Dokumen tersebut membahas standar kualitas air bersih meliputi parameter fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktivitas. Parameter tersebut mencakup kekeruhan, suhu, pH, logam berat, zat organik serta bakteri penyebab penyakit."
Makalah ini membahas produksi mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis. Mentega dibuat dari krim susu dengan bantuan S. lactis yang menghasilkan asam laktat untuk mengawetkan krim. Prosesnya meliputi pemisahan krim dari susu, pasteurisasi, penambahan S. lactis, pengadukan hingga terpisahnya mentega dan air lalu pengemasan. Mentega bermanfaat untuk mencegah infeksi,
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...sofian.alfarisi
Epidemiologi deskriptif bertujuan untuk menggambarkan masalah kesehatan dalam masyarakat dengan menentukan frekuensi, distribusi, dan faktor-faktor yang berhubungan. Epidemiologi analitik berfokus pada hubungan sebab akibat penyakit."
Dokumen tersebut membahas standar kualitas air bersih meliputi parameter fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktivitas. Parameter tersebut mencakup kekeruhan, suhu, pH, logam berat, zat organik serta bakteri penyebab penyakit."
Makalah ini membahas produksi mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis. Mentega dibuat dari krim susu dengan bantuan S. lactis yang menghasilkan asam laktat untuk mengawetkan krim. Prosesnya meliputi pemisahan krim dari susu, pasteurisasi, penambahan S. lactis, pengadukan hingga terpisahnya mentega dan air lalu pengemasan. Mentega bermanfaat untuk mencegah infeksi,
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...sofian.alfarisi
Epidemiologi deskriptif bertujuan untuk menggambarkan masalah kesehatan dalam masyarakat dengan menentukan frekuensi, distribusi, dan faktor-faktor yang berhubungan. Epidemiologi analitik berfokus pada hubungan sebab akibat penyakit."
Makalah ini membahas tentang konsep mikrobiologi, mulai dari sejarah perkembangan mikrobiologi, penemuan dunia mikroorganisme melalui penggunaan mikroskop, serta perdebatan antara teori abiogenesis dan biogenesis mengenai asal usul kehidupan. Diakhiri dengan ringkasan mengenai teori-teori terkait mikroorganisme dan penyakit."
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptxannisaurrohmi1
1. Materi membahas pengambilan sampel darah vena dan kapiler serta pembuatan sampel darah kering (DBS) untuk diagnosis HIV pada bayi dan anak.
2. Terdapat penjelasan tentang prosedur pengambilan darah vena dan kapiler, pengolahan sampel darah, penyimpanan, serta pengambilan sampel DBS.
3. Sampel DBS dapat digunakan untuk diagnosis HIV pada bayi dan anak karena hanya membutuhkan sedikit darah
Dokumen tersebut membahas tentang luka bakar, termasuk definisi, penyebab, gejala, tingkatannya, pengobatan non-farmasi dan farmasi untuk luka bakar seperti salep Mebo dan Bioskin Gel. Kasus studi juga dibahas tentang pasien bernama Suci yang mendapatkan saran menggunakan salep Mebo untuk pengobatan luka bakarnya.
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...Pujiati Puu
Makalah ini membahas tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3L) serta bahan berbahaya dan beracun (B3) di laboratorium. Topik utama yang dibahas adalah cara menganalisis K3L di laboratorium, jenis bahaya yang ada di laboratorium seperti keracunan dan kebakaran, serta isi dari MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan kimia laboratorium.
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar penyakit impaksi serumen, yang disebabkan oleh penumpukan serumen di liang telinga yang menyebabkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran. Dokumen ini juga membahas gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan dari penyakit tersebut.
Makalah ini membahas penyakit menular seksual pada manusia dengan fokus pada pengaruhnya terhadap alat indera. Dibahas berbagai jenis penyakit seperti klamidia, sifilis, herpes genital, dan kutil genital beserta gejala, penyebab, mekanisme penularan, pencegahan, dan pengobatannya. Tujuan makalah ini adalah meningkatkan pemahaman tentang penyakit menular seksual dan cara mencegahnya
Makalah ini membahas tentang konsep mikrobiologi, mulai dari sejarah perkembangan mikrobiologi, penemuan dunia mikroorganisme melalui penggunaan mikroskop, serta perdebatan antara teori abiogenesis dan biogenesis mengenai asal usul kehidupan. Diakhiri dengan ringkasan mengenai teori-teori terkait mikroorganisme dan penyakit."
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptxannisaurrohmi1
1. Materi membahas pengambilan sampel darah vena dan kapiler serta pembuatan sampel darah kering (DBS) untuk diagnosis HIV pada bayi dan anak.
2. Terdapat penjelasan tentang prosedur pengambilan darah vena dan kapiler, pengolahan sampel darah, penyimpanan, serta pengambilan sampel DBS.
3. Sampel DBS dapat digunakan untuk diagnosis HIV pada bayi dan anak karena hanya membutuhkan sedikit darah
Dokumen tersebut membahas tentang luka bakar, termasuk definisi, penyebab, gejala, tingkatannya, pengobatan non-farmasi dan farmasi untuk luka bakar seperti salep Mebo dan Bioskin Gel. Kasus studi juga dibahas tentang pasien bernama Suci yang mendapatkan saran menggunakan salep Mebo untuk pengobatan luka bakarnya.
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...Pujiati Puu
Makalah ini membahas tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3L) serta bahan berbahaya dan beracun (B3) di laboratorium. Topik utama yang dibahas adalah cara menganalisis K3L di laboratorium, jenis bahaya yang ada di laboratorium seperti keracunan dan kebakaran, serta isi dari MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan kimia laboratorium.
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar penyakit impaksi serumen, yang disebabkan oleh penumpukan serumen di liang telinga yang menyebabkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran. Dokumen ini juga membahas gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan dari penyakit tersebut.
Makalah ini membahas penyakit menular seksual pada manusia dengan fokus pada pengaruhnya terhadap alat indera. Dibahas berbagai jenis penyakit seperti klamidia, sifilis, herpes genital, dan kutil genital beserta gejala, penyebab, mekanisme penularan, pencegahan, dan pengobatannya. Tujuan makalah ini adalah meningkatkan pemahaman tentang penyakit menular seksual dan cara mencegahnya
Laporan ini menganalisis status mutu air Sungai Sekanak di Palembang dengan memeriksa parameter fisika, kimia, dan menghitung indeks mutu air. Hasilnya menunjukkan air hulu sungai melewati batas untuk TSS, TDS, pH, logam besi, timbal, dan sulfat."
