SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilllah kami hatarkan Kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Hidayahnya yang diberikan kepada
kami sehingga dapat merampungkan tulisan ataupun makalah yang menjadi tugas
individu
Makalah ini merupakan salah satu tugas pada mata kuliah FARMAKOLOGI
dengan dosen Drs,H, Muh Syaharuddin,Apt. yang dipercayakan kepada kelompok
kami yang pada dasarnya mengulas tentang “Obat infektikum Obat metabolisme,
oba imunoglukosida , yang secara garis besarnya mengulas tentang pengertian
Obatmetabolisme, dan macam-macam obat metabolisme, obat aminoglukosida dan
macam-macam obat aminoglukosida serta obat anti infektum.kami menyadari
bahwa dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kamimiliki, materi
ulasan yang kami sajikan masih jauh dari kesempuranaan dalam hal ini masih
sangat sederhana sehingga tentunya tak akan luput dari kesalahan dan kehilafan.
Oleh karena itu, kamimenghargai segala bentuk masukan dan kritik dari rekanrekan ataupun pihak lain untuk lebih membangun dan menyegarkan wawasan yang
lebih bijaksana di tengah-tengah perkembangan ilmu pengetahuan yang kompetitif
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana yang kami harapkan.

Raha,

April 2012

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul…………….……………………………………………………………...
Kata Pengantar………...............……………………………………………………………..
Daftar Isi........................……….……………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……............….………………………………………………………
B. Tujuan………….........……….….…………………………………………………....
C. Batasan Masalah……..........………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Obat Infektikum ..........................................................................................................
B. Obat metabolisme..........................................………………………………………..
C. Obat aminoglukosida.................................................………………................……..
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………...………………….............………...
B. Saran……………………………………………....…………………………...............

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anti infektikum adalah obat yang diberikan kepada pasien yang
mengalami infeksi pada anggota tubuh tersebut
Metabolisme obat adalah proses modifikasi biokimia senyawa obat oleh
organisme hidup, pada umumnya dilakukan melalui proses enzimatik. Proses
metabolisme obat merupakan salah satu hal penting dalam penentuan durasi dan
intensitas dan dipengaruhi faktor-faktor antara lain faktor fisiologis (usia, genetika,
nutrisi, jenis kelamin), serta penghambatan dan juga induksi enzim yang terlibat
dalam proses metabolisme obat
B. Tujuan
o Untuk mengetahui obat infektum kegunaan dan efek sampingnya
o Untuk mengetahui obat metabolisme kegunaan dan efek sampingnya
o Utuk Mengetahui obat aminoglukosida kegunaan dan efek sampingnya
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan tujuan di atas maka yang menjadi permasalahan yaitu:
o Apakah yang dimaksud dengan Obat metabolisme ?
o Apakah yang di maksut dengan obat aminoglukosida
o Apakah yang di maksut dengan obat antiinfektum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Obat Anti Infektikum
a. Anti Biotikum
o .KLORAMFENIKOL
Kloramfenikol merupakan antibiotik spektrum luas bekerja pada bakteri gram
positif dan gram negatif. Obat ini bekerja menghambat sintesis protein bakteri.
Kloramfenikol di gunakan pada nfesi yang di sebabkan haemophilus infleonza dan
demam tiroid. Juga di gunakan pada demam yg berulang,gangrene,granuloma
inguinale,listeriolisis dan infeksi berat lainya.
Kloramfenikol tersedia dlm bentuk kapsul berisi 250mg kloramfenikol. Juga
tersedia dalam bentuk serbuk injeksi 1g/vial dan bentuk suspensi mengandung
125mg/5ml dan dalam bentuk tetes telinga mengandung kloramfenikol 3% dalam
sediaan 5ml.
Dosis:untuk oral,injeksi i.v atau invus: 50mg/kg/hr di bagi dalam 4
dosis.Dosis

untuk

anak,meningitis

purulenta,50mg/kg/hari

dalam

dosis

terbagi.dosis untuk bayi di bawah dua minggu: 2mg/kg//hari(di bagi dalam 4
dosis).Untuk infeksi telinga:teteskan sampai tiga tetes kedalam hang telinga dan di
ulang dua sampai tiga kali sehari.
Kloramfenikol menyebabkan kelainan darah yang reversibel dan ireversibel
seperti

anemia

aplastik,neurutis

periver,neuristik

optik,mual

muntah,diare,stomatitis.
b.Makrolida
o ERITROMISIN
Eritromisin merupakan antibiotika golongan makrolida memiliki spektrum
anti bakteri yang mirip dengan golongan penisilin dan di gunakan pada pasien yang
alergi dengan penisilin.Kerja obat ini adalah menghambat

sintesis protein

mikroorganisme.Beberapa bakteri yang resisten terhadap penisilin,sensitif terhadap
eritromisin.
Obat

ini

efektif

pada

nafas,enteritis,kampilobakter,pneumonia,sifilis,uretritis

infeksi
non

saluran
gonokokus,akne

filgaris,dan profilaksis difteri dan pertusis.
Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul 500mg.
Dosis untuk dewasa dan anak di usia di atas delapan tahun 250-500mg setiap 6
jam atau 500-1000mg setiap 12jam. Anak sampai dengan 2 tahun 125mg setiap 6 jam.
Eritromisin

menyebabkan

mual,muntah,rasa

tdk

nyaman

pada

perut,diare,urtikaria,ruam dan reaksi alergi lain,gangguan pendengaran yang
reversibel setelah pemberian dosis besar.
b. Penisilin
o .AMOKSISILIN dan AMPISILIN
Amoksilin dan Ampisilin bersifat bakteristik dengan bekerja menghambat
pembentukan dinding sel bakteri.Obat ini mempunyai spektrum yang lebih luas dari
pada penisilin G.
Amoksilin dan Amoksilin di gunakan untk infeksi yang di sebabkan oleh
bakteri

gram positif dan gram negatif,dan juga infeksi karena bakteri

enterococus,lysteria monocytogen,escheria coli,proteus mirabilis dan haemophilus
influenza.Obat ini sangat efektif untuk pengobatan infeksi saluran pernafasan atas
dan saluran kemih.obat ini baik untuk pengobatan pneumonia terutama pada bayi
dan anak-anak.
Untuk penggunaan oral,amoksilin

dan ampisilin tersedia dalam bentuk

kapsul atau tablet yang mengandung 250mg atau 500mg dan sirup yang
mengandung 125 atau 250mg dalam 5ml larutan.Amoksilin cenderung lebih baik di
gunakan di bandingkan dengan ampicilin untuk penggunaan oral.
Usia/berat
2bin atau 5kg
2-12 bin atau 6-10kg
2-5 thn atau 11-20

Amoksilin
sirup
125mg/5ml
2,5ml C/sendok teh,tiga
kali sehari
5ml(1 sendok teh),tiga kali
sehari
10ml(2 sendok teh),tiga
kali sehari

