Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan lanjutan IPCN yang meliputi tujuan umum dan khusus pelatihan, pokok bahasan seperti konsep infeksi dan penularan infeksi, serta redisain tata ruangan rumah sakit untuk mencegah penularan infeksi antar pasien dan petugas kesehatan."
Dokumen ini memberikan panduan persiapan kewaspadaan di rumah tangga dan sarana pelayanan kesehatan untuk mencegah penularan virus corona, termasuk cara perawatan pasien di rumah, puskesmas, dan rumah sakit rujukan dengan menekankan pentingnya isolasi, ventilasi udara yang baik, dan menerapkan protokol kewaspadaan.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Tujuannya adalah menurunkan angka kejadian infeksi dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, dengan sasaran pada pasien, staff, pengunjung, dan warga sekitar rumah sakit. Komite pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari perawat spesialis infeksi, dokter spesialis infeksi, perawat hubungan, dan staf hubungan
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah pengendalian lingkungan perawatan pasien COVID-19, meliputi identifikasi permukaan yang sering disentuh, prosedur dan frekuensi pembersihan, teknik dan suplai pembersihan serta disinfeksi, pengelolaan limbah, dan udara.
Dokumen ini memberikan panduan persiapan kewaspadaan di rumah tangga dan sarana pelayanan kesehatan untuk mencegah penularan virus corona, termasuk cara perawatan pasien di rumah, puskesmas, dan rumah sakit rujukan dengan menekankan pentingnya isolasi, ventilasi udara yang baik, dan menerapkan protokol kewaspadaan.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Tujuannya adalah menurunkan angka kejadian infeksi dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, dengan sasaran pada pasien, staff, pengunjung, dan warga sekitar rumah sakit. Komite pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari perawat spesialis infeksi, dokter spesialis infeksi, perawat hubungan, dan staf hubungan
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah pengendalian lingkungan perawatan pasien COVID-19, meliputi identifikasi permukaan yang sering disentuh, prosedur dan frekuensi pembersihan, teknik dan suplai pembersihan serta disinfeksi, pengelolaan limbah, dan udara.
Dokumen tersebut membahas program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan, meliputi konsep dasar infeksi, kewaspadaan standar, dan langkah-langkah pencegahan seperti kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri, dan penempatan pasien."
Dokumen tersebut membahas tentang kesiapan kamar operasi dan anestesi pada masa pandemi COVID-19, mencakup enam sasaran keselamatan pasien, prinsip pelayanan anestesi dan bedah untuk pasien COVID-19, serta adaptasi kebiasaan baru seperti skrining, perlindungan tenaga kesehatan, pencegahan infeksi, dan peningkatan kompetensi staf."
Dokumen tersebut memberikan petunjuk pencegahan penularan COVID-19 bagi petugas kesehatan di berbagai setting pelayanan kesehatan seperti tempat praktik, triase, IGD, ruang prosedur/operasi, dan ruang rawat biasa dengan menekankan pentingnya menjaga jarak, menggunakan APD seperti masker dan sarung tangan, serta menerapkan protokol kebersihan yang ketat.
Dokumen tersebut membahas rekomendasi WHO untuk tempat kerja dalam mencegah penyebaran COVID-19, termasuk melakukan penilaian risiko bagi pekerja yang berpotensi terpapar, mengembangkan rencana aksi pencegahan dan mitigasi, serta melindungi kesehatan, keselamatan, dan keamanan karyawan. Dokumen tersebut juga membahas pedoman kewaspadaan isolasi seperti menjaga kebersihan tangan dan lingkungan, menggunak
Dokumen tersebut membahas program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan, meliputi konsep dasar infeksi, kewaspadaan standar, dan langkah-langkah pencegahan seperti kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri, dan penempatan pasien."
Dokumen tersebut membahas tentang kesiapan kamar operasi dan anestesi pada masa pandemi COVID-19, mencakup enam sasaran keselamatan pasien, prinsip pelayanan anestesi dan bedah untuk pasien COVID-19, serta adaptasi kebiasaan baru seperti skrining, perlindungan tenaga kesehatan, pencegahan infeksi, dan peningkatan kompetensi staf."
Dokumen tersebut memberikan petunjuk pencegahan penularan COVID-19 bagi petugas kesehatan di berbagai setting pelayanan kesehatan seperti tempat praktik, triase, IGD, ruang prosedur/operasi, dan ruang rawat biasa dengan menekankan pentingnya menjaga jarak, menggunakan APD seperti masker dan sarung tangan, serta menerapkan protokol kebersihan yang ketat.
