SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Pada jaman penjajahan belanda dahulu, di daerah Jakarta (dahulu Batavia) 
hiduplah seorang pria gagah yang bernama si Pitung. Dia lahir dari pasangan 
suami istri yang bernama pak Piun dan bu Pinah. Pekerjaan pak Piun sehari-hari 
adalah bertani. 
Setiap hari si Pitung membantu bapaknya menanam padi, memetik kelapa dan 
mencari rumput untuk pakan ternaknya. Si Pitung juga tak segan untuk 
membantu tetangganya yang memerlukan bantuan. Tiap hari si Pitung juga 
sangat rajin menunaikan sholat dan puasa, bapaknya juga selalu mengajarkan si 
Pitung untuk bertutur kata yang santun, dan patuh kepada orang tua. 
Si Pitung dan keluarganya tinggal di kampung Rawabelong, daerah kebayoran. 
Daerah itu adalah bagian dari daerah kekuasaan tuan tanah yang bernama babah 
Liem Tjeng Soen,oleh karena itu semua warga yang tinggal di situ wajib 
membayar pajak kepada babah Liem. Hasil pajak tanah tersebut nantinya akan 
disetorkan kepada Belanda. 
Dalam memungut pajak, babah Liem dibantu oleh anak buahnya yang berasal 
dari kalangan pribumi. Anak buah yang diangkat babah Liem adalah kaum 
pribumi yang pandai bersilat dan memainkan senjata. Tujuannya adalah supaya 
para penduduk tidak berani melawan dan membantah pada saat dipungut pajak. 
Hingga pada suatu hari, saat si Pitung membantu bapaknya mengumpulkan 
hasil panen dari sawah. Sesampainya di rumah, betapa terkejutnya si Pitung 
melihat anak buah babah Liem sedang marah-marah kepada bapaknya. Si
Pitung lalu menghampiri bapaknya, dan bertanya kepada anak buah babah 
Liem, “Hey, apa salah bapak saya?” “Tanya saja sama bapakmu ini!!”, jawab 
anak buah babah Liem. 
Anak buah babah Liem lalu pergi dengan membawa semua hasil panen yang 
telah dikumpulakan si Pitung dan bapaknya. Dengan nada geram, si Pitung 
berbicara dalam hatinya, “Nantikan pembalasanku!!” 
Hingga keesokan harinya saat si Pitung berjalan menyusuri kampung, dia 
melihat kesewenang-wenangan anak buah babah Liem lagi. Mereka merampas 
ayam, kambing, kelapa, dan padi dari penduduk, tanpa rasa iba. 
Sebagai warga yang merasa bertanggung jawab atas keamanan, maka si Pitung 
tidak tinggal diam. Si Pitung lalu menghampiri anak buah babah Liem, lalu 
berteriak “Hentikan pengecut!! Kenapa kalian merampas harta orang lain?!” 
Para anak buah babah Liem kemudian menoleh kearah si Pitung. “Siapa kamu 
ini, berani-beraninya mencegah kami? Kamu tidak tahu siapa kami ini?”,teriak 
anak buah babah Liem. 
“Saya tidak peduli siapa kalian, tapi perbuatan kalian itu sangatlah kejam dan 
tidak berperi kemanusiaan!”, jawab si Pitung. 
Mendengar perkataan si Pitung, pemimpin anak buah babah Liem menjadi 
geram. Ia lalu menghampiri si Pitung, dan menyerang sekenanya saja. Ia 
mengira bahwa Pitung akan mudah dirobohkan. Namun, di luar dugaannya, 
Pitung malah mencekal lengannya dan membantingnya ke tanah hingga 
pingsan. Anak buah babah Liem yang lain menghentikan kesibukan mereka dan 
