SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa) dan
turunannya atau senyawa yang bila dihidrolisa akan menghasilkan salah satu atau kedua
komponen tersebut di atas. Karbohidrat berasal dari bahasa Jerman yaitu Kohlenhydrote dan
dari bahasa Prancis Hidrate De Carbon. Penamaan ini didasarkan atas komposisi unsur
karbon yang mengikat hidrogen dan oksigen dalam perbandingan 2:1.
Daun tanaman mempunyai pigmen klorofil yang merupakan pigmen utama untuk
aktivitas fotosintesis. Dalam proses fotosintesis akan dihasilkan karbohidrat berupa pati yang
untuk sementara ditimbun pada daun. Selanjutnya pada saat gelap akan ditranslokasikan ke
organ-organ lain (baik anabolisme maupun katabolisme). Dengan demikian pada saat pagi
harnya timbunan pati pada jaringan daun telah habis.
Pigmen klorofil tidak larut dalam air, akan tetapi larut dalam alcohol. Dengan demikian
gejala klorosis sering terjadi pada tanaman yang system perakarannya mengalami keadaan
anaerob (misalnya tergenang air), karena terjadinya proses respirasi anaerob yang
menghasilkan alcohol yang diakumulasikan di dalam daun.
Pati (amilum) memiliki sifat yang khas, antara lain apabila ditambahkan larutan yodium
akan berwarna biru (ungu).
Pemindahan energi dari sinar matahari ke dalam tanaman dilaksanakan dengan perantara
klorofil. Senyawa tersebut terdapat dalam sebuah organel vital bagi tanaman yaitu khloroplas
(Salisbury, 1985).
Prose fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat, terutama glukosa. Diantara berbagai
karbohidrat yang penting yang dapat dibentuk oleh tumbuhan dari glukosa adalah selulosa,
sukrosa dan pati/amilum. Amilum didalam tumbuhan banyak tersimpan dalam akar, umbi
ataupun biji-bijian. Butir-butir amilum itu sebenarnya semula terdapat di dalam kloroplas
daun sebagai hasil fotosintesis. Menurut Loveless (1994) pada kebanyakan tumbuhan dikotil
juga monokotil, pati mulai terkumpul pada daun segera setelah terjadi proses fotosintesis
yang berjalan cepat, sehingga pada tanaman dikotil mempunyai daun pati sedangkan daun
monokotil mempunyai daun gula.
Menurut Hopkins (1995) amilum terdiri dari campuran amilosa dan amilopektin. Amilosa
bereaksi dengan Iod (I) menghasilkan perubahan warna komplek merah ungu. Warna ini
ditimbulkan oleh ikatan lemah diantara molekul pati/amilum dan Iod.
Karbohidrat merupakan suatu golongan senyawa yang terdiri dari atau dapat dihidrolisis
menjadi polisakarida aldehid dan keton. Karbohidrat dalam tanaman adalah tepung atau
amilum atau pati. Amilum adalah homopolimer (suatu polimer yang terbentuk oleh hanya
satu macam unit monomerik) dari glukosa yang digabung oleh mata rantai yang sama dengan
maltosa. Macam amilum utama adalah amilosa dan amilopektin (bila dilarutkan dengan iodin
memberikan warna merah ungu). Sedangkan amilosa memberikan warna biru (Fressenden R.
J dan Fessenden J. S, 1997)
Transformasi karbohidrat itu dipengaruhi oleh beberapa faktor luar. Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap penyusunan amilum menurut Dwijoseputro (1994) diantaranya :
1. Temperatur
Temperatur yang rendah itu mempunyai pengaruh baik bagi pengubahan amilum menjadi
gula. Pengubahan gula manjadi amilum terjadi pada temperatur sedang yaitu 200C sampai
300C.
2. Pengaruh air
Daun yang layu di dalamnya banyak terdapat amilum terubah menjadi gula sukrosa dan
beberapa monosakarida. Persediaan air yang agak berlebihan menambah kegiatan
penyusunan amilum.
3. Konsentrasi ion-ion H+
Perubahan pH membawa perubahan kegiatan enzim. Enzim akan bekerja berlawanan jika
lingkungannya mengalami perubahan pH. Pada pH di atas 7 banyak terbentuk gula sedang
gula akan terbentuk menjadi amilum lagi jika pH turun sampai di bawah 7.
4. Konsentrasi gula
Keseimbangan antara persediaan gula dan persediaan amilum terdapat di dalam sel.
Pembentukan amilum itu tampak giat karena pembentukan gula yang yang giat. Pada malam