Ampisilin
sirup
125mg/5ml
Dosis yang sama,empat
kali sehari
Dosis yang sama ,empat
kali sehari
Dosis yang sama,empat
kali sehari

Catatan: bayi baru lahir sampai usia dua minggu harus minum obat setiap 12 j
o Obat Metabolisme dan Gizi
a. metabolisme
Metabolisme

adalah

proses

pengolahan

(pembentukan dan penguraian) zat -zat yang
diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat
menjalankan fungsinya.
Metabolisme obat adalah proses modifikasi
biokimia senyawa obat oleh organisme hidup,
pada umumnya dilakukan melalui proses
enzimatik. Proses metabolisme obat merupakan
salah satu hal penting dalam penentuan durasi
dan intensitas khasiat farmakologis obat.
Metabolisme obat sebagian besar terjadi di retikulum endoplasma sel-sel hati. Selain
itu, metabolisme obat juga terjadi di sel-sel epitel pada saluran pencernaan, paruparu, ginjal, dan kulit.
b. fase obat metabolisme
Terdapat 2 fase metabolisme obat, yakni fase I dan II. Pada reaksi-reaksi ini,
senyawa yang kurang polar akan dimodifikasi menjadi senyawa metabolit yang
lebih polar. Proses ini dapat menyebabkan aktivasi atau inaktivasi senyawa obat.
Reaksi fase I, disebut juga reaksi nonsintetik, terjadi melalui reaksi-reaksi
oksidasi, reduksi, hidrolisis, siklikasi, dan desiklikasi. Reaksi oksidasi terjadi bila ada
penambahan atom oksigen atau penghilangan hidrogen secara enzimatik. Biasanya
reaksi oksidasi ini melibatkan sitokrom P450 monooksigenase (CYP), NADPH, dan
oksigen. Obat-obat yang dimetabolisme menggunakan metode ini antara lain
golongan fenotiazin, parasetamol, dan steroid.
Reaksi oksidasi akan mengubah ikatan C-H menjadi C-OH, hal ini
mengakibatkan beberapa senyawa yang tidak aktif (pro drug) secara farmakologi
menjadi senyawa yang aktif. Juga, senyawa yang lebih toksik/beracun dapat
terbentuk melalui reaksi oksidasi ini.
c. Golongan obat metabolisme dan macam-macam obat metabolisme
Obat metabolisme digolongkan sebagai berikut :
o Insulin
o Obat kencing manis
o Preparat tiroid dan antitiroid
o Obat antihiperlipidemik salah satunya obat kolesterol
o Obat metabolisme tulang salah satunya obat osteoporosis

Produk Terlaris

Obat Metabolisme Tulang

OSCAL CAPSULE 0,25 MCG
Kapsul 0,25 mcg x 30's.

PROTOS

BONVIVA TABLET
Tablet Salut Selaput 150 mg x 1 biji

MIACALCIC AMPUL 50 IU
Granul 2 gram x 28's

ALOVELL TABLET 10 MG
Alovell 10 mg x 3 strip x 10 tablet.

Ampul 50 iu/mL x 1 mL x 5 biji.

BONEFOS TABLET 800 MG
Tablet 800 mg x 30 biji.

Nama Obat
ACLASTA SOLUTION
ACTONEL TABLET 35 MG
ALOVELL TABLET 10 MG
ALOVELL TABLET 70 MG
BON - ONE TABLET 0,5 MCG
BONEFOS CAPSULE 400 MG
BONEFOS INFUS
BONEFOS TABLET 800 MG
BONVIVA INJECTION
BONVIVA TABLET
CALCIT CAPSULE
ECATROL CAPSULE 0,25 MG

Kemasan
Solution 5 mg/100 ml x 1's.
Tablet 35 mg x 4 biji.
Alovell 10 mg x 3 strip x 10 tablet.
Alovell 70 mg x 1 strip x 4's
Tablet 0,5 mcg x 30.
Kapsul 400 mg x 30 biji.
Konsentract Infus 60 mg/mL x 5 mL
Tablet 800 mg x 30 biji.
Bonviva 3 mg/3 mL x 1's
Tablet Salut Selaput 150 mg x 1 biji.
Kapsul lunak 0,25 mcg x 30 biji
Kapsul lunak 0,25 mg x 30's

EVISTA TABLET
FOSAMAX PLUS TABLET
HITROL CAPSULE 0,25 MCG
KOLKATRIOL CAPSULE 0,25 MCG
MIACALCIC AMPUL 100 IU
MIACALCIC AMPUL 50 IU
MIACALCIC NASAL SPRAY 200 IU
NICHOSPOR TABLET

Tablet 60 mg x 2 x 14's
Tablet 70 mg/70 mcg x 4 biji.
Kapsul lunak 0,25 µg x 30 biji.
Kapsul lunak 0,25 µg x 30 biji.
Ampul 100 iu/mL x 1 mL x 5 biji.
Ampul 50 iu/mL x 1 mL x 5 biji.
Semprotan hidung 200 iu/ dosis x 14 dosis.
Tablet salut film 10 mg x 5 x 10 biji.
B.Obat Aminoglukosidum
a. Aminosglokosida
Aminoglikosida

adalah

kelompok

antibiotika penting yang digunakan baik
secara topikal atau pun sistemik untuk
pengobatan

infeksi

yang

disebabkan

bakteri gram negatif. Aminoglikosida
memberi efek membunuh bakteri melalui
pengikatan subunit ribosomal 30S dan
mengganggu

sintesis

protein.

Aminoglikosida dihasilkan oleh fungi
Streptomyces

dan

micromonospora.

Mekanisme

kerjanya:

bakterisid,

berpenetrasi pada dinding bakteri dan
mengikatkan diri pada ribosom dalam sel
b. penggolongan aminoglukosida
o Streptomysin
Streptomysin saat ini digunakan untuk pengobatan infeksi yang tidak lazim,
pada umumnya dalam bentuk kombinasi dengan senyawa antimikroba yang lain.
Streptomisin diperoleh dari streptomyces griseus oleh Waksman (1943) dan
digunakan untuk pengobatan tubercolosis. Penggunaan pada terapi TBC sebagai
obat pilihan utama sudah lama terdesak oleh obat lainnya yang berhubungan
dengan toksisitasnya. Efek sampingnya terhadap ginjal dan organ pendengaran.
Dosis streptomysin adalah 15 mg/kg per hari untuk pasien yang memiliki
bersihan kreatinin di atas 80 ml/menit. Biasanya streptomysin diberikan dalam dosis
100 mg 1 kali sehari yang menghasilkan konsentrasi puncak dalam serum kurang
lebih 50 hingga 60 µg/mL dan konsentrasi terendah kurang dari 1µg/mL.