mengepung Pitung. Dengan sigap Pitung menyerang lebih dulu. Ada lima orang 
yang mengeroyoknya. Satu demi satu ia hajar pelipis atau tulang kering mereka 
hingga mereka mengaduh kesakitan. Lalu mereka menggotong pimpinan 
centeng yang masih pingsan dan melarikan diri. 
Sebelum pergi, mereka mengancam: “Awas, nanti kami laporkan Demang.”
Beberapa hari setelah peristiwa itu, nama Pitung menjadi pembicaraan di 
seluruh Kebayoran. Namun, Pitung tak gentar dan tetap bersikap tenang. Ia 
bahkan tidak menghindar kalau ada orang yang bertanya kepadanya tentang 
kejadian itu. 
Suatu hari, Pak Piun menyuruh si Pitung menjual kambing ke Pasar Tanah 
Abang. Pak Piun sedang membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan 
keluarga. Si Pitung pun pergi ke tanah abang untuk menjual dua kambingnya 
itu. Tanpa sepengetahuan si Pitung, ternyata ada satu orang anak buah babah 
Liem yang membuntutinya sejak berangkat dari rumah tadi. Hingga pada saat si 
Pitung mandi di sungai dan berwudhu, anak buah babah Liem tadi mencuri 
uang hasil penjualan kambing dari saku bajunya yang diletakkakn di pinggir 
sungai. 
Sesampainya di rumah, si Pitung sangatlah kaget. Karena uang hasil penjualan 
kambing tidak ada di sakunya lagi. Dengan geram ia kembali ke Pasar Tanah 
Abang dan mencari orang yang telah mencuri uangnya. Setelah melakukan 
penyelidikan, ia menemukan orang itu. Orang itu sedang berkumpul di sebuah 
kedai kopi. 
Si Pitung mendatanginya dan menghardik, “Kembalikan uangku!” 
Salah seorang berkata sambil tertawa, “Kamu boleh ambil uang ini, tapi kamu 
harus menjadi anggota kami.” 
“Tak sudi aku jadi anggota kalian,” jawab si Pitung. 
Para anak buah babah Liem itu marah mendengar jawaban si Pitung. Serentak 
mereka menyerbu Pitung. Namun, yang mereka hadapi adalah Si Pitung dari 
Kampung Rawabelong yang pernah menghajar enam orang centeng Babah 
Liem sendirian. Akibatnya, satu demi satu mereka kena pukulan Si Pitung. 
Sejak hari itu, Si Pitung memutuskan untuk membela orang-orang yang lemah. 
Ia tak tahan lagi melihat penderitaan rakyat jelata, yang ditindas tuan tanah dan 
dihisap oleh penjajah Belanda. Beberapa anak buah babah Liem yang pernah
dihajarnya ada yang insyaf dan ia mengajak mereka untuk membentuk suatu 
kelompok. Bersama kelompoknya, ia merampoki rumah-rumah orang kaya dan 
membagi-bagikan harta rampasannya kepada orang-orang miskin dan lemah. 
Nama Pitung menjadi harum di kalangan rakyat jelata. Para tuan tanah dan 
orang-orang yang mengambil keuntungan dengan cara memihak Belanda 
menjadi tidak nyaman. Mereka mengadukan permasalahan itu kepada 
pemerintah Belanda. 
Penguasa penjajah di Batavia pun memerintahkan aparat-aparatnya untuk 
menangkap Si Pitung. Schout Heyne, komandan Kebayoran, memerintahkan 
mantri polisi untuk mencari tahu di mana si Pitung berada. Schout Heyne 
menjanjikan uang banyak kepada siapa saja yang mau memberi tahu keberadaan 
si Pitung 
Mengetahui dirinya menjadi buron, Pitung berpindah-pindah tempat dan ia tetap 
