Opname Kondisi Penanaman I-GIST memiliki Sistem IT terpadu sebagai pendukung sistem monitoring dan pelaporan yang merupakan Bank Data Rekapitulasi Opname Kondisi Penanaman. System Report Rekam Medis Eye Grow Progress Report Peta Cluster Pohon
  • 11. 105 Pilar Kelayakan Green Property 2. Faktor Harga Pasar Harga jual kayu per kubik , merupakan faktor yang menentukan nilai ekonomi kayu yang ditanam ketika panen. Harga pasar ditentukan oleh perbandingan antara: • Suplai, dan • Permintaan Seperti diketahui dari penjelasan sebelumnya, bahwa permintaan kayu untuk industri masih lebih besar dibandingkan ketersediaan/suplai kayu itu sendiri. Dengan demikian harga jual kayu di pasar nasional maupun internasional cenderung meningkat setiap tahunnya. Contoh Harga Kayu Jabon di Pasar Nasional Tahun 2013 HARGA LOG KAYU JABON DENGAN DIAMETER 25-29 Rp800.000 /m3 sedangkan HARGA LOG KAYU DENGAN DIAMETER DI ATAS 30 Rp1 juta – Rp1,2 juta 3. Biaya panen Biaya panen termasuk ke dalam komponen yang akan mengurangi hasil panen pohon. Biaya panen tersebut meliputi: a. Ongkos tebang dan angkut; b. Biaya surat menyurat legaltias panen (SKAU/Surat Keterangan Asal Usul); c. Biaya transportasi menuju pabrik pengolahan kayu. D. Produk akhir yang dijual
  • 12. 115 Pilar Kelayakan Green Property Kayu Olahan dari Jabon Kayu jabon dapat diolah sehingga nilai jualnya menjadi lebih tinggi. Berikut beberapa proses pengolahan jabon. SHAWN TIMBER PARQUET ENGINEERING WOOD WOOD PALLET
  • 13. 125 Pilar Kelayakan Green Property Kelayakan EkoLOGIS Sebaran Tempat Tumbuh Jabon Berdasarkan informasi dari berbagai sumber literature, jabon sebagai tumbuhan asli dari berbagai Negara, yaitu Cina, Sri Langka, India, Nepal, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, Malaysia, Indonesia dan Papua Nugini. Nurhasbi dan Muharam (2003) menjelaskan bahwa di Indonesia jabon tumbuh di Jawa Barat, Jawa Timur, seluruh Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Papua Barat. Jabon tumbuh di dataran rendah sampai dengan ketinggian 1000 m di atas permukaan laut (dpl). Adapun pertumbuhan optimal/paling baik pada ketinggian 700- 800 dpl, curah hujan rata-rata antara 1500- 5000 mm/tahun, dan suhu maksimum 32- 43°C atau suhu optimum rata-rata tahunan 23°C. Jabon hidup di berbagai tipe tanah tetapi akan tumbuh baik di lahan yang subur dan berdrainase baik. Walaupun begitu jabon toleran terhadap asam dan berdrainase tidak baik/kadang terendam tetapi bukan tanah ter-erosi. Musim Buah Jabon memiliki buah, buah jabon termasuk jenis buah majemuk dan terdiri atas minimal seribu anak buah. Masing-masing anak buah terdiri atas 30–40 butir biji. Buah berbentuk bulat dengan diameter 4-6 cm berwarna kuning sampai oranye. Ketika masih muda buah jabon berwarna hijau. Menurut Ruhendi (2009), benih kering udara berjumlah 18– 26 juta butir dan dalam 1 kg terdapat sekitar 33 buah. Jabon dapat berbuah sepanjang tahun, yaitu pada bulan Juni sampai dengan Agustus. Pada umumnya musim buah masak terjadi pada bulan Maret–April. Menurut Trubus (2010), dari satu buah masak jabon rata-rata menghasilkan 8.300 anakan atau setara 8,5 hektar.