hari sebagian dari amilum ada yang diubah menjadi gula sekedar untuk menjaga ketetapan
konsentrasi.
5. Keadaan pH
6. Intensitas sinar
Hopkins (1995), menyatakan bahwa pembentukan karbohidrat terjadi pada tempat dimana
cahaya menyinari bagian yang hijau karena bagian tersebut mangandung klorofil. Kahadiran
karbohidrat dapat diketahui dari Iodin-Amilum. Bagian daun yang tertutup ketas alumunium
foil dan dikenai sinar matahari, maka setelah dimasukkan dalam alkohol panas dan aquades
panas, kemudian ditetesi larutan iodin, maka bagian tersebut tidak akan terbentuk warna
ungu, tetapi bagian yang tidak ditutupi nampak berwarna ungu.
Dwijoseputro (1986), menggambarakan hubungan antara amilum dan I-KI dalam reaksi
berikut:
C5H8O4 + I – KI C5H8O4 + I5- + KI
Pembentukan pati terjadi melalui suatu proses yang melibatkan sumbangan berulang unit
glukosa dari gula nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa
(ADPG). Pembentukan ADPG berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa 1-p.
Tentunya warna pada daun yang diuji seharusnya berwarna coklat iodin, sedangkan pada
daun yang digunakan sebagai kontrol akan berwarna lebih gelap. Hal ini karena daun yang di
beri perlakuan tidak menghasilkan amilum sehingga tidak menimbulkan warna ungu
(Dwijosapoetro, 1994).
Amilum disusun di dalam kloroplas dan juga di dalam leukoplas sebagai tempat untuk
menyimpan. Penyusunan amilum memerlukan bahan berupa glukosa-1-pospat serta bantuan
enzim berupa posporilase amilum. Molekul glukosa-1-pospat dapat digandeng-gandengkan
dengan pertolongan posporilase ini. Pada penggandengan itu terlepaslah molekul pospat
(Dwidjoseputro, 1994).
Praktikum mengenai uji karbohidrat dalam tanaman digunakan daun bayam (Amaranthus
spinosus) yang sebagian ditutup dengan alumunium foil untuk mencegah adanya sinar
matahari yang mengenai klorofil agar tidak fotosintesis. Bagian yang tidak terkena sinar tidak
akan menghasilkan amilum, sedangkan bagian yang tidak ditutup alumunium foil/daun
kontrol akan menghasilkan amilum. Setelah daun dibiarkan selama beberapa jam di bawah
terik matahari, kemudian daun direbus alkohol. Hal ini bertujuan untuk melarutkan klorofil
yang ada pada daun, namun amilum yang ada tidak akan ikut larut karena amilum tidak dapat
larut oleh alkohol. Ternyata daun berubah warna menjadi lebih transparan atau kekuningan.
Dwijoseputro (1994) menyatakan bahwa setelah semua klorofil larut, semua bagian daun
ditetesi I-KI maka, warna daun yang semula transparan akan berubah menjadi ungu gelap.
Hal ini menandakan adanya amilum pada daun tersebut, karena reaksi iodium dalam amilum
menimbulkan warna biru kehitam-hitaman. Sedangkan pada daun yang ditutup alumunium
foil akan berwarna coklat. Namun dalam percobaan tidak dihasilkan warna ungu. Hal ini
dikarenakan larutan IKI yang dipakai sudah tidak berfungsi.
Menurut Salisbury dan Ross (1992) pembentukan pati atau amilum terjadi terutama
melalui satu proses yang melibatkan sumbangan berulang unit glukosa dari gula nukleotida
serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa (ADPG). Pembentukan ADPG
berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa 1-fosfat di kloroplas dan plastid lainnya.
Reaksi berikut merangkum pembentukan pati dari ADPG :
ADP + amilosa kecil (unit n-glukosa) → amilosa (lebih besar dengan unit n+1glukosa) +
ADP.
Menurut Lakitan (2000) karbohidrat yang terbentuk pada tumbuhan dalam bentuk pati
atau amilum. Pembentukan amilum pada umumnya berlangsung melalui proses yang sama
secara berulang-ulang dengan menggunakan glukosa dari gula nukleosida yang mirip UDPG
yang disebut sebagai Adenosin Difosfat (ADPG). Pembentukan ADPG berlangsung dalam
kloroplas atau plastida lainnya menggunakan Atp dan glukosa-1-p :
(n-glukosa) amilosa → (n+1 glukosa) amilosa
ADPG → ADP
Pembentukan pati terjadi melaui suatu proses yang melibatkan sumbangan berulang unit
