1. KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PELAKSANAAN
MENYUSUI BAYI PADA IBU PRIMIPARA DI PUSKESMAS
SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU
TAHUN 20012
Disusun Oleh:
ANDESKA MAMA
NPM : 0924260002 DB
AKADEMI KEBIDANAN DEHASEN
BENGKULU TAHUN 2012
2. KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PELAKSANAAN
MENYUSUI BAYI PADA IBU PRIMIPARA DI PUSKESMAS
SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU
TAHUN 2012
Diajukan Sebagai Persayaratan Untukm Memperoleh Gelar
Ahli Madya Kebidanan
Disusun Oleh:
ANDESKA MAMA
NPM : 0924260002 DB
AKADEMI KEBIDANAN DEHASEN
BENGKULU TAHUN 2012
i
4. MOTTO :
Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda namun bukan berarti kehancuran bagi segalanya , tetapi pelajaran dan peringatan
terhadap apa yang telah dilakukan dan apa yang akan kita lakukan nantinya.
( Andeska mama 2012)
KuPersembahkan Kepada :
Bapak dan ibu tercinta yang mendo’akan dan membantu
aku dalam mewujudkan cita – citaku.
Kakak dan Adikku tersayang yang telah memberikan
motivasi dan do’anya demi keberhasilan ku.
Teman dekatku yang telah membantu aku dalam
menyelesaikan makalah Karya Tulis Ilmiah ini.
Dan teman –teman seperjuangan almamater.
iii
5. ABSTRAK
Ibu primipara , ASI seringkeluar pada hari ke-3 dan jumlah ASI selama 3 hari
pertama hanya 50 Ml ( kira-kira 3 sendok makan). Namun ,bila hal ini tidak
dipahami, banyak ibu yang merasa ASInya kurang. Pengetahuan ibu tentang
menyusui sangat mempengaruhi pelaksanaan manajemen laktasi. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan Pengetahuan Ibu dengan pelaksanaan menyusui bayi pada ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas sawah Lebar Kota Bengkulu.
Jenis penelitian adalah cross sectional. Popilasi penelitian Ibu primipara di wilayah
puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu. Jumlah sampel sebanyak 70. Analisa statistic yang digunakan adlah analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chisquare.
Hasil penelitian Hampir setengah (44,29%) berpengetahuan kurang, Lebih sebagian
(64,29%) ibu primipara pelaksanaan menyusui kurang. Ada hubungan pengetahuan
ibu dengan pelaksanaan menyusui bayi pada Ibu Primipara di Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu (ρ= 0,005).
Kepada puskesmas Sawah lebar Kota bengkulu Untuk meningkatkatkan pengetahuan
menyusui bayi melalui penyuluhan sehingga mereka memahami dan menjalankan
pelaksanaan menyusui dengan baik dan benar.
Kata kunci
: Primapara, Pengetahuan, Pelaksaan Menyususi.
iv
6. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang merupakan tugas akhir
dalam menyelesaikan program DIII Kebidanan di Akademi Kebidanan Dehasen
Bengkulu yang berjudu “HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PELAKSANAAN MENYUSUI BAYI PADA IBU PRIMIPARA DI PUSKESMAS
SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU TAHUN 2012
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dra. Hj. Ice Rakizah Syafrie, M.Kes Selaku Direktris Akademi Kebidanan
Dehasen Bengkulu.
2. Renni F Permatasari, SST, selaku ketua program Studi Diploma III kebidanan
Akademi Kebidanan Dehasen Bengkulu.
3. Hj. Martha Heryati, S.Sos M.Kes selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Indra Iswari, SST, SKM, MM selaku Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Kepada Ayahanda dan ibunda serta saudaraku yang telah memberikan semangat
dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
v
7. 6. Kepada semua teman-teman sealmamater di Akedemi Kebidanan Dehasen
Bengkulu.
7. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Penulis ucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah
ini. Semoga Allah SWT melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya dan membalas kebaikan yang telah diberikan dengan pahala
yang setimpal.
Bengkulu, Agustus 2012.
Penulis
vi
8. DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... .
ii
MOTTO DAN KUPERSEMBAHKAN.......................................................
iii
ABSTRAK......................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................
vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
ix
DAFTAR BAGAN ..........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. .
xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
4
E. Keaslian penelitian ......................................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan ................................................................................
5
B. Konsep Menyusui .......................................................................
12
C. Hubungan pengetahuan ibu primipara dengan pelaksanaan
menyusui .....................................................................................
14
D. Kerangka Konsep ………………………………………….. .....
16
vii
9. E. Hipotesisis ...................................................................................
16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .........................................................................
17
B. Definisi Operasional....................................................................
17
C. Populasi dan Sampel ...................................................................
18
D. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
19
E. Metode Pengumpulan Data .........................................................
20
F. Metode Analisa data ....................................................................
21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Jalannya Penelitian ……………………………………………….
43
B. Gambaran Lokasi Penelitian ……………………………………
43
C. Hasil Penelitian …………………………………………………
45
D. Pembahasan …………………………………………………….
47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………….
51
B. Saran ……………………………………………………………
52
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
LAMPIRAN
viii
53
10. DAFTAR TABEL
No. Tabel
Tabel 1.1
Tabel 3.1.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Judul
Cakupan Pemberian ASI Eksklusif terendah di Kota
Bengkulu
Definisi Operasional
Distribusi Responden Menurut Pengtahuan di Puskesmas
Sawah Lebar Kota Bengkulu Bulan April Tahun 2012
Distribusi Responden Menurut Pengtahuan di Puskesmas
Sawah Lebar Kota Bengkulu Bulan April Tahun 2012
Hubungan Pengetahuan dengan pelaksanan menyusui
pada ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan di puskesmas
Sawah Lebar Kota Bengkulu tahun 2012
ix
Halaman
3
38
45
45
46
11. DAFTAR BAGAN
No. Bagan
Bagan 2.1
Kerangka Konsep
Judul Bagan
Bagan 3.1
Desain Penelitian Cross Sectional
22
Bagan 3.2.
Variabel Penelitian
37
x
Halaman
34
12. DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Jadwal Penelitian
Lampiran
2. Surat permohonan menjadi responden
Lampiran
3. Surat pernyataan bersedia menjadi responden
Lampiran
4. Kuesioner
Lampiran
5. Master Tabel
Lampiran
6. Hasil pengolahan data
Lampiran
7. Surat izin pengambilan data awal
Lampiran
8. Surat rekomendasi penelitian
Lampiran
9. Surat Izin Penelitian
Lampiran
10. Surat Keterangan selesai penelitian
xi
13. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehadiran bayi yang baru saja lahir merupakan saat paling membahagiakan
buat pasangan suami istri, tentu banyak hal harus disiapkan, dan salah satu terpenting adalah memberi Air Susu Ibu (ASI). Menurut pernyataan bersama World
Heald Organization (WHO)/United Nations International Children Emergency
Fund (UNICEF) menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan unik terhadap kesehatan ibu dan
bayi. Memberikan ASI pada bayi harus didukung pula dengan teknik menyusui
yang benar agar manfaat dari ASI tersebut juga lebih maksimal (Depkes RI,
2009).
Data WHO (2009), menyatakan pemberian ASI Eksklusif di dunia hanya
mecapai 45,34% dan sebagian besar tersebar di negara berkembang, salah satunya Indonesia (WHO, 2009). Pencapaian ASI Eksklusif di Indonesia masih kurang, hal ini berdasarkan data hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2008– 2009, pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2 bulan
hanya (64%). Persentase ini kemudian menurun cukup tajam menjadi (46%) pada
bayi berumur 2-3 bulan dan (14%) pada bayi berumur 4 – 5 bulan (KBI,2009).
Permasalahan yang utama adalah perilaku menyusui yang kurang mendukung,
1
14. 2
faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, gencarnya promosi susu
formula, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya
mendukung PPASI, kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup untuk
bayinya dan ibu yang bekerja (Depkes RI, 2009).
Pada saat pemberian ASI banyak kebanykan ibu-ibu belum mengetahui bagaimana cara menyusui dengan baik dan benar, sehingga banyak susu keluar
yang menyebabkan bayi menelan hawa terlalu banyak sehingga muntah, belum
banyak diketahui oleh ibu muda atau calon ibu. Tidak jarang bayi di beri susu buatan karena disangka ibunya kurang mengeluarkan susu, namun sebenarnya kurangnya pengeluaran air susu ibu disebabkan kesalahan teknik menyusui (Atika,
2010).
Keluhan dan kesulitan saat menyusui sering muncul, apalagi jika ibu adalah
pengalaman pertama. Mulai dari ASI tidak keluar dengan lancar, puting payudara
luka, hingga si kecil rewel karena belum bisa menyusui dengan benar. Kesulitan
menyusui biasanya terjadi ketika ibu baru melahirkan anak pertama. Selain ini
merupakan pengalaman baru, biasanya ibu juga masih canggung dalam menggendong si kecil, atau bahkan mudah panik jika dia menangis keras karena sesuatu hal. Sebaliknya bayi baru lahir harus belajar cara menyusui yang benar (Supriyadi, 2002).
Minggu pertama setelah persalinan seorang ibu lebih peka dalam emosi,
maka seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat
bayi termasuk dalam menyusui (Soetjiningsih, 2007). Minggu pertama juga merupakan masa adaptasi ibu, dimana dalam teori rubbin dibagi menjadi beberapa
15. 3
tahap yaitu taking in, taking on/hold, letting go. Terutama pada periode taking
on/hold ibu berusaha keras untuk menguasai tentang keterampilan merawat bayi
misal: menggendong, menyusui, memandikan dan memasang popok (Depkes RI,
2009).
