Dokumen tersebut membahas tentang higiene dan sanitasi dalam industri pengolahan pangan. Terdapat berbagai sumber kontaminasi mikroba mulai dari pekerja, bahan baku, peralatan, lingkungan, dan lain sebagainya. Penting untuk menerapkan program higiene dan sanitasi yang baik mulai dari pekerja, peralatan, proses produksi hingga penanganan limbah. Hal ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi dan menjamin keamanan pangan.
Sanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdfSinta Lestari
Industri retail atau lebih dikenal dengan modern retail, supermarket ataupun minimarket. Untuk memastikan produk yang dijual aman perlu dilakukan pengelolaan dan pemeriksaan sanitasi dan hygiene-nya.
Sanitasi dan Hygiene Industri Retail.pdfSinta Lestari
Industri retail atau lebih dikenal dengan modern retail, supermarket ataupun minimarket. Untuk memastikan produk yang dijual aman perlu dilakukan pengelolaan dan pemeriksaan sanitasi dan hygiene-nya.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
4. higiene dan sanitasi.ppt
1. BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA
BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA
AMANKAN PANGAN
dan
BEBASKAN PRODUK
dari
BAHAN BERBAHAYA
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
HIGIENE DAN SANITASI
PENGOLAHAN PANGAN
2. Program Higiene dan Sanitasi Sarana
Pengolahan Pangan :
berkaitan erat dengan program pembinaanan mutu
melibatkan pengendalian terpadu selama proses produksi,
pengolahan, penyimpanan, distribusi persiapan, penyajian,
dan konsumsi pangan
melindungi masyarakat melalui pengurangan atau
penghilangan bahaya mikroba patogen
meningkatakan mutu dan masa simpan produk serta estetika
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
3. * Program higiene dan sanitasi semua aspek
produksi dan pengolahan produk pangan.
* Program higiene higiene pekerja (kesehatan umum,
kebersihan & perlengkapan umum)
* Program sanitasi dari rumah tangga umum s /d
penanganan limbah & fasilitas umum.
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
4. * Asal mikroba berasal dari :
Pekerja :
- Tangan : Mikroba alami ( S.epidermidis & S.aureus)
Mikroba sementara ( feses, bahan mentah,
rongga hidung / mulut
- Rongga Hidung, Mulut dan Tenggorokan :
melalui pernafasan ( S.aureus, C diptheriae, Klebsiela
pneumonia,Streptococcus pyogenes)
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
5. Pekerja
Tangan, rambut, mulut, hidung
Kontaminasi terjadi melalui: sentuhan, pernafasan,
bersin, batuk
Terjadi selama pengolahan, pengepakan, persiapan,
penyajian
Atasi dengan: GSP: praktek sanitasi yang baik
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
6. Pekerja
Sumber kontaminasi: Staphylococcus, Salmonella,
virus hepatitis
Pekerja yang sakit, sebagai carrier:
- Salmonella : beberapa bulan setelah penderita
sembuh
- hepatitis : setelah 5 tahun dari gejala hilang
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
7. Kulit
Sumber S. aureus atau S. epidermis
Bakteri yang tidak mudah pindah adalah Micrococcus
luteus dan S. epidermis,
S. aureus mudah mengkontaminasi
Pekerja garuk-garuk iritasi
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
8. Jari
Bakteri ada dijari karena sentuhan dengan sumber
kontaminasi
Harus diatasi dengan hand-dip sanitizer
Sarung tangan plastik
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
9. Kuku
- Kuku sumber kontaminiasi bakteri
- Atasi dengan cuci dengan sabun dan air, atau anti
septik/sanitizer
- Alkohol juga dapat digunakan
Perhiasan
- Harus dilepas:kontaminasi dan juga bahaya fisik
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
10. Rambut
- Sumber : Staphylococcus
- Pekerja yang pegang rambut harus cuci tangan
- Harus pakai tutup kepala yang memang menutup
semua bagian rambut/kepala
Mata
- Mata sebenarnya bebas dari bakteri, tapi infeksi di
mata dapat terjadi, kontak dengan bulu mata
- Pekerja yang memegang mata, mungkin
terkontaminasi
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
11. Mulut
Bakteri yang dapat dijumpai dimulut dan bibir banyak
jenisnya
Gosok gigi mencegah akumulasi dari bakteri dan
mengurangi kemungkinan kontaminasi
Kontaminasi melalui ludah
Hindarkan bersin dan batuk serta dilarang merokok
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
12. Hidung
- Sumber : Staphylococcus, Streptococcus, Diptheria
- Hindarkan bersin dan hindari tangan dari sentuhan
hidung
Organ pembuangan
- Sumber: S. fecalis, Salmonella, Shigella
- Harus cuci dengan sabun dan hand-dip sanitizer
sebelum menangani pangan
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
13. Susu
- Sapi, alat pemerah
- Kontaminasi silang: pekerja, wadah
- Misal: L. monocytogenes
Makanan ( Bahan mentah ) :
- B.M. hasil pertanian : mikroba dari tanah,
air, residu pestisida
- B.M. hewani : hewan yg disembelih,
unggas,antibiotika,hormon
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
14. Daging
Pisau dan alat waktu penyembelihan
Bulu, kulit, saluran pencernaan dan pernafasan.