glukosa dari gula nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa,
ADPG. Pembentukan ADPG berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa-1-fosfat di
kloroplas dan plastid. Molekul amilosa yang sedang tumbuh dengan unit glukosa yang
mempunyai gugus reaksi C-4 pada ujungnya, bergabung dengan C-1 glukosa yang
ditambahkan dari ADPG. Pati sintetase, yang mengkatalisis reaksi tersebut diaktifkan oleh
K+. Cabang pada amilopektin antara C-6 pada rantai utama dan C-1 pada rantai cabang
dibentuk oleh berbagai isoenzim dari beberapa enzim yang secara ringkas disebut enzim
percabangan atau enzim Q. Tingkat cahaya yang tinggi dan siang hari yang panjang,
menguntungkan fotosintesis dan translokasi karbohidrat. Sehingga menyebabkan penimbunan
satu atau lebih butir pati di kloroplas dan penyimpanan pati di amiloplas. Pembentukan pati
di kloroplas diuntungkan oleh cahaya terang, sebab enzim yang membentuk ADPG secara
alosetrik diaktifkan oleh 3-PGA dan dihambat secara alosetrik Pi (Preiss). Kandungan 3-PGA
agak meningkat saat terang sewaktu penambahan CO2 terjadi, tapi kandungan Pi agak turun
karena ditambah ADP untuk membentuk ATP selama fosforilasi fotosintesis (Salisbury &
Ross,1992).
Tanaman jika pada bulan-bulan yang dingin, konsentrasi gula tinggi sedangkan kadar
amilum menyusut, bulan-bulan panas keadaan itu berkebalikan. Persediaan air yang
berlabihan menambah kegiatan penyusunan amilum. Perubahan pH membawa perubahan
kegiatan enzim. pH 7 merupakan pH optimal untuk pembentukan gula, sedang gula akan
terbentuk menjadi amilum jika pH sampai dibawan 7 (Kimball, 1989).
Bahan-bahan yang digunakan untuk mengetahui adanya amilum dalam daun diantaranya
alkohol, larutan I-KI, aquades. Alkohol berfungsi untuk melarutkan klorofil sedangkan
larutan I-KI berfungsi sebagai indikator adanya amilum dan aquades berfungsi sebagai
pencuci.
1.2 Tujuan
Ø Untuk mengamati simpanan amilum dalam daun
BAB II
Bahan Dan Alat
Bahan
1. Daun tanaman tebu segar yang sebagian telah ditutupi kertas aluminium foil pada
saat sore hari sebelum terkena cahaya matahari pagi.
2. Alcohol 70%
3. Larutan J-KJ
4. Air Panas
5. Air Dingin
Alat
1. Aluminium foil atau kertas timah
2. Penjepit atau klip
3. Waterbath
4. Petridisk
5. Gunting atau pisau curter
6. Serbet atau lap tangan
7. Tisu gulung
8. Gelas piala
9. Pinset atau penjepit
10. Labu erlemeyer
BAB III
Cara Kerja
1. Daun tanaman tebu yang belum terkena cahaya matahari pagi, sebagian saya tutupi
dengan kertas alumunium foil atau kertas timah dan saya jepit rapat dengan
menggunakan klip atau penjepit kertas. Sehingga tidak ada kemungkinan cahaya
matahari pagi yang masuk ke dalam daun yang telah saya tutupi dengan alumunium
foil tadi, lalu saya biarkan selama beberapa jam tersinari cahaya matahari pagi (saya
menutupi daun tebu pada hari selasa sore sekitar pukul 15:30 wib tanggal 10 april
2012).
2. Pada hari rabu tanggal 11 april 2012 sekitar pukul 09:30 wib daun tebu yang telah
saya tutupi dengan menggunakan kertas aluminium foil sebelumnya, saya potong
dengan menggunakan pisau curter dari batangnya. Daun tebu yang telah saya potong
tadi, saya bawa ke lab. Fisiologi tumbuhan fakultas pertanian universitas jambi
dengan keadaan masih terbungkus dengan kertas aluminium foil.
3. Daun tebu yang masih terbungkus dengan aluminium foil tadi saya potong keci
yang terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian tertutupi dengan kertas aluminium foil dan
bagian yang tidak tertutupi, dengan menggunakan gunting agar rapi. Kemudian daun
tebu tersebut saya buka aluminium foilnya dan daunnya saya masukkan ke dalam labu
erlemeyer yang telah terisi alcohol panas (yang tengah ditangaskan di dalam
waterbath) selama 20 menit.
4. Daun tebu yang berada di dalam labu erlemeyer tadi saya angkat dan saya keluarkan
dari dalam waterbath dengan menggunakan lap tangan atau serbet.