Dokumen tersebut membahas tentang oseanografi kimia dan fenomena kimia yang terjadi di perairan laut. Terdapat empat komponen kimia utama air laut yaitu bahan terlarut, koloid, partikel tersuspensi, dan gas. Dokumen juga menjelaskan proses pengambilan sampel air laut dan pengukuran parameternya seperti salinitas, pH, oksigen terlarut, dan nitrat menggunakan berbagai metode seperti titrasi, ele
Laporan ini merangkum hasil praktikum sampling dan pengamatan air di dua lokasi di Kota Palangka Raya untuk mengetahui tingkat pencemaran air. Hasil pengukuran parameter fisika dan kimia di dua lokasi menunjukkan air sungai tercemar organik dan tidak memenuhi standar kebersihan air minum. Sumber pencemaran diperkirakan berasal dari limbah industri dan domestik.
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...Asramid Yasin
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang 3 kalimat berikut:
1. Penelitian menggunakan parameter fisika, kimia, dan biologi untuk menilai kualitas air Sungai Wanggu dengan menggunakan makroinvertebrata sebagai indikator.
2. Hasil pengujian parameter fisika dan kimia menunjukkan air sungai tersebut agak tercemar hingga tercemar sangat berat.
3. Analisis makroinvertebrata menunjukkan indeks
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairanTanty Puspa Sari
Dokumen tersebut membahas analisis risiko kandungan merkuri pada lingkungan perairan. Merkuri dapat mencemari lingkungan dan memiliki dampak berbahaya bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak paparan merkuri terhadap lingkungan serta hubungannya dengan lingkungan.
Jurnal ini membahas pengaruh konsentrasi timbal (Pb) terhadap daya survival Hydrilla verticillata. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan konsentrasi Pb. Hasil menunjukkan konsentrasi Pb mempengaruhi daya survival Hydrilla verticillata, dengan daya survival menurun hingga 20% pada konsentrasi 5, 10, 15 mg/l hingga hari ke-20. pH air juga turun akibat Pb, sehingga mempeng
Makalah ini menguji efektivitas filter cartridge sederhana dalam meningkatkan kualitas air budidaya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa filter cartridge mampu mengurangi TSS, TOM, dan turbiditas air, dengan pengurangan yang lebih besar pada kecepatan aliran yang lebih tinggi. Filter juga mampu mengurangi populasi bakteri hingga lebih dari 85% pada kecepatan tertinggi.
1. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
ANALISIS KADAR KHLORIDA PADA AIR DAN AIR LIMBAH
DENGAN METODE ARGENTOMETRI
KARYA ILMIAH
TITIS UTAMI AGUNG
062401076
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 KIMIA ANALIS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
2. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
ANALISIS KADAR KHLORIDA PADA AIR DAN AIR LIMBAH
DENGAN METODE ARGENTOMETRI
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar
Ahli Madya
TITIS UTAMI AGUNG
062401076
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 KIMIA ANALIS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
3. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
PERSETUJUAN
JUDUL : ANALISIS KADAR KHLORIDA
PADA AIR DAN AIR LIMBAH
DENGAN METODE
ARGENTOMETRI
PERSETUJUAN : KARYA ILMIAH
NAMA : TITIS UTAMI AGUNG
NOMOR INDUK MAHASISWA : 062401076
DEPARTEMEN : KIMIA
FAKULTAS : MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
Disetujui di
Medan, Juni 2009
Diketahui / Disetujui oleh
Departemen Kimia F-MIPA USU Pembimbing
Dr.Rumondang Bulan,MS Drs.Chairuddin, M.Sc
NIP : 131 459 466 NIP : 131 653 992
4. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
PERNYATAAN
ANALISIS KADAR KHLORIDA PADA AIR DAN AIR LIMBAH
DENGAN METODE ARGENTOMETRI
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa
kutipan dari ringkasan masing-masing yang disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2009
Nim : 062401076
Titis Utami Agung
5. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya yang besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah
ini,yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya padaProgram
Diploma III
Kimia Analis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
utara. Penulisan tugas akhir ini berdasarkan hasil kerja praktek lapangan di Badan
Pengawas Dampak Lingkungan Daerah Sumatera Utara (BAPEDALDASU).
Dalam penulisan karya ilmiah ini,penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai
pihak dan pada kesempatan ini,penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Kedua orang Tua penulis Ayahanda Agung Harto Gunawan Ibunda Zuraida
Zanzibar yang telah memberikan dorongan moril dan bantuan materil kepada
penulis.
2. Ibu Dr.Rumondang Bulan, M.S selaku Ketua Jurusan Departement Kimia F-
MIPA USU.
3. Bapak Drs.Chairuddin , M.Sc selaku Dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan dan bimbingan dalam penulisan karya ilmiah ini.
4. Ibu Pimpinan,staf dan seluruh pegawai BAPEDALDASU yang telah memberikan
kesempatan,bimbingan dan bantuannya kepada penulis.
5. M.Chairun Nawawy untuk kasih sayang, dukungan dan perhatiannya
6. Adikku tersayang Roza Dwi Ningtyas untuk semangat yang diberikan
7. Rekan-rekan Mahasiswa Kimia analis stambuk 2006 yang telah memberikan
masukannya selama penulisan karya ilmiah ini.
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa isi dan penyajiannya Masih
jauh dari sempurna untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya..
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berharap semoga
tulisan ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.Medan, juni
2009
Penulis
( TITIS UTAMI AGUNG)
6. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
ANALISIS KADAR KHLORIDA PADA AIR DAN AIR LIMBAH DENGAN
METODE ARGENTOMETRI
ABSTRAK
Limbah cair adalah air yang tak terpakai lagi dan merupakan hasil dari suatu produksi
atau kegiatan manusia. Limbah cair yang di buang ke dalam tanah,sungai,danau,laut yang
jika berlebihan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Salah satu zat kimia yang
terkandung di dalam air dan air limbah adalah khlorida. Khlorida merupakan suatu
senyawa kimia yang bersifat toksik terhadap lingkungan. Untuk itu perlu dilakukannya
analisa klorida dengan menggunakan beberapa metode. Dengan pemilihan metode analisa
yang tergantung pada kadar analit dan jenis sampelnya. Pada analisis ini di tentukan kadar
khlorida oleh sampel air dan air limbah dengan metode yang di gunakan yaitu metode
argentometri yaitu dengan menggunakan metode titrasi yang menggunakan AgNO3
0,0141 N dan indikator K2CrO4 5%. Alasan di gunakannya metode ini sebagai penentuan
kadar khlorida karena pelaksanaannya yang mudah dan cepat serta memiliki ketelitian
dan ketepatan yang cukup tinggi, juga dapat di gunakan untuk menentukan kadar
berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari analisis yang di lakukan di
peroleh hasil 2,8927 untuk air dan 317,1357 untuk air limbah. Dari hasil tersebut di
dapat bahwa sampel tidak melebihi baku mutu yang telah di tetapkan
7. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
ANALYSIS RATE CHLORIDE AT WASTE WATER AND WATER WITH
ARGENTOMETRI METHODE
ABSTRACT
Waste water is a water is unused again is a result from a product or human activity waste
water which thrown at soil, river, lake, and sea if that abundant can make damage
environment. One of the chemistry compound at waste water and water is chloride.