Kontaminasi selama: penyembelihan, pemotongan,
pengolahan, penyimpanan dan distribusi
Karena karkas kontak dengan debu atau kotoran lain
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
15. Unggas
- Selama pengolahan banyak terjadi kontaminasi oleh
Salmonella & Campylobacter
- Terutama selama penyimpanan
- Salmonella juga dapat berasal dari sarung tangan,
pekerja atau alat lain yang digunakan
Hasil Laut
- Banyak mengandung Vitamin B dan mineral
yang diperlukan oleh mikroba
- Kontaminasi dan pertumbuhan mikroba bila
suhu tidak sesuai
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
16. Rempah-rempah
- Tergantung dari cara panen, jenis rempah, penanganan
dan pengolahan
- Banyak rempah-rempah yang dipanen dalam tanah:
seperti rimpang, sehingga tanah perlu dibersihkan
dengan seksama agar tidak menjadi sumber
kontaminan
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
17. Lingkungan :
1. Udara medium sementara virus & bakteri influenza
2. Tanah C. botulinum & C. perfringens
3. Air limbah Salmonella, Shigella, Streptococci fekal, Pseudomonas
Sumber Lainnya:
- Peralatan : selama digunakan atau disimpan
- Kontaminasi peralatan dari bahan, pekerja dan udara
- Atasi dengan: desain yang higienis dan pembersihan yang efektif
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
18. Udara dan air
Air sebagai medium pembersih
Perlu pengamanan khusus. Misal ultra violet
Udara mencemari ditempat pengolahan,
pengemasan, penyimpanan dan persiapan
Atasi dengan praktek sanitasi yang baik, menyaring
udara yang masuk ruang pengolahan
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
19. Limbah
- Penanganan limbah yang buruk: sumber kontaminasi
- Dapat mencemari sumber air, sungai, danau, laut
sehingga pangan yang berasal dari perairan tersebut
dapat tercemar
- Atasi dengan pengaturan/penanganan limbah yang
baik
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
20. Fomites :
Contoh : handel pintu yg terkontaminasi tangan
pekerja, permukaan alat pengolahan yg
terkontaminasi mikroba, dapat mencemari produk
yang diolah.
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
21. Serangga dan Tikus
Lalat, kecoa sumber pencemar
Atasi dengan :
Jangan sampai masuk areal pengolahan,
persiapan dan penyimpanan
Penangkal serangga dan tikus
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
22. • Air - pelarut yang sangat baik
- mengandung berbagai unsur kimia seperti zat
besi, zat kapur, garam- garam mineral
- bisa juga mengandung kuman ( bakteri, kamir ,
kapang ) dan zat racun
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
23. * Air yg kontak langsung dg produk pangan harus
memenuhi syarat air minum
•Air utk keperluan khusus memenuhi syarat khusus
seperti : kadar besi (Fe), Sulfur (S), dan
kesadahan
* Air utk industri minuman ringan faktor pH dan
kesadahan sangat penting
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
24. PENYARINGAN DAN SEDIMENTASI
* Tujuan menghilangkan benda-benda tersuspensi
yg bersifat koloidal
* Tahap - tahap penghilangan :
- memisahkan padatan besar dengan saringan / filter
( pasir atau karbon aktif)
- menggumpalkan partikel yg terlewatkan dengan
bahan koagulan ( Al2(SO4)3, FeSO4, FeCl3 ), dll
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Tahap - tahap penanganan dan pengolahan air :
25. DESINFEKSI ( KHLORINASI ) AIR
* Untuk pembersihan dan sanitasi peralatan pengolahan dan
sarana lain
* Tujuan menginaktifkan mikroba (bakteri & virus patogen )
yg ditularkan melalui air
* Disinfeksi menggunakan klorin disebut juga klorinasi
* Proses klorinasi dengan penambahan klorin dg dosis
tertentu ( 0,2 - 0,5 ppm )
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
26. PEMBERSIHAN DAN SANITASI PERALATAN
Tahap - tahap pembersihan meliputi :
• penghilangan kotoran yg besar
• penggunaan senyawa pembersih untuk menghilangkan kotoran yg
terlihat
• pembilasan kotoran dan senyawa pembersih
• penggunaan sanitizer utk membunuh, menghilangkan /
menghambat mikroba yg tersisa
• pembilasan utk membersihkan sisa - sisa sanitizer
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
27. * PEMBERSIHAN PERALATAN :
- Pembersihan : penghilangan kotoran
- Komponen yg dibutuhkan utk pembersihan : air,
deterjen, surfaktan, sekustran dan bahan penggosok
- Sifat pembersih yg baik : dapat memisahkan kotoran
dari permukaan, mendispersikan kotoran dlm deterjen,
mencegah redeposisi, tdk korosif, dan ekonomis
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
28. SANITASI PERALATAN :
- Tujuan membunuh mikroba vegetatif yg tinggal di
permukaan alat
- Proses sanitasi yg efektif
pembersihan alat
bahan sanitaiser
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
29. Jenis- jenis sanitaiser :
a. Panas : baik utk industri pangan
dapat menembus celah kecil, tdk korosif,
tdk selektif terhadap mikroba tertentu
tdk meninggalkan residu.
