Stress didefinisikan sebagai respon fisiologis dan psikologis terhadap tuntutan lingkungan. Terdapat dua jenis stress, yaitu eustress yang positif dan distress yang merugikan. Gejala stress meliputi gangguan fisik seperti sakit kepala, gangguan psikologis seperti kecemasan, serta perilaku seperti menurunnya produktivitas. Untuk mengurangi stress, individu dapat memelihara kesehatan, hubungan sosial, serta men
Perkuliahan Psikologi Industri di Prodi Teknik Industri dengan topik Manajemen Stress Kerja mencakup pengertian, penyebab dan dampak, pengukuran stress, manajemen stress, dan penelitian terkait
Presentasi membahas tentang stress dan teorinya, mancakup penjelasan mengenai cara meminimalisir dan mengatasi stress, juga membicarakan mengenai beberapa hipotesis, dan srategi untuk menanggulangi kekerasan yang terjadi di tempat kerja.
Stress adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan)” (Dadang Hawari, 2001).
Stress adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam yang menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang (Soeharto Heerdjan. 1987)
Perkuliahan Psikologi Industri di Prodi Teknik Industri dengan topik Manajemen Stress Kerja mencakup pengertian, penyebab dan dampak, pengukuran stress, manajemen stress, dan penelitian terkait
Presentasi membahas tentang stress dan teorinya, mancakup penjelasan mengenai cara meminimalisir dan mengatasi stress, juga membicarakan mengenai beberapa hipotesis, dan srategi untuk menanggulangi kekerasan yang terjadi di tempat kerja.
Stress adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan)” (Dadang Hawari, 2001).
Stress adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam yang menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang (Soeharto Heerdjan. 1987)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Definisi Stress
• Kekuatan eksternal yang menyebabkan
ketidaknyamanan atau suatu respon emosional.
• Definisi kontemporer stres adalah menyangkut
lingkungan eksternal sebagai stresor (seperti
masalah di tempat kerja), respon terhadap
stresor sebagai stres atau distres. (misalnya
perasaan terhadap tekanan) dan konsep stres
sebagai sesuatu yang terkait dengan biokimia,
fisiologis, perilaku dan perubahan psikologis.
3. • Peneliti juga membedakan:
– stres yang menyakitkan dan merusak (distress)
– stres yang positif dan menguntungkan
(eustress).
• Definisi yang umum dipakai untuk stres
dikemukakan oleh Lazarus dan Launier
(1978); adalah transaksi antara orang dan
lingkungan.
4. • Hans Selye, MD. Pada tahun 1956 dia
mengatakan ”stress is the non-specific response
of the body to any demand” (Stres adalah
respon tidak spesifik tubuh terhadap berbagai
tuntutan).
• Selye mengatakan kalau stres tidak selalu dan
tidak otomatis buruk.
• Stress akibat pekerjaan yang berhasil dan
penuh kreativitas serta mengasyikkan jelas
bermanfaat.
• Sebaliknya stres karena kegagalan,
penghinaan, dan penyakit tentu saja berakibat
buruk.
5. • Stres adalah suatu kondisi yang di dalamnya
seseorang individu dikonfrontasikan dengan
suatu peluang, kendala (constraints), atau
tuntutan (demands) yang dikaitkan dengan
apa yang sangat diinginkannya dan yang
hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti
dan penting.
6. Respon organisme
Stressor
Alarm
Mobilisasi untuk
menolak stresor
Resistance
Menghadapi dan
melawan stresor
Exhaustion
Jika perlawanan
tidak berhasil
mengatasi
stressor, maka
coping berhenti
Gambar 7. Tiga tahap General Adaptation Syndrome Selye13
7. Model Stress
Faktor Lingkungan
Ketidakpastian ekonomi
Ketidakpastian politik
Ketidakpastian teknologi
Faktor Organisasi
Tuntutan tugas
Tuntutan peran
Tuntutan hubungan
antarpribadi
Struktur organisasi
Kepemimpinan organisasi
Tahap hidup organisasi
Faktor Individu
Masalah keluarga
Masalah ekonomi
Kepribadian
Stress yang
dialami
Gejala Fisiologis
Sakit kepala
Tekanan darah tinggi
Penyakit jantung
Gejala Psikologis
Kecemasan
Murung
Berkurangnya
kepuasan kerja
Gejala Perilaku
Produktivitas
Kemangkiran
Tingkat keluarnya
karyawan
Perbedaan Individu
* Persepsi
Pengalaman
pekerjaan
Dukungan sosial
Keyakinan akan
locus of control
Sikap bermusuhan
8. Sumber STRESS kerja
• Faktor eksternal (working condition)
– Lingkungan kerja yang buruk
– Overload (secara kuantitatif dan kualitatif)
– Deprivational stress (kondisi kerja yang tidak lagi
menantang dan menarik bagi karyawan, kurang
komunikasi sosial muncul keluhan kebosanan, tidak
puas)
– Pekerjaan beresiko tinggi
– Konflik peran (misalnya pada pekerja wanita)
– Pengembangan karir
– Struktur organisasi
• Faktor internal (karakteristik, persepsi)
9. Gejala Stress
1. Gejala Psikologis
– Kecemasan,
– Ketegangan,
– Bingung,
– Marah,
– Sensitif,
– Komunikasi tidak efektif,
– Mengurung diri,
– Depresi,
– Merasa terasing,
– Bosan,
– Tidak puas,
– Lelah mental,
– Menurunnya fungsi
intelektual,
– Kehilangan konsentrasi,
– Kehilangan spontanitas
dan kreativitas,
– Kehilangan semangat
hidup,
– Menurunnya percaya diri
10. 2. Gejala Fisik
– Detak jantung dan tekanan darah meningkat,
– Meningkatnya sekresi adrenalin dan
noradrenalin,
– Gangguan gastrointestinal,
– Mudah terluka,
– Mudah lelah,
– Gangguan kardiovaskuler,
– Gangguan pernapasan,
– Berkeringat,
– Gangguan pada kulit,
– Kepala pusing,
– Migrain,
– Ketegangan otot,
– problem tidur
11. 3. Gejala Perilaku
– Menunda atau menghindari pekerjaan
– Penurunan prestasi dan produktivitas
– Minum miras
– Sabotase
– Meningkatnya absensi
– Perilaku makan yang tidak normal
– Kehilangan nafsu makan
– Perilaku beresiko : ngebut, berjudi
– Meningkatnya agresivitas, kriminal
– Penurunan kualitas hubungan interpersonal
dengan keluarga dan teman
– Kecenderungan bunuh diri
13. Mengatasi STRESS
A. Internal
– Pertahankan kesehatan tubuh
– Terima diri apa adanya
– Memelihara persahabatan
– Lakukan tindakan konstruktif
– Pelihara hubungan sosial
– Aktivitas kreatif di luar pekerjaan
– Kegiatan sosial dan keagamaan
14. Mengatasi STRESS
B. Eksternal
– Memperbaiki kondisi kerja/lingkungan
– Keterlibatan dalam pengambilan keputusan
– Komunikasi efektif
– Penghargaan