Ringkasan dari dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian menggunakan metode geolistrik Wenner-Schlumberger untuk memodelkan profil resistivitas 2D Gua Dago Pakar.
2. Hasilnya menunjukkan bagian atas gua berada pada kedalaman 10-12,4 meter dengan nilai resistivitas antara 540-600 Ohm meter.
3. Lokasi gua sesuai dengan hasil pengukuran manual secara langsung.
Strength of materials, also called mechanics of materials, is a subject which deals with the behavior of solid objects subject to stresses and strains. The complete theory began with the consideration of the behavior of one and two dimensional members of structures, whose states of stress can be approximated as two dimensional, and was then generalized to three dimensions to develop a more complete theory of the elastic and plastic behavior of materials. An important founding pioneer in mechanics of materials was Stephen Timoshenko.
The study of strength of materials often refers to various methods of calculating the stresses and strains in structural members, such as beams, columns, and shafts. The methods employed to predict the response of a structure under loading and its susceptibility to various failure modes takes into account the properties of the materials such as its yield strength, ultimate strength, Young's modulus, and Poisson's ratio; in addition the mechanical element's macroscopic properties (geometric properties), such as it length, width, thickness, boundary constraints and abrupt changes in geometry such as holes are considered.
Strength of materials, also called mechanics of materials, is a subject which deals with the behavior of solid objects subject to stresses and strains. The complete theory began with the consideration of the behavior of one and two dimensional members of structures, whose states of stress can be approximated as two dimensional, and was then generalized to three dimensions to develop a more complete theory of the elastic and plastic behavior of materials. An important founding pioneer in mechanics of materials was Stephen Timoshenko.
The study of strength of materials often refers to various methods of calculating the stresses and strains in structural members, such as beams, columns, and shafts. The methods employed to predict the response of a structure under loading and its susceptibility to various failure modes takes into account the properties of the materials such as its yield strength, ultimate strength, Young's modulus, and Poisson's ratio; in addition the mechanical element's macroscopic properties (geometric properties), such as it length, width, thickness, boundary constraints and abrupt changes in geometry such as holes are considered.
Percobaan ini yang berjudul metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Wenner yang bertujuan untuk Memahami prinsip dasar geolistrik tahanan jenis konfigurasi wenner, dan mengetahui sebaran nilai resistivitas lokasi penelitian. Pada percobaan ini dilakukan dengan mengambil data dengan menggunakan alat geolistrik dilapangan, kemudian mengaplikasikan dari data yang telah didapatkan pada software Res2dinv untuk mengetahui jenis kandungan bumi pada lapangan tersebut.
Percobaan ini yang berjudul metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Wenner yang bertujuan untuk Memahami prinsip dasar geolistrik tahanan jenis konfigurasi wenner, dan mengetahui sebaran nilai resistivitas lokasi penelitian. Pada percobaan ini dilakukan dengan mengambil data dengan menggunakan alat geolistrik dilapangan, kemudian mengaplikasikan dari data yang telah didapatkan pada software Res2dinv untuk mengetahui jenis kandungan bumi pada lapangan tersebut.
CSAMT Method in Identification of Subsurface Resistivity Anomaly at Ujung Lem...Zulfadli .
This Indonesian language paper was orally presented at 37th PIT HAGI 2012 Palembang. The paper introduced survey design, acquisition technique, processing technique, and resistivity modelling technique. The paper upgraded technical performance of CSAMT method and madw the (next) interpretation step easier.
To promote collective partnership, I encourage interested readers to get the printable version of this paper from HAGI.
Presentasi Mattoangin di Kabupaten Maros. Identifikasi ini dilakukan untuk melihat bagaiman akuifer air yang ada pada beberapa titik. Selain itu, dilakukan juga uji sumur agar dapat diketahui kualitas air. Metode yang digunakan adalah metode resistivitas konfigurasi Wenner-Schlumberger.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
308 571-1-sm
1. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 No. 2 Oktober 2009ISSN: 1412-0917
79
PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN
METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER
(STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)
Oleh:
Nanang Dwi Ardi, Mimin Iryanti
Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia
Email: nanang_dwiardi@upi.edu
ABSTRAK
Makalah ini menampilkan sebuah pendekatan dalam penyelidikan rongga-rongga di
bawah tanah. Akuisisi data resistivitas telah dilakukan di Gua Dago Pakar, Bandung.
Lintasan resistivitas telah diukur dan dilanjutkan dengan pengukuran secara manual
dengan menggunakan tali serta GPS untuk memperkirakan bentuk gua secara akurat.
