Makalah ini membahas tentang kandungan selulosa pada batang durian. Batang durian mengandung selulosa sebesar 81,5% yang berpotensi untuk dijadikan bahan baku industri. Hasil percobaan menunjukkan kadar selulosa sebesar 75,3% dengan persentase kesalahan 7,6% dibandingkan nilai teori. Selulosa merupakan komponen penting yang bermanfaat dalam industri kertas, film, plastik, dan lainnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai komponen kimia utama kayu yaitu karbohidrat (selulosa dan hemiselulosa), lignin, dan ekstraktif. Komponen-komponen tersebut membentuk dinding sel dan pengisi rongga sel kayu. Selulosa merupakan komponen terbesar yang tersusun atas glukosa, sedangkan lignin berperan dalam kekakuan dinding sel. Ekstraktif seperti minyak dan resin dapat diekstrak dari rongga sel
Makalah ini membahas tentang isolasi lignin dari serbuk kayu jati dengan metode Klasson. Lignin diisolasi dari serbuk kayu jati dengan ekstraksi menggunakan larutan NaOH, diikuti hidrolisis, dan identifikasi menggunakan FTIR. Hasilnya menunjukkan yield lignin tertinggi sebesar 1,06 gram diperoleh pada konsentrasi NaOH 12% berat, waktu 2 jam dan suhu 110°C. Analisis FTIR mengidentifikasi gugus fungsional
Makalah ini membahas tentang modifikasi kimia lignin menuju polymer biobased. Lignin merupakan salah satu komponen penting dalam kayu yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan polymer biobased. Polymer biobased dapat digunakan sebagai pengganti plastik sebagai kemasan yang ramah lingkungan. Makalah ini juga membahas tentang pengertian lignin dan polymer biobased, sumber lignin, serta potensi lignin sebagai bahan baku industri
Bab ini membahas tentang tinjauan pustaka mengenai karotenoid, minyak kelapa sawit, reaksi adisi, dan katalis. Karotenoid adalah pigmen alami yang memberi warna kuning, oranye, dan merah pada tumbuhan. Minyak kelapa sawit mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh serta komponen minor seperti karotenoid. Reaksi adisi adalah reaksi penjenuhan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Katalis dap
1. Dokumen membahas proses pembuatan polimer dari minyak bumi, termasuk proses perengkahan, pengubahan, alkilasi, dan polimerisasi.
2. Hasil proses-proses tersebut digunakan sebagai bahan baku industri untuk memproduksi berbagai produk seperti plastik, cat, tekstil, dan PVC.
3. Plastik polietilena (PE) dijelaskan sebagai contoh plastik yang dibuat dari hasil proses tersebut dan
1. Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul (polimer) yang mencakup definisi, jenis reaksi polimerisasi, penggolongan, sifat dan contoh-contoh polimer beserta kegunaannya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai komponen kimia utama kayu yaitu karbohidrat (selulosa dan hemiselulosa), lignin, dan ekstraktif. Komponen-komponen tersebut membentuk dinding sel dan pengisi rongga sel kayu. Selulosa merupakan komponen terbesar yang tersusun atas glukosa, sedangkan lignin berperan dalam kekakuan dinding sel. Ekstraktif seperti minyak dan resin dapat diekstrak dari rongga sel
Makalah ini membahas tentang isolasi lignin dari serbuk kayu jati dengan metode Klasson. Lignin diisolasi dari serbuk kayu jati dengan ekstraksi menggunakan larutan NaOH, diikuti hidrolisis, dan identifikasi menggunakan FTIR. Hasilnya menunjukkan yield lignin tertinggi sebesar 1,06 gram diperoleh pada konsentrasi NaOH 12% berat, waktu 2 jam dan suhu 110°C. Analisis FTIR mengidentifikasi gugus fungsional
Makalah ini membahas tentang modifikasi kimia lignin menuju polymer biobased. Lignin merupakan salah satu komponen penting dalam kayu yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan polymer biobased. Polymer biobased dapat digunakan sebagai pengganti plastik sebagai kemasan yang ramah lingkungan. Makalah ini juga membahas tentang pengertian lignin dan polymer biobased, sumber lignin, serta potensi lignin sebagai bahan baku industri
Bab ini membahas tentang tinjauan pustaka mengenai karotenoid, minyak kelapa sawit, reaksi adisi, dan katalis. Karotenoid adalah pigmen alami yang memberi warna kuning, oranye, dan merah pada tumbuhan. Minyak kelapa sawit mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh serta komponen minor seperti karotenoid. Reaksi adisi adalah reaksi penjenuhan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Katalis dap
1. Dokumen membahas proses pembuatan polimer dari minyak bumi, termasuk proses perengkahan, pengubahan, alkilasi, dan polimerisasi.
