Dokumen ini membahas pengantar perencanaan teknik jembatan, termasuk pembahasan mengenai pengertian jembatan, pedoman umum bentang ekonomis, kondisi batas, umur rencana, pokok-pokok perencanaan, acuan normatif, penyelidikan lapangan, penentuan muatan dan lebar jembatan, pembebanan rencana, tahapan analisis struktur, dan teori dasar perhitungan struktur."
Dokumen ini membahas pengantar perencanaan teknik jembatan, termasuk pembahasan mengenai pengertian jembatan, pedoman umum bentang ekonomis, kondisi batas, umur rencana, pokok-pokok perencanaan, acuan normatif, penyelidikan lapangan, penentuan muatan dan lebar jembatan, pembebanan rencana, tahapan analisis struktur, dan teori dasar perhitungan struktur."
Presentasi menjelaskan proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan, dan rehabilitasi jembatan. Pada tahap perencanaan, dilakukan survei pendahuluan dan perencanaan bangunan jembatan standar. Pelaksanaan mencakup pekerjaan tanah, beton, baja, dan aspal sesuai spesifikasi. Pengawasan meliputi pemeriksaan kondisi jembatan. Pemeliharaan terencana mencakup pengecatan ulang dan perbaikan
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan jenis abutment, pondasi, dan struktur atas dan bawah untuk perencanaan jembatan rangka baja. Berdasarkan analisis luas penampang sungai dan kedalaman tanah keras, digunakan jenis abutment tembok penahan kontraport dan pondasi sumuran. Untuk struktur atasnya menggunakan rangka baja karena panjangnya 70m.
Dokumen tersebut membahas mengenai definisi, bagian-bagian, dan jenis-jenis konstruksi jembatan. Secara ringkas, jembatan adalah struktur yang menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh rintangan seperti sungai atau lembah. Jembatan terdiri atas struktur atas, struktur bawah, dan pondasi, serta memiliki berbagai bentuk seperti truss, beam, arch, cable-stayed, dan suspension bridge.
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Fardi Kalumata
Survey Pendahuluan Untuk Perencanaan Jembatan dan Teknik - teknik Pengumpulan data-data lapangan untuk Persiapan Pembuatan DED ( Detail Engineering Desain )
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...ikhsan setiawan
Artikel ini membandingkan penggunaan pondasi sumuran dan tiang pancang untuk proyek pembangunan jembatan di Kabupaten Pacitan. Analisis biaya menunjukkan bahwa pondasi tiang pancang lebih murah dari pada pondasi sumuran. Selain itu, pondasi tiang pancang juga lebih cepat dibangun. Oleh karena itu, pondasi tiang pancang direkomendasikan untuk proyek jembatan tersebut.
Dokumen tersebut memberikan pedoman pemeliharaan dan penanganan jembatan yang mencakup pemeliharaan rutin, periodik, rehabilitasi, dan penggantian. Dokumen tersebut juga menjelaskan strategi pengumpulan data jembatan dan pedoman yang harus digunakan dalam pemeliharaan jembatan.
Dokumen tersebut merangkum metode pelaksanaan pekerjaan pondasi bored pile, mulai dari penentuan lokasi, pengeboran, pemasangan besi dan beton sampai dengan inspeksi hasil pekerjaan. Pekerjaan dimulai dengan survei lokasi, penandaan titik bor, pengeboran menggunakan mesin bor, pemasangan besi dan beton menggunakan pipa tremie, hingga pengangkatan casing setelah pengecoran selesai."
Dokumen tersebut membahas tentang jembatan cable stayed, termasuk pengertian, komponen utama, metode pembangunan, dan pengawasan pemeliharaannya. Jembatan ini menggunakan kabel untuk menopang gelagar antara dua pilar dan memindahkan beban ke menara."
Presentasi menjelaskan proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan, dan rehabilitasi jembatan. Pada tahap perencanaan, dilakukan survei pendahuluan dan perencanaan bangunan jembatan standar. Pelaksanaan mencakup pekerjaan tanah, beton, baja, dan aspal sesuai spesifikasi. Pengawasan meliputi pemeriksaan kondisi jembatan. Pemeliharaan terencana mencakup pengecatan ulang dan perbaikan
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan jenis abutment, pondasi, dan struktur atas dan bawah untuk perencanaan jembatan rangka baja. Berdasarkan analisis luas penampang sungai dan kedalaman tanah keras, digunakan jenis abutment tembok penahan kontraport dan pondasi sumuran. Untuk struktur atasnya menggunakan rangka baja karena panjangnya 70m.
