SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
             TUMBUHAN KAYU


      MATA KULIAH BIOLOGI UMUM


          NAMA                      NIM

MUHAMMAD ISNAINY RAMADHAN        1104135769




    DEPARTEMEN AGRO BISNIS PERIKANAN

  FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

              UNIVERSITAS RIAU

                 PEKANBARU

                     2012




                      13
1. LATAR BELAKANG
           Selulosa merupakan komponen yang paling penting pada kayu yang
    meliputi 4045% daripada bahan kering hampir semua spesies kayu. Sel kayu
    terdiri dari komponen – komponen yang berbeda, baik jumlah begitu juga sifat
    fisik, kimia dan mekaniknya. Komponen penyusun dinding sel adalah
    komponen kimia yang menyatu dalam dinding sel. Tersusun atas banyak
    komponen yang tergabung dalam karbohidrat dan lignin. Karbohidrat yang
    telah terbebas dari lignin dan ekstraktif disebut juga dengan holoselulosa.
           Alpha-selulosa merupakan suatu bahan yang sangat dibutuhkan untuk
    menunjang berbagai jenis industry, kualitas alpha-selulosa yang dibutuhkan
    oleh setiap industrinya, pada umumnya kualitas alpha-selulosa yang
    dibutuhkan mempunyai kandungan alpha-selulosa di atas 92 %. Beberapa
    industry yang memanfaatkan alpha-selulosa sebagai bahan baku seperti :
    industri kertas, film, plastik, kemasan obat-obatan, bahan peledak, membrane,
    popok bayi, tissue, dan industri kreatif lainnya.
           Holoselulosa sebagian besar tersusun atas selulosa dan hemiselulosa.
    Selulosa merupakan komponen terbesar dan paling bermanfaat dari kayu.
    Jumlah zat selulosa mayoritas 40 %, hemiselulosa sekitar 23 % dan lignin
    kurang dari 34 %.
           Serat batang durian juga merupakan jenis tumbuhan yang memiliki
    materi selulosa. Pada percobaan ini akan ditentukan kandungan selulosa pada
    batang durian tersebut sehingga akan dapat diidentifikasi apakah tanaman
    durian ini dapat digunakan dalam industri atau tidak.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komponen Kimia Kayu
Kayu sebagian besar tersusun atas tiga unsur yaitu unsur C, H dan O. Unsur-unsur
tersebut berasal dari udara berupa CO2 dan dari tanah berupa H2O. Namun, dalam
kayu juga terdapat unsur-unsur lain seperti N, P, K, Ca, Mg, Si, Al dan Na. Unsur-
unsur tersebut tergabung dalam sejumlah senyawa organik, secara umum dapat
dibedakan menjadi dua bagian (Fengel danWegener 1995) yaitu:
1. Komponen lapisan luar yang terdiri atas fraksi-fraksi yang dihasilkan oleh
kayu selama pertumbuhannya. Komponen ini sering disebut dengan zat ekstraktif.
Zat ekstraktif ini adalah senyawaan lemak, lilin, resin dan lain-lain.
2. Komponen lapisan dalam terbagi menjadi dua fraksi yaitu fraksi karbohidrat
yang terdiri atas selulosa dan hemiselulosa, fraksi non karbohidrat yang terdiri dari
lignin.
Selulosa dan Hemiselulosa
Selulosa merupakan senyawa organik yang terdapat pada dinding sel bersama
lignin berperan dalam mengokohkan struktur tumbuhan. Selulosa pada kayu
umumnya berkisar 40-50%, sedangkan pada kapas hampir mencapai 98%.
Selulosa terdiri atas rantai panjang unit-unit glukosa yang terikat dengan ikatan 1-
4b-glukosida.




