SlideShare a Scribd company logo
BAB I 
TEORI DASAR LISTRIK 
Joni Hariyanto 1
2 
ENERGI 
Joni Hariyanto
3 
ENERGI 
Suhu Udara / Suhu Alat Listrik 
(Panas/ Dingin) 
Mekanik (Gerak, getar, Putar) 
Cahaya/ Sinar/ Lampu 
Suara/ Bunyi 
Kombinasi/ Gabungan dari keempat 
tersebut di atas. 
Mudah dan cepat disalurkan dari dan 
pada jarak yang berjauhan 
Mudah didistribusikan untuk area 
yang luas 
Mudah diubah ke dalam bentuk 
energi lain 
Bersih (ramah lingkungan) 
K 
ONVE 
RSI 
KE 
UN 
GGUL 
AN 
Joni Hariyanto
4 
 Arus listrik (Menurut Teori Lorenz 1853 – 1928) 
1. Suatu benda terdiri dari molekul-molekul & molekul terdiri dari atom-atom. 
2. Atom diurai menjadi inti atom, bermuatan listrik positip & disekeliling proton 
tersebut bergerak satu atau lebih elektron-elektron yang bermuatan listrik 
negatip. 
3. Elektron berpindah (meloncat) dari atom yang satu ke atom yang lain, 
sedangkan intinya tetap. 
4. Perpindahan elektron tersebut, disebut arus listrik, mengalir dari negatip ke 
positip 
Joni Hariyanto
5 
 Secara sederhana listrik dapat digambarkan : 
1. Seperti zat air yang tidak dapat diraba, ditimbang maupun dipadatkan. 
2. Mudah bergerak leluasa pada penghantar dan tidak leluasa bergerak 
pada isolator. 
3. Listrik yang bergerak pada penghantar, disebut “arus atau aliran” dan 
diberi tanda I dengan satuan Amper. 
 Timbulnya Arus Listrik : 
1. Arus listrik timbul karena adanya “perbedaan tekanan” antara dua titik 
(dua tempat) dalam penghantar. 
2. Perbedaan tekanan ini menyebabkan “terjadinya tegangan” dan 
selanjutnya mengalirkan arus listrik. 
3. Jadi listrik hanya dapat mengalir jika “antara dua titik terdapat 
tegangan listrik atau terdapat perbedaan tekanan”. 
Joni Hariyanto
6 
 Penghantar yang dialiri listrik : 
1. Pada penghantar yang dialiri listrik tiap detik, disebut kekuatan arus 
listrik atau kuat arus, dengan satuan Coulomb. 
2. Jika dalam kawat penghantar tiap detik mengalir sebanyak listrik satu 
Coulomb, maka disebut bahwa kekuatan arus listrik tersebut 1 Ampere. 
3. Jadi 1 Ampere = 1 Coulomb/ detik,atau 1 Coulomb = 1 Ampere/ detik. 
 Untuk menghitung besarnya arus dipergunakan rumus : 
I = Qt 
Ampere atau atau Q = I .t coulomb t = QI 
detik 
Dimana : I = kekuatan arus dalam Ampere. 
Q = banyaknya listrik yang mengalir dalam Coulomb. 
t = waktu dalam detik. 
Joni Hariyanto
7 
 Pengertian Tahanan Listrik : 
1. Sebagaimana air yang mengalir pada suatu pipa, maka listrik 
yang mengalir pada kawat penghantar juga mengalami “ hambatan 
atau tahanan “. 
2. Tahanan listrik kawat penghantar ditentukan oleh beberapa hal, yaitu : 
Luas penampang kawat/ penghantar, panjang kawat dan jenis kawat. 
3. Tahanan listrik diberi tanda R dengan satuan Ohm dan dihitung 
dengan rumus : 
R = q ℓ x ρ Ohm (Ω) 
Dimana : R = Tahanan dalam Ohm 
ℓ = Panjang kawat/ penghantar dalam meter. 
ρ = Tahanan jenis kawat / penghantar. 
q = Penampang kawat dalam mm2 
Joni Hariyanto
8 
 Tahanan jenis : 
1. Tahanan jenis ialah tahanan yang diberikan oleh 1 m bahan (jenis apa 
saja) dengan penampang 1 mm2. Misal tahanan jenis tembaga 
0,0175, berarti kawat tembaga dengan panjang 1 m dan penampang 
1mm2 memberikan tahanan listrik sebesar 0,0175 Ohm. 
2. Dengan rumus dan pengertian di atas, maka besarnya tahanan akan 
bertambah besar jika : kawat lebih panjang, penampang lebih kecil 
dan tahanan jenis lebih besar. Sebaliknya tahanan menjadi lebih kecil 
jika : kawat lebih pendek, penampang lebih besar dan tahanan 
jenis lebih kecil. 
Joni Hariyanto
9 
 Seperti telah dijelaskan di muka bahwa banyaknya arus listrik yang 
mengalir pada kawat penghantar, tergantung dari besar atau kecilnya 
tegangan antara dua titik (tempat) dalam penghantar tersebut (lihat gambar 1.) 
I A B I 
Gambar 1 : Arus Listrik 
 Makin besar tegangan antara A dan B , maka makin besar arus yang 
mengalir dari A ke B, sebaliknya jika tegangan antara A dan B makin 
