SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
“ Perilaku menyimpang adalah setiap
perilaku yang tidak sesuai dengan norma-
norma dalam masyarakat. “
Sedangkan pelaku yang melakukan
penyimpangan itu disebut devian (deviant).
Adapun perilaku yang sesuai dengan
norma dan nilai yang berlaku dalam
masyarakat disebut konformitas.
Robert M. Z. Lawang.
Perilaku Menyimpang adalah semua tindakan yang
menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem
sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang
berwenang dalam sitem itu untuk memperbaiki perilaku
menyimpang tersebut.
James W. Van Der Zanden.
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap
sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi
oleh sejumlah besar orang.
Bruce J Cohen
Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak
berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak
masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
Menurut Paul B Horton
 Penyimpangan harus dapat didefinisikan, artinya penilaian
menyimpang tidaknya suatu perilaku harus berdasar kriteria
tertentu dan diketahui penyebabnya.
 Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak.
 Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak, artinya
perbedaannya ditentukan oleh frekuensi dan kadar penyimpangan.
 Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal,
artinya budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang
berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Antara budaya nyata
dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan.
 Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan.
Norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang
untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-
nilai tata kelakuan secara terbuka.
 Penyimpangan sosial bersifat adaptif, artinya perilaku menyimpang
Teori Differential Association.
“Penyimpangan sosial bersumber pada pergaulan yang
berbeda dan terjadi melalui proses alih budaya.”
Teori Labeling.
Pandangan teori ini:
“Seseorang melakukan perilaku menyimpang karena
proses Labeling, pemberian julukan, cap, etiket dan merek
yang diberikan masyarakat secara menyimpang sehingga
menyebabkan seseorang melakukan penyimpangan sosial
sesuai dengan label yang diberikan.”
Teori Merton (R. Merton).
Bersumber dari struktur sosial sehingga terjadinya perilaku
menyimpang itu sebagai bentuk adaptasi terhadap situasi
Teori Fungsi (Durkheim).
“Kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak
mungkin terjadi karena setiap orang berbeda satu sama
lainnya tergantung faktor keturunan, lingkungan fisik dan
lingkungan sosial.” Menurut Durkheim kejahatan itu
perlu, agar moralitas dan hukum itu berkembang secara
formal.
Teori konflik (Karl Marx).
“Perilaku menyimpang hanya dalam pandangan kelas
yang berkuasa untuk melindungi kepentingan mereka.”
Jadi, karena ada kelas atas yang selalu menindas kelas
bawah akan menimbulkan pertentangan dan menjadikan
tindakan menyimpang.
Menurut James W. Van Der Zanden:
 Longgar/tidaknya nilai dan norma.
Longgarnya nilai dan norma disuatu daerah akan
berdampak pada perilaku menyimpang dalam masyarakat.
Semakin longgar suatu nilai dan norma dalam masyarakat akan
semakin mudah orang melakukan penyimpangan di daerah atau
masyarakat lainnya.
Contoh: seseorang yang hidup di Barat ciuman depan
umum hal yang wajar, ketika ia ke Indonesia dan melakukan hal
yang sama akan dikatakan sebagai tindakan menyimpang.
 Sosialisasi yang tidak sempurna.
Ketika seseorang dalam proses sosialisasinya dalam
keluarga tidak sempurna, maka tak jarang seorang anak akan
melakukan tindakan menyimpang.
Contoh: seorang anak yang kedua orang tuanya telah
bercerai akan memungkinkan melakukan tindakan yang sama
 Sosialisasi sub kebudayaan yang menyimpang.
Meski sosialisasi dalam keluarga sudah
baik, tetapi ketika mendapatkan sub budaya
yang berbeda dari keluarga atau pengaruh dari
budaya luar akan berdampak pada tindakan
menyimpang.
Contoh: seorang anak yang taat pada orang
tua bersahabat dengan anak yang menyimpang
maka secara tidak langsung anak yang taat
akan melakukan seperti yang dilakukan
temannya.
Menurut Casare Lombroso:
 Biologis.
Orang yang memiliki ciri fisik tertentu akan berdampak
pada tindakan seseorang.
Contoh: ketika orang memiliki badan besar sering
dikatakan sebagai orang pemarah dan tukang pukul. Karena
anggapan seperti itulah orang yang berbadan besar menjadi
apa yang dikatakan oleh masyarakat.
 Psikologis.
Secara psikologis seseorang juga akan berdampak
pada tindakannya, seperti seseorang yang trauma atau
kepribadian yang retak akan sering melakukan tindakan
menyimpang.
Contoh: orang yang ditinggal pacar melakukan bunuh
diri.
 Sosiologis.
Perilaku menyimpang juga dapat dipengaruhi oleh
faktor sosiologis yaitu pengaruh lingkungan sekitar.
Contohnya: anak yang rajin berteman dengan anak
Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
menyimpang adalah:
 Pertentangan antara norma kelompok dengan norma
masyarakat
 Tidak mempunyai seseorang sebagai panutan dalam
memahami dan meresapi tata nilai atau norma-norma
yang berlaku di masyarakat.
 Pengaruh lingkungan kehidupan sosial yang tidak baik.
 Pertentangan antar agen sosialisasi
 Pengaruh fisik dan jiwa seseorang.
 Proses bersosialisasi yang negatif.
 Ketidakadilan.
Berdasarkan kadar penyimpangan, menurut Lemert (1951)
 Penyimpangan Primer (Primary Deviation).
Penyimpangan yang dilakukan seseorang akan tetapi si pelaku
masih dapat diterima masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat
temporer atau sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang
dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat.
Contoh: menunggak iuran listrik, telepon, melanggar rambu-
rambu lalu lintas.
 Penyimpangan Sekunder (secondary deviation)
Berupa perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum
dikenal sebagai perilaku menyimpang. Pelaku didominasi oleh
tindakan menyimpang tersebut, karena merupakan tindakan
pengulangan dari penyimpangan sebelumnya. Penyimpangan ini
tidak bisa ditolerir oleh masyarakat. Penyimpangan jenis ini
sangat merugikan orang lain, sehingga pelakunya dapat dikenai
Berdasarkan pelaku penyimpangan
 Penyimpangan individu (individual deviation).
Dilakukan secara perorangan tanpa campur tangan orang
lain dan berupa pelanggaran terhadap norma-norma suatu
kebudayaan yang telah mapan.
Contoh: tidak patuh pada perintah orang tua
(Pembandel), tidak taat pada orang berwenang seperti RW
atau guru (pembangkang), menerobos lampu merah
(pelanggar), pencopet di pasar (perusuh atau penjahat).
 Penyimpangan kelompok (kelompok deviation).
Dilakukan secara bersama-sama atau secara berkelompok
