SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Diskursus tentang dunia pendidikan merupakan suatu wacana yang paling
fundamental dalam peradaban umat manusia. Pendidikan merupakan suatu upaya
untuk mengantarkan anak didik menuju pada kedewasaanya melalui proses
pendidikan kognitif ( Transfer of knowledge ) dan pendidikan nilai ( Transfer of
Values ). David R Krathwohl seorang pakar pendidikan nilai mengungkapkan
bahwa ujung dari pendidikan nilai adalah karakterisasi nilai-nilai dalam diri anak
didik.
Dalam hal ini Kementerian Pendidikan terus mendorong pendidikan karakter
agar peserta didik memiliki kepribadian kokoh dan berkarakter kuat. Untuk
mewujudkan itu, pendidikan berbasis karakter diberlakukan di semua jenjang
pendidikan mulai tahun ajaran baru 2011/2012. ”Melalui pendidikan berbasis
karakter ini, pemerintah berharap bisa menghasilkan peserta didik yang berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung
jawab,” kata Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, saat apel kesiapan
dan pencanangan pendidikan berbasis karakter di SMA Negeri 70 Jakarta, Selasa
(12/7/2011).
Dalam hal ini pendidikan mempunyai tiga tugas utama dalam
menggali dan mengembangkan fitrah ( potensi dasar ) anak dalam aspek kognitif
( intelektual ) maupun pendidikan dalam aspek afektif dan psikomotor.
2
Kajian tentang pendidikan anak menjadi sangat penting dan
merupakan hal sangat mendesak, karena kalau dicermati dari fenomena yang
terjadi saat ini, ada beberapa sistem pendidikan yang hanya menekankan pada
kecerdasan intelektualnya ( intellectual oriented ) sehingga banyak anak didik
yang cerdas secara intelektual, tetapi melupakan nilai-nilai ketuhanan, individual,
dan nilai-nilai sosial.
Seorang anak merupakan amanat besar yang harus dipertanggung
jawabkan dihadapan Allah SWT pada hari akhir nanti. Islam dengan tegas
menjelaskan kedudukan anak bagi kedua orangtuanya. Anak bisa menjadi
penyenang hati, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Furqon : 74
yang berbunyi:
tûïÏ%©!$#uršcqä9qà)tƒ$oY-/u‘ó=yd$oYs9ô`ÏB$uZÅ_ºurø—r&$oYÏG»-ƒÍh‘èŒurno§•è%&úãüôãr&$oYù=yèô_$#ur
šúüÉ)-FßJù=Ï9$·B$tBÎ)ÇÐÍÈ
Artinya : dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah
kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati
(Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
Akan tetapi anak juga bisa menjadi sumber fitnah bagi kedua
orangtuanya bahkan menjadi musuh ( Syam, 2004: 18 ). Allah SWT berfirman
dalam QS. At-Taghaabun (64): 14 yang berbunyi:
$pkš‰r'¯»tƒšúïÏ%©!$#(#þqãZtB#uäžcÎ)ô`ÏBöNä3Å_ºurø—r&öNà2ω»s9÷rr&ur#xr߉tãöNà6©9öNèdrâ‘x‹÷n$$sù4
bÎ)ur(#qàÿ÷ès?(#qßsxÿóÁs?ur(#rã•Ïÿøós?urcÎ*sù©!$#Ö‘qàÿxîíO‹Ïm§‘ÇÊÍÈ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu
dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah
kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta
3
mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”
Anak bisa menjadi penyenang hati, jika orangtua dalam mendidik dan
menghiasi anaknya dengan akhlak yang mulia mencapai suatu keberhasilan.
Dengan kata lain, anak betul-betul bisa menjadi penyejuk mata dan penentram
hati ( qurrota a’yun ) bagi kedua orangtuanya dan bagi masyarakat sosial yang
ada di sekitarnya ( Albani, 2004: 6 ).
Anak bisa menjadi sumber fitnah bagi keluarga dan masyarakat jika
anak menjadi petaka kehidupan yang menyesakkan dada dan tidak lagi penentram
hati tetapi menjadi penyempit hati. Hal ini sebagai akibat dari kegagalan
pendidikan anak baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pendidikan
merupakan suatu usaha yang sangat urgen dalam membangun karakter dan akhlak
anak. Sejalan dengan ini, Munir Mulkhan mengatakan “Telah menjadi pendapat
umum bahwa pendidikan adalah rancangan kegiatan yang paling banyak
berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang dalam suatu masyarakat”
( Mulkhan, 1993 : V ). Anggapan ini tentunya menjadi lahan strategis bagi
pendidikan untuk menunjukkan kapabilitasnya sebagai penentu baik dan buruknya
perilaku manusia dengan menawarkan konsep pendidikan yang menitik beratkan
pada persoalan di atas.
Salah satu konsep pendidikan yang bertujuan membentuk karakter
anak adalah Pendidikan Nilai. Jenis pendidikan ini oleh Paul Suparno, SJ dkk
dikatakan atau sama dengan pendidikan budi pekerti ( Suparno, dkk, 2002 : 76 ).
Nilai oleh Hartoko secara hierarkis dibagi menjadi tiga yaitu nilai agama, nilai
4
kesusilaan (moral) dan nilai sosial ( Sholeh, 2003 : 35) Dari sini dapat kita lihat
bahwa pendidikan nilai dibangun dari tiga sistem nilai ini.
Pertama, tentang pendidikan agama. Inti agama adalah iman ( Tafsir,
1996 : 4 ). Aqidah atau keimanan merupakan ajaran yang sangat mendasar dalam
agama Islam yang tidak cukup diucapkan dalam lisan dan dibenarkan dalam hati,
namun sebagai konsekuensi secara logis harus dimanifestasikan dalam bentuk
tingkah laku keseharian. Kemerosotan–kemerosotan kualitas diri, seperti terlibat
sebagai pecandu narkoba, terlibat dalam perilaku seks bebas yang ironisnya
sampai pada tindakan aborsi, menderita HIV/AIDS akibat dari kecanduan narkoba
dan tindakan seks bebas, generasi muda yang putus sekolah sehingga meraja
lelanya kebodohan di mana–mana, terlibat tawuran antar pelajar, dan lain
sebagainya, hal tersebut merupakan indikasi kemerosotan kualitas nilai-nilai
aqidah yang mereka yakini. Maka sudah semestinya pendidikan aqidah ini
ditanamkan pada setiap anak agar ajaran ketauhidan dapat benar-benar menyatu
dalam jiwanya ( Nurjanah, 2006 : 5-6 ). Diberikannya pendidikan aqidah sejak
dini kepada anak ini, memiliki suatu tujuan yaitu agar anak terikat kepada Islam
secara kokoh, membekas dalam jiwanya dan berpengaruh terhadap kehidupan
selanjutnya. Ia akan menerima Islam sebagai pengatur hidupnya, A1-Qur’an
sebagai pedoman dan Rasulullah saw sebagai tauladan baginya. Sebagaimana
sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Hakim dan lbnu Abbas r.a:
????T?????? ????? ???????????????????????????????????????????
“Bacakanlah kepada anak-anakmu kalimat yang pertama dengan tiada Tuhan
selain Allah”. HR. Al Hakim )
5
Dengan demikian dapat diketahui bahwa keluarga (orangtua)
memegang peranan yang sangat urgen dalam menumbuhkan rasa keimanandalam
diri anak. Hal ini dikarenakan keluarga (orangtua) merupakan pendidik pertama
bagi anak-anaknya.
Kedua, tentang pendidikan moral. Budaya global yang mewujud pada
kemajuan alat-alat komunikasi elektronik dewasa ini telah meyebabkan berbagai
aksi dan kasus yang terjadi baik di dalam maupun luar negeri dengan menyajikan
pola hubungan antar manusia yang penuh warna kekerasan. Jika permasalahan ini
kita bawa dalam konteks negara kita Indonesia, maka contoh yang dapat diambil
adalah maraknya perbincangan seputar disyahkan atau tidaknya Rancangan
Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi ( RUU APP ) oleh Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai akibat dari perilaku masyarakat kita yang amoral dan
jauh dari citra bangsa kita yang dikenal menjunjung tinggi nilai-nilai adat
ketimuran. Wujud dari pornografi dan pornoaksi semakin terlihat jelas dengan
adanya berbagai fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, seperti seks barter pulsa,
majalah-majalah yang menyuguhkan tontonan vulgar serta penyalahgunaan dalam
mengkonsumsi media elektronik semisal televisi dan Internet. Tindakan-tindakan
amoral di atas, selain dikarenakan pengaruh budaya global juga disebabkan oleh
kegagalan pendidikan moral sejak dini dalam keluarga. Akibatnya ketika anak
menuju proses perkembangan berikutnya tidak mampu mempertahankan nilai-
nilai moral karena rapuhnya pendidikan moral yang ditanamkan orangtua.
Pendidikan anak dalam ranah moral ini perlu diperhatikan dengan
baik, karena hal tersebut sangat penting dan berguna dalam perjalanan hidup
6
seorang anak. Untuk mewujudkan sebuah komunitas bermoral yang sesuai dengan
tuntunan Rasulullah saw, maka orangtua adalah pihak pertama yang memasukkan
pendidikan moral kepada anak sehingga dengan pendidikan moral dari rumah
akan menjadi perisai kemaksiatan bila mereka berada di luar rumah
( Muhammad, 2003 : 83-84 ). Sejalan dengan ini, para filosof Islam merasakan
betapa pentingnya periode kanak-kanak dalam pendidikan budi pekerti dan
membiasakan anak-anak pada tingkah laku yang baik sejak kecilnya.( Al Abrasyi,
1970 : 106 ). Mereka sependapat bahwa pendidikan anak-anak sejak kecil harus
mendapat perhatian penuh. Pepatah lama mengatakan “pelajaran di waktu kecil
ibarat lukisan di atas batu, pendidikan di waktu besar ibarat lukisan di atas air”.
Artinya pendidikan yang dilakukan sejak dini pada anak akan membekas dalam
diri anak selama hidupnya. Dalam pengertian ini, lbnul Jauzi menulis dalam
bukunya At-Tib Ar-Ruhani (pengobatan jiwa) mengatakan:
Pembentukan yang utama ialah di waktu kecil. Apabila seorang anak
dibiarkan melakukan sesuatu (yang kurang baik) dan telah menjadi
kehiasaannya, sukarlah meluruskannya. “Artinya, pendidikan budi pekerti
yang tinggi wajib dimulai di rumah, dalam keluarga, sejak kecil dan jangan
membiarkan anak-anak tanpa pendidikan, bimbingan dan petunjuk-petunjuk.
Bahkan sejak kecil ia harus dididik sehingga tidak terbiasa dengan adat dan
kebiasaan yang tidak baik. Bila dibiarkan saja, tidak diperhatikan, tidak
dibimbing, Ia akan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik
sehingga sukarlah mengembalikannya dan memaksanya untuk meninggalkan
kebiasaan tersebut ( Al Abrasyi, 1970 : 106 ).