Dokumen tersebut membahas rekomendasi WHO untuk tempat kerja dalam mencegah penyebaran COVID-19, termasuk melakukan penilaian risiko bagi pekerja yang berpotensi terpapar, mengembangkan rencana aksi pencegahan dan mitigasi, serta melindungi kesehatan, keselamatan, dan keamanan karyawan. Dokumen tersebut juga membahas pedoman kewaspadaan isolasi seperti menjaga kebersihan tangan dan lingkungan, menggunak
Similar to 12.RE DISAIN TATA RUANGAN. 06.21.pptx (20)
1. PELATIHAN IPCN LANJUT
Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali
Infeksi Indonesia (HIPPII) Pusat
REDISAIN SISTIM T
A
T
ARUANGAN
2. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti
pembelajaran,peser
ta diharapkan
mampu memahami
Redisain tata
ruangan
TUJUAN
KHUSUS
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
Setelah mengikuti
pembelajaran, peserta
diharapkan mampu :
1. Memahami konsep infeksi
2. Memahami transmisi penularan
infeksi
3. Memahami tata cara disain tata
ruangan
1
4. PENDAHULUAN
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
1. Penyakit infeksi adalah gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh organisme seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit. Beberapa
jenis infeksi bisa menyebar antarmanusia, sebagian lain berpindah
dari kontaminasi silang saat perawatan pasien di fasyankes
2. Rantai Infeksi (chain of infection) merupakan rangkaian yang harus
ada untuk menimbulkan infeksi. Dalam melakukan tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi dengan efektif, perlu
dipahami secara cermat rantai infeksi
3. Penerapan pencegahan infeksi silang saat pasien diberikan
pelayanan Kesehatan adalah dengan melakukan pengaturan
lingkungan dan tata udara
3
5. Chain of transmission of infections
Agent/pathogen
Port of exit
Port of entry
Reservoir
Alive
Inanimate
Contact
Droplets
Airborne
Respiratory
Digestive
Skin
Conjunctival
Genital
Bacteria
Virus
Yeast
Parasites
Prions
Respiratory
Digestive
Skin
Conjunctival
Genital
Transmission
IPCN
9. Perawat atau dokter
memutuskan tindakan
apa yang harus
dilaksanakan.
No
Pasien mengalami infeksi dan
menularkan ke orang ke orang.
Yes
Pindahkan
pasien ke
ruangan yang
ditentukan
Beri tahu tim
kesehatan, pasien
dan keluarga
tentang tindakan
yang akan
dilakukan
Sediakan
ruangan dengan
APD dan
peralatan yang
diperlukan
Identifikasi pintu
kamar atau
tempat tidur
pasien
34
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
12. PENEMPATAN PASIEN DENGAN
TRANSMISI KONTAK
Lokasi penempatan pasien
• Pilihan kamar sendiri (single room)
• Bila tidak memungkinkan dan ada lebih dari satu
pasien yang terinfeksi lakukan isolasi secara kohort
• Jika pada ruangan bersamaan dengan pasien non
infeksi tempatkan pasien dengan mencegah resiko
kontaminasi silang dengan batas jarak yang tegas
• Jangan pernah menggabungkan pasien dalam
ruangan pada pasien dengan sistem kekebalan yang
lemah (immono compromised atau dengan prosedur
invasive
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
13. Isolation in cohort
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
Indications
1. Untuk menetapkan Tindakan isolasi pasien dengan
penyakit dan agent yang sama, yang memerlukan
jenis Tindakan yang sama berdasarkan metode
transmisi ( kontak, droplet atau airborne) yang
memungkinkan menempatkan pasien dalam satu
ruangan dalam kelompok sesuai dengan cara
penularan infeksi
2. Sebagai pengendalian wabah penyakit menular
atau manajemen wabah yang tidak memiliki
ruangan sendiri (single room)
14. Isolation in cohort
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
Persyaratan umum
1. Fokus pada kasus infeksi atau kolonisasi yang dikonfirmasi
oleh agen infeksi yang sama (agen, strain atau `klon`).
2. Tentukan petugas kesehatan khusus untuk merawat pasien
ini, yang tidak boleh melayani pasien lain di dalam rumah
sakit.
3. Area tujuan (ruangan atau sektor) tersendiri untuk pasien
ini, yang meliputi ruang perawatan, pintu masuk dan kamar
mandi / tersendiri
4. Pertahankan jarak minimal satu meter antara tempat tidur
pasien dan area yang cukup mudah untuk melaksanakan
prosedur pada pasien tanpa mengganggu pasien di tempat
tidur yang berdekatan.