kecil, maka arus yang mengalir menjadi lebih kecil. Besar kecilnya 
arus yang mengalir tergantung pada besar kecilnya garis tengah 
(diameter) kawat dan jenis kawat penghantar. Timbulnya perbedaan 
tegangan disebabkan oleh tahanan yang diberikan oleh kawat 
penghantar. Besar tegangan diukur dengan satuan Volt dan diberi tanda E. 
Joni Hariyanto
10 
 Arus listrik akan mengalir pada kawat penghantar yang dihubungkan 
pada dua kutub sumber arus yang mempunyai perbedaan tegangan. 
Hukum Ohm menetapkan hubungan antara arus ( I ) dengan 
tegangan ( E ) dengan rumus : 
R = EI 
Ohm atau E = I .R Volt atau I = E 
R Ampere 
Dimana : R = Tahanan dalam Ohm 
E = Tegangan dalam Volt. 
I = Arus dalam Ampere 
Joni Hariyanto
11 
 Dari pengertian dan rumus di atas maka kita ketahui bahwa besarnya 
tegangan tergantung dari besarnya tahanan dan arus yang mengalir 
pada kawat penghantar. Jika besarnya tegangan 1 Volt, arus yang mengalir 
1 Ampere, maka besarnya tahanan = 1 Ohm. 
 Untuk mengetahui hubungan antara Arus, Tahanan dan Tegangan dan 
jenis alat ukurnya, dapat dilihat pada gambar 2. 
A 
Ω 
V 
Gambar 2 : Hubungan antara Arus, Tegangan & Tahanan 
 Alat ukur yang dipakai untuk mengukur arus listrik disebut Ampere 
Meter, sedangkan alat ukur untuk mengukur tahanan listrik disebut Ohm 
Meter dan untuk mengukur tegangan listrik dipakai alat ukur Volt Meter. 
Joni Hariyanto
12 
 Suatu tahanan dapat dihubungkan (dirangkaikan) menjadi 3 macam, 
yaitu hubungan seri (deret), hubungan paralel (sejajar) dan hubungan 
seri paralel (campuran). 
 Tahanan hubung seri (deret) adalah hubungan dari beberapa tahanan 
yang dihubungkan berturut-turut atau berderet, sehingga tidak ada arus 
yang dicabangkan (lihat gambar 3). 
Gambar 3. : Tahanan hubung deret 
Joni Hariyanto
13 
 Pada hubungan seri ini besarnya arus yang mengalir pada tiap-tiap 
tahanan, sama besarnya. 
Besarnya tegangan antara titik A dan D adalah 
Etotal = E1 + E2 + E3. 
 Dalam tiap tahanan berlaku Hukum Ohm : 
E1 = I x R1 ; E2 = I x R2 dan E3 = I x R3 
 Sehingga : 
E1 + E2 + E3 = I x R1 + I x R2 + I x R3 
E total = I ( R1 + R2 + R3 ) atau E total = I x Rtotal 
Joni Hariyanto
14 
 Tahanan hubung paralel (sejajar) adalah beberapa tahanan yang 
dihubungkan sejajar satu sama lainnya, sehingga hanya mempunyai dua 
titik hubung yang sama dan terjadi pencabangan arus (lihat gambar 4). 
 Untuk menghitung besarnya 
tahanan total adalah : 
Gambar 4 : Tahanan hubung paralel (sejajar) 
Joni Hariyanto
15 
 Pada rangkaian yang tahanannya dihubungkan paralel, besarnya arus 
yang mengalir pada tiap-tiap cabang tergantung dari jenis tahanan dan 
besar kecilnya tahanan tiap-tiap cabang. Besarnya tegangan antara titik 
A dan B adalah : 
atau 
It Þ It = RT . EAB It 
sehingga 
It 
Joni Hariyanto
16 
 Tahanan hubung seri-paralel (campuran) adalah tahanan yang terdiri dari 
dari beberapa buah dihubungkan paralel, digabung dengan tahanan 
yang terhubung seri (lihat gambar 5), atau dua kelompok tahanan yang 
dihubungkan paralel selanjutnya dihubungkan seri (liha gambar 6). 
Untuk menghitung besarnya R total adalah : 
1 = 1 + 1 + 
1 
1 
1 
R R R R 
R 
1 1 2 3 
1 
R . 
R 
R . R . 
R 
1 2 
1 2 3 
2 3 
1 2 3 
3 
1 2 3 
1 
= + + 
= + + 
1 2 2 3 3 1 
1 2 3 
1 
1 2 3 
1 2 2 3 3 1 
1 4 
R R 
R R R 
R R 
R R R 
t 
t 
R 
R R R R R R 
R R R 
t 
R R R R 
R R R R R R 
t 
= 
R total R t 
R 
+ + 
= + 
. 
. . 
. 
. . 
. . . 
. . 
. . 
. . . 
Gambar 5 : 
Tahanan hubung seri – paralel (campuran) 
Joni Hariyanto
17 
Gambar 6 : 
Tahanan hubung seri – paralel (campuran) 
Untuk menghitung besarnya R total adalah : 
1 1 1 
= + ¾¾® = 
R R R 
1 1 2 
t 
1 1 1 
1 
1 2 
1 2 
= + ¾¾® = + 
= + 
2 3 4 
2 
3 4 
3 4 
1 2 
R R R 
R R 
R R R 
R R R 
R R 
R R R 
t 
t 
t 
total t t 
+ 
. 
. 
Joni Hariyanto
18 
 Hukum Kirchoff 1 : 
Jumlah arus yang menuju titik simpul = 
jumlah arus yang meninggalkan titik 
simpul atau pada titik simpul, arus 