Chloride is a chemistry compound have a toxic at environment. Analysis chloride can do
with some of method with selection method analysis depend on rate analit and type of
sampel. This Analysis it’s determine rate of chloride by sampel waste water and water by
using argentometri method it’s use titration method that use AgNO3 0,0136 N and
K2CrO4 5% as indicator. The reason why this method its use as determine chloride rate
because execution witch aesy, fast and have high correctness and accuracy, also can use
to rate determine various compound witch have nature of different. From the analysis
have get result the chloride at water is 2,8927 and 317,1357 at waste water. From this
result get information that sampel is not exceed from standart quality from government.
8. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak iv
Abstract v
Daftar Isi vi
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Permasalaha 2
1.3. Tujuan 2
1.4. Manfaat 3
Bab 2 Tinjauan Pustaka 4
2.1. Pencemaran Air 4
2.1.1. Sumber – Sumber Pencemaran Air 5
2.1.2. Penanggulangan Terhadap Pencemaran Air 7
2.1.3. Dampak dari Pencemaran Air 8
2.2. Limbah Cair 9
2.3. Klorida 10
2.3.1. Tinjauan Teoritis 10
2.3.2. Sifat Kelarutan Klorida 10
2.3.3. Uji Kualitatif Klorida 11
2.3.3.1. Dengan Asam Sulfat Pekat 11
2.3.3.2. Dengan Mangan Dioksida dan Asam Sulfat Pekat 12
2.3.3.3. Dengan Larutan Perak Nitrat 12
2.3.3.4. Dengan Larutan Timbal Asetat 13
2.4. Titrasi Argentometri 13
9. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
2.4.1. Prinsip 14
2.4.2. Jenis – Jenis Titrasi Argentometri 14
2.4.2.1. Metode Mohr 15
2.4.2.2. Metode Volhard 15
2.4.2.3. Metode Fajans 15
Bab 3 Metodologi Percobaan 17
3.1. Alat dan Bahan 17
3.1.1. Alat 17
3.1.2. Bahan 18
3.2. Prosedur Percobaan 18
3.2.1. Pembuatan Larutan 18
3.2.2. Pembakuan Larutan AgNO3 dengan NaCl 0,0141 N 19
3.2.3. Prosedur Analisa 20
Bab 4 Hasil dan Pembahasan 21
4.1. Hasil 21
4.2. Perhitungan Kadar Klorida 22
4.2.1. Pada Air Danau 22
4.2.2. Pada Air Limbah 24
4.3. Pembahasan 25
Bab 5 Kesimpulan dan Saran 28
5.1. Kesimpulan 28
5.2. Saran 28
Daftar Pustaka 29
Lampiran
10. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini air merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian yang
seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu,
saat ini menjadi barang yang mahal karena sudah banyak air yang tercemar oleh
bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik dalam limbah kegiatan rumah
tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan lainnya.
Air buangan berupa limbah cair umumnya mengandung beberapa komponen
pencemaran seperti senyawa kimia pengoksidasi dan pereduksi, sedimen, kotoran,
lumpur, minyak, bakteri pathogen, virus, garam, pestisida, senyawa organik, logam berat
dan bahan-bahan lain yang mengapung, melayang, dan tersuspensi didalam air.
Limbah merupakan pencemar yang dapat mengganggu keseimbangan alam yang
menimbulkan ancaman bagi manusia. Adanya pencemaran yang disebabkan oleh limbah
yang berasal dari kawasan industri, areal pertanian, maupun limbah rumah tangga akan
merubah sifat-sifat fisika dan kimia yang akan menurunkan kualitas air.
11. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Salah satu senyawa yang terkandung dalam limbah yaitu khlorida. Tergolong
dalam unsur halogen, yang merupakan gas berwarna kuning kehijauan dan dapat
bersenyawa dengan hampir semua unsur. Di alam Khlorida di temukan dalam keadaan
bersenyawa terutama dengan natrium sebagai garam (NaCl). Khlorida digunakan secara
luas dalam pembuatan banyak produk sehari-hari. Khlorida digunakan untuk
menghasilkan air minum yang aman hampir di seluruh dunia. Khlorida juga digunakan
secara besar-besaran pada proses pembuatan kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan
minyak bumi, obat-obatan, antseptik, insektisida, makanan, pelarut, cat, plastik, dan
banyak produk lainnya. Kebanyakan khlorida diproduksi untuk digunakan dalam
pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan, dan proses
tekstil.
Kerugian dari penggunaan Senyawa khlorida dapat mengiritasi sistem pernafasan ,
dalam bentuk gas dapat mengiritasi lapisan lendir dan dalam bentuk cair bisa membakar
kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi 3,5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm
dapat berakibat fatal setelah terhisap dalam-dalam.
Penentuan kadar khlorida di lakukan dengan beberapa metode diantaranya adalah
metode titrasi argentometri dan metode spektrofotometer. Penggunaan metode titrasi
12. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
argentometri merupakan metode yang klasik untuk analisis kadar khlorida yang di
lakukan dengan mempergunakan AgNO3 0,0136 N dan indikator K2Cr2O4 5% kelebihan
analisis khlorida dengan cara ini yaitu pelaksanaannya mudah dan cepat, memiliki
ketelitian dan keakuratan yang cukup tinggi dan dapat di gunakan untuk menentukan
kadar yang memiliki sifat yang berbeda-beda, sedangkan dengan menggunakan metode
spektrofotometer adalah metode yang di gunakan untuk mengukur jumlah atau
konsentrasi suatu zat berdasarkan panjang gelombangnya, kelebihan dari metode ini
adalah pada alatnya telah di lengkapi dengan sistem komputer sehingga mudah di
operasikan, sederhana dan memiliki nilai yang akurat dalam hasil analisa
1.1. Permasalahan
Yang menjadi permasalahan adalah berapakah kadar khlorida yang terkandung
pada air dan air limbah yang di analisa dan apakah metode argentometri yang digunakan
untuk menentukan kadar khlorida pada air dan air limbah hasilnya sesuai dengan standart
mutu yang telah di tetapkan.
1.2. Tujuan
13. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Untuk mendapatkan hasil analisis khlorida dengan nilai keakuratan yang tinggi
dengan pemilihan metode yang sesuai pada analisis air dan air limbah.
1.3. Manfaat
Hasil yang di peroleh dari penulisan ini di harapkan dapat membantu memberikan
informasi tentang kadar khlorida dengan menggunakan metode analisis argentometri pada
air dan air limbah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
14. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
2.1. Pencemaran Air
Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi. Bumi
dilingkupi air sebanyak 70 %, sedangkan sisanya 30 % berupa daratan. Udara
mengandung zat cair atau uap air sebanyak 15 % dari tekanan atmosfer. Hampir semua
kegiatan manusia membutuhkan air mulai dari mandi, membersihkan tempat tinggal,
makan dan minum sampai kegiatan yang lainnya. (Gabriel, 2001)
Berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 82 tahun 2001
menyebutkan : Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan atau komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya.