Ketiga, tentang pendidikan sosial. Dalam hidup, manusia
membutuhkan bantuan orang lain. Untuk itu dalam berinteraksi harus ada
tatanan moral yang dipatuhi semua pihak, bahkan sampai pada tingkat
pemilihan teman dalampergaulan ( Maragustam, 2001 : 91 ).
7
Belakangan ini banyak ditemukan kasus- kasus sosial di seputaran
masyarakat Indonesia. Selama tahun 2010 saja, kasus- kasus anak dan remaja
mendominasi mencapai 67, 8% dari 171 kasus pengaduan yang masuk ke
Komisi Perlindungan Anak, Hal ini menunjukkan perlunya perhatian khusus
mengenai penanaman nilai-nilai sosial pada anak. Penanaman nilai ini
dilakukan oleh orangtua, dimulai sejak masa kecil mereka agar anak-anak
mampu bergaul dengan anak atau orang lain. Bekal yang perlu diberikan
kepada anak dalam hal ini menurut Al-Ghazali adalah penanaman sifat-sifat
mulia dan etika pergaulan yang baik sehingga dengan hal tersebut, ia dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan bahkan mampu membatasi
pergaulannya ( Zainuddin, dkk, 1991 : 124 ).
Berawal dari permasalahan di atas, penulis menilai perlu diadakannya
penelitian tentang pendidikan nilai, karena ujung dari pendidikan nilai adalah
pendidikan karakter pada anak didik. Hal ini sejalan dengan program
pemerintah akhir-akhir ini, yaitu penggalakan pendidikan karakter pada
semua jenjang pendidikan. Disini penulis mencoba menawarkan konsep
Pendidikan Nilai sekaligus Metode untuk menanamkan Pendidikan Nilai,
menurut salah satu pemikir kontemporer muslim yang bernama Abdullah
Nashih Ulwan. Penulis sengaja memilih tokoh pendidikan ini karena pada
buku karangannya yaitu buku Pendidikan Anak dalam Islam terdapat beberapa
pemikirannya tentang pendidikan nilai yang mencakup pendidikan agama,
pendidikan moral dan pendidikan sosial. Buku ini juga mendapat apresiasi
yang cukup besar dari masyarakat Indonesia, hal ini terbukti dengan dicetak
8
secara berulang-ulang buku ini dalam edisi terjemahan bahasa Indonesia-nya
dan diterbitkan oleh berbagai penerbit, antara lain : Pustaka Amani dan
Remaja Rosdakarya. Buku ini merupakan kajian lengkap tentang langkah
pendidikan anak dalam Islam, sehingga patut dipedomani oleh para orang tua,
wali, dan pendidik.
Meskipun secara eksplisit, ia tidak pernah mengemukakan tentang
pendidikan nilai (value education), namun pemikirannya sarat dengan ide-ide
yang berkenaan dengan upaya menanamkan nilai kepribadian dan etika atau
moral dalam diri anak. Hal ini sesuai dengan yang dimaksud pendidikan nilai,
yaitu penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri seseorang ( Sholeh,
2003 : 35 ).
B. Penegasan Istilah
Skipsi ini berjudul “ Pemikiran Pendidikan Nilai Abdullah Nashih
Ulwan dalam buku Pendidikan Anak dalam Islam. Judul ini memerlukan
penegasan untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam mengartikan,
dan akan mudah dipahami setelah dijelaskan lebih lanjut secara terperinci,
sebagai berikut :
1. Pemikiran
Sebagaimana tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pemikiran adalah proses, cara, dan perbuatan memikir (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2002 : 683 )
9
2. Pendidikan Nilai
a. Pendidikan
Dalam bahasa Indonesia, kata pendidikan terdiri dari kata didik yang
menjadi awalan “pen” dan akhiran “an”. Kata tersebut sebagimana yang
dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: memelihara dan
memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran ( Purwadarminta,
1982: 250).
Sedangkan menurut HM. Chabib Thoha,MA. pengertian pendidikan
dibedakan dari dua pengertian yakni: “Pendidikan dalam arti teoritik filosofis
adalah pemikiran manusia terhadap masalah kependidikan untuk
memecahkan dan menyusun teori–teori baru dengan dasar pemikiran yang
normatis dan sebagainya, dan pendidikan dalan arti praktis adalah suatu
proses pemindahan pengetahuan ataupun pengembangan potensi yang
dimiliki oleh subyek didik untuk mencapai perkembangan secara optimal,
serta membudayakan manusia melalui proses transformasi nilai–nilai yang
utama” (Thoha, 1996 : 98/ 99).
b. Nilai
Kata “Nilai”, sebenarnya berasal dari bahasa latin “valere” atau bahasa
Prancis kuno, yaitu “valoir” dan dalam bahasa Inggris ”value“ ( Mulyana,
2004 : 7 ).
10
Menurut Zaini Muchtarom, dkk., nilai adalah suatu perangkat
keyakinan ataupun perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang
memberikan corak khusus kepada pola pemikiran, perasaan, ketertiban
maupun perilaku( Muchtarom, dkk, 1984 : 260 ).
Rahmat Mulyana mendefinisikan nilai sebagai rujukan dan keyakinan
dalam menentukanpilihan ( Mulyana, 2004 : 78 ).
c. Pendidikan Nilai
Sebagaimana dikutip oleh Rahmat Mulyana, Sastrapratedja mengatakan
bahwa pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada
diri seseorang ( Mulyana, 2004 : 119 ).
Dalam pengertian yang hampir sama Mardiatmadja mendefinisikan
pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan
mengalami nilai-nilai serta menempatkannya secara integral dalam
keseluruhan hidupnya.
2. Abdullah Nashih Ulwan
Beliau adalah salah satu pemikir kontemporer Muslim dalam dunia
pendidikan, dilahirkan di kota Halab, Suriah. Beliau merupakan sarjana
Ushuluddin di Al Azhar University pada tahun 1952, juga menerima ijazah
spesialisasi bidang pendidikan pada tahun 1954.
3. Buku Pendidikan Anak dalam Islam
Buku ini merupakan terjemahan dari kitab Tarbiyatul Aulaad fil
Islaam, dan merupakan karya monumental Abdullah Nashih Ulwan dalam
bidang pendidikan, di samping karya-karyanya yang lain dalam bidang yang
11
sama. Buku ini merupakan kajian lengkap tentang langkah pendidikan anak
dalam Islam, sehingga patut dipedomani oleh para orang tua, wali, dan
pendidik.
Jadi maksud dari keseluruhan judul skipsi diatas adalah bagaimanakah
hasil pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dalam penanaman dan
pengembangan nilai pada anak sehingga dapat memberi corak khusus pada
pola pemikiran, perasaan, ketertiban, maupun perilaku anak yang sesuai
dengan ajaran Islam, yang ia tuangkan dalam karyanya Pendidikan Anak
dalam Islam. Dalam skripsi ini akan dibahas pemikiran pendidikan nilai
Abdullah Nashih Ulwan dalam buku Pendidikan Anak dalam Islam yang
meliputi : nilai agama, nilai moral, dan nilai sosial.
C. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
Bagaimana pemikiran Abdullah Nashih Ulwan tentang pendidikan nilai yang
mencakup : pengertian, tujuan dan upaya-upaya penanaman tiga struktur nilai
(nilai agama, nilai moral dan nilai sosial) dalam buku Pendidikan Anak dalam
Islam?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk menjelaskan pemikiran Abdullah Nashih Ulwan tentang pendidikan
nilai yang mencakup : pengertian, tujuan dan upaya-upaya penanaman tiga
12
struktur nilai (nilai agama, nilai moral dan nilai sosial) dalam dalam buku
Pendidikan Anak dalam Islam.
2. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis
maupun praktis sebagai berikut :
a. Secara teoritis, diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
tentang pemikiran Abdullah Nashih Ulwan tentang tujuan pendidikan
nilai dan upaya-upaya penanaman tiga struktur nilai (nilai agama, nilai
moral dan nilai sosial) pada anak.
b. Secara praktis, dapat dijadikan sebagai pedoman oleh para pendidik dan
orang tua yang mempunyai tugas dalam hal mendidik anak. Diharapkan
mereka dapat menerapkan metode–metode yang tepat dalam pendidikan
menurut Abdullah Nashih Ulwan yang bersumber dari Al–Qur’an dan
Hadist.
E. Kajian Pustaka
1. Tinjauan Pustaka
Sejauh pengetahuan penulis, pembahasan tentang pendidikan nilai
pada anak yang digagas oleh Abdullah Nashih Ulwan ini belum pernah
diangkat dalam skripsi-skripsi yang ada di Fakultas Tarbiyah pada
umumnya dan jurusan Pendidikan Agama Islam pada khususnya.
Ada skripsi mengenai tokoh yang sama namun objek kajiannya
bersifat lebih umum, yaitu :
a. Imroatun ( STAIN Salatiga, 2000 ) dalam skripsinya yang berjudul
Hukuman Dalam Pendidikan Islam menurut Abdulah Nashih Ulwan
13
(Telaah Atas Kitab Tarbiyatul Al-Aulaad Fil Islaam), yang berisi
tentang penjelasan konsep hukuman dalam Islam yang kemudian fokus
pada konsep hukuman menurut Abdullah Nashih Ulwan baik itu
mengenai pengertian, metode, macam-macam hukuman maupun syarat-
syarat memberikan hukuman. Pengaruh hukuman itu pada anak dan
relevansi hukuman dengan teori-teori pendidikan.
b. Marinah, ( STAIN Salatiga, 2000 ) dalam skripsinya yang berjudul
Konsep Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan (Perspektif
psikologi madzab ketiga). Di dalam tulisannya ia membahas pendidikan
anak menurut Ulwan yang dikomparasikan dengan psikologi madzab
ketiga yang dipelopori oleh Maslow.Adapun kesimpulan dari
penelitiannya adalah: Konsep pendidikan yang diuraikan Abdullah
Nashih Ulwan sejalan dengan konsep yang diuraikan oleh Abraham
Maslow atau psikologi madzab ketiga tentang pemberikan kebebasan
kepada anak didik. Perbedaan yang nampak dari kedua tokoh tersebut
ada pada dimensi latar belakang kehidupan. Ulwan bercorak religius
atau tauhid, sedangkan Maslow bercorak humanistik.
c. Sri Indarti, ( STAIN Salatiga, 2003) dalam skripsinya yang berjudul:
Pendidikan Anak Dalam Islam (Studi Komparasi Dr. Abdullah Nashih
Ulwan dan Prof. Dr. Zakiah Daradjat). Dari komparasi kedua tokoh
tersebut diambil kesimpulan sebagai berikut : Bahwa pendidikan
merupakan upaya atau proses pembentukan akhlak pada diri manusia
untuk mendekatkan diri pada Allah dengan berbagai metode
14
