The document discusses the history and development of surimi technology and industry. It describes how surimi originated in Japan as a minced fish product called "kamaboko". Originally, surimi could not be frozen as freezing caused protein denaturation, but in the 1960s researchers discovered a technique using cryoprotectants that allowed surimi to be frozen and stored without losing quality. This breakthrough helped expand the surimi industry and allowed for global trade of frozen surimi and surimi-based seafood products.
Call Girls in Nashik Ila 7001305949 Independent Escort Service Nashik
Surimi Technology and Industry Development
1. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 1
It’s all about
CHARACTER
Watch your thought, they become words;
Watch your words, they become actions;
Watch your actions, they become habits;
Watch your habits, they become character;
Watch your character, they become destiny
Bambang Riyanto 1
CARILAH ILMU PENGETAHUAN
AGAR BISA MENEBAR PEMIKIRAN
MINCED FISH-
SURIMI and SURIMI SEAFOOD
Oleh :
Bambang Riyanto
Bambang Riyanto 2
2. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 2
CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN
KARAKTER YANG DIKEMBANGKAN
Kognitif : Mampu menjelaskan sains dan teknologi (K)
ekstraksi, konsentrasi serta pengembangan produk
pengolahan berbasis daging ikan lumat (minced
fish) atau surimi
Afektif : Mampu bekerjasama dan mengembangan
konsep dan kreativitas (A) dalam pembuatan
produk baru yang potensial untuk dikomersialkan
dan memberi sumbangan dalam penciptaan
kedaulatan pangan protein ikani.
Psikomotorik : Mampu mempraktekkan dan mengaplikasikan (P)
produk bernilai tambah hasil perairan dalam
pembuatan produk baru yang potensial untuk
dikomersialkan dan memberi sumbangan dalam
penciptaan kedaulatan pangan protein ikani.
Bambang Riyanto 3
• TUTORIAL DAN DISKUSI
• COLLABORATIVE LEARNING (CBL)
• PROJECT BASED LEARNING (PJBL)
MODEL PROYEK : KOOPERATIF DAN KOLABORATIF
GAGASAN KELOMPOK PENGEMBANGAN PRODUK
STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN
Bambang Riyanto 4
3. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 3
ASSESSMENT
KOMPETENSI/KEMAMPUAN DIRI KOGNITIF
PERFORMANCE ASSESMENT/ASESMEN KINERJA
1. UJIAN TENGAH SEMESTER
2. QUIS
Bambang Riyanto 5
ASSESSMENT
KOMPETENSI/KEMAMPUAN DIRI AFEKTIF
DISKUSI DAN PEMBUATAN RESUME
(RUBRIC-DESKRIPTIF DAN HOLISTIK)
Bambang Riyanto 6
4. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 4
DISKUSI DAN PEMBUATAN RESUME DISKUSI
1. Mempelajari surimi berarti juga mempelajari mengenai perkembangan
politik dan geostategis perikanan, industri perikanan dunia serta
kelestarian lingkungan, terutama di Pasifik Utara (Laut Bering).
2. Mempelajari surimi juga mengenal berbagai unsur kebudayaan
Jepang. Bagaimana revolusi sejarah surimi dan aneka produk surimi
seafood di Jepang.
3. Mempelajari surimi juga mengenal berbagai perkembangan teknologi
modern dan aneka produk seafood surimi modern yang membuat
surimi menjadi pangan dunia (Americanization of Surimi Production).
4. Karakteristik bahan baku ikan, terutama wilayah tropika telah membuat
industri surimi berkembang dengan pesat di Asia Tenggara. Karakteristik
ikan tropika juga menyebabkan karakteristik yang berbeda dengan
perikanan perairan dingin (cold water white fish).
5. Perkembangan perikanan budidaya yang telah melampaui produksi
perikanan tangkap, telah mengarahkan pada perkembangan bahan
baku surimi yang berasal dari perikanan air tawar. Perkambangan ini
telah memunculkan Cina sebagai negara eksportir surimi terbesar di
dunia saat ini.
6. Masa depan kebutuhan surimi lebih diarahkan pada ketersediaan stock
(ketahanan pangan) masyarakat, nilai gizi dan memperkaya
(enrichment) pangan modern untuk pencegahan penyakit.