membantu rakyat. Harta rampasan dari orang kaya selalu ia berikan kepada 
rakyat yang lemah dan tertindas oleh penjajahan. 
Pada suatu hari, Pitung dan kelompoknya terjebak oleh siasat polisi belanda. 
Waktu itu si Pitung beserta kelompoknya akan merampok rumah seorang 
demang, tapi ternyata polisi belanda sudah lebih dulu bersembunyi di sekitar 
rumah demang itu. Ketika kelompok Pitung tiba, polisi segera mengepung 
rumah itu. Pitung membiarkan dirinya tertangkap, sementara teman-temannya 
berhasil meloloskan diri. Akhirnya si Pitung dibawa ke penjara dan disekap di 
sana. 
Karena si Pitung adalah seorang yg cerdik dan sakti, maka dia berhasil 
meloloskan diri lewat genteng pada malam hari saat penjaga sedang istirahat. 
Pada pagi harinya, para penjaga menjadi panik karena si Pitung tidak ada di 
dalam penjara lagi. 
Kabar lolosnya si Pitung membuat polisi belanda dan orang-orang kaya menjadi 
tidak tenteram lagi. Kemudian Schout Heyne memerintahkan orang untuk
menangkap orang tua dan guru si Pitung. Mereka dipaksa para polisi untuk 
memberitahukan keberadaan Si Pitung sekarang. Namun, mereka tetap 
bungkam. Akibatnya, mereka pun dimasukkan kedalam penjara. 
Mendengar kabar bahwa orang tua dan gurunya ditangkap polisi belanda, lalu si 
Pitung mengirim pesan kepada pihak belanda. Ia mengatakan akan 
menyerahkan diri bila orang tua dan gurunya itu dibebaskan. Kesepakatan 
tersebut kemudian disetujui oleh Schout Heyne. 
Kemudian pada hari yang telah disepakati, mereka bertemu di tanah lapang. 
Orang tua si Pitung dilepaskan dahulu. Kini tinggal Haji Naipin yang masih 
bersama polisi belanda. Di tanah lapang itu, sepasukan polisi menodongkan 
senjata ke arah Haji Naipin. 
“Lepaskan Haji Naipin sekarang juga”, kata si Pitung. 
“Aku akan melepaskan gurumu ini setelah engkau benar-benar menyerah”, kata 
Schout Heyne. 
Mendengar persyaratan yang diajukan Schout Heyne, lalu si Pitung maju ke 
tengah lapangan. Dengan sigap, pasukan polisi lalu membidikkan senjata 
mereka kearah si Pitung. 
“Akhirnya tertangkap juga kamu, Pitung!” teriak Schout Heyne dengan nada 
sombong. 
“Iya, tapi nanti aku pasti akan lolos lagi. Dengan orang pengecut seperti kalian, 
yang beraninya hanya mengandalkan anak buah, aku tidak takut,” jawab si 
Pitung. 
Mendengar kata-kata si Pitung, Schout Heyne menjadi marah. Ia mundur 
beberapa langkah dan memberi aba-aba agar pasukannya bersiap menembak. 
Haji Naipin yang masih ada di situ memprotes tindakan yang pengecut itu. 
Namun protes dari Haji Naipin tidak didengarkan, dan aba-aba untuk 
menembak si Pitung sudah diteriakkan. Akhirnya si Pitung gugur bersimbah 
darah. 
Orang tua dan guru si Pitung merasa sangat sedih sekali melihat si Pitung 
akhirnya gugur di tangan polisi belanda. Banyak rakyat yang turut mengiringi
pemakamannya dan mendoakannya. Mereka berjanji akan selalu mengingat jasa 
Si Pitung, pembela dan pelindung mereka, dan tetap akan menganggap si Pitung 
sebagai pahlawan betawi.