Kurangnya asupan ASI pada minggu pertama akan berdampak ikterik pada
bayi. Kebanyakan ikterik adalah keadaan fisiologis yang merupakan tindakan penyesuaian protektif terhadap lingkungan di luar uterus, biasanya terjadi pada 2 –
3 hari setelah kelahiran, biasanya hilang dalam 7 – 10 hari, meskipun kadar bilirubin tetap meningkat untuk beberapa minggu. Biasanya mencapai puncak 3 – 5
hari setelah kelahiran yaitu < 15 mg/dl. Kondisi ini berhubungan dengan masukan kolostrum yang tidak memadai atau terlambat. Karena kolostrum/ASI memiliki efek laksatif, merangsang keluarnya mekonium dan menurunkan kadar bilirubin (Biordan, 2002).
Berdasarkan data yang diperoleh di dinas kesehatan Kota Bengkulu, pada
tahun 2010 cakupan pemberian ASI ekslusif terendah berada di puskesmas
Sawah Lebar (12,20%) dari 459 bayi, terendah kedua Puskesmas Lingkar Barat
(19,23%) dari 182 bayi dan terendah ketiga di Puskesmas Padang Serai (19,48%)
dari 231 bayi (Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, 2010).
16. 4
Tabel 1. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif terendah di Kota Bengkulu
Nama Puskesmas
Jumlah Bayi
Sawah Lebar
459
Lingkar Barat
182
Padang Serai
231
Lingkar Timur
645
Kandang
234
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, 2010
Cakupan ASI
Eksklusif
12,20%
19,83%
19,48%
21,2%
25,3%
Pencapaian cakupan pemberian ASI eksklusif di kota Bengkulu lebih
rendah dari cakupan ASI ekslusif nasional. Target ASI ekslusif nasional sebesar
80%. Rendahya cakupan ini dikarenakan oleh beberapa faktor terutama
kurangnya sosialisasi pemberian ASI ekslusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan,
selain itu dapat disebabkan karena kurangya pengetahuan ibu tentang manfaat
ASI ekslusif, social dan ekonomi keluarga yang kurang memadai. Rendahnya
pemberian ASI ekslusif di kota bengkulu dapat juga disebabkan karena terjadinya
perubahan jam kerja, sehingga kebanyakan ibu-ibu susah mengatur waktu untuk
menyusui,sedangkan tempat menyusui di kantor-kantor belum tersedia (Dinas
Kesehatan Kota Bengkulu,2007)
Pengetahuan ibu tentang menyusui sangat mempengaruhi pelaksanaan
menyusui itu sendiri. Pengetahuan akan mengubah perilaku ibu dalam pelaksanaan tindakan yang tepat bagi bayi dalam hal ini pelaksanaan manajemen laktasi.
Ibu yang tahu tentang pentingnya ASI ekslusif akan memberikan sepenuhnya kepada bayi demi kesehatan bayinya sebaliknya ibu yang memiliki pengetahuan kurang tidak memberikan ASI eksklusif (Arini, 2008).
17. 5
Pada primipara , ASI sering keluar pada hari ke-3 dan jumlah ASI selama 3
hari pertama hanya 50 Ml ( kira-kira 3 sendok makan). Namun ,bila hal ini tidak
dipahami, banyak ibu yang merasa ASInya kurang, sehingga mendorong
pemberian susu formula yang mengakibatkan produksi ASI berkurang. Jika
pemberian prelacteal feeding yaitu minum,makan sebelum ASI keluar,lebih-lebih
jika prelacteal feeding tersebut menggunakan botol dot. Hal ini akan
menyebabkan bayi bingung puting (nipple confuse) akibat perbedaan mekanisme
menyusui pada payudara ibu dan pada botol dot. Bayi akan lebih suka minum
dari botol dot karena tanpa banyak tenaga susu bisa diisap dengan mudah (Arini,
2008)
Survei awal peneliti tanggal 2-3 Januari 2012 terhadap 10 ibu di puskesmas
Sawah Lebar menunjukan 5 ibu memiliki pengetahuan kurang dan 3 diantara 5
ibu tersebut pelaksanaan menyusuinya kurang baik.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik
untuk meneliti mengenai
“Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui Bayi Pada Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah lebar Kota Bengkulu “. Objek penelitian yang diambil ibu pada primípara karena ibu yang baru pertama kali memiliki
bayi cenderung memiliki pengetahuan yang kurang tentang pemberian ASI (Arini, 2008).
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah
dalam penelitian ini adalah masih banyak ibu primipara di wilayah kerja puskes-
18. 6
mas Sawah Lebar yang pelaksanaan menyusuinya tidak baik dan pertanyaan penelitian ini adalah apakah ada Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan
Menyusui Bayi Pada Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui apakah ada Hubungan Pengetahuan Ibu dengan pelaksanaan menyusui bayi pada ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran Pengetahuan Ibu Primipara tentang menyusui
bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar.
b. Diketahuinya gambaran Pelaksanaan Menyusui pada Ibu Primipara di
Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar.
c. Diketahuinya Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui
bayi Pada Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota
Bengkulu
D.
Manfaat Penelitian
1. Untuk Peneliti
Diharapkan dapat membandingkan antara teori tentang Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui Pada Ibu Primipara di wilayah
19. 7
kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu yang didapatkan selama studi
dengan kenyataan dilapangan.
2. Untuk Puskesmas
Hasil peneliti ini dapat digunakan sebagai sarana informasi kesehatan
mengenai pelaksanaan menyusui.
3. Untuk Institusi Pendidikan
Hasil penelitian in dapat membantu dalam proses pembelajaran
4. Untuk Peneliti Lain
Diharapkan berguna sebagai data dasar dalam penelitian selanjutnya
mengenai pelaksanaan menyusui.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini sudah pernah diteliti oleh:
1. Irwan Sadi (2009) ” Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Pati Semarang”.
Perbedaannya dengan peneliti ini yaitu pada polulasi yang diambil.
2. Nelson (2003) “Faktor resiko penyebab Tidak terlaksananya Pemberian ASI
Eksklusif di RS Dr Soetomo tahun 2003”.Universitas Diponegoro. Sampel
yang digunakan 56 orang dengan metode penelitian Crossestional didapatkan
hubungan yang bermakna antara factor intrinsic dan ekstrinsik dengan Pemberian ASI pada nilai p < 0,05. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada
variabel independen, populasi, waktu dan tempat penelitian.
20. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengetahuan
1. Defenisi
Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun
baik mengenai mata fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi tanpa memiliki metode dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada
adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. (Supriyanto, 2003). Pengetahuan merupakan suatu usaha yang mendasari seseorang berfikir secara ilmiah, sedangkan tingkatannya tergantung pada ilmu
pengetahuan atau dasar pendidikan orang tersebut. (Nursalam dan Pariani,
2001)
Pengetahuan adalah merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera pengelihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003).
Jadi kesimpulan dari pengetahuan adalah suatu usaha seseorang untuk
berfikir secara ilmiah yang tingkatannya tergantung pada ilmu pengetahuan
atau dasar pendidikan orang tersebut atau berpengetahuan adalah keseluruhan
yang belum tersusun dengan baik mengenai mata fisik dan terhadap suatu ob-
8
21. 9
jek tertentu yang mana pengindraan ini terjadi melalui pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dan sebagian besar pengetahuan diperoleh
melalui mata dan telinga.
2. Tingkat Pengetahuan
Notoatmodjo (2003), mengemukakan bahwa ada enam tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk
mengukur bahwa seseorang atau tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan. menyatakan dan sebagainya
b. Memahami (Comprehention)
Memahami (Comprehention) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, aplikasi ini diarti-
22. 10
kan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum, rumus metode, prinsip
dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysys)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam
komponen-komponen
tetapi
masih
dalam
suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
e. Sintesa (Syntesis)
Adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan,
dapat meringkasan, dapat mnyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan
yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan
suatu kreteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah
ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek pene-
23. 11
litian atau responden kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat
kita lihat sesuai dengan tingkatan-tingkatan diatas.
3. Cara Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. (Notoatmodjo, 2005).
Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu :
Baik
: Hasil presentase > 75%
Kurang : Hasil presentase ≤ 75%
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Notoadmodjo (2005), mengemukakan terbentuknya pengetahuan
dipengaruhi:
a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
b.
Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
c.
Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
e.
Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoadmodjo, 2003).
24. 12
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan meliputi:
a.
Umur
Makin tua umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya makin baik akan tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses
perkembangan mental ini tidak secepat ketika umur belasan tahun.
b.
Intelegensi
Suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru
c.
Lingkungan
Seseorang dapat mempelajari hal yang baik dan juga hal yang
buruk tergantuk pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang
akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada perilaku.
B.
Konsep Menyusui
1. Definisi Menyusui
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil
dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks
menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu .
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ekslopedia bebas.Menyusui adalah
cara yang alami dan fisiologis untuk memberikan nutrisi ke bayi dan balita,
dan ASI adalah susu yang dibuat khusus untuk bayi manusia. Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi
(Depkes RI, 2007).
25. 13
Menyusui artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung
dari payudara . Menyusui adalah proses alamiah, berjuta-juta ibu diseluruh
dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI.
Walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan
hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Utami Roesli, 2000)
2. Definisi Ibu Primipara
Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup
untuk pertama kalinya (Mochtar, 2008). Primipara adalah wanita yang telah
melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar matur
atau prematur (bagian obstetri dan ginekologi fakultas kedokteran Universitas Padjajaran). Dari definisi kajian penulis maka disimpulkan primipara
adalah wanita yang melahirkan bayi untuk pertama kalinya.