dengan melanggar norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat. Penyimpangan yang dilakukan kelompok,
umumnya sebagai akibat pengaruh pergaulan/teman.
penyimpangan kelompok biasanya lebih sulit dikendalikan
karena mereka patuh pada aturan kelompoknya dan fanatik
sehingga lebih berbahaya dari penyimpangan individu.
Contoh: tawuran pelajar, kenakalan remaja,
penyimpangan kebudayaan, pemberontakan, perkelahian
 Penyimpangan campuran (mixture of both deviation)
Diawali oleh individu, selanjutnya memengaruhi
orang lain agar ikut dalam penyimpangan. Dalam hal
ini, orang yang terpengaruh akan mengikuti jejak
para propokatornya.
Contoh: demonstrasi damai berubah menjadi
anarkis ketika salah satu demonstran melakukan
penyimpangan, pemalsuan uang, dan pengedaran
narkoba.
Berdasarkan sifat penyimpangan
 Penyimpangan positif.
Penyimpangan atau perilaku yang melanggar atau tidak
sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat, tetapi
memiliki dampak positif bagi dirinya atau masyarakat
karena memberikan unsur kreatif dan inovatif.
Contoh: dahulu istri tidak boleh kerja di luar atau
mengerjakan pekerjaan lelaki seperti jadi sopir taksi,
akan tetapi karena suami tidak mampu lagi bekerja
sehingga istrinya lah yang bekerja.
 Penyimpangan negatif.
Penyimpangan ini bersifat negatif karena tindakannya
cenderung merugikan dirinya, masyarakat,
menghancurkan barang atau benda, bahkan
menimbulkan korban.
Contohnya: korupsi, pencurian, demonstrasi anarkis,
dan pembunuhan.
 Penyalah gunaan narkotika
Heroin, ganja, ekstasi, shabu-shabu
 Kenakalan remaja
Bolos sekolah, tawuran, ugal-ugalan di jalan raya
 Minuman keras (alkoholisme)
 Pelacuran
 Penyimpangan seksual
Lesbian dan homoseksual, sodomi, perzinahan (sek diluar
nikah)
 Tindakan kejahatan
Pembunuhan, pencurian, perampokan, pemerkosaan
 Gaya hidup
Sikap arogansi, sikap eksentrik (sikap yang aneh dari
lainnya seperti anak funk)
Dampak pribadi
 Dikucilkan masyarakat atau
mencelakakan dirinya
sendiri
 Terganggunya
perkembangan jiwa
 Mengahncurkan masa
depan
 Menjauhkan diri pada tuhan
Dampak masyarakat
 Terganggunya
keseimbangan sosial
 Pudarnya nilai dan norma
Dampak positif
 Menumbuhkan kesatuan
masyarakat
 Memperkokoh nilai-nilai
dan norma dalam
masyarakat
 Memperjelas batas moral
 Mendorong terjadinya
perubahan sosial
 Penanaman nilai dan norma terhadap anak
 Penanaman nilai-nilai ketuhanan
 Pelaksanaan peraturan tidak memihak dan
tegas
 Pembentukan kepribadian yang kuat
 Melaksanakan penyuluhan-penyuluhan dan
rehabilitasi
 Mengembangkan kegiatan-kegiatan positif
 Mengembangkan kerukunan antar warga
masyarakat
Pengendalian sosial adalah suatu upaya yang
dilakukan oleh setiap lembaga untuk mencegah terjadinya
penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan
masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan nilai dan
norma yang telah ditetapkan ataudi berlakukan.
Ciri-ciri yang terdapat dalam pengendalian sosial
 Suatu cara atau metode tertentu terhadap masyarakat.
 Bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan
perubahan-perubahan yang terus terjadi di dalam suatu
masyarakat.
 Dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok
lainnya atau oleh suatu kelompok terhadap individu.
 Dilakukan secara timbal balik meskipun terkadang tidak
 Peter L Berger
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang
digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya
yang menyimpang.
 Horton dan Hunt
Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses
yang ditempuh oleh sekelompok orang tua atau
masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak
sesuai harapan kelompok atau masyarakat.
 Bruce J Cohen
Pengendalian sosial adalah cara-cara atau metode yang
digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku
selaras dengan kehendak-kehendak kelompok atau
 Pengendalian kelompok terhadap kelompok
Pengendalian ini terjadi apabila suatu kelompok mengawasi
perilaku kelompok lain, misalnya polisi mengawasi
masyarakat.
 Pengendalian kelompok terhadap anggota-anggotanya
Pengendalian ini terjadi apabila suatu kelompok menentukan
perilaku anggota-anggotanya, misalnya suatu perusahaan
yang mencatat seorang karyawannya yang telah berbuat
kriminal menggelapkan uang perusahaan.
 Pengendalian individu terhadap kelompok
Misalnya seorang guru yang mengawasi siswa saat ujian
berlangsung.
 Pengendalian individu terhadap individu lainnya
Pengendalian ini terjadi apaibla individu melakukan
pengawasan terhadap individu lain, misalnya ibu mengawasi
anaknya.
Tujuan pengendalian
sosial:
1. Agar masyarakat
mematuhi nilai dan
norma sosial yang
berlaku.
2. Agar tercipta keserasian
dan kenyamanan dalam
masyarakat.
3. Agar pelaku
penyimpangan kembali
mematuhi norma yang
berlaku.
Fungsi pengendalian
sosial:
1. Mempertebal keyakinan
masyarakat terhadap
norma sosial.
2. Memberikan imbalan
kepada warga yang
menaati norma.
3. Mengembangkan rasa
takut untuk tidak
melakukan perbuatan
yang dinilai mengandung
resiko.
4. Menciptakan sistem
hukum (aturan yang
Berdasarkan Sifatnya
 Preventif
Dilakukan untuk mencegah kejadian yang belum terjadi
atau usaha yang dilakukan sebelum terjadinya suatu
pelanggaran. Dalam preventif masyarakat atau seseorang
diarahkan, dibujuk, atau diingatkan supaya jangan
melakukan pelanggaran yang telah disebutkan.
Contoh: Pak Rahman mengingatkan murid-muridnya
untuk selalu berbuat sopan santun serta baik kepada
semua orang agar tidak terjadi tindakan anarkis. Dalam
contoh tersebut dijelaskan bahwa Pak Rahman perlu
mengingatkan kepada muridnya selalu berbuat baik.
Karena, jika tidak mungkin murid tersebut sudah
 Represif
Dilakukan setelah terjadinya suatu pelanggaran atau
usaha yang dilakukan setelah pelanggaran terjadi.
Dalam represif seseorang yang telah melanggar
perbuatan akan dihukum ataupun ditangkap oleh
polisi dan dijebloskan dalam penjara.
Contoh: seorang siswa ketahuan memakai
narkoba saat dijalanan tak lama kemudian datanglah
polisi dan kemudian ditangkapnya untuk meminta
penjelasan lebih lanjut di kantor polisi. Pada contoh
tersebut, seorang polisi menangkap seorang murid
yang telah melanggar aturan seperti memakai
narkoba. Maka pantaslah bahwa siswa tersebut di
tangkap oleh polisi karena telah melanggar aturan.
Berdasarkan Prosesnya
 Persuasif
Bentuk pengendalian sosial yang bersifat membujuk atau mengarahkan
masyarakat agar taat dan patuh terhadap nilai dan norma yang telah
ditetapkan. Atau dalam arti lain, menggunakan pendekatan atau
sosialisasi.
Contoh: setiap tiga bulan sekali di sekolah-sekolah SMA
khususnya, sering diadakan penyuluhan tentang bahaya dari narkoba
serta penyebab-penyabab memakai narkoba. Pada contoh tersebut
penyuluhan merupakan cara yang tepat untuk melakukan bujukan atau
