SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa remaja secara psikologi merupakan masa peralihan dari masa anak–anak ke masa
dewasa, pada masa remaja terjadi kematangan secara kognitif yaitu interaksi dari struktur otak
yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas yang memugkinkan remaja untuk
berfikir abstrak. Pada usia remaja inilah berkembang sifat, sikap dan perilaku yang selalu ingin
tahu, ingin merasakan dan ingin mencoba. Tentu apabila tidak segera difasilitasi atau diarahkan
bukan tidak mungkin akan salah arah dan berdampak negatif (Komalasari dalam Hutagalung C,
2008 : 1).
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang
diawali matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut Knopka
dalam Yusuf (2007 : 184) masa remaja ini meliputi (a) remaja awal: 12-15 tahun; (b) remaja
madya: 15-18 tahun, dan (c) remaja akhir: 19-22 tahun. Sementara Slazman mengemukakan,
bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orangtua
kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian dan
nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
Remaja bukan sebagai periode konsolidasi kepribadian, tetapi sebagai tahapan penting
dalam siklus kehidupan. Masa remaja berkaitan erat dengan perkembangan ”sence of identity vs
role confusion”, yaitu perasaan atau kesadran akan jati dirinya. Remaja dihadapkan pada
berbagai pertanyaan yang menyangkut keberadaan dirinya (siapa saya), masa depanya (akan
menjadi apa saya?), peran–peran sosialnya (apa peran saya dalam keluarga saya dan masyarakat,
dan kehidupan eragama; kenapa harus beragama?) (Yusuf, 2007 : 188).
Apabila remaja berhasil dalam memahami dirinya, peran–peranya, dan makan hidup
beragama, maka ia akan menemukan jati dirinya, dalam artian dia akan memiliki kepribadian
yang sehat. Sebaliknya apabila gagal, maka dia akan mengalami kebingungan atau kekacauan
(confusion). Suasana kebingungan ini akan berdampak kurang baik bagi remaja. Dia cenderung
kurang dapat menyesuaikan dirinya, baik terhadap dirinya maupun orang lain (Yusuf, 2007 :
188).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalahnya.
”Seberapa besar Pengaruh Penggunaan Minuman Keras Pada kehidupan Remaja Dibawah Di
Kabupaten Muna ?”
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi serta gambaran umum tentang
pengaruh penggunaan minuman keras pada kehidupan remaja di Kabupaten Muna.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi faktor penggunaan minuman keras dikalangan remaja.
b. Mengidentifikasi kehidupan remaja akibat penggunaan minuman keras.
c. Mengidentifikasi tentang pengaruh penggunaan minuman keras pada kehidupan remaja.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Bagi Desa
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dari pihak desa agar lebih meningkatkan
perhatian dan pengawasan terhadap masyarakat khususnya dikalangan remaja dari pergaulan
bebas terutama penggunaan minuman keras.
2. Bagi Para Remaja
Sebagai bahan pertimbangan bagi remaja akan bahaya yang ditimbulkan dengan
mengkonsumsi minuman keras terhadap kesehatan fisik maupun psikologis serta dampaknya
bagi masyarakat.
3. Peneliti
Untuk menambah wawasan peneliti tentang pengaruh miuman keras dikalangan remaja
dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Umum Tentang Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk
watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.
(Diknas, ____)
Menurut Bududu dan Zain dalam Widyatama (2005 : 18) Pengaruh adalah (a) daya yang
menyebabkan suatu yang terjadi; (b) sesuatu yang dapat membentuk atau merubah sesuatu yang
lain; dan (c) tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain.
Berdasarkan pengertian diatas berarti pengaruh adalah suatu daya yang timbul dan dapat
mempengaruhi atau merubah sesuatu (seseorang) hingga seseorang tersebut mengikuti atau
tunduk.
2. Tinjauan Umum Remaja
a. Definisi
Masa remaja telah didefinisikan oleh beberapa ahli seperti yang dijelaskan dibawah ini:
Masa remaja secara psikologi merupakan masa peralihan dari masa anak–anak ke masa dewasa,
pada masa remaja terjadi kematangan secara kognitif yaitu interaksi dari struktur otak yang telah
sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas yang memugkinkan remaja untuk berfikir
abstrak (Komalasari, 2008 dalam Hutagalung C, 2008 : 1).
Masa remaja sering pula disebut adalesensi (Lat. Adolesencere = adultus = menjadi dewasa atau
dalam perkembangan menjadi dewasa) (MÐnks/Knoers/S.R.Haditono, 2004 : 262).
Menurut knopka dalam Yusuf (2007 : 184) Fase remaja merupakan segmen perkembangan
individu yang sangat penting, yang diawali matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga
mampu bereproduksi.
Slazman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung
(dependence) terhadap orangtua kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual,
perenungan diri, dan perhatian dan nilai-nilai estetika dan isu-isu moral (Yusuf, 2007 :184).
Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting. Harold Alberty
(1957) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan yang
dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal
masa dewasa. Conger berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang amat kritis yang
mungkin dapat erupakan the best of time and the worst of time (Sudrajat, A. 2008).
b. Klasifikasi Remaja menurut Umur
Masa remaja ini meliputi 1) remaja awal: 12-15 tahun; 2) remaja madya: 15-18 tahun, dan 3)
remaja akhir: 19-22 tahun (Yusuf, 2007 :184).
Analisis cermat mengenai semua aspek perkembangan masa remaja, yang secara global
berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal,
15-18 tahun: masa remaja pertengahan, 18-21 tahun: masa remaja akhir, akan mengemukakan
banyak faktor yang masing-masing perlu mandapat tinjauan tersendiri
(MÐnks/Knoers/S.R.Haditono, 2004 : 262).
Para ahli umumnya sepakat bahwa rentangan masa remaja berlangsung dari usia 11-13 tahun
sampai dengan 18-20 tahun (Syamsuddin, 2003). Pada rentangan periode ini terdapat beberapa
indikator perbedaan yang signifikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itu,
para ahli mengklasikasikan masa remaja ini ke dalam dua bagian yaitu: 1) remaja awal (11-13 th
s.d. 14-15 th); dan 2) remaja akhir (14-16 th s.d.18-20 th) (Sudrajat, A. 2008).
Menurut Sarwono, S. W. dalam Ulfah (2005 : 27) Batasan umur kapan diketahui atau
dikatakan remaja dijelaskan sebagai berikut : Sebagai pedoman umur dapat mengunakan batasan
usia 11-24 tahun yang belum menikah, untuk remaja Indonesia dengan pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut :
1) Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual
mulai tampak.
2) Kebanyakan masyarakat Indonesia usia 12 tahun dianggap belum dewasa tapi
masyarakat tidak memperlakukan mereka sebagai anak-anak.
3) Batas usia 24 tahun merupakan batas usia maksimum untuk memberi peluang bagi
mereka yang batas usia tersebut masih menggantungkan
diri pada orang lain.
4) Dalam definisi di atas status perkawinan sangat menentukan karena arti perkawinan
sangat penting di negara kita secara menyeluruh, seseorang yang sudah menikah dalam
usia berapapun dianggap dan diperlakukan sebagai seorang yang sudah dewasa, baik
secara hukum.
c. Ciri-ciri masa remaja
Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1992), antara lain :
1) Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa
remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan
mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
2) Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak
lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan
ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan
pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
3) Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh,
minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut,
serta keinginan akan kebebasan
4) Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk
menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
5) Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan
demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang
membuat banyak orang tua menjadi takut.
6) Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan
dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiridan orang lain sebagaimana
yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
7) Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan
didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan
kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman
keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap
bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan
remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini
diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan
penuh tanggung jawab (Anonimity A, ____)
d. Perkembangan Masa Remaja
1) Fase pubertas dan adolesensi
Arti adolesensi telah diterngakan diatas, sedangakan kata pubertas berasal dari kata
puber (pubescent). Kata lain pubescere berarti mendapatkan pubes atau rambut
kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukan perkembangan seksual.
(MÐnks/Knoers/S.R.Haditono, 2004 : 263).
Remplein dalam MÐnks/Knoers/S.R.Haditono (2004 : 264) masih menyisipkan apa
yang disebutnya ”jugencrise” (krisis remaja) di antara masa pubertas daan adolesensi.
Dengan begitu maka usia antara 11-21 tahun dibaginya menjadi pra pubertas 101
/2-13
tahun (wanita), 12-14 tahun (pria), pubertas 13-151
/2 tahun (wanita), 14-16 (pria), krisis
remaja 151
/2-161
/2 tahun (wanita), 16-17 tahun (pria), dan adolesensi 161
/2-20 tahun