Selulosa
Hemiselulosa adalah polimer polisakarida heterogen tersusun dari unit Dglukosa,
D-manosa, L-arabiosa dan D-xilosa. Hemiselulosa pada kayu berkisar antara 20-
30%. Dilihat dari strukturnya, selulosa dan hemiselulosa mempunyai 6 potensi yang
cukup besar untuk dijadikan sebagai penjerap karena gugus OH yang terikat dapat
berinteraksi dengan komponen adsorbat. Adanya gugus OH, pada selulosa dan
hemiselulosa menyebabkan terjadinya sifat polar pada adsorben tersebut. Dengan
demikian selulosa dan hemiselulosa lebih kuat menjerap zat yang bersifat polar dari
pada zat yang kurang polar. Mekanisme jerapan yang terjadi antara gugus -OH
yang terikat pada permukaan dengan ion logam yang bermuatan positif (kation)
merupakan mekanisme pertukaran ion sebagai berikut (Yantri 1998).
M+ dan M2+ adalah ion logam, -OH adalah gugus hidroksil dan Y adalah matriks
tempat gugus -OH terikat. Interaksi antara gugus -OH dengan ion logam juga
memungkinkan melalui mekanisme pembentukan kompleks koordinasi karena
atom oksigen (O) pada gugus -OH mempunyai pasangan elektron bebas, sedangkan
ion logam mempunyai orbital d kosong. Pasangan elektron bebas tersebut akan
menempati orbital kosong yang dimiliki oleh ion logam, sehingga terbentuk suatu
senyawa atau ion kompleks.
Menurut Terada et al. (1983) ikatan kimia yang terjadi antara gugus aktif pada zat
organik dengan molekul dapat dijelaskan sebagai perilaku interaksi asam-basa
Lewis yang menghasilkan kompleks pada permukaan padatan. Pada sistem adsorpsi
larutan ion logam, interaksi tersebut dalam bentuk umum ditulis:
[GH] + Mz+ ı [GM(z-1)]+ + H+
2[GH] + Mz+ ı [G2M(z-2)]+ + 2H+
dengan GH adalah gugus fungsional yang terdapat pada zat organik, dan M adalah
ion bervalensi z.
    Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan
     Berat contoh Berat residu alfa      Kadar alfa     Kadar alfa         Persen
      serat kering     selulosa kering    selulosa       selulosa           ralat
         oven               oven           teori         praktek          percobaan

       0,91 gram         0,65 gram        81,5%           75,3%             30,7%


          Jika dibandingkan dengan kadar alfa selulosa teori batang delima yaitu
    sebesar 81,5% maka diperoleh persen ralat sebesar 7,6%. Adanya ralat kadar
    alfa selulosa teori dengan praktek disebabkan beberapa hal seperti:
    1. Adanya serat batang delima yang terbuang saat pencucian maupun
        penyaringan.
    2. Sampel yang dicuci masih belum benar netral sehingga menyebabkan beta
        dan gamma selulosa kembali terendap yang mempengaruhi berat serat
        residu.
    3. Serat yang dikeringkan masih mengandung kadar larutan atau air sehingga
        mempengaruhi berat serat.
Delima terdiri dari 81,5% selulosa;   12% pentosa; dan 0,5 % abu.
Batang buah delima digunakan untuk melembutkan dan menguningkan kulit
lembu dan kambing dalam industry barangayn kulit di Morocco dan Syria. Hal
ini dikarenakan kulitnya mengandung punicotannic acid yang tinggi yaitu
sebanyak 22 %. Selain itu, kulit batang delima mengandung 20-30 % tannin
sehingga digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan, seperti diare dan
disentri. Sementara alkaloid pelletierine pada kulit kayu delima digunakan
untuk mengeluarkan cacing pita dan cacing gelang dari usus. Namun adanya
tannin dalam jumlah besar pada kulit kayu sering menyebabkan rasa mual dan
muntah. Karena itu, sebelum minum rebusan ini disarankan puasa terlebih
dahulu sekitar 12 jam. Selain antibakteri, tannin pada kayu delima digunakan
melawan virus cacar dan mereduksi risiko penyakit jantung.

More Related Content

What's hot

Makromolekul
MakromolekulMakromolekul
Etilen, betakaroten, squalen
Etilen, betakaroten, squalenEtilen, betakaroten, squalen
Etilen, betakaroten, squalen
Rahmat Darmawansyah THP
 
Bab 6 makromolekul ( polimer )
Bab 6 makromolekul ( polimer )Bab 6 makromolekul ( polimer )
Bab 6 makromolekul ( polimer )
wafiqasfari
 
Makromolekul (2)
Makromolekul (2)Makromolekul (2)
Makromolekul (2)Hilda130710
 
Modul polimer kelas xii sma bss malang
Modul polimer kelas xii sma bss malangModul polimer kelas xii sma bss malang
Modul polimer kelas xii sma bss malang
dasi anto
 
Polimer/KIMIA SMA
Polimer/KIMIA SMAPolimer/KIMIA SMA
Polimer/KIMIA SMA
Ira Sigit
 
Polimer makromolekul
Polimer makromolekulPolimer makromolekul
Polimer makromolekul
Nurul Hasan Basri
 
makromolekul (polimer)
makromolekul (polimer)makromolekul (polimer)
makromolekul (polimer)mfebri26
 
Triterpenoid
TriterpenoidTriterpenoid
Triterpenoid
Hadianti Nurfitri
 
003 polimer
003 polimer003 polimer
003 polimer
Elizabeth Indah P
 

What's hot (11)

