Modul 4B Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptxInetFyndianneM
Modul ini membahas diagnosis tuberkulosis pada dewasa, meliputi pengertian dan perjalanan penyakit tuberkulosis, gejala-gejala, algoritma diagnosis, dan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis penyakit tersebut secara akurat."
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...ssuser8d0437
tb adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis (Mtb)( gram +, tahan asam, pewarnaan ZN/BTA bakteri tahan asam, aerob suka oksigen di apeks
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru-paru dan dapat menyebabkan berbagai gejala seperti batuk, nyeri dada, dan hemoptisis. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis, hasil laboratorium, dan pemeriksaan radiologi. Pengobatan tuberkulosis paru memerlukan kombinasi obat selama 6-9 bulan untuk mencegah timbulnya resistensi obat.
Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya agen penyebab penyakit ke dalam tubuh, yang menyebabkan timbulnya respon imun dan gejala klinis. Tuberkulosis paru adalah salah satu contoh penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang menular melalui udara dan menyebabkan gejala batuk dan sesak napas. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan radiologi dan tes laboratorium, sedangkan peng
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi penyakit tuberkulosis paru, mulai dari pengertian, gejala, faktor risiko, pemeriksaan, klasifikasi, model epidemiologi, dan strategi penanganan DOTS. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menular melalui droplet dari batuk penderita. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan mikroskopik sputum dan pengobatan dilakukan dengan pengawasan langsung untuk m
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian penyakit tuberkulosis (TB), termasuk definisi TB, gejala, penularan, diagnosis, klasifikasi pasien, pengobatan, dan peran pengawas menelan obat.
Modul 4B Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptxInetFyndianneM
Modul ini membahas diagnosis tuberkulosis pada dewasa, meliputi pengertian dan perjalanan penyakit tuberkulosis, gejala-gejala, algoritma diagnosis, dan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis penyakit tersebut secara akurat."
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...ssuser8d0437
tb adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis (Mtb)( gram +, tahan asam, pewarnaan ZN/BTA bakteri tahan asam, aerob suka oksigen di apeks
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru-paru dan dapat menyebabkan berbagai gejala seperti batuk, nyeri dada, dan hemoptisis. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis, hasil laboratorium, dan pemeriksaan radiologi. Pengobatan tuberkulosis paru memerlukan kombinasi obat selama 6-9 bulan untuk mencegah timbulnya resistensi obat.
Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya agen penyebab penyakit ke dalam tubuh, yang menyebabkan timbulnya respon imun dan gejala klinis. Tuberkulosis paru adalah salah satu contoh penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang menular melalui udara dan menyebabkan gejala batuk dan sesak napas. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan radiologi dan tes laboratorium, sedangkan peng
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi penyakit tuberkulosis paru, mulai dari pengertian, gejala, faktor risiko, pemeriksaan, klasifikasi, model epidemiologi, dan strategi penanganan DOTS. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menular melalui droplet dari batuk penderita. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan mikroskopik sputum dan pengobatan dilakukan dengan pengawasan langsung untuk m
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian penyakit tuberkulosis (TB), termasuk definisi TB, gejala, penularan, diagnosis, klasifikasi pasien, pengobatan, dan peran pengawas menelan obat.
Dokumen tersebut membahas pencegahan dan pengendalian penyakit tuberkulosis (TB), meliputi pengertian TB, gejala, penularan, diagnosis, klasifikasi, dan pengobatan TB.
Gambaran klinis pasien TB dengan HIV/AIDS tergantung dari derajat berat ringannya. Pemeriksaan sputum BTA tetap penting untuk diagnosis TB meskipun di daerah dengan prevalensi HIV tinggi. Pemberian terapi TB dan ARV harus mempertimbangkan jumlah CD4 dan interaksi antar obat.