(wanita), 17-21 tahun (pria). Pecahan – pecahan tahun yang di ungkapkan Remplein
diatas memberikan kesan yang sukar dapat dibuktikan secara empiris. Menurut Remplein
krisis remaja adalah suatu masa dengan gejala-gejala krisis yang menunjukkan adanya
pembelokan dalam perkembangan suatu kepekaan dan labilitas yang meningkat. Usia
yang diungkapkan Remplein tidak dapat dipastikan bagi keadaan di Indonesia, meskipun
adanya krisis disalah satu titik dimasa remaja kemungkinannya ada. Hal ini sangat
tergantung pada keadaan lingkungan remaja.
2) Fase atau karakteristik perkembangan
a) Perkembangan fisik dan seksual
Masa remaja merupakan salah satu di antara dua masa rentangan kehidupan
individu, dimana terjadi pertumbuhan visik yang sangat pesat. Dalam perkembangan
seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri, yaitu ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri
seks
sekunder. Yang diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:
(1) Ciri-ciri seks primer
Pada masa reamaja pria ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan
testis, yaitu pada tahun pertama dan kedua, kemudian
(2) Ciri-ciri seks sekunder
Ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja,baik pria maupun wanita adalah:
(wanita) tumbuh rambut pubik disekitar kemaluan, bertambah besar buah dada,
bertambah besar pingul; (pria) tumbuh rambut pubik disekitar kemaluan, terjadi
perubahan suara, tumbuh kumis, tumbuh gondok laki (jakun) (Yusuf, 2007 : 194).
b) Perkembangan kognitif
Berzonsky dalam Yusuf (2007 : 196) mengajukan suatu model cabang-cabang
yang membangun berpikir operasi formal. Menurut dia, berfikir formal itu memiliki
dua isi yang khusus, yaitu: (1) pengetahuan estetika: yang bersumber dari pengalaman
main musik, membaca literatur atau seni; dan (2) pengetahuan personal: yang
bersumber dari hubungan interpersonal dan pengalaman-pengalaman kongkrit. Lebih
lanjut, kemmpuan mengaplikasikan operasi formal tidak hanya berkaitan dengan
pengalaman belajar khusus, tetapi juga dengan (1) tingkah laku nonverbal: sikap,
motif atau keinginan, (2) simbolik: simbol-simbol tertulis, (3) sistematik: gagasan dan
makna, dan (4) figural: representasi visual dari objek-objek konkret.
c) Perkembangan emosi
Gessel dalam Yusuf (2007 : 197) mengemukakan bahwa remaja empat belas
tahun seringkali mudah marah, mudah terangsang, dan emosinya cenderung
“meledak”, tidak berusaha mengendalikan perasaannya. Sebaliknya, remaja enam
belas tahun mengatakan bahwa mereka “tidak mempunyai keprihatinan”. Jadi adanya
badai dan tekanan dalam periode ini berkurang menjelang berakhirnya awal masa
remaja.
d) Perkembangan sosial
Remaja sebagai bunga dan harapan bangsa serta pemimpin dimasa depan sangat
diharapkan dapat mencapai perkembangan sosial secara matang, dalam arti dia
memiliki penyesuaian sosial (social adjusment) yang tepat.
Penyesuaian sosial ini dapat diartikan sebagai “kemampuan untuk mereaksi
secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi”. Remaja dituntut untuk
memiliki kemampuan penyesuaian sosial ini, baik dalam lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Karakteristik penyesuaian sosial remaja ditiga lingkungan
tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Dilingkungan keluarga
(a) Menjalin hubungan baik dengan anggota keluarga
(b) Menerima otoritas oarang tua
(c) Menerima tenggung jawab dan batasan-batasan (norma) keluarga
(d) Berusaha membantu anggota keluarga
(2) Di lingkungan sekolah
(a) Bersikap respek dan mau menerima peraturan sekolah
(b) Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah
(c) Menjalin persahabatan dengan teman-teman disekolah
(d) Bersikap hormat terhadap guru, pemimpin sekolah dan staf
(e) Membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan-tujuan
(3) Dilingkungan masyarakat
(a) Mengakui dan respek terhadap hak-hak orang lain
(b) Memelihara jalinan persahabatan dengan orang lain
(c) Bersikap simpati dan altruis terhadap kesejahteraan orang lain
(d) Bersikap respek terhadap nilai-nilai, hukum, tradisi, dan kebijakan-kebijakan
masyarakat (Alexander A. Schneiders dalam Yusuf, 2007 : 198-199).
e) Perkembangan moral
Keragaman tingkat moral remaja disebabkan oleh faktor penentunya yang
beragam juga. Salah satu faktor faktor penentu atau mempengaruhi perkembangan
moral remaja itu adalah orang tua. Menurut Adam dan Gullota (1983: 172-173)
terdapat beberapa hasil penelitian yang menunjukan bahwa orangtua mempenagruhi
moral remaja, yaitu sebagai berikut:
(1) Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat moral remaja dengan tingkat
moral orangtua (Haan, Langer, Kohlberg, 1976).
(2) Ibu-ibu remaja yang anaknya tidak nakal mempunyai skor lebih tinggi dalam
tahapan nalar moralnya daripada ibu yang anaknya nakal; remaja yang tidak nakal
mempunyai skor yang lebih tinggi dalam kemampuan naral moralnya daripada
remaja yang nakal (Hudgins & Prentice, 1973)
(3) Terdapat dua faktor yang menigkatkan perkembangan moral anak dan remaja,
yaitu (a) orangtua yang mendoron anak berdiskusi secara demokratik dan terbuka
mengenai berbagai isu, dan (b) orangtua yang menerapkan disiplin terhadap anak
dengan teknik berfikir induktif (Parikh, 1980 dalam Yusuf, 2007 : 200).
3. Tinjauan Umum Minuman Keras
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan minuman keras ialah segala jenis minuman yang
memabukan, sehingga dengan meminumnya menjadi hilang kesadarannya,yang
termasuk minuman keras seperti arak (khamar) minuman yang banyak mengandung
alcohol, seperti wine, whisky brandy, sampagne, malaga dan lain-lain, selain itu juga
ada benda padat yang bias memabukkan seperti ganja, morfin, candu, pil BK, nipan,
magadon, dan lain-lain atau biasa yang di sebut dengan narkoba dan lain-lain sama
termasuk kategori minman keras (Zulvikar, 2008).
b. Bahan Pembuatan Minuman Keras / Minuman Beralkohol
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan minuman keras adalah bahan-bahan
alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Secara umum ada dua jenis tanaman yang sering
dipakai, yaitu perasan buah (jus) dan biji-bijian, meskipun kadang-kadang nira atau tebu juga
dipakai untuk minuman beralkohol tradisional. Perasan buah yang paling banyak dipakai
adalah anggur, sedangkan biji-bijian yang banyak digunakan adalah barley, gandum, hope
dan beras.
Dalam pembuatannya bahan-bahan tersebut kemudian difermentasi. Fermentasi adalah
proses pengolahan yang menggunakan peranan mikroorganisme (jasad renik), sehingga
dihasilkan produk-produk yang dikehendaki. Jasad renik adalah makhluk hidup yang sangat
kecil, sehingga mata biasa tidak mampu melihatnya. Ia hanya bisa dilihat dengan
menggunakan mikroskop.
c. Pengaturan dan kandungan minuman keras
Pengaturan minuman beralkohol yang pada umunnya disebut sebagai minuman keras,
terdapat dalam peraturan mentri kesehatan tentang minuman keras Nomor
86/Men/Kes/Per/IV/77. Di dalam peraturan tersebut, minuman keras digolongkan sebagai
berikut:
1) Golongan A : Kadar Etanol 1-5%
2) Golongan B : Kadar etanol 5-20%
3) Golongan C : Kadar etanol 20-55% (Sasangka dalam Ulfah, 2005).
Di bawah ini contoh-contoh minuman keras dengan kadar kandungannya.
1) Anggur : mengandung 10-15%
2) Bir : mengandung 2-6%
3) Brandy (Bredewijn) : mengandung 45%
4) Rum : mengandung 50-60 %
5) Likeur : mengandung 35- 40 %
6) Sherry/Port : mengandung 15-20%
7) Wine (anggur) : mengandung 10-15%
8) Wisky (Jenewer) : mengandung 35-40% (Sasangka dalam Ulfah, 2005 : 9).
d. Faktor yang mempengaruhi penggunaan minuman keras Kalangan Remaja
Puspitawati dalam Ulfah (2005 : 10-12) menyebutkan beberapa remaja terjerumus
dalam masalah minuman keras karena dipengaruhi lingkungan pergaulan antara lain sebagai
berikut :
1) Remaja yang selalu minum-minuman keras selalu mempunyai “kelompok pemakai”.
Awalnya remaja hanya mencoba-coba karena keluarga atau teman-teman yang yang
menggunakannya, namun ada yang kemudian menjadi kebiasaan.
2) Pada remaja yang “kecewa” dengan kondisi diri dan keluarganya,
Sering menjadi lebih suka untuk mengorbankan apa saja demi hubungan baik dengan
teman-teman sebanyanya.
3) Adanya “ajakan” atau “tawaran” dari teman serta banyaknya film dan sarana hiburan yang
memberikan contoh “model pergaulan moderen” biasanya mendorong remaja minum-
minuman keras secara berkelompok.
4) Apabila remaja telah menjadi terbiasa minum minuman keras dan karena mudah
mendapatkannya, maka remaja akan memakainya sendiri sehingga tanpa disadari lama-
kelamaan akan ketagihan. Penggunaan minuman keras di kalangan remaja umumnya
karena minuman keras tersebut menjanjikan sesuatu yang menjadi rasa kenikmatan,
kenyamanan dan kesenangan dan ketenangan. walaupun hal itu dirasakan secara semu,
sedangkan menurut Noegroho Djajoesman di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
e. Efek Minuman Beralkohol
Bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan ganggguan
mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku.
Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Karena
sifat adiktif alkohol itu, orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa sadar akan
menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau mabuk (Anonimity B, ___)
Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku, seperti misalnya
ingin berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas,
terganggu fungsi sosialnya, dan terganggu pekerjaannya. Perubahan fisiologis juga terjadi,
seperti cara berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau mata juling. Perubahan psikologis
yang dialami oleh konsumen misalnya mudah tersinggung, bicara ngawur, atau kehilangan