More Related Content

What's hot

Karakteristik Guru dan Siswa Abad 21
  Karakteristik Guru dan Siswa Abad 21  Karakteristik Guru dan Siswa Abad 21
Karakteristik Guru dan Siswa Abad 21Fitri Yusmaniah
 
Sejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsSejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsEnmoiya
 
Cerita rakyat legenda aryo menak
Cerita rakyat legenda aryo menakCerita rakyat legenda aryo menak
Cerita rakyat legenda aryo menakResdianto
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahmbapra
 
Naskah Kabaret - Dibalik Merah-Putih-Biru
Naskah Kabaret - Dibalik Merah-Putih-BiruNaskah Kabaret - Dibalik Merah-Putih-Biru
Naskah Kabaret - Dibalik Merah-Putih-BiruAlfian Isnan
 
1 Apa Itu Ide Pokok dan Ide Pendukung.pdf
1 Apa Itu Ide Pokok dan Ide Pendukung.pdf1 Apa Itu Ide Pokok dan Ide Pendukung.pdf
1 Apa Itu Ide Pokok dan Ide Pendukung.pdfMiwahyudi Wandono
 
Makalah Globalisasi
Makalah GlobalisasiMakalah Globalisasi
Makalah GlobalisasiRizki Puji
 
Naskah Drama Bahasa Indonesia "Misteri The Last Forest"
Naskah Drama Bahasa Indonesia "Misteri The Last Forest"Naskah Drama Bahasa Indonesia "Misteri The Last Forest"
Naskah Drama Bahasa Indonesia "Misteri The Last Forest"nurul limsun
 
Bahasa Indonesia - Resensi Buku Non Fiksi
Bahasa Indonesia - Resensi Buku Non FiksiBahasa Indonesia - Resensi Buku Non Fiksi
Bahasa Indonesia - Resensi Buku Non FiksiDayana Florencia
 
Bahan ajar kelas 4 tema 7 subtema 2 pembelajaran 1
Bahan ajar kelas 4 tema 7 subtema 2 pembelajaran 1Bahan ajar kelas 4 tema 7 subtema 2 pembelajaran 1
Bahan ajar kelas 4 tema 7 subtema 2 pembelajaran 1Dewilianp
 
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa PeningCerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa PeningAgoeng R Aiueo
 
Dongeng SI KANCIL
Dongeng SI KANCILDongeng SI KANCIL
Dongeng SI KANCILHerawati18
 
Rangkuman bahan ajar matematika tema 1 kelas 2
Rangkuman bahan ajar matematika tema 1 kelas 2Rangkuman bahan ajar matematika tema 1 kelas 2
Rangkuman bahan ajar matematika tema 1 kelas 2aseprudini
 

What's hot (20)

Karakteristik Guru dan Siswa Abad 21
  Karakteristik Guru dan Siswa Abad 21  Karakteristik Guru dan Siswa Abad 21
Karakteristik Guru dan Siswa Abad 21
 
Sejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsSejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ips
 
Cerita rakyat legenda aryo menak
Cerita rakyat legenda aryo menakCerita rakyat legenda aryo menak
Cerita rakyat legenda aryo menak
 
cerkak
cerkakcerkak
cerkak
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Berfikir historis analitis-deskriptif1
Berfikir historis analitis-deskriptif1Berfikir historis analitis-deskriptif1
Berfikir historis analitis-deskriptif1
 
Pkn 1 untuk kelas 1 - suliasih
Pkn 1 untuk kelas 1  - suliasihPkn 1 untuk kelas 1  - suliasih
Pkn 1 untuk kelas 1 - suliasih
 
Paradigma pendidikan ipa
Paradigma pendidikan ipaParadigma pendidikan ipa
Paradigma pendidikan ipa
 
Naskah Kabaret - Dibalik Merah-Putih-Biru
Naskah Kabaret - Dibalik Merah-Putih-BiruNaskah Kabaret - Dibalik Merah-Putih-Biru
Naskah Kabaret - Dibalik Merah-Putih-Biru
 
1 Apa Itu Ide Pokok dan Ide Pendukung.pdf
1 Apa Itu Ide Pokok dan Ide Pendukung.pdf1 Apa Itu Ide Pokok dan Ide Pendukung.pdf
1 Apa Itu Ide Pokok dan Ide Pendukung.pdf
 
Makalah Globalisasi
Makalah GlobalisasiMakalah Globalisasi
Makalah Globalisasi
 
Naskah Drama Bahasa Indonesia "Misteri The Last Forest"
Naskah Drama Bahasa Indonesia "Misteri The Last Forest"Naskah Drama Bahasa Indonesia "Misteri The Last Forest"
Naskah Drama Bahasa Indonesia "Misteri The Last Forest"
 
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
 
Makalah kependudukan
Makalah kependudukanMakalah kependudukan
Makalah kependudukan
 