Menurut Wardhana (1995) indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah
tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui:
- Adanya perubahan suhu air.
- Adanya perubahan Ph atau konsentrasi hidrogen.
15. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
- Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air.
- Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut.
- Adanya mikroorganisme.
- Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan.
Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui,tetapi air dapat dengan
mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia. Air banyak digunakan oleh manusia untuk
tujuan yang bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat tercemar. Menurut tujuan
penggunaannya kriterianya berbeda-beda. Air yang sangat kotor diminum mungkin cukup
bersih untuk mencuci, untuk pembangkit tenaga listrik, untuk pendingin mesin dan
sebagainya.
Pencemaran air juga dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan
global, dan sangat berhubungan dengan udara serta penggunaan lahan tanah dan daratan.
Pada saat udara yang tercemar jatuh kebumi bersama air hujan, maka air tersebut sudah
tercemar. Beberapa jenis bahan kimia untuk pupuk dan pestisida pada lahan pertanian
akan terbawa air kedaerah sekitarnya sehingga mencemari air pada permukaan lokasi
yang bersangkutan. Pengelolahan tanah yang kurang baik akan dapat menyebabkan erosi
sehingga air permukaan tercemar dengan tanah endapan. Banyak sekali penyebab
16. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
terjadinya pencemaran air, yang akhirnya bermuara ke lautan yang menyebabkan
pencemaran pantai dan air laut sekitarnya. (Darmono,2001)
2.1.1. Sumber – Sumber Pencemaran Air
a. Pencemaran air oleh Bahan Nutrisi Tanaman
Penggunaan pupuk nitrogen dan fosfat dalam bidang pertanian telah dilakukan
sejak lama secara meluas. Pupuk kimia telah menghasilkan produksi tanaman pangan
yang tinggi sehingga menguntungkan petani. Tetapi dilain pihak nitrat dan fosfat dapat
mencemari sungai, danau dan lautan. Begitu juga dengan pupuk yang mengandung
klorida dapat memberikan dampak yang buruk bagi manusia.
b. Pencemaran Bahan Kimia Anorganik
Bahan kimia anorganik seperti asam, garam, dan bahan toksik logam seperti Pb,
Cd, Hg dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan air tidak enak diminum. Di samping
itu dapat menyebabkan matinya kehidupan air seperti ikan dan organisme lainnya,
pencemaran bahan tersebut juga dapat menurunkan produksi tanaman pangan dan
merusak peralatan yang dilalui air tersebut (karena bersifat korosif). (Darmono,2001)
c. Pencemaran Bahan Kimia Organik
17. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau
terdegradasi oleh mikroorganisme. Dengan bertambahnya mikroorganisme dalam air
maka tidak tertutup untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang dapat berbahaya
bagi manusia. (Wardhana,1995)
d. Sedimen dan Bahan Tersuspensi
Bahan partikel yang tidak larut seperti pasir, lumpur,, tanah, dan bahan kimia
organic dan anorganik menjadi bentuk bahan tersuspensi dalam air, sehingga bahan
tersebut menjadi penyebab polusi tertinggi didalam air. Akan tetapi, kandungan sedimen
yang terlarut pada hampir semua sungai meningkat terus karena erosi dari tanah
pertanian, kehutanan, konstruksi, dan pertambangan. Partikel yang tersuspensi
menyebabkan kekeruhan didalam air.
e. Substansi Radio Aktif
Radio aktif yang terlarut dalam air akan mengalami amplifikasi biologi (kadarnya
berlipat) dalam system rantai pakan. Radiasi yang terionisasi dari isotop tersebut dapat
menyebabkan mutasi DNA pada makhluk hidup sehingga mengakibatkan gangguan
reproduksi, kangker dan kerusakan genetik. (Darmono,2001)
2.1.2. Penanggulangan Terhadap Pencemaran Air
18. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Pencemaran dapat menimbulkan dampak yang sangat luas dan merugikan sehingga perlu
dilakukan usaha untuk menanggulanginya. Ada dua macam cara untuk menanggulangi
pencemaran tersebut yaitu :
- Penanggulangan secara non teknis
Yaitu suatu usaha untuk menanggulangi dan mengurangi pencemaran dengan cara
menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur segala
macam kegiatan industri yang meliputi :
- Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)
- Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
- Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi
- Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan
- Menanamkan perilaku disiplin
- Penanggulan secara teknis
Yaitu suatu usaha menanggulangi pencemaran dengan cara teknis.
Penanggulangan dengan cara ini adalah :
- Mengubah proses
- Mengelolah limbah
- Menambah alat bantu
19. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
( Wardhana,1995 )
Menurut Gabriel (2001) pencegahan lebih berarti dari pada pengelolahan air
tercemar, cara yang ditempuh untuk pencegahan antara lain :
- Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat akan arti penting kebersihan
lingkungan dan juga kebersihan air.
- Membuat saluran air kotor (got) menuju ketempat penampungan.
- Membuat sarana penunjang misalnya bak sampah, Wc umum.
- Kepada perusahaan, pabrik diberi peringatan agar limbah pabrik/perusahaan tidak
mencemari air dan lingkungan.
- Adanya undang-undang khusus yang member sanksi berat apabila ada perusahaan
yang mencemari air dan lingkungan.
2.1.3. Dampak dari Pencemaran air
Menurut Gabriel (2001) akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air adalah :
a. Terganggunya kehidupan organisme air.
b. Pendangkalan dasar perairan.
c. Punahnya biota air seperti ikan.
20. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
d. Menjalarnya wabah penyakit seperti muntaber.
e. Banjir akibat tersumbatnya saluran air
Maka air yang sudah tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi manusia
Berdasarkan garis besarnya pencemaran air dapat mengakibatkan dua hal yaitu :
- Air menjadi tidak bermanfaat lagi
Air yang sudah tercemar tidak dapat di manfaatkan lagi untuk berbagai keperluan
seperti keperluan rumah tangga, keperluan industri, dan untuk keperluan
pertanian. Hal ini dikarenakan air tersebut sudah tidak memenuhi persyaratan
untuk di gunakan, tentu saja hal ini juga menimbulkan dampak sosial bagi
masyarakat.
- Air menjadi penyebab penyakit
Air lingkungan yang kotor karena tercemar oleh berbagai macam komponen dan
dapat menimbulkan kerugian yang lebih jauh lagi yaitu kematian. Kematian dapat
terjadi akibat pencemaran yang terlalu parah sehingga air menjadi penyebab
berbagai macam penyakit. ( Wardhana,1995).
2.2. Limbah cair
21. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Pengertian limbah menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
tahun 2001. Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang karena sifat atau konsentrasi dan jumlahnya baik secara
langsung atau tidak langsung akan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk lain. . (Robert et al, 2005)
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah
mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan
limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan dalam
jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi mencemarkan/merusakkan lingkungan
hidup dan sumber daya.
Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam
sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam
proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian
dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses
lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang.
Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air. (http://www.blogger.com)
22. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Air limbah industri umumnya terjadi sebagai akibat adanya pemakaian air dalam
proses produksi. Di industri fungsi dari air antara lain :
a. Sebagai air pendingin. Berfungsi untuk memindahkan panas yang terjadi dari proses
b. Untuk mentransportasikan produk atau bahan baku.
c. Sebagai air proses , misalnya sebagai umpan boiler pada pabrik minuman.
d. Untuk mencuci dan membilas produk atau gedung serta instalasi. (Ricki,2005).
2.3. Khlorida
2.3.1. Tinjauan Teoritis
Klorida (Cl-
) adalah salah satu senyawa umum yang terdapat pada perairan alam.
Senyawa-senyawa klorida tersebut mengalami proses disosiasi dalam air membentuk ion.
Ion klorida pada dasarnya mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat-sifat kimia dan
biologi perairan. Kation dari garam-garam klorida dalam air terdapat dalam keadaan
mudah larut. Ion klorida secara umum tidak membentuk senyawa kompleks yang kuat
dengan ion-ion logam. Ion ini juga tidak dapat dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak
bersifat toksik. Tetapi kelebihan garam klorida dapat menyebabkan penurunan kualitas
air. Oleh karena itu sangat penting dilakukan analisa terhadap Klorida, karena kelebihan
23. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
klorida dalam air menyebabkan pembentukan noda berwarna putih di pinggiran badan
air. (Achmad, 2004)
2.3.2. Sifat Kelarutan Khlorida
Kebanyakan khlorida larut dalam air. Merkurium(I) khlorida (HgCl2), perak
khlorida (AgCl), timbel khlorida (PbCl2) merupakan senyawa yang sangat sedikit larut
dalam air dingin tetapi mudah larut dalam air mendidih sedangkan tembaga(I) klorida
(CuCl), bismuth oksiklorida (BiOCl), stibium oksiklorida (SbOCL) dan merkurium(II)
oksiklorida Hg2OCl2 tidak larut dalam air.
2.3.3. Uji Kualitatif Khlorida
Untuk mempelajari reaksi - reaksi ini, dipakai larutan natrium khlorida, NaCl 0,1 M
2.3.3.1. Dengan Asam Sulfat Pekat
Khlorida terurai banyak dalam keadaan dingin, penguraiannya adalah sempurna
pada pemanasan, yang disertai dengan pelepasan hidrogen khlorida,
24. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Cl-
+ H2SO4 → HCl ↑ + HSO4
-
Produk ini dapat dikenali (a) dari baunya yang merangsang dan dihasilkannya asap putih,
yang terdiri dari butiran halus asam khlorida, ketika kita meniup melintasi mulut tabung,
(b) dari pembentukan kabut putih ammonium klorida, bila sebatang kaca yang dibasahi
dengan larutan amoniak dipegang dekat mulut bejana , dan (c) dari sifatnya yang
mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
2.3.3.2. Dengan Mangan Dioksida dan Asam Sulfat Pekat
Jika khlorida padat dicampur dengan mangan dioksida produk pengendapan yang
sama banyaknya, lalu ditambahkan asam sulfat pekat dan campuran dipanaskan perlahan-
lahan, klor akan dilepaskan yang dapat diideantifikasi dari baunya yang menyesakan
nafas, warnanya yang hijau kekuningan, sifatnya yang memutihka kertas lakmus basah,
dan mengubah kertas kalium iodida – kanji menjadi biru. Hidrogen klorida yang mula-
mula terbentuk, dioksidasikan menjadi klor.
MnO2 + 2 H2SO4 + 2 Cl-
→ Mn2+
+ Cl ↑ + 2 SO4
2-
+ 2 H2O
25. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
2.3.3.3. Dengan Larutan Perak Nitrat
Endapan perak khlorida, yang seperti dadih dan putih. Ia tidak larut dalam air dan
dalam asam nitrat encer, tetapi larut dalam larutan amoniak encer dan dalam larutan –
larutan kalium sianida dan tiosulfat.
Cl -
+ Ag +
→ AgCl ↓
AgCl ↓ + 2 NH3 → [ Ag (NH3)2] +
+ Cl-
[ Ag (NH3)2] +
+ Cl-
+ 2 H+
→ AgCl ↓ + 2 NH4
+
Jika endapan perak khlorida ini disaring, dicuci dengan air suling, lalu dikocok dengan
larutan natrium arsenit, endapan di ubah menjadi perak arsenit yang kuning. Hal ini lah
yang membedakan dengan perak bromida dan perak iodide, yang tidak di pengaruhi oleh
pengelolahan ini. Reaksi ini boleh di pakai sebagai uji pemastian terhadap klorida.
3 AgCl + AsO3
3-
→ Ag3AsO3 ↓ + 3 Cl –
26. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
2.3.3.4. Dengan Larutan Timbel Asetat
Endapan putih timbal khlorida , PbCl2 dari larutan yang pekat
2 Cl -
+ Pb 2+
→ PbCl2 ↓
( Vogel,1985)
2.4. Titrasi Argentometri
2.4.1. Prinsip
Dasar titrasi argentometri adalah reaksi pengendapan (presipitasi) di mana zat
yang khendak ditentukan kadarnya di endapkan oleh larutan baku AgNO3. Zat tersebut
misalnya garam – garam halogenida ( Cl, Br, I ), sianida ( CN ), tiosianida (SCN) dan
fosfat.
2.4.2. Jenis – Jenis Titrasi Argentometri
27. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
2.4.2.1. Metode Mohr
Seperti halnya suatu system asam – basa dapat di gunakan sebagai suatu indikator
untuk titrasi asam – basa, maka pembentukan endapan yang lain dapat digunakan untuk
menunjukan kesempurnaan suatu titrasi pengendapan.
Contoh untuk keadaan demikian adalah yang disebut dengan titrasi mohr dari
khlorida dengan ion perak yang dalam hal ini ion khromat di gunakan sebagai indikator.
Penampilan utama yang tetap dari endapan perak khromat yang kemerah – merahan di
anggap sebagai titik akhir titrasi. Titrasi mohr terbatas pada larutan – larutan dengan
harga pH dari kira – kira 6 – 10.
Cara mohr dapat juga di gunakan untuk titrasi ion bromide dengan perak dan juga
ion sianida dalam laruta sedikit alkalis. Perak tidak dapat dititrasi secara langsung dengan
klorida dengan menggunakan indikator khromat. Endapan perak khromat yang semula
ada, larut kembali hanya dengan perlahan – lahan dekat titik ekuivalen. Akan tetapi
larutan khlorida standart dalam jumlah berlebih dapat ditambahkan dan kemudian dititrasi
kembali menggunakan indikator khromat ( Underwood,1994 )
28. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
2.4.2.2. Metode Volhard
Cara volhard di dasarkan pada pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam
nitrat, dengan menggunakan ion besi ( III ) untuk meneliti ion tiosianat berlebih. Cara ini
dapat dipergunkan untuk cara titrasi langsung dari perak dari larutan tiosianat standar atau
untuk titrasi tak langsung dari ion klorida.