5. Untuk persiapan pasien baru maka disiapkan hanya setelah
pasien dipulangkan dan proses pembersihan selesai
dilakukan
15. Penempatan pasien
• Lebih disukai di kamar individu
• Bila tidak memungkinkan dan ada lebih dari satu pasien yang
terinfeksi untuk dilakukan isolasi secara kohort
• Jika hanya menyangkut pasien yang terinfeksi dan tidak
tersedia kamar individu
• Berbagi ruangan dengan pasien yang tidak terinfeksi
menempatkannya dengan kondisi pemisahan yang memadai di
dalam ruangan.
• Cegah untuk selalu menjaga jarak setidaknya satu meter antar
bedengan.
• Jangan pernah berbagi kamar dengan pasien dengan sistem
kekebalan yang lemah atau dengan prosedur invasif
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
PENEMPATAN PASIEN DENGAN
TRANSMISI DROPLET
16. KONDISI RUANGAN
• Instalasidiperlukanuntukmemenuhitindakanpencegahanstandar
• Pertimbangkan ruang tempat Penempatan APD dan area penggunaan
APD minimal dengan jarak kurang dari satu meter dari pasien
• Menjaga pintu tertutup dan pengelolaan udara melalui sistem tekanan
mekanis dan ekstraksi udara dari luar ruangan atau dengan dukungan
jendela terbuka yang memastikan pergantian udara yang memadai per
jam
• Tempatkan peringatan (signed) yang mudah terlihat dan
dimengerti yang meminta perhatian pada kondisi isolasi, jenis,
dan tindakan yang perlu dipertimbangkan
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
PENEMPATAN PASIEN DENGAN
TRANSMISI DROPLET
17. Location of the patient
Individual room
a. Sistem tekanan udara negatif, dengan ventilasi selalu
mengarah ke luar bangunan (tidak pernah menuju
lorong internal maupun eksternal)
b. Dukungan pintu selalu tertutup
c. Natural Ventilasi : jendela terbuka lebar dapat
digunakan sistem menarik udara ke arah luar dengan
6 sampai 12 perubahan per jam.
d. Ventilasi dengan exhaust tidak boleh menuju area
rawat inap, ruang tertutup, atau saluran ventilasi. Jika
tidak ada area lain di mana untuk mendapatkan
ventilasi harus digunakan filter dengan efisiensi tinggi
dalam retensi partikel (HEPA).
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
PENEMPATAN PASIEN DENGAN
TRANSMISI AIRBORNE (1)
19. Location of the patient
Shared room
a. Hanya bisa menjadi alternatif jika ada lebih dari pasien
denganmendiagnosis yang sama, patogen, dan genotype
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
b. Dalam situasi seperti pada infeksi Mycobaterium
tuberculosis dengan risiko pengembangan resistensi
terhadap obat antimikroba, jika ada lebih dari satu pasien
dengan jenis infeksi yang sama harus dirawat di rumah
sakit masing-masing di kamar masing-masing.
c. Jika terjadi wabah, mereka akan menempatkan diri di satu
ruangan bagi pasien yang membawa infeksi yang sama,
memilih area rumah sakit yang lebih jauh dari pasien lain
dan khususnya di area yang memiliki risiko infeksi lebih
besar (misalnya, pasien dengan gangguan kekebalan).
46
PENEMPATAN PASIEN DENGAN
TRANSMISI AIRBONE (2)
20. KONDISI RUANGAN
1. Ruangan harus difasilitasi kepatuhan terhadap tindakan
pencegahan standar mengenai kebersihan tangan dan
penggunaan APD, dengan:
1. Wastafel dengan suhu air yang disesuaikan
2. Handuk kertas dan sabun sekali pakai (atau tekstil sekali
pakai dengan pencucian ulang)
3. Handrub alcohol di titik perawatan
2. Ruang untuk menyimpan dan melepaskan APD
3. Minimalkan pergerakan pasien (di dalam ruangan )
4. Tempatkan tanda/signate di pintu kamar, menuju koridor,
dengan gambar dan teks yang menjelaskan secara jelas
dan sederhana, jenis isolasi dan tindakan pencegahan
IPCN Lanju
y
t.d
a
oc
n
.hippii,
h
g 2
a
02
r
1
us dilakukan.