3. Air Susu Ibu (ASI)
ASI adalah makanan terbaik yang dapat diberikan ibu kepada anaknya yang baru dilahirkannya. Komposisi ASI berubah setiap saat sesuai
dengan kebutuhan bayi dan bila diberikan dengan baik dan benar dapat memenuhi kebutuhan untuk tumbuh kembang bayi secara optimal sampai 6
(enam) bulan. Selain itu ASI mengandung makrofag, limfosit dan antibodi
yang dapat mencegah bayi terinfeksi dengan penyakit tertentu. Pemberian
ASI mempunyai pengaruh biologis dan emosional yang luar biasa terhadap
kesehatan ibu dan anak serta terdapatnya hubungan yang erat antara menyusui ekslusif dan penjarangan kelahiran (Weni, 2009).
26. 14
Keberhasilan dalam menyusui menurut San Diego Lactacion clinic
dalam Soetjiningsih (2007) dipengaruhi adanya dukungan keluarga, informasi yang jelas dan profesi atau tenaga kesehatan. Pendidikan ibu dan keluarga , nutirisi yang adekuat juga akan mempengaruhi proses dalam menyusui. Bayi segera mungkin disusukan setelah lahir. Pemberian ASI tidak
dijadwal, sesuai keinginan bayi dengan menggunakan kedua payudara setiap menyusui secara bergantian (Weni, 2008).
4. Manfaat Menyusui
Menurut Ramaiah (2007) dalam bukunya asi dan Menyusui, menyusui
bermanfaat baik untuk psikologis ibu maupun bayi. Berikut manfaat yang
diperoleh bayi, ibu, masyarakat, maupun negara adalah sebagai berikut :
a. Untuk Bayi
1) Komposisi sesuai kebutuhan. Air susu setiap spesies makhluk hidup yang
menyusui itu berbeda-beda sesuai dengan laju pertumbuhan dan kebiasaan
menyusu anaknya. Jadi, ASI memang dirancang sedemikian rupa untuk
bayi manusia.
2) Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan.
Dengan manajemen laktasi yang baik, produksi ASI cukup sebagai
makanan tunggal untuk pertumbuhan bayi normal sampai usia enam bulan.
3) ASI mengandung zat pelindung . Antibodi (zat kekebalan tubuh) yang
terkandung dalam ASI akan memberikan perlindungan alami bagi bayi
baru lahir. Antibodi dalam ASI ini belum bisa ditiru pada susu formula.
27. 15
4) Perkembangan psikomotorik lebih cepat. Berdasarkan penelitian, bayi
yang mendapat ASI bisa berjalan dua bulan lebih cepat bila dibandingkan
dengan bayi yang diberi susu formula.
5) Menunjang perkembangan kognitif. Daya ingat dan kemampuan bahasa
bayi yang mendapat ASI lebih tinggi bila dibandingkan bayi yang diberi
susu formula.
6) Menunjang perkembangan penglihatan. Hal ini antara lain karena ASI
mengandung asam lemak omega 3.
7) Memperkuat ikatan batin ibu-anak. Rasa aman dalam diri bayi akan
tumbuh saat ia berada dalam dekapan ibunya. Ia menikmati sentuhan kulit
yang lembut dan mendengar bunyi jantung sang ibu seperti yang telah
dikenalnya selama dalam kehamilan.
8) Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat. Melalui proses menyusui,
anak akan belajar berbagi dan memberikan kasih sayang pada orang-orang
di sekitarnya.
9) Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri. Terjalinnya
komunikasi langsung antara ibu dan bayinya selama proses menyusui akan
meningkatkan kelekatan di antara mereka. Rasa lekat dan percaya bahwa
ada seseorang yang selalu ada apabila dibutuhkan lambat laun akan
berkembang menjadi percaya pada diri sendiri.
b. Bagi Ibu
1) Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya
rahim ke bentuk semula . Hal ini karena hormon progesteron yang
merangsang kontraksi otot-otot di saluran ASI sehingga ASI terperah
keluar juga akan merangsang kontraksi rahim. Jadi, susuilah bayi segera
28. 16
setelah lahir, agar tidak terjadi perdarahan pasca persalinan dan proses
pengerutan rahim berlangsung lebih cepat.
2) Mencegah anemia defisiensi zat besi. Bila perdarahan pasca persalinan
tidak terjadi atau berhenti lebih cepat, maka risiko kekurangan darah yang
menyebabkan anemia pada ibu akan berkurang.
3) Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil, dengan
menyusui, cadangan lemak dalam tubuh ibu yang memang disiapkan
sebagai sumber energi selama kehamilan untuk digunakan sebagai energi
pembentuk ASI akan menyusut. Penurunan berat badan ibu pun akan
terjadi lebih cepat.
4) Menunda kesuburan. Pemberian ASI dapat digunakan sebagai cara
mencegah kehamilan. Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
bayi belum diberi makanan lain, bayi belum berusia enam bulan; dan ibu
belum haid.
5) Menimbulkan perasaan dibutuhkan. Rasa bangga dan bahagia karena dapat
memberikan sesuatu dari dirinya demi kebaikan bayinya dan akan
memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayinya.
6) Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium.
7) Penelitian membuktikan bahwa ibu yang memberikan ASI secara eksklusif
memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih
kecil bila dibandingkan ibu yang tidak menyusui secara eksklusif.
c. Bagi Masyarakat dan Negara
1) Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan. Angka
kematian dan kesakitan bayi yang mendapat ASI akan berkurang. Selain
29. 17
itu, dengan tertundanya masa subur ibu, penggunaan obat/alat KB dapat
dihemat untuk beberapa bulan.
2) Penghematan devisa untuk pembelian susu formula dan perlengkapan
menyusui. Pemerintah dapat menghemat biaya pengeluaran untuk membeli
susu formula, botol, dot, dan bahan bakar minyak/gas yang diperlukan
dalam mempersiapkan air panas untuk membuat susu formula.
3) Mengurangi polusi, pemberian ASI tidak akan menyebabkan terjadinya
tumpukan kaleng/karton susu dan pencemaran udara.
4) Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Anak yang
jarang sakit dan tumbuh-kembang dengan optimal kan tumbuh menjadi
orang dewasa yang bertanggung jawab dan berpotensi sebagai SDM yang
berkualitas (Weni, 2009).
5. Manajemen Laktasi
Agar laktasi berjalan dengan baik, diperlukan manajemen yang baik
dalam laktasi, langkah dan teknik menyusui yang baik dan benar baik posisi
maupun perlekatan ibu dan bayi dalam pelaksanaan menyusui (Soejitningsih, 2005).
Periode sesudah bayi lahir saat ASI dibentuk dan dikeluarkan disebut
Masa Laktasi. Lama masa laktasi tergantung motivasi dan kemampuan penerapan manajemen laktasi. Perlu diperhatikan agar setiap bayi dalam 4-6
bulan pertama kehidupan hanya diberi ASI(termasuk kolostrum). Bayi dalam kondisi baik dirawat gabung dengan ibunya untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan fisik dan psikis bayi. Selama ASI belum keluar pada 2-3
hari setelah kelahiran, bayi sehat tidak perlu diberi makanan/cairan lain, te-
30. 18
tapi hanya perlu menghisap kolostrum. Setelah usia 4-6 bulan, secara bertahap berikan makanan pendamping ASI. ASI dapat terus diberikan sampai
anak usia 2 tahun (Mansjoer Arif,2002).
6. Anatomi dan Fisiologis Menyusui
Buah dada terdiri atas sebuah putting yang menonjol di tengah-tengah
daerah sempit berwarna cokelat atau merah muda disebut areola. Akibat pengaruh
hormone wanita yang dihasilkan oleh indung telur, payudara wanita terus
berkembang. Saluran susu tumbuh dari putting kemudian menyusui pada putting
seorang wanita, hasil perangsangan fisik menyebabkan implus, pada ujung saraf
dikirim ke kelenjar hypothalamus di otak dimana secara bergantian memberitahu
kelenjar pituitary yang juga berada di otak untuk menghasilkan dua hormone yang
disebut Oxsytocin dan Prolactin. Prolactin menyebabkan susu diproduksi dan
Oxsytocin menyebabkan serat otot yang mengelilingi kelenjar Alveoli mengerut
seprti pada otot rahim. Saat serat otot di sekelilingi kelenjar alveoli berkerut
menyebabkan susu menjadi keluar yang disebut sebagai “aloran” dan dapat
menimbulkan sensasi dalam payudara dan menyemprotkan susu dari putingnya.
Suara tangisan bayi juga dapat memicu aliran, yang memperlihatkan
bagaimana produksi susu dapat dipengaruhi secara psikologi dan kondisi
lingkungan sama seperti saat menyusui. Saat menyusui, feromik, disimpan dalam
alveoli dan lactiferous sinuses akan tetapi kebanyakan dari susu, hindmilk,
diproduksi berdasarkan permintaan. Payudara tidak menyimpan susu, tetapi
memproduksinya berdasarkan permintaan. Semakin besar permintaan, semakin
banyak susu yang diproduksi.