Makalah ini membahas tentang tuberculosis (TBC) dengan fokus pada definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi penyakit dan tipe penderita, serta pengobatan TBC. TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menyerang paru-paru sebagai tempat infeksi primer meskipun dapat menyerang organ lain. Diagnosis TBC ditegakkan melalui hasil pemeriksaan dahak, rontgen dada, dan respons terhadap pengobatan
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi tuberkulosis sebagai masalah kesehatan global. Kasus dan kematian akibat TB terus meningkat karena komitmen, dana, dan sistem pelayanan kesehatan yang kurang memadai, serta dampak pandemi HIV dan munculnya TB yang resisten obat. Dokumen ini juga menyoroti situasi TB di Indonesia yang menjadi penyebab kematian infeksi nomor satu dengan kasus baru dan kematian yang sangat tinggi.
Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis (TBC), penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Dokumen menjelaskan gejala, diagnosis, pencegahan, dan pengobatan TBC. Terapi TBC yang direkomendasikan WHO adalah strategi pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung atau DOTS, yang meliputi deteksi dini pasien, pengobatan yang tepat, dan pengawasan untuk memastikan kepatuhan.
Dokumen tersebut membahas proses keperawatan pada pasien anak dengan penyakit tuberkulosis (TBC) dengan pendekatan lima langkah. Langkah-langkah tersebut meliputi pengkajian gejala klinis seperti demam, batuk, sesak nafas, dan pemeriksaan fisik dan diagnostik seperti kultur sputum dan rontgen dada. Penatalaksanaannya meliputi pemberian obat anti-TB, vitamin, fisioterapi, dan konsultasi teratur.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit tuberculosis (TBC) mulai dari penyebab, gejala, cara penularan, penegakan diagnosis, hingga pengobatan TBC pada orang dewasa dan anak-anak.
Teks tersebut membahas tentang pengenalan, penyebab, gejala, diagnosis, dan pencegahan tuberkulosis. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menginfeksi paru-paru. Diagnosis didasarkan pada hasil pemeriksaan dahak dan rontgen dada, sementara pencegahannya meliputi terapi dengan pengawasan langsung untuk mendeteksi dan mengobati pasien secara efektif.
Dokumen tersebut membahas mengenai epidemiologi dan diagnosis tuberkulosis. Secara ringkas:
1. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global yang kasus dan kematiannya terus meningkat
2. Diagnosis tuberkulosis pada orang dewasa didasarkan pada pemeriksaan mikroskopis tiga kali dahak yang merupakan metode paling akurat
3. Pemeriksaan rontgen paru seringkali menimbulkan hasil palsu positif
Dokumen tersebut membahas pencegahan dan pengendalian penyakit tuberkulosis (TB), meliputi pengertian TB, gejala, penularan, diagnosis, klasifikasi, dan pengobatan TB.
Gambaran klinis pasien TB dengan HIV/AIDS tergantung dari derajat berat ringannya. Pemeriksaan sputum BTA tetap penting untuk diagnosis TB meskipun di daerah dengan prevalensi HIV tinggi. Pemberian terapi TB dan ARV harus mempertimbangkan jumlah CD4 dan interaksi antar obat.
Makalah ini membahas tentang tuberculosis (TBC) dengan fokus pada definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi penyakit dan tipe penderita, serta pengobatan TBC. TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menyerang paru-paru sebagai tempat infeksi primer meskipun dapat menyerang organ lain. Diagnosis TBC ditegakkan melalui hasil pemeriksaan dahak, rontgen dada, dan respons terhadap pengobatan
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi tuberkulosis sebagai masalah kesehatan global. Kasus dan kematian akibat TB terus meningkat karena komitmen, dana, dan sistem pelayanan kesehatan yang kurang memadai, serta dampak pandemi HIV dan munculnya TB yang resisten obat. Dokumen ini juga menyoroti situasi TB di Indonesia yang menjadi penyebab kematian infeksi nomor satu dengan kasus baru dan kematian yang sangat tinggi.
Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis (TBC), penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Dokumen menjelaskan gejala, diagnosis, pencegahan, dan pengobatan TBC. Terapi TBC yang direkomendasikan WHO adalah strategi pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung atau DOTS, yang meliputi deteksi dini pasien, pengobatan yang tepat, dan pengawasan untuk memastikan kepatuhan.
Dokumen tersebut membahas proses keperawatan pada pasien anak dengan penyakit tuberkulosis (TBC) dengan pendekatan lima langkah. Langkah-langkah tersebut meliputi pengkajian gejala klinis seperti demam, batuk, sesak nafas, dan pemeriksaan fisik dan diagnostik seperti kultur sputum dan rontgen dada. Penatalaksanaannya meliputi pemberian obat anti-TB, vitamin, fisioterapi, dan konsultasi teratur.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit tuberculosis (TBC) mulai dari penyebab, gejala, cara penularan, penegakan diagnosis, hingga pengobatan TBC pada orang dewasa dan anak-anak.
Teks tersebut membahas tentang pengenalan, penyebab, gejala, diagnosis, dan pencegahan tuberkulosis. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menginfeksi paru-paru. Diagnosis didasarkan pada hasil pemeriksaan dahak dan rontgen dada, sementara pencegahannya meliputi terapi dengan pengawasan langsung untuk mendeteksi dan mengobati pasien secara efektif.
Dokumen tersebut membahas mengenai epidemiologi dan diagnosis tuberkulosis. Secara ringkas:
1. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global yang kasus dan kematiannya terus meningkat
2. Diagnosis tuberkulosis pada orang dewasa didasarkan pada pemeriksaan mikroskopis tiga kali dahak yang merupakan metode paling akurat
3. Pemeriksaan rontgen paru seringkali menimbulkan hasil palsu positif
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
3. Penyakit menular
langsung yang disebabkan
oleh kuman
Mycobacterium
tuberculosis
Sebagian menyerang
paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh
lainnya
TBC pada anak usia 0-18
tahun, TBC pada dewasa
di atas 18 tahun
Diagnosis TBC anak relatif
lebih sulit daripada
dewasa, karena anak sulit
mengeluarkan sputum
untuk tes BTA ataupun
TCM
TBC pada dewasa kadang
juga menunjukkan gejala
tidak khas dan
pemeriksaan sputum
menunjukkan hasil
negatif
Tuberkulosis
4. Tujuan Pembelajaran
Tujuan
Umum
Peserta memiliki pemahaman mengenai diagnosis
TBC dewasa
Khusus
Peserta memiliki pemahaman mengenai
pengertian dan perjalanan TBC
Peserta memiliki pemahaman mengenai diagnosis
dan cara pemeriksaan TBC pada dewasa
5. Bahasan
Diagnosis TBC pada Dewasa
Pengertian &
Perjalanan TBC
Diagnosis & Cara Pemeriksaan
TBC pada Dewasa
Gejala-gejala TBC
Algoritma diagnosis TBC
Pemeriksaan penunjang untuk
diagnosis TBC
Penulisan diagnosis TBC
7. Pengertian TBC
Faktor risiko
penularan TBC
tingkat
penularan
lama pajanan
daya tahan
tubuh
TBC BTA positif
BTA negatif dengan hasil
kultur positif
pasien TBC dengan hasil
kultur negatif dan foto
toraks positif
26%
17%
65%
8. Perjalanan TBC
Diagnosis TBC pada anak relatif
lebih sulit daripada dewasa,
karena anak sulit mengeluarkan
sputum untuk pemeriksaan BTA
ataupun TCM
TBC pada dewasa kadang juga
menunjukkan gejala tidak khas