Suhu yg baik > 82ºC
- Pemanasan pemanasan basah ( uap dan air panas ) dan
pemanasan kering
- Sanitasi uap panas : 80ºC selama 15 ‘ atau 94º selama 5 mnt
- Sanitasi air panas : suhu > 80º C
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
30. b. Iradiasi ultraviolet, panjang gelombang 254 nm utk ruang
pengemas dan air
c. Ozon (O3 ) utk sanitasi udara . Penggunaan harus hati-hati ,
terutama lemak dapat teroksidasi shg tengik
d. Bahan kimia : klorin, iodine, senyawa amonium kuartener
(quats)
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
31. PEMBERSIHAN DAN SANITASI ALAT-ALAT KECIL
Dilakukan secara manual dengan tangan pekerja
Konsentrasi larutan pembersih tidak mengiritasi tangan dan kulit
pekerja
Perendaman alat dalam larutan pembersih pd suhu 52ºC
selama 12 - 30 menit
Pemberian gelombang ultrasonik atau penyikatan
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
32. PEMBERSIHAN TANGAN PEKERJA
Pencucian tangan penting untuk mencegah penyebaran mikroba
Cuci dan sikat tangan dalam air dengan larutan pembersih yg
bersabun
Bilas tangan dengan air hangat
Rendam atau semprot tangan dengan sanitaiser :
iodine 25 ppm, klorin 50-100 ppm, quats 200ppm
Alternatif lain, pencucian satu kali dalam larutan yg sekaligus
mengandung deterjen dan sanitaiser
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
33. Prosedur cuci tangan yang baik
1. Basahi tangan
2. Pakai sabun
3. Gosok dengan teliti
4. Sikat dengan sikat
5. Cuci/bilas
6. Pakai sabun lagi
7. Cuci dengan air
8. Keringkan dengan penyeka kering
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
34. HIGIENE PEKERJA
1. MASALAH KESEHATAN :
- Setiap pekerja yg terjangkit sakit menular tdk
diperkenankan masuk kerja.
- Pekerja melakukan pemeriksaan kesehatan umum
setiap 6 bulan sekali.
- Pekerja yg menderita luka terbuka,terbakar dan infeksi bakteri
lainnya tdk diperkenankan bekerja di ruang pengolahan.
- Pekerja wajib mencuci tangan dg air bersih setelah dari kamar
mandi / WC
- Pekerja dilarang meludah di lingkungan pengolahan pangan.
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
35. 2. KEBERSIHAN TANGAN :
Setiap pekerja harus mencuci tangan sebelum mulai bekerja
Pekerja yg menderita luka di tangan tapi bukan infeksi boleh
bekerja tetapi harus pakai sarung tangan karet dan tdk memakai
cat kuku.
Tangan harus selalu dicuci kembali setiap kali selesai melakukan/
memegang sesuatu yg tdk saniter
Pekerja diharuskan menggunakan penutup mulut ketika sedang
bekerja tiba-tiba batuk / bersin dan tangan harus dicuci kembali
setelah digunakan utk menutup mulut.
Pekerja harus menjaga kebersihan tangannya dg tdk
menggunakannya utk membersihkan mulut, hidung atau anggota
badan lainnya ketika sedang bekerja.
HIGIENE PEKERJA
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
36. HIGIENE PEKERJA
3. PERLENGKAPAN PEKERJA :
• Setiap pekerja harus mengenakan pakaian yang bersih & sopan
putih / terang.
• Pekerja di pabrik pengolahan pangan tidak diperkenankan
mengenakan jam tangan, kalung, anting, cincin, dll benda kecil yg
mudah putus / hilang.
• Pekerja hendaknya menggunakan pakaian dg ukuran yg pas / tdk
terlalu besar.
• Jika disediakan pakaian seragam, hendaknya pakaian tersebut tidak
mempunyai saku.
• Selama bekerja di bagian pengolahan pangan tdk diperkenankan
menggunakan kaus singlet.
• Pekerja hendaknya selalu menggunakan topi, jaring atau penutup
rambut lainnya.
• Pekerja tidak diperkenankan berkuku panjang.
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
37. 1. Ikutkan pelatihan untuk penanganan pangan yang
aman dan higiene personalia
2. Dilakukan inspeksi dan penindakan bila aturan yang
ada tidak dipatuhi
3. Diberikan insentif bagi pekerja yang selalu bertindak
higienis
SARAN:
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan