3. Sifat-sifat koloid
1. Gerak Brown
Gerak brown adalah gerak zigzag partikel koloid yang hanya
dapat diamati dengan mikroskop ultra. Gerakan ini terjadi
karena tumbukan yang tidak seimbang dari
partikel/molekul medium(pendispersi) terhadap partikel
koloid
Gerak zigzag ini menyebabkan sistem koloid tetap stabil, tetap
homogen, tidak mengendap karena partikel koloid
bergerak terus menerus sehingga mampu mengimbangi
gaya gravitasi, dan partikel koloid pun tidak mengendap
4. • - Gerak Brown menyebabkan system koloid
bersifat stabil
• - Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin
cepat gerakan zigzag partikel yang terjadi.
• - Semakin besar ukuran partikel koloid, semakin
lambat gerak zigzag partikel yang terjadi.
• Gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan
tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat
cair dengan zat padat (suspensi).
• Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu.
5. • Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka
semakin besar energi kinetik yang dimiliki
partikel-partikel medium pendispersinya.
Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel
terdispersinya semakin cepat. Demikian pula
sebaliknya, semakin rendah suhu sistem
koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
7. 2. Efek Tyndall
Merupakan sifat koloid di mana partikel koloid
menghamburkan cahaya yang dilewatkan
pada sistem koloid. Pada larutan, cahaya yang
dilewatkan akan diteruskan.
9. Contoh Efek Tyndall Dalam Kehidupan Seharihari :
•Dalam bioskop, apabila terdapat asap mengepul
maka dari cahaya proyektor akan terlihat lebih
terang
•Di daerah berkabut sorot lampu mobil terlihat
lebih jelas
•Sinar matahari yang masuk melewati
celah, kedalam ruangan yang berdebu, pada sinar
tsb terlihat debu-debu yang beterbangan.
10. 3. Muatan koloid
Sifat-sifat koloid yang bedasarkan muatan koloid dimanfaatkan dalam
elektroforesis dan adsorpsi.
a. Elektroforesis
merupakan metode pemisahan berdasarkan perbedaan laju
perpindahan(pergerakan) molekul koloid dalam medan listrik. Melalui
elektroforesis muatan partikel koloid dapat ditentukan. Partikel koloid
yang bermuatan negatif akan bergerak ke elektrode positif dan yang
bermuatan positif akan bergerak ke arah elektrode negatif
b. Adsorpsi
partikel-partikel koloid bermuatan sejenis saling menolak. Hal itu penting
agar partikel-partikel koloid tidak berkelompok. Muatan pada partikel
koloid menyebabkan partikel koloid mampu menyerap, proses ini
disebut adsorpsi. Penyerapan pada permukaan disebut
adsorbsi, sedangkan penyerapan sampai pada lapisan dalam
disebut absorbsi. Daya penyerapan ini menyebabkan beberapa sistem
koloid mempunyai muatan tertentu sesuai muatan yang diserap
11. Elektroforesis & Adsorpsi
Gambar kedua menjelaskan bahwa sistem koloid
Fe(OH)3 menjadi bermuatan positif karena partikel
koloidnya menyerap ion H+
12. 4. Koagulasi
•
•
•
•
•
•
Koagulasi merupakan proses penggumpalan partikel koloid akibat berkurangnya kestabilan
sistem koloid. terjadi karena :
a. pengadukan, pemanasan dan pendinginan (mekanik)
Contoh:
– Darah merupakan sol butir-butir darah merah dalam plasma darah, bila dipanaskan akan
menggumpal.
– Agar-agar akan menggumpal bila didinginkan.
•
b. Penambahan elektrolit
•
•
c. Pencampuran koloid yang berbeda muatan
Koagulasi dapat terjadi karena setiap partikel koloid yang memiliki muatan berlawanan saling
menetralkan dengan gaya elektrostatik hingga membentuk partikel yang besar dan
menggumpal
•
•
•
d. Elektroforesis
Dapat menyebabkan koagulasi karena endapan pada salah satu elektrode semakin lama
semakin pekat dan akhirnya membentuk gumpalan.
•
.
•
13. Contoh proses koagulasi : perebusan telur melalui pemanasan sehingga protein
menggumpal, penjernihan air sungai dengan tawas atau PAC, pembentukkan delta
karena adanya elektrolit dari air laut, pembuatan tahu dengan penambahan larutan
elektrolit CaSO4.2H2O
14. 5. Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat
melindungi koloid lain dari proses koagulasi.
Berdasarkan perbedaan daya adsorpsi dari fase terdispersi terhadap
medium pendispersinya yang berupa zat cair, koloid dapat
dibedakan menjadi dua jenis. Sistem koloid di mana partikel
terdispersinya mempunyai daya adsorpsi yang relatif besar disebut
koloid liofil. Sedangkan sistem koloid dimana partikel terdispersinya
mempunyai daya adsorpsi yang relatif kecil disebut koloid liofob.
Koloid liofil bersifat stabil, sedangkan koloid liofob kurang stabil.
Koloid liofil bersifat lebih stabil, sedangkan koloid liofob bersifat
kurang stabil. Koloid liofil yang berfungsi sebagai koloid pelindung.
16. 6. Koloid liofil dan liofob
Koloid Liofil
Koloid liofil (suka cairan) adalah sifat koloid dimana terdapat gaya tarik
menarik yang cukup besar antara fase terdispersi dan medium
pendispersinya. Contoh: agar-agar, sol kanji, agar-agar, lem, cat, dispersi
kanji, sabun, deterjen, dan protein dalam air.
Ciri koloid Liofil : terlihat homogen, stabil, tidak tampak adanya medium
pendispersi,lebih kental dan membentuk gel.
Koloid Liofob
Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik
menarik yang lemah atau bahkan tidak ada gaya tarik menarik antara fase
terdsipersi dan medium pendispersinya.Agar partikel terdispersi pada
sistem koloid nya stabil, cairan pendispersi harus terbatas..contohnya sol
belerang, sol emas atau dengan kata lain dispersi emas, Fe (OH)3, dan
belerang dalam air.
18. 7. Dialisis
Merupakan proses penyaringan partikel koloid
dari ion ion yang terabsorpsi sehingga ion-ion
tersebut dihilangkan. Koloid yang
mengandung ion-ion dimasukkan dalam
kantung penyaring yang bersifat semi
permeabel(hanya dapat dilewati ion-ion dan
air tetapi tidak bisa dilewati partikel koloid)