  • 14. 135 Pilar Kelayakan Green Property Pertumbuhan Berikut karakteristik pertumbuhan pohon jabon. • Jabon termasuk pohon jenis cepat tumbuh dan merupakan jenis pionir; • Terhadap kebutuhan cahaya termasuk jenis tanaman intoleran Oleh karena itu, tanaman ini tidak tahan naungan dan membutuhkan pencahayaan penuh sepanjang tahunnya. • Batang pohon jabon lurus dan silindris; • Percabangannya yang juga silindris dan membentuk tajuk seperti payung; • Jabon mempunyai sifat self prunning (pengguguran cabang sendiri) yang cukup kuat sehingga pada masa pertumbuhan cabang akan rontok dengan sendirinya sehingga jabon tidak memerlukan pemangkasan cabang; • Tinggi pohon jabon dapat mencapai 45m sedangkan tinggi pohon sampai dengan bebas cabang mencapai 30m, berdiameter sampai dengan 160 cm. • Pertumbuhan riap tinggi pohon jabon adalah 3m per tahun sedangkan pertumbuhan riap diameternya adalah 7cm per tahun (Soerianegara Lemmens, 2005); • Pertumbuhan pohon jabon pada Hutan Rakyat di Provinsi Riau dengan jarak tanam 4m  x  5m dengan pemeliharaan intensif pada umur 2 tahun tingginya dapat mencapai 13m dan diameternya 15cm. Dengan pemeliharaan semi intensif (tanpa pemupukan) pada umur 1 tahun, pertumbuhan tinggi tanaman jabon dapat mencapai 5,3m dan diameternya 9cm. Adapun pada lahan hutan tanaman industri (HTI) pulp dengan kesuburan tanah rendah (lahan marjinal) dengan jarak tanam 3m x 2m tinggi pohon jabon dapat mencapai 7,5m dan daimeternya 11 cm. Sifat Kayu Berikut sifat-sifat kayu jabon. • Kayu jabon termasuk kayu lunak dan mudah dikerjakan dengan berat jenis (BD) rendah sampai sedang yaitu 0,29 – 0,56 (BD rata-rata 0,42), kelas kuat III (sedang) dan kelas awet IV-V (Soerianegara Lemmens, 2005). • Kayu jabon berwarna putih agak kekuningan tanpa terlihat seratnya, sangat sesuai bagi industri pulp dan kertas, vinir, kayu lapis (plywood), industri mebel, peti buah, mainan anak, korek api, alas sepatu, papan dan produk kayu lainnya (Ruhendi, 2009). • Kayu jabon sangat memenuhi syarat sebagai bahan baku pulp dengan kualitas serat II. Karena beberapa keunggulan pohon jabon dibandingkan tanaman kayu lainnya seperti sengon, akhir-akhir ini jabon telah menjadi jenis alternatif andalan bagi industri perkayuan.
  • 15. 145 Pilar Kelayakan Green Property Kelayakan Sosial Salah satu hal yang menjadi pilar kelayakan Green Property I-GIST adalah kelayakan sosial. PT GAB (I-GIST) memperhatikan bagaimana program green property ini dapat berdampak baik untuk sosial dan masyarakat. Baik dari sisi ekonomi maupun kesejahteraan masyarakat. Kontribusi tersebut berupa: - Upah kerja; - Peternakan kambing/sapi yang dikelola bersama masyarakat; - Tumpah sari di sela-sela pohon jabon yang ditanam dan dikelola bersama masyarakat; Berikut beberapa hal yang dilakukan PT GAB (I-GIST) sebagai program pemberdayaan masyarakat. 1. Merekrut penanggung jawab cluster dari putra daerah; 2. Budi daya palawija, di antaranya: - Minyak Sereh; - Minyak Nilam; Kedua minyak ini adalah bahan baku untuk pembuatan green power sebagai penghemat bbm dan penurun emisi gas buang karbon.