konsentrasi (Anonimity B, ____).
f. Ciri-ciri perilaku remaja yang meminum minuman keras
Puspitawati dalam Ulfah (2005 : 12-13).menyebutkan ciri-ciri perilaku remaja yang
minum minuman keras antara lain sebagai berikut :
1) erubahan perangai atau perilaku seperti : yang biasanya periang tiba-tiba menjadi
pemurung, mudah tersinggung dan cepat marah tanpa alasan yang jelas.
2) Sering menguap dan menhantuk, malas, melamun dan tidak memperdulikan kebersihan
dan penampilan diri.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan peneliti yaitu jenis penelitian deskriptif korelasional
dimana dalam penelitian ini peneliti ingin membuktikan pengaruh minuman keras terhadap
kehidupan remaja di Kabupaten Muna dengan menggunakan metode pendekatan cross-sectional.
2. Variabel Penelitian
Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini yakni variabel bebas dan terikat yakni:
a. Varibel bebas: Penggunaan minuman keras
b. Variabel terikat: Kehidupan remaja
4. Definisi Operasional
Variabel Defenisi
operasional
Parameter Alat
Ukur
Skala Score
Variabel
Bebas:
Penggunaan
minuman
keras
Variabel
Terikat:
Kehidupan
remaja
Penggunaan minuman
keras dikalangan
remaja pada
umumnya karena
minuman keras
tesebut menjanjikan
sesuatu yang menjadi
rasa kenikmatan,
kenyamanan,
kesenangan, dan
ketenangan.
Kehidupan remaja
adalah syatu keadaan
dimana remaja
menghadapi
kehidupan yang
berbeda dengan
kehidupan remaja
sebelumnya dan
remaja berfikiran
bahwa mereka hampir
atau sudah dewasa,
yaitu dengan
Penggunaan
minuman keras
meliputi:
1. Faktor sosial
2. Kepribadian
(Djajoesman dalam
Ulfah, 2005 : 12).
Kehidupan remaja:
1. Kesehatan fisik
2. Psikologi remaja
atau kesehatan
jiwa
3. Kehidupan
masyarakat
Djajoesman dalam
Ulfah, 2005 : 13-14).
Kusioner
Angket
Nominal
Nominal
Berpengaruh
Jika skor
> 75%
Tidak
Berpengaruh
Jika skor <>
Berpengaruh
Bila skor > 75%
Tidak
Berpengaruh
Bila skor <
style=""
lang="IN">
merokok, minum
minuman keras,
menggunakan obat-
obatan dan terlibat
dalam perilaku seks.
Mereka mengnggap
bahwa perilaku ini
akan memberikan
citra yang mereka
inginkan.
5. Populasi, Sampel, dan Sampling
a. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yakni remaja yang berumur 11-24 tahun
yang belum menikah di Kabupaten Muna, sebanyak 241 jiwa
b. Sampel
Sampel yang digunakan untuk penelitian yaitu remaja yang mengkonsumsi minuman
keras di Kabupaten Muna.
c. Sampling
Teknik sampling yang digunakan untuk penelitian ini adalah teknik Accidental Sampling. Teknik
sampling yang dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan ada pada saat melakukan
penelitian dan berada pada lokasi penelitian.
6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar angket lembar
kuesioner yang mengacu pada data yang didapatkan dari studi pendahuluan dan yaitu mengacu
pada tinjauan pustaka (Djajoesman dalam Ulfah, 2005 : 12-14).
Dimana pada lembar kuisioner terdapat 12 pertanyaan yang terdiri 6 pertanyaan pada
item pertama dan 6 pertanyaan pada item kedua; terdapat 9 pertanyaan positif yaitu pertanyaan 1,
2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11 dan 3 pertanyaan negative pada nomor 3, 6, 12. Sedangkan pada angket
terdapat 12 pernyataan yang terdiri dari 2 pernyataan pada item pertama, 6 pernyataan pada item
kedua dan 4 pernyataan pada item ketiga; terdapat 9 pernyataan positif yaitu pernyataan 1, 2, 4,
5, 7, 8, 9, 10, 11 dan 3 Pernyataan negative yaitu pernyataan 3, 6, 12.
7. Pengumpulan Data
a. Data Primer
Diperoleh dari lembar pernyataan berupa angket dan lembar pertanyaan yang
diberikan dalam bentuk lembar kuesioner yang dikumpulkan.
b. Data Sekunder
Diperoleh dari data di kantor Kabupaten Muna.
8. Analisa Data
Setelah terkumpul kemudian diolah dalam bentuk table, kemudian dianalisa.
a. Analisa Univariate
Yakni analisis terhadap semua variabel yang diteliti dengan menggunakan distribusi frekuensi
yang disajikan dalam bentuk table dan menggunakan rumus (Setiadi, 2007 : 8).
b. Analisa Bivariate
Untuk hasil akhir digunakan uji statistik chi square (X2
), dengan tingkat kemaknaan α = 0,05
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Terlebih dahulu membuat rumusan hipotesa penelitian (Ho) baik Hipotesa alternative
(Ha).
2) Hipotesis yang akan diuji oleh peneliti adalah:
Ho: tidak ada pengaruh minuman keras terhadap kehidupan remaja.
Ha: ada pengaruh penggunaan minuman keras pada kehidupan remaja.
3) Menyusun tabel koefisien korelasi dan tafsirannya serta tabel kerja (working tabel) untuk
melakukan komputasi data yang diperoleh ke dalam tabel.
4) Memasukan data kedalam rumus yang ada dengan melakukan substitusi
Ket:
X 2
: Chi Kuadrat
fo : Frekuensi yang diobservasi
fn : Frekuensi yang diharapkan
Menggunakan rumus chi square pada koefisien kontigensi karena rumus ini di gunakan
untuk menguji hhubungan antara dua variabel yang datanya berbentuk nominal (Sugiono,
2008 :19)
5) Menguji nilai X2
yang diperoleh dengan menggunakan harga kritis (Critical value X2
table) yang disesuaikan dengan tingkat kemaknaan yang ditentukan (derajat kemaknaan =
0,05) yang ada pada lampiran.
Untuk menghitung dderajat kemaknaan dengan:
Rumus. : n = (c-1)(r-1)
Dimana : n = dk = df
c = banyak kolom
r = banyak row
6) Ketentuan pengujian hipotesis yaitu bila harga Chi Kuadrat (X2
) hitung lebih kecil (<) dari
harga Chi Kuadrat (X2
) tabel pada taraf kemaknaan tertentu, maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Tetapi sebaliknya bila harga Chi Kuadrat hitung lebih besar atau sama dengan ( >
) harga tabel maka Ha diterima (Sugiono, 2008 : 21).
9. Etika Penelitian
Setiap penelitian yang menggunakan subjek manusia harus mengikuti aturan etik dalam hal
ini adalah adanya persetujuan (Setiadi, 2007 : 82). Etika yang perlu ditulis dalam penelitian
antara lain:
a. Lembar Persetujuan (Informed Consent).
Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang akan diteliti yang
memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan
responden dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti
tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.
b. Tanpa Nama (Anominity).
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan
mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data yang diisi subjek, tetapi lembar
tersebut hanya diberi kode tertentu.
c. Kerahasiaan (Confidentialy).
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan sebagai hasil penelitian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demikian beberapa alternative penanggulangan terhadap masalah miras atau minuman keras.
1. Melihat kondisi social, politik, ekonomi dan hukum kita hingga saat ini masih belum stabil,
jadi masih pesimis kalau masalah ini dapat diatasi secara tuntas.
2. Pertama sebenarnya kita harus memiliki landasan Hukum yang kuat dan mapan sebagai
landasan utama untuk mengatur proses pembangunan social, budaya, ekonomi dan politik
serta character building. Merubah suatu budaya atau tradisi sangat sulit dan memerlukan
waktu dan proses yang lama
3. Minuman keras sangat berbahaya bagi penggunanya.
4. Semua pihak harus terus berusaha agar penggunaan dan penyalahgunaan minuman keras
dapat dihentikan.
3.2 Saran
Dari uraian di atas dapat disarankan beberapa hal, diantaranya:
1. Perlunya pemahaman dari generasi muda akan efek negative dari minuman keras.
2. Perlunya ketegasan pemerintah dan penguasa dalam membatasi atau bahkan menghapuskan
minuman keras dari lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimity A,____, Psikologi Remaja, http://duniapsikologi.dagdigdug.com
/categoory/psikologi-remaja/. Diakses 24 Mei 2009.
Anonimity, B, ____, Minuman Keras dan Narkoba, http://info-g-excess.com/id/
online/minuman-keras-narkoba.info. Diakses 24 Mei 2009.
Diknas, ____, Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://pusatbahasa.diknas.go. Id/kbbi/index.php.
Diakses 26 Mei 2009.
Hutagalung, C., 2008, Sikap Siswa Kelas XI terhadap Bahaya Merokok Di SMA Negeri 3
Gorontalo Kota Gorontalo , Skripsi, Tidak dipublikasikan.
MÐnks/Knoers/Haditono, S. R., 2004, Psikologi Perkembangan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Obrolan Islam, 2008, Minuman Keras dalam Pandangan Islam,
http://obrolanislam.wordpress.com/2008/04/07/minuman-keras-dalam-pandangan-
islam/. Diakses 24 Mei 2009.
Purwanto, 1999, Pengatar Perilaku Manusia untuk Keperawatan, EGC, Jakarta.
Setiadi, 2007, Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan Edisi Pertama, Graha Ilmu, Jogjakarta.
Sudrajat, A., 2008, Problema Masa Remaja, http://akhmadsudrajat.wordpress.com /
2008/01/31//problema-masa-remaja-2/. Diakses 22 Mey 2009.
Sugiyono, 2008, Statistik Nonparametris Untuk Penelitian, C.V Alfabeta, Bandung.
Ulfah, D. M., 2005, Skripsi Tentang Faktor-Faktor Penggunaan Minuman Keras Di Kalangan
Remaja Di Desa Losari Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/wrdpdfe/index/
assoc/HASH01bd/17e47c4a.dir/doc.pdf. Diakses 24 Mei 2009.
Widyatama, 2005 , bab II tinjauan pustaka pada skripsi tentang perbankan,
http://dspace.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/507/bab2.pdf?sequence=4
Diakses 22 Mey 2009.
Yusuf, S., 2007, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Zulvikar, 2008, Minuman-Minuman Keras ,http://zulv1ck4r.wordpress.com /2008/12/30/minum-
minuman-keras/. Diakses 24 mey 2009.
Z, Fikri., 2007. Keputusan Presiden Nomor: 3 Tahun 1997 (3/1997) Tentang: Pengawasan Dan
Pengendalian Minuman Berakohol,
http://zfikri.wordpress.com/2007/06/02/keppres-no-31997pengawasan-dan-
pengendalian-minuman-beralkohol/.
Diakses 26 Mei 2009.