5. Daun tebu saya keluarkan dari dalam labu erlemeyer dengan menggunakan pinset
atau penjepit. Setelah itu saya masukan daun tebu tersebut ke dalam air panas yang
telah di panaskan dengan menggunakan gelas piala sebelumnya, berbarengan dengan
memanaskan alcohol.
6. Daun tebu yang telah saya masukkan ke dalam air panas tadi langsung saya angkat
dengan pinset dan saya masukkan ke dalam larutan J-KJ yang telah kita tuangkan ke
dalam petridis selama beberapa menit.
7. Kemudian daun tebu yang di masukkan ke dalam larutan J-KJ tadi saya angkat
dengan pinset dan saya masukkan ke dalam air dingin yang berada dalam gelas piala,
agar larutan J-KJ yang menempel pada permukaan daun tebu tersebut larut, kemudian
daun tebu tersebut saya bentengkan pada satu atau dua lembar tisu.
8. Kemudian saya mengamati daun tebu yang sudah saya letakkan di atas tisu tadi.
Warna ungu tua menunjukkan, adanya kandungan amilum pada daun tersebut (bagian
daun yang tertutup berwarna pucat, bagian daun yang terbuka atau terkena cahaya
matahari berwarna ungu tua.
BAB IV
Hasil Dan Pembahasan
Hasil
Amilum pada daun tebu tidak terlihat.
Pembahasan
Pada praktikum ini mengenai tentang karbohidrat dalam tanaman yaitu kita akan
melihat adanya kandungan simpanan amilum dalam daun setelah proses fotosintesis terjadi.
Daun yang digunakan sebagai sempel adalah daun tebu.Daun tersebut bagian tengahnya
ditutup dengan alumunium foil sebelum daun melakukan fotosintesis. Penutupan ini
bertujuan untuk menghalangi terjadinya fotosintesis karena klorofil pada bagian daun yang
ditutup tidak dapat menangkap cahaya matahari, selain itu alumunium foil juga menghalangi
pertukaran oksigen dan karbondioksida melalui stomata.
Berdasarkan dari hasil praktikum ini maka dapat disimpulkan :
1. Proses fotosintesis memerlukan energi cahaya matahari untuk mereaksikan
karbondioksida dan air menjadi karbohidrat.
2. Amilum yang terbentuk tersimpan dalam kloroplas dan dapat bereaksi dengan iodium
membentuk warna ungu kehitaman.
3. Bagian yang tidak terkena cahaya matahari tidak melakukan reaksi fotosintesis sehingga
amilum tidak akan terbentuk.
4. Umur daun mempengaruhi jumlah kandungan amilum yang tersimpan di daun tersebut.
5. Struktur tulang daun dan lama proses perebusan daun di dalam alcohol juga berpengaruh
untuk melihat kandungan amilum yang dilakukan pada praktikum kali ini.
6. Semakin keras daun dan semakin tua daun maka proses perebusan daun di dalam alcohol
juga akan memerlukan waktu yang lebih lama dari waktu yang tercantum di dalam
penuntun praktikum fisiologi tumbuhan fakultas universitas jambi.
7. Daun yang tua prosesnya pelarutan klorofilnya akan lebih lama di bandingkan dengan
daun yang muda.
DAFTAR PUSTAKA
1. Harran S., dan P.D Tjondronegoro. 1992. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. P A U. IPB
2. Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I, II, dan III. Edisi ke
empat. Terjemahan: Diah R Lukman dan Sumaryono. ITB, Bandung.
3. Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Fakultas
Pertanian UNIBRAW. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
4. Taiz L and E.Zeiger. 2002. Plant Physiology. Third Edition.
5. Tjondronegoro, P.D., Tjitrosemito, S., Miftahudin., Hamim., Ratnadewi, D., Prawitasari,
T., Triadiati. 2007. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Fakultas
Matematika dan IPA. IPB. Bogor.
6. Wattimena, G.A. 1997. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antar
Universitas. Bekerjasama dengan Lembaga Informasi IPB. Bogor.
7. Wilkins, M.B. 1984. Advanced Plant Physiology. Pitman Publishing, New Zealand
Ltd. wellingtan.
TUGAS KIMIA ORGANIK
JURNAL ILMIAH YANG MENGENAI
AMILUN PADA DAUN DAN PUSTAKA
PEMBANDINGNYA
DISUSUN OLEH :
NAMA : PUTU SUARJANA
NIM : 91204016
PRODI : AGROTEKNOLOGI
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA
(STIP)
2013

