Tanda dan gejala asfiksia neonatorum AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
1. Tanda dan gejala asfiksia
neonatorum
1.Tidak bernapas atau napas megap-megap atau
pernapasan lambat (kurang dari 30 kali per menit)
2.Pernapasan tidak teratur, dengkuran atau retraksi
(pelekukan dada)
3.Tangisan lemah atau merintih
4.Warna kulit pucat atau biru (sianosis)
5.Tonus otot lemas atau ekstremitas lemah
6.Denyut jantung tidak ada atau lambat
(bradikardi) (kurang dari 100 kali per menit).
2. Salah satu factor yang mempengaruhi
bayi lahir asfiksia adalah ibu yang
mengalami DM.
• Ibu yang mengalami DM pada masa kehamilannya akan
menghasilkan bayi asfiksia hal ini disebabkan karena kadar
glukosa ibu meningkat sehingga mempengaruhi keadaan dan
tumbuh kembang janin.Dimana janin dengan ibu yang mengalami
DM,akan melahirkan bayi lahir besar.
• Pada ibu yang kehamilannya normal asupan makanannya 2 kali
lebih banyak dibandingkan dengan biasanya,pada ibu yang
mengalami DM asupan makanannya seperti karbohidrat, protein,
dan lemak harus dikurangi, namun walaupun asupan makanan ibu
telah dikurangi ibu tetap saja melahirkan bayi besar, sehingga
mempengaruhi pearnafasan bayi, dimana bayi bernafas tidak
normal atau tidak sepontan. Hal ini disebabkan juga karena
adanya gangguan intrauterine atau penyakit bawaan seperti
aplesiaparu dan atresia saluran nafas, sehingga bayi bernafas
megap-megap
3. Penanganan asfiksia neonatorum
• 1. Memastikan saluran terbuka
• - Meletakkan bayi dalam posisi kepala
defleksi bahu diganjal 2-3 cm.
- Menghisap mulut, hidung dan kadang
trachea.
- Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa
ET) untuk memastikan saluran pernafasan
terbuka.
• 2. Memulai pernafasan
• - Memakai rangsangan taksil untuk memulai
pernafasan
- Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup
dan balon pipa ETdan balon atau mulut ke
mulut (hindari paparan infeksi).
• 3. Mempertahankan sirkulasi
• -Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah
dengan cara
-Kompresidada.
- Pengobatan
4. Penanganan Awal Terhadap bayi
asfiksia yaitu:
Penangana awal terhadap bayi asfiksia biasa disebut dengan
“JAIKAN”
1.Jaga bayi tetap hangat.
2.Atur posisi bayi,posisi bayi harus ekstensi.
3.Isap lendir.
4.Keringkan.
5.Atur kembali posisi bayi.
6.Nilai
5. Resusitasi asfiksia.
•
•
•
•
•
•
1.Meniup 2 kali dengan kedalaman 30 cm untk membuka alveoli.
2.Apabila alveoli belum terbuka lakukan atau lihat;
Posisi bayi
Posisi sungkup(harus berbentuk C)
Lihat sungkup bocor atau tidak,jika bocor ganti atau buang.
Jika bayi bernafas dengan normal maka lakukan perawatan bayi normal
dan jika bayi bernafas megap-megap maka lakukan ventilasi dengan cara;
• 1.meniup sebanyak 20 kali/30 detik,kemudian istrahat selama 30 detik.
• 2.nilai pernafasan bayi,jika blum bernafas dengan normal maka lakukan
ventilasi yang ke 2,yaitu meniup sebanyak 20 kali/30 detik,kemudian
istrahat selama 30 detik.
• 3.jika ventilasi yang ke 2 telah dilakukan namun belum berhasil maka
persiapkan untuk rujukan dan lakukan lagi ventilasi selama 20 menit,dan
memberikan konseling kepada keluarga pasien.Namun walaupun sudah
dilakukan ventilasi kembali dan bayi tidak bernafas dan denyut nadi serta
jantungnya tidak ada maka berarti bayi telah meninggal.
6. Etiologi
• Biasanya terjadi pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan
komplikasi, misalnya DM,PEB, eritroblastosis fetalis,
kelahiran kurang bulan.
•
Terjadi apabila saat lahir bayi mengalami gangguan
pertukaran gas dan transport O2 sehingga kekurangan
persediaan O2 dan kesulitab pengeluaran CO2.
•
Faktor yang terdapat pada janin / bayi karena sperti
adanya gangguan aliran tali pusat yang menumbung, tali
pusat melilit leher.
•
Terjadinya depresi pernapasan bayi karena obat /
analgetik yang diberikan pada ibu.
•
Adanya gangguan tumbuh kembang intrauterin dan
kelainan bawaan (aplasia paru, atresia saluran napas).