Bambang Riyanto 7
PENILAIAN AUTENTIK (RUBRIK DESKRIPTIF) (85%)
Bambang Riyanto 8
5. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 5
LINGKARI SALAH SATU PILIHAN
NILAI DIMENSI
KONTRIBUSI PADA HASIL TUGAS DAN TUGAS YANG DIBERIKAN
5 A. Sangat Berkontribusi
3 B. Berkontribusi sama dan adil
2 C. Hanya memberi kontribusi yang ada
KEPEMIMPINAN
5 A. Inisiatif dan terlihat memberikan perhatian yang besar dalam
menyelesaikan tujuan bersama
3 B. Bertanggungjawab pada tujuan dan menerima pembagian yang
adil
2 C. Kurang memberikan perhatian dan tidak sesuai dengan arah
tujuan
KERJASAMA
5 A. Menghargai pendapat orang lain dan sangat berkontribusi dalam
diskusi kelompok
3 B. Menghargai pendapat orang lain dan berkontribusi dalam diskusi
kelompok
2 C. Tidak berkontribusi pada diskusi kelompok atau sering gagal
berpartisipasi
NILAI TOTAL
!
PENILAIAN UNTUK SESAMA ANGGOTA TIM (15%)
Bambang Riyanto 9
ASSESSMENT
KOMPETENSI/KEMAMPUAN DIRI PSIKOMOTORIK
1. PRAKTIKUM
2. MODEL PROYEK : KOOPERATIF DAN KOLABORATIF
GAGASAN KELOMPOK PENGEMBANGAN PRODUK
Bambang Riyanto 10
6. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 6
KOMPETENSI DASAR
Bambang Riyanto 11
SECTION I
SURIMI AND FISH PROTEINS
• Historical Review of Surimi Technology and
Market Developments
• Surimi Resources and Market
• Manufacture of Surimi : Harvest to Frozen
Block
• Surimi Gelation Chemistry
• Proteolytic Enzymes and Control in Surimi
• Fish Protein Isolate by pH Shift
• Stabilization of Proteins in Surimi
INDEX
Bambang Riyanto 12
7. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 7
SECTION II
SURIMI SEAFOOD PRODUCTS
• Comminution Process for Surimi and Surimi
Seafood Paste
• Manufacture of Crabsticks
• Manufacture of Kamaboko, Chikuwa,
Tempura, and Hanpen
• Manufacture of Fish Balls
• Manufacture of Fish Sausage
INDEX
Bambang Riyanto 13
SECTION III
QUALITY ASSESSMENT/CONTROL,
DEVELOPMENT, AND NUTRITION
• Waste Management, Utilization, and Challenges
• Food-Grade Co products from Surimi Processing
• Sanitation and HACCP
• Microbiology and Pasteurization
• Surimi Paste Preparation, Gel Analysis, and
Rheology
• Color Measurement and Colorants for Surimi
Seafood.
• Application of Sensory Science to Surimi Seafood
• Surimi Seafood Flavors
• Ingredient Technology for Surimi and Surimi
Seafood.
• Nutrition and Health Benefits of Surimi Seafood
• Research and Product Development.
INDEX
Bambang Riyanto 14
8. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 8
PUSTAKA
Jae W Park. 2014. Surimi and Surimi Seafood 3th.
CRC Press Taylor & Francis Group. Boca Raton
Bambang Riyanto 15
Bambang Riyanto 16
9. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 9
1.
HISTORICAL REVIEW OF SURIMI TECHNOLOGY
AND MARKET DEVELOPMENTS
Bambang Riyanto 17
refined fish myofibrillar proteins produced
through various step-by-step processes
including :
• heading,
• gutting,
• filleting,
• deboning,
• washing,
• dewatering,
• refining,
• mixing with cryoprotectants, and
• freezing.
Surimi in Japanese means "Minced Fish",
it's pronounced "Sir-Ree-Mee".
WHAT IS SURIMI (すり身) ?
Bambang Riyanto 18
10. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 10
CODE OF PRACTICE
FOR
FROZEN SURIMI
Bambang Riyanto 19
Bambang Riyanto 20
11. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 11
ALASKA POLLOCK
Fisheries industry
Bambang Riyanto 21
Alaska Pollock Location Map
Bambang Riyanto 22
15. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 15
Theragra chalcogramma (Pallas, 1811) FAO, Species Fact Sheet. Retrieved April 2012.Bambang Riyanto 29
Bambang Riyanto 30
16. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 16
SURIMI TECHNOLOGY AND INDUSTRY
IN JAPAN
Bambang Riyanto 31
Bambang Riyanto 32
17. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 17
First kamaboko (circled) appeared in ancient Japanese dining table (a)
and cattail used to invent the concept of kamaboko (b).
(A drawing from Wataru Shimizu, History of Kamaboko (1975):14;
Adapted from H. Nozaki, Presented at the 4th Surimi School Europe
(September 12–14), Paris, France, 2005.)