Pada keadaan terakhir ini perak nitrat berlebih di tambahkan dan kelebihannya di
titrasi dengan tiosianat standart. Anion – anion yang lain seperti bromide dan iodida dapat
di tentuka dengan prosedur yang sama. Cara volhard secara luas digunakan untuk perak
dan klorida karena kenyataan bahwa titrasi dapat dilakukan dalam larutan asam.
(Underwood,1994)
29. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
2.4.2.3. Metode Fajans
Apabila suatu senyawa organik berwarna di serap pada permukaan suatu endapan,
perubahan struktur organik mungkin terjadi, dan warnanya sebagian besar kemungkinan
telah berubah dan mungkin telah menjadi lebih jelas.
Peristiwa ini dapat di pakai untuk mengetahui titik akhir dari titrasi pengendapan
garam – garam perak. Senyawa organik yang dipergunakan demikian di sebut indikator
adsorpsi. Flouresein dan beberapa flouresein yang di substitusi dapat bekerja sebagai
indikator untuk titrasi perak. Jika perak nitrat di tambahkan kepada suatu larutan natrium
klorida, maka partikel perak klorida yang terbagi halus itu cenderung menahan pada
permukaannya ( menyerap ) beberapa ion klorida berlebih dalam larutan. (
Underwood,1994 )
30. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat – Alat
- Buret 50 mL
- Statif dan klem
- Erlenmayer 250 mL
- Gelas ukur 100 mL
- Corong
- Labu ukur 100 mL
- Beaker glass 250 mL
- Pipet volume 50mL
- Neraca Analitis
- Spatula
- Gelas arloji
- Botol aquadest
- Desikator
31. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
3.1.2. Bahan
- Aquadest
- AgNO3 0,0141 N
- K2CrO4 5%
- Larutan NaCl 0,0141 N
- Kertas saring
- Air Danau
- Air limbah
3.2. Prosedur Kerja
3.2.1. Pembuatan Larutan
- Larutan NaCl 0,0141 N
Serbuk NaCl di keringkan dalam oven pada temperatur 1400
C dan
kemudian di dinginkan dalam desikator. Sebanyak 0,824 g di timbang dan di
masukan kedalam labu takar dengan volume 1000 mL dan di larutkan dengan
aquadest hingga garis tanda.
32. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
- Larutan K2CrO4 5%
Sebanyak 5,0 g K2Cr2O4 di tambahkan dengan AgNO3 hingga terbentuk
endapan merah kecoklatan. Didiamkan selama 12 jam kemudian di saring dan
filtratnya di encerkan dengan aquadest hingga volume 100 mL.
- Larutan AgNO3 0,0141 N
Sebanyak 2,395 g AgNO3 di timbang dan dilarutkan dengan aquadest
hingga volume 1000 mL lalu disimpan di dalam botol yang berwarna gelap.
3.2.2. Pembakuan larutan AgNO3 dengan NaCl 0,0141 N
Larutan NaCl 0,0141 N di pipet sebanyak 25 mL dan di masukan kedalam
erlenmayer 100 mL. Sebanyak 25 mL air suling di gunakan sebagai larutan blanko
kemudian di tambahkan larutan indikator K2CrO4 5% sebanyak 1 mL lalu di aduk
dan di titrasi dengan larutan AgNO3 hingga terjadi perubahan warna menjadi
merah coklat. Kemudian di catat volume AgNO3 yang di gunakan dan di hitung
normalitas larutan baku AgNO3
33. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
N AgNO3 =
3
V NaCl x N NaCl
V AgNO
Keterangan :
V.AgNO3 = mL larutan AgNO3 yang digunakan
N AgNO3 = Kenormalan larutan AgNO3
V NaCl = mL larutan NaCl 0,0141 N
N NaCl = Normalitas larutan NaCl 0,0141 N
3.2.3. Prosedur Analisa
Sebanyak 100 mL di masukan kedalam erlenmayer 250 mL. Di tambahkan larutan
indikator K2CrO4 5 % sebanyak 1 mL kemudian di titrasi dengan larutan baku AgNO3
hingga titik akhir titrasi yang di tandai dengan terbentuknya endapan warna merah
kecoklatan dari Ag2CrO4, kemudian di hitung volume AgNO3 yang di gunakan. Di
lakukan titrasi blanko, terhadap 100 mL aquadest seperti langkah di atas dan di ulangi
perlakuan yang sama sebanyak tiga kali.
34. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Perhitungan kadar klorida :
Kadar Cl-
(mg/L) :
mL Sampel
( A – B ) x N x 35,45 x 1000
Dimana :
A = Volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi sampel (mL)
B = Volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko (mL)
N = Normalitas larutan baku AgNO3 ( mgrek/mL)
35. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari hasil pemeriksaan sampel limbah cair yang dilaksanakan di UPT.
Laboratorium Badan pengawas Dampak Lingkungan Daerah Sumatera Utara pada
tanggal 10 Febuari 2009. Di dapatkan hasil analisa kadar klorida dari dua cara. Untuk
penentuan kadar klorida pada air danau dengan menggunakan cara SNI 06-6989.19-2004
dan pada analisa air limbahnya digunakan dengan cara JIS ( Jepang Industry Standart ).