  • 16. 155 Pilar Kelayakan Green Property Kotoran Ternak digunakan untuk Bahan Pupuk Organik Pohon Jabon 3. Peternakan , Penggemukan Pembibitan Kotoran Ternak dari peternakan digunakan untuk Bahan Pupuk Organik Pohon Jabon. Apabila program penanaman pohon di lahan 100.000 ha dilaksanakan maka akan banyak sekali masyarakat sekitar yang terlibat dan memperoleh pekerjaan serta penghasilan. Dengan demikian kesejahteraan masyarakat pun meningkat sehingga program Green Property dapat dikatakan layak sosial.
  • 17. 165 Pilar Kelayakan Green Property Kelayakan Lingkungan Berbagai media informasi memberitakan tentang kondisi bumi yang sedang kritis. Fakta-fakta yang terjadi sekarang menunjukkan bahwa perlu adanya tindakan nyata untuk memperbaiki kondisi lingkungan kita. Hal tersebut menjadi tantangan kita bersama untuk menjaga keberlangsungan alam ini. Berikut beberapa fakta yang diambil dari berbagai sumber pemberitaan. • Tingginya Penyumbang Emisi Gas Karbon Jumlah kendaraan bermotor yang diproduksi tahun 2012 di dunia mencapai 84 juta unit setahun atau sebanyak 234 ribu unit/hari (Sumber: oica.net The International Organization of Motor Vehicle Manufacturers) • Area Hutan Di Dunia sebagai Konverter Gas Karbon Terus Berkurang Menurut globalchange.Umich.Edu, sekira 1½ hutan yang menutupi bumi hilang. Setiap tahunnya, 16 juta hektar lagi menghilang. • Prediksi 2028 bisa menjadi Akhir Dunia Salah satu prediksi dari seorang jurnalis dan aktivis perubahan iklim bernama Bill McKibben di hadapan 1.000 orang di University of California Los Angeles: - Dunia akan hancur jika co2 di udara mencapai 565 gigaton karbon; - Cadangan bahan bakar minyak dunia, bisa menghasilkan 2.795 gigaton. Secara matematis sederhana, angka 565 gigaton karbon akan tercapai dalam 16 tahun kedepan dengan kondisi polusi seperti saat sekarang
  • 18. 175 Pilar Kelayakan Green Property PT GAB (I-GIST) dalam program green property dengan menanam pohon jabon merupakan bagian dari solusi masalah lingkungan tersebut. Terutama dalam menghijaukan kembali tanah- tanah yang marjinal dan tanah yang bertopografi miring yang rawan terhadap erosi. Berikut manfaat-manfaat program green property dengan menanam pohon jabon terhadap lingkungan. • mencegah erosi dan banjir; • menyelamatkan lahan kritis; • mengurangi dampak global warming; • menghasilkan oksigen; • menyerap CO2 ; Sebuah penelitian telah dilakukan oleh Endes N Dahlan, Seorang dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Pada tahun 2007 - 2008 tentang daya serap karbondioksida pada berbagai jenis tanaman. No. Nama Lokal Nama Ilmiah Daya serap CO2 (kg/pohon/tahun) 1. Trembesi Samanea saman 28.488,39 2. Cassia Cassia sp 5.295,47 3. Kenanga Canangium odoratum 756,59 4. Pingku Dysoxylum excelsum 720,49 5. Beringin Ficus benyamina 535,90 6. Kirai payung Fellicium decipiens 404,83 7. Matoa Pometia pinnata 329,76 8. Mahoni Swettiana mahagoni 295,73 9. Saga Adenanthera pavoniana 221,18 10. Bungur Lagerstroemia speciosa 160,14 11. Jati Tectona grandis 135,27 12. Nangka Arthocarpus heterophyllus 126,51 13. Johar Cassia grandis 116,25 14. Sirsak Annona muricata 75,29 15. Puspa Schima wallichii 63,31 16. Akasia Acacia auriculiformis 48,68 17. Flamboyan Delonix regia 42,20 18. Sawo kecik Manilkara kauki 36,19 19 Tanjung Mimusops elengi 34,29 20 Bunga merak Caesalpinia pulcherrima 30,95 21. Sempur Dilenia retusa 24,24 22. Khaya Khaya anthotheca 21,90 23. Merbau