2. Hasil proses-proses tersebut digunakan sebagai bahan baku industri untuk memproduksi berbagai produk seperti plastik, cat, tekstil, dan PVC.
3. Plastik polietilena (PE) dijelaskan sebagai contoh plastik yang dibuat dari hasil proses tersebut dan
1. Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul (polimer) yang mencakup definisi, jenis reaksi polimerisasi, penggolongan, sifat dan contoh-contoh polimer beserta kegunaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan jenis-jenis polimer. Polimer adalah molekul besar yang terbentuk dari pengulangan kesatuan kimia kecil seperti monomer. Polimer dapat dibedakan menjadi polimer alami, sintetis, homopolimer, kopolimer, termoplas, dan termoseting berdasarkan asal, jenis monomer, dan sifat terhadap panasnya.
Dokumen tersebut membahas tentang etilena, β-karoten, dan squalena. Etilena adalah hormon tumbuh alami yang diproduksi tumbuhan dan memiliki berbagai sifat kimia serta reaksi. β-karoten merupakan antioksidan yang terkandung dalam buah dan sayuran, memiliki manfaat kesehatan, dan dapat diperoleh secara alami. Squalena adalah senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam hati ikan hiu, bere
Polimer terbentuk dari monomer yang terangkai secara berulang melalui reaksi polimerisasi. Terdapat dua jenis polimerisasi yaitu adisi dan kondensasi, yang membedakan pelepasan molekul selama reaksi. Polimer dikelompokkan berdasarkan asal, jenis monomer, sifat terhadap panas, dan aplikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang polimer, yaitu molekul raksasa yang tersusun atas monomer-monomer. Dibahas tentang jenis polimer berdasarkan asal, monomer, dan sifat kekenyalannya. Juga diberikan contoh polimer seperti polietilena, polipropilena, PVC, teflon, dan proses pembentukannya.
Dokumen tersebut membahas tentang potensi limbah sagu sebagai bahan baku produksi bioetanol. Limbah sagu kaya akan karbohidrat yang dapat dikonversi menjadi gula melalui proses hidrolisis untuk selanjutnya diproduksi menjadi bioetanol."
Selulosa merupakan polimer glukosa yang membentuk serat kuat pada dinding sel tumbuhan. Ia tidak larut dalam air namun larut dalam larutan alkali dan asid klorida. Selulosa merupakan sumber karbon terbanyak di bumi dan dapat diubah menjadi berbagai turunan seperti alkohol selulosa dan asetat selulosa.
Selulase adalah enzim yang dapat menguraikan ikatan selulosa. Enzim ini diproduksi oleh beberapa mikroorganisme seperti jamur Trichoderma reesei dan digunakan dalam berbagai industri seperti tekstil, pangan, kertas, serta konversi bahan lignoselulosa menjadi biofuel. Indonesia memiliki potensi sumber daya untuk produksi selulase komersial mengingat ketersediaan limbah pertanian yang kaya akan selulosa.
