Dokumen tersebut membahas tentang konferensi tingkat tinggi PBB pada tahun 2000 dimana 189 negara sepakat mengadopsi Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang berfokus pada pembangunan manusia dengan batas waktu 2015. MDGs mencakup upaya pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup. Di Indonesia, pemerintah berkomitmen mempercepat pencapaian MDGs di tingkat provinsi dan kabupaten melal
Dokumen tersebut membahas tentang Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan Millenium Development Goals. BOK bertujuan meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas. Dana BOK hanya digunakan untuk kegiatan tersebut dan tidak boleh disetorkan ke kas daerah.
Hasil Survei MDGs Kab. Polewali Mandar Tahun 2007Arsad Rahim Ali
Dokumen ini berisi ringkasan hasil survei pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals/MDGs) di tingkat kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2007. Survei ini memetakan pencapaian 36 indikator MDGs di bidang penanggulangan kemiskinan, pendidikan, kesetaraan gender, kesehatan, dan lingkungan hidup di 16 kecamatan di kabupaten tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan Millenium Development Goals. BOK bertujuan meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas. Dana BOK hanya digunakan untuk kegiatan tersebut dan tidak boleh disetorkan ke kas daerah.
Hasil Survei MDGs Kab. Polewali Mandar Tahun 2007Arsad Rahim Ali
Dokumen ini berisi ringkasan hasil survei pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals/MDGs) di tingkat kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2007. Survei ini memetakan pencapaian 36 indikator MDGs di bidang penanggulangan kemiskinan, pendidikan, kesetaraan gender, kesehatan, dan lingkungan hidup di 16 kecamatan di kabupaten tersebut.
Dokumen ini membahas tentang kesehatan ibu dan bayi di Indonesia dengan fokus khusus di Kabupaten Polewali Mandar. Dokumen menyebutkan angka kematian ibu dan bayi serta upaya-upaya yang dilakukan untuk menurunkannya, seperti pemeriksaan ibu hamil dan nifas rutin serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Dokumen ini membahas tentang kesehatan ibu dan bayi di Indonesia dengan fokus khusus di Kabupaten Polewali Mandar. Dokumen menyebutkan angka kematian ibu dan bayi serta upaya-upaya yang dilakukan untuk menurunkannya, termasuk pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas.
Dokumen tersebut membahas rancangan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) bidang kesehatan dan gizi masyarakat untuk periode 2015-2019. Dokumen meninjau kondisi kesehatan saat ini yang menunjukkan perbaikan pada beberapa indikator namun masih ada tantangan seperti angka kematian ibu dan gizi masyarakat. Dokumen juga membahas isu strategis kesehatan seperti beban penyakit, keter
1. Upaya Kabupaten Solok untuk mencapai target MDGs di berbagai sektor sudah menuju pada pencapaian target 2015. 2. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain adalah menurunkan angka kemiskinan, kematian ibu dan anak, serta meningkatkan akses terhadap pendidikan dan kesehatan. 3. Upaya yang dilakukan meliputi program pengentasan kemiskinan, peningkatan fasilitas kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat
1. Upaya Kabupaten Solok untuk mencapai target MDGs di berbagai sektor sudah menuju pada pencapaian target 2015. 2. Beberapa tantangan utama adalah meningkatkan akses yang merata bagi masyarakat miskin dan terpencil serta meningkatkan kualitas pelayanan. 3. Kerja sama antar berbagai pihak diperlukan untuk mempercepat pencapaian target-target MDGs.
Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014Muh Saleh
Dokumen tersebut membahas kebijakan strategis bidang kesehatan di Provinsi Sulawesi Barat. Beberapa poin penting yang diangkat adalah masih tingginya angka kematian ibu dan bayi, keterbatasan akses pelayanan kesehatan berkualitas bagi kelompok rentan, serta belum tercapainya target gizi dan penurunan penyakit menular dan tidak menular. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi untuk meningkatkan layanan kesehatan masyarak
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024Muh Saleh
Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan 2020-2024 :
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi.