More Related Content

What's hot

Bahaya pergaulan
Bahaya pergaulanBahaya pergaulan
Bahaya pergaulanWarnet Raha
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaavsai
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaetto kono
 
Makalah aulia 1
Makalah aulia 1Makalah aulia 1
Makalah aulia 1elfachruz
 
Hubungan Konsep Diri Terhadap Alienasi Mahasiswa
Hubungan Konsep Diri Terhadap Alienasi MahasiswaHubungan Konsep Diri Terhadap Alienasi Mahasiswa
Hubungan Konsep Diri Terhadap Alienasi Mahasiswaguestf6b63af
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan RemajaPertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan Remajawahyusrisayekti
 
Ppt penyalahgunaan narkoba
Ppt penyalahgunaan narkobaPpt penyalahgunaan narkoba
Ppt penyalahgunaan narkobaHenry Kurniawan
 
prilaku menyimpang
prilaku menyimpang prilaku menyimpang
prilaku menyimpang mellisaimell
 
Kenakalan remaja
Kenakalan remajaKenakalan remaja
Kenakalan remajahellohary
 

What's hot (17)

Bahaya pergaulan
Bahaya pergaulanBahaya pergaulan
Bahaya pergaulan
 
Makalah kenalakan remaja 2
Makalah kenalakan remaja 2Makalah kenalakan remaja 2
Makalah kenalakan remaja 2
 
Makalah Kenakalan Remaja BK/BP
Makalah Kenakalan Remaja BK/BPMakalah Kenakalan Remaja BK/BP
Makalah Kenakalan Remaja BK/BP
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remaja
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remaja
 
Uks
UksUks
Uks
 
Makalah Kenakalan Remaja
Makalah Kenakalan RemajaMakalah Kenakalan Remaja
Makalah Kenakalan Remaja
 
kenakalan remaja
kenakalan remaja kenakalan remaja
kenakalan remaja
 
Asti sivia
Asti siviaAsti sivia
Asti sivia
 
Makalah aulia 1
Makalah aulia 1Makalah aulia 1
Makalah aulia 1
 
Hubungan Konsep Diri Terhadap Alienasi Mahasiswa
Hubungan Konsep Diri Terhadap Alienasi MahasiswaHubungan Konsep Diri Terhadap Alienasi Mahasiswa
Hubungan Konsep Diri Terhadap Alienasi Mahasiswa
 
Makalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remaja
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan RemajaPertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
 
Makalah kenalakan remaja
Makalah kenalakan remajaMakalah kenalakan remaja
Makalah kenalakan remaja
 
Ppt penyalahgunaan narkoba
Ppt penyalahgunaan narkobaPpt penyalahgunaan narkoba
Ppt penyalahgunaan narkoba
 
prilaku menyimpang
prilaku menyimpang prilaku menyimpang
prilaku menyimpang
 
Kenakalan remaja
Kenakalan remajaKenakalan remaja
Kenakalan remaja
 

Viewers also liked

Penelitian remaja dalam dalam bidang penyimpangan seksual, pornografi di sma ...
Penelitian remaja dalam dalam bidang penyimpangan seksual, pornografi di sma ...Penelitian remaja dalam dalam bidang penyimpangan seksual, pornografi di sma ...
Penelitian remaja dalam dalam bidang penyimpangan seksual, pornografi di sma ...Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan penelitian-tindakan-kelas-kelompok-5
Laporan penelitian-tindakan-kelas-kelompok-5Laporan penelitian-tindakan-kelas-kelompok-5
Laporan penelitian-tindakan-kelas-kelompok-5Rusinah21
 
Pergaulan bebas remaja di indonesia
Pergaulan bebas remaja di indonesiaPergaulan bebas remaja di indonesia
Pergaulan bebas remaja di indonesiaismafr_
 

Viewers also liked (6)

Penelitian remaja dalam dalam bidang penyimpangan seksual, pornografi di sma ...
Penelitian remaja dalam dalam bidang penyimpangan seksual, pornografi di sma ...Penelitian remaja dalam dalam bidang penyimpangan seksual, pornografi di sma ...
Penelitian remaja dalam dalam bidang penyimpangan seksual, pornografi di sma ...
 