More Related Content

What's hot

Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...UNESA
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna NyalaLaporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna NyalaFeren Jr
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanawd_amaliah
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidratalvi lmp
 
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1Ahmad Fitra Ritonga
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Pujiati Puu
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisfahmiganteng
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Firda Shabrina
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaMeiseti Awan
 
laporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsilaporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsiwd_amaliah
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis proteinMifta Rahmat
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)Irdan Arjulian
 

What's hot (20)

Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna NyalaLaporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
Laporan Praktikum Kimia_Warna Nyala
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
Uji Ninhydrin
Uji NinhydrinUji Ninhydrin
Uji Ninhydrin
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
 
Karbohidrat i
Karbohidrat iKarbohidrat i
Karbohidrat i
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
 
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
 
Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
 
laporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsilaporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsi
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis protein
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
 

Similar to Amilun (20)

Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan SachPraktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
Praktikum Fotosintesis Pada Percobaan Sach
 
teknologi pengawetan/wulan marayani/123020362/UNPAS
teknologi pengawetan/wulan marayani/123020362/UNPASteknologi pengawetan/wulan marayani/123020362/UNPAS
teknologi pengawetan/wulan marayani/123020362/UNPAS
 
Browning enzimatis
Browning enzimatisBrowning enzimatis
Browning enzimatis
 
Fotosintesis darmant
Fotosintesis darmantFotosintesis darmant
Fotosintesis darmant
 
Laporan Percobaan Sach
Laporan Percobaan SachLaporan Percobaan Sach
Laporan Percobaan Sach
 
1
11
1
 
1
11
1
 
Proses Fotosintesis
Proses FotosintesisProses Fotosintesis
Proses Fotosintesis
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
makalah bio moleku
makalah bio molekumakalah bio moleku
makalah bio moleku
 
Ppt biologi
Ppt biologiPpt biologi
Ppt biologi
 
Fotosintesis Slide show
Fotosintesis Slide showFotosintesis Slide show
Fotosintesis Slide show
 
Makalah fisiologi tumbuhan metabolisme sintesis karbohidrat dan lemak
Makalah fisiologi tumbuhan metabolisme sintesis karbohidrat dan lemakMakalah fisiologi tumbuhan metabolisme sintesis karbohidrat dan lemak
Makalah fisiologi tumbuhan metabolisme sintesis karbohidrat dan lemak
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
Biomolekul
BiomolekulBiomolekul
Biomolekul
 
Fotosintesis pada tumbuhan
Fotosintesis pada tumbuhanFotosintesis pada tumbuhan
Fotosintesis pada tumbuhan
 
Fotosintesis dan respirasi zc
Fotosintesis dan respirasi zc Fotosintesis dan respirasi zc
Fotosintesis dan respirasi zc
 
PPT_FOTOSINTESIS_video_fix.pptx
PPT_FOTOSINTESIS_video_fix.pptxPPT_FOTOSINTESIS_video_fix.pptx
PPT_FOTOSINTESIS_video_fix.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Amilun