PENEMPATAN PASIEN DENGAN
TRANSMISI AIRBORNE (3)
21. Equipment: checklist for isolation areas
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
1. Face shield
2. Gloves
3. Surgical mask
4. Respirators N95
5. Long sleeve gowns
6. Alcohol hand hub solution
7. Soap (hand)
8. Disposable paper tower
9. Sharp disposable container
10. Detergent for cleaning and environmental disinfection
11. Big trash bags
12. Trash bags for biological risk
13. Bag for dirt clothes
14. Hampers for used equipment
23. Manajemen Tata Udara di Ruang Isolasi
Parameter kontrol:
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
1. Pengaturan temperatur
2. Kelembaban udara
3. Jumlah udara ventilasi
4. Kebersihan
5. Tekanan positif dan negatif di
dalam ruangan
6. Distribusi udara didalam
ruangan melalui :
Natural ventilasi
Mekanik ventilasi
Ventilasi campuran
Negatif ventilasi
24. VENTILASI
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
• Pergerakan udara dan pergantian udara dalam ruang oleh
udara dari luar ruangan.
• Jenis ventilasi:
– Ventilasi alamiah: NATURAL Menggunakan cara
alami untuk mendorong aliran udara melalui suatu
gedung,
– merupakan tekanan angin yang dihasilkan dari perbedaan
ke
padatan udara dalam dan luar gedung
– tergantung pada buka pintu dan jendela untuk
memasukkan udara dari luar ke dalam
– Ventilasi mekanis: menggunakan fan untuk mendorong
aliran udara melalui suatu gedung, dapat dikombinasikan
dengan pengondisian dan penyaringan udara
– Ventilasi Campuran
25. Dari daerah bersih (tekanan positif)
ke kurang bersih (tekanan negatif)
200 m3/h 225 m3/h 135 m3/h 225 m3/h 200 m3/h
PENGATURAN ALIRAN UDARA
CLEAN ZONEE INFECTED ZONE
PASSAGE
Positive Pressure Neutral Pressure Negative Pressure
25 m3/h
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
25 m3/h
27. ARAH ALIRAN UDARA DI RUANG ISOLASI BERVENTILASI
ALAMI DENGAN MEMBUKA JENDELA DAN PINTU
Tempatkan pasien pada ruang tersendiri berventilasi baik
Untuk ventilasi alamiah perawatan umum airflow 160/d dengan ACH 12
Jika tidak tersedia single room, lakukan kohorting
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
28. CARA MENGUKUR ACH
Luas jendela terbuka:
Tinggi 0,5 m x Lebar 0,5 m =0,25 m2
Kecepatan udara lewat jendela: 0,5 m/detik
Volume ruangan : P x L x T
Panjang 5m, lebar 3m, tinggi 3m = 45m3
ACH : luas jendela x kecepatan udara x3600 detik/jam
Volume ruangan
0,25m2x0,5m/detikx3600 detik/jam = 10 ACH
45m3
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
29. MENILAI TEKANAN UDARA
1. Smoke tube test untuk mengetahui arah aliran
udara
2. Bila ruangan dipakai bisa diganti dengan tissue
3. Manometer untuk mengukur
perbedaan tekanan relatif antara ruang (inch
WG)
4. Velometer pada celah pintu (FPM)
5. Balometer untuk mengukur
volume udara yang dipompa keluar (CFM)
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
30. RUANGAN ISOLASI
9/10/2020 TITI SUN - KEWASPADAAN ISOL ASI 39
1. Tekanan negatif, perbedaan
minimal -2,5 Pascal
2. ACH minimal 12 kali
3. Arah laminer udara bersih
ke kotor
4. Sistem non resirkulasi 100
% fresh air
5. Sistem resirkulasi dengan
Hepa filter eff 99,75%@ 0,3
Micron
6. Suhu 21-21 Celcius
7. Kelembaban 50%
8. Udara buang 3m, dan 10
m bebas aktifitas
9. Zona infeksius
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
32. ANTEROOM
9/10/2020 TITI SUN - KE WASP
ADAAN ISOLASI 41
Letakkan sesuai
tempatnya
ALUR PELEPASAN
APD
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
33. IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
Ventilasi udara tekanan positif
Pastikan bahwa ruang PE dirancang untuk
mempertahankan tekanan positif
Menjaga tekanan positif udara ruangan (>
2,5 Pa [udara 0,01 inci]) terhadap koridor.
Idealnya itu harus> 8 Pa (0,03 inci
pengukur udara).
Ventilasi ruangan untuk
mempertahankan> 12 ACH atau 145 liter
per detik per pasien.
34. Application of the especially
important natural ventilation for TB
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
35. KESIMPULAN
IPCN Lanjut.doc.hippii, 2021
Transmisi penyakit infeksi dapat terjadi melalui penularan
kontak, droplet dan airbone
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi dapat
dilakukan melalui penataan lingkungan dan tata udara
Mengaturan tata udara dengan melakukan rekayasa lingkungan
menggunakan pengaturan udara melalui ventilasi naturan, mekanik
ventilasi, ventilasi campuran dan ventilasi tekanan negative atau
positif