Dokumen tersebut membahas mengenai definisi, bagian-bagian, dan jenis-jenis konstruksi jembatan. Secara ringkas, jembatan adalah struktur yang menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh rintangan seperti sungai atau lembah. Jembatan terdiri atas struktur atas, struktur bawah, dan pondasi, serta memiliki berbagai bentuk seperti truss, beam, arch, cable-stayed, dan suspension bridge.
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Fardi Kalumata
Survey Pendahuluan Untuk Perencanaan Jembatan dan Teknik - teknik Pengumpulan data-data lapangan untuk Persiapan Pembuatan DED ( Detail Engineering Desain )
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...ikhsan setiawan
Artikel ini membandingkan penggunaan pondasi sumuran dan tiang pancang untuk proyek pembangunan jembatan di Kabupaten Pacitan. Analisis biaya menunjukkan bahwa pondasi tiang pancang lebih murah dari pada pondasi sumuran. Selain itu, pondasi tiang pancang juga lebih cepat dibangun. Oleh karena itu, pondasi tiang pancang direkomendasikan untuk proyek jembatan tersebut.
Dokumen tersebut memberikan pedoman pemeliharaan dan penanganan jembatan yang mencakup pemeliharaan rutin, periodik, rehabilitasi, dan penggantian. Dokumen tersebut juga menjelaskan strategi pengumpulan data jembatan dan pedoman yang harus digunakan dalam pemeliharaan jembatan.
Dokumen tersebut merangkum metode pelaksanaan pekerjaan pondasi bored pile, mulai dari penentuan lokasi, pengeboran, pemasangan besi dan beton sampai dengan inspeksi hasil pekerjaan. Pekerjaan dimulai dengan survei lokasi, penandaan titik bor, pengeboran menggunakan mesin bor, pemasangan besi dan beton menggunakan pipa tremie, hingga pengangkatan casing setelah pengecoran selesai."
Dokumen tersebut membahas tentang jembatan cable stayed, termasuk pengertian, komponen utama, metode pembangunan, dan pengawasan pemeliharaannya. Jembatan ini menggunakan kabel untuk menopang gelagar antara dua pilar dan memindahkan beban ke menara."
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
1. PETUNJUK / INSTRUKSI
• Buatlah presentasi berdasarkan pengalaman anda dalam
melaksanakan pekerjaan di Proyek Konstruksi sebagai Ahli Muda
Teknik Jembatan
• Materi yang disampaikan singkat dan padat
• Lampirkan foto/dokumen/gambar dalam slide presentasi ini sebagai
pendukung dalam presentasi anda
• Waktu untuk presentasi di hadapan Asesor ± 15 Menit
• Asesor akan menggali Kompetensi Asesi melalui pertanyaan untuk
Mendukung Tugas Praktik Demonstrasi
2. SUBSTANSI PRESENTASI
• Substansi yang harus disampaikan antara lain:
• Perencanaan Jembatan
• Survei Pendahuluan
• Perencanaan Bangunan Jembatan Standar
• Pelaksanaan
• Pelaksanaan pekerjaan konstruksi jembatan
• Spesifikasi teknis pelaksanaan pembangunan jembatan
• Pengawasan
• Pemeriksaan kondisi jembatan
• Pemeliharaan jembatan
• Rehabilitasi jembatan
• Hal-hal lain-lain yang anda anggap perlu untuk dipresentasikan
3. TEKNIK JEMBATAN
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk
meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih
rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air atau jalan
lalulintas biasa). Jika jembatan itu berada diatas jalan lalulintas
biasa maka biasanya dinamakan viaduct. (Struyk dan Veen, 1984)
4. Berdasarkan kegunaannya jenis jembatan dapat
dibedakan sebagai berikut:
1. Jembatan jalan raya
2. Jembatan pejalan kaki
3. Jembatan kereta api
4. Jembatan jalan air
5. Jembatan jalan pipa
6. Jembatan penyebrangan
5. Berdasarkan jenis materialnya :
1. Jembatan kayu
2. Jembatan baja
3. Jembatan beton bertulang dan pratekan
4. Jembatan komposit
6. Bagian - Bagian Jembatan
Menurut Kusnadi (2010) bagian bagian jembatan
secara umum dibagi menjadi 6 bagian utama yaitu :
1. Banguna Atas
2. Landasan
3. Bangunan bawah
4. Pondasi
5. Oprit
6. Bangunan Pengaman Jembatan
7. 1. Banguna Atas :
Merupakan bangunan yang berfungsi sebagai
penampung beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu
lintas kendaraan maupun orang dan kemudian
menyalurkan keapada bangunan bawah.