Proposal penelitian pendidikan
Proposal penelitian pendidikanProposal penelitian pendidikan
Proposal penelitian pendidikan
 
Kenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kiniKenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kini
 
Laporan penelitian-tindakan-kelas-kelompok-5
Laporan penelitian-tindakan-kelas-kelompok-5Laporan penelitian-tindakan-kelas-kelompok-5
Laporan penelitian-tindakan-kelas-kelompok-5
 
Pergaulan bebas remaja di indonesia
Pergaulan bebas remaja di indonesiaPergaulan bebas remaja di indonesia
Pergaulan bebas remaja di indonesia
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 

Similar to Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna

Periode Perkembangan Masa Remaja Awal
Periode Perkembangan Masa Remaja AwalPeriode Perkembangan Masa Remaja Awal
Periode Perkembangan Masa Remaja Awalwahyuhidayat330
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remajaSeptian Muna Barakati
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaSeptian Muna Barakati
 
Perkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remajaPerkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remajafannyariza1
 
Karakteristik perkembangan remaja
Karakteristik perkembangan remajaKarakteristik perkembangan remaja
Karakteristik perkembangan remajaAghnia Rahmawati
 
PPT Kelompok 3.pptx
PPT Kelompok 3.pptxPPT Kelompok 3.pptx
PPT Kelompok 3.pptxWulanSlanky
 
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)Yeti Rohayati
 
Buku Perkembangan Peserta Didik
Buku Perkembangan Peserta DidikBuku Perkembangan Peserta Didik
Buku Perkembangan Peserta Didiksintaroyani
 
Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakativansahrulmubaroq
 
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]NurZahro4
 
635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdf635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdfFauzia22
 
Perkembangan Peserta Didik. "Remaja"
Perkembangan Peserta Didik. "Remaja"Perkembangan Peserta Didik. "Remaja"
Perkembangan Peserta Didik. "Remaja"noussevarenna
 

Similar to Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna (20)

Periode Perkembangan Masa Remaja Awal
Periode Perkembangan Masa Remaja AwalPeriode Perkembangan Masa Remaja Awal
Periode Perkembangan Masa Remaja Awal
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
 
Perkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remajaPerkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remaja
 
4870228.ppt
4870228.ppt4870228.ppt
4870228.ppt
 
Bahaya pergaulan
Bahaya pergaulanBahaya pergaulan
Bahaya pergaulan
 
Karakteristik perkembangan remaja
Karakteristik perkembangan remajaKarakteristik perkembangan remaja
Karakteristik perkembangan remaja
 
PPT Kelompok 3.pptx
PPT Kelompok 3.pptxPPT Kelompok 3.pptx
PPT Kelompok 3.pptx
 
Remaja
RemajaRemaja
Remaja
 
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
 
Buku Perkembangan Peserta Didik
Buku Perkembangan Peserta DidikBuku Perkembangan Peserta Didik
Buku Perkembangan Peserta Didik
 
Masa Dewasa
Masa DewasaMasa Dewasa
Masa Dewasa
 
Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakat
 
Konsep dasar remaja
Konsep dasar remajaKonsep dasar remaja
Konsep dasar remaja
 
Perkembangan Remaja
Perkembangan RemajaPerkembangan Remaja
Perkembangan Remaja
 
BAB_II.pdf
BAB_II.pdfBAB_II.pdf
BAB_II.pdf
 
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
 
635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdf635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdf
 
kls 12.ppt
kls 12.pptkls 12.ppt
kls 12.ppt
 
Perkembangan Peserta Didik. "Remaja"
Perkembangan Peserta Didik. "Remaja"Perkembangan Peserta Didik. "Remaja"
Perkembangan Peserta Didik. "Remaja"
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Penelitian maraknya penggunaan miras di kabupaten muna