Makromolekul
MakromolekulMakromolekul
Makromolekul
 
Etilen, betakaroten, squalen
Etilen, betakaroten, squalenEtilen, betakaroten, squalen
Etilen, betakaroten, squalen
 
Bab 6 makromolekul ( polimer )
Bab 6 makromolekul ( polimer )Bab 6 makromolekul ( polimer )
Bab 6 makromolekul ( polimer )
 
Makromolekul (2)
Makromolekul (2)Makromolekul (2)
Makromolekul (2)
 
Polimer kegunaannya
Polimer kegunaannyaPolimer kegunaannya
Polimer kegunaannya
 
Modul polimer kelas xii sma bss malang
Modul polimer kelas xii sma bss malangModul polimer kelas xii sma bss malang
Modul polimer kelas xii sma bss malang
 
Polimer/KIMIA SMA
Polimer/KIMIA SMAPolimer/KIMIA SMA
Polimer/KIMIA SMA
 
Polimer makromolekul
Polimer makromolekulPolimer makromolekul
Polimer makromolekul
 
makromolekul (polimer)
makromolekul (polimer)makromolekul (polimer)
makromolekul (polimer)
 
Triterpenoid
TriterpenoidTriterpenoid
Triterpenoid
 
003 polimer
003 polimer003 polimer
003 polimer
 

Similar to 119466624 bab-iv-hasil-dan-pembahasan

Ampas Sagu
Ampas SaguAmpas Sagu
Ampas Sagu
PT. RAPP
 
131440561 artikel-kimia-selulosa
131440561 artikel-kimia-selulosa131440561 artikel-kimia-selulosa
131440561 artikel-kimia-selulosa
Operator Warnet Vast Raha
 
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
aji indras
 
Energi Biomassa Charactteristics Studi Pembelajaran Kuliah.pptx
Energi Biomassa Charactteristics Studi Pembelajaran Kuliah.pptxEnergi Biomassa Charactteristics Studi Pembelajaran Kuliah.pptx
Energi Biomassa Charactteristics Studi Pembelajaran Kuliah.pptx
nimrodnapitu
 
Enzim Selulose
Enzim SeluloseEnzim Selulose
Enzim Selulose
yunieksy tuladhani
 
Bioetanol dari tongkol jagung
Bioetanol dari tongkol jagungBioetanol dari tongkol jagung
Bioetanol dari tongkol jagung
10DEKY
 
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
aji indras
 
Per 1
Per 1Per 1
Per 1
mery gita
 
Aktifitas amilolitik dan produksi alkohol dari pati awri
Aktifitas amilolitik dan produksi alkohol dari pati awriAktifitas amilolitik dan produksi alkohol dari pati awri
Aktifitas amilolitik dan produksi alkohol dari pati awriawarisusanti
 
Makalah amilun
Makalah amilunMakalah amilun
Makalah amilun
Septian Muna Barakati
 
Praktikum kimia sederhana
Praktikum kimia sederhanaPraktikum kimia sederhana
Praktikum kimia sederhana
Tiwy Mohamad
 
Makalah amilun
Makalah amilunMakalah amilun
Makalah amilun
Warnet Raha
 
Makalah amilun
Makalah amilunMakalah amilun
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
Herni Yunita
 
fungsi dan peran karbohidrat.biokimia.pdf
fungsi dan peran karbohidrat.biokimia.pdffungsi dan peran karbohidrat.biokimia.pdf
fungsi dan peran karbohidrat.biokimia.pdf
Alhabibi4812
 
BIOMOLEKUL asam amino.pptx
BIOMOLEKUL asam amino.pptxBIOMOLEKUL asam amino.pptx
BIOMOLEKUL asam amino.pptx
nadyasyakinah
 
3. kandungan tebu (teori)
3. kandungan tebu (teori)3. kandungan tebu (teori)
3. kandungan tebu (teori)
mabdulrachman
 

Similar to 119466624 bab-iv-hasil-dan-pembahasan (20)

Ampas Sagu
Ampas SaguAmpas Sagu
Ampas Sagu
 
131440561 artikel-kimia-selulosa
131440561 artikel-kimia-selulosa131440561 artikel-kimia-selulosa
131440561 artikel-kimia-selulosa
 
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
 
Selulosa
SelulosaSelulosa
Selulosa
 
Energi Biomassa Charactteristics Studi Pembelajaran Kuliah.pptx
Energi Biomassa Charactteristics Studi Pembelajaran Kuliah.pptxEnergi Biomassa Charactteristics Studi Pembelajaran Kuliah.pptx
Energi Biomassa Charactteristics Studi Pembelajaran Kuliah.pptx
 