  • 1. BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa) dan turunannya atau senyawa yang bila dihidrolisa akan menghasilkan salah satu atau kedua komponen tersebut di atas. Karbohidrat berasal dari bahasa Jerman yaitu Kohlenhydrote dan dari bahasa Prancis Hidrate De Carbon. Penamaan ini didasarkan atas komposisi unsur karbon yang mengikat hidrogen dan oksigen dalam perbandingan 2:1. Daun tanaman mempunyai pigmen klorofil yang merupakan pigmen utama untuk aktivitas fotosintesis. Dalam proses fotosintesis akan dihasilkan karbohidrat berupa pati yang untuk sementara ditimbun pada daun. Selanjutnya pada saat gelap akan ditranslokasikan ke organ-organ lain (baik anabolisme maupun katabolisme). Dengan demikian pada saat pagi harnya timbunan pati pada jaringan daun telah habis. Pigmen klorofil tidak larut dalam air, akan tetapi larut dalam alcohol. Dengan demikian gejala klorosis sering terjadi pada tanaman yang system perakarannya mengalami keadaan anaerob (misalnya tergenang air), karena terjadinya proses respirasi anaerob yang menghasilkan alcohol yang diakumulasikan di dalam daun. Pati (amilum) memiliki sifat yang khas, antara lain apabila ditambahkan larutan yodium akan berwarna biru (ungu). Pemindahan energi dari sinar matahari ke dalam tanaman dilaksanakan dengan perantara klorofil. Senyawa tersebut terdapat dalam sebuah organel vital bagi tanaman yaitu khloroplas (Salisbury, 1985). Prose fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat, terutama glukosa. Diantara berbagai karbohidrat yang penting yang dapat dibentuk oleh tumbuhan dari glukosa adalah selulosa, sukrosa dan pati/amilum. Amilum didalam tumbuhan banyak tersimpan dalam akar, umbi ataupun biji-bijian. Butir-butir amilum itu sebenarnya semula terdapat di dalam kloroplas daun sebagai hasil fotosintesis. Menurut Loveless (1994) pada kebanyakan tumbuhan dikotil juga monokotil, pati mulai terkumpul pada daun segera setelah terjadi proses fotosintesis yang berjalan cepat, sehingga pada tanaman dikotil mempunyai daun pati sedangkan daun monokotil mempunyai daun gula. Menurut Hopkins (1995) amilum terdiri dari campuran amilosa dan amilopektin. Amilosa bereaksi dengan Iod (I) menghasilkan perubahan warna komplek merah ungu. Warna ini ditimbulkan oleh ikatan lemah diantara molekul pati/amilum dan Iod. Karbohidrat merupakan suatu golongan senyawa yang terdiri dari atau dapat dihidrolisis menjadi polisakarida aldehid dan keton. Karbohidrat dalam tanaman adalah tepung atau amilum atau pati. Amilum adalah homopolimer (suatu polimer yang terbentuk oleh hanya satu macam unit monomerik) dari glukosa yang digabung oleh mata rantai yang sama dengan maltosa. Macam amilum utama adalah amilosa dan amilopektin (bila dilarutkan dengan iodin
  • 2. memberikan warna merah ungu). Sedangkan amilosa memberikan warna biru (Fressenden R. J dan Fessenden J. S, 1997) Transformasi karbohidrat itu dipengaruhi oleh beberapa faktor luar. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan amilum menurut Dwijoseputro (1994) diantaranya : 1. Temperatur Temperatur yang rendah itu mempunyai pengaruh baik bagi pengubahan amilum menjadi gula. Pengubahan gula manjadi amilum terjadi pada temperatur sedang yaitu 200C sampai 300C. 2. Pengaruh air Daun yang layu di dalamnya banyak terdapat amilum terubah menjadi gula sukrosa dan beberapa monosakarida. Persediaan air yang agak berlebihan menambah kegiatan penyusunan amilum. 3. Konsentrasi ion-ion H+ Perubahan pH membawa perubahan kegiatan enzim. Enzim akan bekerja berlawanan jika lingkungannya mengalami perubahan pH. Pada pH di atas 7 banyak terbentuk gula sedang gula akan terbentuk menjadi amilum lagi jika pH turun sampai di bawah 7. 4. Konsentrasi gula Keseimbangan antara persediaan gula dan persediaan amilum terdapat di dalam sel. Pembentukan amilum itu tampak giat karena pembentukan gula yang yang giat. Pada malam hari sebagian dari amilum ada yang diubah menjadi gula sekedar untuk menjaga ketetapan konsentrasi. 5. Keadaan pH 6. Intensitas sinar Hopkins (1995), menyatakan bahwa pembentukan karbohidrat terjadi pada tempat dimana cahaya menyinari bagian yang hijau karena bagian tersebut mangandung klorofil. Kahadiran karbohidrat dapat diketahui dari Iodin-Amilum. Bagian daun yang tertutup ketas alumunium foil dan dikenai sinar matahari, maka setelah dimasukkan dalam alkohol panas dan aquades panas, kemudian ditetesi larutan iodin, maka bagian tersebut tidak akan terbentuk warna ungu, tetapi bagian yang tidak ditutupi nampak berwarna ungu. Dwijoseputro (1986), menggambarakan hubungan antara amilum dan I-KI dalam reaksi berikut: C5H8O4 + I – KI C5H8O4 + I5- + KI Pembentukan pati terjadi melalui suatu proses yang melibatkan sumbangan berulang unit glukosa dari gula nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa (ADPG). Pembentukan ADPG berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa 1-p. Tentunya warna pada daun yang diuji seharusnya berwarna coklat iodin, sedangkan pada daun yang digunakan sebagai kontrol akan berwarna lebih gelap. Hal ini karena daun yang di