masuk = arus keluar. 
Gambar 7 : Hukum Kirchoff 1 
I1 + I3 = I2 + I4 + I5 
Keterangan : 
A adalah titik simpul (tempat pertemuan) 
I1 I2 
I3 
I4 
I5 A 
Joni Hariyanto
19 
E1 R1 
+ - I 
+ - - + 
E3 E4 R2 
- E2 
+ 
Gambar 8 : Hukum Kirchoff 2 
 Hukum Kirchoff 2 : 
Pada rangkaian listrik yang 
tertutup, jumlah aljabar gaya 
gerak listrik (ggl) sama dengan 
jumlah aljabar dari hasil 
perkalian arus cabang 
dengan tahanan cabang. 
Jumlah aljabar dari E = Jumlah aljabar R x I 
 Dalam sel (cell) atau akumulator 
(aki), secara kimia dibangkitkan 
tegangan listrik di antara kedua 
kutubnya. 
 Tegangan listrik ini dinamakan gaya gerak listrik, atau E = gaya gerak 
listrik (ggl). Sedangkan R . I adalah jatuh tegangan pada tahanan 
(resistor) dengan resistensi R yang dilalui arus dengan kuat arus I. 
Joni Hariyanto
20 
 Usaha Listrik : 
Jika tegangan listrik (E) sebesar 110 Volt, mengeluarkan arus (I) 
sebesar 5 Ampere selama (t) 2 detik, maka instalasi listrik tersebut 
mengeluarkan usaha, yang besarnya : 
A listrik = E x I x t 
= 110 Volt x 5 Ampere x 2 detik 
= 1.100 Volt Ampere detik 
A = E x I x t Joule 
1 Volt Ampere detik, disebut 1 Joule 
 Daya listrik : 
Yang dimaksud daya listrik ialah usaha listrik tiap detik. Daya listrik 
diberi tanda P, dengan rumus : 
P = E x I Joule / detik. 
1 Joule / detik disebut juga 1 att atau 1 Joule = Watt detik 
Jadi : P = E x I Watt. 
Joni Hariyanto
21 
 Tahanan jenis atau resistivitas (r ) adalah tahanan suatu bahan yang 
besarnya tergantung pada bahan dan suhu. 
Re sistensi kawat ( R) 
= r  
Ohm q 
dimana : ℓ = panjang konduktor dalam meter. 
q = luas penampang dalam mm2 
r = tahanan jenis (resistivitas) dari 
bahan kawat (Wm) 
Jika ℓ dalam meter, q dalam mm2 dan R dalam Ohm, maka satuan 
dari r adalah : 
W mm2 
m 
Joni Hariyanto
22 
 Kemampuan penghantar dalam menghantarkan arus, disebut daya 
hantar arus (konduktansi). Penghantar yang mempunyai tahanan kecil, 
mudah dialiri arus listrik atau kemampuan penghantar arus semakin 
besar (mempunyai daya hantar arus yang besar). 
Satuan untuk daya hantar adalah : Siemens, diberi tanda G, dulu Mho 
(kebalikan Ohm) disingkat ( ) atau kebalikan dari Ohm (W) . 
W 
 Dari pengertian di atas, maka daya hantar arus merupakan kebalikan dari 
tahanan dan ditulis dengan rumus : 
G 
= 1 
R 
 Sedangkan daya hantar jenis (konduktivitas) suatu bahan, adalah 
kebalikan dari tahanan jenisnya. Simbol dari daya hantar jenis adalah g 
dan satuannya m/ohm-mm2, dengan rumus : 
W 
m . 
W mm2 
Joni Hariyanto
23 
 Jika tahanan jenis tembaga = 0,0175 ohm mm2/m, maka daya hantar 
jenisnya = 
 Dari semua pengertian di atas, maka dapat kita turunkan rumus : 
R = q ℓ x ρ Ohm (Ω) 
Dimana : R = tahanan dalam satuan Ohm. 
q = Luas penampang dalam mm2. 
ℓ = panjang penghantar dalam m. 
r = tahanan jenis dalam Ohm mm2/m. 
Joni Hariyanto
BBAABB IIII 
SSIISSTTEEMM TTEENNAAGGAA LLIISSTTRRIIKK 
JJoonnii HHaarriiyyaannttoo
INDUSTRI 
BISNIS 
GARDU 
STEP-UP 
SISTEM PEMBANGKIT 
GARDU 
STEP DOWN 
SISTEM TRANSMISI SISTEM DISTRIBUSI 
RUMAH 
SOSIAL/ 
PUBLIK 
PLTA 
PLTD 
PLTP 
PLTG 
PLTU 
PLTGU 
KONSUMEN 
TRAFO 
STEP DOWN 
JJoonnii HHaarriiyyaannttoo
 Definisi umum : 
1. Pembangkitan adalah sesuatu yang membangkitkan, atau alat untuk 
membangkitkan sesuatu. 
2. Pembangkit tenaga listrik, adalah alat (peralatan)/ komponen untuk 
membangkitkan tenaga listrik, dengan cara merubah tenaga mekanik 
menjadi tenaga listrik. 
3. Istilah lain pembangkit tenaga listrik, adalah pusat tenaga listrik. 
 Definisi khusus/ spesifik : 
1. Suatu sub sistem dari sistem tenaga listrik, yang terdiri dari instalasi 
elektrikal, mekanikal, bangunan-bangunan sipil, bangunan/ fasilitas 
pelengkap dan bangunan/ komponen bantu lainnya. 
2. Berfungsi untuk membangkitkan energi listrik, dengan cara merubah potensi 
(energi) mekanik menjadi energi listrik. 
JJoonnii HHaarriiyyaannttoo