Buku Saku Stranas Dengue_REV 01 22 Juli 2021.pdfalin450032
Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 bertujuan untuk menurunkan beban kesehatan masyarakat akibat Dengue dengan meningkatkan upaya pencegahan, akses perawatan, surveilans penyakit, serta partisipasi masyarakat dalam penanggulangan Dengue. Strategi ini menargetkan menurunkan insiden Dengue menjadi kurang dari 49 per 100.000 penduduk pada 90% kabupaten/kota pada 2025 dan menurunkan angka kemat
Data SDGs (Sustainable Development Goals)nanda yudip
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan dalam kerangka Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs mencakup 17 tujuan pembangunan berkelanjutan termasuk tujuan ke-3 yang berfokus pada kesehatan. Dokumen tersebut menjelaskan posisi kesehatan dalam kerangka SDGs dan rencana tindak lanjut pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang upaya kesehatan ibu dan anak di Provinsi Aceh, khususnya mengenai tren cakupan beberapa indikator pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti kunjungan antenatal, bayi, dan balita serta komplikasi kebidanan dan neonatal yang ditangani selama lima tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren tersebut agar dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kese
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Dokumen ini membahas tentang kesehatan ibu dan bayi di Indonesia dengan fokus khusus di Kabupaten Polewali Mandar. Dokumen menyebutkan angka kematian ibu dan bayi serta upaya-upaya yang dilakukan untuk menurunkannya, seperti pemeriksaan ibu hamil dan nifas rutin serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Dokumen ini membahas tentang kesehatan ibu dan bayi di Indonesia dengan fokus khusus di Kabupaten Polewali Mandar. Dokumen menyebutkan angka kematian ibu dan bayi serta upaya-upaya yang dilakukan untuk menurunkannya, termasuk pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas.
Dokumen tersebut membahas rancangan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) bidang kesehatan dan gizi masyarakat untuk periode 2015-2019. Dokumen meninjau kondisi kesehatan saat ini yang menunjukkan perbaikan pada beberapa indikator namun masih ada tantangan seperti angka kematian ibu dan gizi masyarakat. Dokumen juga membahas isu strategis kesehatan seperti beban penyakit, keter
1. Upaya Kabupaten Solok untuk mencapai target MDGs di berbagai sektor sudah menuju pada pencapaian target 2015. 2. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain adalah menurunkan angka kemiskinan, kematian ibu dan anak, serta meningkatkan akses terhadap pendidikan dan kesehatan. 3. Upaya yang dilakukan meliputi program pengentasan kemiskinan, peningkatan fasilitas kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat
1. Upaya Kabupaten Solok untuk mencapai target MDGs di berbagai sektor sudah menuju pada pencapaian target 2015. 2. Beberapa tantangan utama adalah meningkatkan akses yang merata bagi masyarakat miskin dan terpencil serta meningkatkan kualitas pelayanan. 3. Kerja sama antar berbagai pihak diperlukan untuk mempercepat pencapaian target-target MDGs.
Strategi pembangunan kesehatan sulawesi barat tahun 2013 2014Muh Saleh
Dokumen tersebut membahas kebijakan strategis bidang kesehatan di Provinsi Sulawesi Barat. Beberapa poin penting yang diangkat adalah masih tingginya angka kematian ibu dan bayi, keterbatasan akses pelayanan kesehatan berkualitas bagi kelompok rentan, serta belum tercapainya target gizi dan penurunan penyakit menular dan tidak menular. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi untuk meningkatkan layanan kesehatan masyarak
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024Muh Saleh
Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan 2020-2024 :
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi.
Buku Saku Stranas Dengue_REV 01 22 Juli 2021.pdfalin450032
Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 bertujuan untuk menurunkan beban kesehatan masyarakat akibat Dengue dengan meningkatkan upaya pencegahan, akses perawatan, surveilans penyakit, serta partisipasi masyarakat dalam penanggulangan Dengue. Strategi ini menargetkan menurunkan insiden Dengue menjadi kurang dari 49 per 100.000 penduduk pada 90% kabupaten/kota pada 2025 dan menurunkan angka kemat
Data SDGs (Sustainable Development Goals)nanda yudip
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan dalam kerangka Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs mencakup 17 tujuan pembangunan berkelanjutan termasuk tujuan ke-3 yang berfokus pada kesehatan. Dokumen tersebut menjelaskan posisi kesehatan dalam kerangka SDGs dan rencana tindak lanjut pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang upaya kesehatan ibu dan anak di Provinsi Aceh, khususnya mengenai tren cakupan beberapa indikator pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti kunjungan antenatal, bayi, dan balita serta komplikasi kebidanan dan neonatal yang ditangani selama lima tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren tersebut agar dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kese
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
1. Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan September 2000, sebanyak
189 negara anggota PBB termasuk Indonesia sepakat untuk mengadopsi Deklarasi Milenium yang kemudian
dijabarkan dalam kerangka praktis Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals/MDGs). MDG’s
menempatkan pembangunan manusia sebagai fokus utama pembangunan, memiliki tenggat waktu (2015).