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja secara psikologi merupakan masa peralihan dari masa anak–anak ke masa dewasa, pada masa remaja terjadi kematangan secara kognitif yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas yang memugkinkan remaja untuk berfikir abstrak. Pada usia remaja inilah berkembang sifat, sikap dan perilaku yang selalu ingin tahu, ingin merasakan dan ingin mencoba. Tentu apabila tidak segera difasilitasi atau diarahkan bukan tidak mungkin akan salah arah dan berdampak negatif (Komalasari dalam Hutagalung C, 2008 : 1). Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut Knopka dalam Yusuf (2007 : 184) masa remaja ini meliputi (a) remaja awal: 12-15 tahun; (b) remaja madya: 15-18 tahun, dan (c) remaja akhir: 19-22 tahun. Sementara Slazman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orangtua kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian dan nilai-nilai estetika dan isu-isu moral. Remaja bukan sebagai periode konsolidasi kepribadian, tetapi sebagai tahapan penting dalam siklus kehidupan. Masa remaja berkaitan erat dengan perkembangan ”sence of identity vs role confusion”, yaitu perasaan atau kesadran akan jati dirinya. Remaja dihadapkan pada berbagai pertanyaan yang menyangkut keberadaan dirinya (siapa saya), masa depanya (akan menjadi apa saya?), peran–peran sosialnya (apa peran saya dalam keluarga saya dan masyarakat, dan kehidupan eragama; kenapa harus beragama?) (Yusuf, 2007 : 188). Apabila remaja berhasil dalam memahami dirinya, peran–peranya, dan makan hidup beragama, maka ia akan menemukan jati dirinya, dalam artian dia akan memiliki kepribadian yang sehat. Sebaliknya apabila gagal, maka dia akan mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingungan ini akan berdampak kurang baik bagi remaja. Dia cenderung kurang dapat menyesuaikan dirinya, baik terhadap dirinya maupun orang lain (Yusuf, 2007 : 188).
  • 2. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalahnya. ”Seberapa besar Pengaruh Penggunaan Minuman Keras Pada kehidupan Remaja Dibawah Di Kabupaten Muna ?” C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi serta gambaran umum tentang pengaruh penggunaan minuman keras pada kehidupan remaja di Kabupaten Muna. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi faktor penggunaan minuman keras dikalangan remaja. b. Mengidentifikasi kehidupan remaja akibat penggunaan minuman keras. c. Mengidentifikasi tentang pengaruh penggunaan minuman keras pada kehidupan remaja. D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Bagi Desa Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dari pihak desa agar lebih meningkatkan perhatian dan pengawasan terhadap masyarakat khususnya dikalangan remaja dari pergaulan bebas terutama penggunaan minuman keras. 2. Bagi Para Remaja Sebagai bahan pertimbangan bagi remaja akan bahaya yang ditimbulkan dengan mengkonsumsi minuman keras terhadap kesehatan fisik maupun psikologis serta dampaknya bagi masyarakat. 3. Peneliti Untuk menambah wawasan peneliti tentang pengaruh miuman keras dikalangan remaja dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Umum Tentang Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. (Diknas, ____) Menurut Bududu dan Zain dalam Widyatama (2005 : 18) Pengaruh adalah (a) daya yang menyebabkan suatu yang terjadi; (b) sesuatu yang dapat membentuk atau merubah sesuatu yang lain; dan (c) tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain. Berdasarkan pengertian diatas berarti pengaruh adalah suatu daya yang timbul dan dapat mempengaruhi atau merubah sesuatu (seseorang) hingga seseorang tersebut mengikuti atau tunduk. 2. Tinjauan Umum Remaja a. Definisi Masa remaja telah didefinisikan oleh beberapa ahli seperti yang dijelaskan dibawah ini: Masa remaja secara psikologi merupakan masa peralihan dari masa anak–anak ke masa dewasa, pada masa remaja terjadi kematangan secara kognitif yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas yang memugkinkan remaja untuk berfikir abstrak (Komalasari, 2008 dalam Hutagalung C, 2008 : 1). Masa remaja sering pula disebut adalesensi (Lat. Adolesencere = adultus = menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa) (MÐnks/Knoers/S.R.Haditono, 2004 : 262). Menurut knopka dalam Yusuf (2007 : 184) Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Slazman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orangtua kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian dan nilai-nilai estetika dan isu-isu moral (Yusuf, 2007 :184). Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting. Harold Alberty (1957) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal masa dewasa. Conger berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang amat kritis yang mungkin dapat erupakan the best of time and the worst of time (Sudrajat, A. 2008). b. Klasifikasi Remaja menurut Umur Masa remaja ini meliputi 1) remaja awal: 12-15 tahun; 2) remaja madya: 15-18 tahun, dan 3) remaja akhir: 19-22 tahun (Yusuf, 2007 :184).
  • 4. Analisis cermat mengenai semua aspek perkembangan masa remaja, yang secara global berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja pertengahan, 18-21 tahun: masa remaja akhir, akan mengemukakan banyak faktor yang masing-masing perlu mandapat tinjauan tersendiri (MÐnks/Knoers/S.R.Haditono, 2004 : 262). Para ahli umumnya sepakat bahwa rentangan masa remaja berlangsung dari usia 11-13 tahun sampai dengan 18-20 tahun (Syamsuddin, 2003). Pada rentangan periode ini terdapat beberapa indikator perbedaan yang signifikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itu, para ahli mengklasikasikan masa remaja ini ke dalam dua bagian yaitu: 1) remaja awal (11-13 th s.d. 14-15 th); dan 2) remaja akhir (14-16 th s.d.18-20 th) (Sudrajat, A. 2008). Menurut Sarwono, S. W. dalam Ulfah (2005 : 27) Batasan umur kapan diketahui atau dikatakan remaja dijelaskan sebagai berikut : Sebagai pedoman umur dapat mengunakan batasan usia 11-24 tahun yang belum menikah, untuk remaja Indonesia dengan pertimbangan- pertimbangan sebagai berikut : 1) Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual mulai tampak. 2) Kebanyakan masyarakat Indonesia usia 12 tahun dianggap belum dewasa tapi masyarakat tidak memperlakukan mereka sebagai anak-anak. 3) Batas usia 24 tahun merupakan batas usia maksimum untuk memberi peluang bagi mereka yang batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang lain. 4) Dalam definisi di atas status perkawinan sangat menentukan karena arti perkawinan sangat penting di negara kita secara menyeluruh, seseorang yang sudah menikah dalam usia berapapun dianggap dan diperlakukan sebagai seorang yang sudah dewasa, baik secara hukum. c. Ciri-ciri masa remaja Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1992), antara lain : 1) Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. 2) Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya. 3) Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan
  • 5. 4) Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat. 5) Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut. 6) Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiridan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita. 7) Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan. Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh tanggung jawab (Anonimity A, ____) d. Perkembangan Masa Remaja 1) Fase pubertas dan adolesensi Arti adolesensi telah diterngakan diatas, sedangakan kata pubertas berasal dari kata puber (pubescent). Kata lain pubescere berarti mendapatkan pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukan perkembangan seksual. (MÐnks/Knoers/S.R.Haditono, 2004 : 263). Remplein dalam MÐnks/Knoers/S.R.Haditono (2004 : 264) masih menyisipkan apa yang disebutnya ”jugencrise” (krisis remaja) di antara masa pubertas daan adolesensi. Dengan begitu maka usia antara 11-21 tahun dibaginya menjadi pra pubertas 101 /2-13 tahun (wanita), 12-14 tahun (pria), pubertas 13-151 /2 tahun (wanita), 14-16 (pria), krisis remaja 151 /2-161 /2 tahun (wanita), 16-17 tahun (pria), dan adolesensi 161 /2-20 tahun (wanita), 17-21 tahun (pria). Pecahan – pecahan tahun yang di ungkapkan Remplein diatas memberikan kesan yang sukar dapat dibuktikan secara empiris. Menurut Remplein krisis remaja adalah suatu masa dengan gejala-gejala krisis yang menunjukkan adanya pembelokan dalam perkembangan suatu kepekaan dan labilitas yang meningkat. Usia yang diungkapkan Remplein tidak dapat dipastikan bagi keadaan di Indonesia, meskipun adanya krisis disalah satu titik dimasa remaja kemungkinannya ada. Hal ini sangat tergantung pada keadaan lingkungan remaja.