Bahasa Indonesia - Resensi Buku Non Fiksi
Bahasa Indonesia - Resensi Buku Non FiksiBahasa Indonesia - Resensi Buku Non Fiksi
Bahasa Indonesia - Resensi Buku Non Fiksi
 
Bahan ajar kelas 4 tema 7 subtema 2 pembelajaran 1
Bahan ajar kelas 4 tema 7 subtema 2 pembelajaran 1Bahan ajar kelas 4 tema 7 subtema 2 pembelajaran 1
Bahan ajar kelas 4 tema 7 subtema 2 pembelajaran 1
 
Matematika untuk kelas 2 - fatkul anam
Matematika untuk kelas 2  - fatkul anamMatematika untuk kelas 2  - fatkul anam
Matematika untuk kelas 2 - fatkul anam
 
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa PeningCerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
Cerita rakyat bahasa jawa, Keong Mas, Jaka Tarub, Rawa Pening
 
Dongeng SI KANCIL
Dongeng SI KANCILDongeng SI KANCIL
Dongeng SI KANCIL
 
Rangkuman bahan ajar matematika tema 1 kelas 2
Rangkuman bahan ajar matematika tema 1 kelas 2Rangkuman bahan ajar matematika tema 1 kelas 2
Rangkuman bahan ajar matematika tema 1 kelas 2
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 