pendekatan yang pada akhirnya berorientasi pada pencapaian
kebahagiaan dunia dan akhirat. Ulwan menggunakan pendekatan
teologis integral, artinya selain dengan pendekatan agama, Ulwan juga
menyarankan untuk mengikuti teladan rasul. Sedangkan Zakiah
menggunakan pendekatan teologis dipadu psikologis, sesuai
keahliannya sebagai ahli psikoterapi, Zakiah berharap pendidikan
dapat tercapai dengan baik apabila mendekatkan diri pada Sang
Pencipta dan terapi sosialnya.
2. Landasan Teori
Berikut beberapa pemikiran Abdullah Nashih Ulwan yang berkenaan
dengan pendidikan nilai (agama, moral dan sosial) dan metode penanaman
pendidikan nilai pada anak.
Ulwan menyarankan bahwa penanaman nilai-nilai ke dalam diri anak
harus dimulai sejak dini. Pendidikan nilai keagamaan menurut Ulwan,
dimaksudkan sebagai upaya mengikat seorang anak dengan dasar-dasar
keimanan rukun Islam dan syari’at ( Ulwan, 2007 :166 – 174 ). Kemudian
Ulwan juga menyarankan kepada setiap pendidik untuk meniru pendidikan
agama yang diajarkan Rasulullah Saw. Wujud dari pendidikan nilai
keagamaan ini adalah pengenalan kalimat tauhid kepada anak sejak lahir yang
berfungsi untuk mengikat anak pada dasar akidah dan iman kepada Allah,
kemudian pengenalan syariat Allah sebagai hukum pertama yang dikenalkan
pada anak, perintah melaksanakan ibadah, penanaman nilai kecintaan kepada
Rasul dan keluarganya serta kecintaan membaca AI-Qur’an.
15
Pendidikan moral dalam pandangan Ulwan merupakan serangkaian sendi
moral, keutamaan sikap dan watak (tabiat) yang harus dimiliki dan dijadikan
kebiasaan oleh anak. Untuk itu pendidikan moral ini menjadi benteng bagi
anak dari sifat-sifat jelek dan hina seperti mencuri dan lain sebagainya
( Ulwan, 2007 : 193 ).
Eksistensi pendidikan sosial menurut Ulwan merupakan fenomena tingkah
laku dan watak yang dapat mendidik anak guna menunaikan segala kewajiban,
sopan santun atau etika sosial, kontrol sosial dan politik serta interaksi yang
baik dengan orang lain. Dasar pendidikan sosial itu adalah aqidah lslamiyah
dan kesadaran iman yang mendalam. Dengan dasar pendidikan sosial ini
diharapkan anak mampu dan mau berpenampilan serta berperilaku dengan
baik, sopan dan bijak di tengah-tengah masyarakat (Ulwan, 2007 : 435 - 436 ).
Metode untuk menanamkan pendidikan nilai pada anak ditempuh Ulwan
dengan cara pembiasaan, keteladanan dan masih banyak lagi metode yang
ditawarkan Ulwan guna membentuk akhlak anak.
Ulwan memilih metode-metode pendidikan di atas karena mampu
mempengaruhi jiwa, perilaku maupun sosial anak. Selain itu, metode ini oleh
Ulwan benar-benar didasarkan kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi sehingga
tidak dapat diragukan lagi keampuhannya dalam membentuk dan
menanamkan nilai-nilai dalam diri seorang anak.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa penelitian tentang
“Pendidikan Nilai” oleh Abdullah Nashih Ulwan belumlah dikaji. Sehingga
penelitian ini memenuhi unsur kebaruan.
16
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini digolongkan kedalam penelitian kepustakaan
( library research ) karena data yang diteliti berupa naskah-naskah atau
majalah-majalah yang bersumber dari khazanah kepustakaan ( Nazir,
1988 : 64). Untuk itu, data yang akan diambil sepenuhnya barasal dari
kepustakaan atau buku-buku.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
metode dokumentasi. Metode dokumentasi atau pengumpulan dokumen
adalah cara pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan-catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan lain
sebagainya ( Arikunto, 1996: 200). Sumber data adalah subyek dari mana
data diperoleh ( Arikunto,1996 : 102). Data dalam penelitian ini diperoleh
dari data primer dan data sekunder.
a. Sumber Data
1. Sumber Primer
Sumber Primer adalah suatu informasi yang mempunyai
wewenang dan tanggung jawab terhadap pengumpulan dan
penyimpanan data ( Ali, 1984 : 42 ). Sumber primer penelitian ini
adalah buku yang berjudul Pendidikan Anak Dalam Islam karya
Abdullah Nashih Ulwan, yang mempunyai judul asli Tarbiyatul
Aulaad fil Islaam diterjemahkan oleh Jamaluddin Miri dan diterbitkan
17
oleh Pustaka Amani, Jakarta. Ada juga penerjemah lain yaitu
Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim yang telah menterjemahkan karya
Ulwan tersebut ke dalam beberapa buku yang telah ditulis dalam
bahasa Indonesia dan buku tersebut diterbitkan oleh PT. Remaja
Rosdakarya pada tahun 1992. Buku-buku tersebut adalah Pendidikan
sosial Anak, Kaidah-Kaidah Dasar, dan Pemeliharaan Kesehatan
Jiwa Anak.
Dalam kaitannya dengan penulisan skripsi ini, penulis lebih
banyak menggunakan buku terjemahan yang diterbitkan oleh Pustaka
Amani Jakarta daripada buku yang diterbitkan oleh PT. Remaja
Rosdakarya. Alasannya adalah selain bahasanya lebih mudah
dipahami, buku tersebut juga lebih bersifat menyeluruh dalam artian
tidak terpisah-pisah menjadi bagian-bagian buku tersendiri. Misalkan
saja pembaca ingin melihat apa saja pemikiran Ulwan mengenai aspek-
aspek pendidikan anak yang terdapat dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil
Islam. Dalam buku terjemahan yang terdiri dari dua jilid terbitan
Pustaka Amani Jakarta, pembaca bisa melihat aspek-aspek pendidikan
anak seperti keimanan (agama), moral, fisik, Intelektual, jiwa dan
sosial menyatu dalam jilid 1 dan terbagi dalam bab-bab tersendiri.
Sedangkan buku terjemahan yang diterbitkan oleh Remaja
Rosdakarya, aspek-aspek pendidikan itu tersaji dalam buku yang
terpisah-pisah, misalnya mengenai pendidikan sosial anak menjadi
sebuah buku tersendiri, kemudian Pendidikan seks juga menjadi
18
sebuah buku tersendiri. Hal ini jelas akan mempersukar pemahaman
mengenai aspek-aspck pendidikan apa saja yang termuat dalam kitab
Tarbiyatul Aulaad Fil Islaam karya Abdullah Nashih Ulwan.
2. Sumber Sekunder
Sumber Sekunder adalah informasi yang tidak secara langsung
mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi yang
ada ( Ali, 1984 : 42 ). Sumber sekunder dari penelitian ini adalah
beberapa pendukung buku-buku pendukung di luar buku pokok yaitu
A. Khudori Sholeh. (ed.), Pemikiran Islam Kontemporer (Yogyakarta:
Jendela, 2003), Ruswan Thoyib dan Darmu’in, Pemikiran Pendidikan
Islam: Kajian Tokoh Klasik Kontemporer (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset, 1999). Rahmat Mulyana, Mengartikulasikan
Pendidikan Nilai (Bandung: ALFA BETA, 2004). Selain itu juga
buku-buku lain, artikel, jurnal dan Internet yang berhubungan dengan
penelitian ini.
3. Analisis Data
a. Pendekatan Historis
Pendekatan ini merupakan suatu analisis yang berangkat dari
pengungkapan-pengungkapan kembali kejadian atau peristiwa yang
telah lalu berdasarkan urutan waktu ( Surahmad, 1980 : 132 ).
Pendekatan ini penulis gunakan untuk mengungkapkan sejarah hidup
dan perkembangan pemikiran Abdullah Nashih Ulwan.
b. Pendekatan Psikologis-Paedagogis
19
Yaitu pendekatan yang berpandangan bahwa manusia didik
adalah makhluk Tuhan yang berada dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan ruhaniah dan jasmaniah yang memerlukan bimbingan
dan pengarahan melalui proses kependidikan ( Arifin, 1996 : 136 ).
Pendekatan ini penulis gunakan menganalisa data-data yang berkaitan
dengan bab III dan IV tentang Pendidikan Nilai.
4. Metode Analisa Data
Dalam melakukan analisa, penulis menggunakan metode deskriptif
analisis. Hal ini karena menurut Winarno Surakhmad metode ini tidak
hanya terbatas sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisa dan
data interpretasi tentang arti data itu ( Surahmad, 1985 : 139 ). Analisa
data itu berisi membandingkan persamaan dan perbedaan tentang
fenomena tertentu kemudian mengambil bentuk studi komparatif yang
dilanjutkan dengan menetapkan hubungan serta kedudukan antara unsur
yang satu dengan unsur yang lain dan diakhiri dengan kesimpulan yang
didasarkan atas penelitian data ( Surahmad, 1985 : 139-140 ).
Berkaitan dengan analisa pengumpulan data, Noeng Muhadjir
dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitalif mengatakan bahwa
pekerjaan pengumpulan data harus langsung diikuti dengan analisis
pengumpulan data yang berisi dengan pekerjaan menuliskan, mengedit,
mengklasifikasi, mereduksi dan menyajikan( Muhadjir, 1990 : 51).
20
G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini, di sini akan
diuraikan tentang sistematika skripsi sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN yang berisi tentang latar belakang masalah.
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode
penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II. PENDIDIKAN NILAI DAN ABDULLAH NASHIH
ULWAN yang berisi tentang teori pendidikan nilai meliputi : pengertian,
proses terbentuknya nilai, macam-macam pendidikan nilai dan tujuan
pendidikan nilai. Potret diri Abdullah Nashih Ulwan meliputi :nama, asal-
usul. pengalaman pendidikan, perjalanan hidup dan karya-karyanya.
Kemudianditeruskan dengan latar belakang pemikiran Ulwan.
BAB III. PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN TENTANG
PENDIDIKAN NILAI ( dalam buku Penduidikan Anak dalam Islam ), yang
terdiri dari pendidikan agama (iman), pendidikan moral, dan pendidikan
sosial.
BAB IV. ANALISIS PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN
TENTANG PENDIDIKAN NILAI (dalam buku Penduidikan Anak dalam
Islam), meliputi : tujuan dan upaya untuk menanamkan jenis pendidikan
tersebut.
BAB V. PENUTUP yang terdiri dari kesimpulan, saran-saran dan
kata penutup daripenyusun.