Sistem konfigurasi lintasan resistivitas menggunakan konfigurasi elektroda Wenner-
Schlumberger. Pemrosesan dan pemodelan data menggunakan perangkat lunak
Res2DInv dengan metode komputasi kuadrat terkecil. Hasil dari pemodelan inverse
2D menunjukkan bahwa bentuk tubuh gua berlokasi sekitar 10 – 12,4 m di bawah
lintasan resistivitas dengan rentang nilai resistivitas 540-600 Ohm meter. Hasil ini
dikorelasikan dengan data geologi dan pengukuran secara manual di dalam gua.
Kata kunci: Rongga, Resistivitas, Wenner-Schlumberger, Inversi
PENDAHULUAN
Studi tentang bawah tanah dengan geofisika bertujuan untuk melihat seberapa
jauh metoda ini dapat memberi gambaran umum ataupun khusus tentang
morfologi rongga di bawah permukaan. Hasil studi ini dapat dijadikan acuan
sebagai aplikasi untuk penelitian sejenis untuk bidang fisika kebumian, keteknikan
maupun pembelajaran bagi mahasiswa program studi fisika non kependidikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil atau penampang morfologi
gua secara 2D dibandingkan dengan model pengukuran langsung/model fisik
(batumetri) sebagai data pembanding untuk interpretasi. Dengan kata lain kita
dapat mengukur di atas permukaan dan membandingkan hasil dimensi gua secara
langsung. Hasil dari akuisisi dan pengamatan geofisika adalah membuat hubungan
pengukuran/data geofisika dengan model fisik yang terukur di lapangan.
2. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 No. 2 Oktober 2009 ISSN: 1412-0917
80
Metoda geolistrik adalah salah satu metoda geofisika yang didasarkan pada
penerapan konsep kelistrikan pada masalah kebumian. Tujuannya adalah untuk
memperkirakan sifat kelistrikan medium atau formasi batuan bawah-permukaan
terutama kemampuannya untuk menghantarkan atau menghambat listrik
(konduktivitas atau resistivitas).
Dewasa ini, untuk memberikan informasi struktur bawah permukaan bumi
telah banyak dilakukan dengan survei geolistrik 1D, 2D, atau 3D. Untuk area
yang luas, maka survei 1D dan 2D lebih efektif dilakukan dibandingkan dengan
survei 3D. Karena pada survei 3D membutuhkan biaya dan waktu yang lama
dibandingan dengan survei 2D (Loke, 1999a).
METODE
Pada metode geolistrik tahanan jenis, arus listrik (I) diinjeksikan ke dalam
bumi melalui dua elektroda arus. Beda potensial (ΔV) yang terjadi diukur melalui
dua elektroda potensial yang berada di dalam konfigurasi. Hasil pengukuran arus
dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu, dapat ditentukan variasi
harga hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur.
Konfigurasi Wenner-Schlumberger mendasarkan pengukuran kepada
kontinuitas pengukuran dalam satu penampang dan hasilnya suatu penampang
semu (pseudosection). Pengukuran ini dilakukan dengan membuat variasi posisi
elektroda arus, (C1,C2) dan elektroda potensial (P1,P2).
Perhitungan resistivitas semu pada tahanan jenis menggunakan persamaan
(Gerkens, 1988) :
V
K
I
(1)
dengan K adalah faktor geometri dari konfigurasi elektroda yang digunakan di
lapangan. Rumusan faktor geometri dapat dituliskan :
1
1 1 1 1
2
1 1 1 2 1 2 2 2
K
C P P C C P P C
(2)
dengan rumus di atas, maka dapat dihitung faktor geometri konfigurasi Wenner-
Schlumberger :
( 1)K n n a (3)
3. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 No. 2 Oktober 2009ISSN: 1412-0917
81
Gambar 1. Konfigurasi elektroda dalam eksplorasi geolistrik (Loke, 2004)
1. Model Penampang Resistivitas
Model penampang target pengukuran merupakan suatu asumsi, sehingga
harus dilakukan penyusunan banyak parameter untuk mencapai model yang
optimum berdasarkan data lapangan. Pemodelan penampang resistivitas bawah
permukaan gua dilakukan dengan perangkat lunak Res2Dinv yang menggunakan
dasar metode inversi kuadrat terkecil beda hingga.
2. Akuisisi data
Survei geolistrik ini dapat dilakukan secara mapping di gua Dago Pakar
Bandung untuk mendapatkan profil secara kontinu ke arah lateral dan vertikal
sehingga akan dihasilkan citra yang smooth. Jenis batuan di Dago Pakar yaitu jenis
tuf pasir, tuf berasal dari gunung Dano dan gunung Tangkuban Perahu.
4. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 No. 2 Oktober 2009 ISSN: 1412-0917
82
Gambar 2. Peta Geologi Daerah Penelitian (Silitonga, 1979)
Beradasarkan peta geologi dapat diketahui jenis batuan di Dago Pakar, yaitu
jenis Qyd yang merupakan tuf pasir, tuf berasal dari gunung Dano dan gunung
Tangkuban Perahu. Tuf pasir coklat mengandung Kristal-kristal horenblenda yang
kasar dan berongga serta batuannya sedikit mengkilap seperti kaca, batuannya
menyerupai lahar kemerah-merahan, lapisan-lapisan lapili dan breksi. Contoh
batuan tersebut seperti basaltik dan breksi. Dikatakan basaltik karena batuan
tersebut mengkilap seperti kaca dengan warna batuan sedikit gelap, bercampur
dengan pasir dengan bentuk batuan yang menyudut.
Qyt merupakan Tuf berbatu apung, merupakan batuan berongga karena berasal
dari lava berongga dengan campuran mineral. Biasanya batuan tersebut bewarna
gelap. Kita juga dapat mengidentifikasi batuan tersebut dengan ciri batuan putih
sedikit berwarna gelap dengan kilap kaca berwarna keputihan. Batuan ini juga
disebut andesit dan granitic. Batuan ini terbagi menjadi dua, yaitu ada yang
mengandung banyak kwarsa (asam) dan yang hampir tidak terdapat kwarsa dalam
batuan tersebut. Contoh batuan ini diantaranya Pasir Tufa, lapilin, bom-bom.
Berdasarkan eksplorasi yang telah kita lakukan, bongkahan dan pecahan batu
apung terlihat menonjol di dalam gua tidak terlalu berbeda dengan batuan yang ada
di Gunung Tangkuban Perahu. Berdasarkan penelitian langsung dilapangan
ternyata batuan yang ditemukan memiliki kesamaan dengan batuan yang menyusun
5. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 No. 2 Oktober 2009ISSN: 1412-0917
83
dago pakar berdasarkan peta geologi regional. Terdapat banyak batu apung yang
kami asumsikan sebagai batuan tufa yang berasal dari letusan gunung Tangkuban
perahu.
Pengukuran dengan metoda Wenner-Schlumberger dilakukan dengan spasi
elektroda, a, baik untuk elektroda potensial,V, maupun elektroda arus, I, skema
pada Gambar 1. menunjukkan posisi elektroda dan stacking chart pengukuran.
Proses perubahan dari penampang pseudosection, menjadi penampang dengan
kedalaman terukur melewati proses inversi dari perangkat lunak Res2Dinv. Proses
inversi bekerja melalui teknik iterasi dan berhenti sampai terdapat suatu selisih
harga pengukuran dan model perhitungan pada titik minimum dengan kriteria yang
telah dimasukkan sebagai input.
Pada penelitian Gua Dago Pakar ini dilakukan dengan resistivitymeter Naniura
NRD22S digunakan konfigurasi Wenner-Schlumberger dengan spasi elektroda
potensial tetap sebesar 5 m dan spasi arus berubah-ubah serta profil lintasan mencapai
jarak 135 m. Dilakukan pula pengukuran koordinat tiap titik menggunakan GPS
Garmin 70Csx sebagai data tambahan untuk menandai lintasan/profil yang akan
dibuat. Dilakukan pula pengukuran fisik dimensi gua, meliputi tinggi gua,
kedalaman gua, panjang gua, jarak mulut gua ke lorong penghubung gua, dan jarak
antar mulut gua.
Gambar 3. Pengukuran Manual Dimensi Gua Tampak Samping
3 meter
15 meter
65 meter
7 meter
Lapisan tanah
Gua
Lintasan pengukuran
6. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 No. 2 Oktober 2009 ISSN: 1412-0917
84
Pengukuran dengan metoda Wenner-Schlumberger dilakukan dengan spasi
elektroda a untuk potensial dan nxa untuk elektroda arus. Untuk setiap posisi elektroda
arus, elektroda potensial terpisahkan dari elektroda arus pada spasi (n x a), dengan n
dimulai dari 1 hingga k. Titik pertemuan antara jalur elektroda arus dan potensial
ditetapkan sebagai titik gambar pengukuran pada spasi itu (datum).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengukuran geolistrik konfigurasi Wenner-Schlumberger
diperoleh hasil model penampang 2D bawah permukaan gua dengan perangkat lunak
Res2Dinv.