2. Landasan :
Merupakan ujung bawah dari bangunan atas yang
berfungsi menyalurkan gaya-gaya yang berasal dari
bangunan atas menuju bangunan bawah. Biasanya 2
jenis yaitu landasan sendi dan landasan roll.
8. 3. Bangunan bawah :
Merupakan bangunan yang berfungsi menerima dan
memikul beban yang diberikan oleh bangunan atas dan
kemudian menyalurkan ke pondasi yang langsung
berada di tanah.
4. Pondasi :
Merupakan bagian pada jembatan yang berfungsi
menerima beban-beban dari bangunan bawah dan
menyalurkan ke tanah.
9. 5. Oprit :
Merupakan timbunan tanah dibelakang abutmen. Abutmen
merupakan tiang yang berada di ujung jembatan, jika
berada ditengah dan di apit oleh dua abutmen maka
disebut pilar. Timbunan ini harus sepadat mungkin untuk
menghindari terjadinya penurunan (settlement).
6. Bangunan Pengaman Jembatan :
Merupakan bangunan yang berfungsi sebagai
pengaman terhadap pengaruh sungai yang
bersangkutan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
11. Contoh pekerjaan yang telah dilaksanakan
• Pemeliharaan Jembatan pada Ruas 6 Pulau Kijang - Sanglar Kec. Sanglar
12. Pekerjaan Pemeliharaan Jembatan pada Ruas 6
Pulau Kijang - Sanglar Kec. Sanglar meliputi :
• Pembongkaran Beton
• Beton struktur, fc’ 25 Mpa
• Baja Tulangan Polos-BjTP 280
• Pengecetan protektif pada elemen struktur beton
• Pekerjaan Pagar Jembatan
13. Gambar Denah Dan Potongan Jembatan
95
500
95
95
500
95
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Perencanaan Teknis Rehabilitasi Jembatan pada Ruas 6
Pulau Kijang-Sanglar dan Ruas 7 Sanglar-Kotabaru Kec. R
ete CV FAJAR BAHARI
3150
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
300 300 300 300 300 450 300 300 300 300
200 260 260 180 200 200 200 225 225 200 200 200 190 230 190
Pengecatan Pengecatan
Pengecatan Ganti Tiang Hand Rail Pipa Hand Rail Pipa Hand Rail Ganti Tiang Hand Rail Pengecatan
Hand Rail 16 Unit (Rusak) 16 Unit (Rusak) Hand Rail
Pengecatan Loneng
Pengecatan Loneng
Abutment
Abutment
ITEM PEKERJAAN UMUM :
Jacketing 9x3 Tiang / Kolom Tiang / Mini Pile
Tiang / Mini Pile Jacketing 9x3 Tiang / Kolom 1. Pembongkaran 16 Unit Tiang Lama Hand Rail
2. Pembongkaran Sloof Hand Rail Existing
ITEM PEKERJAAN KHUSUS (JACKETING KOLOM) : 3. Instalasi Anchorbar 2xD19-600
4. Aplikasi Bonding Agent (Sloof+Pelat Deck)
5. Penggantian Sloof Hand Rail
11. Instalasi (Pengeboran) Tulangan Utama Ke Cross dan Long Beam 6. Penggantian 16 unit Tiang Hand Rail
12. Instalasi Shear Anchorbar ke Core Kolom Existing
LONG SECTION JEMBATAN PARIT-5 7. Topping Pelat Deck t=5cm
13. Bonding Agent Kolom Eksisting ke Beton Kolom Baru (Jacketing)
14.Sengkang Kolom Jacketing
Scale 1 : 200 8. Pengecatan Tiang Hand Rail
15. Beton Jacketing fc'=25 MPa + Viscocrete
9. Pengecatan Pipa Hand Rail
10. Pengecatan Loneng
3150
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pengecatan Loneng
200 200 300 300 300 300 300 450 300 300 300 300 200 200
Pengecatan Loneng
Pengecatan Pengecatan Pengecatan Pengecatan
Hand Rail Ganti Tiang Hand Rail Pipa Hand Rail Pipa Hand Rail Ganti Tiang Hand Rail Hand Rail
16 Unit (Rusak) 16 Unit (Rusak)
Topping Pelat Deck t=5cm Topping Pelat Deck t=5cm Topping Pelat Deck t=5cm
Topping Pelat Deck t=5cm Topping Pelat Deck t=5cm Topping Pelat Deck t=5cm