Tabel 4.1. Hasil Analisa Klorida untuk air danau
Sampel Kode sampel Pengenceran Volume
Titran (mL)
Normalitas Kadar klorida
( mg/L)
Blanko - - 0,7 -
I 02/ad/02/09 - 1,3 0,0136 2,8927
II 02/ad/02/09 - 1,3 0,0136 2,8927
III 03/ad/02/09 - 1,3 0,0136 2,8927
IV 03/ad/02/09 - 1,4 0,0136 3,3748
V 04/ad/02/09 - 1,4 0,0136 3,3748
36. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
VI 04/ad/02/09 - 1,3 0,0136 2,8927
Tabel 4.2. Hasil Analisa Klorida untuk air limbah
Sampel Kode sampel Pengenceran
( kali )
Volume
Titran (mL)
Normalitas Kadar Klorida
(mg/L)
Blanko - - 0,5 - -
I 20/LC/02/09 5 6,8 0,0142 317,1357
II 20/LC/02/09 5 6,9 0,0142 322,1696
III 21/LC/02/09 5 12,8 0,0142 619,1697
4.2. Reaksi Percobaan
2 AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4 + 2KNO3
4.3. Perhitungan kadar khlorida
4.3.1. Pada air Danau
Penentuan Normalitas AgNO3
N AgNO3 =
3
V NaCl x N NaCl
V AgNO
= 25 x 0,0141
25,8
= 0,0136 N
37. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Penentuan kadar khlorida pada sampel
mg/ L Cl-
:
mL Sampel
( A – B ) x N x 35,45 x 1000
- Sampel I
mg/L Cl-
=
100
(1,3 – 0,7 ) x 0,0136 x 35,45 x 1000
= 2,8927
- Sampel II
mg/L Cl-
=
100
(1,3 – 0,7 ) x 0,0136 x 35,45 x 1000
= 2,8927
- Sampel III
mg/L Cl-
=
100
(1,3 – 0,7 ) x 0,0136 x 35,45 x 1000
= 2,8927
- Sampel IV
mg/L Cl-
=
100
(1,4 – 0,7 ) x 0,0136 x 35,45 x 1000
= 3,3748
38. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
- Sampel V
mg/L Cl-
=
100
(1,4 – 0,7 ) x 0,0136 x 35,45 x 1000
= 3,3748
- Sampel VI
mg/L Cl-
=
100
(1,3 – 0,7 ) x 0,0136 x 35,45 x 1000
= 2,8927
Ketelitia perhitungan analisa khlorida pada air danau :
Hasil Cl-
(dengan nilai yang tinggi) – Hasil Cl-
(yang rendah)
% RPD = X 100
Hasil Cl-
rata - rata
= 3,3748 - 2,8927
___________________________ x 100% = 15,3 %
3,1337
39. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
4.3.2. Pada air limbah
Penentuan Normalitas AgNO3
N AgNO3 =
3
V NaCl x N NaCl
V AgNO
= 50 x 0,0141
49,45
= 0,0142 N
Penentuan kadar khlorida pada sampel
mg/ L Cl-
:
mL Sampel
( A – B ) x N x 35,45 x 1000
- Sampel I
mg/L Cl-
=
50
(6,8 – 0,5 ) x 0,0142 x 35,45 x 1000
= 63,42714
= 63,42714 x 5
= 317,1357
- Sampel II
mg/L Cl-
=
50
(6,9 – 0,5 ) x 0,0142 x 35,45 x 1000
= 64,43392
= 64,43392 x 5
= 322,1696
40. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
- Sampel III
mg/L Cl-
=
50
(12,8 – 0,5 ) x 0,0142 x 35,45 x 1000
= 123,83394
= 123,83394 x 5
= 619,1697
Ketelitian Perhitungan analisa khlorida pada air limbah :
Hasil Cl-
(dengan nilai yang tinggi) – Hasil Cl-
(yang rendah)
% RPD = X 100
Hasil Cl-
rata - rata
322,1696 - 317,1357
= _____________________________ X 100 % = 1,57 %
319,6526
4.4. Pembahasan
Analisis kadar khlorida dapat di lakukan dengan beberapa cara di antaranya
adalah dengan metode klasik seperti titrasi argentometri dan dengan metode yang lebih
41. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
modern yaitu secara spektrofotometer. Kedua metode ini sangat sering di gunakan untuk
prosedur analisis kadar khlorida pada air dan air limbah.
Setiap metode memiliki kekurangan dan kelebihan dalam melakukan analisis
kadar khlorida. Spektrofotometer merupakan suatu alat yang di gunakan untuk mengukur
jumlah suatu zat berdasarkan sifat adsorbsi suatu larutan berwarna. Analisis secara
spektrofotometer memiliki kelebihan, alatnya dapat di bawa ke lapangan saat melakukan
pengujian agar tidak terjadi perubahan kondisi sampel akibat dari waktu transportasi dari
lapangan ke laboraturium.
Sama halnya dengan penggunaan spektrofotometer portable. Penentuan kadar
khlorida dengan menggunakan metode titrasi argentometri memiliki banyak kelebihan
seperti pekerjaannya lebih cepat, peralatan yang di gunakan lebih sederhana dan memilik
nilai ke akuratan yang tinggi sehingga kadar khlorida dalam air dan air limbah dapat di
ketahui konsentrasinya. Metode dengan cara klasik ini lebih di pilih karena pada hasil
analisa dapat membaca kadar khlorida dengan nilai empat angka di belakang koma
sedangkan dengan spektrofotometer portable pembacaan analisis khlorida yang keluar
pada recorder menunjukan nilai hasil analisis dengan dua angka di belakang koma.
42. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Ketelitian dari perhitungan kadar khlorida pada air dan air limbah ini di hitung
dengan menggunakan % RPD. Dimana % RPD merupakan recovery persen deviasi.
Perhitungan % RPD dapat di lakukan terhadap sampel yang telah mendapat dua kali
perlakuan prosedur analisis dan memiliki hasil analisi yang berbeda.
Analisis kadar khlorida untuk air danau, di lakukan dengan menggunakan
prosedur titrasi argentometri berdasarkan SNI 06-6989.19-2004, sedangkan analisis kadar
khlorida pada air limbah di gunakan prosedur argentometri berdasarkan JIS. Perbedaan
kedua prosedur analisis argentometri ini terletak pada perhitungan kadar khlorida di mana
volume sampel yang di gunakan pada prosedur titrasi argentometri berdasarkan SNI
adalah 100 mL sedangkan volume sampel pada prosedur titrasi argentometri berdasarkan
JIS yaitu 50 mL.
Pada penentuan klorida dengan metode argentometri ini di peroleh hasil yang
sudah berada dalam spesifikasi mutu yang ditetapkan yaitu 600 mg/L secara maksimum
untuk air bersih dan spesifikasi mutu yang ditetapkan untuk air limbah adalah 1000-1500
mg/L tetapi kandungan khlorida yang baik pada air limbah adalah 600 mg/L. Dan %
RPD yang di dapat untuk analisis air danau adalah 15,3% dan 1,57% untuk air limbah
43. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari analisis yang di lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa metode titrasi
argentometri merupakan metode yang tepat sebagai prosedur analisis kadar khlorida pada
air dan air limbah, karena metode titrasi argentometri merupakan cara klasik yang
memiliki beberapa kelebihan di antaranya alat yang di gunakan sederhana, cepat, dan
memiliki hasil ananlisis yang akurat. Dari analisis khlorida yang di lakukan pada air dan
air limbah sebagai sampel di peroleh kadar khlorida yang sesuai dengan spesifikasi mutu
yang di tetapkan yaitu 600 mg/L untuk air dan 1000 – 1500 mg/L untuk limbah industri.
Dan untuk persen ketelitian analisis khlorida dengan titrasi argentometri ini di gunakan
%RPD (recovery persen deviasi). Dari % RPD ini di peroleh 15,3 % untuk air dan 1,57%
untuk air limbah.
44. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
5.2. Saran
Disarankan kepada penulis lain untuk membandingkan serta membahas analisa
klorida pada air dan air limbah dengan menggunkan metode dan standart baku mutu lain.
45. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad. R. 2004. Kimia Lingkungan. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Andi
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta: penerbit UI press
Gabriel. J. F. 2001. Fisika Lingkungan. Cetakan pertama. Jakarta: Penerbit Hipokrates
Limbah Industri. Diakses tanggal 7 mai,2009. http://www.Blogger.com.
Ricki. M. 2005. Kesehatan lingkungan. Cetakan Pertama: Yogyakarta.