Si pitung dari betawi

  • 1. Pada jaman penjajahan belanda dahulu, di daerah Jakarta (dahulu Batavia) hiduplah seorang pria gagah yang bernama si Pitung. Dia lahir dari pasangan suami istri yang bernama pak Piun dan bu Pinah. Pekerjaan pak Piun sehari-hari adalah bertani. Setiap hari si Pitung membantu bapaknya menanam padi, memetik kelapa dan mencari rumput untuk pakan ternaknya. Si Pitung juga tak segan untuk membantu tetangganya yang memerlukan bantuan. Tiap hari si Pitung juga sangat rajin menunaikan sholat dan puasa, bapaknya juga selalu mengajarkan si Pitung untuk bertutur kata yang santun, dan patuh kepada orang tua. Si Pitung dan keluarganya tinggal di kampung Rawabelong, daerah kebayoran. Daerah itu adalah bagian dari daerah kekuasaan tuan tanah yang bernama babah Liem Tjeng Soen,oleh karena itu semua warga yang tinggal di situ wajib membayar pajak kepada babah Liem. Hasil pajak tanah tersebut nantinya akan disetorkan kepada Belanda. Dalam memungut pajak, babah Liem dibantu oleh anak buahnya yang berasal dari kalangan pribumi. Anak buah yang diangkat babah Liem adalah kaum pribumi yang pandai bersilat dan memainkan senjata. Tujuannya adalah supaya para penduduk tidak berani melawan dan membantah pada saat dipungut pajak. Hingga pada suatu hari, saat si Pitung membantu bapaknya mengumpulkan hasil panen dari sawah. Sesampainya di rumah, betapa terkejutnya si Pitung melihat anak buah babah Liem sedang marah-marah kepada bapaknya. Si
  • 2. Pitung lalu menghampiri bapaknya, dan bertanya kepada anak buah babah Liem, “Hey, apa salah bapak saya?” “Tanya saja sama bapakmu ini!!”, jawab anak buah babah Liem. Anak buah babah Liem lalu pergi dengan membawa semua hasil panen yang telah dikumpulakan si Pitung dan bapaknya. Dengan nada geram, si Pitung berbicara dalam hatinya, “Nantikan pembalasanku!!” Hingga keesokan harinya saat si Pitung berjalan menyusuri kampung, dia melihat kesewenang-wenangan anak buah babah Liem lagi. Mereka merampas ayam, kambing, kelapa, dan padi dari penduduk, tanpa rasa iba. Sebagai warga yang merasa bertanggung jawab atas keamanan, maka si Pitung tidak tinggal diam. Si Pitung lalu menghampiri anak buah babah Liem, lalu berteriak “Hentikan pengecut!! Kenapa kalian merampas harta orang lain?!” Para anak buah babah Liem kemudian menoleh kearah si Pitung. “Siapa kamu ini, berani-beraninya mencegah kami? Kamu tidak tahu siapa kami ini?”,teriak anak buah babah Liem. “Saya tidak peduli siapa kalian, tapi perbuatan kalian itu sangatlah kejam dan tidak berperi kemanusiaan!”, jawab si Pitung. Mendengar perkataan si Pitung, pemimpin anak buah babah Liem menjadi geram. Ia lalu menghampiri si Pitung, dan menyerang sekenanya saja. Ia mengira bahwa Pitung akan mudah dirobohkan. Namun, di luar dugaannya, Pitung malah mencekal lengannya dan membantingnya ke tanah hingga pingsan. Anak buah babah Liem yang lain menghentikan kesibukan mereka dan mengepung Pitung. Dengan sigap Pitung menyerang lebih dulu. Ada lima orang yang mengeroyoknya. Satu demi satu ia hajar pelipis atau tulang kering mereka hingga mereka mengaduh kesakitan. Lalu mereka menggotong pimpinan centeng yang masih pingsan dan melarikan diri. Sebelum pergi, mereka mengancam: “Awas, nanti kami laporkan Demang.”
  • 3. Beberapa hari setelah peristiwa itu, nama Pitung menjadi pembicaraan di seluruh Kebayoran. Namun, Pitung tak gentar dan tetap bersikap tenang. Ia bahkan tidak menghindar kalau ada orang yang bertanya kepadanya tentang kejadian itu. Suatu hari, Pak Piun menyuruh si Pitung menjual kambing ke Pasar Tanah Abang. Pak Piun sedang membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Si Pitung pun pergi ke tanah abang untuk menjual dua kambingnya itu. Tanpa sepengetahuan si Pitung, ternyata ada satu orang anak buah babah Liem yang membuntutinya sejak berangkat dari rumah tadi. Hingga pada saat si Pitung mandi di sungai dan berwudhu, anak buah babah Liem tadi mencuri uang hasil penjualan kambing dari saku bajunya yang diletakkakn di pinggir sungai. Sesampainya di rumah, si Pitung sangatlah kaget. Karena uang hasil penjualan kambing tidak ada di sakunya lagi. Dengan geram ia kembali ke Pasar Tanah Abang dan mencari orang yang telah mencuri uangnya. Setelah melakukan penyelidikan, ia menemukan orang itu. Orang itu sedang berkumpul di sebuah kedai kopi. Si Pitung mendatanginya dan menghardik, “Kembalikan uangku!” Salah seorang berkata sambil tertawa, “Kamu boleh ambil uang ini, tapi kamu harus menjadi anggota kami.” “Tak sudi aku jadi anggota kalian,” jawab si Pitung. Para anak buah babah Liem itu marah mendengar jawaban si Pitung. Serentak mereka menyerbu Pitung. Namun, yang mereka hadapi adalah Si Pitung dari Kampung Rawabelong yang pernah menghajar enam orang centeng Babah Liem sendirian. Akibatnya, satu demi satu mereka kena pukulan Si Pitung. Sejak hari itu, Si Pitung memutuskan untuk membela orang-orang yang lemah. Ia tak tahan lagi melihat penderitaan rakyat jelata, yang ditindas tuan tanah dan dihisap oleh penjajah Belanda. Beberapa anak buah babah Liem yang pernah