More Related Content

What's hot

Internalisasi Nilai Islam Dalam Kenakalan Remaja
Internalisasi Nilai Islam Dalam Kenakalan RemajaInternalisasi Nilai Islam Dalam Kenakalan Remaja
Internalisasi Nilai Islam Dalam Kenakalan Remaja
Fenny Handayani
 
Writer's week
Writer's weekWriter's week
Writer's week
Hafizh Suprihatna
 
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remaja
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remajaPengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remaja
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remajaFataha Fatih
 
PEMBINAAN DALAM KELUARGA
PEMBINAAN DALAM KELUARGAPEMBINAAN DALAM KELUARGA
PEMBINAAN DALAM KELUARGA
Tika Nafisah
 
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa KeagamaanPengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
 
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islamPendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islamlizelwati
 
Remaja adalah aset sesebuah negara
Remaja adalah aset sesebuah negaraRemaja adalah aset sesebuah negara
Remaja adalah aset sesebuah negarasitipatimahrabani
 
5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter
TeukuMahawira
 
5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter
Ciptanursarill Gudangkaos
 
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAKPENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
wahabsultan
 
Jurnal stai. AFI PARNAWI, M.Pd
Jurnal stai. AFI PARNAWI, M.PdJurnal stai. AFI PARNAWI, M.Pd
Jurnal stai. AFI PARNAWI, M.Pd
Dr. Afi Parnawi, M.Pd
 
ISLAM DAN PENDIDIKAN
ISLAM DAN PENDIDIKANISLAM DAN PENDIDIKAN
ISLAM DAN PENDIDIKAN
Tika Nafisah
 
Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas DewantaraPendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas DewantaraMaz Vicarious
 
Afi parnawi. makalah. lingkungan sekolah.stai ibnu sina
Afi parnawi.  makalah. lingkungan sekolah.stai ibnu sinaAfi parnawi.  makalah. lingkungan sekolah.stai ibnu sina
Afi parnawi. makalah. lingkungan sekolah.stai ibnu sina
Dr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Makalah Karakter - Kelompok 1
Makalah Karakter - Kelompok 1Makalah Karakter - Kelompok 1
Makalah Karakter - Kelompok 1
Perbankan Syariah 6C
 

What's hot (19)

Internalisasi Nilai Islam Dalam Kenakalan Remaja
Internalisasi Nilai Islam Dalam Kenakalan RemajaInternalisasi Nilai Islam Dalam Kenakalan Remaja
Internalisasi Nilai Islam Dalam Kenakalan Remaja
 
Writer's week
Writer's weekWriter's week
Writer's week
 
Integritas moral siswa
Integritas moral siswaIntegritas moral siswa
Integritas moral siswa
 
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remaja
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remajaPengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remaja
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remaja
 
PEMBINAAN DALAM KELUARGA
PEMBINAAN DALAM KELUARGAPEMBINAAN DALAM KELUARGA
PEMBINAAN DALAM KELUARGA
 
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa KeagamaanPengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
 
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islamPendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
Pendidikan anak usia dini dalam perspektif islam
 
Remaja adalah aset sesebuah negara
Remaja adalah aset sesebuah negaraRemaja adalah aset sesebuah negara
Remaja adalah aset sesebuah negara
 
5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter
 
5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter
 
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAKPENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
 
Hubungan antara pendidikan dengan agama
Hubungan antara pendidikan dengan agamaHubungan antara pendidikan dengan agama
Hubungan antara pendidikan dengan agama
 
Jurnal stai. AFI PARNAWI, M.Pd
Jurnal stai. AFI PARNAWI, M.PdJurnal stai. AFI PARNAWI, M.Pd
Jurnal stai. AFI PARNAWI, M.Pd
 
ISLAM DAN PENDIDIKAN
ISLAM DAN PENDIDIKANISLAM DAN PENDIDIKAN
ISLAM DAN PENDIDIKAN
 
Agama kelompok 2
Agama kelompok 2Agama kelompok 2
Agama kelompok 2
 
Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas DewantaraPendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
Pendidikan karakter antikorupsi oleh I Putu Mas Dewantara
 
Afi parnawi. makalah. lingkungan sekolah.stai ibnu sina
Afi parnawi.  makalah. lingkungan sekolah.stai ibnu sinaAfi parnawi.  makalah. lingkungan sekolah.stai ibnu sina
Afi parnawi. makalah. lingkungan sekolah.stai ibnu sina
 
Peran agama islam bagi anak didik
Peran agama islam bagi anak didikPeran agama islam bagi anak didik
Peran agama islam bagi anak didik
 
Makalah Karakter - Kelompok 1
Makalah Karakter - Kelompok 1Makalah Karakter - Kelompok 1
Makalah Karakter - Kelompok 1
 

Viewers also liked

Manejo de power point alisson valdez
Manejo de power point   alisson valdezManejo de power point   alisson valdez
Manejo de power point alisson valdez
Alii Valdez
 
Manejo de-power-point-alisson-valdez
Manejo de-power-point-alisson-valdezManejo de-power-point-alisson-valdez
Manejo de-power-point-alisson-valdez
Alii Valdez
 
La web-2.0(1)
La web-2.0(1)La web-2.0(1)
La web-2.0(1)
Alii Valdez
 
Педагогічний досвід Ушкалової О.А.
 Педагогічний досвід Ушкалової О.А. Педагогічний досвід Ушкалової О.А.
Педагогічний досвід Ушкалової О.А.
Юля Пикар
 
Números colecaojovemcientista
Números colecaojovemcientistaNúmeros colecaojovemcientista
Números colecaojovemcientista
straraposa
 
Classement général après journée 18 19 février
Classement général après journée 18 19 févrierClassement général après journée 18 19 février
Classement général après journée 18 19 février
Christelle Warnotte warnotte
 
Reflexiones de ingeniería de tránsito
Reflexiones de ingeniería de tránsitoReflexiones de ingeniería de tránsito
Reflexiones de ingeniería de tránsito
Roberto Augusto Rivas Espina
 
Parámetros de la corriente de transito
Parámetros de la corriente de transitoParámetros de la corriente de transito
Parámetros de la corriente de transito
josedavid123
 
Analytics Patterns for Your Digital Enterprise
Analytics Patterns for Your Digital EnterpriseAnalytics Patterns for Your Digital Enterprise
Analytics Patterns for Your Digital Enterprise
Sriskandarajah Suhothayan
 
Reproductive biology
Reproductive biologyReproductive biology
Reproductive biology
sanchu yadav
 
Sena lenguaje no verbal
Sena lenguaje no verbalSena lenguaje no verbal
Sena lenguaje no verbal
José Zorrilla
 
Vitamins
VitaminsVitamins
Vitamins
Kosary Yasin
 

Viewers also liked (12)

Manejo de power point alisson valdez
Manejo de power point   alisson valdezManejo de power point   alisson valdez
Manejo de power point alisson valdez
 
Manejo de-power-point-alisson-valdez
Manejo de-power-point-alisson-valdezManejo de-power-point-alisson-valdez
Manejo de-power-point-alisson-valdez
 
La web-2.0(1)
La web-2.0(1)La web-2.0(1)
La web-2.0(1)
 
Педагогічний досвід Ушкалової О.А.
 Педагогічний досвід Ушкалової О.А. Педагогічний досвід Ушкалової О.А.
Педагогічний досвід Ушкалової О.А.
 