Enzim Selulose
Enzim SeluloseEnzim Selulose
Enzim Selulose
 
Bioetanol dari tongkol jagung
Bioetanol dari tongkol jagungBioetanol dari tongkol jagung
Bioetanol dari tongkol jagung
 
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
 
Per 1
Per 1Per 1
Per 1
 
Aktifitas amilolitik dan produksi alkohol dari pati awri
Aktifitas amilolitik dan produksi alkohol dari pati awriAktifitas amilolitik dan produksi alkohol dari pati awri
Aktifitas amilolitik dan produksi alkohol dari pati awri
 
Makalah amilun
Makalah amilunMakalah amilun
Makalah amilun
 
Praktikum kimia sederhana
Praktikum kimia sederhanaPraktikum kimia sederhana
Praktikum kimia sederhana
 
Makalah amilun
Makalah amilunMakalah amilun
Makalah amilun
 
Makalah amilun
Makalah amilunMakalah amilun
Makalah amilun
 
Makalah amilun
Makalah amilunMakalah amilun
Makalah amilun
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
fungsi dan peran karbohidrat.biokimia.pdf
fungsi dan peran karbohidrat.biokimia.pdffungsi dan peran karbohidrat.biokimia.pdf
fungsi dan peran karbohidrat.biokimia.pdf
 
Karbohidrat i
Karbohidrat iKarbohidrat i
Karbohidrat i
 
BIOMOLEKUL asam amino.pptx
BIOMOLEKUL asam amino.pptxBIOMOLEKUL asam amino.pptx
BIOMOLEKUL asam amino.pptx
 
3. kandungan tebu (teori)
3. kandungan tebu (teori)3. kandungan tebu (teori)
3. kandungan tebu (teori)
 