dan pemeriksaan sputum
menunjukkan hasil negatif
Penularan TBC biasanya
melalui inhalasi droplet
nuklei yang kecil
menembus sistem
mukosiliar saluran
napas untuk mencapai
bronkiolus dan alveolus
Sampai di alveolus, akan
terjadi reaksi inflamasi
non spesifik yang
disebut fokus primer
Makrofag akan memfagosit
basil TBC tetapi tidak
semuanya mati
Basil TBC berkembang biak
dan menyebar melalui saluran
limfe dan aliran darah
Penyebaran secara limfogen
akan mencapai kelenjar
regional sedangkan
penyebaran hematogen akan
mencapai organ tubuh lain
membuat tuberkel kecil yang
terlokalisir di suatu organ
12. Pai M, Behr M, Dowdy D, et al. Tuberculosis. Nat Rev Dis Primers 2016; 2: 16076
C. Spektrum infeksi dan sakit TBC
negatif
negatif
negatif
negatif
tidak
Tidak ada
Tidak ada
Positif
Positif
negatif
negatif
tidak
Tidak ada
Tidak ada
Positif
Positif
negatif
negatif
tidak
Tidak ada
Terapi pencegahan OAT
Positif
Positif
Kadang positif
Biasanya negatif
Kadang-kadang
Tidak ada
OAT
Biasanya positif
Biasanya positif
Positif
Positif/negatif
Ya
Ringa - berat
Infeksi laten
TBC
TBC subklinis Sakit TBC
Kuman TBC tereliminasi
Dg sistem imun
innate
Dg sistem imun
adaptive
13. Perjalanan TBC
Pajanan Kuman TBC 30% Terinfeksi TBC 3-10% berkembang menjadi TBC Aktif
Setelah 1 tahun, sekitar 3-5 % pasien dengan TBC laten akan berkembang menjadi TBC aktif, sisanya
akan tetap memiliki TBC laten sepanjang hidup
Infeksi
kuman
TBC
Respons
imun adekuat
membatasi pertumbuhan bakteri dan mencegah
terjadinya penyakit
sistem imun
inadekuat
tanda
dan gejala
atipikal
tidak dijumpai kavitas
dapat dijumpai TBC miliar
15. Gambaran Klinis TBC
Batuk berdahak
2 minggu atau
lebih
Batuk darah Sesak napas
Badan lemas
Penurunan
nafsu makan
Penurunan
berat badan
Demam
subfebris
Anamnesis
16. Pemeriksaan Fisik
• Pada awal perkembangan penyakit: kelainan sulit ditemukan.
• Kelainan paru umumnya di lobus superior terutama apeks dan
segmen posterior (S1 dan S2), serta daerah apeks lobus inferior (S6).
• Suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah
kasar/halus, dan/atau tanda-tanda penarikan paru, diafragma, dan
mediastinum.
Kelainan yang didapat
tergantung luas kelainan
struktur paru
• Pada perkusi ditemukan redup atau pekak, pada auskultasi ditemukan
suara napas melemah sampai tidak terdengar pada sisi yang terdapat
cairan.
Pleuritis tuberkulosis
• Pembesaran kelenjar getah bening, tersering di daerah leher (pikirkan
kemungkinan metastasis tumor), kadang-kadang di daerah ketiak.
Limfadenitis tuberkulosis
Gambaran Klinis TBC
17. Pemeriksaan Bakteriologi
• Untuk penegakkan diagnosis
• Tidak dapat digunakan untuk evaluasi hasil pengobatan.
• Sampel non dahak 🡪 cairan serebrospinal (Cerebro Spinal Fluid/CSF),
jaringan biopsi, bilasan lambung (gastric lavage), dan aspirasi cairan
lambung (gastric aspirate).
Pemeriksaan Tes Cepat
Molekular (TCM) MTB
• Uji dahak yang dikumpulkan berupa dahak Sewaktu-Pagi (SP).
• BTA (+) adalah jika salah satu atau kedua contoh uji dahak menunjukkan
hasil pemeriksaan BTA positif
Pemeriksaan dahak
mikroskopis langsung
• Baku emas (gold standard) dalam mengidentifikasi M. tuberculosis.
• Media padat (Lowenstein-Jensen) dan media cair (Mycobacteria Growth Indicator
Tube/MGIT).