33Bambang Riyanto
HISTORICAL REVOLUTION OF SURIMI SEAFOOD IN JAPAN
(Adapted from H. Nozaki, Presented at the 4th Surimi School Europe
(September 12–14), Paris, France, 2005 34Bambang Riyanto
18. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 18
Yakikamaboko
Hanpen
Narutomaki
Uo-somen
Satsumaage Kanikama
Chikuwa
Kamaboko
Datemaki
Fish Sausage
Tsumire
SURIMI SEAFOOD PRODUCTS
35Bambang Riyanto
すり身の処理 (The Processing of Surimi)
Bambang Riyanto 36
19. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 19
The Old and Modern Surimi-Manufacturing Processes
Bambang Riyanto 37
The Old and Modern Kamaboko-Manufacturing Processes
Stone Mortar Automatic Kamaboko SteamerSilent Cutter Kamaboko Shaper
Steaming of KamabokoShaping of Kamaboko
Stone-Grinding
With Salt and Ingredients
Bambang Riyanto 38
20. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 20
THE END OF WORLD WAR II IN 1945
Surimi processing equipment was introduced.
The production volume started to rise.
However, whether surimi was made manually or mechanically,
surimi was never frozen because freezing and frozen storage
deteriorated the gel forming ability of surimi through freeze-induced
denaturation.
Therefore fresh surimi without cryoprotectants was used for kamaboko
production.Bambang Riyanto 39
Bambang Riyanto 40
22. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 22
Microstructure of surimi gels from four species
prepared from fresh and frozen fish.
(A) Croaker; (B) lizardfish; (C) threadfin bream;
(D) bigeye snapper.
Bambang Riyanto 43
BEFORE 1960
The primary raw materials for surimi for
Japanese traditional kamaboko products
were croaker, yellow croaker, lizardfish,
and conger eel harvested in the Eastern
China Sea.
Surimi produced from the various
Japanese coastal villages resulted in
different characteristics of kamaboko
products, which were unique to the local
areas they were produced in. As fish
resources became scarcer, there was an
effort to search for new resources for
surimi production.
Bambang Riyanto 44
23. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 23
BEFORE 1960
Raw Alaska pollock (Suketodara in Japanese) was used for
surimi production in the Northeast of Japan, including
Hokkaido.
The primary product was TARAKO (SALTED POLLOCK ROE).
After the removal of roe, the fish body was used to make
either low quality surimi or fertilizer.
Bambang Riyanto 45
The National Institutes and Universities
launched various research programs to
investigate
fish proteins and their utilization for surimi-
based products.
(pollock surimi prepared with addition of salt,
frozen, and cooked into kamaboko resulted in
acceptable texture).
Then they tried to use
salt-added surimi as a filler to make fish
sausage.
It was found that freezing and frozen storage
significantly changed pollock muscle; resulting
in a spongy-like texture that could not be used
for kamaboko.
Bambang Riyanto 46
24. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 24
1960–1976
The year 1959 through 1960 is a historically important
time when Nishiya et al., at the Hokkaido Fisheries
Research Station of Japan, discovered a technique
that prevented freeze denaturation of proteins in
Alaska pollock muscle.
This technique required the addition of low
molecular weight carbohydrates, such as sucrose
and sorbitol, in the dewatered myofibrillar proteins
prior to freezing.
The carbohydrates worked to stabilize the
actomyosin, which is highly unstable during frozen
storage.
The discovery of sugar or sorbitol as a
cryoprotectant revolutionized global surimi
production.
Bambang Riyanto 47
Bambang Riyanto 48
25. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 25
Bambang Riyanto 49
KAEN SURIMI
Kaen surimi, due to its inferior gelling ability, has a
uniquely smooth texture and is currently sold as a
custom-ordered kamaboko.
Salt addition (kaen) enhances protein
denaturation, especially when frozen surimi is
exposed to ambient temperatures during
transportation.
(Dr. Shimizu and Dr. Ikeuchi of Kyoto University tried
to prepare surimi with salt (kaen surimi) in 1959)
Since kaen surimi is prepared by adding salt
before freezing, and salt promotes protein
denaturation, setting (suwari) can be started
before the surimi is completely frozen
(Endogenous transglutaminase in fish is active
even at 0°C to link two amino acids [lysine and
glutamic acid] to form a covalent bond.
Therefore, Dr. Shimizu and his group suggested
about 10% sugar addition to prevent suwari.