119466624 bab-iv-hasil-dan-pembahasan

  • 1. MAKALAH TUMBUHAN KAYU MATA KULIAH BIOLOGI UMUM NAMA NIM MUHAMMAD ISNAINY RAMADHAN 1104135769 DEPARTEMEN AGRO BISNIS PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2012 13
  • 2. 1. LATAR BELAKANG Selulosa merupakan komponen yang paling penting pada kayu yang meliputi 4045% daripada bahan kering hampir semua spesies kayu. Sel kayu terdiri dari komponen – komponen yang berbeda, baik jumlah begitu juga sifat fisik, kimia dan mekaniknya. Komponen penyusun dinding sel adalah komponen kimia yang menyatu dalam dinding sel. Tersusun atas banyak komponen yang tergabung dalam karbohidrat dan lignin. Karbohidrat yang telah terbebas dari lignin dan ekstraktif disebut juga dengan holoselulosa. Alpha-selulosa merupakan suatu bahan yang sangat dibutuhkan untuk menunjang berbagai jenis industry, kualitas alpha-selulosa yang dibutuhkan oleh setiap industrinya, pada umumnya kualitas alpha-selulosa yang dibutuhkan mempunyai kandungan alpha-selulosa di atas 92 %. Beberapa industry yang memanfaatkan alpha-selulosa sebagai bahan baku seperti : industri kertas, film, plastik, kemasan obat-obatan, bahan peledak, membrane, popok bayi, tissue, dan industri kreatif lainnya. Holoselulosa sebagian besar tersusun atas selulosa dan hemiselulosa. Selulosa merupakan komponen terbesar dan paling bermanfaat dari kayu. Jumlah zat selulosa mayoritas 40 %, hemiselulosa sekitar 23 % dan lignin kurang dari 34 %. Serat batang durian juga merupakan jenis tumbuhan yang memiliki materi selulosa. Pada percobaan ini akan ditentukan kandungan selulosa pada batang durian tersebut sehingga akan dapat diidentifikasi apakah tanaman durian ini dapat digunakan dalam industri atau tidak. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Kimia Kayu Kayu sebagian besar tersusun atas tiga unsur yaitu unsur C, H dan O. Unsur-unsur tersebut berasal dari udara berupa CO2 dan dari tanah berupa H2O. Namun, dalam kayu juga terdapat unsur-unsur lain seperti N, P, K, Ca, Mg, Si, Al dan Na. Unsur- unsur tersebut tergabung dalam sejumlah senyawa organik, secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian (Fengel danWegener 1995) yaitu: 1. Komponen lapisan luar yang terdiri atas fraksi-fraksi yang dihasilkan oleh
  • 3. kayu selama pertumbuhannya. Komponen ini sering disebut dengan zat ekstraktif. Zat ekstraktif ini adalah senyawaan lemak, lilin, resin dan lain-lain. 2. Komponen lapisan dalam terbagi menjadi dua fraksi yaitu fraksi karbohidrat yang terdiri atas selulosa dan hemiselulosa, fraksi non karbohidrat yang terdiri dari lignin. Selulosa dan Hemiselulosa Selulosa merupakan senyawa organik yang terdapat pada dinding sel bersama lignin berperan dalam mengokohkan struktur tumbuhan. Selulosa pada kayu umumnya berkisar 40-50%, sedangkan pada kapas hampir mencapai 98%. Selulosa terdiri atas rantai panjang unit-unit glukosa yang terikat dengan ikatan 1- 4b-glukosida. Selulosa Hemiselulosa adalah polimer polisakarida heterogen tersusun dari unit Dglukosa, D-manosa, L-arabiosa dan D-xilosa. Hemiselulosa pada kayu berkisar antara 20- 30%. Dilihat dari strukturnya, selulosa dan hemiselulosa mempunyai 6 potensi yang cukup besar untuk dijadikan sebagai penjerap karena gugus OH yang terikat dapat berinteraksi dengan komponen adsorbat. Adanya gugus OH, pada selulosa dan hemiselulosa menyebabkan terjadinya sifat polar pada adsorben tersebut. Dengan demikian selulosa dan hemiselulosa lebih kuat menjerap zat yang bersifat polar dari pada zat yang kurang polar. Mekanisme jerapan yang terjadi antara gugus -OH yang terikat pada permukaan dengan ion logam yang bermuatan positif (kation) merupakan mekanisme pertukaran ion sebagai berikut (Yantri 1998).
  • 4. M+ dan M2+ adalah ion logam, -OH adalah gugus hidroksil dan Y adalah matriks tempat gugus -OH terikat. Interaksi antara gugus -OH dengan ion logam juga memungkinkan melalui mekanisme pembentukan kompleks koordinasi karena atom oksigen (O) pada gugus -OH mempunyai pasangan elektron bebas, sedangkan ion logam mempunyai orbital d kosong. Pasangan elektron bebas tersebut akan menempati orbital kosong yang dimiliki oleh ion logam, sehingga terbentuk suatu senyawa atau ion kompleks. Menurut Terada et al. (1983) ikatan kimia yang terjadi antara gugus aktif pada zat organik dengan molekul dapat dijelaskan sebagai perilaku interaksi asam-basa Lewis yang menghasilkan kompleks pada permukaan padatan. Pada sistem adsorpsi larutan ion logam, interaksi tersebut dalam bentuk umum ditulis: [GH] + Mz+ ı [GM(z-1)]+ + H+ 2[GH] + Mz+ ı [G2M(z-2)]+ + 2H+ dengan GH adalah gugus fungsional yang terdapat pada zat organik, dan M adalah ion bervalensi z. Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Berat contoh Berat residu alfa Kadar alfa Kadar alfa Persen serat kering selulosa kering selulosa selulosa ralat oven oven teori praktek percobaan 0,91 gram 0,65 gram 81,5% 75,3% 30,7% Jika dibandingkan dengan kadar alfa selulosa teori batang delima yaitu sebesar 81,5% maka diperoleh persen ralat sebesar 7,6%. Adanya ralat kadar alfa selulosa teori dengan praktek disebabkan beberapa hal seperti: 1. Adanya serat batang delima yang terbuang saat pencucian maupun penyaringan. 2. Sampel yang dicuci masih belum benar netral sehingga menyebabkan beta dan gamma selulosa kembali terendap yang mempengaruhi berat serat residu. 3. Serat yang dikeringkan masih mengandung kadar larutan atau air sehingga mempengaruhi berat serat.
  • 5. Delima terdiri dari 81,5% selulosa; 12% pentosa; dan 0,5 % abu. Batang buah delima digunakan untuk melembutkan dan menguningkan kulit lembu dan kambing dalam industry barangayn kulit di Morocco dan Syria. Hal ini dikarenakan kulitnya mengandung punicotannic acid yang tinggi yaitu sebanyak 22 %. Selain itu, kulit batang delima mengandung 20-30 % tannin sehingga digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan, seperti diare dan disentri. Sementara alkaloid pelletierine pada kulit kayu delima digunakan untuk mengeluarkan cacing pita dan cacing gelang dari usus. Namun adanya tannin dalam jumlah besar pada kulit kayu sering menyebabkan rasa mual dan muntah. Karena itu, sebelum minum rebusan ini disarankan puasa terlebih dahulu sekitar 12 jam. Selain antibakteri, tannin pada kayu delima digunakan melawan virus cacar dan mereduksi risiko penyakit jantung.