More Related Content

What's hot

arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, daya
arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, dayaarus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, daya
arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, daya
magdalena praharani
 
listrik dinamis sma
listrik dinamis smalistrik dinamis sma
listrik dinamis sma
Ajeng Rizki Rahmawati
 
PPT LISTRIK DINAMSI
PPT LISTRIK DINAMSIPPT LISTRIK DINAMSI
PPT LISTRIK DINAMSI
cumahannan
 
dasar arus kelistrikan
dasar arus kelistrikandasar arus kelistrikan
dasar arus kelistrikan
YusufAriBahtiar
 
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
IPA 2014
 
Modul kelas x unit 8 listrik dinamis
Modul kelas x unit 8   listrik dinamisModul kelas x unit 8   listrik dinamis
Modul kelas x unit 8 listrik dinamisEko Supriyadi
 
Rangkaian Listrik
Rangkaian ListrikRangkaian Listrik
Rangkaian Listrik
Hendi Ependi
 
MAKALAH ARUS AC DAN ARUS DC
MAKALAH ARUS AC DAN ARUS DCMAKALAH ARUS AC DAN ARUS DC
MAKALAH ARUS AC DAN ARUS DC
Chairun Nisa
 
Ppt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisPpt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisDewi Fitri
 
Unit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrikUnit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrikIndra S Wahyudi
 
PRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIKPRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIK
Dwi Ratna
 
Listrik Statis, Medan Magnet dan Induksi Elektromagnet Fisika Kelas 12
Listrik Statis, Medan Magnet dan Induksi Elektromagnet Fisika Kelas 12 Listrik Statis, Medan Magnet dan Induksi Elektromagnet Fisika Kelas 12
Listrik Statis, Medan Magnet dan Induksi Elektromagnet Fisika Kelas 12
Yuli Siregar
 
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikDevi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikkemenag
 
bab 7 : keelektrikan & kemagnetan
bab 7 : keelektrikan & kemagnetanbab 7 : keelektrikan & kemagnetan
bab 7 : keelektrikan & kemagnetan
Hasniza Niza
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
A. Indra N A, M.Pd
 
Arus dan Resistansi
Arus dan ResistansiArus dan Resistansi
Arus dan Resistansi
La Ode Asmin
 
Kelompok 8 kelistrikan
Kelompok 8 kelistrikanKelompok 8 kelistrikan
Kelompok 8 kelistrikanNanda Reda
 
Presentasi listrik dinamis laura
Presentasi listrik dinamis lauraPresentasi listrik dinamis laura
Presentasi listrik dinamis laura
Roland Lamba
 

What's hot (20)

arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, daya
arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, dayaarus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, daya
arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, daya
 
listrik dinamis sma
listrik dinamis smalistrik dinamis sma
listrik dinamis sma
 
PPT LISTRIK DINAMSI
PPT LISTRIK DINAMSIPPT LISTRIK DINAMSI
PPT LISTRIK DINAMSI
 
dasar arus kelistrikan
dasar arus kelistrikandasar arus kelistrikan
dasar arus kelistrikan
 
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
 
Modul kelas x unit 8 listrik dinamis
Modul kelas x unit 8   listrik dinamisModul kelas x unit 8   listrik dinamis
Modul kelas x unit 8 listrik dinamis
 
Rangkaian Listrik
Rangkaian ListrikRangkaian Listrik
Rangkaian Listrik
 
MAKALAH ARUS AC DAN ARUS DC
MAKALAH ARUS AC DAN ARUS DCMAKALAH ARUS AC DAN ARUS DC
MAKALAH ARUS AC DAN ARUS DC
 
Ppt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisPpt listrik dinamis
Ppt listrik dinamis
 