• Jika terjadi pertumbuhan koloni pada biakan, maka dilanjutkan dengan identifikasi spesies M.
tuberculosis dengan Rapid Test TBC Ag MPT64. Hasil biakan positif juga dapat dilanjutkan
dengan uji resistensi terhadap OAT lini 1 dan 2.
Pemeriksaan Biakan
18. Pemeriksaan Penunjang lain untuk Diagnosis TBC
•Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi TBC aktif adalah: Bayangan
berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen
superior lobus bawah; Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan
opak berawan atau nodular; Bayangan bercak milier; Efusi pleura unilateral
(umumnya) atau bilateral (jarang).
•Gambaran radiologi yang dicurigai lesi TBC inaktif: Fibrotik, Kalsifikasi, Schwarte
atau penebalan pleura
Foto Toraks
•Biopsi aspirasi dengan jarum halus (BJH) kelenjar getah bening (KGB).
•Biopsi pleura (melalui torakoskopi atau jarum abram, Cope dan Veen Silverman).
•Biopsi jaringan paru (transbronchial lung biopsy/TBCLB) dengan bronkoskopi,
transthoracal needle aspiration/TTNA, biopsi paru terbuka).
•Biopsi atau aspirasi pada lesi organ di luar paru yang dicurigai TBC.
•Otopsi.
Histopatologi
Hain test
(uji kepekaan R dan H)
19. Pemeriksaan Penunjang lain untuk Diagnosis TBC
• Mengidentifikasi jenis Mycobacterium (membedakan antara M. tuberculosis
dan Nontuberculous Mycobacteria/NTM).
• Mengidentifikasi resistensi terhadap Pirazinamid.
• Genoscholar NTM+MDRTBC II juga dapat mendeteksi Mycobacterium other
than tuberculosis (MOTT) yaitu Mycobacterium avium, Mycobacterium
intracellulare, dan Mycobacterium kansasii. Genoscholar FQ+KM-TBC II (uji
kepekaan florokuinolon dan kanamisin).
Genoscholar
• Interpretasi hasil analisis yang mendukung diagnosis tuberkulosis adalah
uji Rivalta positif, kesan cairan eksudat, terdapat sel limfosit dominan,
dan jumlah glukosa rendah.
• Pemeriksaan adenosine deaminase (ADA) dapat digunakan untuk
membantu menegakkan diagnosis efusi pleura TBC.
• Kadar ADA meningkat > 40 U/L pada cairan eksudat yang dihasilkan pada
efusi pleura TBC.
Analisis
Cairan Pleura
25. Penulisan Diagnosis TBC
Pasien dibedakan berdasarkan klasifikasi penyakitnya yang bertujuan untuk:
Pencatatan dan pelaporan
pasien yang tepat
Penetapan paduan
pengobatan yang tepat
Standarisasi proses
pengumpulan data untuk
penanggulangan TBC
Evaluasi proporsi kasus
sesuai lokasi penyakit, hasil
pemeriksaan bakteriologis
dan riwayat pengobatan
Analisis kohort hasil
pengobatan
Pemantauan kemajuan dan
evaluasi efektifitas program
TBC secara tepat baik dalam
maupun antar
kabupaten/kota, provinsi,
nasional dan global
26. Definisi kasus TBC
PASIEN TBC TERKONFIRMASI BAKTERIOLOGIS
Pasien TBC yang terbukti positif pada hasil
pemeriksaan contoh uji biologinya (sputum dan
jaringan) melalui pemeriksaan mikroskopis langsung,
TCM, atau biakan. Termasuk di dalamnya adalah:
• Pasien TBC paru BTA positif
• Pasien TBC paru hasil biakan M. tuberculosis positif
• Pasien TBC paru hasil TCM positif
• Pasien TBC ekstraparu terkonfirmasi secara
bakteriologis, baik dengan BTA, biakan maupun
TCM dari contoh uji jaringan yang terkena.
