Dokumen tersebut merupakan analisis alokasi waktu mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 19 Makassar untuk semester ganjil dan genap tahun ajaran 2016/2017. Dokumen tersebut menjelaskan perhitungan jam efektif dan tidak efektif serta distribusi alokasi waktu untuk berbagai materi pelajaran selama semester tersebut.
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. ANALISIS ALOKASI WAKTU
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 19 MAKASSAR
Kelas/Semester : X / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2016/2017
PERHITUNGAN MINGGU/JAM EFEKTIF
A. PERHITUNGAN JAM EFEKTIF
I. Jumlah Minggu : II. Jumlah Minggu Tidak Efektif :
No Bulan
Jml.
Minggu
Bulan Kegiatan
Jml.
Minggu
1 Juli 4 Juli Libur Semester 2
2 Agustus 4 Juli Kegiatan Awal MasukSekolah 1
3 Sepetember 5 Oktober UTS 1
4 Oktober 4 Desember UAS 1
5 November 5 Desember Remedial/Pengayaan 1
6 Desember 4 Desember Libur Semester 2
Jumlah 26 Jumlah 8
III. Banyaknya Minggu Efektif : 26 – 8 = 18 Minggu
IV Banyaknya Jam Pelajaran : 18 Minggu x 4 Jam Pelajaran = 72 Jam Pelajaran
B. DISTRIBUSI ALOKASI WAKTU
No Materi Pokok / Kompetensi Dasar
Alokasi
Waktu
1 Isi pokok laporan hasil observasi 8 JP
2 Isi pokok teks laporan hasil observasi 8 JP
3 Isi teks eksposisi dan komentar 8 JP
4 Struktur teks eksposisi,kebahasaan, dan pola penalaran 8 JP
5 Isi teks anekdot dan unsuranekdot 8 JP
6
Isi anekdot, Peristiwa/sosok yang berkaitan dengan kepentingan public, Sindiran,
Unsur humor, dan Kata dan Frasa idiomatis
8 JP
7
Karakeristik hikayat, Isi hikayat, Nilai-nilai dalam hikayat (moral, sosial, agama,
budaya,dan penddikan).
8 JP
8 Nilai-nilai dalam cerpen dan hikayat, Gaya bahasa.,dan Kata arkais (kuno). 8 JP
9 Ikhtisar 8 JP
Jumlah Jam Cadangan 0 JP
Banyaknya Jam Pelajaran : 18 Minggu x 4 Jam Pelajaran = 72 Jam Pelajaran
Jumlah Jam Cadangan : 0 Jam Pelajaran
Jumlah Jam Pelajaran Efektif : 72 Jam Pelajaran - 0 Jam Pelajaran
: 72 Jam Pelajaran
Makassar, 2 Juli 2016
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 19 Makassar Guru Mata Pelajaran
Abdul Majid , S.Pd. M.Pd Sulaiman, S.Pd
NIP 19660816 1989011 002 NIP 19671118 1999031 001
2. ANALISIS ALOKASI WAKTU
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 19 MAKASSAR
Kelas/Semester : X / Genap
Tahun Pelajaran : 2016/2017
PERHITUNGAN MINGGU/JAM EFEKTIF
A. PERHITUNGAN JAM EFEKTIF
I. Jumlah Minggu : II. Jumlah Minggu Tidak Efektif :
No Bulan
Jml.
Minggu
Bulan Kegiatan
Jml.
Minggu
1 Januari 5 Maret UTS 1
2 Februari 4 Maret Perkiraan US 1
3 Maret 4 April Perkiraan UN 1
4 April 4 Mei Libur Awal Puasa 1
5 Mei 5 Mei UAS 1
6 Juni 4 Juni Remedial/Pengayaan 1
Jumlah 26 Juni Penyerahan Raport 1
Juni Libur Semester 2
Jumlah 9
III. Banyaknya Minggu Efektif : 26 – 9 = 17 Minggu
IV Banyaknya Jam Pelajaran : 17 Minggu x 4 Jam Pelajaran = 68 Jam Pelajaran
B. DISTRIBUSI ALOKASI WAKTU
No Materi Pokok / Kompetensi Dasar
Alokasi
Waktu
1 Isi teks negosiasi 8 JP
2 Struktur teks negosiasidan kebahasaan 8 JP
3 Debat 8 JP
4 Isi debat dan Pihak-pihak pelaksana debat 8 JP
5
Pola penyajian cerita ulang (biografi) dan Hal-hal yang patut diteladani dari tokoh
dalam biografi
8 JP
6 Unsur-unsurdan Kebahasaan biografi 8 JP
7 Puisi 8 JP
8 Unsur-unsurpembangun puisi 8 JP
9 Resensi buku 4 JP
Jumlah Jam Cadangan 0 JP
Banyaknya Jam Pelajaran : 17 Minggu x 4 Jam Pelajaran = 68 Jam Pelajaran
Jumlah Jam Cadangan : 0 Jam Pelajaran
Jumlah Jam Pelajaran Efektif : 68 Jam Pelajaran - 0 Jam Pelajaran
: 68 Jam Pelajaran
Makassar, 2 Januari 2017
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 19 Makassar Guru Mata Pelajaran
Abdul Majid , S.Pd. M.Pd Sulaiman, S.Pd
NIP 19660816 1989011 002 NIP 19671118 1999031 001