31. 19
Hal-hal yang membantu refleks oksitosin adalah memikirkan hal-hal yang
dapat menimbulkan rasa kasih terhadap bayi, suara bayi, raut muka bayi, dan rasa
percaya diri. Sedangkan hal-hal yang dapat menghambat refleks oksitosin yaitu
khawatir. Stress,Rasa nyeri dan Rasa ragu, untuk mengetahui Sensasi dan tandatanda refleks oksitosin aktif seorang ibu dapat mengalami perasaan perih atau
pijatan ringan sebelum menyusui atau selama menyusui, ASI mengalir dari
payudara saat ia memikirkan bayinya, atau mendengarkan tangisannya, ASI
menetes dari payudara sebelahnya ketika bayi menyusui,ASI kelur dengan lancar
dari payudara saat bayi melepaskan mulutnya selama pemberian ASI, Sakit nyeri
akibat kontraksi yang kadang-kadang disertai kelurnya darah saat menyusui pada
minggu-minggu pertama,Hisapan dan penelanan yang pelan oleh bayi yang
menunjukkan ASI mengalir ke dalam mulutnya (POKDI ASI ST. CAROLUS
DAN PPKC,2007)
Menurut Soetjiningsih (2005) Bayi yang sehat mempunyai refleks intrinsic
yang diperlukan untuk berhasil menyusui, yaitu:
1) “Rooting reflex” Bila bayi baru lahir disentuh pipinya, dia akan menoleh kearah
sentuhan. Bila bibirnya dirangsang atau disentuh,dia akan membuka mulut dan
berusaha mencari putting untuk menyusu. Keadaan ini dikenal dengan sebutan
“rooting reflex”.
2) “Sucking reflex” (refleks menghisap) Refleks ini terjadi bila ada sesuatu yang
merangsang langit-langit dalam mulut bayi, jika putting susu ibu menyentuh
langit- langit belakang mulut bayi .terjadi refleks menghisap dan terjadi tekanan
terhadap daerah areola oleh gusi, lidah bayi serta langit-langit, sehingga isi sinus
laktiferus diperas keluar ke dalam rongga mulut bayi.
32. 20
3) Refleks menelan, bila ada cairan di dalam rongga mulut, terjdi refleks menelan.
7. Langkah – langkah Dan Teknik Menyusui Yang Baik Dan Benar
Kenyamanan dalam menyusi bukan hanya terletak pada kenyamanan
ibu, tetapi juga kenyamanan diri bayi sehingga, bayi dapat menghisap ASI
dengan efektif dan efesien. Karena menyusui terdiri dari dua individu yang
keduanya membutuhkan kenyamanan.
Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar , dapat menyebabkan
putting lecet dan menjadikan ibu tidak mau menyusui dan bayi jarang menyusui. Bila bayi jarang menyusui karena bayi enggan menyusu akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan
produksi ASI selanjutnya.
8. Sepuluh langkah pokok menuju keberhasilan menyusui
Setiap pusat pelayanan kesehatan yang akan mempelopori pelayanan kesehatan
ibu – anak harus :
1)
Memiliki kebijakan tertulis tentang kegiatan menyusui yang secara rutin
dikomunikasikan kepada seluruh staf pusat pelayanan kesehatan.
2) Memberikan
pelatihan
kepada
seluruh
staf
agar
terampil
dalam
mengimplementasikan kebijakan ini.
3) Memberikan informasi selengkapnya kepada ibu hamil tentang manfaat
menyusui
4) Membantu ibu menyusui dalam 30 menit setelah persalinan.
5) Mempertahankan pemberian ASI walaupun mereka harus berpisah dari ibunya
33. 21
6) Tidak memberikan minuman lain kepada bayi selain ASI,kecuali atas indikasi
medis.
7) Mempraktekan rawat gabung-mengusahakan agar ibu dan bayi dapat dirawat
dalam satu ruang bersamaan
8) Memberikan dorongan agar ibu menyusui sesuai kebutuhan bayi
9) Tidak memberikan empeng atau dot pada bayi yang menyusu
10) Membentuk kelompok penduduk ASI dan menganjurkan ibu-ibu untuk
bergabung dengan kelompok tersebut saat ibu keluar dari rumah sakit atau
klinik.
Pada tahun 2001 Wold Health Organization di dunia menyatakan bahwa
ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. WHO
dan
UNICEF mrekomendasikan langkah-langkah brikut untuk memulai dan
mencapai ASI eksklusif.
1) Menyusui dalam setengah sampai satu jam setelah kelahiran
2) Menyusui secara ekslusif dari 0-6 bulan hanya ASI. Artinya tidak ditambah
makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun.
3) Menyusui kapanpun bayi meminta, sesering yang bayi mau, siang dan malam.
4) Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.
5) Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memeras dengan tangan, disaat
tidak bersama anak.
6) Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang. (POKDI ASI ST.CAROLUS
DAN PPKC, 2007).
34. 22
9. Teknik Menyusui Yang Baik Dan Benar
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada
bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Weni, 2009).
1)
Persiapan Menyusui
Menurut Roesli (2000) langkah penting yang perlu ibu persiapkan
untuk menyusui bayinya adalah : cuci tangan, setelah itu ibu membersihkan
putting susu dengan air hangat setelah dibersihkan ibu dapat memilih dan
mengatur posisi senyaman mungkin untuk menyusui.
2)
Teknik Dasar Menyusui
a) Sebelum menyusui keluarkan ASI sedikit, oleskan pada putting susu dan
areola disekitarnya sebagai desinfektan dan untuk menjaga kelembaban
putting.
b) Letakkan bayi menghadap payudara ibu. Pegang belakang bahu bayi
dengan satu tangan. Kepala bayi terletak dilengkungan siku ibu. Tahan
bokong bayi dengan telapak tangan. Usahakan perut bayi menempel pada
badan ibu dengan kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya
membelokkan kepala bayi)
c) Untuk memasukkan payudara kemulut bayi, pegang payudara ibu dengan
ibu jari diatas dan jari lain menopang di bawahnya. Jangan menekan
putting susu atau areolanya saja.
d) Beri rangsangan membuka mulut (rotting reflek) dengan cara menyentuh
pipi atau sisi mulut bayi dengan putting. Setelah bayi membuka mulut,
segera dekatkan putting ke mulut bayi. Jangan menjejalkan putting
kemulutnya. Biarkan bayi mengambil inisiatif.
35. 23
e) Pastikan bayi tidak hanya menghisap putting, tetapi seluruh areola masuk
ke dalam mulutnya. Jika bayi hanya menghisap bagian putting, kelenjarkelenjar susu tidak akan mengalami tekanan sehingga ASI tidak akan
keluar maksimal. Selain itu, jika bagian putting saja yang diisap
menyebabkan putting nyeri atau lecet.
f) Gunakan jari untuk menekan payudara dan menjauhkan hidung bayi agar
pernapasannya tidak terganggu.
g) Jika bayi telah berhenti menyusui, tetapi masih tertahan di payudara
jangan menariknya dengan kuat karena dapat menimbulkan luka.
Pertama-tama dengan menekan payudara atau meletakkan jari pada ujung
mulut bayi agar ada udara yang masuk.
h) Selama menyusui tataplah bayi dengan penuh kasih saying.
i) Jangan khawatir jika bayi belum terampil menghisap karena baik ibu
maupun bayi masih belajar. Dibutuhkan ketenangan,kesabaran
dan
latihan agar proses menyusui menjadi lancar. (Danuatmaja,Bonny Dan
Mila Meiliasari,2008)
3)
Posisi Menyusui
Posisi menyusui adalah posisi tubuh bayi dan badan ibu. Posisi
merupakan kunci keberhasilan menyusui dan pelekatan yang baik.Dengan
posisi menyusui yang benar, putting susu lecet tidak akan terjadi. Selain itu
ASI pun akan mengalir secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya (Selasi,2008)
Empat kunci utama dalam memposisikan bayi yaitu kepada dan tubuh
bayi ada pada satu garis lurus, wajah bayi menghadap payudara dan
36. 24
hidungnya membentuk sudut cermin berhadapan dengan putting susu, ibu
harus menggendong tubuh bayi sedekat mungkin dengan tubuhnya, dan
menyokong di bagian bawah atau panggal paha bagian belakang (untuk bayi
yang baru lahir). Selain posisi ibu juga berpengaruh dalam pelaksanaan
menyusui. Berikut cara ibu menyokong payudara yaitu jari-jemari ibu
diletakkan pada dinding dada dibawah payudara, telunjuk sebagai penyangga
payudara dan jempol berada di atas putting susu (POKDI ASI ST
CAROLUS DAN PPKC,2007).
4)
Pelekatan
Pelekatan,yaitu bagaimana mulut bayi melekat ke payudar ibu. Cara
melekatkan mulut bayi ke payudara dengan benar yaitu :
a)
Dagu bayi melekat pada payudara,dan merangsang bibir bawah bayi
dengan areola (lingkaran hitam disekitar putting) dan kemudian
merangsang bibir atas bayi dengan putting.
b)
Tarik putting kearah hidung bayi, sehingga hidung bayi berhadapan
dengan putting.
c)
Kita menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar
d)
Saat mulutnya terbuka lebar,lepaskan putting sehingga dia masuk ke
mulut bayi.
Tanda-tanda pelekatan yang baik :
-
Areola (yang hitam-hitam disekitar putting) bagian atas lebih banyak
terlihat dari areola bagian bawah
-
Mulut bayi terbuka lebar
-
Bibir bayi dower (jableh)
37. 25
5)
Dagu bayi melekat ke payudara ibu
Pipi bayi mengembung tidak kempot
Melepaskan Isapan Bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya
ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi dapat
dilakukan dengan jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui
sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.