• TBC anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan
bakteriologis.
PASIEN TBC TERDIAGNOSIS KLINIS
• Pasien TBC paru BTA negatif dengan hasil
pemeriksaan foto toraks mendukung TBC.
• Pasien TBC paru BTA negatif dengan tidak ada
perbaikan klinis setelah diberikan antibiotika non-
OAT, dan mempunyai faktor risiko TBC
• Pasien TBC ekstraparu yang terdiagnosis secara
klinis maupun laboratoris dan histopatologis tanpa
konfirmasi bakteriologis
• TBC anak yang terdiagnosis dengan sistem skoring.
• Pasien TBC yang terdiagnosis secara klinis dan
kemudian terkonfirmasi bakteriologis positif (baik
sebelum maupun setelah memulai pengobatan)
harus diklasifikasi ulang sebagai pasien TBC
terkonfirmasi bakteriologis.
27. Klasifikasi pasien TBC
Berdasarkan
lokasi anatomi
Tuberkulosis
paru
TBC yang berlokasi pada parenkim (jaringan)
paru. Milier TBC dianggap sebagai TBC paru
Pasien yang menderita TBC paru dan sekaligus
juga menderita TBC ekstra paru, diklasifikasikan
sebagai pasien TBC paru.
Tuberkulosis
ekstraparu
TBC yang terjadi pada organ selain paru, misalnya: pleura, kelenjar limfe,
abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak dan tulang
Diagnosis TBC ekstra paru harus diupayakan secara bakteriologis dengan
ditemukannya Mycobacterium tuberculosis.
Bila proses TBC terdapat dibeberapa organ, penyebutan disesuaikan dengan
organ yang terkena proses TBC terberat.
28. Klasifikasi pasien TBC
Berdasarkan
riwayat
pengobatan
sebelumnya
Pasien baru
TBC
adalah pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan TBC
sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT namun kurang dari
1 bulan (kurang dari 28 dosis).
Pasien yang
pernah diobati
TBC
Pasien kambuh
pasien TBC yang pernah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap dan saat ini didiagnosis TBC
berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau
klinis (baik karena benar-benar kambuh atau karena
reinfeksi).
Pasien yang diobati
kembali setelah gagal
pasien TBC yang pernah diobati dan dinyatakan
gagal pada pengobatan terakhir.
Pasien yang diobati
kembali setelah putus
berobat (lost to
follow-up)
pasien yang pernah diobati dan dinyatakan lost to
follow up. (Klasifikasi ini sebelumnya dikenal sebagai
pengobatan pasien setelah putus berobat /default).
Lain-lain
pasien TBC yang pernah diobati namun hasil akhir
pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
Pasien yang riwayat
pengobatan sebelumnya
tidak diketahui adalah
pasien TBC yang tidak
masuk dalam kelompok
1) atau 2).
29. Klasifikasi pasien TBC: berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap salah
satu jenis OAT lini pertama
TB Monoresistant
• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap lebih dari
salah satu jenis OAT lini pertama selain R dan H bersamaan
TB Poliresistant
• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap R dan H
bersamaan dengan atau tanpa diikuti resistan OAT lini pertama lainnya
Multidrug resistant (TB MDR)
• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap OAT
golongan fluorokuinolon
TB pre-XDR
• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap salah
satu OAT kelompok A dan OAT golongan fluorokuinolon
TB XDR
• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap R
dengan atau tanpa resistan terhadap OAT lain
TB RR
30. Klasifikasi pasien TBC
Berdasarkan status HIV
Pasien TBC dengan HIV
positif (pasien ko-
infeksi TBC/HIV)
Hasil tes HIV positif sebelumnya atau sedang mendapatkan ART,
atau
Hasil tes HIV positif pada saat diagnosis TBC.
Pasien TBC dengan HIV
negatif
Hasil tes HIV negatif sebelumnya, atau
Hasil tes HIV negative pada saat diagnosis TBC.