 Penyakit yang diobati:
Tularemia
Pasien

yang

menderita

tularemia

sangat

diuntungkan

dengan

pemberian

streptomysin karena dapat memperoleh kesembuhan total, namun tidak tertutup
kemungkinan kronisitas dapat terjadi. Pada pemberian streptomysin 1 sampai 2 g
(15-25 mg/kg) per hari (dalam dosis terbagi) selama 7 sampai 10 hari.
Penyakit pes
Streptomysin merupakan salah satu senyawa yang paling efektif dalam pengobatan
penyakit pes. Dosis yang diberi 1-4 g per hari yang dibagi dalam 2 atau 4 dosis
selama 7-10 hari.
Tuberkulosis
Streptomysin harus diberikan dalam bentuk kombinasi dengan sedikitnya 1 atau 2
obat lain yang sesuai dengan galur-galur penyebab tersebut. Dosis untuk pasien
yang fungsi ginjalnya normal adalah 15 mg/kg per hari sebagai injeksi IM tunggal
selama 2 sampai 3 bulan, dilanjutkan dengan 2 atau 3 kali seminggu setelahnya.
o Kanamisin
Penggunaan kanamisin terbatas karena spektrum aktivitasnya yang terbatas
dibandingkan aminoglikosida lainnya dan obat ini termasuk diantara yang paling
toksik. Kanamisin atau (KANTREX) tersedia untuk injeksi dan penggunaan oral.
Dosis parenteral untuk dewasa adalah 15 mg/kg perhari (terbagi dalam dua hingga
empat dosis yang sama dan berjarak)
Kanamisin hampir merupakan obat kuno yang indikasi penggunaannya sedikit,
kanamisin digunakan untuk mengobati tuberculosis dalam kombinasi dengan obatobat efektif lainnya. Karena terapi penyakit ini sangat lama dan melibatkan
pemberian dosis obat total yang tinggi disertai resiko ototoksisitas dan
nefrotoksisitas kanamisin digunakan hanya untuk mengobati pasien yang terinfeksi
mikroorganisme yang telah resisten terhadap obat-obat yang lazim digunakan.
Kanamisin dapat diberikan secara oral sebagai terapi tambahan pada kasus koma
hepatik. Dosis yang biasa digunakan untuk tujuan ini 4 hingga 6 g per hari untuk 36
hingga 72 jam, dosis pernah diberikan hingga 12 g perhari (dalam dosis terbagi).
Efek terhadap bakteri usus mungkin tidak dapat dipertahankan bahkan saat dosis
kanamisin sebesar itu diberikan.
o Amikasin
Spektrum aktivitas antimikroba amikasin (AMIKIN) merupakan yang terluas
dikelompok ini dan karena resistensinya yang unik terhadap enzim penginaktivasi
aminoglikosida. antibiotika ini mempunyai peran khusus di rumah sakit tempat
menyebarnya resistensi mikroorganisme terhadap gentamisin dan tobramysin.
Amikasin mirip dengan kanamisin dalam hal dosis dan sifat farmakokinetiknya
o Gentamisin
Gentamisin adalah antiobiotika golongan aminoglikosida yang mempunyai potensi
tinggi dan berspektrum luas terhadap bakteri gram positif dan gram negatif dengan
sifat bakterisid. Gentamisin mempunyai rentang terapi sempit, bersifat nefrotoksik
dan ototoksik serta mempunyai variabilitas farmakokinetik interindividu cukup
lebar, maka pemantauan obat dalam darah pada penderita dengan gangguan fungsi
ginjal adalah suatu kebutuhan agar keamanan dan efikasi terapi tercapai. Hal ini
juga penting karena profil dosis dan kadar gentamisin dalam darah sukar diprediksi
terutama kadar puncak dan waktu paruh eliminasi.
Penyakit yang diobati:
o Peritonitis
Pasien yang mengalami penyakit ini akibat adanya dialisi peritoneal dapat
memperoleh manfaat dari terapi gentamisin. Karena konsentrasi antibiotik
intraperitonial di bawah optimal dapat terjadi setelah pemberian IM atau IV pada
pasien yang menjalani dialysis, terapi pasien tersebut harus dilanjutkan dengan
menggunakan cairan yang mengandung sejumlah gentamisin dalam konsetrasi yang
sesuai.
Efek samping paling penting dan berat pada pemakaian gentamisin adalah
nefrotoksisitas

dan

ototoksisitas

irreversible.

Pemberian

intratekal

atau

intraventrikular jarang digunakan karena dapat menyebabkan peradangan lokal
serta dapat mengakibatkan radikulitis dan komplikasi lain

o Tobramysin
Aktivitas antimikroba dan sifat farmakokinetik tobramysin (NEBSIN) sangat mirip
dengan gentamisin. Tobramysin dapat diberikan secara intramuscular ataupun
intravena. Dosis konsentrasi serumserupa dengan gentamisin. Toksisitas paling
umum terjadi pada konsentrasi minimal yang melebihi 2 µg/ ml pada periode yang
diperpanjang. Pengamatan toksisitas ini biasanya menunjukkan kerusakan fungsi
ginjal sehingga memerlukan pengurangan dosis.
Indikasi penggunaan Tobramysin pada dasarnya identik dengan gentamisin.
Aktivitas tobramysin sangat baik terhadap P. aeroginosa dan bermanfaat untuk
pengobatan

bakterimia,

osteomelitis

dan

pneumonia

yang

disebabkan

oleh Pseudomonas. Biasanya tobramysin digunakan secara bersamaan dengan
antibiotik β- laktam antipseudomonas. Berlawanan dengan gentamisin, tobramysin
yang dikombinasi dengan penisilin menunjukkan aktivitas yang buruk terhadap
berbagai galur enterokokus.
Spektrum antimikrobanya mirip dengan gentamisin, tetapi kerja anti-pseudomonas
in vitro-nya lebih kuat. Digunakan pada infeksi pseudomonas yang resisten untuk
gentamisin
Teobromysin, seperti halnya aminoglikosida lain, menyebabkan nefrotoksisitas dan
otoksisitas. Teobromysin mungkin tidak begitu toksik terhadap sel-sel rambut pada
organ ujung koklea dan organ ujung vestibula serta menyebabkan kerusakan
tubulus ginjal yang lebih sedikit dibandingkan gentamisin.
o Neomysin
Neomysin merupakan antibiotik berspektrum luas. Mikroorganisme yang rentan
biasanya dihambat oleh konsentrasi 5 hingga 10 µg/ml atau kurang. Spesies gram
negatif yang sangat peka adalahE.coli, Enterobacter erogenes dan Proteus vulgaris.
Mikroorganisme gram positif yang dapat dihambat meliputi S. aureus dan M.
tuberculosis.
Obat-obat yang di golongkan dalam imunoglukosida yaiti:
 Asetat : diklofenac, indometasin, dan sulindac
 Propionat : ibuprofen, ketoprofen, flurbiprofen,dll
 Oxicam : piroxicam, tenoxicam, meloxicam.
 Antranilat : mefenaminat, nifluminat.
 Pirazolon : fenilbutazon,
 Lainnya : benzidamin krem 3 %
c. Efek aminoglukosida yang merugikan
Beberapa efek aminoglukosida yang merugikan antara lain :
o