Tongkol jagung dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol karena mengandung lignin, hemiselulosa, dan selulosa yang dapat dihidrolisis menjadi glukosa dan selanjutnya difermentasi menjadi etanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi katalis dan waktu fermentasi terhadap hasil glukosa dan etanol dari proses konversi tongkol jagung.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan jenis-jenis polimer. Polimer adalah molekul besar yang terbentuk dari pengulangan kesatuan kimia kecil seperti monomer. Polimer dapat dibedakan menjadi polimer alami, sintetis, homopolimer, kopolimer, termoplas, dan termoseting berdasarkan asal, jenis monomer, dan sifat terhadap panasnya.
Dokumen tersebut membahas tentang etilena, β-karoten, dan squalena. Etilena adalah hormon tumbuh alami yang diproduksi tumbuhan dan memiliki berbagai sifat kimia serta reaksi. β-karoten merupakan antioksidan yang terkandung dalam buah dan sayuran, memiliki manfaat kesehatan, dan dapat diperoleh secara alami. Squalena adalah senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam hati ikan hiu, bere
Polimer terbentuk dari monomer yang terangkai secara berulang melalui reaksi polimerisasi. Terdapat dua jenis polimerisasi yaitu adisi dan kondensasi, yang membedakan pelepasan molekul selama reaksi. Polimer dikelompokkan berdasarkan asal, jenis monomer, sifat terhadap panas, dan aplikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang polimer, yaitu molekul raksasa yang tersusun atas monomer-monomer. Dibahas tentang jenis polimer berdasarkan asal, monomer, dan sifat kekenyalannya. Juga diberikan contoh polimer seperti polietilena, polipropilena, PVC, teflon, dan proses pembentukannya.
Dokumen tersebut membahas tentang potensi limbah sagu sebagai bahan baku produksi bioetanol. Limbah sagu kaya akan karbohidrat yang dapat dikonversi menjadi gula melalui proses hidrolisis untuk selanjutnya diproduksi menjadi bioetanol."
Selulosa merupakan polimer glukosa yang membentuk serat kuat pada dinding sel tumbuhan. Ia tidak larut dalam air namun larut dalam larutan alkali dan asid klorida. Selulosa merupakan sumber karbon terbanyak di bumi dan dapat diubah menjadi berbagai turunan seperti alkohol selulosa dan asetat selulosa.
Selulase adalah enzim yang dapat menguraikan ikatan selulosa. Enzim ini diproduksi oleh beberapa mikroorganisme seperti jamur Trichoderma reesei dan digunakan dalam berbagai industri seperti tekstil, pangan, kertas, serta konversi bahan lignoselulosa menjadi biofuel. Indonesia memiliki potensi sumber daya untuk produksi selulase komersial mengingat ketersediaan limbah pertanian yang kaya akan selulosa.
Tongkol jagung dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol karena mengandung lignin, hemiselulosa, dan selulosa yang dapat dihidrolisis menjadi glukosa dan selanjutnya difermentasi menjadi etanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi katalis dan waktu fermentasi terhadap hasil glukosa dan etanol dari proses konversi tongkol jagung.
Dokumen tersebut membahas tentang amilum, yang merupakan polisakarida yang banyak terdapat pada tumbuhan. Amilum terdiri dari dua bagian yaitu amilosa dan amilopektin. Amilum dapat dihidrolisis menjadi glukosa dan dapat dibuktikan keberadaannya dalam makanan menggunakan uji iodium.
