MANAJEMEN TENAGA KERJA DIFABEL UNTUK MEWUJUDKAN WORKPLACE INCLUSION
1. MANAJEMEN TENAGA
KERJA DIFABEL UNTUK
MEWUJUDKAN
WORKPLACE INCLUSION
Mata Kuliah Manajemen Sumber
Daya Manusia
MD-C FDK UIN Sunan Kalijaga
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA
Y O G Y A K A R T A
3. • Difabel
• Inclusion
• Workplace
Inclusion
(WI)
Pengertian
• UU No. 8
Tahun 2016
• UU No. 13
Tahun 2003
Landasan
• Pengertian
• Data
• Usaha
Mewujudkan
WI
• Realita
Manajemen
Tenaga Kerja
Difabel
4. Pengertian
“Setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik,
intelektual, mental dan/atau sensorik dalam
jangka waktu lama yang dalam berinteraksi
dengan lingkungan dapat mengalami hambatan
dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh
dan efektif dengan warga negara lainnya
berdasarkan kesamaan hak” (UU No. 8/2016)
Difabel
Menurut Miller dan Katz (2002) adalah
rasa memiliki, merasa dihormati, dihargai
untuk setiap keunikan yang dimiliki
seseorang, merasa mendapat dukungan
dan komitmen dari orang lain/lingkungan
sehingga seseorang dapat memaksimalkan
kapasitasnya.
Inclusion
5. Workplace Inclusion
Workplace inclusion adalah
lingkungan kerja di mana setiap
orang diperlakukan dengan
bermartabat dan hormat, di mana
bakat dan keterampilan kelompok
yang berbeda dihargai, dan di
mana produktivitas dan layanan
pelanggan meningkat karena
tenaga kerja lebih bahagia, lebih
termotivasi dan lebih sadar akan
manfaat dari inklusi
6. Landasan
UU No. 13
Tahun 2003
Ketenagakerjaan
Pasal 5 dan
6
UU No. 8
Tahun 2016
Penyandang
Disabilitas
Pasal 1 ayat
(2)
Pasal 53 ayat
(1) dan (2)
7. Manajemen Tenaga Kerja Difabel
Sebuah proses di tempat kerja yang dirancang untuk
memfasilitasi kerja para difabel melalui upaya yang
terkoordinasi dan dengan memperhitungkan
kebutuhan perorangan, lingkungan kerja, kebutuhan
perusahaan dan tanggung jawab hukum.
Dalam usaha mengembangkan lingkungan kerja yang
lebih kohesif, kolaboratif, dan kreatif sebagai sarana
mendorong pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.
-ILO (2013)-
8. PARTISIPASI
Difabel mampu berperan secara aktifdalam segala aspek kehidupan
KETERSEDIAAN
Layanan, fasilitas, program, sarana dan prasarana guna memenuhi hak-hak
Difabel
AKSESIBILITAS
kemudahan bagi difabel untuk memperoleh manfaat
dari tersedianya sebuah sarana, fasilitas, layanan, dan program
BUDAYA INKLUSIF
Masyarakat umum dan aparat pemerintahan tidak diskriminatif, memberikan
pemenuhan, perlindungan, dan penghormatan atas hak-hak difabel
Empat Indikator Inklusifitas
Dr. Arif Maftuhin (Direktur Pusat Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
9. BUDAYA
INKLUSIF
adalah FONDASI UTAMA
Karena jika mental inklusif telah menjadi budaya, maka
partisipasi, ketersediaan, dan aksesibilitas secara otomatis akan
mengikuti
Source :
Membudayakan Mental Inklusif, ditulis oleh Bayu Mitra A. Kusuma
Dosen UIN Sunan Kalijaga dan Anggota Tim Penyusun Renaksi Kota Inklusif Yogyakarta
Dari keempat indikator tersebut, dapat
dikatakan bahwa
10. DATA TENAGA KERJA DIFABEL
Tahun 2008 2017 2018
Bekerja 25,6% 96,03% 96,31%
Tidak
Bekerja
74,4% 3,97% 3,69%
0
20
40
60
80
100
120
2008 2017 2018
Bekerja
Tidak
bekerja
Source :
Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Departemen Sosial RI Tahun 2008
https://m.detik.com/finance/berapa-jumlah-penyandang-disabilitas-nganggur
https://www.republika.co.id/penyandang-disabilitas-usia-kerja-masih-menganggur
11. USAHA MEWUJUDKAN WORKPLACE INCLUSION
Meminimalisir
Konflik Kerja
Konseling dan
Pendampingan
Kerja
Faktor
• Reposisi jabatan
• Simbol difabel
• Berbagi
pengalaman
• Monitoring
Perkembangn
• Pendukung
• Penghambat
12. Pendukung
- Dukungan rekan kerja
- Konseling kerja
- Peran pendamping karyawan
difabel
Penghambat
- Komunikasi
- Produktifitas yang rendah
- Tidak ada tenaga profesional
yang menangani difabel
13. Penyandang difabel sering dianggap sebagai
masyarakat yang
tidak produktif,
tidak mampu menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya sehingga
hak-haknya pun seringkali diabaikan
Ada kelemahan pemerintah secara
sistemik dalam
mengimplementasikan UU
Ketenagakerjaan, bahkan
cenderung ada penyimpangan.
Hal lain masalah koordinasi dan
kinerja antarlembaga pemerintah
belum optimal dan memprihatinkan
Masih banyak yang salah persepsi
mengenai tenaga kerja Difabel yang
dianggap sebagai
beban bagi perusahaan
REALITA