  • 4. dihajarnya ada yang insyaf dan ia mengajak mereka untuk membentuk suatu kelompok. Bersama kelompoknya, ia merampoki rumah-rumah orang kaya dan membagi-bagikan harta rampasannya kepada orang-orang miskin dan lemah. Nama Pitung menjadi harum di kalangan rakyat jelata. Para tuan tanah dan orang-orang yang mengambil keuntungan dengan cara memihak Belanda menjadi tidak nyaman. Mereka mengadukan permasalahan itu kepada pemerintah Belanda. Penguasa penjajah di Batavia pun memerintahkan aparat-aparatnya untuk menangkap Si Pitung. Schout Heyne, komandan Kebayoran, memerintahkan mantri polisi untuk mencari tahu di mana si Pitung berada. Schout Heyne menjanjikan uang banyak kepada siapa saja yang mau memberi tahu keberadaan si Pitung Mengetahui dirinya menjadi buron, Pitung berpindah-pindah tempat dan ia tetap membantu rakyat. Harta rampasan dari orang kaya selalu ia berikan kepada rakyat yang lemah dan tertindas oleh penjajahan. Pada suatu hari, Pitung dan kelompoknya terjebak oleh siasat polisi belanda. Waktu itu si Pitung beserta kelompoknya akan merampok rumah seorang demang, tapi ternyata polisi belanda sudah lebih dulu bersembunyi di sekitar rumah demang itu. Ketika kelompok Pitung tiba, polisi segera mengepung rumah itu. Pitung membiarkan dirinya tertangkap, sementara teman-temannya berhasil meloloskan diri. Akhirnya si Pitung dibawa ke penjara dan disekap di sana. Karena si Pitung adalah seorang yg cerdik dan sakti, maka dia berhasil meloloskan diri lewat genteng pada malam hari saat penjaga sedang istirahat. Pada pagi harinya, para penjaga menjadi panik karena si Pitung tidak ada di dalam penjara lagi. Kabar lolosnya si Pitung membuat polisi belanda dan orang-orang kaya menjadi tidak tenteram lagi. Kemudian Schout Heyne memerintahkan orang untuk
  • 5. menangkap orang tua dan guru si Pitung. Mereka dipaksa para polisi untuk memberitahukan keberadaan Si Pitung sekarang. Namun, mereka tetap bungkam. Akibatnya, mereka pun dimasukkan kedalam penjara. Mendengar kabar bahwa orang tua dan gurunya ditangkap polisi belanda, lalu si Pitung mengirim pesan kepada pihak belanda. Ia mengatakan akan menyerahkan diri bila orang tua dan gurunya itu dibebaskan. Kesepakatan tersebut kemudian disetujui oleh Schout Heyne. Kemudian pada hari yang telah disepakati, mereka bertemu di tanah lapang. Orang tua si Pitung dilepaskan dahulu. Kini tinggal Haji Naipin yang masih bersama polisi belanda. Di tanah lapang itu, sepasukan polisi menodongkan senjata ke arah Haji Naipin. “Lepaskan Haji Naipin sekarang juga”, kata si Pitung. “Aku akan melepaskan gurumu ini setelah engkau benar-benar menyerah”, kata Schout Heyne. Mendengar persyaratan yang diajukan Schout Heyne, lalu si Pitung maju ke tengah lapangan. Dengan sigap, pasukan polisi lalu membidikkan senjata mereka kearah si Pitung. “Akhirnya tertangkap juga kamu, Pitung!” teriak Schout Heyne dengan nada sombong. “Iya, tapi nanti aku pasti akan lolos lagi. Dengan orang pengecut seperti kalian, yang beraninya hanya mengandalkan anak buah, aku tidak takut,” jawab si Pitung. Mendengar kata-kata si Pitung, Schout Heyne menjadi marah. Ia mundur beberapa langkah dan memberi aba-aba agar pasukannya bersiap menembak. Haji Naipin yang masih ada di situ memprotes tindakan yang pengecut itu. Namun protes dari Haji Naipin tidak didengarkan, dan aba-aba untuk menembak si Pitung sudah diteriakkan. Akhirnya si Pitung gugur bersimbah darah. Orang tua dan guru si Pitung merasa sangat sedih sekali melihat si Pitung akhirnya gugur di tangan polisi belanda. Banyak rakyat yang turut mengiringi
  • 6. pemakamannya dan mendoakannya. Mereka berjanji akan selalu mengingat jasa Si Pitung, pembela dan pelindung mereka, dan tetap akan menganggap si Pitung sebagai pahlawan betawi.