Gambar 4. Penampang 2D lintasan pengukuran Gua Dago Pakar
Hasil model penampang 2D ini dikorelasikan dengan asumsi pengukuran manual
gua yang telah dilakukan sebelumnya. Visualisasi pengukuran manual gua secara 3D
diperlukan untuk akurasi interpretasi dari penampang 2D hasil pemodelan.
7. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 No. 2 Oktober 2009ISSN: 1412-0917
85
Gambar 5. Visualisasi pengukuran manual secara 3D
Dari hasil model inversi penampang 2D dengan Res2Dinv di atas dapat dilihat
nilai RMS error sebesar 4,8 %, dan menunjukkan nilai-nilai resistivitas yang
berbeda untuk setiap lapisan. Namun secara garis besar diperoleh tiga zona yang
memiliki kontras resistivitas yang besar ditunjukan dengan perbedaan warna yang
mencolok. Lapisan atas yang berada pada kisaran kedalaman 0-4 meter memiliki
nilai resistivitas yang kecil berkisar antara 52.6-102 ohm meter. Hal ini
diasumsikan karena lapisan tanah bagian atas ini merupakan tanah yang memilki
kelembaban cukup tinggi. Hal ini bisa kami perkirakan karena beberapa hari
sebelum pengukuran sering terjadi hujan. Kemudian pada kisaran kedalaman 4-9
meter terdapat nilai resistivitas yang berbeda-beda berkisar antara 143-270 ohm
meter, Hal ini diasumsikan sebagai lapisan tanah yang sedikit lebih kering daripada
permukaan dikarenakan air hujan yang meresap tidak mencapai kedalaman
tersebut. Pada kedalaman 9-10 meter diasumsikan sebagai batas antara tanah dan
lapisan batuan vulkanik (beku) yang terlihat homogen. Batuan ini menjadi
pembatas antara tanah dengan rongga gua.Selanjutnya pada kedalaman 10-12.4
meter terdapat resistivitas yang sangat tinggi dibandingkan dengan lapisan lainnya,
yakni berkisar antara 540-600 ohm meter. Meskipun polanya tidak terlalu jelas
Perkiraan titik pengukuran di
atas rongga
Rongga di dalam gua
mulut gua
Lintasan pengukuran
135 meter
7 meter
3 meter
8. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 No. 2 Oktober 2009 ISSN: 1412-0917
86
namun diasumsikan bahwa lapisan tersebut merupakan bagian atas gua. Menurut
dimensi yang sebenarnya kedalaman gua berada pada kedalaman 15 meter dari
permukaan tanah sampai lapisan dasar gua. Bagian atas gua berada pada
kedalaman 12 meter. Hal ini menunjukan bahwa alat geolistrik yang digunakan
sudah bekerja dengan baik, hal ini terbukti dari hasil perbandingan dua pengukuran
tersebut. Dari pengolahan data geolistrik terlihat lapisan yang diasumsikan sebagai
gua menyambung, bila dilihat secara visual setiap lubang gua terpisah. Hal ini
dapat diidentifikasi dan diasumsikan bahwa pengukuran berada di atas rongga yang
menghubungkan antara lubang gua.
KESIMPULAN
1. Hasil pengukuran gua Dago Pakar dengan pengukuran dimensi gua secara
langsung diperoleh bagian atas goa berada sekitar 12 meter dari lokasi
pengukuran.
2. Hasil pengukuran dengan geolistrik diperoleh bagian atas gua berada pada
kedalaman sekitar 10-12,4 meter dari tempat pengukuran.
3. Posisi gua pada hasil pengolahan Res2Dinv ditunjukan oleh lapisan dengan
nilai resistivitas besar sekitar 540-600 Ohm meter.
DAFTAR PUSTAKA
Gerkens, J.C., Foundation of Exploration Geophysics, Elsevier, hal 527-649,
1988.
Loke, M.H., A Practical Guide to 2-D and 3-D Surveys, Malaysia, 2002.
Loke, M.H., Rapid 2D Resistivity & IP Inversion using the least-square method,
Geotomo Software, Malaysia, 2004.
Silitonga, P.H., Peta Geologi Lembar Bandung, skala 1 : 100.000, PPPG, Bandung,
1979.
Telford W.M., Geldart L.P., Sheriff R., Applied Geophysics, Cambridge University
Press, Second Edition, New York , hal 522 – 570, 1990.