Penerbit Graha Ilmu.
Robert. J. K. dan Roestam S. 2005. Pengolahan Sumber Daya Alam Terpadu.
Yogyakarta: Penerbit Andi
Standar Nasional Indonesia No. 06 – 6989. 19 – 2004. Medan: Badan Standartlisasi
Nasional.
Underwood. A. L. dan Day. R. A. 1994. Analisa Kimia Kuantitatif . Edisi ke-4.
Jakarta: Erlangga.
Vogel. A. I. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro.
Bagian 2. Edisi Ke-5. Jakarta: Penerbit PT. Kalman Media Pustaka.
Wardhana. W. A. 1999. Dampak Pencemaran Lingkungan. Cetakan ke-2. Edisi ke-2
Yogyakarta: Penerbit Andi.
46. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
LAMPIRAN
47. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Kriteria Kualitas Air
Standart Kualitas Air Limbah
Parameter Satuan I II III IV
Mutu air Baik Sedang Kurang Kurang Sekali
Fisika
Tempratur o
C 45 45 45 45
Residu terlarut Mg/l 1000 3000 3000 50000
Residu Mg/l 100 200 400 500
Kimia
pH Mg/l 5-9 5-9 4,5-9,5 4,0-10
Besi (Fe) Mg/l 5 7 9 10
Mangan (Mn) Mg/l 0,5 1 3 5
Tembaga ( Cu) Mg/l 0,5 2 3 5
Seng (Zn) Mg/l 5 7 10 15
Krom Hexavalen (Cr(VI) Mg/l 0,1 1 3 5
Kadmium (Cd) Mg/l 0,01 0,1 0,5 1
Raksa total (Hg) Mg/l 0,005 0,1 0,05 0,1
Timbal (Pb) Mg/l 0,1 0,5 1 5
Arsen (As) Mg/l 0,05 0,3 0,7 1
Selenium (Se) Mg/l 0,01 0,05 0,5 1
Sianida (CN-
) Mg/l 0,02 0,05 0,5 1
Sulfida (S) Mg/l 0,01 0,05 0,1 1
Fluorida (F) Mg/l 1,5 2 3 5
Klor Aktip (Cl2) Mg/l 1 2 3 5
Klorida ( Cl) Mg/l 600 1000 1500 2000
Sulfat (SO4) Mg/l 400 600 800 1000
N- Kjedhal ( N) Mg/l 7 - - 80
Amoniak Bebas (NH3N) Mg/l 0,5 1 2 5
Nitrat (NO3 – N) Mg/l 10 20 30 50
Nitrit ( NO2-N) Mg/l 1 2 3 5
Kebutuhan Oksigen ( BOD) Mg/l 20 100 300 500
48. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Baku Mutu Air berdasarkan kelas
Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001
PARAMETER SATUAN KELAS
KETERANGANI II III IV
FISIKA
Temperatur o
C Deviasi
3
Deviasi
3
Deviasi
3
Deviasi
5
Deviasi temperatur
dari alamiahnya
Residu Terlarut mg/L 1000 1000 1000 2000
Residu
tersuspensi
mg/L 50 50 400 400 Bagi pengelolahan
air minum secara
konvensional
,residu tersuspensi
<5000mg/l
KIMIA ANORGANIK
pH mg/L 6 – 9 6 – 9 6 – 9 5 – 9 Apabila secara
alamiah di luar
rentang tersebut
maka ditentukan
berdasarkan kondisi
alamiah
BOD mg/L 2 3 6 12
COD mg/L 10 25 50 100
DO mg/L 6 4 3 0 Angka batas
minimum
Total Fosfat sbg
P
mg/L 0,2 0,2 1 5
NO3 sbg N mg/L 10 10 20 20
NH3N mg/L 0,5 (-) (-) (-) Bagi Perikanan
kandungan amonia
bebas untuk ikan
yang peka <
0,02mg/l sbg NH3
Arsen mg/L 1 1 1 (-)
49. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
0,05
Kobalt mg/L 0,2 0,2 0,2 0,2
Barium mg/L 1 (-) (-) (-)
Boron mg/L 1 1 1 1
Selenium mg/L 0,01 0,05 0,05 0,05
Kadmium mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01
Khrom (VI) mg/L 0,05 0,05 0,05 1
Tembaga mg/L 0,02 0,02 0,02 0,2 Bagi pengelolahan
air minum secara
konvensional
Cu<1mg/l
Besi mg/L 0,3 (-) (-) (-) Bagi pengelolahan
air minum secara
konvensional
Fe<5mg/l
Timbal mg/L 0,03 0,03 0,03 1 Bagi pengelolahan
air minum secara
konvensional
Pb<0,1mg/l
FISIKA
Mangan mg/L 0,1 (-) (-) (-)
Air raksa mg/L 0,001 0,002 0,002 0,005
Seng mg/L 0,05 0,05 0,05 2 Bagi pengelolahan
air minum secara
konvensional
Zn<5mg/l
Khlorida mg/L 600 (-) (-) (-)
Sianida mg/L 0,02 0,02 0,02 (-)
Fluorida mg/L 0,5 1,5 1,5 (-)
Nitrat sbg N mg/L 0,06 0,06 0,06 (-) Bagi pengelolahan
air minum secara
konvensional NO2-
N<0,1mg/l
Sulfat mg/L 400 (-) (-) (-)
Khlorin bebas mg/L 0,03 0,03 0,03 (-) Bagi ABAM tdk
dipersyaratkan
50. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Belerang sbg
H2S
mg/L 0,002 0,002 0,002 (-) Bagi pengelolahan
air minum secara
konvensional
H2S<0,1mg/l
MIKROBIOLOGI
Fecal coliform Jml/100
ml
100 1000 2000 2000 Bagi pengelolahan
air minum secara
konvensional fecal
coliform
<2000jml/100ml
dan total
coliform<10000jml/
100 ml
Total coliform Jml/100ml 1000 5000 10000 10000
RADIOAKTIVITAS
Gross –A Bq /L 0,1 0,1 0,1 0,1
Gross –B Bq/L 1 1 1 1
KIMIA ORGANIK
Minyak dan
lemak
ug/L 1000 1000 1000 (-)
Detergent sbg
MBAS
ug/L 200 200 200 (-)
Senyawa fenol
sebagai fenol
ug/L 1 1 1 (-)
BHC ug/L 210 210 210 (-)
Aldrin/Dieldrin ug/L 17 (-) (-) (-)
Chlordane ug/L 3 (-) (-) (-)
DDT ug/L 2 2 2 2
FISIKA
Heptachlor dan
heptachlor
epoxide
ug/L 18 (-) (-) (-)
Lindane ug/L 56 (-) (-) (-)
Methoxychlor ug/L 35 (-) (-) (-)
51. Titis Utami Agung : Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Argentometri, 2009.
Endrin ug/L 1 4 4 (-)
Toxaphan ug/L 5 (-) (-) (-)