arahan kepada siswa supaya para siswa dapat menghindar jauh-jauh
dari bahaya narkoba.
 Koersif
Bentuk pengendalian sosial yang bersifat kekerasan, bertujuan untuk
menyelesaikan permasalahan dengan cara kekerasan atau tindakan
anarkis.
Contoh: karena naiknya harga listrik yang begitu drastis, para
warga setempat protes di depan kantor PLN yang terdapat di masing-
masing wilayah, karena tidak dapat diselesaikan dengan baik, akhirnya
warga tersebut melempari kantor PLN tersebut dengan benda-benda
keras serta memecahkan kaca kantor PLN tersebut menggunakan batu
sebanyak mungkin kadang ada yang amat keras untuk membakar
gedung PLN tersebut. Pada contoh tersebut, bahwa warga yang
melakukan tindakan anarkis disebutlah koersif. Karena, para warga tidak
Menurut waktunya
 Pengendalian Preventif
Pengendalian sosial preventif adalah pengendalian sosial
yang dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan
perilaku.
Contoh: dapat berbentuk nasihat, anjuran dan lain-lain.
 Pengendalian represif
Pengendalian sosial represif adalah pengendalian sosial
yang dilakukan setelah terjadinya pelanggaran atau
penyimpangan perilaku.
Contoh: dapat berbentuk teguran, peringatan lisan dan
tertulis, sanksi administrasi, denda, dan bahkan hukuman
Menurut Petugasnya
 Pengendalian sosial formal
Yaitu pengendalian sosial yang dilakukan oleh
aparatur Negara, misalnya pengamanan yang
dilakukan oleh polisi, hakim, dan jaksa, serta oleh
aparat KPK.
 Pengendalian sosial nonformal
Yaitu pengendalian sosial yang dilakukan oleh
warga masyarakat biasa dalam bentuk unjuk
rasa, demonstrasi yang dilakukan ibu-ibu rumah
tangga, mahasiswa, dan tokoh-tokoh masyarakat
lainnya.
Menurut sifatnya
 Pengendalian sosial kuratif
Pengendalian sosial kuartif adalah pengendalian
sosial dalam bentuk pembinaan atau penyembuhan
terhadap berbagai macam bentuk perilaku yang
menyimpang, misalnya penyembuhan kepada eks
pemakai narkoba.
 Pengendalian sosial partisipatif
Pengendalian sosial partisipatif adalah pengendalian
sosial yang dilakukan dengan mengikutsertakan
pelaku untuk melakukan penyembuhan atau
perbaikan perilaku. Misalnya kepada mantan pencuri
yang ditugaskan menjadi aparat keamanan.
 Pendidikan Agama
Pendidikan Agama dapat berperan sebagai alat pengendalian
sosial, karena Agama dapat memengaruhi sikap dan perilaku
para pemeluknya dalam pergaulan hidup masyarakat.
 Hukuman
Dengan adanya sanksi hukuman yang keras, tentunya akan
membuat jera bagi para pelanggar, sehingga tidak berani
mengulanginya lagi.
 Gosip atau desas-desus
Gosip atau desas-desus adalah bentuk pengendalian sosial atau
kritik sosial yang dilontarkan secara tertutup oleh masyarakat
terhadap warga masyarakat yang menyimpang perilakunya.
 Teguran
Teguran adalah kritik sosial yang dilontarkan secara
terbuka oleh masyarakat terhadap warga masyarakat yang
berperilaku menyimpang.
 Pendidikan
Pendidikan juga berperan sebagai alat pengendalian sosial
karena pendidikan dapat membina dan mengarahkan
warga masyarakat terutama anak sekolah kepada
pembentukan sikap dan tindakan para siswa yang
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, masyarakat,
bangsa dan negaranya.
 Kepercayaan terhadap hal-hal yang bersifat
supernatural
Diantara masyarakat primitif, baik orang purba maupun
orang modern keduanya menggunakan sarana biasa
maupun sarana supernatural (yang bersifat melebihi
Pengendalian Sosial secara Formal
 Pengendalian sosial melalui hukuman fisik
Pengendalian sosial cara ini dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi
atau yang diakui keberadaannya. Contohnya penembakan pelaku
teroris yang menyerang aparat kepolisian.
 Pengendalian sosial melalui lembaga pendidikan
Pendidikan merupakan pengendalian sosial secara terencana dan
berkesinambungan agar terjadi perubahan-perubahan positif dalam
perilaku seseorang. Dengan hal itu, diharapkan perilaku tersebut
tidak menyimpang dari norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
berlaku di masyarakat.
 Pengendalian sosial melalui ajaran agama
Setiap pemeluk agama akan berusaha sedapat mungkin
menjalankan ajaran agamanya tersebut dalam tingkah lakunya
sehari-hari. Ajaran agama mempunyai sanksi mutlak. Hal ini
membuat ajaran agama sebagai media pengendalian sosial yang
Pengendalian Sosial secara Informal
Secara informal pengendalian sosial dapat dilakukan melalui
cemoohan, gosip, ostrasisme dan fraundulens.
 Cemoohan
Cemoohan adalah tindakan membicarakan seseorang dengan
menggunakan kata-kata kiasan, perumpamaan, atau kata-kata yang
berlebihan serta bermakna negatif.
 Desas-desus (gosip)
Desas-desus adalah berita yang menyebar secara cepat dan tidak
berdasarkan fakta atau bukti-bukti kuat.
 Ostrasisme (pengucilan)
Ostrasisme adalah suatu tindakan pemutusan hubungan sosial dari
sekelompok orang terhadap seorang anggota masyarakat.
 Fraundulens
Fraundulens merupakan bentuk pengendalian sosial yang umumnya
terdapa pada anak kecil. Misalnya, A bertengkar dengan B. Jika si A
lebih kecil dari B, maka si A mengancam bahwa dia mempunyai
kakak yang berani yang dapat mengalahkan B.
 Lembaga kepolisian
Polisi merupakan aparat resmi pemerintah untuk
menertibkan keamanan. Tugas-tugas polisi, antara lain
memelihara ketertiban masyarakat, menjaga dan menahan
setiap anggota masyarakat yang dituduh dan dicurigai
melakukan kejahatan yang meresahkan masyarakat,
misalnya pencuri, perampok dan pembunuh.
 Pengadilan
Pengadilan lembaga resmi yang dibentuk pemerintah untuk
menangani perselisihan atau pelanggaran kaidah di dalam
masyarakat. Pengadilan memiliki unsur-unsur yang saling
berhubungan satu sama lain. Unsur-nsur yang saling
berhubungan dengan pengadilan adalah hakim, jaksa dan
pengacara. Dalam proses persidangan, jaksa bertugas
menuntut pelaku untuk dijatuhi hukuman sesuai peraturan
yanag berlaku. Hakim bertugas menetapkan dan
menjatuhkan putusan berdasarkan data dan keterangan
 Tokoh adat
Tokoh adat adalah pihak ang berperan menegakkan
aturan adat. Peranan tokoh adat adalah sangat penting
dalam pengendalian sosial. Tokoh adat berperan dalam
membina dan mengendalikan sikap dan tingkah laku
warga masyarakat agar sesuai dengan ketentuan adat.
 Tokoh agama
Tokoh agama adalah orang yang memiliki pemahaman
luas tentang agama dan menjalankan pengaruhnya sesuai
dengan pemahaman tersebut. Pengendalian yang
dilakukan tokoh agama terutama ditujukan untuk
menentang perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai dan
norma agama.
 Tokoh masyarakat
Tokoh masyarakat adalah setiap orang yang memiliki
pengaruh besar, dihormati, dan disegani dalam suatu
masyarakat karena aktivitasnya, kecakapannya dan sifat-
sifat tertentu yang dimilikinya.
PENGENDALIAN PERILAKU MENYIMPANG