Unit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrikUnit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrik
 
PRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIKPRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIK
 
Listrik Statis, Medan Magnet dan Induksi Elektromagnet Fisika Kelas 12
Listrik Statis, Medan Magnet dan Induksi Elektromagnet Fisika Kelas 12 Listrik Statis, Medan Magnet dan Induksi Elektromagnet Fisika Kelas 12
Listrik Statis, Medan Magnet dan Induksi Elektromagnet Fisika Kelas 12
 
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikDevi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
 
bab 7 : keelektrikan & kemagnetan
bab 7 : keelektrikan & kemagnetanbab 7 : keelektrikan & kemagnetan
bab 7 : keelektrikan & kemagnetan
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Hukum ohm
Hukum ohmHukum ohm
Hukum ohm
 
Arus dan Resistansi
Arus dan ResistansiArus dan Resistansi
Arus dan Resistansi
 
Kelompok 8 kelistrikan
Kelompok 8 kelistrikanKelompok 8 kelistrikan
Kelompok 8 kelistrikan
 
Presentasi listrik dinamis laura
Presentasi listrik dinamis lauraPresentasi listrik dinamis laura
Presentasi listrik dinamis laura
 
Basic electric guru
Basic electric guruBasic electric guru
Basic electric guru
 

Similar to teori daftar listrik

materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika  kelas XII KD. 3.1.docxmateri Fisika  kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docx
IjhanShabrIe
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
SalmiartiRuslan
 
Bab01 arus-dan-tegangan-listrik
Bab01 arus-dan-tegangan-listrikBab01 arus-dan-tegangan-listrik
Bab01 arus-dan-tegangan-listrikDE Trisna
 
Hukum - hukum rangkaian elekronika
Hukum - hukum rangkaian elekronikaHukum - hukum rangkaian elekronika
Hukum - hukum rangkaian elekronika
Esa Alfiandika Seaman
 
arus-listrik.ppt
arus-listrik.pptarus-listrik.ppt
arus-listrik.ppt
SitiMuar1
 
2.hukum ohm
2.hukum ohm2.hukum ohm
2.hukum ohmudiajjah
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
Resti3
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
Rahma Shofiyyah
 
Modul ardyanto
Modul ardyantoModul ardyanto
Modul ardyanto
anggi_rachmad
 
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaKamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipa
RiyanAdita
 
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptxRANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
PutrapratamaputraPra
 
Iistrik dinamis
Iistrik dinamisIistrik dinamis
Iistrik dinamis
Aditya SiRegga
 
Tugas makalah fisika teknik
Tugas makalah fisika teknikTugas makalah fisika teknik
Tugas makalah fisika teknik
Didi Kurniawan
 
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDATeori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Aq Miftah Rohman
 
A1 Ohm Kiki
A1 Ohm KikiA1 Ohm Kiki
A1 Ohm Kiki
ruy pudjo
 
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptxRANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
AuliaAgisnaRahmatika
 
dasar-dasar-listrik
dasar-dasar-listrikdasar-dasar-listrik
dasar-dasar-listrik
AnugerahPradana1
 

Similar to teori daftar listrik (20)

materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika  kelas XII KD. 3.1.docxmateri Fisika  kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docx
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Bab01 arus-dan-tegangan-listrik
Bab01 arus-dan-tegangan-listrikBab01 arus-dan-tegangan-listrik
Bab01 arus-dan-tegangan-listrik
 
Hukum - hukum rangkaian elekronika
Hukum - hukum rangkaian elekronikaHukum - hukum rangkaian elekronika
Hukum - hukum rangkaian elekronika
 
arus-listrik.ppt
arus-listrik.pptarus-listrik.ppt
arus-listrik.ppt
 
2.hukum ohm
2.hukum ohm2.hukum ohm
2.hukum ohm
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Modul ardyanto
Modul ardyantoModul ardyanto
Modul ardyanto
 
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaKamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipa
 
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptxRANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
 
Iistrik dinamis
Iistrik dinamisIistrik dinamis
Iistrik dinamis
 
Tugas makalah fisika teknik
Tugas makalah fisika teknikTugas makalah fisika teknik
Tugas makalah fisika teknik
 
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDATeori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
 
A1 Ohm Kiki
A1 Ohm KikiA1 Ohm Kiki
A1 Ohm Kiki
 
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptxRANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
 
dasar-dasar-listrik
dasar-dasar-listrikdasar-dasar-listrik
dasar-dasar-listrik
 
Final efp (repaired)
Final efp (repaired)Final efp (repaired)
Final efp (repaired)
 
Animasi Fisika
Animasi FisikaAnimasi Fisika
Animasi Fisika
 

Recently uploaded

Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
Rismawati408268
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 

Recently uploaded (20)

Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 

teori daftar listrik

  • 1. BAB I TEORI DASAR LISTRIK Joni Hariyanto 1
  • 2. 2 ENERGI Joni Hariyanto
  • 3. 3 ENERGI Suhu Udara / Suhu Alat Listrik (Panas/ Dingin) Mekanik (Gerak, getar, Putar) Cahaya/ Sinar/ Lampu Suara/ Bunyi Kombinasi/ Gabungan dari keempat tersebut di atas. Mudah dan cepat disalurkan dari dan pada jarak yang berjauhan Mudah didistribusikan untuk area yang luas Mudah diubah ke dalam bentuk energi lain Bersih (ramah lingkungan) K ONVE RSI KE UN GGUL AN Joni Hariyanto
  • 4. 4  Arus listrik (Menurut Teori Lorenz 1853 – 1928) 1. Suatu benda terdiri dari molekul-molekul & molekul terdiri dari atom-atom. 2. Atom diurai menjadi inti atom, bermuatan listrik positip & disekeliling proton tersebut bergerak satu atau lebih elektron-elektron yang bermuatan listrik negatip. 3. Elektron berpindah (meloncat) dari atom yang satu ke atom yang lain, sedangkan intinya tetap. 4. Perpindahan elektron tersebut, disebut arus listrik, mengalir dari negatip ke positip Joni Hariyanto
  • 5. 5  Secara sederhana listrik dapat digambarkan : 1. Seperti zat air yang tidak dapat diraba, ditimbang maupun dipadatkan. 2. Mudah bergerak leluasa pada penghantar dan tidak leluasa bergerak pada isolator. 3. Listrik yang bergerak pada penghantar, disebut “arus atau aliran” dan diberi tanda I dengan satuan Amper.  Timbulnya Arus Listrik : 1. Arus listrik timbul karena adanya “perbedaan tekanan” antara dua titik (dua tempat) dalam penghantar. 2. Perbedaan tekanan ini menyebabkan “terjadinya tegangan” dan selanjutnya mengalirkan arus listrik. 3. Jadi listrik hanya dapat mengalir jika “antara dua titik terdapat tegangan listrik atau terdapat perbedaan tekanan”. Joni Hariyanto
  • 6. 6  Penghantar yang dialiri listrik : 1. Pada penghantar yang dialiri listrik tiap detik, disebut kekuatan arus listrik atau kuat arus, dengan satuan Coulomb. 2. Jika dalam kawat penghantar tiap detik mengalir sebanyak listrik satu Coulomb, maka disebut bahwa kekuatan arus listrik tersebut 1 Ampere. 3. Jadi 1 Ampere = 1 Coulomb/ detik,atau 1 Coulomb = 1 Ampere/ detik.  Untuk menghitung besarnya arus dipergunakan rumus : I = Qt Ampere atau atau Q = I .t coulomb t = QI detik Dimana : I = kekuatan arus dalam Ampere. Q = banyaknya listrik yang mengalir dalam Coulomb. t = waktu dalam detik. Joni Hariyanto
  • 7. 7  Pengertian Tahanan Listrik : 1. Sebagaimana air yang mengalir pada suatu pipa, maka listrik yang mengalir pada kawat penghantar juga mengalami “ hambatan atau tahanan “. 2. Tahanan listrik kawat penghantar ditentukan oleh beberapa hal, yaitu : Luas penampang kawat/ penghantar, panjang kawat dan jenis kawat. 3. Tahanan listrik diberi tanda R dengan satuan Ohm dan dihitung dengan rumus : R = q ℓ x ρ Ohm (Ω) Dimana : R = Tahanan dalam Ohm ℓ = Panjang kawat/ penghantar dalam meter. ρ = Tahanan jenis kawat / penghantar. q = Penampang kawat dalam mm2 Joni Hariyanto
  • 8. 8  Tahanan jenis : 1. Tahanan jenis ialah tahanan yang diberikan oleh 1 m bahan (jenis apa saja) dengan penampang 1 mm2. Misal tahanan jenis tembaga 0,0175, berarti kawat tembaga dengan panjang 1 m dan penampang 1mm2 memberikan tahanan listrik sebesar 0,0175 Ohm. 2. Dengan rumus dan pengertian di atas, maka besarnya tahanan akan bertambah besar jika : kawat lebih panjang, penampang lebih kecil dan tahanan jenis lebih besar. Sebaliknya tahanan menjadi lebih kecil jika : kawat lebih pendek, penampang lebih besar dan tahanan jenis lebih kecil. Joni Hariyanto