Dokumen tersebut membahas tentang tanaman tebu, mulai dari asal usul, deskripsi morfologi, klasifikasi, kandungan, dan manfaat ampas tebu. Tanaman tebu berasal dari Irian dan menyebar ke pulau-pulau di Indonesia, Asia Tenggara, dan India. Batang tebu panjang dan berserat, berbunga majemuk, dan mengandung banyak air serta sukrosa yang dapat diolah menjadi gula. Ampas tebu yang dihasilkan dari proses pembuatan
Similar to 119466624 bab-iv-hasil-dan-pembahasan (20)
1. MAKALAH
TUMBUHAN KAYU
MATA KULIAH BIOLOGI UMUM
NAMA NIM
MUHAMMAD ISNAINY RAMADHAN 1104135769
DEPARTEMEN AGRO BISNIS PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012
13
2. 1. LATAR BELAKANG
Selulosa merupakan komponen yang paling penting pada kayu yang
meliputi 4045% daripada bahan kering hampir semua spesies kayu. Sel kayu
terdiri dari komponen – komponen yang berbeda, baik jumlah begitu juga sifat
fisik, kimia dan mekaniknya. Komponen penyusun dinding sel adalah
komponen kimia yang menyatu dalam dinding sel. Tersusun atas banyak
komponen yang tergabung dalam karbohidrat dan lignin. Karbohidrat yang
telah terbebas dari lignin dan ekstraktif disebut juga dengan holoselulosa.
Alpha-selulosa merupakan suatu bahan yang sangat dibutuhkan untuk
menunjang berbagai jenis industry, kualitas alpha-selulosa yang dibutuhkan
oleh setiap industrinya, pada umumnya kualitas alpha-selulosa yang
dibutuhkan mempunyai kandungan alpha-selulosa di atas 92 %. Beberapa
industry yang memanfaatkan alpha-selulosa sebagai bahan baku seperti :
industri kertas, film, plastik, kemasan obat-obatan, bahan peledak, membrane,
popok bayi, tissue, dan industri kreatif lainnya.
Holoselulosa sebagian besar tersusun atas selulosa dan hemiselulosa.
Selulosa merupakan komponen terbesar dan paling bermanfaat dari kayu.
Jumlah zat selulosa mayoritas 40 %, hemiselulosa sekitar 23 % dan lignin
kurang dari 34 %.
Serat batang durian juga merupakan jenis tumbuhan yang memiliki
materi selulosa. Pada percobaan ini akan ditentukan kandungan selulosa pada
batang durian tersebut sehingga akan dapat diidentifikasi apakah tanaman
durian ini dapat digunakan dalam industri atau tidak.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komponen Kimia Kayu
Kayu sebagian besar tersusun atas tiga unsur yaitu unsur C, H dan O. Unsur-unsur
tersebut berasal dari udara berupa CO2 dan dari tanah berupa H2O. Namun, dalam
kayu juga terdapat unsur-unsur lain seperti N, P, K, Ca, Mg, Si, Al dan Na. Unsur-
unsur tersebut tergabung dalam sejumlah senyawa organik, secara umum dapat
dibedakan menjadi dua bagian (Fengel danWegener 1995) yaitu:
1. Komponen lapisan luar yang terdiri atas fraksi-fraksi yang dihasilkan oleh
3. kayu selama pertumbuhannya. Komponen ini sering disebut dengan zat ekstraktif.
Zat ekstraktif ini adalah senyawaan lemak, lilin, resin dan lain-lain.
2. Komponen lapisan dalam terbagi menjadi dua fraksi yaitu fraksi karbohidrat
yang terdiri atas selulosa dan hemiselulosa, fraksi non karbohidrat yang terdiri dari
lignin.
Selulosa dan Hemiselulosa
Selulosa merupakan senyawa organik yang terdapat pada dinding sel bersama
lignin berperan dalam mengokohkan struktur tumbuhan. Selulosa pada kayu
umumnya berkisar 40-50%, sedangkan pada kapas hampir mencapai 98%.
Selulosa terdiri atas rantai panjang unit-unit glukosa yang terikat dengan ikatan 1-
4b-glukosida.