  • 6. 2) Fase atau karakteristik perkembangan a) Perkembangan fisik dan seksual Masa remaja merupakan salah satu di antara dua masa rentangan kehidupan individu, dimana terjadi pertumbuhan visik yang sangat pesat. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri, yaitu ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Yang diuraikan lebih lanjut sebagai berikut: (1) Ciri-ciri seks primer Pada masa reamaja pria ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis, yaitu pada tahun pertama dan kedua, kemudian (2) Ciri-ciri seks sekunder Ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja,baik pria maupun wanita adalah: (wanita) tumbuh rambut pubik disekitar kemaluan, bertambah besar buah dada, bertambah besar pingul; (pria) tumbuh rambut pubik disekitar kemaluan, terjadi perubahan suara, tumbuh kumis, tumbuh gondok laki (jakun) (Yusuf, 2007 : 194). b) Perkembangan kognitif Berzonsky dalam Yusuf (2007 : 196) mengajukan suatu model cabang-cabang yang membangun berpikir operasi formal. Menurut dia, berfikir formal itu memiliki dua isi yang khusus, yaitu: (1) pengetahuan estetika: yang bersumber dari pengalaman main musik, membaca literatur atau seni; dan (2) pengetahuan personal: yang bersumber dari hubungan interpersonal dan pengalaman-pengalaman kongkrit. Lebih lanjut, kemmpuan mengaplikasikan operasi formal tidak hanya berkaitan dengan pengalaman belajar khusus, tetapi juga dengan (1) tingkah laku nonverbal: sikap, motif atau keinginan, (2) simbolik: simbol-simbol tertulis, (3) sistematik: gagasan dan makna, dan (4) figural: representasi visual dari objek-objek konkret. c) Perkembangan emosi Gessel dalam Yusuf (2007 : 197) mengemukakan bahwa remaja empat belas tahun seringkali mudah marah, mudah terangsang, dan emosinya cenderung “meledak”, tidak berusaha mengendalikan perasaannya. Sebaliknya, remaja enam belas tahun mengatakan bahwa mereka “tidak mempunyai keprihatinan”. Jadi adanya badai dan tekanan dalam periode ini berkurang menjelang berakhirnya awal masa remaja. d) Perkembangan sosial Remaja sebagai bunga dan harapan bangsa serta pemimpin dimasa depan sangat diharapkan dapat mencapai perkembangan sosial secara matang, dalam arti dia memiliki penyesuaian sosial (social adjusment) yang tepat. Penyesuaian sosial ini dapat diartikan sebagai “kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi”. Remaja dituntut untuk
  • 7. memiliki kemampuan penyesuaian sosial ini, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karakteristik penyesuaian sosial remaja ditiga lingkungan tersebut adalah sebagai berikut: (1) Dilingkungan keluarga (a) Menjalin hubungan baik dengan anggota keluarga (b) Menerima otoritas oarang tua (c) Menerima tenggung jawab dan batasan-batasan (norma) keluarga (d) Berusaha membantu anggota keluarga (2) Di lingkungan sekolah (a) Bersikap respek dan mau menerima peraturan sekolah (b) Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah (c) Menjalin persahabatan dengan teman-teman disekolah (d) Bersikap hormat terhadap guru, pemimpin sekolah dan staf (e) Membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan-tujuan (3) Dilingkungan masyarakat (a) Mengakui dan respek terhadap hak-hak orang lain (b) Memelihara jalinan persahabatan dengan orang lain (c) Bersikap simpati dan altruis terhadap kesejahteraan orang lain (d) Bersikap respek terhadap nilai-nilai, hukum, tradisi, dan kebijakan-kebijakan masyarakat (Alexander A. Schneiders dalam Yusuf, 2007 : 198-199). e) Perkembangan moral Keragaman tingkat moral remaja disebabkan oleh faktor penentunya yang beragam juga. Salah satu faktor faktor penentu atau mempengaruhi perkembangan moral remaja itu adalah orang tua. Menurut Adam dan Gullota (1983: 172-173) terdapat beberapa hasil penelitian yang menunjukan bahwa orangtua mempenagruhi moral remaja, yaitu sebagai berikut: (1) Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat moral remaja dengan tingkat moral orangtua (Haan, Langer, Kohlberg, 1976). (2) Ibu-ibu remaja yang anaknya tidak nakal mempunyai skor lebih tinggi dalam tahapan nalar moralnya daripada ibu yang anaknya nakal; remaja yang tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi dalam kemampuan naral moralnya daripada remaja yang nakal (Hudgins & Prentice, 1973) (3) Terdapat dua faktor yang menigkatkan perkembangan moral anak dan remaja, yaitu (a) orangtua yang mendoron anak berdiskusi secara demokratik dan terbuka mengenai berbagai isu, dan (b) orangtua yang menerapkan disiplin terhadap anak dengan teknik berfikir induktif (Parikh, 1980 dalam Yusuf, 2007 : 200).
  • 8. 3. Tinjauan Umum Minuman Keras a. Pengertian Yang dimaksud dengan minuman keras ialah segala jenis minuman yang memabukan, sehingga dengan meminumnya menjadi hilang kesadarannya,yang termasuk minuman keras seperti arak (khamar) minuman yang banyak mengandung alcohol, seperti wine, whisky brandy, sampagne, malaga dan lain-lain, selain itu juga ada benda padat yang bias memabukkan seperti ganja, morfin, candu, pil BK, nipan, magadon, dan lain-lain atau biasa yang di sebut dengan narkoba dan lain-lain sama termasuk kategori minman keras (Zulvikar, 2008). b. Bahan Pembuatan Minuman Keras / Minuman Beralkohol Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan minuman keras adalah bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Secara umum ada dua jenis tanaman yang sering dipakai, yaitu perasan buah (jus) dan biji-bijian, meskipun kadang-kadang nira atau tebu juga dipakai untuk minuman beralkohol tradisional. Perasan buah yang paling banyak dipakai adalah anggur, sedangkan biji-bijian yang banyak digunakan adalah barley, gandum, hope dan beras. Dalam pembuatannya bahan-bahan tersebut kemudian difermentasi. Fermentasi adalah proses pengolahan yang menggunakan peranan mikroorganisme (jasad renik), sehingga dihasilkan produk-produk yang dikehendaki. Jasad renik adalah makhluk hidup yang sangat kecil, sehingga mata biasa tidak mampu melihatnya. Ia hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop. c. Pengaturan dan kandungan minuman keras Pengaturan minuman beralkohol yang pada umunnya disebut sebagai minuman keras, terdapat dalam peraturan mentri kesehatan tentang minuman keras Nomor 86/Men/Kes/Per/IV/77. Di dalam peraturan tersebut, minuman keras digolongkan sebagai berikut: 1) Golongan A : Kadar Etanol 1-5% 2) Golongan B : Kadar etanol 5-20% 3) Golongan C : Kadar etanol 20-55% (Sasangka dalam Ulfah, 2005). Di bawah ini contoh-contoh minuman keras dengan kadar kandungannya. 1) Anggur : mengandung 10-15% 2) Bir : mengandung 2-6% 3) Brandy (Bredewijn) : mengandung 45% 4) Rum : mengandung 50-60 % 5) Likeur : mengandung 35- 40 % 6) Sherry/Port : mengandung 15-20% 7) Wine (anggur) : mengandung 10-15% 8) Wisky (Jenewer) : mengandung 35-40% (Sasangka dalam Ulfah, 2005 : 9).
  • 9. d. Faktor yang mempengaruhi penggunaan minuman keras Kalangan Remaja Puspitawati dalam Ulfah (2005 : 10-12) menyebutkan beberapa remaja terjerumus dalam masalah minuman keras karena dipengaruhi lingkungan pergaulan antara lain sebagai berikut : 1) Remaja yang selalu minum-minuman keras selalu mempunyai “kelompok pemakai”. Awalnya remaja hanya mencoba-coba karena keluarga atau teman-teman yang yang menggunakannya, namun ada yang kemudian menjadi kebiasaan. 2) Pada remaja yang “kecewa” dengan kondisi diri dan keluarganya, Sering menjadi lebih suka untuk mengorbankan apa saja demi hubungan baik dengan teman-teman sebanyanya. 3) Adanya “ajakan” atau “tawaran” dari teman serta banyaknya film dan sarana hiburan yang memberikan contoh “model pergaulan moderen” biasanya mendorong remaja minum- minuman keras secara berkelompok. 4) Apabila remaja telah menjadi terbiasa minum minuman keras dan karena mudah mendapatkannya, maka remaja akan memakainya sendiri sehingga tanpa disadari lama- kelamaan akan ketagihan. Penggunaan minuman keras di kalangan remaja umumnya karena minuman keras tersebut menjanjikan sesuatu yang menjadi rasa kenikmatan, kenyamanan dan kesenangan dan ketenangan. walaupun hal itu dirasakan secara semu, sedangkan menurut Noegroho Djajoesman di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain : e. Efek Minuman Beralkohol Bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Karena sifat adiktif alkohol itu, orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa sadar akan menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau mabuk (Anonimity B, ___) Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku, seperti misalnya ingin berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu fungsi sosialnya, dan terganggu pekerjaannya. Perubahan fisiologis juga terjadi, seperti cara berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau mata juling. Perubahan psikologis yang dialami oleh konsumen misalnya mudah tersinggung, bicara ngawur, atau kehilangan konsentrasi (Anonimity B, ____). f. Ciri-ciri perilaku remaja yang meminum minuman keras Puspitawati dalam Ulfah (2005 : 12-13).menyebutkan ciri-ciri perilaku remaja yang minum minuman keras antara lain sebagai berikut : 1) erubahan perangai atau perilaku seperti : yang biasanya periang tiba-tiba menjadi pemurung, mudah tersinggung dan cepat marah tanpa alasan yang jelas. 2) Sering menguap dan menhantuk, malas, melamun dan tidak memperdulikan kebersihan dan penampilan diri.