  • 9. 9  Seperti telah dijelaskan di muka bahwa banyaknya arus listrik yang mengalir pada kawat penghantar, tergantung dari besar atau kecilnya tegangan antara dua titik (tempat) dalam penghantar tersebut (lihat gambar 1.) I A B I Gambar 1 : Arus Listrik  Makin besar tegangan antara A dan B , maka makin besar arus yang mengalir dari A ke B, sebaliknya jika tegangan antara A dan B makin kecil, maka arus yang mengalir menjadi lebih kecil. Besar kecilnya arus yang mengalir tergantung pada besar kecilnya garis tengah (diameter) kawat dan jenis kawat penghantar. Timbulnya perbedaan tegangan disebabkan oleh tahanan yang diberikan oleh kawat penghantar. Besar tegangan diukur dengan satuan Volt dan diberi tanda E. Joni Hariyanto
  • 10. 10  Arus listrik akan mengalir pada kawat penghantar yang dihubungkan pada dua kutub sumber arus yang mempunyai perbedaan tegangan. Hukum Ohm menetapkan hubungan antara arus ( I ) dengan tegangan ( E ) dengan rumus : R = EI Ohm atau E = I .R Volt atau I = E R Ampere Dimana : R = Tahanan dalam Ohm E = Tegangan dalam Volt. I = Arus dalam Ampere Joni Hariyanto
  • 11. 11  Dari pengertian dan rumus di atas maka kita ketahui bahwa besarnya tegangan tergantung dari besarnya tahanan dan arus yang mengalir pada kawat penghantar. Jika besarnya tegangan 1 Volt, arus yang mengalir 1 Ampere, maka besarnya tahanan = 1 Ohm.  Untuk mengetahui hubungan antara Arus, Tahanan dan Tegangan dan jenis alat ukurnya, dapat dilihat pada gambar 2. A Ω V Gambar 2 : Hubungan antara Arus, Tegangan & Tahanan  Alat ukur yang dipakai untuk mengukur arus listrik disebut Ampere Meter, sedangkan alat ukur untuk mengukur tahanan listrik disebut Ohm Meter dan untuk mengukur tegangan listrik dipakai alat ukur Volt Meter. Joni Hariyanto
  • 12. 12  Suatu tahanan dapat dihubungkan (dirangkaikan) menjadi 3 macam, yaitu hubungan seri (deret), hubungan paralel (sejajar) dan hubungan seri paralel (campuran).  Tahanan hubung seri (deret) adalah hubungan dari beberapa tahanan yang dihubungkan berturut-turut atau berderet, sehingga tidak ada arus yang dicabangkan (lihat gambar 3). Gambar 3. : Tahanan hubung deret Joni Hariyanto
  • 13. 13  Pada hubungan seri ini besarnya arus yang mengalir pada tiap-tiap tahanan, sama besarnya. Besarnya tegangan antara titik A dan D adalah Etotal = E1 + E2 + E3.  Dalam tiap tahanan berlaku Hukum Ohm : E1 = I x R1 ; E2 = I x R2 dan E3 = I x R3  Sehingga : E1 + E2 + E3 = I x R1 + I x R2 + I x R3 E total = I ( R1 + R2 + R3 ) atau E total = I x Rtotal Joni Hariyanto
  • 14. 14  Tahanan hubung paralel (sejajar) adalah beberapa tahanan yang dihubungkan sejajar satu sama lainnya, sehingga hanya mempunyai dua titik hubung yang sama dan terjadi pencabangan arus (lihat gambar 4).  Untuk menghitung besarnya tahanan total adalah : Gambar 4 : Tahanan hubung paralel (sejajar) Joni Hariyanto
  • 15. 15  Pada rangkaian yang tahanannya dihubungkan paralel, besarnya arus yang mengalir pada tiap-tiap cabang tergantung dari jenis tahanan dan besar kecilnya tahanan tiap-tiap cabang. Besarnya tegangan antara titik A dan B adalah : atau It Þ It = RT . EAB It sehingga It Joni Hariyanto
  • 16. 16  Tahanan hubung seri-paralel (campuran) adalah tahanan yang terdiri dari dari beberapa buah dihubungkan paralel, digabung dengan tahanan yang terhubung seri (lihat gambar 5), atau dua kelompok tahanan yang dihubungkan paralel selanjutnya dihubungkan seri (liha gambar 6). Untuk menghitung besarnya R total adalah : 1 = 1 + 1 + 1 1 1 R R R R R 1 1 2 3 1 R . R R . R . R 1 2 1 2 3 2 3 1 2 3 3 1 2 3 1 = + + = + + 1 2 2 3 3 1 1 2 3 1 1 2 3 1 2 2 3 3 1 1 4 R R R R R R R R R R t t R R R R R R R R R R t R R R R R R R R R R t = R total R t R + + = + . . . . . . . . . . . . . . . . Gambar 5 : Tahanan hubung seri – paralel (campuran) Joni Hariyanto
  • 17. 17 Gambar 6 : Tahanan hubung seri – paralel (campuran) Untuk menghitung besarnya R total adalah : 1 1 1 = + ¾¾® = R R R 1 1 2 t 1 1 1 1 1 2 1 2 = + ¾¾® = + = + 2 3 4 2 3 4 3 4 1 2 R R R R R R R R R R R R R R R R t t t total t t + . . Joni Hariyanto