pantai Intsia bijuga 19,25 24. Akasia Acacia mangium 15,19 25. Angsana Pterocarpus indicus 11,12 26. Asam kranji Pithecelobium dulce 8,48 27. Saputangan Maniltoa grandiflora 8,26 28. Dadap merah Erythrina cristagalli 4,55 29. Rambutan Nephelium lappaceum 2,19 30. Asam Tamarindus indica 1,49 31. Kempas Coompasia excelsa 0,20 Penyerapan CO2 oleh Pohon Jabon di Lahan 100.000 ha Jika mengacu pada hasil penelitian di atas, setelah dilakukan pengukuran pada daun jabon maka secara fisik bentuk dan lebar daun jabon hampir sama dengan daun pohon jati dengan lebar daun antara 8-25 cm. Berdasarkan hal tersebut dapat diasumsikan daya serap CO2 Pohon Jabon 135,27 Kg per Tahun per pohon. Dapat diperoleh perhitungan pada program penanaman 100.000 Hektar Hutan Tanaman, dapat menyerap CO2 sebesar 10.821.600.000 ton / tahun.
  • 19. 185 Pilar Kelayakan Green Property Kelayakan Spiritual Setiap agama di dunia memerintahkan manusia untuk menjaga alam serta saling membantu sesama. Salah satunya dalam ajaran agama islam berdasarkan beberapa dalil berikut. “Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra. : Rasulullah Saw pernah bersabda, “akan dipandang sebagai melakukan sedekah, seorang muslim yang menabur benih dan menanam pohon, kemudian manfaat diambil oleh manusia, burung-burung, atau hewan lainnya”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Kitab AL-Muzaro’ah] “Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya.” [HR. Al-Bukhoriy dalam Kitab AL-Muzaro’ah (2320), dan Muslim dalam Kitab Al-Musaqoh (3950)] Allah berfirman: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka….. anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. [QS. An-Nisa (4) :9] Nabi Muhammad saw bersabda: “Bila kamu tinggalkan ahli warismu kaya, itu lebih baik….. dari pada kamu tinggalkan mereka dalam keadaan miskin dan akan menjadi beban orang lain.” [H.R. Bukhari, dalam Bab Jana-iz, No. 1296 dan Muslim, dalam Bab Wasiat, No. 1628] Menanam pohon adalah salah satu bentuk menjaga kelestarian alam. Sesuai dengan perintah agama untuk menjaga alam dan membantu sesama, Green property I-GIST adalah program menanam pohon jabon yang memberi manfaat kepada alam serta ikut membantu sesama/masyarakat. Dengan demikian program menanam pohon green property memenuhi/ layak secara spiritual.
  • 20. 195 Pilar Kelayakan Green Property Berdasarkan penjelasan pada bagian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa program green property PT Global Agro Bisnis (I-GIST), yaitu penanaman tanaman jabon secara umum telah memenuhi 5 (lima) pilar kelayakan. 5 (lima) pilar kelayakan yang dipenuhi oleh program green property meliputi: 1. kelayakan ekonomi; 2. kelayakan ekologis; 3. kelayakan sosial; 4. kelayakan lingkungan; 5. kelayakan spiritual. Melihat kelayakannya dan manfaatnya yang hebat, green property perlu dilaksanakan dan dikembangkan. Akan tetapi, agar program green property ini dapat berkesinambungan perlu dukungan segenap lapisan masyarakat dari berbagai kalangan. Semakin banyak masyarakat yang bergabung dengan green property maka semakin banyak pohon yang ditanam. Semakin banyak pohon yang ditanam diharapkan semakin hijau bumi kita, semakin banyak masyarakat yang sejahtera kehidupannya, dan semakin baik pula spiritualnya. Dengan demikian, mari bersama-sama untuk ikut mendukung program Green Property I-GIST demi mewujudkan bumi dan lingkungan serta kehidupan yang lebih baik. Penutup