200 260 260 180 200 200 200 225 225 200 200 200 190 230 190
200 200 200 200
DENAH JEMBATAN PARIT-5
Scale 1 : 200
14. CV FAJAR BAHARI
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Perencanaan Teknis Rehabilitasi Jembatan pada Ruas 6
Pulau Kijang-Sanglar dan Ruas 7 Sanglar-Kotabaru Kec. R
ete
CROSS SECTION PENANGANAN JEMBATA
Scale 1 : 50
220 220
500
16
14
450
25
20
10
30
40
45
10
50
105
25
30
300 200
P
Cross Beam Cross Beam
Long Beam
Pengecatan Pipa Hand Rail
Pergantian Tiang Hand Rail (16 Unit) 16 Pengecatan Tiang Hand Rail
14 Pergantian Tiang Hand Rail (16 Unit)
DETAIL-1
Topping Pelat Deck t=5cm
DETAIL-2
Gambar Potongan Jembatan
15. PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Perencanaan Teknis Rehabilitasi Jembatan pada Ruas 6
Pulau Kijang-Sanglar dan Ruas 7 Sanglar-Kotabaru Kec. Rete CV FAJAR BAHARI
8 9 Pengecatan Tiang Hand Rail
Pergantian Tiang Hand Rail (16 Unit)
Penggantian Pipa Hand Rail
225 225 Pengecatan Pipa Hand Rail
Pengecatan Loneng
Pengecatan Tiang Hand Rail
Penggantian Pipa Hand Rail Pergantian Tiang Hand Rail (16 Unit)
Pengecatan Pipa Hand Rail
Penggantian Sloof HR Pengecatan Loneng
Long Beam
Long Beam
Long Beam Long Beam Long Beam
Cross Beam
Kolom Beton / Mini Pile Abutment
450
Kolom Beton / Mini Pile
PENANGANAN LONG SECTION JEMBATAN PARIT-5
Scale 1 : 50
PENANGANAN ABUTMENT DAN OPRIT JEMBATAN PARIT-5
Scale 1 : 50
Gambar Deatail Jembatan
16. Gambar Deatail Jembatan
DETAIL-1.1 PEMBONGKARAN TIANG SANDARAN RUSAK
Scale 1 : 15
Pergantian Tiang Hand Rail
CV FAJAR BAHARI
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Perencanaan Teknis Rehabilitasi Jembatan pada Ruas 6
Pulau Kijang-Sanglar dan Ruas 7 Sanglar-Kotabaru Kec. R
ete
DETAIL-1.1 PEKERJAAN TIANG SANDARAN BARU
Scale 1 : 15
30
20
15 30
30
10
20
40
45
10
16
25
14
16 Unit Rusak (Dibongkar)
2 D16
D10-100
2 D16
2x3 D13
D10-200
Anchorbar D19-600
Chemical Filled
Anchorbar D19-600
Chemical Filled
Bonding Agent
Pembongkaran
Balok Sloof Hand Rail
Pelat Deck Beton Eksisting
Cross Beam Beton Eksisting
Long Beam Beton Eksisting
KolomBeton Mini Pile
30
20
15 30
Cross Beam Beton Eksisting
Long Beam Beton Eksisting
KolomBeton Mini Pile
Pergantian Pipa Hand Rail
Pergantian Pipa Hand Rail
5
Sloof Baru Bonding Agent
Topping Pelat beton t=5cm
17. Gambar Deatail Jembatan
30
CV FAJAR BAHARI
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Perencanaan Teknis Rehabilitasi Jembatan pada Ruas 6
Pulau Kijang-Sanglar dan Ruas 7 Sanglar-Kotabaru Kec. Rete
DETAIL-2.2 KONDISI EXISTING KOLOM (TIANG PIER)
Scale 1 : 15
30
20
5
30
DETAIL-2.2 PEKERJAAN JACKETING KOLOM (TIANG PIER)
Scale 1 : 15
30
20
5
20
20
5 20 5
0
25
5
30
30
JACKETING KOLOM (TIANG) JEMBATAN (POT X-X)
Scale 1 : 7.5
KONDISI EXISTING KOLOM (TIANG) JEMBATAN (POT Y-Y)
Scale 1 : 7.5
Kolom Existing
(Kondisi Awal)
Kolom Existing
(Retak+Spalling)
Kolom Existing
(Retak+Spalling)
Sisa Inti Beton
Jacketing t=5cm
(fc'=25MPa+Viscocrete)
Slump=15cm s/d 20cm
Bonding Agent
Tulangan 12 D13
Sengkang D10-150
Shear Anchorbar L=6cm+2cm+2cm
8 D13-300
POT X-X
POT Y-Y
Tulangan di Bor + Chemical
12 D13
Tulangan di Bor + Chemical
12 D13
Sengkang D10-150
Shear Anchorbar L=6cm+2cm+2cm
8 D13-300
Jacketing t=5cm
(fc'=25MPa+Viscocrete)
Slump=15cm s/d 20cm
Bonding Agent