6)
Menyedawakan Bayi
Ketika menghisap putting, bayi ikut menelan udara yang dapat
membuat perutnya penuh dan tidak enak sebelum ia menyelesaikan
minumannya. Menyendawakan bayi sangat penting dan merupakan
bagian dari menyusu atau paling sedikit saat bayi berpindah payudara.
Ada tiga cara umum menyendawakan bayi :
1)
Gendong bayi dengan kuat di pundak anda, wajah bayi menghadap
kebelakang, beri dukungan dengan satu tangan pada bokongnya.Tepuk
atau usap punggungnya dengan tangan lain.
2)
Telungkupkan bayi di pangkuan,perutnya berada disalah satu kaki,
kepalanya menyender salah satu kaki lainnya.Satu tangan anda
memegangi tubuhnya dengan kuat, satu tangan lain menepuk atau
mengusap punggungnya sampai bersendawa.
3)
Duduk bayi dipangkuan, kepalanya menyender ke depan, dadanya
ditahan dengan satu tangan dan pastikan kepalanya tidak mendongak ke
belakang. Tepuk atau gosok punggungnya. (Danuatmaja, Bonny dan
Mila Meiliasari, 2008)
38. 26
7)
Cara Penegamatan Teknik Menyusui benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan
putting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi tidak mau menyusu.
Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan
tanda-tanda sebagai berikut :
-
Bayi tampak tenang.
-
Badan bayi menempel pada perut ibu.
-
Mulut bayi terbuka lebar.
-
Dagu bayi menempel pada payudara ibu.
-
Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak
yang masuk.
-
Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
-
Puting susu tidak terasa nyeri.
-
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
-
Kepala bayi agak menengadah.(PERINASIA,2004)
Menurut Prawiroharjo (2000), menjelaskan ada beberapa tanda yang dapat dijadikan ukuran bahwa ASI yang diberikan oleh ibu
kepada bayi sudah cukup yaitu sebagai berikut :
-
Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan warna jernih sampai
kuning
-
Bayi setidaknya menyusui 10-12 kali dalam 24 jam
-
Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali habis menyusui
-
Berat badan bayi bertambah.
39. 27
8)
Lama Dan Frekuensi Menyusui
-
Menyusui bayi tidak perlu di jadwal, sehingga tindakan menyusui bayi
dilakukan setiap saat bayi membutuhkan
-
Asi dalam lambung bayi kosong dalam 2 jam
-
Bayi yang sehat akan menyusu selama 5-7 menit.
10. Hal-hal Yang Perlu Diperlukan selama Menyusui
a) Nutrisi
Meskipun umumnya keadaan gizi pada ibu hanya akan mempengaruhi kuantitas
dan bukan kualitas ASInya, ibu menyusui selayaknya tidak membatasi
konsumsi makanannya. Penurunan berat badan sesudah melahirkan sebaiknya
tidak melebihi 0.5 kg/minggu.Pada 6 bulan pertama masa menyusui, yaitu saat
bayi hanya mendapatkan ASI saja, ibu membutuhkan tambahan kalori
sebanyak 700 kkal/hari,pada 6 bulan selanjutnya kira-kira 500kkal/hari. Jumlah
cairan yang dibutuhkan ibu menyusui tentu lebih banyak dari biasaya.Oleh
karena itu ibu menyusui dianjurkan minum 8-12 gelas per-hari.
b) Istirahat
Bila laktasi tidak berlangsung baik,biasanya penyebab utamanya adalah
kelelahan pada ibu .Oleh karena itu, istirahat dan tidur yang cukup merupakan
kebutuhan yang harus dipenuhi.
c) Obat-obatan
Pemakaian obat-obatan dalam masa menyusui perlu mendapatkan perhatian,
apakah mempunyai efek positif atau negatif terhadap laktasi.
d) Posisi ibu-bayi yang benar saat ibu menyusui
Salah satu hal yang paling
penting menentukan apakah bayi dapat
mengeluarkan ASI secara efektif dari payudara ibunya,sehingga dapat minum
40. 28
ASI sampai puas, adalah posisi menyusui serta pelekatan mulut bayi pada
payudara ibu.
e) Diluar waktu menyusui
Jangan membiasakan bayi menggunakan dot atau kempeng. Berikan ASI
dengan sendok bila ibu tidak dapat menyusui bayinya.
f) Ibu bekerja
Selama cuti hendaknya ibu menyusui bayinya terus. Jangan membiasakan bayi
menyusui dengan botol, bila masa cuti telah habis, ibu harus kembali bekerja
dan tetap memberikan ASI pada bayi.
g) Pemberian makanan pendamping ASI
Makanan pendamping ASI hendaknya diberikan mulai usia bayi 4-6
bulan.Bila ibu bekerja , sebaiknya makanan pendamping ASI diberikan
pada jam kerja, sehingga ASI dapat tetap diberikan bila ibu berada di
rumah.
h) Penyapihan
Menghentikan pemberian ASI harus dilakukan secara bertahap dengan jalan
meningkatkan frekuensi pemberian ASI secara bertahap dalam waktu 2-3
bulan.
i)
Klinik laktasi
Pusat pelayanan kesehatan ibu dan anak harus memiliki pelayanan yang dapat
meyakinkan setiap ibu dalam masa menyusui bahwa ia selalu dapat
berkonsultasi untuk setiap masalah laktasi yang dialaminya. Untuk itu perlu
diadakan klinik laktasi atau tenaga terlatih untuk membantunya pada sarana
pelayanan kesehatan yang terdekat.
41. 29
11. Cara penyimpanan ASI
ASI yang telah masukkan ke dalam cangkir/gelas tertutup dapat disimpan
sebagai berikut :
a)
Dsimpan pada suhu kamar/ di udara terbuka (26 ’C) akan tahan selama 6-8
jam
b) Dsimpan dalam termos berisi es batu (yang dibuat dari air matang) akan tahan
selama 24 jam.
c) ASI di simpan dalam lemari es tahan sampai 2-3 hari.
d) Saat akan memberikan bayi ASI kepala dot di siram dengan air panas
C. Hubungan Pengetahuan Ibu Primipara dengan Pelaksanaan Menyusui
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (over behaviour). Perilaku yang disadari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan, sehingga pengetahuan merupakan faktor yang penting untuk melakukan perubahan
perilaku kesehatan, dengan sendirinya pengetahuan dapat diukur atau di observasi
melalui media apa yang diketahui tentang objek (Harini, 2008).
Pengetahuan primipara ibu tentang menyusui sangat mempengaruhi
pelaksanaan menyusui itu sendiri. Ibu yang baru merasakan kehadiran bayi akan
memiliki pengalaman yang sedikit dibanding ibu yang telah berpengalaman
mengurus bayi. Pengetahuan akan mengubah perilaku ibu dalam pelaksanaan
tindakan yang tepat bagi bayi dalam hal ini pelaksanaan manajemen laktasi. Ibu
yang tahu tentang pentingnya ASI ekslusif akan memberikan sepenuhnya kepada
42. 30
bayi demi kesehatan bayinya sebaliknya ibu yang memiliki pengetahuan kurang
tidak memberikan ASI eksklusif (Harini, 2008).
Penelitian yang dilakukan Ibrahim (2002) di provinsi Daerah Istimewah
Aceh, ibu yang memiliki pengetahuan yang baik mempunyai kesempatan dua kali
untuk memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya dibandingkan dengan ibu
yang memiliki pengetahuan kurang.
Pengetahuan ibu yang kurang mengenai pemberian ASI akan mempengaruhi sikap dalam pelaksanaan menyususi, sikap tersebut meliputi sikap dalam
pemenuhuan asupan gizi bagi produktifitas ASI yang akan dikonsumsi bayi, rutinitas ibu dalam menyusui bayi, teknik menyusui yang benar sampai pelaksanaan
menyusui total hingga bayi berumur 6 bulan (pemberian ASI eksklusif). Pada ibu
yang memiliki pengetahuan rendah penerapan dalam menyusui tentu akan buruk
(Weni, 2009).
D. Kerangka Konsep
Variabel independent
Variabel dependent
Pengetahuan
Pelaksanaan Menyusui
Bagan 2.1. Kerangka Konsep
43. 31
E. Hipotesis Penelitian
Ha :
Ada Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui Bayi
Pada Ibu Primipara di Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu
Ho :
Tidak ada Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui
Bayi Pada Ibu Primipara di Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.
44. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dalam bentuk
rancangan cross sectional, dimana penelitian variabel independen (pengetahuan ibu
primipara) dan variabel dependen (pelaksanaan menyusui) dikumpulkan pada waktu yang
bersamaan (Notoatmodjo.2005). Pengetahuan diukur dengan menggunakan kuesioner,
sedangkan pelaksanaan menyusui di observasi dengan menggunakan lembar observasi.
B. Desain Penelitian
Bagan 3.1 Desain Penelitian Cross Sectional
Menyusui
Baik
Menyusui tidak baik
Menyusui
Ibu Primipara
Cukup
Pengetahuan
Menyusui tidak cukup
Menyusui
Kurang
Kurang menyusui
32
45. 33
C. Variabel Penelitian
Menurut Green dalam Notoatmodjo (200), bahwa faktor predisposisi mempengaruhi
prilaku kesehatan seseorang yaitu tingkat pendidikan dan pengetahuan. Penelitian disini
hanya mengambil faktor pengetahuan.
Bagan 3.2. Variabel Penelitian
Variabel Independen
Pengetahuan Ibu Primipara
Pendidikan Sikap dan
Presepsi
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak Diteliti
Variabel Dependen
Pelaksanaan
Menyusui
46. 34
D. Definisi Operasional
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Variabel
Defenisi Operasional
Cara ukur
Alat ukur
Pengetahuan
ibu primipara
(Independen)
Informasi yang diketahui
wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kalinya
mengenai menyusui.Meliputi kemampuan
responden untuk menjawab pertanyaan tentang
pengertian menyusui,
manfaat menyusui,cara
atau teknik menyusui
yang benar .