Números colecaojovemcientista
Números colecaojovemcientistaNúmeros colecaojovemcientista
Números colecaojovemcientista
 
Classement général après journée 18 19 février
Classement général après journée 18 19 févrierClassement général après journée 18 19 février
Classement général après journée 18 19 février
 
Reflexiones de ingeniería de tránsito
Reflexiones de ingeniería de tránsitoReflexiones de ingeniería de tránsito
Reflexiones de ingeniería de tránsito
 
Parámetros de la corriente de transito
Parámetros de la corriente de transitoParámetros de la corriente de transito
Parámetros de la corriente de transito
 
Analytics Patterns for Your Digital Enterprise
Analytics Patterns for Your Digital EnterpriseAnalytics Patterns for Your Digital Enterprise
Analytics Patterns for Your Digital Enterprise
 
Reproductive biology
Reproductive biologyReproductive biology
Reproductive biology
 
Sena lenguaje no verbal
Sena lenguaje no verbalSena lenguaje no verbal
Sena lenguaje no verbal
 
Vitamins
VitaminsVitamins
Vitamins
 

Similar to 03. bab i

Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Muhammad Najamuddin Jeneponto
 
MAKALAH ANALISI DAN EVALUASI KEBIJAKAN PAI.docx
MAKALAH ANALISI DAN EVALUASI KEBIJAKAN PAI.docxMAKALAH ANALISI DAN EVALUASI KEBIJAKAN PAI.docx
MAKALAH ANALISI DAN EVALUASI KEBIJAKAN PAI.docx
MhdTaajuddin
 
Tugas Pendidikan Karakter
Tugas Pendidikan KarakterTugas Pendidikan Karakter
Tugas Pendidikan Karakter
Boy Hilman
 
Ur gensi pendidikan karakter
Ur gensi pendidikan karakterUr gensi pendidikan karakter
Ur gensi pendidikan karakterAhmad Syaikhu
 
Pemikiran kreatif kae3013 tugasan 1
Pemikiran kreatif kae3013 tugasan 1Pemikiran kreatif kae3013 tugasan 1
Pemikiran kreatif kae3013 tugasan 1
婧慜 丘
 
Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Hakikat Pembentukan Anak BerkualitasHakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Hakikat Pembentukan Anak BerkualitasMichelle Rumawir
 
Tugas mandiri agama
Tugas mandiri agamaTugas mandiri agama
Tugas mandiri agama
Asep Jaenudin
 
resensi jurnal Feby
resensi jurnal Febyresensi jurnal Feby
resensi jurnal Feby
regas12
 
02_Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter bangsa
02_Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter bangsa02_Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter bangsa
02_Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter bangsa
Hamida ID
 
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesiaPendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesiaAndy Nostalgither's
 
PEMBELAJARAN_DEWASA_BERBANDING_PEMBELAJA.docx
PEMBELAJARAN_DEWASA_BERBANDING_PEMBELAJA.docxPEMBELAJARAN_DEWASA_BERBANDING_PEMBELAJA.docx
PEMBELAJARAN_DEWASA_BERBANDING_PEMBELAJA.docx
KRITHIKAAPYUVARAJAHM
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
Indra Wijaya
 
Urgensi pendidikan karakter bangsa di sekolah
Urgensi pendidikan karakter bangsa di sekolahUrgensi pendidikan karakter bangsa di sekolah
Urgensi pendidikan karakter bangsa di sekolah
FAI Unmuh Ponorogo
 
Makalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluargaMakalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluarga
Septian Muna Barakati
 
Pendidikan anak
Pendidikan anakPendidikan anak
Pendidikan anakmilah70
 
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia DiniMakalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Soga Biliyan Jaya
 

Similar to 03. bab i (20)

Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
 
MAKALAH ANALISI DAN EVALUASI KEBIJAKAN PAI.docx
MAKALAH ANALISI DAN EVALUASI KEBIJAKAN PAI.docxMAKALAH ANALISI DAN EVALUASI KEBIJAKAN PAI.docx
MAKALAH ANALISI DAN EVALUASI KEBIJAKAN PAI.docx
 
Tugas Pendidikan Karakter
Tugas Pendidikan KarakterTugas Pendidikan Karakter
Tugas Pendidikan Karakter
 
Ur gensi pendidikan karakter
Ur gensi pendidikan karakterUr gensi pendidikan karakter
Ur gensi pendidikan karakter
 
Pemikiran kreatif kae3013 tugasan 1
Pemikiran kreatif kae3013 tugasan 1Pemikiran kreatif kae3013 tugasan 1
Pemikiran kreatif kae3013 tugasan 1
 
Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Hakikat Pembentukan Anak BerkualitasHakikat Pembentukan Anak Berkualitas
Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas
 
Tugas mandiri agama
Tugas mandiri agamaTugas mandiri agama
Tugas mandiri agama
 
resensi jurnal Feby
resensi jurnal Febyresensi jurnal Feby
resensi jurnal Feby
 
02_Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter bangsa
02_Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter bangsa02_Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter bangsa
02_Pengaruh bahasa dalam pendidikan karakter bangsa
 
Pendidikan keluarga
Pendidikan keluargaPendidikan keluarga
Pendidikan keluarga
 
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesiaPendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
 
PEMBELAJARAN_DEWASA_BERBANDING_PEMBELAJA.docx
PEMBELAJARAN_DEWASA_BERBANDING_PEMBELAJA.docxPEMBELAJARAN_DEWASA_BERBANDING_PEMBELAJA.docx
PEMBELAJARAN_DEWASA_BERBANDING_PEMBELAJA.docx
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
 
Lala
LalaLala
Lala
 
Hhhh
HhhhHhhh
Hhhh
 
Urgensi pendidikan karakter bangsa di sekolah
Urgensi pendidikan karakter bangsa di sekolahUrgensi pendidikan karakter bangsa di sekolah
Urgensi pendidikan karakter bangsa di sekolah
 
Makalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluargaMakalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluarga
 
Makalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluargaMakalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluarga
 
Pendidikan anak
Pendidikan anakPendidikan anak
Pendidikan anak
 
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia DiniMakalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
 

More from mandina

KEPIMPINAN
KEPIMPINANKEPIMPINAN
KEPIMPINAN
mandina
 
buka minda, lapangkan dada.pptx
buka minda, lapangkan dada.pptxbuka minda, lapangkan dada.pptx
buka minda, lapangkan dada.pptx
mandina
 
SLOT 4 KAEDAH PELAKSANAAN SPSM.pptx
SLOT 4 KAEDAH PELAKSANAAN SPSM.pptxSLOT 4 KAEDAH PELAKSANAAN SPSM.pptx
SLOT 4 KAEDAH PELAKSANAAN SPSM.pptx
mandina
 
SLOT 3 SPSM.pptx
SLOT 3 SPSM.pptxSLOT 3 SPSM.pptx
SLOT 3 SPSM.pptx
mandina
 
SLOT 2 PERANAN HEM DAN UNIT DISIPLIN.pptx
SLOT 2 PERANAN HEM DAN UNIT DISIPLIN.pptxSLOT 2 PERANAN HEM DAN UNIT DISIPLIN.pptx
SLOT 2 PERANAN HEM DAN UNIT DISIPLIN.pptx
mandina
 
Bk12 sains
Bk12 sainsBk12 sains
Bk12 sains
mandina
 
Globalisasi dan cabaran_pendidikan_di_ma
Globalisasi dan cabaran_pendidikan_di_maGlobalisasi dan cabaran_pendidikan_di_ma
Globalisasi dan cabaran_pendidikan_di_ma
mandina
 
Huruf arab
Huruf arabHuruf arab
Huruf arab
mandina
 
Tokoh guru
Tokoh guruTokoh guru
Tokoh gurumandina
 
Pidato tua&muda
Pidato tua&mudaPidato tua&muda
Pidato tua&mudamandina
 
Bijak menempuh-halangan
Bijak menempuh-halanganBijak menempuh-halangan
Bijak menempuh-halanganmandina
 
Bijak belajar
Bijak belajarBijak belajar
Bijak belajarmandina
 
Pidato tua&muda
Pidato tua&mudaPidato tua&muda
Pidato tua&mudamandina
 
Kajian tindakan 3 s fasa satu
Kajian tindakan 3 s fasa satuKajian tindakan 3 s fasa satu
Kajian tindakan 3 s fasa satumandina
 
Kisah bakal seorang ayah
Kisah bakal seorang ayahKisah bakal seorang ayah
Kisah bakal seorang ayahmandina
 
Kod hak 2
Kod hak 2Kod hak 2
Kod hak 2mandina
 
Bijak menempuh-halangan
Bijak menempuh-halanganBijak menempuh-halangan
Bijak menempuh-halanganmandina
 
Bunga dan rama2
Bunga dan rama2Bunga dan rama2
Bunga dan rama2mandina
 

More from mandina (20)

KEPIMPINAN
KEPIMPINANKEPIMPINAN
KEPIMPINAN
 
buka minda, lapangkan dada.pptx
buka minda, lapangkan dada.pptxbuka minda, lapangkan dada.pptx
buka minda, lapangkan dada.pptx
 
SLOT 4 KAEDAH PELAKSANAAN SPSM.pptx
SLOT 4 KAEDAH PELAKSANAAN SPSM.pptxSLOT 4 KAEDAH PELAKSANAAN SPSM.pptx
SLOT 4 KAEDAH PELAKSANAAN SPSM.pptx
 
SLOT 3 SPSM.pptx
SLOT 3 SPSM.pptxSLOT 3 SPSM.pptx
SLOT 3 SPSM.pptx
 
SLOT 2 PERANAN HEM DAN UNIT DISIPLIN.pptx
SLOT 2 PERANAN HEM DAN UNIT DISIPLIN.pptxSLOT 2 PERANAN HEM DAN UNIT DISIPLIN.pptx
SLOT 2 PERANAN HEM DAN UNIT DISIPLIN.pptx
 
Bk12 sains
Bk12 sainsBk12 sains
Bk12 sains
 
Globalisasi dan cabaran_pendidikan_di_ma
Globalisasi dan cabaran_pendidikan_di_maGlobalisasi dan cabaran_pendidikan_di_ma
Globalisasi dan cabaran_pendidikan_di_ma
 
Huruf arab
Huruf arabHuruf arab
Huruf arab
 
Pidato
PidatoPidato
Pidato
 
Tokoh guru
Tokoh guruTokoh guru
Tokoh guru
 
Pidato tua&muda
Pidato tua&mudaPidato tua&muda
Pidato tua&muda
 
5 cinta
5 cinta5 cinta
5 cinta
 
Bijak menempuh-halangan
Bijak menempuh-halanganBijak menempuh-halangan
Bijak menempuh-halangan
 
Bijak belajar
Bijak belajarBijak belajar
Bijak belajar
 
Pidato tua&muda
Pidato tua&mudaPidato tua&muda
Pidato tua&muda
 
Kajian tindakan 3 s fasa satu
Kajian tindakan 3 s fasa satuKajian tindakan 3 s fasa satu
Kajian tindakan 3 s fasa satu
 
Kisah bakal seorang ayah
Kisah bakal seorang ayahKisah bakal seorang ayah
Kisah bakal seorang ayah
 
Kod hak 2
Kod hak 2Kod hak 2
Kod hak 2
 
Bijak menempuh-halangan
Bijak menempuh-halanganBijak menempuh-halangan
Bijak menempuh-halangan
 
Bunga dan rama2
Bunga dan rama2Bunga dan rama2
Bunga dan rama2
 

Recently uploaded

SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 

Recently uploaded (20)

SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 

03. bab i

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diskursus tentang dunia pendidikan merupakan suatu wacana yang paling fundamental dalam peradaban umat manusia. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mengantarkan anak didik menuju pada kedewasaanya melalui proses pendidikan kognitif ( Transfer of knowledge ) dan pendidikan nilai ( Transfer of Values ). David R Krathwohl seorang pakar pendidikan nilai mengungkapkan bahwa ujung dari pendidikan nilai adalah karakterisasi nilai-nilai dalam diri anak didik. Dalam hal ini Kementerian Pendidikan terus mendorong pendidikan karakter agar peserta didik memiliki kepribadian kokoh dan berkarakter kuat. Untuk mewujudkan itu, pendidikan berbasis karakter diberlakukan di semua jenjang pendidikan mulai tahun ajaran baru 2011/2012. ”Melalui pendidikan berbasis karakter ini, pemerintah berharap bisa menghasilkan peserta didik yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab,” kata Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, saat apel kesiapan dan pencanangan pendidikan berbasis karakter di SMA Negeri 70 Jakarta, Selasa (12/7/2011). Dalam hal ini pendidikan mempunyai tiga tugas utama dalam menggali dan mengembangkan fitrah ( potensi dasar ) anak dalam aspek kognitif ( intelektual ) maupun pendidikan dalam aspek afektif dan psikomotor.
  • 2. 2 Kajian tentang pendidikan anak menjadi sangat penting dan merupakan hal sangat mendesak, karena kalau dicermati dari fenomena yang terjadi saat ini, ada beberapa sistem pendidikan yang hanya menekankan pada kecerdasan intelektualnya ( intellectual oriented ) sehingga banyak anak didik yang cerdas secara intelektual, tetapi melupakan nilai-nilai ketuhanan, individual, dan nilai-nilai sosial. Seorang anak merupakan amanat besar yang harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT pada hari akhir nanti. Islam dengan tegas menjelaskan kedudukan anak bagi kedua orangtuanya. Anak bisa menjadi penyenang hati, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Furqon : 74 yang berbunyi: tûïÏ%©!$#uršcqä9qà)tƒ$oY-/u‘ó=yd$oYs9ô`ÏB$uZÅ_ºurø—r&$oYÏG»-ƒÍh‘èŒurno§•è%&úãüôãr&$oYù=yèô_$#ur šúüÉ)-FßJù=Ï9$·B$tBÎ)ÇÐÍÈ Artinya : dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. Akan tetapi anak juga bisa menjadi sumber fitnah bagi kedua orangtuanya bahkan menjadi musuh ( Syam, 2004: 18 ). Allah SWT berfirman dalam QS. At-Taghaabun (64): 14 yang berbunyi: $pkš‰r'¯»tƒšúïÏ%©!$#(#þqãZtB#uäžcÎ)ô`ÏBöNä3Å_ºurø—r&öNà2ω»s9÷rr&ur#xr߉tãöNà6©9öNèdrâ‘x‹÷n$$sù4 bÎ)ur(#qàÿ÷ès?(#qßsxÿóÁs?ur(#rã•Ïÿøós?urcÎ*sù©!$#Ö‘qàÿxîíO‹Ïm§‘ÇÊÍÈ Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta
  • 3. 3 mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Anak bisa menjadi penyenang hati, jika orangtua dalam mendidik dan menghiasi anaknya dengan akhlak yang mulia mencapai suatu keberhasilan. Dengan kata lain, anak betul-betul bisa menjadi penyejuk mata dan penentram hati ( qurrota a’yun ) bagi kedua orangtuanya dan bagi masyarakat sosial yang ada di sekitarnya ( Albani, 2004: 6 ). Anak bisa menjadi sumber fitnah bagi keluarga dan masyarakat jika anak menjadi petaka kehidupan yang menyesakkan dada dan tidak lagi penentram hati tetapi menjadi penyempit hati. Hal ini sebagai akibat dari kegagalan pendidikan anak baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang sangat urgen dalam membangun karakter dan akhlak anak. Sejalan dengan ini, Munir Mulkhan mengatakan “Telah menjadi pendapat umum bahwa pendidikan adalah rancangan kegiatan yang paling banyak berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang dalam suatu masyarakat” ( Mulkhan, 1993 : V ). Anggapan ini tentunya menjadi lahan strategis bagi pendidikan untuk menunjukkan kapabilitasnya sebagai penentu baik dan buruknya perilaku manusia dengan menawarkan konsep pendidikan yang menitik beratkan pada persoalan di atas. Salah satu konsep pendidikan yang bertujuan membentuk karakter anak adalah Pendidikan Nilai. Jenis pendidikan ini oleh Paul Suparno, SJ dkk dikatakan atau sama dengan pendidikan budi pekerti ( Suparno, dkk, 2002 : 76 ). Nilai oleh Hartoko secara hierarkis dibagi menjadi tiga yaitu nilai agama, nilai
  • 4. 4 kesusilaan (moral) dan nilai sosial ( Sholeh, 2003 : 35) Dari sini dapat kita lihat bahwa pendidikan nilai dibangun dari tiga sistem nilai ini. Pertama, tentang pendidikan agama. Inti agama adalah iman ( Tafsir, 1996 : 4 ). Aqidah atau keimanan merupakan ajaran yang sangat mendasar dalam agama Islam yang tidak cukup diucapkan dalam lisan dan dibenarkan dalam hati, namun sebagai konsekuensi secara logis harus dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku keseharian. Kemerosotan–kemerosotan kualitas diri, seperti terlibat sebagai pecandu narkoba, terlibat dalam perilaku seks bebas yang ironisnya sampai pada tindakan aborsi, menderita HIV/AIDS akibat dari kecanduan narkoba dan tindakan seks bebas, generasi muda yang putus sekolah sehingga meraja lelanya kebodohan di mana–mana, terlibat tawuran antar pelajar, dan lain sebagainya, hal tersebut merupakan indikasi kemerosotan kualitas nilai-nilai aqidah yang mereka yakini. Maka sudah semestinya pendidikan aqidah ini ditanamkan pada setiap anak agar ajaran ketauhidan dapat benar-benar menyatu dalam jiwanya ( Nurjanah, 2006 : 5-6 ). Diberikannya pendidikan aqidah sejak dini kepada anak ini, memiliki suatu tujuan yaitu agar anak terikat kepada Islam secara kokoh, membekas dalam jiwanya dan berpengaruh terhadap kehidupan selanjutnya. Ia akan menerima Islam sebagai pengatur hidupnya, A1-Qur’an sebagai pedoman dan Rasulullah saw sebagai tauladan baginya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Hakim dan lbnu Abbas r.a: ????T?????? ????? ??????????????????????????????????????????? “Bacakanlah kepada anak-anakmu kalimat yang pertama dengan tiada Tuhan selain Allah”. HR. Al Hakim )
  • 5. 5 Dengan demikian dapat diketahui bahwa keluarga (orangtua) memegang peranan yang sangat urgen dalam menumbuhkan rasa keimanandalam diri anak. Hal ini dikarenakan keluarga (orangtua) merupakan pendidik pertama bagi anak-anaknya. Kedua, tentang pendidikan moral. Budaya global yang mewujud pada kemajuan alat-alat komunikasi elektronik dewasa ini telah meyebabkan berbagai aksi dan kasus yang terjadi baik di dalam maupun luar negeri dengan menyajikan pola hubungan antar manusia yang penuh warna kekerasan. Jika permasalahan ini kita bawa dalam konteks negara kita Indonesia, maka contoh yang dapat diambil adalah maraknya perbincangan seputar disyahkan atau tidaknya Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi ( RUU APP ) oleh Dewan Perwakilan Rakyat sebagai akibat dari perilaku masyarakat kita yang amoral dan jauh dari citra bangsa kita yang dikenal menjunjung tinggi nilai-nilai adat ketimuran. Wujud dari pornografi dan pornoaksi semakin terlihat jelas dengan adanya berbagai fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, seperti seks barter pulsa, majalah-majalah yang menyuguhkan tontonan vulgar serta penyalahgunaan dalam mengkonsumsi media elektronik semisal televisi dan Internet. Tindakan-tindakan amoral di atas, selain dikarenakan pengaruh budaya global juga disebabkan oleh kegagalan pendidikan moral sejak dini dalam keluarga. Akibatnya ketika anak menuju proses perkembangan berikutnya tidak mampu mempertahankan nilai- nilai moral karena rapuhnya pendidikan moral yang ditanamkan orangtua. Pendidikan anak dalam ranah moral ini perlu diperhatikan dengan baik, karena hal tersebut sangat penting dan berguna dalam perjalanan hidup
  • 6. 6 seorang anak. Untuk mewujudkan sebuah komunitas bermoral yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw, maka orangtua adalah pihak pertama yang memasukkan pendidikan moral kepada anak sehingga dengan pendidikan moral dari rumah akan menjadi perisai kemaksiatan bila mereka berada di luar rumah ( Muhammad, 2003 : 83-84 ). Sejalan dengan ini, para filosof Islam merasakan betapa pentingnya periode kanak-kanak dalam pendidikan budi pekerti dan membiasakan anak-anak pada tingkah laku yang baik sejak kecilnya.( Al Abrasyi, 1970 : 106 ). Mereka sependapat bahwa pendidikan anak-anak sejak kecil harus mendapat perhatian penuh. Pepatah lama mengatakan “pelajaran di waktu kecil ibarat lukisan di atas batu, pendidikan di waktu besar ibarat lukisan di atas air”. Artinya pendidikan yang dilakukan sejak dini pada anak akan membekas dalam diri anak selama hidupnya. Dalam pengertian ini, lbnul Jauzi menulis dalam bukunya At-Tib Ar-Ruhani (pengobatan jiwa) mengatakan: Pembentukan yang utama ialah di waktu kecil. Apabila seorang anak dibiarkan melakukan sesuatu (yang kurang baik) dan telah menjadi kehiasaannya, sukarlah meluruskannya. “Artinya, pendidikan budi pekerti yang tinggi wajib dimulai di rumah, dalam keluarga, sejak kecil dan jangan membiarkan anak-anak tanpa pendidikan, bimbingan dan petunjuk-petunjuk. Bahkan sejak kecil ia harus dididik sehingga tidak terbiasa dengan adat dan kebiasaan yang tidak baik. Bila dibiarkan saja, tidak diperhatikan, tidak dibimbing, Ia akan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik sehingga sukarlah mengembalikannya dan memaksanya untuk meninggalkan kebiasaan tersebut ( Al Abrasyi, 1970 : 106 ). Ketiga, tentang pendidikan sosial. Dalam hidup, manusia membutuhkan bantuan orang lain. Untuk itu dalam berinteraksi harus ada tatanan moral yang dipatuhi semua pihak, bahkan sampai pada tingkat pemilihan teman dalampergaulan ( Maragustam, 2001 : 91 ).