  • 18. 18  Hukum Kirchoff 1 : Jumlah arus yang menuju titik simpul = jumlah arus yang meninggalkan titik simpul atau pada titik simpul, arus masuk = arus keluar. Gambar 7 : Hukum Kirchoff 1 I1 + I3 = I2 + I4 + I5 Keterangan : A adalah titik simpul (tempat pertemuan) I1 I2 I3 I4 I5 A Joni Hariyanto
  • 19. 19 E1 R1 + - I + - - + E3 E4 R2 - E2 + Gambar 8 : Hukum Kirchoff 2  Hukum Kirchoff 2 : Pada rangkaian listrik yang tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ggl) sama dengan jumlah aljabar dari hasil perkalian arus cabang dengan tahanan cabang. Jumlah aljabar dari E = Jumlah aljabar R x I  Dalam sel (cell) atau akumulator (aki), secara kimia dibangkitkan tegangan listrik di antara kedua kutubnya.  Tegangan listrik ini dinamakan gaya gerak listrik, atau E = gaya gerak listrik (ggl). Sedangkan R . I adalah jatuh tegangan pada tahanan (resistor) dengan resistensi R yang dilalui arus dengan kuat arus I. Joni Hariyanto
  • 20. 20  Usaha Listrik : Jika tegangan listrik (E) sebesar 110 Volt, mengeluarkan arus (I) sebesar 5 Ampere selama (t) 2 detik, maka instalasi listrik tersebut mengeluarkan usaha, yang besarnya : A listrik = E x I x t = 110 Volt x 5 Ampere x 2 detik = 1.100 Volt Ampere detik A = E x I x t Joule 1 Volt Ampere detik, disebut 1 Joule  Daya listrik : Yang dimaksud daya listrik ialah usaha listrik tiap detik. Daya listrik diberi tanda P, dengan rumus : P = E x I Joule / detik. 1 Joule / detik disebut juga 1 att atau 1 Joule = Watt detik Jadi : P = E x I Watt. Joni Hariyanto
  • 21. 21  Tahanan jenis atau resistivitas (r ) adalah tahanan suatu bahan yang besarnya tergantung pada bahan dan suhu. Re sistensi kawat ( R) = r  Ohm q dimana : ℓ = panjang konduktor dalam meter. q = luas penampang dalam mm2 r = tahanan jenis (resistivitas) dari bahan kawat (Wm) Jika ℓ dalam meter, q dalam mm2 dan R dalam Ohm, maka satuan dari r adalah : W mm2 m Joni Hariyanto
  • 22. 22  Kemampuan penghantar dalam menghantarkan arus, disebut daya hantar arus (konduktansi). Penghantar yang mempunyai tahanan kecil, mudah dialiri arus listrik atau kemampuan penghantar arus semakin besar (mempunyai daya hantar arus yang besar). Satuan untuk daya hantar adalah : Siemens, diberi tanda G, dulu Mho (kebalikan Ohm) disingkat ( ) atau kebalikan dari Ohm (W) . W  Dari pengertian di atas, maka daya hantar arus merupakan kebalikan dari tahanan dan ditulis dengan rumus : G = 1 R  Sedangkan daya hantar jenis (konduktivitas) suatu bahan, adalah kebalikan dari tahanan jenisnya. Simbol dari daya hantar jenis adalah g dan satuannya m/ohm-mm2, dengan rumus : W m . W mm2 Joni Hariyanto
  • 23. 23  Jika tahanan jenis tembaga = 0,0175 ohm mm2/m, maka daya hantar jenisnya =  Dari semua pengertian di atas, maka dapat kita turunkan rumus : R = q ℓ x ρ Ohm (Ω) Dimana : R = tahanan dalam satuan Ohm. q = Luas penampang dalam mm2. ℓ = panjang penghantar dalam m. r = tahanan jenis dalam Ohm mm2/m. Joni Hariyanto
  • 24. BBAABB IIII SSIISSTTEEMM TTEENNAAGGAA LLIISSTTRRIIKK JJoonnii HHaarriiyyaannttoo
  • 25. INDUSTRI BISNIS GARDU STEP-UP SISTEM PEMBANGKIT GARDU STEP DOWN SISTEM TRANSMISI SISTEM DISTRIBUSI RUMAH SOSIAL/ PUBLIK PLTA PLTD PLTP PLTG PLTU PLTGU KONSUMEN TRAFO STEP DOWN JJoonnii HHaarriiyyaannttoo
  • 26.  Definisi umum : 1. Pembangkitan adalah sesuatu yang membangkitkan, atau alat untuk membangkitkan sesuatu. 2. Pembangkit tenaga listrik, adalah alat (peralatan)/ komponen untuk membangkitkan tenaga listrik, dengan cara merubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik. 3. Istilah lain pembangkit tenaga listrik, adalah pusat tenaga listrik.  Definisi khusus/ spesifik : 1. Suatu sub sistem dari sistem tenaga listrik, yang terdiri dari instalasi elektrikal, mekanikal, bangunan-bangunan sipil, bangunan/ fasilitas pelengkap dan bangunan/ komponen bantu lainnya. 2. Berfungsi untuk membangkitkan energi listrik, dengan cara merubah potensi (energi) mekanik menjadi energi listrik. JJoonnii HHaarriiyyaannttoo