More Related Content

Similar to PENGENDALIAN PERILAKU MENYIMPANG

Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"Listya Angreni
 
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosial
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosialBab 5 penyimpangan dan peradilan sosial
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosialSilvester Nyawai
 
Bab 5 perilaku menyimpang
Bab 5 perilaku menyimpangBab 5 perilaku menyimpang
Bab 5 perilaku menyimpangRobbie AkaChopa
 
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialPerilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialLiananda Indri Putri
 
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialPerilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialLiananda Indri Putri
 
Penyimpangan sosiologi kelas X
Penyimpangan sosiologi kelas XPenyimpangan sosiologi kelas X
Penyimpangan sosiologi kelas XKarina Febrianti
 
Penyimpangan Sosial - Tugas Sosiologi Kelas X 10 SMA -
Penyimpangan Sosial - Tugas Sosiologi Kelas X 10 SMA - Penyimpangan Sosial - Tugas Sosiologi Kelas X 10 SMA -
Penyimpangan Sosial - Tugas Sosiologi Kelas X 10 SMA - Adam Sufi Ibrahim Rangkuti
 
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 l
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 lBagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 l
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 lEka Nur Fitriyani
 
Perilaku menyimpang pada_remaja
Perilaku menyimpang pada_remajaPerilaku menyimpang pada_remaja
Perilaku menyimpang pada_remajaAris Pratama
 
X Bab 3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum 2013 2).pptx
X Bab 3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum 2013 2).pptxX Bab 3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum 2013 2).pptx
X Bab 3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum 2013 2).pptxchristin84
 
Perilaku menyimpang dan sikap antisosial
Perilaku menyimpang dan sikap antisosialPerilaku menyimpang dan sikap antisosial
Perilaku menyimpang dan sikap antisosialCornelia Riasdita
 