Ototoksisitas
Disfungsi vestibula dan auditori dapat terjadi setelah penggunaan setiap

aminogilikosida. Penelitian terhadap hewan dan manusia mencatat terjadinya
akumulasi terhadap obat-obat ini secara progresif dalam perilimfe dan endolimfe
telinga bagian dalam. Akumulasi terjadi secara dominan bila konsentrasi dalam
plasma tinggi. Difusi balik dalam aliran darah terjadi perlahan; waktu paruh
aminoglikosida lima hingga enam kali lebih lama dalam cairan otak maupun dalam
plasma. Difusi balik tergantung pada konsentrasi dan dipermudah pada saat
konsentrasi obat terendah dalam plasma. Kemungkinan terjadinya ototoksisitas lebih
besar pada pasien yang konsentrasi obat dalam plasmanya meningkat terus
menerus. Namun tobramysin dosis tunggal dilaporkan menyebakan disfungsi
koklea temporal yang ringan selama periode konsentrasi dalam plasma mencapai
puncaknya. Kaitan hasil pengamatan ini terhadap hilangnya pendengaran secara
permanen belum diketahui.
Sebagian besar ototoksisitas yang bersifat irreversibel terjadi akibat dekstruksi
progresif sel-sel sensorik ventribular atau koklea, yang sangat mudah rusak akibat
aminoglikosida. Penelitian terhadap marmot yang diberi gentamisin dosis tinggi
menunjukkan terjadinya regenerasi sel-sel rambut sensorik tipe I di bagian sentral
ampularis Krista (organ vestibula) dan terjadinya penggabungan rambut-rambut
sensorik individual menjadi rambut-rambut raksasa.
Ototoksisitas aminoglikosida ditingkatkan oleh berbagai faktor antara lain:
besarnya dosis, adanya gangguan faal ginjal usia tua, riwayat penggunaan
d. Efek samping imunoglikosida
Efek samping oleh aminoglikosida dalam garis besarnya dapat dibagi dalam tiga
kelompok :
Alergi
Secara umum potensi aminoglikosida untuk menyebabkan alergi rendah. Demam,
stomatitis, dan syok anafilaksis, pernah dilaporkan
Reaksi iritasi dan toksik
Reaksi iritasi berupa rasa nyeri terjadi di tempat suntikan diikuti dengan radang dan
dapat disertai pula peningkatan suhu badan setinggi 0,5-1,5 o C. Reaksi ini sangat
terkenal

pada

suntikan

streptomisin

IM.

Reaksi

toksik

terpenting

oleh

aminoglikosida ialah pada susunan saraf, berupa gangguan pendengaran dan
keseimbangan pada ginjal. Gejala lain pada susunan saraf ialah gangguan
pernapasan akibat efek kurariform pada sistem neuromuscular, neuritis perifer, serta
gangguan visus. Penyesuaian dosis dapat dilakukan dengan memperpanjang
interval

pemberian

atau

mengurangi

dosis

keduanya.

Monitoring

kadar

aminoglikosida pada gagal ginjal merupakan pendekatan yang lebih tepat.
Dikemukakan bahwa pengukuran kadar lembah lebih bersifat prediktif untuk
mencegah toksisitas, sedangkan kadar puncak prediktif untuk efek terapi dan
toksisitas.
Perubahan biologik
Efek samping ini bermanifestasi dalam dua bentuk, yaitu gangguan pada pola
mikroflora tubuh dengan gangguan absorpsi di usus. Perubahan pola mikroflora
tubuh memungkinkan terjadinya superinfeksi oleh kuman gram-positif, gramnegatif, maupun jamur. Superinfeksi Pseudomonas dapat timbul akibat penggunaan
kanamisin, sedangkan penggunaan gentamisin oral cenderung menimbulkan
kandidiasis. Frekuensi kejadian superinfeksi tidak diketahui, untuk streptomisin
parenteral diperkirakan ± 4%. Gangguan absorpsi dapat terjadi akibat pemberian
neomisin per oral 3 g atau lebih dalam sehari. Jenis zat yang dapat dihambat
absorpsinya meliputi karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anti infektikum adalah obat yang diberikan kepada pasien yang mengalami
infeksi pada anggota tubuh tersebut
Metabolisme obat adalah proses modifikasi biokimia senyawa obat oleh
organisme hidup, pada umumnya dilakukan melalui proses enzimatik. Proses
metabolisme obat merupakan salah satu hal penting dalam penentuan durasi
dan intensitas dan dipengaruhi faktor-faktor antara lain faktor fisiologis (usia,
genetika, nutrisi, jenis kelamin), serta penghambatan dan juga induksi enzim
yang terlibat dalam proses metabolisme obat
Aminoglikosida adalah kelompok antibiotika penting yang digunakan baik
secara topikal atau pun sistemik untuk pengobatan infeksi yang disebabkan
bakteri gram negatif. Aminoglikosida memberi efek membunuh bakteri
melalui pengikatan subunit ribosomal 30S dan mengganggu sintesis protein.
Aminoglikosida dihasilkan oleh fungi Streptomyces dan micromonospora.
Mekanisme kerjanya: bakterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri dan
mengikatkan diri pada ribosom dalam sel
B. Saran
Semoga makalah in dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA

http : // PENGGOLONGAN OBAT ANTI INFEKTIKUM,METABOLISME DAN
GIZI,DAN IMUNOGLUKOSIDA.COM
DI AKSES TANGGAL 28 APRIL 2012

More Related Content

Viewers also liked (8)

Indri farmakologi
Indri farmakologiIndri farmakologi
Indri farmakologi
 
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Anti inflamasi
Anti inflamasiAnti inflamasi
Anti inflamasi
 
Analgesik antiinflamasi antipiretik
Analgesik antiinflamasi antipiretikAnalgesik antiinflamasi antipiretik
Analgesik antiinflamasi antipiretik
 
Antiinflamasi
AntiinflamasiAntiinflamasi
Antiinflamasi
 
Analgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretikAnalgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretik
 
Anti Inflamasi
Anti Inflamasi Anti Inflamasi
Anti Inflamasi
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
 

Similar to Farmakologi sam toww

Kuinolon dan florokuinolon
Kuinolon dan florokuinolonKuinolon dan florokuinolon
Kuinolon dan florokuinolon
Wrochaenihusniar
 
farmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamurfarmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamur
Duik Agustini
 