33. Studi Kasus TBC
Apa saja gejala klinis khas TBC?
Siapa saja populasi berisiko tinggi TBC?
Bagaimana cara mendiagnosis TBC di fasyankes yang belum mempunyai fasilitas TCM?
Apa saja data yang perlu dilengkapi dalam penulisan diagnosis TBC?
34. Latihan Soal
• Gejala utama pasien TBC paru adalah batuk
berdahak selama 2 minggu atau lebih.
• Batuk dapat diikuti gejala tambahan yaitu dahak
bercampur darah, batuk darah, sesak napas,
badan lemas, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, malaise, berkeringat malam
hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih
dari satu bulan. Gejala TBC ekstraparu
tergantung dari organ yang terlibat.
Apa saja gejala
klinis khas
TBC?
35. Studi Kasus 1 Diagnosis TBC Dewasa
• Seorang laki-laki 35 tahun datang dengan keluhan batuk 2 bulan,
badan semakin kurus, meriang selama 1 bulan dan keringat malam.
Apa yang Anda lakukan jika didapatkan hasil sputum TCM negatif (
MTB Not Detected )?
36. Studi Kasus 1
• Seorang laki-laki 35 tahun datang dengan keluhan batuk 2 bulan,
badan semakin kurus, meriang selama 1 bulan dan keringat malam.
Apa yang Anda lakukan jika didapatkan hasil sputum TCM negatif (
MTB Not Detected )?
38. ● ODHIV
● Kontak erat dengan pasien TBC
● Tinggal di daerah padat penduduk,
wilayah kumuh, daerah pengungsian
● Orang yang bekerja dengan bahan
kimia yang berisiko menimbulkan
paparan infeksi paru
● Pasien immunokompromais
Latihan Soal
Siapa saja populasi
berisiko tinggi TBC?
39. Latihan Soal
Bagaimana cara
mendiagnosis TBC di
fasyankes yang belum
mempunyai fasilitas
TCM?
● Tes Cepat Molekuler (TCM) adalah alat
utama penegakan diagnosis TBC.
● Jika fasyankes mengalami kendala
mengakses layanan TCM berupa kesulitan
transportasi, jarak dan kendala geografis
maka penegakan diagnosis dapat
dilakukan dengan pemeriksaan
mikroskopis ( BTA ).
Surat Edaran Nomor HK.02.02/III.1/936/2021 tentang Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan
TBC di Indonesia
41. Latihan Soal
Apa saja data yang perlu
dilengkapi dalam
penulisan diagnosis TBC?
Penulisan diagnosis TBC:
∙ Terkonfirmasi bakteriologis/ terdiagnosis klinis
∙ Lokasi: paru/ekstraparu
∙ Kasus Baru/ Riwayat pengobatan sebelumnya
∙ Uji kepekaan obat
∙ Status HIV
42. Kasus 2 Diagnosis TBC Dewasa
• Pasien perempuan 50 tahun, dengan batuk lama, bb turun, nafsu
makan turun dan keringat malam. Hasil sputum TCM “MTB
detected low, rifampisin resisten not detected”. Pasien juga ada
benjolan di leher kanan bergerombol, dengan hasil FNAB radang
chronic granulomatosa, terdapat sel datia Langhan. Pasien belum
pernah berobat TBC sebelumnya. Saat diperiksa status HIV nya
ternyata pasien dengan HIV reaktif.
• Bagaimana penulisan diagnosis yang tepat untuk pasien ini?
43. Kasus 2
• Pasien perempuan 50 tahun, dengan batuk lama, bb turun, nafsu
makan turun dan keringat malam. Hasil sputum TCM “MTB
detected low, rifampisin resisten not detected”. Pasien juga ada
benjolan di leher kanan bergerombol, dengan hasil FNAB radang
chronic granulomatosa, terdapat sel datia Langhan. Pasien belum
pernah berobat TBC sebelumnya. Saat diperiksa status HIV nya
ternyata pasien dengan HIV reaktif.