  • 7. 7 Belakangan ini banyak ditemukan kasus- kasus sosial di seputaran masyarakat Indonesia. Selama tahun 2010 saja, kasus- kasus anak dan remaja mendominasi mencapai 67, 8% dari 171 kasus pengaduan yang masuk ke Komisi Perlindungan Anak, Hal ini menunjukkan perlunya perhatian khusus mengenai penanaman nilai-nilai sosial pada anak. Penanaman nilai ini dilakukan oleh orangtua, dimulai sejak masa kecil mereka agar anak-anak mampu bergaul dengan anak atau orang lain. Bekal yang perlu diberikan kepada anak dalam hal ini menurut Al-Ghazali adalah penanaman sifat-sifat mulia dan etika pergaulan yang baik sehingga dengan hal tersebut, ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan bahkan mampu membatasi pergaulannya ( Zainuddin, dkk, 1991 : 124 ). Berawal dari permasalahan di atas, penulis menilai perlu diadakannya penelitian tentang pendidikan nilai, karena ujung dari pendidikan nilai adalah pendidikan karakter pada anak didik. Hal ini sejalan dengan program pemerintah akhir-akhir ini, yaitu penggalakan pendidikan karakter pada semua jenjang pendidikan. Disini penulis mencoba menawarkan konsep Pendidikan Nilai sekaligus Metode untuk menanamkan Pendidikan Nilai, menurut salah satu pemikir kontemporer muslim yang bernama Abdullah Nashih Ulwan. Penulis sengaja memilih tokoh pendidikan ini karena pada buku karangannya yaitu buku Pendidikan Anak dalam Islam terdapat beberapa pemikirannya tentang pendidikan nilai yang mencakup pendidikan agama, pendidikan moral dan pendidikan sosial. Buku ini juga mendapat apresiasi yang cukup besar dari masyarakat Indonesia, hal ini terbukti dengan dicetak
  • 8. 8 secara berulang-ulang buku ini dalam edisi terjemahan bahasa Indonesia-nya dan diterbitkan oleh berbagai penerbit, antara lain : Pustaka Amani dan Remaja Rosdakarya. Buku ini merupakan kajian lengkap tentang langkah pendidikan anak dalam Islam, sehingga patut dipedomani oleh para orang tua, wali, dan pendidik. Meskipun secara eksplisit, ia tidak pernah mengemukakan tentang pendidikan nilai (value education), namun pemikirannya sarat dengan ide-ide yang berkenaan dengan upaya menanamkan nilai kepribadian dan etika atau moral dalam diri anak. Hal ini sesuai dengan yang dimaksud pendidikan nilai, yaitu penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri seseorang ( Sholeh, 2003 : 35 ). B. Penegasan Istilah Skipsi ini berjudul “ Pemikiran Pendidikan Nilai Abdullah Nashih Ulwan dalam buku Pendidikan Anak dalam Islam. Judul ini memerlukan penegasan untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam mengartikan, dan akan mudah dipahami setelah dijelaskan lebih lanjut secara terperinci, sebagai berikut : 1. Pemikiran Sebagaimana tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemikiran adalah proses, cara, dan perbuatan memikir (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002 : 683 )
  • 9. 9 2. Pendidikan Nilai a. Pendidikan Dalam bahasa Indonesia, kata pendidikan terdiri dari kata didik yang menjadi awalan “pen” dan akhiran “an”. Kata tersebut sebagimana yang dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran ( Purwadarminta, 1982: 250). Sedangkan menurut HM. Chabib Thoha,MA. pengertian pendidikan dibedakan dari dua pengertian yakni: “Pendidikan dalam arti teoritik filosofis adalah pemikiran manusia terhadap masalah kependidikan untuk memecahkan dan menyusun teori–teori baru dengan dasar pemikiran yang normatis dan sebagainya, dan pendidikan dalan arti praktis adalah suatu proses pemindahan pengetahuan ataupun pengembangan potensi yang dimiliki oleh subyek didik untuk mencapai perkembangan secara optimal, serta membudayakan manusia melalui proses transformasi nilai–nilai yang utama” (Thoha, 1996 : 98/ 99). b. Nilai Kata “Nilai”, sebenarnya berasal dari bahasa latin “valere” atau bahasa Prancis kuno, yaitu “valoir” dan dalam bahasa Inggris ”value“ ( Mulyana, 2004 : 7 ).
  • 10. 10 Menurut Zaini Muchtarom, dkk., nilai adalah suatu perangkat keyakinan ataupun perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak khusus kepada pola pemikiran, perasaan, ketertiban maupun perilaku( Muchtarom, dkk, 1984 : 260 ). Rahmat Mulyana mendefinisikan nilai sebagai rujukan dan keyakinan dalam menentukanpilihan ( Mulyana, 2004 : 78 ). c. Pendidikan Nilai Sebagaimana dikutip oleh Rahmat Mulyana, Sastrapratedja mengatakan bahwa pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri seseorang ( Mulyana, 2004 : 119 ). Dalam pengertian yang hampir sama Mardiatmadja mendefinisikan pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkannya secara integral dalam keseluruhan hidupnya. 2. Abdullah Nashih Ulwan Beliau adalah salah satu pemikir kontemporer Muslim dalam dunia pendidikan, dilahirkan di kota Halab, Suriah. Beliau merupakan sarjana Ushuluddin di Al Azhar University pada tahun 1952, juga menerima ijazah spesialisasi bidang pendidikan pada tahun 1954. 3. Buku Pendidikan Anak dalam Islam Buku ini merupakan terjemahan dari kitab Tarbiyatul Aulaad fil Islaam, dan merupakan karya monumental Abdullah Nashih Ulwan dalam bidang pendidikan, di samping karya-karyanya yang lain dalam bidang yang
  • 11. 11 sama. Buku ini merupakan kajian lengkap tentang langkah pendidikan anak dalam Islam, sehingga patut dipedomani oleh para orang tua, wali, dan pendidik. Jadi maksud dari keseluruhan judul skipsi diatas adalah bagaimanakah hasil pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dalam penanaman dan pengembangan nilai pada anak sehingga dapat memberi corak khusus pada pola pemikiran, perasaan, ketertiban, maupun perilaku anak yang sesuai dengan ajaran Islam, yang ia tuangkan dalam karyanya Pendidikan Anak dalam Islam. Dalam skripsi ini akan dibahas pemikiran pendidikan nilai Abdullah Nashih Ulwan dalam buku Pendidikan Anak dalam Islam yang meliputi : nilai agama, nilai moral, dan nilai sosial. C. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: Bagaimana pemikiran Abdullah Nashih Ulwan tentang pendidikan nilai yang mencakup : pengertian, tujuan dan upaya-upaya penanaman tiga struktur nilai (nilai agama, nilai moral dan nilai sosial) dalam buku Pendidikan Anak dalam Islam? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Untuk menjelaskan pemikiran Abdullah Nashih Ulwan tentang pendidikan nilai yang mencakup : pengertian, tujuan dan upaya-upaya penanaman tiga
  • 12. 12 struktur nilai (nilai agama, nilai moral dan nilai sosial) dalam dalam buku Pendidikan Anak dalam Islam. 2. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut : a. Secara teoritis, diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang pemikiran Abdullah Nashih Ulwan tentang tujuan pendidikan nilai dan upaya-upaya penanaman tiga struktur nilai (nilai agama, nilai moral dan nilai sosial) pada anak. b. Secara praktis, dapat dijadikan sebagai pedoman oleh para pendidik dan orang tua yang mempunyai tugas dalam hal mendidik anak. Diharapkan mereka dapat menerapkan metode–metode yang tepat dalam pendidikan menurut Abdullah Nashih Ulwan yang bersumber dari Al–Qur’an dan Hadist. E. Kajian Pustaka 1. Tinjauan Pustaka Sejauh pengetahuan penulis, pembahasan tentang pendidikan nilai pada anak yang digagas oleh Abdullah Nashih Ulwan ini belum pernah diangkat dalam skripsi-skripsi yang ada di Fakultas Tarbiyah pada umumnya dan jurusan Pendidikan Agama Islam pada khususnya. Ada skripsi mengenai tokoh yang sama namun objek kajiannya bersifat lebih umum, yaitu : a. Imroatun ( STAIN Salatiga, 2000 ) dalam skripsinya yang berjudul Hukuman Dalam Pendidikan Islam menurut Abdulah Nashih Ulwan
  • 13. 13 (Telaah Atas Kitab Tarbiyatul Al-Aulaad Fil Islaam), yang berisi tentang penjelasan konsep hukuman dalam Islam yang kemudian fokus pada konsep hukuman menurut Abdullah Nashih Ulwan baik itu mengenai pengertian, metode, macam-macam hukuman maupun syarat- syarat memberikan hukuman. Pengaruh hukuman itu pada anak dan relevansi hukuman dengan teori-teori pendidikan. b. Marinah, ( STAIN Salatiga, 2000 ) dalam skripsinya yang berjudul Konsep Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan (Perspektif psikologi madzab ketiga). Di dalam tulisannya ia membahas pendidikan anak menurut Ulwan yang dikomparasikan dengan psikologi madzab ketiga yang dipelopori oleh Maslow.Adapun kesimpulan dari penelitiannya adalah: Konsep pendidikan yang diuraikan Abdullah Nashih Ulwan sejalan dengan konsep yang diuraikan oleh Abraham Maslow atau psikologi madzab ketiga tentang pemberikan kebebasan kepada anak didik. Perbedaan yang nampak dari kedua tokoh tersebut ada pada dimensi latar belakang kehidupan. Ulwan bercorak religius atau tauhid, sedangkan Maslow bercorak humanistik. c. Sri Indarti, ( STAIN Salatiga, 2003) dalam skripsinya yang berjudul: Pendidikan Anak Dalam Islam (Studi Komparasi Dr. Abdullah Nashih Ulwan dan Prof. Dr. Zakiah Daradjat). Dari komparasi kedua tokoh tersebut diambil kesimpulan sebagai berikut : Bahwa pendidikan merupakan upaya atau proses pembentukan akhlak pada diri manusia untuk mendekatkan diri pada Allah dengan berbagai metode