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
アブドゥル アブドゥル
 
Paper maternitas pil kombinasi
Paper maternitas pil kombinasiPaper maternitas pil kombinasi
Paper maternitas pil kombinasi
Dwi Kristiarini
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
sandiharyanto
 

Similar to Farmakologi sam toww (20)

Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertamaAcuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
Acuan sediaan herbal volume kelima edisi pertama
 
Tugas so
Tugas soTugas so
Tugas so
 
Kuinolon dan florokuinolon
Kuinolon dan florokuinolonKuinolon dan florokuinolon
Kuinolon dan florokuinolon
 
Kuinolon dan floro
Kuinolon dan floroKuinolon dan floro
Kuinolon dan floro
 
farmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamurfarmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamur
 
Makalah defisiensi enzim
Makalah defisiensi enzimMakalah defisiensi enzim
Makalah defisiensi enzim
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
 
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
 
PK BD GARD - MS.pdf
PK BD GARD - MS.pdfPK BD GARD - MS.pdf
PK BD GARD - MS.pdf
 
Laporan PKPA Apotek marita kapten muslim
Laporan PKPA Apotek marita kapten muslimLaporan PKPA Apotek marita kapten muslim
Laporan PKPA Apotek marita kapten muslim
 
Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)
 
Paper maternitas pil kombinasi
Paper maternitas pil kombinasiPaper maternitas pil kombinasi
Paper maternitas pil kombinasi
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
 
Farmakologi herbal lkp
Farmakologi herbal lkpFarmakologi herbal lkp
Farmakologi herbal lkp
 
KEPERAWATAN_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptxKEPERAWATAN_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
 
KEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_INDIKASI, KONTRAINDIKASI,DOSIS OBAT.pptx
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Obat makrolides
Obat makrolidesObat makrolides
Obat makrolides
 
Farmakologi-klpk9-mata kuliah biomedik 1 semester 1.pptx
Farmakologi-klpk9-mata kuliah biomedik 1 semester 1.pptxFarmakologi-klpk9-mata kuliah biomedik 1 semester 1.pptx
Farmakologi-klpk9-mata kuliah biomedik 1 semester 1.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Farmakologi sam toww