  • 3. beri perlakuan tidak menghasilkan amilum sehingga tidak menimbulkan warna ungu (Dwijosapoetro, 1994). Amilum disusun di dalam kloroplas dan juga di dalam leukoplas sebagai tempat untuk menyimpan. Penyusunan amilum memerlukan bahan berupa glukosa-1-pospat serta bantuan enzim berupa posporilase amilum. Molekul glukosa-1-pospat dapat digandeng-gandengkan dengan pertolongan posporilase ini. Pada penggandengan itu terlepaslah molekul pospat (Dwidjoseputro, 1994). Praktikum mengenai uji karbohidrat dalam tanaman digunakan daun bayam (Amaranthus spinosus) yang sebagian ditutup dengan alumunium foil untuk mencegah adanya sinar matahari yang mengenai klorofil agar tidak fotosintesis. Bagian yang tidak terkena sinar tidak akan menghasilkan amilum, sedangkan bagian yang tidak ditutup alumunium foil/daun kontrol akan menghasilkan amilum. Setelah daun dibiarkan selama beberapa jam di bawah terik matahari, kemudian daun direbus alkohol. Hal ini bertujuan untuk melarutkan klorofil yang ada pada daun, namun amilum yang ada tidak akan ikut larut karena amilum tidak dapat larut oleh alkohol. Ternyata daun berubah warna menjadi lebih transparan atau kekuningan. Dwijoseputro (1994) menyatakan bahwa setelah semua klorofil larut, semua bagian daun ditetesi I-KI maka, warna daun yang semula transparan akan berubah menjadi ungu gelap. Hal ini menandakan adanya amilum pada daun tersebut, karena reaksi iodium dalam amilum menimbulkan warna biru kehitam-hitaman. Sedangkan pada daun yang ditutup alumunium foil akan berwarna coklat. Namun dalam percobaan tidak dihasilkan warna ungu. Hal ini dikarenakan larutan IKI yang dipakai sudah tidak berfungsi. Menurut Salisbury dan Ross (1992) pembentukan pati atau amilum terjadi terutama melalui satu proses yang melibatkan sumbangan berulang unit glukosa dari gula nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa (ADPG). Pembentukan ADPG berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa 1-fosfat di kloroplas dan plastid lainnya. Reaksi berikut merangkum pembentukan pati dari ADPG : ADP + amilosa kecil (unit n-glukosa) → amilosa (lebih besar dengan unit n+1glukosa) + ADP. Menurut Lakitan (2000) karbohidrat yang terbentuk pada tumbuhan dalam bentuk pati atau amilum. Pembentukan amilum pada umumnya berlangsung melalui proses yang sama secara berulang-ulang dengan menggunakan glukosa dari gula nukleosida yang mirip UDPG yang disebut sebagai Adenosin Difosfat (ADPG). Pembentukan ADPG berlangsung dalam kloroplas atau plastida lainnya menggunakan Atp dan glukosa-1-p : (n-glukosa) amilosa → (n+1 glukosa) amilosa ADPG → ADP Pembentukan pati terjadi melaui suatu proses yang melibatkan sumbangan berulang unit glukosa dari gula nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut adenosin difosfoglukosa, ADPG. Pembentukan ADPG berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa-1-fosfat di
  • 4. kloroplas dan plastid. Molekul amilosa yang sedang tumbuh dengan unit glukosa yang mempunyai gugus reaksi C-4 pada ujungnya, bergabung dengan C-1 glukosa yang ditambahkan dari ADPG. Pati sintetase, yang mengkatalisis reaksi tersebut diaktifkan oleh K+. Cabang pada amilopektin antara C-6 pada rantai utama dan C-1 pada rantai cabang dibentuk oleh berbagai isoenzim dari beberapa enzim yang secara ringkas disebut enzim percabangan atau enzim Q. Tingkat cahaya yang tinggi dan siang hari yang panjang, menguntungkan fotosintesis dan translokasi karbohidrat. Sehingga menyebabkan penimbunan satu atau lebih butir pati di kloroplas dan penyimpanan pati di amiloplas. Pembentukan pati di kloroplas diuntungkan oleh cahaya terang, sebab enzim yang membentuk ADPG secara alosetrik diaktifkan oleh 3-PGA dan dihambat secara alosetrik Pi (Preiss). Kandungan 3-PGA agak meningkat saat terang sewaktu penambahan CO2 terjadi, tapi kandungan Pi agak turun karena ditambah ADP untuk membentuk ATP selama fosforilasi fotosintesis (Salisbury & Ross,1992). Tanaman jika pada bulan-bulan yang dingin, konsentrasi gula tinggi sedangkan kadar amilum menyusut, bulan-bulan panas keadaan itu berkebalikan. Persediaan air yang berlabihan menambah kegiatan penyusunan amilum. Perubahan pH membawa perubahan kegiatan enzim. pH 7 merupakan pH optimal untuk pembentukan gula, sedang gula akan terbentuk menjadi amilum jika pH sampai dibawan 7 (Kimball, 1989). Bahan-bahan yang digunakan untuk mengetahui adanya amilum dalam daun diantaranya alkohol, larutan I-KI, aquades. Alkohol berfungsi untuk melarutkan klorofil sedangkan larutan I-KI berfungsi sebagai indikator adanya amilum dan aquades berfungsi sebagai pencuci. 1.2 Tujuan Ø Untuk mengamati simpanan amilum dalam daun
  • 5. BAB II Bahan Dan Alat Bahan 1. Daun tanaman tebu segar yang sebagian telah ditutupi kertas aluminium foil pada saat sore hari sebelum terkena cahaya matahari pagi. 2. Alcohol 70% 3. Larutan J-KJ 4. Air Panas 5. Air Dingin Alat 1. Aluminium foil atau kertas timah 2. Penjepit atau klip 3. Waterbath 4. Petridisk 5. Gunting atau pisau curter 6. Serbet atau lap tangan 7. Tisu gulung 8. Gelas piala 9. Pinset atau penjepit 10. Labu erlemeyer