Rahmania alfa rodina (penyimpangan sosial)
Rahmania alfa rodina (penyimpangan sosial)Rahmania alfa rodina (penyimpangan sosial)
Rahmania alfa rodina (penyimpangan sosial)Eka Nur Fitriyani
 
Sosiologi - Penyimpangan sosial
Sosiologi - Penyimpangan sosialSosiologi - Penyimpangan sosial
Sosiologi - Penyimpangan sosialdionadya p
 
Perilaku menyimpang-dan-pengendalian-sosial
Perilaku menyimpang-dan-pengendalian-sosialPerilaku menyimpang-dan-pengendalian-sosial
Perilaku menyimpang-dan-pengendalian-sosialFathur Marah
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Sosiologi presentation
Sosiologi presentationSosiologi presentation
Sosiologi presentationMiji Taher
 

Similar to PENGENDALIAN PERILAKU MENYIMPANG (20)

Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
Sosiologi kelas X "Perilaku Menyimpang"
 
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosial
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosialBab 5 penyimpangan dan peradilan sosial
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosial
 
Bab 5 perilaku menyimpang
Bab 5 perilaku menyimpangBab 5 perilaku menyimpang
Bab 5 perilaku menyimpang
 
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialPerilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
 
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosialPerilaku menyimpang dan sikap anti sosial
Perilaku menyimpang dan sikap anti sosial
 
Penyimpangan sosiologi kelas X
Penyimpangan sosiologi kelas XPenyimpangan sosiologi kelas X
Penyimpangan sosiologi kelas X
 
Penyimpangan Sosial - Tugas Sosiologi Kelas X 10 SMA -
Penyimpangan Sosial - Tugas Sosiologi Kelas X 10 SMA - Penyimpangan Sosial - Tugas Sosiologi Kelas X 10 SMA -
Penyimpangan Sosial - Tugas Sosiologi Kelas X 10 SMA -
 
Penyimpangan sosial
Penyimpangan sosialPenyimpangan sosial
Penyimpangan sosial
 
Tugas peruu cetak
Tugas peruu cetakTugas peruu cetak
Tugas peruu cetak
 
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 l
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 lBagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 l
Bagas yudi septiadi (penyimpangan sosia0 l
 
Perilaku menyimpang pada_remaja
Perilaku menyimpang pada_remajaPerilaku menyimpang pada_remaja
Perilaku menyimpang pada_remaja
 
X Bab 3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum 2013 2).pptx
X Bab 3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum 2013 2).pptxX Bab 3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum 2013 2).pptx
X Bab 3 Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikulum 2013 2).pptx
 
Perilaku menyimpang dan sikap antisosial
Perilaku menyimpang dan sikap antisosialPerilaku menyimpang dan sikap antisosial
Perilaku menyimpang dan sikap antisosial
 
Rahmania alfa rodina (penyimpangan sosial)
Rahmania alfa rodina (penyimpangan sosial)Rahmania alfa rodina (penyimpangan sosial)
Rahmania alfa rodina (penyimpangan sosial)
 
Makalah sosiologi
Makalah sosiologiMakalah sosiologi
Makalah sosiologi
 
Sosiologi - Penyimpangan sosial
Sosiologi - Penyimpangan sosialSosiologi - Penyimpangan sosial
Sosiologi - Penyimpangan sosial
 
Perilaku menyimpang-dan-pengendalian-sosial
Perilaku menyimpang-dan-pengendalian-sosialPerilaku menyimpang-dan-pengendalian-sosial
Perilaku menyimpang-dan-pengendalian-sosial
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Sosiologi presentation
Sosiologi presentationSosiologi presentation
Sosiologi presentation
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