  • 1. KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulilllah kami hatarkan Kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Hidayahnya yang diberikan kepada kami sehingga dapat merampungkan tulisan ataupun makalah yang menjadi tugas individu Makalah ini merupakan salah satu tugas pada mata kuliah FARMAKOLOGI dengan dosen Drs,H, Muh Syaharuddin,Apt. yang dipercayakan kepada kelompok kami yang pada dasarnya mengulas tentang “Obat infektikum Obat metabolisme, oba imunoglukosida , yang secara garis besarnya mengulas tentang pengertian Obatmetabolisme, dan macam-macam obat metabolisme, obat aminoglukosida dan macam-macam obat aminoglukosida serta obat anti infektum.kami menyadari bahwa dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kamimiliki, materi ulasan yang kami sajikan masih jauh dari kesempuranaan dalam hal ini masih sangat sederhana sehingga tentunya tak akan luput dari kesalahan dan kehilafan. Oleh karena itu, kamimenghargai segala bentuk masukan dan kritik dari rekanrekan ataupun pihak lain untuk lebih membangun dan menyegarkan wawasan yang lebih bijaksana di tengah-tengah perkembangan ilmu pengetahuan yang kompetitif Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana yang kami harapkan. Raha, April 2012 Penyusun
  • 2. DAFTAR ISI Halaman Sampul…………….……………………………………………………………... Kata Pengantar………...............…………………………………………………………….. Daftar Isi........................……….……………………………………………………………... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……............….……………………………………………………… B. Tujuan………….........……….….………………………………………………….... C. Batasan Masalah……..........……………………………………………………….. BAB II PEMBAHASAN A. Obat Infektikum .......................................................................................................... B. Obat metabolisme..........................................……………………………………….. C. Obat aminoglukosida.................................................………………................…….. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………...………………….............………... B. Saran……………………………………………....…………………………............... DAFTAR PUSTAKA
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anti infektikum adalah obat yang diberikan kepada pasien yang mengalami infeksi pada anggota tubuh tersebut Metabolisme obat adalah proses modifikasi biokimia senyawa obat oleh organisme hidup, pada umumnya dilakukan melalui proses enzimatik. Proses metabolisme obat merupakan salah satu hal penting dalam penentuan durasi dan intensitas dan dipengaruhi faktor-faktor antara lain faktor fisiologis (usia, genetika, nutrisi, jenis kelamin), serta penghambatan dan juga induksi enzim yang terlibat dalam proses metabolisme obat B. Tujuan o Untuk mengetahui obat infektum kegunaan dan efek sampingnya o Untuk mengetahui obat metabolisme kegunaan dan efek sampingnya o Utuk Mengetahui obat aminoglukosida kegunaan dan efek sampingnya C. Rumusan Masalah Berdasarkan tujuan di atas maka yang menjadi permasalahan yaitu: o Apakah yang dimaksud dengan Obat metabolisme ? o Apakah yang di maksut dengan obat aminoglukosida o Apakah yang di maksut dengan obat antiinfektum
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Obat Anti Infektikum a. Anti Biotikum o .KLORAMFENIKOL Kloramfenikol merupakan antibiotik spektrum luas bekerja pada bakteri gram positif dan gram negatif. Obat ini bekerja menghambat sintesis protein bakteri. Kloramfenikol di gunakan pada nfesi yang di sebabkan haemophilus infleonza dan demam tiroid. Juga di gunakan pada demam yg berulang,gangrene,granuloma inguinale,listeriolisis dan infeksi berat lainya. Kloramfenikol tersedia dlm bentuk kapsul berisi 250mg kloramfenikol. Juga tersedia dalam bentuk serbuk injeksi 1g/vial dan bentuk suspensi mengandung 125mg/5ml dan dalam bentuk tetes telinga mengandung kloramfenikol 3% dalam sediaan 5ml. Dosis:untuk oral,injeksi i.v atau invus: 50mg/kg/hr di bagi dalam 4 dosis.Dosis untuk anak,meningitis purulenta,50mg/kg/hari dalam dosis terbagi.dosis untuk bayi di bawah dua minggu: 2mg/kg//hari(di bagi dalam 4 dosis).Untuk infeksi telinga:teteskan sampai tiga tetes kedalam hang telinga dan di ulang dua sampai tiga kali sehari. Kloramfenikol menyebabkan kelainan darah yang reversibel dan ireversibel seperti anemia aplastik,neurutis periver,neuristik optik,mual muntah,diare,stomatitis. b.Makrolida o ERITROMISIN Eritromisin merupakan antibiotika golongan makrolida memiliki spektrum anti bakteri yang mirip dengan golongan penisilin dan di gunakan pada pasien yang alergi dengan penisilin.Kerja obat ini adalah menghambat sintesis protein mikroorganisme.Beberapa bakteri yang resisten terhadap penisilin,sensitif terhadap eritromisin.
  • 5. Obat ini efektif pada nafas,enteritis,kampilobakter,pneumonia,sifilis,uretritis infeksi non saluran gonokokus,akne filgaris,dan profilaksis difteri dan pertusis. Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul 500mg. Dosis untuk dewasa dan anak di usia di atas delapan tahun 250-500mg setiap 6 jam atau 500-1000mg setiap 12jam. Anak sampai dengan 2 tahun 125mg setiap 6 jam. Eritromisin menyebabkan mual,muntah,rasa tdk nyaman pada perut,diare,urtikaria,ruam dan reaksi alergi lain,gangguan pendengaran yang reversibel setelah pemberian dosis besar. b. Penisilin o .AMOKSISILIN dan AMPISILIN Amoksilin dan Ampisilin bersifat bakteristik dengan bekerja menghambat pembentukan dinding sel bakteri.Obat ini mempunyai spektrum yang lebih luas dari pada penisilin G. Amoksilin dan Amoksilin di gunakan untk infeksi yang di sebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negatif,dan juga infeksi karena bakteri enterococus,lysteria monocytogen,escheria coli,proteus mirabilis dan haemophilus influenza.Obat ini sangat efektif untuk pengobatan infeksi saluran pernafasan atas dan saluran kemih.obat ini baik untuk pengobatan pneumonia terutama pada bayi dan anak-anak. Untuk penggunaan oral,amoksilin dan ampisilin tersedia dalam bentuk kapsul atau tablet yang mengandung 250mg atau 500mg dan sirup yang mengandung 125 atau 250mg dalam 5ml larutan.Amoksilin cenderung lebih baik di gunakan di bandingkan dengan ampicilin untuk penggunaan oral. Usia/berat 2bin atau 5kg 2-12 bin atau 6-10kg 2-5 thn atau 11-20 Amoksilin sirup 125mg/5ml 2,5ml C/sendok teh,tiga kali sehari 5ml(1 sendok teh),tiga kali sehari 10ml(2 sendok teh),tiga kali sehari Ampisilin sirup 125mg/5ml Dosis yang sama,empat kali sehari Dosis yang sama ,empat kali sehari Dosis yang sama,empat kali sehari Catatan: bayi baru lahir sampai usia dua minggu harus minum obat setiap 12 j
  • 6. o Obat Metabolisme dan Gizi a. metabolisme Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) zat -zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya. Metabolisme obat adalah proses modifikasi biokimia senyawa obat oleh organisme hidup, pada umumnya dilakukan melalui proses enzimatik. Proses metabolisme obat merupakan salah satu hal penting dalam penentuan durasi dan intensitas khasiat farmakologis obat. Metabolisme obat sebagian besar terjadi di retikulum endoplasma sel-sel hati. Selain itu, metabolisme obat juga terjadi di sel-sel epitel pada saluran pencernaan, paruparu, ginjal, dan kulit. b. fase obat metabolisme Terdapat 2 fase metabolisme obat, yakni fase I dan II. Pada reaksi-reaksi ini, senyawa yang kurang polar akan dimodifikasi menjadi senyawa metabolit yang lebih polar. Proses ini dapat menyebabkan aktivasi atau inaktivasi senyawa obat. Reaksi fase I, disebut juga reaksi nonsintetik, terjadi melalui reaksi-reaksi oksidasi, reduksi, hidrolisis, siklikasi, dan desiklikasi. Reaksi oksidasi terjadi bila ada penambahan atom oksigen atau penghilangan hidrogen secara enzimatik. Biasanya reaksi oksidasi ini melibatkan sitokrom P450 monooksigenase (CYP), NADPH, dan