  • 6. BAB III Cara Kerja 1. Daun tanaman tebu yang belum terkena cahaya matahari pagi, sebagian saya tutupi dengan kertas alumunium foil atau kertas timah dan saya jepit rapat dengan menggunakan klip atau penjepit kertas. Sehingga tidak ada kemungkinan cahaya matahari pagi yang masuk ke dalam daun yang telah saya tutupi dengan alumunium foil tadi, lalu saya biarkan selama beberapa jam tersinari cahaya matahari pagi (saya menutupi daun tebu pada hari selasa sore sekitar pukul 15:30 wib tanggal 10 april 2012). 2. Pada hari rabu tanggal 11 april 2012 sekitar pukul 09:30 wib daun tebu yang telah saya tutupi dengan menggunakan kertas aluminium foil sebelumnya, saya potong dengan menggunakan pisau curter dari batangnya. Daun tebu yang telah saya potong tadi, saya bawa ke lab. Fisiologi tumbuhan fakultas pertanian universitas jambi dengan keadaan masih terbungkus dengan kertas aluminium foil. 3. Daun tebu yang masih terbungkus dengan aluminium foil tadi saya potong keci yang terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian tertutupi dengan kertas aluminium foil dan bagian yang tidak tertutupi, dengan menggunakan gunting agar rapi. Kemudian daun tebu tersebut saya buka aluminium foilnya dan daunnya saya masukkan ke dalam labu erlemeyer yang telah terisi alcohol panas (yang tengah ditangaskan di dalam waterbath) selama 20 menit. 4. Daun tebu yang berada di dalam labu erlemeyer tadi saya angkat dan saya keluarkan dari dalam waterbath dengan menggunakan lap tangan atau serbet. 5. Daun tebu saya keluarkan dari dalam labu erlemeyer dengan menggunakan pinset atau penjepit. Setelah itu saya masukan daun tebu tersebut ke dalam air panas yang telah di panaskan dengan menggunakan gelas piala sebelumnya, berbarengan dengan memanaskan alcohol. 6. Daun tebu yang telah saya masukkan ke dalam air panas tadi langsung saya angkat dengan pinset dan saya masukkan ke dalam larutan J-KJ yang telah kita tuangkan ke dalam petridis selama beberapa menit. 7. Kemudian daun tebu yang di masukkan ke dalam larutan J-KJ tadi saya angkat dengan pinset dan saya masukkan ke dalam air dingin yang berada dalam gelas piala, agar larutan J-KJ yang menempel pada permukaan daun tebu tersebut larut, kemudian daun tebu tersebut saya bentengkan pada satu atau dua lembar tisu. 8. Kemudian saya mengamati daun tebu yang sudah saya letakkan di atas tisu tadi. Warna ungu tua menunjukkan, adanya kandungan amilum pada daun tersebut (bagian daun yang tertutup berwarna pucat, bagian daun yang terbuka atau terkena cahaya matahari berwarna ungu tua.
  • 7. BAB IV Hasil Dan Pembahasan Hasil Amilum pada daun tebu tidak terlihat. Pembahasan Pada praktikum ini mengenai tentang karbohidrat dalam tanaman yaitu kita akan melihat adanya kandungan simpanan amilum dalam daun setelah proses fotosintesis terjadi. Daun yang digunakan sebagai sempel adalah daun tebu.Daun tersebut bagian tengahnya ditutup dengan alumunium foil sebelum daun melakukan fotosintesis. Penutupan ini bertujuan untuk menghalangi terjadinya fotosintesis karena klorofil pada bagian daun yang ditutup tidak dapat menangkap cahaya matahari, selain itu alumunium foil juga menghalangi pertukaran oksigen dan karbondioksida melalui stomata. Berdasarkan dari hasil praktikum ini maka dapat disimpulkan : 1. Proses fotosintesis memerlukan energi cahaya matahari untuk mereaksikan karbondioksida dan air menjadi karbohidrat. 2. Amilum yang terbentuk tersimpan dalam kloroplas dan dapat bereaksi dengan iodium membentuk warna ungu kehitaman. 3. Bagian yang tidak terkena cahaya matahari tidak melakukan reaksi fotosintesis sehingga amilum tidak akan terbentuk. 4. Umur daun mempengaruhi jumlah kandungan amilum yang tersimpan di daun tersebut. 5. Struktur tulang daun dan lama proses perebusan daun di dalam alcohol juga berpengaruh untuk melihat kandungan amilum yang dilakukan pada praktikum kali ini. 6. Semakin keras daun dan semakin tua daun maka proses perebusan daun di dalam alcohol juga akan memerlukan waktu yang lebih lama dari waktu yang tercantum di dalam penuntun praktikum fisiologi tumbuhan fakultas universitas jambi. 7. Daun yang tua prosesnya pelarutan klorofilnya akan lebih lama di bandingkan dengan daun yang muda.
  • 8. DAFTAR PUSTAKA 1. Harran S., dan P.D Tjondronegoro. 1992. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. P A U. IPB 2. Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I, II, dan III. Edisi ke empat. Terjemahan: Diah R Lukman dan Sumaryono. ITB, Bandung. 3. Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Fakultas Pertanian UNIBRAW. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 4. Taiz L and E.Zeiger. 2002. Plant Physiology. Third Edition. 5. Tjondronegoro, P.D., Tjitrosemito, S., Miftahudin., Hamim., Ratnadewi, D., Prawitasari, T., Triadiati. 2007. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Matematika dan IPA. IPB. Bogor. 6. Wattimena, G.A. 1997. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antar Universitas. Bekerjasama dengan Lembaga Informasi IPB. Bogor. 7. Wilkins, M.B. 1984. Advanced Plant Physiology. Pitman Publishing, New Zealand Ltd. wellingtan.
  • 9. TUGAS KIMIA ORGANIK JURNAL ILMIAH YANG MENGENAI AMILUN PADA DAUN DAN PUSTAKA PEMBANDINGNYA DISUSUN OLEH : NAMA : PUTU SUARJANA NIM : 91204016 PRODI : AGROTEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA (STIP) 2013