PENGENDALIAN PERILAKU MENYIMPANG

  • 1.
  • 2. “ Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma- norma dalam masyarakat. “ Sedangkan pelaku yang melakukan penyimpangan itu disebut devian (deviant). Adapun perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat disebut konformitas.
  • 3. Robert M. Z. Lawang. Perilaku Menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sitem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut. James W. Van Der Zanden. Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang. Bruce J Cohen Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
  • 4. Menurut Paul B Horton  Penyimpangan harus dapat didefinisikan, artinya penilaian menyimpang tidaknya suatu perilaku harus berdasar kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya.  Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak.  Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak, artinya perbedaannya ditentukan oleh frekuensi dan kadar penyimpangan.  Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal, artinya budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan.  Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan. Norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai- nilai tata kelakuan secara terbuka.  Penyimpangan sosial bersifat adaptif, artinya perilaku menyimpang
  • 5. Teori Differential Association. “Penyimpangan sosial bersumber pada pergaulan yang berbeda dan terjadi melalui proses alih budaya.” Teori Labeling. Pandangan teori ini: “Seseorang melakukan perilaku menyimpang karena proses Labeling, pemberian julukan, cap, etiket dan merek yang diberikan masyarakat secara menyimpang sehingga menyebabkan seseorang melakukan penyimpangan sosial sesuai dengan label yang diberikan.” Teori Merton (R. Merton). Bersumber dari struktur sosial sehingga terjadinya perilaku menyimpang itu sebagai bentuk adaptasi terhadap situasi
  • 6. Teori Fungsi (Durkheim). “Kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak mungkin terjadi karena setiap orang berbeda satu sama lainnya tergantung faktor keturunan, lingkungan fisik dan lingkungan sosial.” Menurut Durkheim kejahatan itu perlu, agar moralitas dan hukum itu berkembang secara formal. Teori konflik (Karl Marx). “Perilaku menyimpang hanya dalam pandangan kelas yang berkuasa untuk melindungi kepentingan mereka.” Jadi, karena ada kelas atas yang selalu menindas kelas bawah akan menimbulkan pertentangan dan menjadikan tindakan menyimpang.
  • 7. Menurut James W. Van Der Zanden:  Longgar/tidaknya nilai dan norma. Longgarnya nilai dan norma disuatu daerah akan berdampak pada perilaku menyimpang dalam masyarakat. Semakin longgar suatu nilai dan norma dalam masyarakat akan semakin mudah orang melakukan penyimpangan di daerah atau masyarakat lainnya. Contoh: seseorang yang hidup di Barat ciuman depan umum hal yang wajar, ketika ia ke Indonesia dan melakukan hal yang sama akan dikatakan sebagai tindakan menyimpang.  Sosialisasi yang tidak sempurna. Ketika seseorang dalam proses sosialisasinya dalam keluarga tidak sempurna, maka tak jarang seorang anak akan melakukan tindakan menyimpang. Contoh: seorang anak yang kedua orang tuanya telah bercerai akan memungkinkan melakukan tindakan yang sama
  • 8.  Sosialisasi sub kebudayaan yang menyimpang. Meski sosialisasi dalam keluarga sudah baik, tetapi ketika mendapatkan sub budaya yang berbeda dari keluarga atau pengaruh dari budaya luar akan berdampak pada tindakan menyimpang. Contoh: seorang anak yang taat pada orang tua bersahabat dengan anak yang menyimpang maka secara tidak langsung anak yang taat akan melakukan seperti yang dilakukan temannya.
  • 9. Menurut Casare Lombroso:  Biologis. Orang yang memiliki ciri fisik tertentu akan berdampak pada tindakan seseorang. Contoh: ketika orang memiliki badan besar sering dikatakan sebagai orang pemarah dan tukang pukul. Karena anggapan seperti itulah orang yang berbadan besar menjadi apa yang dikatakan oleh masyarakat.  Psikologis. Secara psikologis seseorang juga akan berdampak pada tindakannya, seperti seseorang yang trauma atau kepribadian yang retak akan sering melakukan tindakan menyimpang. Contoh: orang yang ditinggal pacar melakukan bunuh diri.  Sosiologis. Perilaku menyimpang juga dapat dipengaruhi oleh faktor sosiologis yaitu pengaruh lingkungan sekitar. Contohnya: anak yang rajin berteman dengan anak
  • 10. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang adalah:  Pertentangan antara norma kelompok dengan norma masyarakat  Tidak mempunyai seseorang sebagai panutan dalam memahami dan meresapi tata nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.  Pengaruh lingkungan kehidupan sosial yang tidak baik.  Pertentangan antar agen sosialisasi  Pengaruh fisik dan jiwa seseorang.  Proses bersosialisasi yang negatif.  Ketidakadilan.
  • 11. Berdasarkan kadar penyimpangan, menurut Lemert (1951)  Penyimpangan Primer (Primary Deviation). Penyimpangan yang dilakukan seseorang akan tetapi si pelaku masih dapat diterima masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Contoh: menunggak iuran listrik, telepon, melanggar rambu- rambu lalu lintas.  Penyimpangan Sekunder (secondary deviation) Berupa perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum dikenal sebagai perilaku menyimpang. Pelaku didominasi oleh tindakan menyimpang tersebut, karena merupakan tindakan pengulangan dari penyimpangan sebelumnya. Penyimpangan ini tidak bisa ditolerir oleh masyarakat. Penyimpangan jenis ini sangat merugikan orang lain, sehingga pelakunya dapat dikenai
  • 12. Berdasarkan pelaku penyimpangan  Penyimpangan individu (individual deviation). Dilakukan secara perorangan tanpa campur tangan orang lain dan berupa pelanggaran terhadap norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Contoh: tidak patuh pada perintah orang tua (Pembandel), tidak taat pada orang berwenang seperti RW atau guru (pembangkang), menerobos lampu merah (pelanggar), pencopet di pasar (perusuh atau penjahat).  Penyimpangan kelompok (kelompok deviation). Dilakukan secara bersama-sama atau secara berkelompok dengan melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan yang dilakukan kelompok, umumnya sebagai akibat pengaruh pergaulan/teman. penyimpangan kelompok biasanya lebih sulit dikendalikan karena mereka patuh pada aturan kelompoknya dan fanatik sehingga lebih berbahaya dari penyimpangan individu. Contoh: tawuran pelajar, kenakalan remaja, penyimpangan kebudayaan, pemberontakan, perkelahian