Kuesioner
Lembar
Kuesioner
Cara / teknik yang tepat
dilakukan dalam pemberian ASI . meliputi posisi
dan pelekatan ibu dan
bayi yaitu : posisi ibu
,respon, ikatan emosional,dan cara menyusui .
Observasi
(Pengamatan)
Pelaksanaan
menyusui
(Dependen)
Hasil ukur
0: Kurang bila
jawaban benar
≤55%
Skala
ukur
Ordinal
1: Cukup bila
jawaban benar
56-75%
2: Baik bila
jawaban benar
>75%
Lembar
ceklist
0: Kurang jika
persentase
tanda
menyusui
berjalan baik
≤75%
Nominal
1: baik jika
persentase
tanda
menyusui
berjalan baik
>75%
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah subjek dengan kareteristik tertentu yang menjadi sumber data dalam penelitian (Notoadmodjo, 2005). Populasi target dalam penelitian ini
adalah seluruh Ibu primipara di wilayah puskesmas Sawah lebar tahun 2010
berjumlah 228 orang.
47. 35
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memenuhi kriteria untuk
dijadikan objek penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan secara accidental sampling, yaitu secara kebetulan berkunjung ke
puskesmas dan melakukan kunjungaan rumah sampai jumlah sampel yang
telah ditentukan terpenuhi (Arikunto, 2006). Besar sampel yaitu dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
n=
N
1 N (d 2 )
Keterangan:
N = Populasi =228
d = Derajat kesalahan yang diterima (0,1)
n=
228
1 .228(0,12 )
n=
228
1 2,28
n = 69,5 dibulatkan menjadi 70 orang. Dari populasi 228 maka jumlah
sampel dibutuhkan 70.
F. Tempat dan Waktu Penelitian.
Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota
Bengkulu, pada tanggal 26 Mei Sampai dengan 26 Juni Tahun 2012.
48. 36
G. Teknik Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik pengumpulan data
Data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu variabel independen
meliputi
pengetahuan
ibu
primipara
dan
dengan
wawancara
ibu
menggunakan kuesioner dan pelaksanaan menyusui dengan cheklist secara
observasi.
2. Pengolahan data
Data diolah melalui beberapa tahapan sebagai berikut, yaitu :
Editing (Mengedit)
Menilai tiap lembar kuesioner pada waktu penerimaan dari responden untuk memastikan bahwa pertanyaan terjawab sesuai dengan apa yang dialami oleh responden.
Koding (Pengkodean)
Memberikan kode terhadap jawaban yang diperoleh agar lebih mudah
dan sederhana.
Entry (Memasukan data)
Memasukan data ke computer untuk dianalisis.
Prosesing
Data yang telah di kelompokkan kemudian diproses untuk menentukan
hasil yang diperoleh melalui uji chi square.
Cleaning
Setelah memasukkan data selesai dan mendapatkan hasil data diperiksa
kembali agar dapat memastikan tidak ada kesalahan.
49. 37
3. Analisis Data
Menurut Suharsimi Arikunto, (2002) Analisis univariat, dilakukan
untuk mengetahui distribusi frekuensi dengan rumus :
f
n
x100 %
Keterangan :
P
: Jumlah presentase yang dicari
f
: Jumlah jawaban responden
n
: Jumlah Responden
Persentase yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan interpretasikan data sebagai berikut:
0% - 25%
= Sebagian kecil responden
26% - 49%
= Hampir sebagian dari responden
50%
= Setengah/sebagian dari responden
51% - 75%
= Lebih dari sebagian responden
76% - 99%
= Sebagian besar responden
100%
= Seluruh Responden
Analisis bivariat, digunakan untuk menerangkan hubungan pengetahuan
dengan pelaksanaan menyusui, menggunakan rumus Chi-Square dengan
derajat kepercayaan 95 %, memakai spss pada komputer, dimana Analisis
hasilnya adalah sebagai berikut (Arikunto, 2003) :
Rumus Chie-Square:
x² = ∑ ( O – E )²
50. 38
E
dF = ( b – 1 ) ( k – 1)
Keterangan :
x²
: Chi square
O
= Jumlah yang diamati
E
= Frekuensi yang diharapkan
a. Ha diterima dan Ho ditolak, jika nilai p < 0.05 maka ada Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui Pada Ibu Primipara di wilayah
kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu
b. Ha ditolak dan Ho diterima, jika nilai p ≥ 0.05 maka tidak ada Hubungan
Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui Pada Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu
51. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Jalannya Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu
dengan pelaksanaan menyusui bayi pada ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah lebar Kota Bengkulu. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 26 Mei
Sampai dengan 26 Juni Tahun 2012.
Jenis data pada penelitian ini adalah data primer dimana data diambil secara
langsung pada responden. Cara melakukan pengambilan data, pertama
mengetahui semua ibu yang melahirkan anak pertama yang tercatat pada buku
regester di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu. Setelah alamat
dan status primipara didapatkan, lalu peneliti melakukan pengambilan data pada
ibu primipara yang berkunjung kepuskesmas serta melakukan kunjungan rumah
sampai jumlah sampel 70 ibu primipara tercukupi. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner melalui wawancara dan observasi secara langsung.
Pengolahan data dilakukan dengan tahapan editing, coding, processing dan
cleaning data. Setelah itu diolah melalui analisis univariat dan bivariat. Hasil
penelitian disajikan dalam bentuk tabel-tabel kemudian dianalisis secara univariat
dan analisis bivariat.
39
52. 40
B. Gambaran Lokasi Penelitian
Wilayah kerja puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu mempunyai
kondisi daerah yang beriklim tropis merupakan daerah dataran rendah dengan
luas wilayah ± 2,61 Km² meliputi 3 kelurahan yaitu kelurahan sawah lebar
baru, kelurahan sawah lebar dan kelurahan kebun tebeng. Ketinggian dari
permukaan laut ± 12 sampai dengan 15 meter. Jarak dengan bibir pantai ± 6-7
km.
Adapun batas-batas wilayah
kerja puskesmas Sawah Lebar Kota
Bengkulu sebagai berikut:
1. Sebelah Utara
: Kelurahan Suka merindu
2. Sebelah Selatan
: Kelurahan Panorama
3. Sebelah Timur
: Desa Tanjung Agung
4. Sebelah Barat
: Kelurahan Padang Jati
C. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Analisis univariat untuk memperoleh gambaran masing-masing
variabel, yang di gambarkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan
tujuan mengetahui variasi serta proporsi penyebaran.
a. Pengetahuan
Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan Responden dapat
dilihat pada tabel 4.1. berikut ini.
53. 41
Tabel 4.1. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan di wilayah kerja
Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu Bulan April Tahun
2012
No
1
2
3
Pengetahuan
Kurang
Cukup
Baik
Jumlah
Frekuensi (f)
31
24
15
70
Persentase (%)
44,29
34,29
21,43
100
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 70 Responden
hampir setengah (44,29%) berpengetahuan kurang.
b. Pelaksanaan Menyusui
Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan Responden dapat
dilihat pada tabel 4.4. berikut ini.
Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan di wilayah kerja
Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu Bulan April Tahun
2012
No
1
2
Pelaksanaan Menyusui
Kurang
Baik
Jumlah
Frekuensi (f)
45
25
70
Persentase (%)
64,29
35,71
100
Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 70 Responden lebih
sebagian (64,29%) pelaksanaan menyusui kurang.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen yaitu manajemen laktasi
dengan paritas. Uji statistik yang digunakan adalah chi-square (X²) dengan
54. 42
derajat kemaknaan (α) sebesar 5%. Hasil analisis bivariat dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.5. Hubungan Pengetahuan dengan pelaksanan menyusui pada ibu
primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu
tahun 2012.
Pelaksanaan Menyusui
Kurang
Baik
(f)
(%)
(f) (%)
(f)
(%)
Kurang
26
83,87
5
16,13
31
100
Cukup
10
41,67
14
58,33
24
100
Baik
9
60,00
6
40
15
100
45
64,29
25
35,71
70
100
Pengetahuan
Jumlah
Total
X²
ρ
10,647
0,005
Dari analisis bivariat pada tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa
dari 45 ibu primipara berpengetahuan kurang, sebagian besar (83,87%) kurang
dalam pelaksanaan menyusui. Dari 24 ibu primipara berpengetahuan cukup,
lebih setengah (58,33%) baik dalam pelaksanaan menyusui. 15 ibu primipara
berpenegtahuan baik (60,00%) kurang dalam pelaksanaan menyusui.
Hasil uji Chi-square (х²) didapat х² hitung = 10,647 dan nilai ρ =
0.005 dengan nilai α = 0,05, maka dapat disimpulkan ρ < α. Ini menujukan
secara statistic
terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan pelaksa-
naan menyusui bayi pada ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah
Lebar Kota Bengkulu.
55. 43
D. Pembahasan
Hasil penelitian dari analisis univariat menunjukan bahwa hampir
setengah (44,29%) ibu bayi primipara berpengetahuan kurang dan lebih sebagian
(64,29%) ibu bayi
primipara kurang dalam pelaksanaan menyusui. Hal ini
disebabkan oleh rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang Pelaksanaan menyusui
. Ibu primipara
kurang memahami cara melepaskan
isapan bayi, member
rangsangan pada bayi untuk menyusui dan tidak dapaat menyebutkan manfaaat
ASI secara lengkap. Saat menyususi bayi tidak dipeluk dekat ibu, bibir bawah
dagu bayi berhadapan dengan putting dan ibu mmelepaskan isapan bayi dari
payudara saat bayi belum selesai.