  • 10. BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan peneliti yaitu jenis penelitian deskriptif korelasional dimana dalam penelitian ini peneliti ingin membuktikan pengaruh minuman keras terhadap kehidupan remaja di Kabupaten Muna dengan menggunakan metode pendekatan cross-sectional. 2. Variabel Penelitian Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini yakni variabel bebas dan terikat yakni: a. Varibel bebas: Penggunaan minuman keras b. Variabel terikat: Kehidupan remaja 4. Definisi Operasional Variabel Defenisi operasional Parameter Alat Ukur Skala Score Variabel Bebas: Penggunaan minuman keras Variabel Terikat: Kehidupan remaja Penggunaan minuman keras dikalangan remaja pada umumnya karena minuman keras tesebut menjanjikan sesuatu yang menjadi rasa kenikmatan, kenyamanan, kesenangan, dan ketenangan. Kehidupan remaja adalah syatu keadaan dimana remaja menghadapi kehidupan yang berbeda dengan kehidupan remaja sebelumnya dan remaja berfikiran bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan Penggunaan minuman keras meliputi: 1. Faktor sosial 2. Kepribadian (Djajoesman dalam Ulfah, 2005 : 12). Kehidupan remaja: 1. Kesehatan fisik 2. Psikologi remaja atau kesehatan jiwa 3. Kehidupan masyarakat Djajoesman dalam Ulfah, 2005 : 13-14). Kusioner Angket Nominal Nominal Berpengaruh Jika skor > 75% Tidak Berpengaruh Jika skor <> Berpengaruh Bila skor > 75% Tidak Berpengaruh Bila skor < style="" lang="IN">
  • 11. merokok, minum minuman keras, menggunakan obat- obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka mengnggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan. 5. Populasi, Sampel, dan Sampling a. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yakni remaja yang berumur 11-24 tahun yang belum menikah di Kabupaten Muna, sebanyak 241 jiwa b. Sampel Sampel yang digunakan untuk penelitian yaitu remaja yang mengkonsumsi minuman keras di Kabupaten Muna. c. Sampling Teknik sampling yang digunakan untuk penelitian ini adalah teknik Accidental Sampling. Teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan ada pada saat melakukan penelitian dan berada pada lokasi penelitian. 6. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar angket lembar kuesioner yang mengacu pada data yang didapatkan dari studi pendahuluan dan yaitu mengacu pada tinjauan pustaka (Djajoesman dalam Ulfah, 2005 : 12-14). Dimana pada lembar kuisioner terdapat 12 pertanyaan yang terdiri 6 pertanyaan pada item pertama dan 6 pertanyaan pada item kedua; terdapat 9 pertanyaan positif yaitu pertanyaan 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11 dan 3 pertanyaan negative pada nomor 3, 6, 12. Sedangkan pada angket terdapat 12 pernyataan yang terdiri dari 2 pernyataan pada item pertama, 6 pernyataan pada item kedua dan 4 pernyataan pada item ketiga; terdapat 9 pernyataan positif yaitu pernyataan 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11 dan 3 Pernyataan negative yaitu pernyataan 3, 6, 12. 7. Pengumpulan Data a. Data Primer Diperoleh dari lembar pernyataan berupa angket dan lembar pertanyaan yang diberikan dalam bentuk lembar kuesioner yang dikumpulkan.
  • 12. b. Data Sekunder Diperoleh dari data di kantor Kabupaten Muna. 8. Analisa Data Setelah terkumpul kemudian diolah dalam bentuk table, kemudian dianalisa. a. Analisa Univariate Yakni analisis terhadap semua variabel yang diteliti dengan menggunakan distribusi frekuensi yang disajikan dalam bentuk table dan menggunakan rumus (Setiadi, 2007 : 8). b. Analisa Bivariate Untuk hasil akhir digunakan uji statistik chi square (X2 ), dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Terlebih dahulu membuat rumusan hipotesa penelitian (Ho) baik Hipotesa alternative (Ha). 2) Hipotesis yang akan diuji oleh peneliti adalah: Ho: tidak ada pengaruh minuman keras terhadap kehidupan remaja. Ha: ada pengaruh penggunaan minuman keras pada kehidupan remaja. 3) Menyusun tabel koefisien korelasi dan tafsirannya serta tabel kerja (working tabel) untuk melakukan komputasi data yang diperoleh ke dalam tabel. 4) Memasukan data kedalam rumus yang ada dengan melakukan substitusi Ket: X 2 : Chi Kuadrat fo : Frekuensi yang diobservasi fn : Frekuensi yang diharapkan Menggunakan rumus chi square pada koefisien kontigensi karena rumus ini di gunakan untuk menguji hhubungan antara dua variabel yang datanya berbentuk nominal (Sugiono, 2008 :19) 5) Menguji nilai X2 yang diperoleh dengan menggunakan harga kritis (Critical value X2 table) yang disesuaikan dengan tingkat kemaknaan yang ditentukan (derajat kemaknaan = 0,05) yang ada pada lampiran. Untuk menghitung dderajat kemaknaan dengan: Rumus. : n = (c-1)(r-1) Dimana : n = dk = df c = banyak kolom r = banyak row 6) Ketentuan pengujian hipotesis yaitu bila harga Chi Kuadrat (X2 ) hitung lebih kecil (<) dari harga Chi Kuadrat (X2 ) tabel pada taraf kemaknaan tertentu, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila harga Chi Kuadrat hitung lebih besar atau sama dengan ( > ) harga tabel maka Ha diterima (Sugiono, 2008 : 21).
  • 13. 9. Etika Penelitian Setiap penelitian yang menggunakan subjek manusia harus mengikuti aturan etik dalam hal ini adalah adanya persetujuan (Setiadi, 2007 : 82). Etika yang perlu ditulis dalam penelitian antara lain: a. Lembar Persetujuan (Informed Consent). Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek. b. Tanpa Nama (Anominity). Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data yang diisi subjek, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu. c. Kerahasiaan (Confidentialy). Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. BAB III PENUTUP
  • 14. 3.1 Kesimpulan Demikian beberapa alternative penanggulangan terhadap masalah miras atau minuman keras. 1. Melihat kondisi social, politik, ekonomi dan hukum kita hingga saat ini masih belum stabil, jadi masih pesimis kalau masalah ini dapat diatasi secara tuntas. 2. Pertama sebenarnya kita harus memiliki landasan Hukum yang kuat dan mapan sebagai landasan utama untuk mengatur proses pembangunan social, budaya, ekonomi dan politik serta character building. Merubah suatu budaya atau tradisi sangat sulit dan memerlukan waktu dan proses yang lama 3. Minuman keras sangat berbahaya bagi penggunanya. 4. Semua pihak harus terus berusaha agar penggunaan dan penyalahgunaan minuman keras dapat dihentikan. 3.2 Saran Dari uraian di atas dapat disarankan beberapa hal, diantaranya: 1. Perlunya pemahaman dari generasi muda akan efek negative dari minuman keras. 2. Perlunya ketegasan pemerintah dan penguasa dalam membatasi atau bahkan menghapuskan minuman keras dari lingkungan. DAFTAR PUSTAKA
  • 15. Anonimity A,____, Psikologi Remaja, http://duniapsikologi.dagdigdug.com /categoory/psikologi-remaja/. Diakses 24 Mei 2009. Anonimity, B, ____, Minuman Keras dan Narkoba, http://info-g-excess.com/id/ online/minuman-keras-narkoba.info. Diakses 24 Mei 2009. Diknas, ____, Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://pusatbahasa.diknas.go. Id/kbbi/index.php. Diakses 26 Mei 2009. Hutagalung, C., 2008, Sikap Siswa Kelas XI terhadap Bahaya Merokok Di SMA Negeri 3 Gorontalo Kota Gorontalo , Skripsi, Tidak dipublikasikan. MÐnks/Knoers/Haditono, S. R., 2004, Psikologi Perkembangan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Obrolan Islam, 2008, Minuman Keras dalam Pandangan Islam, http://obrolanislam.wordpress.com/2008/04/07/minuman-keras-dalam-pandangan- islam/. Diakses 24 Mei 2009. Purwanto, 1999, Pengatar Perilaku Manusia untuk Keperawatan, EGC, Jakarta. Setiadi, 2007, Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan Edisi Pertama, Graha Ilmu, Jogjakarta. Sudrajat, A., 2008, Problema Masa Remaja, http://akhmadsudrajat.wordpress.com / 2008/01/31//problema-masa-remaja-2/. Diakses 22 Mey 2009. Sugiyono, 2008, Statistik Nonparametris Untuk Penelitian, C.V Alfabeta, Bandung. Ulfah, D. M., 2005, Skripsi Tentang Faktor-Faktor Penggunaan Minuman Keras Di Kalangan Remaja Di Desa Losari Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/wrdpdfe/index/ assoc/HASH01bd/17e47c4a.dir/doc.pdf. Diakses 24 Mei 2009. Widyatama, 2005 , bab II tinjauan pustaka pada skripsi tentang perbankan, http://dspace.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/507/bab2.pdf?sequence=4 Diakses 22 Mey 2009. Yusuf, S., 2007, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Zulvikar, 2008, Minuman-Minuman Keras ,http://zulv1ck4r.wordpress.com /2008/12/30/minum- minuman-keras/. Diakses 24 mey 2009. Z, Fikri., 2007. Keputusan Presiden Nomor: 3 Tahun 1997 (3/1997) Tentang: Pengawasan Dan Pengendalian Minuman Berakohol, http://zfikri.wordpress.com/2007/06/02/keppres-no-31997pengawasan-dan- pengendalian-minuman-beralkohol/. Diakses 26 Mei 2009.