  • 13.  Penyimpangan campuran (mixture of both deviation) Diawali oleh individu, selanjutnya memengaruhi orang lain agar ikut dalam penyimpangan. Dalam hal ini, orang yang terpengaruh akan mengikuti jejak para propokatornya. Contoh: demonstrasi damai berubah menjadi anarkis ketika salah satu demonstran melakukan penyimpangan, pemalsuan uang, dan pengedaran narkoba.
  • 14. Berdasarkan sifat penyimpangan  Penyimpangan positif. Penyimpangan atau perilaku yang melanggar atau tidak sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat, tetapi memiliki dampak positif bagi dirinya atau masyarakat karena memberikan unsur kreatif dan inovatif. Contoh: dahulu istri tidak boleh kerja di luar atau mengerjakan pekerjaan lelaki seperti jadi sopir taksi, akan tetapi karena suami tidak mampu lagi bekerja sehingga istrinya lah yang bekerja.  Penyimpangan negatif. Penyimpangan ini bersifat negatif karena tindakannya cenderung merugikan dirinya, masyarakat, menghancurkan barang atau benda, bahkan menimbulkan korban. Contohnya: korupsi, pencurian, demonstrasi anarkis, dan pembunuhan.
  • 15.  Penyalah gunaan narkotika Heroin, ganja, ekstasi, shabu-shabu  Kenakalan remaja Bolos sekolah, tawuran, ugal-ugalan di jalan raya  Minuman keras (alkoholisme)  Pelacuran  Penyimpangan seksual Lesbian dan homoseksual, sodomi, perzinahan (sek diluar nikah)  Tindakan kejahatan Pembunuhan, pencurian, perampokan, pemerkosaan  Gaya hidup Sikap arogansi, sikap eksentrik (sikap yang aneh dari lainnya seperti anak funk)
  • 16. Dampak pribadi  Dikucilkan masyarakat atau mencelakakan dirinya sendiri  Terganggunya perkembangan jiwa  Mengahncurkan masa depan  Menjauhkan diri pada tuhan Dampak masyarakat  Terganggunya keseimbangan sosial  Pudarnya nilai dan norma Dampak positif  Menumbuhkan kesatuan masyarakat  Memperkokoh nilai-nilai dan norma dalam masyarakat  Memperjelas batas moral  Mendorong terjadinya perubahan sosial
  • 17.  Penanaman nilai dan norma terhadap anak  Penanaman nilai-nilai ketuhanan  Pelaksanaan peraturan tidak memihak dan tegas  Pembentukan kepribadian yang kuat  Melaksanakan penyuluhan-penyuluhan dan rehabilitasi  Mengembangkan kegiatan-kegiatan positif  Mengembangkan kerukunan antar warga masyarakat
  • 18. Pengendalian sosial adalah suatu upaya yang dilakukan oleh setiap lembaga untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang telah ditetapkan ataudi berlakukan. Ciri-ciri yang terdapat dalam pengendalian sosial  Suatu cara atau metode tertentu terhadap masyarakat.  Bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan yang terus terjadi di dalam suatu masyarakat.  Dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya atau oleh suatu kelompok terhadap individu.  Dilakukan secara timbal balik meskipun terkadang tidak
  • 19.  Peter L Berger Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang menyimpang.  Horton dan Hunt Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang tua atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan kelompok atau masyarakat.  Bruce J Cohen Pengendalian sosial adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak-kehendak kelompok atau
  • 20.  Pengendalian kelompok terhadap kelompok Pengendalian ini terjadi apabila suatu kelompok mengawasi perilaku kelompok lain, misalnya polisi mengawasi masyarakat.  Pengendalian kelompok terhadap anggota-anggotanya Pengendalian ini terjadi apabila suatu kelompok menentukan perilaku anggota-anggotanya, misalnya suatu perusahaan yang mencatat seorang karyawannya yang telah berbuat kriminal menggelapkan uang perusahaan.  Pengendalian individu terhadap kelompok Misalnya seorang guru yang mengawasi siswa saat ujian berlangsung.  Pengendalian individu terhadap individu lainnya Pengendalian ini terjadi apaibla individu melakukan pengawasan terhadap individu lain, misalnya ibu mengawasi anaknya.
  • 21. Tujuan pengendalian sosial: 1. Agar masyarakat mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku. 2. Agar tercipta keserasian dan kenyamanan dalam masyarakat. 3. Agar pelaku penyimpangan kembali mematuhi norma yang berlaku. Fungsi pengendalian sosial: 1. Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma sosial. 2. Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma. 3. Mengembangkan rasa takut untuk tidak melakukan perbuatan yang dinilai mengandung resiko. 4. Menciptakan sistem hukum (aturan yang
  • 22. Berdasarkan Sifatnya  Preventif Dilakukan untuk mencegah kejadian yang belum terjadi atau usaha yang dilakukan sebelum terjadinya suatu pelanggaran. Dalam preventif masyarakat atau seseorang diarahkan, dibujuk, atau diingatkan supaya jangan melakukan pelanggaran yang telah disebutkan. Contoh: Pak Rahman mengingatkan murid-muridnya untuk selalu berbuat sopan santun serta baik kepada semua orang agar tidak terjadi tindakan anarkis. Dalam contoh tersebut dijelaskan bahwa Pak Rahman perlu mengingatkan kepada muridnya selalu berbuat baik. Karena, jika tidak mungkin murid tersebut sudah
  • 23.  Represif Dilakukan setelah terjadinya suatu pelanggaran atau usaha yang dilakukan setelah pelanggaran terjadi. Dalam represif seseorang yang telah melanggar perbuatan akan dihukum ataupun ditangkap oleh polisi dan dijebloskan dalam penjara. Contoh: seorang siswa ketahuan memakai narkoba saat dijalanan tak lama kemudian datanglah polisi dan kemudian ditangkapnya untuk meminta penjelasan lebih lanjut di kantor polisi. Pada contoh tersebut, seorang polisi menangkap seorang murid yang telah melanggar aturan seperti memakai narkoba. Maka pantaslah bahwa siswa tersebut di tangkap oleh polisi karena telah melanggar aturan.
  • 24. Berdasarkan Prosesnya  Persuasif Bentuk pengendalian sosial yang bersifat membujuk atau mengarahkan masyarakat agar taat dan patuh terhadap nilai dan norma yang telah ditetapkan. Atau dalam arti lain, menggunakan pendekatan atau sosialisasi. Contoh: setiap tiga bulan sekali di sekolah-sekolah SMA khususnya, sering diadakan penyuluhan tentang bahaya dari narkoba serta penyebab-penyabab memakai narkoba. Pada contoh tersebut penyuluhan merupakan cara yang tepat untuk melakukan bujukan atau arahan kepada siswa supaya para siswa dapat menghindar jauh-jauh dari bahaya narkoba.  Koersif Bentuk pengendalian sosial yang bersifat kekerasan, bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara kekerasan atau tindakan anarkis. Contoh: karena naiknya harga listrik yang begitu drastis, para warga setempat protes di depan kantor PLN yang terdapat di masing- masing wilayah, karena tidak dapat diselesaikan dengan baik, akhirnya warga tersebut melempari kantor PLN tersebut dengan benda-benda keras serta memecahkan kaca kantor PLN tersebut menggunakan batu sebanyak mungkin kadang ada yang amat keras untuk membakar gedung PLN tersebut. Pada contoh tersebut, bahwa warga yang melakukan tindakan anarkis disebutlah koersif. Karena, para warga tidak