Bambang Riyanto 50
26. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 26
Bambang Riyanto 51
INVENTION OF CRABSTICK/
KANIKAMA (CRAB-FLAVORED
STICK)
• Flake type (Sugino of Sugiyo Co., 1973)
• Stick type (Osaki of Osaki Suisan, 1975)
Bambang Riyanto 52
29. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 29
1976 –2012
The Magnuson Act, in 1976.
Created a 200-mile exclusive economic zone to
prevent any foreign vessels to fish outside this limit
Bambang Riyanto 57
Bambang Riyanto 58
30. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 30
EARLY 1980’S
Japan began globally developing surimi from
other species.
Tropical fish : threadfin bream and lizardfish in
S.E. Asia,
Cold water species : hoki and Southern blue
whiting in the South Pacific Ocean and South
Atlantic Ocean.
1991–1992
The Japanese surimi industry helped the US
surimi industry to start making surimi from
Pacific whiting off the Oregon coast.
Bambang Riyanto 59
Bambang Riyanto 60
31. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 31
CONSUMPTION TRENDS OF VARIOUS SURIMI SEAFOOD IN JAPAN
Bambang Riyanto 61
SURIMI TECHNOLOGY AND INDUSTRY
IN UNITED STATES
(AMERICANIZATION OF SURIMI PRODUCTION)
Bambang Riyanto 62
32. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 32
As US surimi production continued as a global leader,
Americans were quick to learn processing technologies.
They swiftly moved to improve production yield and
surimi quality. The change of production yield was made
from 12–15% before 1990, to 15–25% by 2000, and to 25–
30% by 2010.
This incredible yield increase was made through
the adequate fishery management for pollock
and whiting and the industry’s efforts in adapting
decanter technology and other mechanical
innovations for fish cutting.
US SURIMI
Bambang Riyanto 63
Bambang Riyanto 64
33. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 33
A new fishery management that made a significant
impact to the yield was to shift from “Olympic fishing”
to “individual transferrable quota (ITQ).”
Scalp cutter by American Seafoods and Toyo V-cutter
by UniSea also made a significant contribution to yield
improvement. It is interesting to review the change of
fish portions that enter the deboning machine. It has
evolved from skinless fillets to skin-on fillets and then to
butterfly-shaped H&G fish.
US SURIMI
Bambang Riyanto 65
Bambang Riyanto 66
34. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 34
Bambang Riyanto 67
FDA approval in November 2006 of surimi
seafood products having a statement of identity:
“Crab-flavored surimi seafood,
made with surimi, a fully cooked fish
protein.”
Bambang Riyanto 68
35. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 35
Bambang Riyanto 69
As for product distribution in the market,
more than 90% is flake type,
5% stick type, and
the rest is either shreds or molded shrimp.
The majority (85–90%), whether the product is flake, stick, or
shreds, is used for salad making.
The industry has reduced surimi content from 60% to 65% in 1992
to the current level of 25–40%.
Consequently, the sensory quality of crabstick has been
significantly reduced.
However, the product market has remained steady even
though there have been variations due to other ingredients
used in
• Seafood salad (celery, mayonnaise, lemon) and
• California roll (cucumber, mayonnaise, steamed rice).
These other ingredients have helped camouflage the soft
texture of crabstick made with reduced surimi content.
Bambang Riyanto 70
36. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 36
Seafood salad
Bambang Riyanto 71
California roll
Bambang Riyanto 72
37. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 37
US manufacturers, however, made both chilled and frozen products. For frozen
crabsticks, they started to use modified starch to reduce the level of product
wetness upon thawing. This was a great approach to stabilize crabsticks during
extended frozen storage in excess of 1–2 years.
Another technical/operational innovation made by US manufacturers was color
co-extrusion on the crabstick. Red-colored surimi paste was thinly applied on the
bundled rope before wrapping and cutting into 3 or 5 inch sticks or 1–3 inches for
flake production.
In 1989 SeaFest/JAC Creative Foods (Motley, MN) started to co-extrude color paste
at the same time when the surimi seafood paste was extruded as a thin sheet on
the cooking belt
This co-extrusion color application without wrapping film shortened production
time, resulting in improved productivity and eliminated color flaking.
Bambang Riyanto 73
SURIMI TECHNOLOGY AND INDUSTRY
IN SOUTH KOREA
Bambang Riyanto 74
38. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 38
SURIMI
KOREA
SAENGSUN SOOKPYEUN,
the first surimi seafood-like product was described in a book Jinyeun
Euigwe published in 1719 (King Sookjong’s era)
The paste was made with fish mince, soy sauce, starch, sesame oil,
and pine nut powder.