• Bagaimana penulisan diagnosis yang tepat untuk pasien ini?
44. Latihan Soal
Penulisan diagnosis TBC untuk kasus diatas:
∙ Lokasi : Paru/Ekstraparu🡪 TB paru dan limfadenitis tb 🡪
termasuk TBC paru
∙ Terkonfirmasi bakteriologis/ terdiagnosis klinis🡪
terkonfirmasi bakteriologis
∙ Kasus Baru/ Riwayat pengobatan sebelumnya🡪 kasus baru
∙ Uji kepekaan obat🡪 TBC sensitive obat
∙ Status HIV🡪 positif
TBC PARU KASUS BARU SENSITIF OBAT TERKONFIRMASI
BAKTERIOLOGIS DENGAN STATUS HIV POSITIF
45. Kasus 3 Diagnosis TBC Dewasa
• Pasien laki-laki 50 tahun datang dengan keluhan batuk
berdahak kuning sejak 2 minggu , demam sejak 3 hari dan
sesak napas sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien tampak kurus, nafsu makan menurun, keringat
malam kadang-kadang. Pasien memiliki riwayat TBC paru 5
tahun yang lalu sudah berobat rutin selama 6 bulan.
Tindakan apa yang dilakukan pada pasien untuk
menentukan adanya TBC kambuh atau tidak?
46. Kasus 3
• Pasien laki-laki 50 tahun datang dengan keluhan batuk
berdahak kuning sejak 2 minggu , demam sejak 3 hari dan
sesak napas sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien tampak kurus, nafsu makan menurun, keringat
malam kadang-kadang. Pasien memiliki riwayat TBC paru 5
tahun yang lalu sudah berobat rutin selama 6 bulan.
Tindakan apa yang dilakukan pada pasien untuk
menentukan adanya TBC kambuh atau tidak?
47. • 1. Periksa sputum TCM🡪 jika positif didiagnosis sebagai TBC kasus
kambuh, jika negatif lanjutkan dengan pemeriksaan foto toraks
• 2. jika didapatkan foto toraks suggestive TBC 🡪 jangan buru buru
didiagnosis dengan TBC relaps 🡪 bandingkan dengan foto toraks post
pengobatan OAT sebelumnya. ( seringkali fibrotik/sequele TBC dibaca
oleh expertise sebagai TB paru aktif )
• 3. jika tidak ada perbedaan antara foto toraks saat ini dengan foto toraks
post OAT sebelumnya maka kemungkinan saat ini pasien dengan sequele
TBC/ TBC inaktif dan gejala yang ada sekarang disebabkan oleh infeksi
sekunder lainnya. Obati dengan antibiotik non OAT terlebih dahulu dan
lihat ada tidaknya perbaikan gejala.
• Jika terdapat penambahan infiltrate /fibroinfiltrat pada foto toraks yang
baru maka dapat dicoba diobati dengan antibiotik non OAT terlebih
dahulu. Jika tidak ada perbaikan gejala dan foto toraks evaluasi 2 minggu
setelahnya🡪 dapat didiagnosis sebagai TBC paru relaps secara klinis
48. Pemeriksaan Fisik
BB: 7.5 kg, TB: 72 cm (BB/TB -2SD sampai -3SD)
Tampak sakit sedang, composmentis, anak tampak tidak aktif
RR= 58 x/m; S: 37,9oC; N: 180 x/m; CRT < 2”
SpO2 room air 89-90%; dengan oksigen 1lt/mnt/nasal: 97%
Tanda dehidrasi tidak ada, Kelenjar getah bening tidak teraba
membesar, sklera tak ikterik, retraksi ada (subcostal), pada auskultasi
toraks didapatkan crackles, Hepar: 2 cm bac, Lien tidak teraba, dan
tidak dapatkan acrosianosis, pembesaran sendi (-)
Baggy pant (-), dermatosis (-)