  • 25. Menurut waktunya  Pengendalian Preventif Pengendalian sosial preventif adalah pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan perilaku. Contoh: dapat berbentuk nasihat, anjuran dan lain-lain.  Pengendalian represif Pengendalian sosial represif adalah pengendalian sosial yang dilakukan setelah terjadinya pelanggaran atau penyimpangan perilaku. Contoh: dapat berbentuk teguran, peringatan lisan dan tertulis, sanksi administrasi, denda, dan bahkan hukuman
  • 26. Menurut Petugasnya  Pengendalian sosial formal Yaitu pengendalian sosial yang dilakukan oleh aparatur Negara, misalnya pengamanan yang dilakukan oleh polisi, hakim, dan jaksa, serta oleh aparat KPK.  Pengendalian sosial nonformal Yaitu pengendalian sosial yang dilakukan oleh warga masyarakat biasa dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi yang dilakukan ibu-ibu rumah tangga, mahasiswa, dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.
  • 27. Menurut sifatnya  Pengendalian sosial kuratif Pengendalian sosial kuartif adalah pengendalian sosial dalam bentuk pembinaan atau penyembuhan terhadap berbagai macam bentuk perilaku yang menyimpang, misalnya penyembuhan kepada eks pemakai narkoba.  Pengendalian sosial partisipatif Pengendalian sosial partisipatif adalah pengendalian sosial yang dilakukan dengan mengikutsertakan pelaku untuk melakukan penyembuhan atau perbaikan perilaku. Misalnya kepada mantan pencuri yang ditugaskan menjadi aparat keamanan.
  • 28.  Pendidikan Agama Pendidikan Agama dapat berperan sebagai alat pengendalian sosial, karena Agama dapat memengaruhi sikap dan perilaku para pemeluknya dalam pergaulan hidup masyarakat.  Hukuman Dengan adanya sanksi hukuman yang keras, tentunya akan membuat jera bagi para pelanggar, sehingga tidak berani mengulanginya lagi.  Gosip atau desas-desus Gosip atau desas-desus adalah bentuk pengendalian sosial atau kritik sosial yang dilontarkan secara tertutup oleh masyarakat terhadap warga masyarakat yang menyimpang perilakunya.
  • 29.  Teguran Teguran adalah kritik sosial yang dilontarkan secara terbuka oleh masyarakat terhadap warga masyarakat yang berperilaku menyimpang.  Pendidikan Pendidikan juga berperan sebagai alat pengendalian sosial karena pendidikan dapat membina dan mengarahkan warga masyarakat terutama anak sekolah kepada pembentukan sikap dan tindakan para siswa yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negaranya.  Kepercayaan terhadap hal-hal yang bersifat supernatural Diantara masyarakat primitif, baik orang purba maupun orang modern keduanya menggunakan sarana biasa maupun sarana supernatural (yang bersifat melebihi
  • 30. Pengendalian Sosial secara Formal  Pengendalian sosial melalui hukuman fisik Pengendalian sosial cara ini dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi atau yang diakui keberadaannya. Contohnya penembakan pelaku teroris yang menyerang aparat kepolisian.  Pengendalian sosial melalui lembaga pendidikan Pendidikan merupakan pengendalian sosial secara terencana dan berkesinambungan agar terjadi perubahan-perubahan positif dalam perilaku seseorang. Dengan hal itu, diharapkan perilaku tersebut tidak menyimpang dari norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat.  Pengendalian sosial melalui ajaran agama Setiap pemeluk agama akan berusaha sedapat mungkin menjalankan ajaran agamanya tersebut dalam tingkah lakunya sehari-hari. Ajaran agama mempunyai sanksi mutlak. Hal ini membuat ajaran agama sebagai media pengendalian sosial yang
  • 31. Pengendalian Sosial secara Informal Secara informal pengendalian sosial dapat dilakukan melalui cemoohan, gosip, ostrasisme dan fraundulens.  Cemoohan Cemoohan adalah tindakan membicarakan seseorang dengan menggunakan kata-kata kiasan, perumpamaan, atau kata-kata yang berlebihan serta bermakna negatif.  Desas-desus (gosip) Desas-desus adalah berita yang menyebar secara cepat dan tidak berdasarkan fakta atau bukti-bukti kuat.  Ostrasisme (pengucilan) Ostrasisme adalah suatu tindakan pemutusan hubungan sosial dari sekelompok orang terhadap seorang anggota masyarakat.  Fraundulens Fraundulens merupakan bentuk pengendalian sosial yang umumnya terdapa pada anak kecil. Misalnya, A bertengkar dengan B. Jika si A lebih kecil dari B, maka si A mengancam bahwa dia mempunyai kakak yang berani yang dapat mengalahkan B.
  • 32.  Lembaga kepolisian Polisi merupakan aparat resmi pemerintah untuk menertibkan keamanan. Tugas-tugas polisi, antara lain memelihara ketertiban masyarakat, menjaga dan menahan setiap anggota masyarakat yang dituduh dan dicurigai melakukan kejahatan yang meresahkan masyarakat, misalnya pencuri, perampok dan pembunuh.  Pengadilan Pengadilan lembaga resmi yang dibentuk pemerintah untuk menangani perselisihan atau pelanggaran kaidah di dalam masyarakat. Pengadilan memiliki unsur-unsur yang saling berhubungan satu sama lain. Unsur-nsur yang saling berhubungan dengan pengadilan adalah hakim, jaksa dan pengacara. Dalam proses persidangan, jaksa bertugas menuntut pelaku untuk dijatuhi hukuman sesuai peraturan yanag berlaku. Hakim bertugas menetapkan dan menjatuhkan putusan berdasarkan data dan keterangan
  • 33.  Tokoh adat Tokoh adat adalah pihak ang berperan menegakkan aturan adat. Peranan tokoh adat adalah sangat penting dalam pengendalian sosial. Tokoh adat berperan dalam membina dan mengendalikan sikap dan tingkah laku warga masyarakat agar sesuai dengan ketentuan adat.  Tokoh agama Tokoh agama adalah orang yang memiliki pemahaman luas tentang agama dan menjalankan pengaruhnya sesuai dengan pemahaman tersebut. Pengendalian yang dilakukan tokoh agama terutama ditujukan untuk menentang perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma agama.  Tokoh masyarakat Tokoh masyarakat adalah setiap orang yang memiliki pengaruh besar, dihormati, dan disegani dalam suatu masyarakat karena aktivitasnya, kecakapannya dan sifat- sifat tertentu yang dimilikinya.