FRIED FISH CAKE- TWIGHIN UH MOOK
STEAMED SURIMI SEAFOOD – TZIN UH MOOK
GRILLED SURIMI SEAFOOD – GOOWOON UH MOOK
GHE MAHT SAHL (CRAB-FLAVORED MEAT) OR MAHT SAHL
Local fisheries poolchi (juvenile ribbon fish) and kangchi (juvenile
croaker)
As the crabstick was used primarily as an ingredient for
GIHM BAHP, where cucumber, radish, and steamed rice
camouflaged the soft texture of crabstick
Bambang Riyanto 75
Korean Stir Fry Fish Cakes (Uh-Mook Jorim)Bambang Riyanto 76
39. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 39
SURIMI TECHNOLOGY AND INDUSTRY
IN EUROPE AND RUSSIA
Bambang Riyanto 77
marinated crabstick in olive oil, baby eel, sausage
rolls, molded products for kids, crabstick with
cheese or mayonnaise co- extruded, lobster slices,
and smoked salmon sticks.
SURIMI
EUROPE
AND
RUSSIA
Bambang Riyanto 78
43. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 43
SURIMI TECHNOLOGY AND
INDUSTRY IN
SOUTH AMERICA
Bambang Riyanto 85
Bambang Riyanto 86
44. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 44
Bambang Riyanto 87
SQUID SURIMI IN CHILE & ARGENTINA
Bambang Riyanto 88
45. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 45
SURIMI TECHNOLOGY AND INDUSTRY
IN SOUTHEAST ASIA,CHINA AND INDIA
Bambang Riyanto 89
Bambang Riyanto 90
46. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 46
THAILAND
Bambang Riyanto 91
Bambang Riyanto 92
47. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 47
INDONESIA
Bambang Riyanto 93
Bambang Riyanto 94
48. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 48
Bambang Riyanto 95
CHINA
Bambang Riyanto 96
49. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 49
Bambang Riyanto 97
2.
RESOURCE AND MARKET
Bambang Riyanto 98
50. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 50
COLD WATER WHITE FISH USED FOR SURIMI
• Alaska Pollock
• Pacific Whiting
• Other Fishery Resources in North Pacific
• Southern Blue Whiting and Hoki
• Northern Blue Whiting
• Other White Fish Resources from South America
TROPICAL FISH
• Threadfin Bream (Itoyori)
• Lizardfish (Eso)
• Big Eye Snapper (Kintokidai)
• Croaker (Guchi)
• Other Species
PELAGIC FISH USED FOR SURIMI
GIANT SQUID SURIMI
Bambang Riyanto 99
Bambang Riyanto 100
51. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 51
Bambang Riyanto 101
• Alaska Pollock
• Pacific Whiting
• Other Fishery Resources in North
Pacific
• Southern Blue Whiting and Hoki
• Northern Blue Whiting
• Other White Fish Resources from
South America
COLD WATER
WHITE FISH
USED FOR
SURIMI
Bambang Riyanto 102
52. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 52
Bambang Riyanto 103
Bambang Riyanto 104
53. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 53
Bambang Riyanto 105
Bambang Riyanto 106
54. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 54
Bambang Riyanto 107
• Threadfin Bream (Itoyori)
• Lizardfish (Eso)
• Big Eye Snapper (Kintokidai)
• Croaker (Guchi)
• Other Species
TROPICAL FISH
Bambang Riyanto 108
55. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 55
Bambang Riyanto 109
Bambang Riyanto 110
56. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 56
Bambang Riyanto 111
Bambang Riyanto 112
57. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 57
TROPICAL SURIMI
PRODUCTION TREND BY
COUNTRY
• Thailand
• India
• Vietnam
• China
• Malaysia
• Indonesia
• Myanmar
Bambang Riyanto 113
Bambang Riyanto 114
58. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 58
Bambang Riyanto 115
PELAGIC FISH USED
FOR SURIMI
Bambang Riyanto 116
59. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 59
Bambang Riyanto 117
GIANT SQUID
SURIMI
Bambang Riyanto 118
60. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 60
Bambang Riyanto 119
SURIMI MARKET
Bambang Riyanto 120
61. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 61
Bambang Riyanto 121
Bambang Riyanto 122
62. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 62
Bambang Riyanto 123
Bambang Riyanto 124
63. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 63
Bambang Riyanto 125
Bambang Riyanto 126
64. 13/11/15
THP 333 Diversifikasi dan
Pengembangan Produk Perikanan/
Kuliah Ke-1a 64
Bambang Riyanto 127
TERIMA KASIH
Bambang Riyanto 128