  • 7. oksigen. Obat-obat yang dimetabolisme menggunakan metode ini antara lain golongan fenotiazin, parasetamol, dan steroid. Reaksi oksidasi akan mengubah ikatan C-H menjadi C-OH, hal ini mengakibatkan beberapa senyawa yang tidak aktif (pro drug) secara farmakologi menjadi senyawa yang aktif. Juga, senyawa yang lebih toksik/beracun dapat terbentuk melalui reaksi oksidasi ini. c. Golongan obat metabolisme dan macam-macam obat metabolisme Obat metabolisme digolongkan sebagai berikut : o Insulin o Obat kencing manis o Preparat tiroid dan antitiroid o Obat antihiperlipidemik salah satunya obat kolesterol o Obat metabolisme tulang salah satunya obat osteoporosis Produk Terlaris Obat Metabolisme Tulang OSCAL CAPSULE 0,25 MCG Kapsul 0,25 mcg x 30's. PROTOS BONVIVA TABLET Tablet Salut Selaput 150 mg x 1 biji MIACALCIC AMPUL 50 IU
  • 8. Granul 2 gram x 28's ALOVELL TABLET 10 MG Alovell 10 mg x 3 strip x 10 tablet. Ampul 50 iu/mL x 1 mL x 5 biji. BONEFOS TABLET 800 MG Tablet 800 mg x 30 biji. Nama Obat ACLASTA SOLUTION ACTONEL TABLET 35 MG ALOVELL TABLET 10 MG ALOVELL TABLET 70 MG BON - ONE TABLET 0,5 MCG BONEFOS CAPSULE 400 MG BONEFOS INFUS BONEFOS TABLET 800 MG BONVIVA INJECTION BONVIVA TABLET CALCIT CAPSULE ECATROL CAPSULE 0,25 MG Kemasan Solution 5 mg/100 ml x 1's. Tablet 35 mg x 4 biji. Alovell 10 mg x 3 strip x 10 tablet. Alovell 70 mg x 1 strip x 4's Tablet 0,5 mcg x 30. Kapsul 400 mg x 30 biji. Konsentract Infus 60 mg/mL x 5 mL Tablet 800 mg x 30 biji. Bonviva 3 mg/3 mL x 1's Tablet Salut Selaput 150 mg x 1 biji. Kapsul lunak 0,25 mcg x 30 biji Kapsul lunak 0,25 mg x 30's EVISTA TABLET FOSAMAX PLUS TABLET HITROL CAPSULE 0,25 MCG KOLKATRIOL CAPSULE 0,25 MCG MIACALCIC AMPUL 100 IU MIACALCIC AMPUL 50 IU MIACALCIC NASAL SPRAY 200 IU NICHOSPOR TABLET Tablet 60 mg x 2 x 14's Tablet 70 mg/70 mcg x 4 biji. Kapsul lunak 0,25 µg x 30 biji. Kapsul lunak 0,25 µg x 30 biji. Ampul 100 iu/mL x 1 mL x 5 biji. Ampul 50 iu/mL x 1 mL x 5 biji. Semprotan hidung 200 iu/ dosis x 14 dosis. Tablet salut film 10 mg x 5 x 10 biji.
  • 9. B.Obat Aminoglukosidum a. Aminosglokosida Aminoglikosida adalah kelompok antibiotika penting yang digunakan baik secara topikal atau pun sistemik untuk pengobatan infeksi yang disebabkan bakteri gram negatif. Aminoglikosida memberi efek membunuh bakteri melalui pengikatan subunit ribosomal 30S dan mengganggu sintesis protein. Aminoglikosida dihasilkan oleh fungi Streptomyces dan micromonospora. Mekanisme kerjanya: bakterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom dalam sel b. penggolongan aminoglukosida o Streptomysin Streptomysin saat ini digunakan untuk pengobatan infeksi yang tidak lazim, pada umumnya dalam bentuk kombinasi dengan senyawa antimikroba yang lain. Streptomisin diperoleh dari streptomyces griseus oleh Waksman (1943) dan digunakan untuk pengobatan tubercolosis. Penggunaan pada terapi TBC sebagai obat pilihan utama sudah lama terdesak oleh obat lainnya yang berhubungan dengan toksisitasnya. Efek sampingnya terhadap ginjal dan organ pendengaran.
  • 10. Dosis streptomysin adalah 15 mg/kg per hari untuk pasien yang memiliki bersihan kreatinin di atas 80 ml/menit. Biasanya streptomysin diberikan dalam dosis 100 mg 1 kali sehari yang menghasilkan konsentrasi puncak dalam serum kurang lebih 50 hingga 60 µg/mL dan konsentrasi terendah kurang dari 1µg/mL.  Penyakit yang diobati: Tularemia Pasien yang menderita tularemia sangat diuntungkan dengan pemberian streptomysin karena dapat memperoleh kesembuhan total, namun tidak tertutup kemungkinan kronisitas dapat terjadi. Pada pemberian streptomysin 1 sampai 2 g (15-25 mg/kg) per hari (dalam dosis terbagi) selama 7 sampai 10 hari. Penyakit pes Streptomysin merupakan salah satu senyawa yang paling efektif dalam pengobatan penyakit pes. Dosis yang diberi 1-4 g per hari yang dibagi dalam 2 atau 4 dosis selama 7-10 hari. Tuberkulosis Streptomysin harus diberikan dalam bentuk kombinasi dengan sedikitnya 1 atau 2 obat lain yang sesuai dengan galur-galur penyebab tersebut. Dosis untuk pasien yang fungsi ginjalnya normal adalah 15 mg/kg per hari sebagai injeksi IM tunggal selama 2 sampai 3 bulan, dilanjutkan dengan 2 atau 3 kali seminggu setelahnya. o Kanamisin Penggunaan kanamisin terbatas karena spektrum aktivitasnya yang terbatas dibandingkan aminoglikosida lainnya dan obat ini termasuk diantara yang paling toksik. Kanamisin atau (KANTREX) tersedia untuk injeksi dan penggunaan oral. Dosis parenteral untuk dewasa adalah 15 mg/kg perhari (terbagi dalam dua hingga empat dosis yang sama dan berjarak) Kanamisin hampir merupakan obat kuno yang indikasi penggunaannya sedikit, kanamisin digunakan untuk mengobati tuberculosis dalam kombinasi dengan obatobat efektif lainnya. Karena terapi penyakit ini sangat lama dan melibatkan
  • 11. pemberian dosis obat total yang tinggi disertai resiko ototoksisitas dan nefrotoksisitas kanamisin digunakan hanya untuk mengobati pasien yang terinfeksi mikroorganisme yang telah resisten terhadap obat-obat yang lazim digunakan. Kanamisin dapat diberikan secara oral sebagai terapi tambahan pada kasus koma hepatik. Dosis yang biasa digunakan untuk tujuan ini 4 hingga 6 g per hari untuk 36 hingga 72 jam, dosis pernah diberikan hingga 12 g perhari (dalam dosis terbagi). Efek terhadap bakteri usus mungkin tidak dapat dipertahankan bahkan saat dosis kanamisin sebesar itu diberikan. o Amikasin Spektrum aktivitas antimikroba amikasin (AMIKIN) merupakan yang terluas dikelompok ini dan karena resistensinya yang unik terhadap enzim penginaktivasi aminoglikosida. antibiotika ini mempunyai peran khusus di rumah sakit tempat menyebarnya resistensi mikroorganisme terhadap gentamisin dan tobramysin. Amikasin mirip dengan kanamisin dalam hal dosis dan sifat farmakokinetiknya o Gentamisin Gentamisin adalah antiobiotika golongan aminoglikosida yang mempunyai potensi tinggi dan berspektrum luas terhadap bakteri gram positif dan gram negatif dengan sifat bakterisid. Gentamisin mempunyai rentang terapi sempit, bersifat nefrotoksik dan ototoksik serta mempunyai variabilitas farmakokinetik interindividu cukup lebar, maka pemantauan obat dalam darah pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal adalah suatu kebutuhan agar keamanan dan efikasi terapi tercapai. Hal ini juga penting karena profil dosis dan kadar gentamisin dalam darah sukar diprediksi terutama kadar puncak dan waktu paruh eliminasi. Penyakit yang diobati: o Peritonitis Pasien yang mengalami penyakit ini akibat adanya dialisi peritoneal dapat memperoleh manfaat dari terapi gentamisin. Karena konsentrasi antibiotik intraperitonial di bawah optimal dapat terjadi setelah pemberian IM atau IV pada pasien yang menjalani dialysis, terapi pasien tersebut harus dilanjutkan dengan menggunakan cairan yang mengandung sejumlah gentamisin dalam konsetrasi yang sesuai.