Selulosa
Hemiselulosa adalah polimer polisakarida heterogen tersusun dari unit Dglukosa,
D-manosa, L-arabiosa dan D-xilosa. Hemiselulosa pada kayu berkisar antara 20-
30%. Dilihat dari strukturnya, selulosa dan hemiselulosa mempunyai 6 potensi yang
cukup besar untuk dijadikan sebagai penjerap karena gugus OH yang terikat dapat
berinteraksi dengan komponen adsorbat. Adanya gugus OH, pada selulosa dan
hemiselulosa menyebabkan terjadinya sifat polar pada adsorben tersebut. Dengan
demikian selulosa dan hemiselulosa lebih kuat menjerap zat yang bersifat polar dari
pada zat yang kurang polar. Mekanisme jerapan yang terjadi antara gugus -OH
yang terikat pada permukaan dengan ion logam yang bermuatan positif (kation)
merupakan mekanisme pertukaran ion sebagai berikut (Yantri 1998).
4. M+ dan M2+ adalah ion logam, -OH adalah gugus hidroksil dan Y adalah matriks
tempat gugus -OH terikat. Interaksi antara gugus -OH dengan ion logam juga
memungkinkan melalui mekanisme pembentukan kompleks koordinasi karena
atom oksigen (O) pada gugus -OH mempunyai pasangan elektron bebas, sedangkan
ion logam mempunyai orbital d kosong. Pasangan elektron bebas tersebut akan
menempati orbital kosong yang dimiliki oleh ion logam, sehingga terbentuk suatu
senyawa atau ion kompleks.
Menurut Terada et al. (1983) ikatan kimia yang terjadi antara gugus aktif pada zat
organik dengan molekul dapat dijelaskan sebagai perilaku interaksi asam-basa
Lewis yang menghasilkan kompleks pada permukaan padatan. Pada sistem adsorpsi
larutan ion logam, interaksi tersebut dalam bentuk umum ditulis:
[GH] + Mz+ ı [GM(z-1)]+ + H+
2[GH] + Mz+ ı [G2M(z-2)]+ + 2H+
dengan GH adalah gugus fungsional yang terdapat pada zat organik, dan M adalah
ion bervalensi z.
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan
Berat contoh Berat residu alfa Kadar alfa Kadar alfa Persen
serat kering selulosa kering selulosa selulosa ralat
oven oven teori praktek percobaan
0,91 gram 0,65 gram 81,5% 75,3% 30,7%
Jika dibandingkan dengan kadar alfa selulosa teori batang delima yaitu
sebesar 81,5% maka diperoleh persen ralat sebesar 7,6%. Adanya ralat kadar
alfa selulosa teori dengan praktek disebabkan beberapa hal seperti:
1. Adanya serat batang delima yang terbuang saat pencucian maupun
penyaringan.
2. Sampel yang dicuci masih belum benar netral sehingga menyebabkan beta
dan gamma selulosa kembali terendap yang mempengaruhi berat serat
residu.
3. Serat yang dikeringkan masih mengandung kadar larutan atau air sehingga
mempengaruhi berat serat.
5. Delima terdiri dari 81,5% selulosa; 12% pentosa; dan 0,5 % abu.
Batang buah delima digunakan untuk melembutkan dan menguningkan kulit
lembu dan kambing dalam industry barangayn kulit di Morocco dan Syria. Hal
ini dikarenakan kulitnya mengandung punicotannic acid yang tinggi yaitu
sebanyak 22 %. Selain itu, kulit batang delima mengandung 20-30 % tannin
sehingga digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan, seperti diare dan
disentri. Sementara alkaloid pelletierine pada kulit kayu delima digunakan
untuk mengeluarkan cacing pita dan cacing gelang dari usus. Namun adanya
tannin dalam jumlah besar pada kulit kayu sering menyebabkan rasa mual dan
muntah. Karena itu, sebelum minum rebusan ini disarankan puasa terlebih
dahulu sekitar 12 jam. Selain antibakteri, tannin pada kayu delima digunakan
melawan virus cacar dan mereduksi risiko penyakit jantung.