MDGs juga merupakan komitmen nasional dalam upaya lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan
kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan perempuan, kesehatan dan lingkungan. Dari 8 tujuan MDGs
yang menjadi tanggung-jawab Kementerian Kesehatan yaitu: MDG 1, 4, 5, 6 dan 7. Setiap tujuan memiliki satu atau
beberapa target beserta indikatornya.
Upaya percepatan pencapaian target MDGs menjadi prioritas pembangunan nasional yang memerlukan sinergis
kebijakan perencanaan dari tingkat Pusat hingga Daerah. Sesuai Inpres No 3 Tahun 2010 tentang Program
Pembangunan Yang Berkeadilan, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sebagai unsur pemerintahan diwajibkan
untuk melaksanakan percepatan pencapaian MDG’s yang tertuang dalam suatu Rencana Aksi Daerah (RAD).
Untuk itu dalam rangka memudahkan penyusunan RAD tersebut, Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian
Kesehatan RI menganggap perlu untuk menerbitkan buku saku MDG’s, yang berisi tentang kegiatan dan sub-kegiatan,
indikator, definisi operasional, cara perhitungan dan target dalam rangka percepatan pencapaian MDG’s di bidang
kesehatan tahun 2011-2015.
Edisi ini, merupakan edisi perdana, dengan demikian maka sebagaimana pepatah kata menyatakan bahwa tiada
gading yang tak retak, maka buku saku MDG’s Bidang Kesehatan ini belumlah sempurna, dan seiring dengan
pelaksanaan dalam rangka pencapaian MDG’s, kami akan terus menyempurnakan buku saku MDG’s Bidang Kesehatan
ini.
Jakarta, 17 Februari 2011
Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran,
dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.
KATA PENGANTAR
2. Goal 1 : Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan
Goal 2 : Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua
Goal 3 : Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
Goal 4 : Menurunkan Kematian Anak
Goal 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu
Goal 6 : Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya (Tb)
Goal 7 : Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup
Goal 8 : Mengembangkan Kemitraan Pembangunan di Tingkat Global
8 Tujuan MDGs
1
3. Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu
1990-2015
Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target Status
Prevalensi balita
dengan berat badan
rendah / gizi kurang
(1989): 37,5 persen (2007): 18,4 persen
(Riskesdas)
(2015): 18,5 persen
( RPJM: < 15 persen)
Tercapai (Achieved)
Prevalensi balita gizi
buruk
(1989): 6,3 persen
(Susenas)
(2007): 5,4 persen
(Riskesdas 2007)
(2015): 3,15 persen Akan tercapai (on
track)
Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum
1400 kkal/kapita/hari (1990): 9,0 persen (Maret (2009): 14,47
persen
(2015): 4,4 persen Akan tercapai (on
track)
2000 kkal/kapita/hari (1990): 70,63 persen (2009): 68,52 persen (2015): 35,32 persen Akan tercapai (on
track)