  • 12. Efek samping paling penting dan berat pada pemakaian gentamisin adalah nefrotoksisitas dan ototoksisitas irreversible. Pemberian intratekal atau intraventrikular jarang digunakan karena dapat menyebabkan peradangan lokal serta dapat mengakibatkan radikulitis dan komplikasi lain o Tobramysin Aktivitas antimikroba dan sifat farmakokinetik tobramysin (NEBSIN) sangat mirip dengan gentamisin. Tobramysin dapat diberikan secara intramuscular ataupun intravena. Dosis konsentrasi serumserupa dengan gentamisin. Toksisitas paling umum terjadi pada konsentrasi minimal yang melebihi 2 µg/ ml pada periode yang diperpanjang. Pengamatan toksisitas ini biasanya menunjukkan kerusakan fungsi ginjal sehingga memerlukan pengurangan dosis. Indikasi penggunaan Tobramysin pada dasarnya identik dengan gentamisin. Aktivitas tobramysin sangat baik terhadap P. aeroginosa dan bermanfaat untuk pengobatan bakterimia, osteomelitis dan pneumonia yang disebabkan oleh Pseudomonas. Biasanya tobramysin digunakan secara bersamaan dengan antibiotik β- laktam antipseudomonas. Berlawanan dengan gentamisin, tobramysin yang dikombinasi dengan penisilin menunjukkan aktivitas yang buruk terhadap berbagai galur enterokokus. Spektrum antimikrobanya mirip dengan gentamisin, tetapi kerja anti-pseudomonas in vitro-nya lebih kuat. Digunakan pada infeksi pseudomonas yang resisten untuk gentamisin Teobromysin, seperti halnya aminoglikosida lain, menyebabkan nefrotoksisitas dan otoksisitas. Teobromysin mungkin tidak begitu toksik terhadap sel-sel rambut pada organ ujung koklea dan organ ujung vestibula serta menyebabkan kerusakan tubulus ginjal yang lebih sedikit dibandingkan gentamisin. o Neomysin Neomysin merupakan antibiotik berspektrum luas. Mikroorganisme yang rentan biasanya dihambat oleh konsentrasi 5 hingga 10 µg/ml atau kurang. Spesies gram negatif yang sangat peka adalahE.coli, Enterobacter erogenes dan Proteus vulgaris.
  • 13. Mikroorganisme gram positif yang dapat dihambat meliputi S. aureus dan M. tuberculosis. Obat-obat yang di golongkan dalam imunoglukosida yaiti:  Asetat : diklofenac, indometasin, dan sulindac  Propionat : ibuprofen, ketoprofen, flurbiprofen,dll  Oxicam : piroxicam, tenoxicam, meloxicam.  Antranilat : mefenaminat, nifluminat.  Pirazolon : fenilbutazon,  Lainnya : benzidamin krem 3 % c. Efek aminoglukosida yang merugikan Beberapa efek aminoglukosida yang merugikan antara lain : o Ototoksisitas Disfungsi vestibula dan auditori dapat terjadi setelah penggunaan setiap aminogilikosida. Penelitian terhadap hewan dan manusia mencatat terjadinya akumulasi terhadap obat-obat ini secara progresif dalam perilimfe dan endolimfe telinga bagian dalam. Akumulasi terjadi secara dominan bila konsentrasi dalam plasma tinggi. Difusi balik dalam aliran darah terjadi perlahan; waktu paruh aminoglikosida lima hingga enam kali lebih lama dalam cairan otak maupun dalam plasma. Difusi balik tergantung pada konsentrasi dan dipermudah pada saat konsentrasi obat terendah dalam plasma. Kemungkinan terjadinya ototoksisitas lebih besar pada pasien yang konsentrasi obat dalam plasmanya meningkat terus menerus. Namun tobramysin dosis tunggal dilaporkan menyebakan disfungsi koklea temporal yang ringan selama periode konsentrasi dalam plasma mencapai puncaknya. Kaitan hasil pengamatan ini terhadap hilangnya pendengaran secara permanen belum diketahui. Sebagian besar ototoksisitas yang bersifat irreversibel terjadi akibat dekstruksi progresif sel-sel sensorik ventribular atau koklea, yang sangat mudah rusak akibat aminoglikosida. Penelitian terhadap marmot yang diberi gentamisin dosis tinggi
  • 14. menunjukkan terjadinya regenerasi sel-sel rambut sensorik tipe I di bagian sentral ampularis Krista (organ vestibula) dan terjadinya penggabungan rambut-rambut sensorik individual menjadi rambut-rambut raksasa. Ototoksisitas aminoglikosida ditingkatkan oleh berbagai faktor antara lain: besarnya dosis, adanya gangguan faal ginjal usia tua, riwayat penggunaan d. Efek samping imunoglikosida Efek samping oleh aminoglikosida dalam garis besarnya dapat dibagi dalam tiga kelompok : Alergi Secara umum potensi aminoglikosida untuk menyebabkan alergi rendah. Demam, stomatitis, dan syok anafilaksis, pernah dilaporkan Reaksi iritasi dan toksik Reaksi iritasi berupa rasa nyeri terjadi di tempat suntikan diikuti dengan radang dan dapat disertai pula peningkatan suhu badan setinggi 0,5-1,5 o C. Reaksi ini sangat terkenal pada suntikan streptomisin IM. Reaksi toksik terpenting oleh aminoglikosida ialah pada susunan saraf, berupa gangguan pendengaran dan keseimbangan pada ginjal. Gejala lain pada susunan saraf ialah gangguan pernapasan akibat efek kurariform pada sistem neuromuscular, neuritis perifer, serta gangguan visus. Penyesuaian dosis dapat dilakukan dengan memperpanjang interval pemberian atau mengurangi dosis keduanya. Monitoring kadar aminoglikosida pada gagal ginjal merupakan pendekatan yang lebih tepat. Dikemukakan bahwa pengukuran kadar lembah lebih bersifat prediktif untuk mencegah toksisitas, sedangkan kadar puncak prediktif untuk efek terapi dan toksisitas. Perubahan biologik Efek samping ini bermanifestasi dalam dua bentuk, yaitu gangguan pada pola mikroflora tubuh dengan gangguan absorpsi di usus. Perubahan pola mikroflora tubuh memungkinkan terjadinya superinfeksi oleh kuman gram-positif, gramnegatif, maupun jamur. Superinfeksi Pseudomonas dapat timbul akibat penggunaan
  • 15. kanamisin, sedangkan penggunaan gentamisin oral cenderung menimbulkan kandidiasis. Frekuensi kejadian superinfeksi tidak diketahui, untuk streptomisin parenteral diperkirakan ± 4%. Gangguan absorpsi dapat terjadi akibat pemberian neomisin per oral 3 g atau lebih dalam sehari. Jenis zat yang dapat dihambat absorpsinya meliputi karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Anti infektikum adalah obat yang diberikan kepada pasien yang mengalami infeksi pada anggota tubuh tersebut Metabolisme obat adalah proses modifikasi biokimia senyawa obat oleh organisme hidup, pada umumnya dilakukan melalui proses enzimatik. Proses metabolisme obat merupakan salah satu hal penting dalam penentuan durasi dan intensitas dan dipengaruhi faktor-faktor antara lain faktor fisiologis (usia, genetika, nutrisi, jenis kelamin), serta penghambatan dan juga induksi enzim yang terlibat dalam proses metabolisme obat Aminoglikosida adalah kelompok antibiotika penting yang digunakan baik secara topikal atau pun sistemik untuk pengobatan infeksi yang disebabkan bakteri gram negatif. Aminoglikosida memberi efek membunuh bakteri melalui pengikatan subunit ribosomal 30S dan mengganggu sintesis protein. Aminoglikosida dihasilkan oleh fungi Streptomyces dan micromonospora. Mekanisme kerjanya: bakterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom dalam sel B. Saran Semoga makalah in dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa
  • 16. DAFTAR PUSTAKA http : // PENGGOLONGAN OBAT ANTI INFEKTIKUM,METABOLISME DAN GIZI,DAN IMUNOGLUKOSIDA.COM DI AKSES TANGGAL 28 APRIL 2012