Hasil Rekesdas (2010) menunjukan bahwa semakin tinggi pengetahuan
ibu maka semakin manajemen laktasi. Menurut teori yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo, (2003) bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti
bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan pengetahuan yang dimiliki
oleh sesorang berkembang dengan tingkatan yang berbeda. Pengetahuan yang
dimiliki oleh ibu bayi primipara pada tahap awal hanya sebatas tahu yaitu
mengingat tentang menyususi bayi. Kemudian berkembang menjadi kemampuan
memahami maksud pemberian ASI pada bayi, sehingga ibu bayi primipara
mampu menerapkan pengetahuan menyususi bayi yang sudah dipelajarinya ke
dalam kondisi dirinya.
56. 44
Kondisi tersbut diatas sesuai dengan laporan tahun 2010 dinkes Kota
Bengkulu, bahwa di wilayah puskemas Sawah Lebar merupakan cakupan
terendah dalam pemebrian ASI eksklusif
di Kota Bengkulu (Dinkes Kota
Bengkulu, 2011).
Dari analisis bivariat uji Chi- square didapat kan nilai p = 0.005 < α=0.05.
berarti dengan demikian menunjukan Ada Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
Pelaksanaan Menyusui Bayi Pada Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.
Pada tahap berikutnya dia akan menganalisis bahwa pemberian ASI pada
bayi merupakan tindakan tepat yang harus dilakukannya. Setelah menggabungkan
berbagai pemahamannya tentang menyususi bayi secara utuh dan baik (tujuan,
manfaat bagi bayi, manfat bagi ibu dan cara atau teknik menyusui dengan benar)
maka ibu primipara akhirnya akan mengerti bahwa mendapatkan perlindungan
menyususi bayi menjadi hal yang sangat penting untuk dirinya. Ibu bayi
primipara yang pelaksanaan menyusui dengan baik
tentu berdasarkan
pengetahuannya baik tentang menyusui
Untuk tingkat pengetahuan ibu bayi primipara kurang yang tidak
melakukan menyususi bayi perlu ditingkatkan penyuluhan yang terus menerus
baik melalui kelompok, individu maupun melalui kader posyandu sehingga ibu
mengerti tentang perlunya pelaksanaan menyusui dengan baik dan benar.
Penelitian ini sejalan dengan hasil Rekesdas (2010), bahwa cakupan
pemberian ASI pada ibu primipara lebih rendah dari ibu multipara dan
granmipara. Hal ini disebabkan ibu primipara belum memiliki pengalaman dan
57. 45
pengetahuan yang baik tentang pemberian ASI pada bayi. Untuk itu maka upaya
edukasi gizi untuk meningkatkan kesadaran gizi bagi keluarga harus dimulai dari
usia remaja, diharapkan akan membantu mempersiapkan remaja untuk memasuki
jenjang perkawinan dan siap menjadi calon bapak dan calon ibu bagi bayi
sehingga pada saat memiliki bayi sorang istri memiliki mampu menerapkan
pelaksanaan menyusui dengan baik (Depkes RI, 2011).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Irwan Sadi (2009), Ada hubungan
yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pelaksanaan menyusui di Wilayah
Kerja Puskesmas Pati Semarang
58. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian hubungan Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui Bayi Pada Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah lebar Kota Bengkulu tahun 2012:
1. Hampir sebagian (44,29%) ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah lebar Kota Bengkulu tahun 2012 berpengetahuan kurang
2. Lebih dari sebagian (64,29%) ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas
Sawah lebar Kota Bengkulu dengan pelaksanaan menyusui kurang.
3. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pelaksanaan menyusui bayi pada
ibu primipara di Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu (ρ= 0,005).
B. Saran
1. Bagi peneliti
Dihrapkan penelitian ini menambah wawasan pengetahuan dan
pengalaman peneliti dalam mengkaji permasalahan tentang hubungan pengetahuan ibu dengan pelaksanaan menyusui bayi pada ibu primipara.
39
59. 40
2. Untuk Puskesmas
Kepada puskesmas Sawah lebar Kota bengkulu diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu menyusui melalui penyuluhan sehingga ibuibu menusui dengan baik dan benar.
3. Untuk Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu dalam menambah bahan bacaan di perpustakaan dan dapat digunakan dalam kegiatan belajar.
4. Untuk Peneliti Lain
Hendaknya melakukan penelitian dengan variabel lain yang diduga
berhubungan dengan Pelaksanaan menyusui seperti pendidikan, status ekonomi dan pekerjaan
60. DAFTAR PUSTAKA
Arini. 2008. Pengetahuan Ibu dalam Merawat Bayi. Erlangga. Jakarta
Atika. 2002. Bayi dan Kebutuhannya. Trisakti. Jakarta
Arikunto, 2006. Metodelogi Penelitian. Renika Cipta. Jakarta
Biordan. 2002. Manfaat Pemberian ASI bagi Bayi. USU. Medan
Danuatmaja, dkk, 2008. ASI Eksklusif. http://www.breastfeeding.com Diakses tanggal 24 Januari 2012
Depkes RI, 2007, Kebijakan Departemen Kesehatan Tentang Peningkatan Pemberian ASI Pekerja Wanita. Jakarta: Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI,. Jakarta
............... 2009. Pemberian ASI pada bayi. Depkes RI. Jakarta
Dinkes Kota Bengkulu, 2010. Profil Kesehatan Dinkes Kota Bengkulu Tahun 2010.
Bengkulu: Dinkes Provinsi Bengkulu
Harini, 2008. Buku Saku: Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC.
Ibrahim, 2002. Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan
Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Luksumawe. Skripsi.
USU. Medan
KBI,2009, Perubahan perilaku menyusui pada masyarakat perkotaan. Diakses dari
http://ASI-Blog.KBI Pada tanggal 26 April 2012
Mansjoer Arif,2002. ASI Eksklusif. http://www.breastfeeding.com Diakses tanggal
24 Januari 2012
Mochtar. 2008. Pemberian ASI pada Ibu primipara. TSKB. Jakarta
Nursalam, 2001. Pengetahuan dan Sikap Merawat Bayi. CV. Sagung Seto. Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2003. Metodelogi Penelitian. Penerbit Erlangga. Jakarta
……………….., Metodelogi Penelitian Kesehaatan. Penerbit Erlangga. Jakarta
41
61. 42
Prastya. 2005. Bayi dan Kebutuhan ASI. UNAND. Sumatera Selatan
POKDI ASI ST.CAROLUS DAN PPKC, 2007, Permasalahan pemberian ASI di
akses dari http:// st.carolus.ASI-bidan/hmtl. Pada tanggal 24 Januari 2012.
Puspitasari, 2008. Management Laktasi. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Roesli. 2008. Management Memberikan ASI. Adi Karya. Jakarta
Ramaiah 2007, Hubungan Dukungan Bidan Dengan Pelaksanaan Pemberian Asi
Eksklusif Di UPTD Puskesmas Cingambul Kabupaten Majalengka. Yogyakarta: FK UGM.
Rahmat. 2008. Gangguan tidur pada remaja. TS. Jakarta
Saddok. 2001. Menwujudkan Bayi tumbuh Sehat dan Sempurna. TSKJ. Jakarta
Selasi,2008. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Jakarta: Nuha Medeka.
Supriyadi, 2002, Praktek Menyusui yang Benar. http://www.geocities.com. Diakses
tanggal 28 Maret 2012
Soetjiningsih, 2007, Pentingnya ASI Bagi Ibu Menyusui. http://www.ayahbunda.co.id
Diakses tanggal 21 April 2012
SDKI 2008– 2009, Hasil survey Kesehatan Dasar. Depkes RI. Jakarta
Weni. 2008. Perawatan Bayi dan Balita. Jakarta
WHO 2009, Intervensi Untuk Pemberian ASI. http://translate.google.co.id. Diakses
tanggal 5 Februari 2012
63. Lampiran 1
-
RENCANA JADWAL PENELITIAN
N
o
Novmber
Kegiatan
I
I
I
PENDAHULUAN
Mengidentifikasi masalah
Pengambilan
judul
Pembuatan
Proposal
Konsul Pembimbing
Perbaikan
Proposal
Ujian Proposal
Perbaikan
Proposal
PELAKSANAAN
Penelitian
Pengolahan
data
I
I
I
Mei
Desember
1 2 3 4
PENYUSUNAN
Laporan
Konsul pembimbing
Perbaikan
dan penyelesaian
Ujian KTI
Perbaikan KTI
Penggandaan
KTI
Januari
1 2 3
Februari
4
1
Maret
April
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
4
1 2 3 4
Juni
Juli
Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
64. Lampiran :2
Bengkulu,
Mei 2012
Kepada
Yth …………………
diWilayah Puskesmas Sawah lebar
Kota Bengkulu
Saya Yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama
2. NIM
: Andeska Mama
: 0924260002 DB
3. Institusi Pendidikan : Akademi Kebidanan Dehasen Bengkulu
Mengajukan permohonan pada ibu untuk menjadi responden dalam penelitian yang saya teliti dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
Pelaksanaan Menyusui
Bayi Pada Ibu Primipara di wilayah kerja
Puskesmas Sawah lebar Kota Bengkulu tahun 2012”, di tempat Ibu. Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, kami mengharapkan partisipasi Ibu dalam menjawab pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya
sesuai dengan pengetahuan, pendapat dan pengalaman yang dimiliki. Indentitas dan jawaban ibu akan dijamin kerahasiaannya.
Terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaan Ibu berpartisipasi dalam penelitian ini.
Pemohon
Andeska Mama
65. Lampiran: 3
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan telah mendapatkan penjelasan dan bersedia untuk turut berpartisipasi sebagai responden dengan memberikan
informasi yang jujur dan sebenar-benarnya serta tanpa paksaan dalam peenelitian
dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui Bayi
Pada Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah lebar Kota Bengkulu
tahun 2012”
Nama
:…………………………………………..
Umur
:………………………………………….
Alamat
:………………………………………….
Saya mengetahui bahwa keterangan yang saya berikan akan bermanfaat bagi
penelitian ini.
Sawah Lebar Kota Bengkulu, …..,……,2012
Responden
(…………………)
66. Lampiran.4
KUESIONER PENELITIAN
Saat ini kami dari Mahasiswa Akademi Kebidan Dehasen Bengkulu, sedang melakukan penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui Bayi Pada Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah lebar Kota
Bengkulu tahun 2012 di tempat Ibu. Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, kami mengharapkan partisipasi Ibu dalam menjawab pertanyaan di bawah ini
dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan pengetahuan, pendapat dan pengalaman yang
dimiliki. Terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaan Ibu berpartisipasi dalam penelitian ini.
No. Kuesioner
:...................................
Hari dan tanggal pengambilan data
:....................................
A. DATA RESPONDEN
1. Nama
:……………………………..
2. Alamat
:…………………………….
3. Umur
:……………………………..
4. Pendidikan
:……………………………..
B. PENGETAHUAN
1. Apa pengertian menyusui?
a. Memberikan air susu ibu pada bayi yang berasal dari payudara
b. Memberikan susu formula
c. Memberikan susu dengan dot
2. Apa pengertian ASI Eklusif?
a. Memberikan ASI saja pada bayi selama 6 bulan
b. Bayi tidak diberikan makanan atau minuman lain selama 6 bulan.
c. A dan B benar
67. 3. Apa itu air susu ibu (ASI)?
a. Makanan terbaik dan sempurna untuk bayi
b. Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
c. A dan B benar
4. Apa manfaat pemberian ASI bagi bayi?
a. Asi memiliki kandungan zat gizi yang sangat lengkap untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangan(kecerdasan) bayi sampai usia 6 bulan
b. Meningkatkan jalinan kasih sayang antara bayi dan ibu
c. A dan B benar
5. Apa manfaat memberikan ASI bagi ibu?
a. Mengurangi perdarahan setelah melabirkan
b. Mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara
c. A dan B benar
6. Bagaimana cara melihat pengamatan teknik menyusui yang benar?
a. Bayi tampak tenang
b. Badan bayi menempel pada perut bayi
c. A dan B benar
7. Bagaimana cara memberikan rangsangan pada bayi untuk menyusui dengan
benar…?
a. Menyetuh pipi atau mulut bayi dengan putting susu
b. Memasuk-masukan puting susu ke dalam mulut bayi secara paksa
c. A dan B benar
8. Bagaimana cara menyusui yang baik dan benar?
a. Sebaiknya sebelum menyusui, ibu mencuci tangan terlebih dahulu
b. Ibu dan bayi harus berada dalam keadaan santai, tenang, dan nyaman
c. A dan B benar
9. Bagaimana cara melepaskan isapan bayi saat menyusui?
a. Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut atau dagu bayi
ditekan kebawah
b. Langsung melepaskan isapan bayi saat menyusui
c. A dan B benar
10. Hal- hal apa sajakah yang harus di perhatikan selama menyusui?
a. Nutrisi
b. Istirahat
c. A dan B benar
68. C. PELAKSANAAN MENYUSUI
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PELAKSANAAN MENYUSUI
Nama Ibu :____________________________
:_______________
Nama Bayi :____________________________
:_______________
Tanda menyusui berjalan baik :
tan :
UMUM IBU
Ibu tampak Sehat
Ibu tampak rileks dan nyaman
nyaman
Terlihat tanda bonding ibu – bayi
bayi
UMUM BAYI
Bayi tampak sehat
sakit
Bayi tampak tenang dan rileks
nangis
Bayi mencari payudara (rooting) bila lapar
(rooting)
PAYUDARA
Payudara tampak sehat
kak
Puting keluar dan lentur
Terasa nyaman, tak nyeri
Payudara ditopang dengan baik oleh jari2
di
Yang jatuh dari Puting
POSISI BAYI
Kepala dan badan bayi dalam garis lurus
Bayi dipeluk dekat dengan bayi
ibu
Seluruh badan bayi ditopang
topang
Bayi mendekat ke payudara,
bir
Tanggal
Umur Bayi
Tanda mungkin ditemukan kesuli-
Ibu tampak sakit atau depresi
Ibu tampak tegang dan tidak
Tidak ada kontak mata ibu –
Bayi tampak mengantuk atau
Bayi tampak gelisah atau meBayi tidak mencari payudara
Payudara tampak merah, bengPuting datar/terbenam
Payudara atau puting nyeri
Payudara ditopang dengan jari2
areola
Leher dan kepala bayi terputar
bayi tidak dipeluk dekat dengan
Hanya leher dan kepala bayi diBayi mendekat ke payudara, bi-
69. hidung berhadapan dengan puting
ing
PELEKATAN BAYI
Tampak lebih banyak areola diatas bibir
bibir
Mulut bayi terbuka lebar
Bibir bawah terputar keluar
Dagu bayi menempel pada payudara
payudara
MENGHISAP
Hisapan lambat, dalam dengan istirahat
Pipi membulat waktu menghisap
menghisap
Bayi melepaskan payudara waktu selesai
ra
Ibu merasakan tanda2 refleks oksitosin
yang jelas
Catatan :
bawah/dagu berhadapan dg put-
Lebih banyak areola dibawah
Mulut bayi tak terbuka lebar
Bibir bawah terputar kedalam
Dagu bayi tidak menempel
Hisapan dangkal dan cepat
Pipi tertarik kedalam waktu
Ibu melepaskan bayi dari payudaTidak tampak tanda oksitosin
78. Frequencies
Notes
Output Created
Comments
Input
03-Jun-2012 10:55:09
Active Dataset
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data
File
Definition of Missing
Missing Value Handling
Cases Used
Syntax
Resources
DataSet0
<none>
<none>
<none>
70
User-defined missing values are treated
as missing.
Statistics are based on all cases with
valid data.
FREQUENCIES VARIABLES=Pengetahuan Pelaksanaan
/ORDER=ANALYSIS.
Processor Time
Elapsed Time
00:00:00.031
00:00:00.016
Statistics
Pengetahuan
N
Valid
Pelaksanaan
70
0
Missing
70
0
Frequency Table
Pengetahuan
Valid
Kurang
Cukup
Baik
Total
Frequency
31
24
15
Percent
44.3
34.3
21.4
Valid Percent
44.3
34.3
21.4
70
100.0
100.0
Cumulative Percent
44.3
78.6
100.0
79. Pelaksanaan
Valid
Kurang
Baik
Total
Frequency
45
25
Percent
64.3
35.7
Valid Percent
64.3
35.7
70
100.0
Cumulative Percent
64.3
100.0
100.0
Crosstabs
Notes
Output Created
Comments
Input
Missing Value Handling
03-Jun-2012 10:55:24
Active Dataset
Filter
Weight
Split File
N of Rows in Working Data
File
Definition of Missing
Cases Used
Syntax
Resources
DataSet0
<none>
<none>
<none>
70
User-defined missing values are treated
as missing.
Statistics for each table are based on all
the cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
CROSSTABS
/TABLES=Pengetahuan BY Pelaksanaan
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT ROW TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Processor Time
Elapsed Time
Dimensions Requested
Cells Available
00:00:00.031
00:00:00.015
2
174762
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Pengetahuan * Pelaksanaan
Missing
Percent
70
100.0%
N
Total
Percent
0
.0%
N
Percent
70
100.0%
80. Pengetahuan
Total
Pengetahuan * Pelaksanaan Crosstabulation
Pelaksanaan
Kurang
Baik
Kurang
Count
26
5
% within Pengetahuan
83.9%
16.1%
% of Total
37.1%
7.1%
Cukup
Count
10
14
% within Pengetahuan
41.7%
58.3%
% of Total
14.3%
20.0%
Baik
Count
9
6
% within Pengetahuan
60.0%
40.0%
% of Total
12.9%
8.6%
Count
45
25
% within Pengetahuan
64.3%
35.7%
% of Total
64.3%
35.7%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Value
a
10.647
11.062
4.571
70
df
2
2
1
Asymp. Sig. (2sided)
.005
.004
.033
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 5.36.
Total
31
100.0%
44.3%
24
100.0%
34.3%
15
100.0%
21.4%
70
100.0%
100.0%
81.
82.
83.
84.
85.
86. BIOGRAFI
Nama : ANDESKA MAMA
Tempat
: Karya mulya, 8 january 1991
Agama
: Islam
Hoby
: membaca buku, AL-QUR’AN
Alamat
: Lubuk Linggau
Riwayat Pendidikan :
SD Neger sp 11 karya
mulya
Tamat tahun 2002
SMP Negeri SP 1 Rejosari
Tamat tahun 2006
SMA Negeri 2 lubuk
linggau
Tamat tahun 2009
Akademi Kebidanan
Dehasen Bengkulu
Tamat tahun 2012