  • 14. 14 pendekatan yang pada akhirnya berorientasi pada pencapaian kebahagiaan dunia dan akhirat. Ulwan menggunakan pendekatan teologis integral, artinya selain dengan pendekatan agama, Ulwan juga menyarankan untuk mengikuti teladan rasul. Sedangkan Zakiah menggunakan pendekatan teologis dipadu psikologis, sesuai keahliannya sebagai ahli psikoterapi, Zakiah berharap pendidikan dapat tercapai dengan baik apabila mendekatkan diri pada Sang Pencipta dan terapi sosialnya. 2. Landasan Teori Berikut beberapa pemikiran Abdullah Nashih Ulwan yang berkenaan dengan pendidikan nilai (agama, moral dan sosial) dan metode penanaman pendidikan nilai pada anak. Ulwan menyarankan bahwa penanaman nilai-nilai ke dalam diri anak harus dimulai sejak dini. Pendidikan nilai keagamaan menurut Ulwan, dimaksudkan sebagai upaya mengikat seorang anak dengan dasar-dasar keimanan rukun Islam dan syari’at ( Ulwan, 2007 :166 – 174 ). Kemudian Ulwan juga menyarankan kepada setiap pendidik untuk meniru pendidikan agama yang diajarkan Rasulullah Saw. Wujud dari pendidikan nilai keagamaan ini adalah pengenalan kalimat tauhid kepada anak sejak lahir yang berfungsi untuk mengikat anak pada dasar akidah dan iman kepada Allah, kemudian pengenalan syariat Allah sebagai hukum pertama yang dikenalkan pada anak, perintah melaksanakan ibadah, penanaman nilai kecintaan kepada Rasul dan keluarganya serta kecintaan membaca AI-Qur’an.
  • 15. 15 Pendidikan moral dalam pandangan Ulwan merupakan serangkaian sendi moral, keutamaan sikap dan watak (tabiat) yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak. Untuk itu pendidikan moral ini menjadi benteng bagi anak dari sifat-sifat jelek dan hina seperti mencuri dan lain sebagainya ( Ulwan, 2007 : 193 ). Eksistensi pendidikan sosial menurut Ulwan merupakan fenomena tingkah laku dan watak yang dapat mendidik anak guna menunaikan segala kewajiban, sopan santun atau etika sosial, kontrol sosial dan politik serta interaksi yang baik dengan orang lain. Dasar pendidikan sosial itu adalah aqidah lslamiyah dan kesadaran iman yang mendalam. Dengan dasar pendidikan sosial ini diharapkan anak mampu dan mau berpenampilan serta berperilaku dengan baik, sopan dan bijak di tengah-tengah masyarakat (Ulwan, 2007 : 435 - 436 ). Metode untuk menanamkan pendidikan nilai pada anak ditempuh Ulwan dengan cara pembiasaan, keteladanan dan masih banyak lagi metode yang ditawarkan Ulwan guna membentuk akhlak anak. Ulwan memilih metode-metode pendidikan di atas karena mampu mempengaruhi jiwa, perilaku maupun sosial anak. Selain itu, metode ini oleh Ulwan benar-benar didasarkan kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi sehingga tidak dapat diragukan lagi keampuhannya dalam membentuk dan menanamkan nilai-nilai dalam diri seorang anak. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa penelitian tentang “Pendidikan Nilai” oleh Abdullah Nashih Ulwan belumlah dikaji. Sehingga penelitian ini memenuhi unsur kebaruan.
  • 16. 16 F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan kedalam penelitian kepustakaan ( library research ) karena data yang diteliti berupa naskah-naskah atau majalah-majalah yang bersumber dari khazanah kepustakaan ( Nazir, 1988 : 64). Untuk itu, data yang akan diambil sepenuhnya barasal dari kepustakaan atau buku-buku. 2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi atau pengumpulan dokumen adalah cara pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan lain sebagainya ( Arikunto, 1996: 200). Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh ( Arikunto,1996 : 102). Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. a. Sumber Data 1. Sumber Primer Sumber Primer adalah suatu informasi yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap pengumpulan dan penyimpanan data ( Ali, 1984 : 42 ). Sumber primer penelitian ini adalah buku yang berjudul Pendidikan Anak Dalam Islam karya Abdullah Nashih Ulwan, yang mempunyai judul asli Tarbiyatul Aulaad fil Islaam diterjemahkan oleh Jamaluddin Miri dan diterbitkan
  • 17. 17 oleh Pustaka Amani, Jakarta. Ada juga penerjemah lain yaitu Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim yang telah menterjemahkan karya Ulwan tersebut ke dalam beberapa buku yang telah ditulis dalam bahasa Indonesia dan buku tersebut diterbitkan oleh PT. Remaja Rosdakarya pada tahun 1992. Buku-buku tersebut adalah Pendidikan sosial Anak, Kaidah-Kaidah Dasar, dan Pemeliharaan Kesehatan Jiwa Anak. Dalam kaitannya dengan penulisan skripsi ini, penulis lebih banyak menggunakan buku terjemahan yang diterbitkan oleh Pustaka Amani Jakarta daripada buku yang diterbitkan oleh PT. Remaja Rosdakarya. Alasannya adalah selain bahasanya lebih mudah dipahami, buku tersebut juga lebih bersifat menyeluruh dalam artian tidak terpisah-pisah menjadi bagian-bagian buku tersendiri. Misalkan saja pembaca ingin melihat apa saja pemikiran Ulwan mengenai aspek- aspek pendidikan anak yang terdapat dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam. Dalam buku terjemahan yang terdiri dari dua jilid terbitan Pustaka Amani Jakarta, pembaca bisa melihat aspek-aspek pendidikan anak seperti keimanan (agama), moral, fisik, Intelektual, jiwa dan sosial menyatu dalam jilid 1 dan terbagi dalam bab-bab tersendiri. Sedangkan buku terjemahan yang diterbitkan oleh Remaja Rosdakarya, aspek-aspek pendidikan itu tersaji dalam buku yang terpisah-pisah, misalnya mengenai pendidikan sosial anak menjadi sebuah buku tersendiri, kemudian Pendidikan seks juga menjadi
  • 18. 18 sebuah buku tersendiri. Hal ini jelas akan mempersukar pemahaman mengenai aspek-aspck pendidikan apa saja yang termuat dalam kitab Tarbiyatul Aulaad Fil Islaam karya Abdullah Nashih Ulwan. 2. Sumber Sekunder Sumber Sekunder adalah informasi yang tidak secara langsung mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi yang ada ( Ali, 1984 : 42 ). Sumber sekunder dari penelitian ini adalah beberapa pendukung buku-buku pendukung di luar buku pokok yaitu A. Khudori Sholeh. (ed.), Pemikiran Islam Kontemporer (Yogyakarta: Jendela, 2003), Ruswan Thoyib dan Darmu’in, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Tokoh Klasik Kontemporer (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999). Rahmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai (Bandung: ALFA BETA, 2004). Selain itu juga buku-buku lain, artikel, jurnal dan Internet yang berhubungan dengan penelitian ini. 3. Analisis Data a. Pendekatan Historis Pendekatan ini merupakan suatu analisis yang berangkat dari pengungkapan-pengungkapan kembali kejadian atau peristiwa yang telah lalu berdasarkan urutan waktu ( Surahmad, 1980 : 132 ). Pendekatan ini penulis gunakan untuk mengungkapkan sejarah hidup dan perkembangan pemikiran Abdullah Nashih Ulwan. b. Pendekatan Psikologis-Paedagogis
  • 19. 19 Yaitu pendekatan yang berpandangan bahwa manusia didik adalah makhluk Tuhan yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan ruhaniah dan jasmaniah yang memerlukan bimbingan dan pengarahan melalui proses kependidikan ( Arifin, 1996 : 136 ). Pendekatan ini penulis gunakan menganalisa data-data yang berkaitan dengan bab III dan IV tentang Pendidikan Nilai. 4. Metode Analisa Data Dalam melakukan analisa, penulis menggunakan metode deskriptif analisis. Hal ini karena menurut Winarno Surakhmad metode ini tidak hanya terbatas sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisa dan data interpretasi tentang arti data itu ( Surahmad, 1985 : 139 ). Analisa data itu berisi membandingkan persamaan dan perbedaan tentang fenomena tertentu kemudian mengambil bentuk studi komparatif yang dilanjutkan dengan menetapkan hubungan serta kedudukan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dan diakhiri dengan kesimpulan yang didasarkan atas penelitian data ( Surahmad, 1985 : 139-140 ). Berkaitan dengan analisa pengumpulan data, Noeng Muhadjir dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitalif mengatakan bahwa pekerjaan pengumpulan data harus langsung diikuti dengan analisis pengumpulan data yang berisi dengan pekerjaan menuliskan, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi dan menyajikan( Muhadjir, 1990 : 51).
  • 20. 20 G. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini, di sini akan diuraikan tentang sistematika skripsi sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN yang berisi tentang latar belakang masalah. rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II. PENDIDIKAN NILAI DAN ABDULLAH NASHIH ULWAN yang berisi tentang teori pendidikan nilai meliputi : pengertian, proses terbentuknya nilai, macam-macam pendidikan nilai dan tujuan pendidikan nilai. Potret diri Abdullah Nashih Ulwan meliputi :nama, asal- usul. pengalaman pendidikan, perjalanan hidup dan karya-karyanya. Kemudianditeruskan dengan latar belakang pemikiran Ulwan. BAB III. PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN TENTANG PENDIDIKAN NILAI ( dalam buku Penduidikan Anak dalam Islam ), yang terdiri dari pendidikan agama (iman), pendidikan moral, dan pendidikan sosial. BAB IV. ANALISIS PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN TENTANG PENDIDIKAN NILAI (dalam buku Penduidikan Anak dalam Islam), meliputi : tujuan dan upaya untuk menanamkan jenis pendidikan tersebut. BAB V. PENUTUP yang terdiri dari kesimpulan, saran-saran dan kata penutup daripenyusun.