2100 kkal/kapita/hari (1990): 64,21 persen (2009): 61,86 persen (2015): 35,32 persen Akan tercapai (on
track)
2
GOAL 1 : MEMBERANTAS KEMISKINAN DAN KELAPARAN
4. Target 4a: Mengurangi 2/3 angka kematian balita dalam kurun waktu 1990 dan 2015
Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target Status
Angka Kematian Bayi (AKB) per
1.000 kelahiran hidup
1991 : 68
(SDKI)
2007 : 34 (SDKI) 2015 : 23 Akan tercapai
(on track)
Angka Kematian Balita (AKBA)
per 1.000 kelahiran hidup
1991 : 97
(SDKI)
2007 : 44 (SDKI) 2015 : 32 Akan tercapai
(on track)
Angka kematian neonatal (per
1.000 kelahiran hidup)
1991 : 32
(SDKI)
2007 : 19 (SDKI) Menurun Akan tercapai
(on track)
Proporsi anak-anak berusia 1
tahun diimunisasi campak
1991 : 44,5 (SDKI) 2007 : 67%
(SDKI)
Meningkat Akan tercapai
(on track)
Proporsi anak usia 12-23 bulan
yang telah diimunisasi campak
1991 : 57,5 (SDKI) 2007 : 76,4%
(SDKI)
Meningkat Akan tercapai
(on track)
3
GOAL 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK
5. Target 5A: Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga-perempat dalam kurun waktu 1990 - 2015
Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target Status
Angka Kematian Ibu
per 100.000
kelahiran hidup
1991: 390
(SDKI)
2007: 228 (SDKI) 2015: 102
RPJM 2014: 118
Terjadi penurunan
AKI yang signifikan
(dari 390 pada tahun
1991 menjadi 228 per
100.000 KH pada
tahun 2007), tetapi
perlu upaya keras
untuk mencapai target
2015.
Proporsi kelahiran
yang ditolong
tenaga kesehatan
terlatih (%)
1994: 47,2 persen
(Susenas)
2009: 77,4 persen
(Susenas)
RPJM 2014: 90
persen
Diperkirakan akan
tercapai.
4
GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
6. Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015
Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target Status
Tingkat pemakaian kontrasepsi/
contraceptive prevalence rate
(CPR)
1991 : 49,7%
(SDKI)
2007 : 61,4%
(SDKI)
Meningkat Akan tercapai
(on track)
CPR cara modern pada wanita
usia 15-49 tahun
1991 : 47,1%
(SDKI)
2007 : 57,4%
(SDKI)
Meningkat Akan tercapai
(on track)
Tingkat kelahiran pada remaja
(per 1000 perempuan usia 15-19
tahun)
1991 :
Kota : 39
Desa : 82
Total : 67
(SDKI)
2007 :
Kota : 26
Desa : 74
Total : 35
(SDKI)
Menurun Akan tercapai
(on track)
Cakupan pelayanan antenatal
(K1 dan K4)
1995 :
K1 : 85%
K4 : 64,8%
(Profil Kesehatan)
2007 :
K1 :92,7%
K4 : 86% (2007) (Profil
Kesehatan)
Meningkat Akan tercapai
(on track)
Unmet need KB 1991 : 12,7%
(SDKI)
2007 :
9,1%
Menurun Memerlukan perhatian
khusus (need special
attention.
5
GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
7. Indikator Acuan
Dasar
Saat Ini Target Status
Target 6A: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS pada tahun 2015
Prevalensi HIV/AIDS - 2009 : 0,2%
(Kemenkes, 2006)
Mengendalika
n penyebaran
HIV dan AIDS
Telah menunjukkan trend
perbaikan pengendalian, tetapi
masih perlu upaya keras dan
terus menerus untuk mencapai
target 2015.
Penggunaan kondom pada
hubungan seks berisiko tinggi
terakhir
(2002/03):
12,8 (SKRRI-
BPS,
2002/03)
• P = 10,3%
• L = 18,4%
(SKRRI-BPS, 2007)
Meningkat Akan tercapai (on track)
Persentase remaja usia 15 -24
tahun yang memiliki
pengetahuan komprehensif
mengenai HIV dan AIDS
- • Perempuan
(9,5%)
• Laki-laki (14,7%)
(SDKI, 2007)
Meningkat Akan tercapai (on track)
Target 6B: Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV/AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai
dengan tahun 2010
Proporsi penduduk terinfeksi HIV
lanjut yang memiliki akses pada
obat-obatan antiretroviral
- 38,4 persen
(KemenKes 2010,
per 30 November
2009)
Meningkat Akan tercapai (on track)
6
GOAL 6 : MENGENDALIKAN HIV DAN AISD, MALARIA DAN
PENYAKIT MENULAR LAINNYA (TB)
8. Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target Status
Target 6C: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya
(Tuberculosis) hingga tahun 2015
Prevalensi malaria (per
1.000 penduduk)
Jawa Bali
0,17 (1990)
API Jawa Bali : 0,17 %
API Nasional : 1,85
(Ditjen P2PL, 2009)
Target 2015:
Dihentikan,
mulai menekan
jumlah
kasusnya,
target nasional
indonesia
bebas malaria
pada tahun
2030
Akan
tercapai
(on track)
Prevalensi Malaria di luar
Jawa-Bali (per 1.000
penduduk)
24,1
(1990)
AMI : 12,27%
(Ditjen P2PL, 2009)
Tingkat kematian akibat
Malaria
- 1,3 persen
(Riskesdas 2007)
Proporsi anak balita yang
tidur dengan kelambu
berinsektisida
- 3,3 persen (SDKI 2007), perdesaan 4,5
persen; perkotaan 1,6 persen
75,0 persen (KemenKes 2008, berdasarkan
survei di 7 provinsi:
(Aceh, Sumut, NTT, Maluku, Maluku Utara,
Papua Barat dan Papua)
7
GOAL 6 : MENGENDALIKAN HIV DAN AISD, MALARIA DAN
PENYAKIT MENULAR LAINNYA (TB)
9. Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target Status
Target 6C: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya
(Tuberculosis) hingga tahun 2015
Angka kejadian Tuberkulosis
(semua kasus/100.000
penduduk/tahun):
(1990): 343 (Laporan
TB Global, WHO, 2009)
228 (Laporan
TB Global,
WHO, 2009)
Mengendalikan
penyebaran TB
Akan tercapai (on
track)
Tingkat prevalensi
Tuberkulosis (per 100.000
penduduk):
(1990) :443 (Laporan
TB Global, WHO, 2009)
244 (Laporan TB
Global, WHO,
2009)
Mengendalikan
penyebaran TB
Akan tercapai (on
track)
Tingkat kematian karena
Tuberkulosis (per 100.000
penduduk):
(1990) : 92 (Laporan
TB Global, WHO, 2009)
39 (Laporan TB
Global, WHO,
2009)
Mengendalikan
penyebaran TB
Akan tercapai (on
track)
8
GOAL 6 : MENGENDALIKAN HIV DAN AISD, MALARIA DAN
PENYAKIT MENULAR LAINNYA (TB)
10. Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target Status
Target 6C: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya
(Tuberculosis) hingga tahun 2015
Proporsi kasus TB yang
ditemukan melalui DOTS
(2000) : 19,7
persen
(Laporan
Kemenkes,2010
)
70%
(Lap.Kemenkes
, 2009)
73% Tercapai (Achieved)
Proporsi kasus TB yang
disembuhkan melalui DOTS
(cure rate)
(2000) : 71,6
persen (Laporan
Kemenkes, 2010)
80,9% 85% Akan tercapai (on track)
9
GOAL 6 : MENGENDALIKAN HIV DAN AISD, MALARIA DAN
PENYAKIT MENULAR LAINNYA (TB)
11. Target 7 C:Menurunkan hingga separuhnya proporsi rumah tangga tanpa akses terhadap sumber air minum yang
aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada 2015.
Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target Status
Proporsi rumah
tangga dengan
akses berkelanjutan
terhadap air minum
layak, perkotaan dan
pedesaan
1993:
•Kota : 15,1
•Desa : 23,2
•Total : 20,6
(Susenas)
2009:
•Kota : 49,8
•Desa : 45,7
•Total : 47,6
(Susenas)
2015:
•Kota : 57,5
•Desa : 61,6
•Total : 60,3
Akan tercapai
(on track)
Proporsi rumah
tangga dengan
akses berkelanjutan
terhadap sanitasi
dasar, perkotaan dan
pedesaan
1993:
•Kota : 56,6
•Desa : 11,1
•Total : 24,7
(Susenas)
2009:
•Kota : 69,6
•Desa : 34,0
•Total : 51,0
(Susenas)
2015:
•Kota : 78,3
•Desa : 55,5
•Total : 62,4
Akan tercapai
(on track)
Goal 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
10
Goal 7: Memastikan Kelestarian
Lingkungan Hidup